Cegah Dampak Geopolitik, RI Bidik Pasar Ekspor Baru di Afrika dan Amerika Latin

Cegah Dampak Geopolitik, RI Bidik Pasar Ekspor Baru di Afrika dan Amerika Latin

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Perdagangan Budi Santoso memastikan bahwa konflik antara Iran dan Israel tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja pasar ekspor Indonesia.

Menurutnya, pemerintah telah melakukan langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas perdagangan dengan memperluas pasar ekspor ke negara-negara alternatif.

“Konflik tersebut tidak terlalu memengaruhi ekspor Indonesia karena kawasan Timur Tengah bukan tujuan utama perdagangan kita,” ujar Budi Santoso pada Kamis, 27 Juni 2025.

Mendag menjelaskan bahwa ekspor Indonesia lebih banyak bergantung pada negara-negara besar seperti Tiongkok, India, Amerika Serikat, Jepang, dan kawasan Eropa. Oleh karena itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah tidak berdampak besar terhadap volume ekspor nasional.

Mengantisipasi dinamika global yang tidak menentu, pemerintah telah menyiapkan strategi diversifikasi pasar dengan menyasar wilayah-wilayah non-tradisional.

Beberapa kawasan yang menjadi fokus ekspansi ekspor Indonesia ke depan antara lain Asia Selatan, Afrika, dan Amerika Latin.

“Pasar-pasar baru seperti Bangladesh, negara-negara Afrika, dan Amerika Latin kini menjadi target perluasan ekspor kita. Ini adalah bagian dari strategi diversifikasi agar kita tidak terlalu bergantung pada satu wilayah saja,” kata Budi. 

Ia juga mengimbau pelaku usaha agar tetap fokus meningkatkan daya saing produk lokal. Pemerintah, kata dia, siap memberikan dukungan agar produk Indonesia mampu bersaing di pasar global, termasuk memfasilitasi akses ke negara-negara tujuan ekspor baru.

Langkah proaktif ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjaga ketahanan sektor perdagangan nasional di tengah ketidakpastian global, sekaligus membuka peluang baru bagi pelaku usaha dalam negeri untuk memperluas pasar dan meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.***