Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR – Di sela-sela kesibukannya sebagai anggota Polres Blitar, Aiptu Anang Riza Pratama (45) menekuni bisnis berternak ikan koi.
Dari berternak ikan koi, bapak tiga anak yang tinggal di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, itu bisa mendapat penghasilan tambahan bersih minimal Rp 5 juta per bulan.
Masih mengenakan seragam lengkap Polri, Aiptu Anang atau yang akrab dipanggil Gus Wo terlihat mengecek hasil panen ikan koi di kolamnya yang berada di area persawahan Desa Bendosewu, Sabtu (16/11/2024).
Pria yang sekarang berdinas sebagai kepala SPKT di Polsek Selopuro Polres Blitar, itu tampak memilah-milah ikan koi yang baru diangkat dari kolam dan dipindah ke dalam ember berukuran besar.
“Ini tadi saya baru pulang piket, langsung mampir ke kolam. Karena hari ini panen ikan koi di kolam saya,” kata Aiptu Anang.
Ikan koi yang baru dipanen dari kolam kemudian di bawa ke rumah Aiptu Anang untuk dilakukan karantina sebelum dijual ke pembeli.
Biasanya, Aiptu Anang juga merapikan lebih dulu pola ikan koi dengan cara di-cutting sebelum dipasarkan.
“Ikan koi yang baru dipanen dari kolam akan saya karantina di rumah. Saya juga merapikan pola ikan koi biar lebih bagus dan harganya bisa lebih mahal,” ujarnya.
Aiptu Anang mulai menekuni ternak ikan koi ketika pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Ketika itu, bisnis ikan koi memang sedang booming.
Kebetulan, desa tempat tinggal Aiptu Anang juga menjadi salah satu sentral peternak ikan koi di Kabupaten Blitar.
“Sebelum ternak koi, saya usaha rental mobil. Ketika pandemi, usaha rental sepi. Akhirnya semua unit (mobil) saya jual saya belikan sawah. Saya punya empat unit mobil untuk rental,” katanya.
Aiptu Anang kemudian membuat kolam di sawah yang baru dibeli. Awalnya, ia memiliki tujuh petak kolam untuk berternak ikan koi.
Ketika pandemi, penjualan ikan koi sangat bagus. Dari tujuh kolam, dalam sebulan, ia bisa mendapat penghasilan bersih dari penjualan ikan koi minimal Rp 10 juta.
Melihat prospeknya bagus, Aiptu Anang menambah kolam lagi. Sekarang, ia memiliki 12 petak kolam dengan luas 500 ru atau sekitar tiga perempat hektare.
“Pas pandemi, banyak orang kaya mendadak dari berternak ikan koi. Kalau sekarang, pokoknya masih bisa bertahan dan masih dapat untung dikit-dikit,” ujarnya.
Menurutnya, pasca pandemi, bisnis ikan koi memang turun drastis. Banyak peternak ikan koi yang gulung tikar karena penjualan sepi ditambah lagi harga pakan terus naik.
Peternak ikan yang masih bertahan sampai sekarang, rata-rata memiliki penghasilan lain selain dari berternak ikan koi.
Saat ini, pendapatan Aiptu Anang dari berternak ikan koi juga menurun. Sekarang, pendapatan bersih Aiptu Anang dari berternak ikan koi rata-rata hanya Rp 5 juta per bulan.
Kalau kualitas ikan koi bagus, terkadang pendapatannya juga bisa tiga kali lipat dari biasanya.
Padahal, sekarang, ia memiliki 12 petak kolam untuk berternak ikan koi.
“Dulu, bisnis ikan koi sangat prospektif. Kalau saat ini, yang penting masih bisa (untung). Dari pada tani, lebih prospek ikan koi,” katanya.
Aiptu Anang menjual hasil panen ikan koi ke pembeli lokal dan pemasaran secara online.
Untuk pemasaran online, pembeli paling banyak dari Jawa Barat dan Jakarta. Ia juga beberapa kali mendapat pembeli dari wilayah Kalimantan.
“Di desa saya, andalannya ikan koi jenis kohaku. Kalau milik saya sendiri, yang menjadi andalan ikan koi jenis kohaku doitsu, ikan koi yang tidak ada sisiknya,” ujarnya.
Pandai Membagi Waktu
Meski punya usaha sampingan berternak ikan koi, Aiptu Anang tidak pernah meninggalkan pekerjaan pokoknya sebagai polisi.
Ia harus pandai membagi waktu antara pekerjaan pokoknya sebagai polisi dengan usaha sampingan berternak ikan koi.
Menurut Aiptu Anang, beternak ikan koi perawatannya lebih mudah. Ia hanya meluangkan waktu untuk memberi pakan ikan tiap pagi dan sore.
Biasanya, pagi sebelum berangkat berdinas, ia pergi ke kolam untuk memberi pakan ikan. Lalu, sore hari setelah pulang dinas, ia kembali ke kolam untuk memberi pakan ikan.
“Ketika panen, saya mempekerjakan orang untuk memanen ikan di kolam. Selanjutnya, ikan koi yang baru dipanen, saya karantina di rumah sambil merapikan polanya,” ujarnya.
Sebelum terjun bisnis berternak ikan koi, Aiptu Anang juga belajar lebih dulu kepada peternak senior di desanya.
Tak hanya itu, ia juga lebih dulu mempelajari pasar dan cara penjualan ikan koi.
“Pesan saya, kalau ingin mencari penghasilan tambahan senangi dulu pekerjaannya, cari dulu apa yang disenangi selain pekerjaan pokok. Lalu, belajar dulu, kalau sudah matang baru terjun,” katanya.
“Lalu, harus tekun, jangan mudah menyerah. Karena, kalau sekali bangkrut menyerah, sulit bisa kembali lagi,” tutupnya.