Cerita Perantau Tinggal di Kolong Flyover Grogol, Menanti Digusur Penataan Ruang Publik Megapolitan 26 Agustus 2025

Cerita Perantau Tinggal di Kolong Flyover Grogol, Menanti Digusur Penataan Ruang Publik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Agustus 2025

Cerita Perantau Tinggal di Kolong Flyover Grogol, Menanti Digusur Penataan Ruang Publik
Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com –
 Di bawah riuh kendaraan yang melintas di jalan layang dan tol Grogol, Jakarta Barat, sejumlah warga hidup tanpa tempat tinggal layak.
Mereka memilih menetap di kolong
flyover
, menjadikannya “rumah” sekaligus pangkalan kerja.
Rukiman (48), perantau asal Jepara, Jawa Tengah, sudah sekitar delapan bulan terakhir menetap di kolong
flyover
Grogol.
Pria yang sehari-hari mencari nafkah sebagai tukang gali itu menuturkan, lokasi tersebut sudah lama dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pekerja serabutan.
“Kalau dari dulu, dari jaman dulu kan orang di Jakarta sudah tau, kalau cari tukang gali, ya tukang gali Grogol. Ya kita-kita ini, yang di kolong sini,” ujar Rukiman kepada
Kompas.com
, Selasa (26/8/2025).
Namun, kondisi ekonomi yang kian sulit membuatnya tak lagi bergantung pada satu jenis pekerjaan.
“Sekarang ya kan cari duit susah
to
, kerja ya apa saja, serabutan saja. Enggak mesti galian atau proyek. Yang penting bisa dapat (uang),” katanya.
Rukiman mengaku sudah hampir satu bulan tak mendapat pesanan proyek.
“Sudah lama banget nggak ada orderan, sudah jarang yang dateng ke sini. Hampir satu bulan kayaknya,” sambungnya.
Di perantauan, Rukiman tinggal bersama beberapa rekannya yang ia sebut sebagai dulur.
Mereka juga sama-sama datang dari Jepara dan tak punya tempat tinggal tetap.
“Ada dulur. Dulu kan ya ngikut dulur-dulur dari Jepara pada merantau ke sini (Jakarta). Sekarang di sini ya ada dulur juga,” tuturnya.
Rukiman tidur beralaskan kardus dan karung yang digelar di atas
paving block
.
Di samping tempat tidurnya, tampak ketel listrik, galon, tumpukan kardus berisi barang, hingga jam dinding sederhana.
Pemandangan serupa juga terlihat dari rekan-rekannya, ada yang beristirahat di atas tikar dan kardus, dengan tas ransel dijadikan bantal.
Pantauan
Kompas
.com menunjukkan, ada beberapa orang lain yang tinggal di sepanjang kolong
flyover
, dari lampu merah Grogol hingga Stasiun Grogol.
Lokasi ini juga dikenal sebagai titik macet dengan riuh klakson kendaraan pada jam sibuk.
Suwandi (46), tukang gali asal Kudus, menegaskan bahwa keberadaan mereka di kolong
flyover
bukan sekadar mencari tempat tinggal, melainkan pangkalan kerja.
“Pangkalan (bukan tempat tinggal). Ya tidur di sini tiap hari, buat nunggu orderan,” ucapnya sambil bersandar di tiang penyangga tol.
Ia mengakui, keberadaan mereka kerap dipersoalkan petugas Satpol PP.
“Dari jaman dulu juga kan orang udah pada tau kita (tinggal di kolong
flyover
). Cuma cari tempat buat tidur aja,” lanjutnya.
Saat ditanya soal rencana pemerintah menata ulang kolong
flyover
menjadi ruang publik, Rukiman hanya bisa pasrah.
“Ya, gimana, enggak mungkin melawan juga. Kan ini tanah negara, saya terserah gubernurnya saja. Saya cuma mau cari uang,” katanya.
Ia menegaskan tak pernah melawan ketika diminta pindah.
“Selama ini juga tertib, saya enggak pernah berani melawan. Karena semenang-menangnya kalau melawan negara, tetap pasti akan kalah,” ujarnya.
Suwandi pun mengaku hanya bisa mengikuti arahan pemerintah.
“Enggak tau. Harus ngapain juga saya enggak tau, Mas. Saya cuma bisa ngikut aja,” ucapnya.
Meski begitu, ia masih menyimpan harapan agar pemerintah suatu saat memperhatikan nasib mereka.
“Ya, mau aja sih. Tapi, saya enggak tau. Enggak mau apa-apa lagi, cuma mau cari kerjaan saja,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat menyampaikan rencana menata dua kolong flyover di Grogol dan Rawa Buaya menjadi ruang publik.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Jakarta Barat, Imron Sjahrin, menjelaskan rencana tersebut menindaklanjuti instruksi Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo usai meninjau
Skatepark
di kolong
flyover
Slipi pada 14 Agustus 2025.
“Kita meneruskan arahan dari Pak Gubernur sehubungan dengan kunjungan beliau pada Kamis yang lalu ke kolong
flyover
Slipi terkait dengan kondisinya yang sudah tertata,” ujar Imron, Jumat (22/8/2025).
Pramono disebut menginginkan ruang di bawah flyover Jakarta Barat ditata serupa, baik menggunakan anggaran APBD maupun dana
Corporate Social Responsibility
(CSR).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.