Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang perempuan Palestina, Zeina Abdo, menceritakan kengerian mendekam di penjara Israel selama kurang lebih dua tahun terakhir.
Abdo merupakan salah satu warga Palestina tahanan Israel yang dibebaskan baru-baru ini dari penjara sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel-Hamas di Jalur Gaza Palestina.
Abdo mengatakan dua tahun terakhir layaknya mimpi paling buruk dalam hidupnya. Selama dipenjara, perempuan berusia 18 tahun itu mengaku mendapat penyiksaan hampir setiap harinya.
“Mereka (militer Israel) mengepung kami dan menyemprotkan gas air mata kepada kami. Mereka pukuli dan habisi perempuan, anak perempuan. Maksud saya, kami itu anak perempuan. Kami hanya anak-anak. Bagaimana kalian (militer Israel) menyiksa kami?” kata Abdo dalam wawancaranya dengan Al Jazeera pada Rabu (29/11).
Abdo menuturkan dia dan tahanan anak-anak Palestina lainnya kerap menjadi target penyiksaan verbal dan non-verbal oleh petugas sipir. Ia mengaku kerap tidak diberikan makanan dan minuman selama beberapa hari.
“Mereka (aparat Israel) memukuli kami, bersumpah serapah terhadap kami, dan menyiksa kami. Saya menghabiskan enam hari di penjara tanpa tidur, tidak ada makanan, dan tanpa air minum bersama empat personel militer yang menyiksa saya,” kata Abdo.
“Mereka mengancam akan membunuh saya dengan menyetrum saya sampai mati. mereka menargetkan kepala saya,” paparnya menambahkan.
Abdo ditahan Israel sejak 2021 ketika masih berusia 16 tahun setelah didakwa atas tuduhan penghasutan melalui media sosial karena mengunggah foto bendera Palestina.
“Saya mengunggah foto-foto bendera Palestina sama seperti warga Palestina pada umumnya. Ini adalah tanah air kami dan di hari akhir pun ini tetap menjadi tanah kami. Mereka mengunggah bendera Israel dan menganggapnya normal,” ucap Abdo.
[Gambas:Twitter]
“Tapi ketika kami datang untuk membela tanah air kami dengan hanya mengunggah sesuatu di media sosial, mereka menuduh orang ini melanggar hukum dan menuding tengah merencanakan sesuatu yang jahat,” katanya lagi.
Abdo merupakan satu dari total 150 warga Palestina tahanan Israel yang dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata di Gaza. Sebanyak 117 tahanan yang dibebaskan ini merupakan anak-anak, sementara sisanya adalah perempuan.
Menurut Al Jazeera, Israel telah menahan lebih dari 12 ribu anak-anak Palestina dalam dua dekade terakhir. Sebanyak 500-700 anak-anak Palestina ditahan Israel setiap tahun tanpa pengadilan yang jelas.
Anak-anak Palestina yang menjadi tahanan Israel ini kerap menerima penyiksaan selama di penjara.
Para analis menganggap pemenjaraan sewenang-wenang dan sistematik seperti ini merupakan bentuk hukuman kolektif yang diterapkan Israel secara tak manusiawi.
(rds/rds)
[Gambas:Video CNN]