Category: Voi.id

  • Indonesia Comic Con 2019: Kreator “Komik Ga Jelas”

    Indonesia Comic Con 2019: Kreator “Komik Ga Jelas”

    JAKARTA, (VOI.id) – Indonesia Comic Con 2019 will be held on 12-13 October 2019 at JCC Senayan. This Eid-ul-Fitr geek presents lots of interesting booths. The voi.id podcast team came to one of the booths belonging to “Komik Ga Clear”.

    We chatted with Jasmine H. Surkatty, CEO & Lead Creative of “Comic Unclear”. Jasmine said that when she first entered the comic world, her parents forbade her. He also talked about other interesting trips. What’s the complete story? Click the ‘Listen’ button to hear it!

  • Kami Memahami Sulitnya Chamberlain Tahan Selebrasi Gol Lawan Arsenal

    Kami Memahami Sulitnya Chamberlain Tahan Selebrasi Gol Lawan Arsenal

    MERSEYSIDE – Alex Oxlade-Chamberlain mencetak gol mengagumkan saat menghadapi Arsenal. Gol yang sulit untuk tak dirayakan. Seperti yang ia ungkap lewat akun Twitternya.

    Perasaan itu diungkap Chamberlain usai laga berat Piala Carabao di Anfield tadi malam. Menurutnya, sulit untuk tidak merayakan gol tersebut di tengah atmosfer Anfield yang luar biasa.

    Tak cuma soal Anfield yang riuh seperti biasa. Laga melawan Arsenal juga penanda bahwa Chamberlain telah benar-benar kembali. Ia main sepanjang 81 menit sebelum digantikan Pedro Chirivella.

    Sebelum menghadapi Arsenal, Chamberlain juga bermain bagus saat Liverpool menghadapi Genk di Liga Champions. Dalam laga itu, Chamberlain mencetak dua gol.

    Lawan Arsenal, Chamberlain mencetak gol tendangan voli dari jarak 25 yard. Gol yang juga jadi alasan bahwa menahan diri dari perayaan gol adalah hal yang amat sulit bagi Chamberlain semalam.

    Tapi, sesulit apapun itu, Chamberlain berhasil menahan diri dari selebrasi. Sikap berkelas untuk menunjukkan rasa hormat terhadap klub lamanya.

    Laga semalam berjalan alot. Liverpool sempat tertinggal 3-1 dan 4-2 sebelum tim asuhan Jurgen Klopp mengejar kedudukan menjadi 5-5 di menit 95.

  • [MUSIK] Lukman Laksmana | Tentang Titik Nadir yang Nyaris Membunuhnya

    [MUSIK] Lukman Laksmana | Tentang Titik Nadir yang Nyaris Membunuhnya

    Lukman Laksamana alias Luks akhirnya kembali. Setelah menghilang sekitar dua tahun, dedengkot punk rock era 2000-an ini memutuskan kembali ke dunianya: Musik. Kemarin, kami menemui Luks, menangkap keresahan yang ia rasakan selama ‘pertapaan’. Di masa-masa keterpurukan, Luks bukan saja menyentuh titik paling rendah dalam hidup, tapi juga hampir menyentuh garis yang bisa saja mengakhiri hidupnya.

    Kami sampai di Guitar Freaks, Fatmawati, Jakarta Selatan sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, Luks sedang berdiri di tengah ruangan penuh gitar yang digantung sana-sini, dikelilingi mesin kopi dan meja-meja yang terbuat dari bangkai-bangkai amplifier. Matanya tertancap pada panggung setinggi betis di hadapannya.

    Di atas panggung, rekan-rekannya di Kausa –band baru Luks– melakukan soundcheck. Luks masih sama, ia tetap nge-lead, sebagaimana di Superglad. Telinga Luks jelas bekerja keras. Sesekali ia meneriakkan instruksi kepada soundman ataupun rekannya di atas panggung. Aura rockstar Luks masih memancar.

    Kami menyapa Luks. Ia menyambut dengan pelukan. Satu lagi yang tertangkap tentang Luks, ia masih hangat. “Duduk dulu, ya. Nanti gue susul,” katanya.

