Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cerita 2 Suporter PSIS Semarang Terluka Saat Orasi di Stadion Jatidiri, Diduga Ditembak Peluru Karet

Cerita 2 Suporter PSIS Semarang Terluka Saat Orasi di Stadion Jatidiri, Diduga Ditembak Peluru Karet

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Aksi demonstrasi suporter PSIS Semarang diwarnai tindakan represif aparat kepolisian di kawasan Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (22/12/2024) sore.

Para suporter menyuarakan orasinya untuk mengkritisi kepemimpinan CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi.

Massa awalnya melakukan sejumlah aksi damai seperti teatrikal, doa bersama, hingga main bola bersama di depan pintu masuk utama stadion.

Suporter juga melakukan orasi tak jauh dari pintu gerbang. 

Mereka berharap ditemui oleh pihak manajemen PSIS Semarang.

Namun, manajemen tak kunjung menyapa suporter. 

Alhasil, terdapat sejumlah suporter yang tetap memilih bertahan di lokasi tersebut hingga akhirnya dibubarkan polisi.

Polisi dalam membubarkan massa melakukan penembakan gas air mata, peluru karet, dan mobil water cannon.

Dari pihak suporter juga sempat membalas tembakan polisi dengan melemparkan sejumlah benda di antaranya air mineral.

Imbas dari kejadian ini, dua suporter alami luka-luka.

Satu suporter dilarikan ke rumah sakit akibat alami luka tembak diduga peluru karet.

Satu korban lainnya terkena lemparan batu.

“Kami dari suporter tentunya menyayangkan sampai ada gas air mata dan tembakan peluru karet (dalam membubarkan aksi),” jelas Divisi Hukum dan Advokasi Panser Biru, Nurul Layalia kepada Tribunjateng.com, Senin (23/12/2024).

Layalia menyebut, aksi tersebut diikuti tidak hanya suporter dari Panser Biru maupun Snex, melainkan pula dari pencinta bola Semarang serta ada pula organisasi masyarakat (ormas).

Dia tak memastikan jumlah suporter yang turun. 

Mereka sama-sama turun aksi dengan setidaknya ada lima tuntutan yang digaungkan.

Yakni meliputi gaji pemain dan pelatih yang belum terbayarkan.

Para suporter PSIS Semarang melakukan demonstrasi yang dibalas tindakan represif aparat kepolisian, di kawasan Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (22/12/2024) sore. (DOKUMENTASI SUPORTER PSIS SEMARANG)

Berikutnya, performa tim yang merosot dan PSIS Semarang malah dijadikan kendaraan politik praktis. 

Adapun tuntutan lainnya soal kurangnya keterbukaan antara manajemen dan suporter hingga skema tiket yang tak adil bagi suporter. 

“Selepas penyampaian tuntutan tersebut ternyata tidak direspon oleh CEO maupun manajemen,” ujarnya.

Dia menyebut, suporter dari Panser Biru sudah ditarik mundur ketika tuntutan hanya bertepuk sebelah tangan.

Sebagain suporter dari kelompok lain tetap di depan hingga berujung gesekan dengan aparat.

“Awalnya suporter disemprot water cannon, setelah itu gas air mata dan terakhir ada peluru karet,” bebernya.

Data sementara pihaknya ada dua suporter yang terluka yang merupakan anggota suporter Snex GAM.

Satu korban yang terkena peluru karet dirawat di RS Roemani Semarang.

“Kami dalam waktu dekat ini mau mendatangi korban dan mengakomodir kebutuhan korban terkait pengobatannya,” katanya.

Adapun tuntutan ke pihak manajemen, Layalia menyebut tuntutan masih sama yakni ada perbaikan dari dalam tubuh PSIS Semarang.

“Langkah kami selanjutnya masih menunggu respon dari manajemen dan CEO PSIS Semarang,” terangnya.

Saat sore itu, ratusan suporter melakukan dua aksi yakni di pintu barat Stadion Jatidiri dan pintu sisi timur.

Namun, kekisruhan terjadi di pintu sisi timur.

Keributan tersebut terjadi selepas pertandingan antara PSIS Semarang Vs Malut United dengan skor 1-3.

Mahesa Jenar menelan kekalahan di kandang sendiri.

Pertandingan tersebut diboikot suporter sehingga tribun penonton kosong.

Ketua Panser Biru, Kepareng alias Wareng mengatakan, dua korban suporter PSIS Semarang yang melakukan aksi akibat dari manajemen PSIS Semarang yang tak menemui suporter. 

Menurutnya, akan berbeda cerita ketika para suporter ditemui oleh manajemen.

“Yoyok Sukawi tak mau menemui para suporter.”

“Kalau mau menemui tidak ada itu (keributan),” katanya.

Wareng menjelaskan, dua suporter yang terluka masing-masing terkena tembakan peluru karet dan terkena lemparan batu dari arah kepolisian.

“Korban tertembak peluru karet harus operasi.”

“Masih di rawat di rumah sakit.”

“Suporter yang kena batu sudah pulang dari rumah sakit,” ungkapnya.

Sementara, Tribunjateng.com telah mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar melalui layanan pesan singkat.

Namun, konfirmasi tersebut belum direspon.

Tribunjateng.com juga telah mengkonfirmasi kepada CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi.

Konfirmasi tersebut juga belum direspon hingga berita diturunkan. (*)