Sumber foto: https://shorturl.at/bn2iA/elshinta.com.
Cawagub Rano Karno nilai Ridwan Kamil keliru baca data IPM Banten
Dalam Negeri
Sigit Kurniawan
Selasa, 29 Oktober 2024 – 19:55 WIB
Elshinta.com – Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil dinilai melakukan kekeliruan dalam membaca data tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten. Hal itu dikatakan Calon Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, Selasa (29/10).
Dalam Acara Debat Kedua Cagub-Cawagub Jakarta yang digelar di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Minggu (27/10/2024), Ridwan Kamil bertanya kepada Cawagub Rano Karno soal IPM Banten.
Menurut Ridwan Kamil, berdasarkan catatannya pada 2012 sampai 2017 IPM Banten tidak naik dan malah turun 0,07 persen.
Padahal fakta sesungguhnya, kata Rano Karno berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten terkait indikator makro pembangunan Provinsi Banten disebutkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selama periode 2012 hingga 2016 ini terus mengalami peningkatan.
Rano mengatakan, capaian IPM Banten pada tahun 2015 sudah mencapai 70,27%. Angka ini meningkat 1,35 poin dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 68,92%.
“Pencapaian ini menandakan status pembangunan Banten meningkat dari kategori sedang menjadi tinggi,” ucap Rano yang akrab disapa Bang Doel ini.
Bang Doel mengatakan, data ini sekaligus memberikan bukti bahwa tren IPM naik saat dia menjabat sebagai Gubernur Banten.
Berdasarkan data dari BPS badan pusat Provinsi Banten yang dirilis 16 April 2018 menyebutkan indeks pembangunan manusia (IPM) Banten pada tahun 2017 mencapai 71,42.
Pembangunan manusia di Banten terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) Banten.
Pada tahun 2017 IPM Banten telah mencapai 71,42 atau meningkat 0,46% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 70,96.
Pada tahun 2017 pertumbuhan IPM yang mencapai 0,65%. Pertumbuhan IPM Tahun 2017 ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan IPM tahun 2016 yang mencapai 0,98%.
“Jadi prosentase pertumbuhan IPMnya yang turun dan bukan angka IPMnya. Di sinilah Ridwan Kamil salah membaca data IPM Banten,” ujar Rano Karno.
Bahkan, ujar Rano Karno, BPS menyebutkan pada tahun 2017 status pembangunan manusia di Banten berada pada level atau kategori tinggi, status tersebut masih sama dengan status pada tahun 2016.
Meningkatnya IPM Banten terjadi pada semua komponen pembentuk. Dengan pertumbuhan tertinggi untuk komponen rata-rata lama sekolah (RLS).
Sedangkan yang terendah untuk komponen umur harapan hidup (UHH) saat lahir adapun nilai atau capaian UHH, harapan lama sekolah (HLS), RLS dan pengeluaran perkapita disesuaikan masing-masing 69,49 tahun,kemudian 12,78 tahun, kemudian 8,53 tahun dan 11,7 juta.
Meningkatnya IPM Banten terjadi pada seluruh wilayah dengan IPM tertinggi diduduki oleh Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang tercatat 80,84 dan Iapam terendah di Kabupaten Lebak yang tercatat 62,95.
BPS menyebutkan secara umum pembangunan manusia Banten selama 7 tahun terakhir terus mengalami kemajuan. Di mana IPM Banten meningkat dari 67,54 pada tahun 2010 menjadi 71,42 pada tahun 2017.
“Hanya saja pertumbuhan atau kecepatan kemajuannya pada tahun 2017 ini mengalami pelambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu status pembangunan manusia Banten masih berada pada level atau kategori tinggi,” kata Rano.
Berdasarkan tabel perkembangan indeks pembangunan manusia atau IPM Banten menurut komponen pada tahun 2010 hingga 2017 terus mengalami peningkatan IPM.
Pada tahun 2010 tercatat 67,54, kemudian tahun 2011 68,22. Selanjutnya pada tahun 2012 68,92 berikutnya tahun 2013 69,47. Lalu tahun 2014 69,89, terus naik pada tahun 2015 menjadi 70,27.
Kemudian naik lagi pada tahun 2016 menjadi 70,96 dan pada tahun 2017 kembali naik menjadi 71, 42.
“Apabila dihitung secara prosentase pertumbuhan IPM Banten dari tahun 2010 ke 2011 itu meningkat 1,01%.” ucapnya.
Lalu tahun 2012 meningkat menjadi 1,02%. Pada tahun 2013 meningkat 0,79%. Selanjutnya pada tahun 2014 meningkat 0,61%. Berikutnya pada tahun 2015 naik 0,55%. Terus berlanjut pada tahun 2016 naik 0,98% dan pada tahun 2017 kembali naik 0,65.
Sumber : Radio Elshinta