Cerita Wali Kota Solo Teguh Prakosa Ditarik Harga Lebih Saat Borong Telur Gulung di Grebeg Sudiro
Tim Redaksi
SOLO, KOMPAS.com
– Nasib kurang beruntung dialami oleh Wali Kota
Solo
Teguh Prakosa
.
Pria yang akrab disapa Teguh itu berniat memborong dagangan salah seorang penjual telur gulung dalam event karnaval
Grebeg Sudiro
pada Minggu (26/1/2025).
Teguh seharusnya membayar dengan harga sesuai jumlah telur gulung yang dipesan. Namun penjual telur gulung itu malah menarik harga lebih tinggi atau “ngepruk”.
Aksi penjual telur gulung yang menarik harga lebih tinggi itu pun disaksikan banyak orang yang hadir dalam karnaval Grebeg Sudiro. Termasuk salah satu tokoh Tionghoa Solo Sumartono Hadinoto.
Sumartono mengatakan, awalnya Teguh menyaksikan kirab gunungan kue keranjang dalam karnaval budaya Grebeg Sudiro. Di depan kerumuman orang itu ada penjual telur gulung.
“Di depan kerumuman massa itu ada yang jual telur gulung di gelas-gelas (cup). Nampannya itu kelihatan, ada 28 gelas. Kemudian di atasnya ditumpangi (nampan) mungkin juga 28 gelas (telur gulung). Kalau 28 tambah 28 kan 56, dan ada dua yang dikasih saus,” kata dia, Selasa (28/1/2025).
“Misal 28 itu, dua pakai saus tinggal 26 yang (nampan) bawah. Yang (nampan) atas misal separuh yang dikasih saus 14 kan tinggal 40an (cup gelas). Dia minta 10.000 per gelas. Jadi kan Rp 400.000,” kata Sumartono, Selasa (28/1/2025).
Tetapi, kata Sumartono penjual telur gulung itu meminta uang kepada Wali Kota Solo Rp 800.000.
Aksi penjual telur gulung yang menarik Rp 800.000 membuat pengunjung karnaval Grabeg Sudiro bersorak-sorai.
Awalnya penjual telur gulung itu marah-marah. Karena merasa malu disoraki sehingga penjual telur gulung menerima uang Rp 400.000 yang diberikan Wali Kota Solo dan langsung pergi meninggalkan lokasi.
“Penjual telur gulung itu terima Rp 400.000 terus pergi,” katanya.
Sumartono menyampaikan, Wali Kota Solo membeli telur gulung untuk dibagikan kepada para pengunjung karnaval budaya Grebeg Sudiro.
“Iya, niatnya mau beli semua terus dibagikan pengunjung karena menunggu kue keranjang belum waktunya dibagi ada yang jualan, kasihan Pak Teguh. Maunya diborong sama Pak Teguh,” ujar Sumartono.
Terpisah,
Wali Kota Solo Teguh Prakosa
tidak mempersoalkan ada penjual telur gulung yang menarik harga lebih.
Teguh mengatakan, tujuannya memborong telur gulung dalam karnaval budaya Grebeg Sudiro untuk melarisi dagangan mereka supaya cepat habis.
“Nggak apa-apa dikasih aja. Habis mau bagaimana. Mau
diapain
. Benar apa tidak kembalikan pada mereka saja. Kita inginnya hanya melarisi,” kata Teguh.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.