    Tak lama, Luks menyusul kami yang mengambil posisi duduk di luar ruangan. Mantap, ia menarik satu kursi ke meja kami, mengambil sebuah topi yang kami letakkan di atas meja dan mengenakannya di kepala. “Santai, gue lagi pesan Kapal Api di luar. Gue enggak bisa (minum) kopi-kopi kafe begini,” jawab dia menyambut tawaran kopi kami. Sampai detik itu, segala tentang Luks masih sama.

    Saat waktu menunjukkan sekitar pukul 17.50 WIB, ia berdiri menggeser pintu yang menghubungkan kami dan panggung, lalu melempar instruksi santai ke arah panggung: Lanjut nanti lagi kali, ya. Break dulu, Maghrib! Akhirnya, di 20 menit pertama pertemuan itu, kami menangkap hal pertama yang berubah dari Luks.

    Luks saat workshop bersama Kausa (Ikbal/VOI)

    Pertemuan kami dengan Luks terakhir kali terjadi pada 2013. Saat itu, Superglad menggelar konser peluncuran klip video Satu Jiwa & Satu Nyawa di Basement Cafe, Swissbell Hotel, Kemang, Jakarta Selatan. Lagu itu merupakan kolaborasi Superglad dengan Ras Muhamad. Salah satu lagu terbaik dalam album “Berandalan Ibu Kota”.

    Empat tahun setelah “Berandalan Ibu Kota”, Superglad kembali merilis sebuah album bertajuk “Terangkan Dunia”. Album itu jadi album terakhir Superglad bersama Luks, sebelum ia menghilang sepekan sebelum Superglad menggelar tur untuk album tersebut. Langkah Luks misterius, menciptakan kerepotan di kubu manajemen, sekaligus meninggalkan begitu banyak pertanyaan di kepala para penggemar musik bawah tanah.

    Luks bilang, segala proses hidup yang ia alami telah mengantarnya sampai ke titik spiritual tertentu yang mendorong dia menjadi pribadi yang lebih baik. “Semua, ya. Dari awal, semua yang gue alami pada akhirnya bawa gue ke sini. Bukan cuma menghilangnya gue selama dua tahun ini saja. Hilang dua tahun ini mungkin tahap refleksi, ya. Gue berpikir tentang banyak hal, merenung,” tuturnya.

     “Kalau gue belajar tentang religi, enggak sangat belajar banget. Dalam arti gue bukan belajar yang tausiyah, tauhid, enggak. Lebih menenangkan hati, lebih belajar bersabar,”

    “Lebih sabar saja dulu seenggaknya. Kalau dulu, gitar mati, gue udah ngomel-ngomel, muka gue udah kayak obeng, tuh. Si Coe pernah ngalamin tuh, gue lempar gitar pas gitar gue mati. Sekarang, mudah-mudahan sudah enggaklah. Kalau gitar mati, tetap disenyumin sebisanyalah,” tutur Luks mengenang interaksinya dengan kru Superglad pada masa lampau.

    Sepanjang pertapaannya, Luks menetap di Bandung, mendekatkan diri dengan keluarganya di sana. Meski mendapat kedamaian luar biasa, kegundahan besar sejatinya tetap menggelayuti Luks. Dengan sebuah alasan yang tak ia ungkap, ia menyebut tak mungkin kembali ke dunia musik saat itu. Segala pekerjaan ia lakoni untuk tetap hidup, termasuk menjadi runner di sebuah restoran.

    “Apapun gue lakukan pada saat itu. Dari mulai bantu keluarga, kakak punya usaha gue bantuin. Atau ada bantu-bantu orang syuting buat YouTube-an, gue bantu. Ada teman punya channel YouTube, butuh kru buat pegang lampu, gue lakuin.”

    “Titik terendahnya adalah gue akhirnya harus jadi seorang runner untuk dapat duit. Bukan gue merendahkan runner, tapi gue pikir kok gue sampai gini-gini amat. Nah, dari situlah gue mulai memikirkan kembali karier gue di musik. Gue nge-MC di acara (tur) Slank.”

