Cerita Driver Ojol Tergiur Scan Mata di WorldID Kelapa Gading demi Dibayar Dollar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah warga mengaku tergiur melakukan
scan retina
mata di ruko
WorldID
di Jalan Tarian Raya Barat Nomor 8 Blok B, RT 1, RW 7, Kelapa Gading,
Jakarta Utara
.
Salah satunya pengemudi ojek online (ojol) asal Cakung, Jakarta Timur, bernama Saiful (52) mengaku tergiur karena mendapatkan uang Rp 250.000 usai scan mata.
“Ya, coba-coba. Awalnya informasi dari teman, untuk download aplikasi. Dari aplikasi itu, katanya disuruh ke sini,” ucap Saiful saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Selasa (6/5/2025).
Saiful sudah datang ke ruko WorldID Kelapa Gading pada hari Sabtu (3/5/2025) bersama rekannya.
Saat itu, rekan Saiful berhasil mendapatkan uang Rp 200.000 usai scan retina mata.
“Kemarin Rp 250.000, terus lama-lama turun pas diambil cuma Rp 200.000,” beber Saiful.
Rekan Saiful yang berhasil scan retina mata dijanjikan oleh pihak WorldID akan mendapatkan bayaran selama satu tahun.
“Itu harganya mengikuti dollar. Sekali scan mata enggak cuma sekali dapat duit, tapi katanya satu tahun,” jelas Saiful.
Uang tersebut pun akan ditransfer ke dompet digital masing-masing warga. Karena itu, Saiful tertarik untuk mencoba scan retina matanya di WorldID.
Saiful pun disuruh untuk datang ke WorldID hari ini. Namun, sayangnya kantor tersebut justru tutup.
Sama seperti Saiful, warga lain bernama Desi (40) juga mengaku bolak-balik ke ruko WorldID Kelapa Gading agar bisa scan retina matanya demi mendapatkan uang.
“Mau verifikasi katanya. Jadi, kita download aplikasi, saya dikasih tahu teman. Cuma di aplikasi enggak harus scan apa pun, cuma data diri aja kaya nama doang. Nanti diarahin ke sini,” ucap Desi.
Desi mengaku tertarik datang ke WorldID karena melihat rekannya mendapatkan uang sebesar Rp 200.000.
“Teman saya dapat sekitar Rp 200.000 setiap datang ke sini, jadinya saya mau coba,” jelas Desi.
Sebelumnya, perusahaan pengembang layanan atau induk dari
Worldcoin
dan WorldID, Tools for Humanity (TFH), memberikan respons terkait pembekuan layanannya di Indonesia.
Pembekuan ini dilakukan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) sebagai langkah preventif untuk pencegah potensi risiko terhadap keamanan data masyarakat Indonesia.
TFH menyatakan bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya mencari kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi yang relevan. Perusahaan juga menegaskan kesiapan mereka apabila ditemukan kekurangan atau kesalahpahaman dalam proses perizinan tersebut.
“Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait,” ungkap pihak TFH dalam pernyataan resminya, dikutip KompasTekno dari Antaranews, Selasa (6/5/2025).
“Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya,” ungkap pihak THF.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Cerita Driver Ojol Tergiur Scan Mata di WorldID Kelapa Gading demi Dibayar Dollar Megapolitan 6 Mei 2025
/data/photo/2025/05/06/6819d7e57df45.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)