Liputan6.com, Jakarta – Cepol khas Betawi menjadi tatanan gaya rambut tradisional ala wanita Betawi. Gaya rambut ini merupakan salah satu warisan budaya Betawi yang juga dikenal sebagai konde cepol.
Cepol ini memiliki tampilan sederhana. Meski demikian, tersimpan filosofi mendalam di baliknya yang berkaitan dengan keindahan sejati dan nilai-nilai luhur dari setiap elemen yang menyusunnya.
Mengutip dari indonesiakaya.com, gaya rambut ini menjadi simbol kebanggaan budaya Betawi. Cepol Betawi sering dianggap sebagai gaya rambut yang sempurna untuk pemula.
Pasalnya, gaya rambut ini memang memiliki proses penataan yang sederhana. Cara penataannya dimulai dengan menyisir rambut ke belakang dan mengikatnya dalam bentuk kucir kuda.
Selanjutnya, rambut dililit membentuk spiral. Bentuk ini dikenal sebagai ekor bebek.
Meskipun terkesan mudah dan sederhana, tetapi setiap lilitan gaya rambut ini mengandung makna mendalam. Apalagi, jika gaya rambut ini dipadukan dengan rangkaian bunga melati.
Bunga melati yang biasanya diselipkan di antara lilitan rambut mampu menambah keharuman yang menjadi daya tarik tersendiri. Lebih dari itu, bunga ini juga memiliki filosofi tersendiri terkait peletakannya.
Bunga ini ditempatkan dalam setengah lingkaran mengikuti arah jarum jam, yakni dari posisi angka 12 hingga 5. Hal ini melambangkan kepercayaan masyarakat Betawi terkait jam pulang seorang gadis yang harus kembali ke rumah sebelum magrib.
Dalam budaya Betawi, hal ini menjadi simbol perlindungan dan keselamatan wanita. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kecantikan dan kebanggaan tradisi Betawi selalu sejalan dengan nilai-nilai kehormatan.
Dalam penggunaannya, cepol Betawi tidak terbatas pada upacara formal saja. Gaya ini telah mengalami banyak modifikasi, sehingga tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari masa kini.
Berkat kemudahan dan kepraktisannya, wanita Betawi pun banyak yang masih mengenakan gaya rambut ini. Mereka mengenakannya dalam berbagai kesempatan, mulai dari acara resmi pernikahan serta perayaan budaya, hingga kegiatan sehari-hari, seperti pergi ke kantor atau bertemu teman.
Penulis Resla