    Bunuh diri

    Segala kekacauan dalam diri Luks sejatinya sudah dimulai jauh sebelum ia memutuskan hilang. Di tahun 2013, Luks sempat mencoba bunuh diri. Saat itu, menu kematian buat Luks adalah 16 butir obat anti-mabuk dan satu gelas cairan pembasmi serangga. Titik paling rendah dalam hidup Luks dimulai di sana, ketika ia merasa tak memiliki peluang untuk mengakhiri masalah hidup yang tak ia rinci apa itu.

    “Gue merasa sudah enggak guna buat hidup. Gue hidup buat apa lagi, nih. Kayaknya sudah enggak ada jalan keluar, nih. Jalan keluar buat gue saat itu adalah 16 Antimo dan segelas Baygon. Cukup, tuh. Nyaman, kayaknya. Giting-giting juga koit.”

    “Saat itu ya karena gue merasa sudah hopeless. Gue merasa, menyudahi hidup gue ya jalan keluar dari masalah hidup gue. Saat itu, gue enggak melihat peluang apapun untuk menyelesaikan masalah yang gue hadapi.”

    Meski begitu, Luks mengaku belajar banyak dari peristiwa itu, ketika menu kematian itu ternyata tak cukup membunuh dirinya. “Dari situ justru gue merasa masih banyak mungkin yang harus gue bereskan. Gue belum selesai nih di sini. Banyak yang cuma minum seteguk Baygon saja koit kan. Tapi, gue enggak. Dan sekarang di sinilah gue. Bangkit, coy!” ungkapnya sembari mengangkat satu kepalan tangan.

    Selain masalah pribadi yang tak ia tutur secara rinci, Luks juga menyebut kehilangan sang anak sebagai hal yang membuatnya terpuruk. Menurutnya, sebuah masalah di dalam keluarga membuat dirinya tak bisa menemui ‘Sang Peri Kecil’. “Itu juga yang membuat gue drop. Sampai saat ini, enam sampai tujuh tahun gue enggak pernah ketemu sama anak gue.”

    Jalan pulang

    Tur Slank ke beberapa kota betul-betul jadi jalan pulang Luks ke dunia musik. Ketika tur sampai ke Kota Palembang, Luks bertemu dengan Danar Laksana, Stage Manager dalam tur tersebut. Keduanya sepakat membentuk sebuah band heavy rock bernama Kausa. Berjalan waktu, Luks menyusun puzzle impiannya.

    “Gue sudah lama pengin punya band namanya Kausa. Kausa itu artinya penyebab atas terjadinya sebuah kejadian. Gue cari-carilah gitaris. Gue pengin banget kan gitaris yang jago, yang kebut. Akhirnya, ketemu Fafa. Terakhir, baru nih Ivan, si bontot,” tutur Luks memperkenalkan para personel Kausa yang bergabung dalam obrolan kami sore itu.

    Kausa baru saja meluncurkan debut album berjudul Corvus Corvidae pada Maret 2019 lalu. Corvus Corvidae diambil dari nama latin burung gagak. Menurut Luks, burung gagak merepresentasikan kebiasaan berbagi kepada sesama. “Burung gagak itu kan hidupnya berbagi. Setiap ada bangkai, mereka akan memanggil kawanan untuk menikmati bangkai itu bersama-sama. Bangkai, lho!”

    Album ini berisikan sepuluh trek berenergi dan penuh teriakan. Dalam album ini, Kausa menggandeng sejumlah musisi kece, mulai dari Che Cupumanik, Anggi Revenge The Fate, hingga rocker senior Eet Sjahranie yang mengisi distorsi di lagu Wacana dan Rencana. Lirik lagu ini mengkritisi wacana RUU Permusikan yang saat itu ramai jadi polemik.

    Wawancara kami berama Luks dan Kausa (Ikbal/VOI)

    Selain membentuk Kausa, Luks akhirnya mengumumkan kepulangannya ke Superglad. Lewat single berjudul Kembali, Luks menggambarkan perasaannya kembali ke grup band Ibu Kota setelah sempat vakum selama dua tahun. Dalam klip video Kembali, Superglad juga menggambarkan proses yang terjadi di dalam band.

