Cerita Warga Pesisir Barat Lampung Bertaruh Nyawa Seberangi Muara Akibat Jembatan Putus

Cerita Warga Pesisir Barat Lampung Bertaruh Nyawa Seberangi Muara Akibat Jembatan Putus

Liputan6.com, Jakarta – Setiap hari, warga di Pekon Wayharu, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, harus bertaruh nyawa demi bisa beraktivitas.

Sudah enam bulan terakhir, mereka hidup dalam keterisolasian setelah jembatan di Sungai Way Pemerih, satu-satunya akses vital penghubung Wayharu dan Wayheni, ambruk diterjang banjir.

Tanpa jembatan, warga terpaksa menyeberangi muara dengan rakit kayu seadanya atau bahkan berenang melawan arus deras.

Saat air pasang, perjalanan itu menjadi perjudian hidup dan mati. Anak-anak sekolah, pekerja, hingga petani tetap nekat menyeberang karena tak ada pilihan lain.

“Kalau air pasang, arusnya deras sekali. Kami kadang harus menunggu sampai malam atau bermalam di tepi muara karena tidak bisa menyeberang,” tutur Agus Sanjaya, warga Wayharu, Rabu (8/10/2025).

Agus menuturkan, rusaknya jembatan membuat kehidupan warga semakin sulit. Hasil panen tidak bisa diangkut keluar desa karena kendaraan tak bisa melintas. Harga kebutuhan pokok pun melambung karena distribusi tersendat.

“Kami cuma ingin jembatan ini segera diperbaiki, jangan cuma janji,” keluhnya.