Bandung, CNN Indonesia —
Sebuah rumah di Cisurupan RT 02/07, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat viral. Pasalnya rumah kecil tersebut sempat dihuni oleh 18 keluarga yang berisi 46 orang.
Selain kecil, rumah itu berada di gang sempit. Untuk akses masuk ke rumah tersebut, hanya bisa dilalui oleh sepeda motor. Bangunan rumah yang memiliki luas 70 meter persegi itu bertingkat. Terdapat beberapa ruangan yang dibuat sekat sebagai batas oleh pemilik rumah.
Pemilik rumah Sri Aminah menuturkan rumah itu sudah ia tempati sejak tahun 1982. Sri sudah tinggal di rumah itu sejak ayah dan suaminya masih ada bersamanya.
“Sudah sejak tahun 1982, waktu ayah dan suami masih hidup,” ungkap Sri, saat ditemui CNNIndonesia.com, Jumat (12/7).
Sri menyebut rumah itu saat ini ditempati adik, anak, hingga cucunya. Karena jumlah kamar yang terbatas, Sri pun harus berbagai ruang dengan penghuni rumah.
“Ada yang di atas dan kamar. Kalau saya tidur ngampar di ruang tengah,” tutur Sri.
Sri mengaku sejak ia tempati, bangunan rumah tidak pernah dilakukan renovasi. Hal itu dikuatkan dengan gambaran rumah yang atap-atapnya terlihat lapuk. Bahkan, pada langit-langit rumah, beberapa bagiannya ditutupi oleh kain.
“Wajar rumah tua, suka bocor. Ingin direnovasi tapi engak ada uang,” ucap Sri.
Sebagian sudah pindah mengontrak rumah
Sri mengungkapkan untuk saat ini rumah tersebut sudah tinggal dihuni oleh 4 kepala keluarga, dengan total penghuni 11 orang. Penghuni yang sebelumnya berjumlah 46 orang kini sudah memilih mengontrak rumah di tempat lain.
“Sekarang sebagian sudah ngontrak,” ungkap Sri.
Sri menuturkan, rumahnya itu akan kembali ramai pada waktu-waktu tertentu. Seluruh anak dan cucunya serta keluarga besarnya akan berkumpul pada hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.
“Paling bisa ngumpul semua itu kalau lebaran, soalnya sekarang juga kan ada yang ngontrak. Kalau di sini ya datang pas libur. Baru penuh rumahnya,” kata Sri.
Lurah ungkap penghuni penerima bantuan pemerintah
Informasi soal tempat tinggal Sri dan penghuninya yang sesak dibenarkan oleh Lurah Citeureup Rusli. Saat dikonfirmasi, Rusli menyebutkan memang menyebutkan ada warganya yang tinggal bersama dalam satu rumah yang berjumlah 18 kepala keluarga.
Rusli menyebut, untuk saat ini rumah tersebut hanya ditempati oleh 14 KK karena 4 kepala keluarga lainnya pindah mengontrak.
“Secara administratif ada 18 KK, tapi yang menempati tinggal 14 KK, sisanya 4 KK tinggal ditempat lain, tapi alamatnya masih di sini. Jadi 14 KK atau 36 jiwa ini masih tinggal di sini dengan kondisi rumah disekat,” kata Rusli, saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Rusli menambahkan para penghuni rumah tersebut termasuk dengan Sri, berdasarkan catatan pihak kelurahan, merupakan keluarga penerima bantuan dari pemerintah.
“Kalau melihat dari kondisi mereka ini termasuk ke dalam penerimaan bantuan. Dan semuanya terfasilitasi oleh pemerintah,” katanya.
Rumah Sri diketahui menjadi viral usai petugas pemutakhiran data pemilih atau Pantarlih Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pilkada Serentak 2024 beberapa hari lalu.
Petugas Pantarlih saat itu, mendapati rumah Sri ditempati oleh 18 kepala keluarga (KK) atau 46 jiwa.
(csr/DAL)
[Gambas:Video CNN]