Cerita Jastiper Raup Rp 12 Juta di PRJ 2025, Pelanggan hingga Luar Jawa Megapolitan 13 Juli 2025

Cerita Jastiper Raup Rp 12 Juta di PRJ 2025, Pelanggan hingga Luar Jawa
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Juli 2025

Cerita Jastiper Raup Rp 12 Juta di PRJ 2025, Pelanggan hingga Luar Jawa
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Jasa titip atau jastip jadi salah satu lini usaha yang ikut bergeliat di gelaran
Pekan Raya Jakarta
(
PRJ
) atau
Jakarta Fair
2025.
Waya (30), salah satu pelaku usaha jastip atau jastiper asal Bekasi, mengaku meraup omzet hingga belasan juta rupiah selama
PRJ 2025
digelar.
“Aku mulai jastip itu sekitar dua tahun lalu. Tahun ini yang paling aktif, terutama di PRJ,” kata Waya kepada
Kompas.com
di Hall 1 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2025).
Meski berdomisili di Bekasi, jangkauan jastip Waya sudah meluas ke berbagai daerah di Indonesia.
“Member jastip aku dari mana-mana, bahkan banyak dari luar pulau kayak Kalimantan, Balikpapan, sampai Padang,” jelasnya.
Beberapa barang yang paling banyak dipesan di PRJ 2025, di antaranya, tas snack jumbo edisi terbatas. Biasanya, barang langsung diserbu begitu tersedia.
“Mereka nitip barang-barang PRJ yang unik, yang bahkan orang Jakarta sendiri susah dapat, seperti tas produk snack,” kata dia.
Menurut Waya, tingginya permintaan konsumen dipengaruhi tren di media sosial, terutama TikTok.
Adapun harga barang yang jastip Waya bervariasi, mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 100.000 per item. Untuk item eksklusif seperti tas snack jumbo, ia mematok harga sampai Rp 50.000.
“Tapi yang paling mahal dan paling laku sekarang justru barang elektronik,” tuturnya.
Di antara barang elektronik yang banyak diburu, Waya menyebut, ada beberapa merek 
smartwatch
dan 
smartphone 
yang dijual murah di PRJ.
“Harga aslinya belasan juta, di sini bisa Rp 9 juta. Itu langsung diserbu karena viral di TikTok, akun jastipku juga kebanjiran orderan,” ujar dia.
Adapun untuk menjalankan usahanya, Waya bolak-balik ke PRJ sebanyak 10 kali. Ia meraup omzet Rp 12 juta, namun belum termasuk modal, biaya makan, dan transportasi.
“Saking capeknya, kadang ada klien yang kasihan dan kirimin aku makanan kayak bakso. Tapi ya lumayan, karena mereka titip banyak juga,” ujarnya sambil tertawa.
Waya menyebut, menjadi jastiper di PRJ punya tantangan tersendiri dibanding
event
lain.
Ia harus keluar masuk JIExpo dengan membawa banyak barang, bahkan sampai tiga kali
loading
dalam sehari.

Event
lain tiketnya paket 3 atau 5 hari. Kalau PRJ tiketnya harian, parkir mahal, dan jarak dari
booth
ke parkir jauh banget,” kata Waya.
“Belum lagi antrean panjang untuk mendapatkan barang eksklusif yang kuotanya terbatas. Harus lari-larian kalau mau dapet,” lanjutnya.
Waya juga membagikan tips bagi yang ingin memulai usaha jastip, terutama di
event
besar seperti PRJ.
“Orang enggak langsung percaya. Harus siapin uang sendiri, minimal Rp 2 juta,” kata Waya.
Waya mengaku pernah rugi karena pembeli tidak membayar. Ia menyarankan agar jastiper bergabung dalam komunitas jastip untuk berbagi info dan memperluas jaringan pelanggan.
“Jangan paksakan orang transfer dulu. Awal-awal, aku kasih opsi bayar belakangan,” ucapnya.
Menurut Waya, jastiper juga wajib punya media sosial, akun 
marketplace, 
hingga aktif di TikTok. 
“Zaman sekarang enggak bisa enggak pakai sosial media,” tutur dia.
Dengan semangat dan pengalaman dua tahun, Waya kini menjadikan jastip sebagai pekerjaan utamanya sejak berhenti kerja kantoran setelah menikah.
“Aku memang suka jalan, suka belanja, dan ternyata cocok di jastip. Ini kerjaan paling lama yang aku tahan sejauh ini,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.