    Mulai dari pengumuman audisi vokalis baru –yang sempat mereka sebar beberapa waktu lalu sebagai strategi pemasaran– hingga proses audisi yang menampilkan sederet nama sebagai kameo. Pada bagian selanjutnya, klip video menampilkan gambaran kembalinya Buluk dari ‘persemayaman’, sebelum ditutup dengan perpisahan yang disampaikan Dadi di akhir klip video.

    “Sejarah baru untuk Superglad. 23 Agustus 2019 adalah lembar baru untuk Kami. Kembali, sebuah lagu yang mewakili perasaan Luks, sang vokalis yang sudah vakum selama dua tahun dari Superglad,” tertulis dalam keterangan klip video yang diunggah di YouTube pada 23 Agustus 2019 lalu.

    “Sayang, dalam video ini terdapat kabar buruk yang harus kita sampaikan. Dadi (Gitaris) pamit mundur dari Superglad. Selamat menikmati karya pertama kami dalam new chapter ini. Salam, Giox, Luks, Akbar…. Kami KEMBALI.”

    Menurut Luks, keluarga adalah alasan terbesar keluarnya Dadi dari Superglad. Dadi sejatinya sempat mengisi lagu kembali dalam sesi recording. Namun, dengan pertimbangan profesionalisme, Luks, Giox, Akbar, dan Dadi akhirnya memutuskan untuk menghapus part gitar yang diisi Dadi dan menggantinya dengan isian gitar yang di-take ulang oleh Luks.

    Wawancara sore itu kami akhiri dengan menonton penuh workshop yang dilakukan Kausa bersama sejumlah gitaris. Di Guitar Freaks, Kausa akan tampil dalam sajian kolaborasi bersama para gitaris itu, mulai dari Eet, Edwin Cokelat, hingga Andre Tiranda dari Siksakubur. Penampilan yang barangkali akan sangat penting bagi Kausa dan Luks serta kisah kembalinya dia.

  • Larangan Penggunaan Cadar dan Ranah Privat Warga Negara

    Larangan Penggunaan Cadar dan Ranah Privat Warga Negara

    JAKARTA, (VOI.id) – Menteri Agama Fachrul Razi mewacanakan pelarangan penggunaan cadar bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan kantor instansi pemerintah dengan alasan untuk keamanan. Cadar ini biasanya dipakai oleh perempuan beragama Islam.

    Menurutnya, kebijakan ini sama dengan larangan memakai helm di lingkungan kantor pemerintah untuk tujuan agar mengenali tamu yang datang. Dengan begitu, tindakan yang tidak diinginkan bisa dihindari.

    “Betulkan, dari segi keamanan, kalau ada orang bertamu ke saya enggak menunjukkan muka, enggak mau saya. Keluar Anda,” kata Fachrul kepada wartawan usai rapat koordinasi menteri di Kemenko PMK, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis 31 Oktober.

    Kalau disebut larangan ini bertentangan dengan aturan agama, Fachrul memastikan hal itu tidak terjadi. Sebab, kata dia, tak ada anjuran di dalam Alquran dan hadis terkait penggunaan cadar. Apalagi, cadar bukanlah ukuran ketakwaan seseorang. 

    Selain cadar, Fachrul juga melarang ASN menggunakan celana di atas mata kaki atau yang biasa disebut celana cingkrang. Alasannya, celana seperti ini tak sesuai aturan berseragam di lingkungan instansi pemerintah. 

    “Masalah celana cingkrang, itu tidak bisa dilarang dari aspek agama karena memang agama tidak melarang. Tapi dari aturan pegawai bisa. Misalnya ditegur, ‘celana kok tinggi begitu? Kamu enggak lihat aturan negara gimana? Kalau enggak bisa ikuti, keluar kamu’.”

