Jakarta, CNN Indonesia —
Indonesia resmi menjadi anggota penuh blok ekonomi BRICS.
Hal itu disampaikan oleh pemerintah Brasil yang memegang jabatan presiden blok tersebut pada 2025 dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/1).
“Indonesia berbagi dengan anggota kelompok lainnya mendukung untuk reformasi lembaga tata kelola global, dan berkontribusi positif terhadap pendalaman kerja sama di Global South,” kata pemerintah Brasil seperti diberitakan Reuters.
BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan negara-negara berkembang. Nama BRICS sendiri diambil dari nama negara-negara yang menjadi anggota sekaligus inisiatornya yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Dilansir laman resmi Council on Foreign Relation, BRICS ini berfungsi untuk mengoordinasikan dan memuluskan kerja sama ekonomi negara-negara berkembang. Ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi mereka agar berada sejajar dengan negara-negara maju.
Blok ekonomi ini bukanlah organisasi formal seperti Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC), melainkan blok ekonomi non-Barat yang mengoordinasikan upaya ekonomi dan diplomatik untuk mencapai tujuan bersama.
Negara-negara BRICS berupaya membangun alternatif terhadap dominasi sudut pandang Barat dalam kelompok multilateral utama, seperti Bank Dunia, dan G7.
Sementara itu, G7 adalah Group of Seven merupakan organisasi internasional yang terdiri atas para pemimpin beberapa negara ekonomi terbesar di dunia. A Anggota G7 terdiri atas negara besar dengan ekonomi yang maju yakni Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Lantas, lebih besar ekonomi BRICS atau G7?
Melansir berbagai sumber, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mencatat BRICS menyumbang 37,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global pada 2024. Sedangkan G7 menyumbang 30 persen terhadap PDB global.
IMP memproyeksi negara-negara BRICS akan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global di masa depan. Prakiraan terbarunya menunjukkan bahwa China sendiri akan menyumbang 22 persen dari pertumbuhan global selama lima tahun ke depan.
Jumlah tersebut melampaui kontribusi gabungan semua negara G7.
Sementara itu, Goldman Sachs memperkirakan BRICS akan melampaui G7 dalam hal PDB pada 2050, bahkan tanpa anggota baru.
Apakah proyeksi ini akan terwujud atau tidak masih belum dapat dipastikan, tetapi dengan BRICS yang berniat menambah lebih banyak anggota, blok ini kemungkinan akan melampaui PDB G7 dalam beberapa dekade mendatang.
Sementara itu, untuk ekspor BRICS juga masih lebih unggul. Pada 2000 hingga 2023, BRICS+ meningkatkan pangsa ekspor barang globalnya dari 10,7 persen menjadi 23,3 persen. Sementara itu, pangsa G7 turun signifikan dari 45,1 persen menjadi 28,9 persen.
(fby/sfr)