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo mempersilakan Kemenag memberlakukan aturan ini. Sebab, setiap kementerian punya aturan internal masing-masing. Namun, kebijakan ini perlu dikaji lebih dalam ketika akan diterapkan.

    “Kami menunggu saja karena masing-masing instansi punya kewenangan untuk mengatur sesuai dengan ke-Indonesiaan yang ada,” ujar Tjahjo.

    Ilustrasi (Pixabay)

    Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan kebijakan ini tak bertentangan dengan aturan agama Islam serta hak asasi manusia.

    Dia menerangkan, kebijakan itu harus dilihat dari sisi upaya pembinaan ASN dan usaha membangun relasi sosial yang lebih baik. Serta, agar ASN patuh terhadap kode etik pegawai yang berlaku.

    “Hal ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang bercadar tapi juga mereka yang berpakaian tidak sopan yang tidak sesuai dengan norma agama, susila, dan kebudayaan bangsa Indonesia,” ujarnya.

    Dari segi agama, Abdul menerangkan, sebagian besar ulama berpendapat jika cadar tak wajib digunakan. “Perempuan boleh menampakkan muka dan telapak tangan,” kata dia sambil menambahkan agar pemahaman orang bercadar adalah teroris dan radikal dihapuskan.

    Mendapat penolakan

    Sejumlah elemen menolak aturan ini. Di antaranya adalah partai yang berbasis agama, yaitu PKB dan PKS. Menurut mereka, tak ada hubungan gaya berpakaian seseorang dengan tindak lakunya, termasuk aktivitas gerakan radikal yang mengarah ke terorisme.

    “Daripada ngurusin yang tampak, mending Menag itu ngurusin yang subtansial saja deh,” kata Ketua DPP PKB Yaqut Cholil Qoumas sambil menambahkan, radikalisme dan terorisme bukan soal apa yang dipakai, tapi masalah ideologi. Karenanya dia minta Menag melakukan kajian korelasi cadar dengan tindakan terorisme.

    Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini menambahkan, selama ini banyak perempuan bercadar yang memiliki pemikiran lebih moderat dan jauh dari perilaku radikalisme. Ditambahkannya, cadar atau nikab merupakan bagian dari budaya Arab yang sudah membaur dengan budaya di Indonesia.

    “Kalau memang secara ideologi itu berkaitan, nah baru keluarkan peraturan itu. Nah kalau enggak berhubungan bagaimana? Karena banyak orang yang pakai cadar itu moderat juga cara berpikirnya, bukan radikal,” ujar Gus Yaqut, sapaannya.

    Argumennya ini bukan untuk menentang wacana Menag, tapi dia ingin Fahcrul mempelajari lebih dalam mengenai ideologi radikal dan terorisme sebelum mengeluarkan larangan penggunaan nikab di lingkungan instansi pemerintahan.

    Selanjutnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera juga kurang setuju dengan wacana Fachrul yang sudah masuk ke ranah privasi seseorang ini, karena melarang seseorang menggunakan pakaian. Sebab, kata dia, negara tak punya urusan mengatur gaya berpakaian sesorang.

    “Itu ruang privat, kalau ruang privat itu paling enak jangan terlalu diintervensi oleh negara. Karena negara bagaimanapun mengatur di ruang publik,” kata Mardani yang juga menyarankan agar Kemenag membangun dialog dan literasi untuk melawan paham radikal ketimbang mencampuri urusan privat warga negaranya yang belum tentu terbukti memiliki paham radikal.

    “Saya menggarisbawahi cara terbaik melawan radikalisme itu ya dengan dialog dan literasi sama penegakkan hukum. Bukan buat memperlebar dan memperluas front-nya gitu.”

    Gedung DPR (Foto: Istimewa)

    Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri mengatakan rencana kebijakan Menteri Agama itu perlu dikaji kembali dengan alasan menghormati kebebasan beragama dan berkeyakinan. “Karena kan tidak ada korelasi cara dia berpakaian dengan cara dia bekerja,” kata Gufron saat dihubungi lewat sambungan telepon.

    “Saya kira tak perlu dibuat pelarangan secara eksplisit. Karena itu melanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan,” imbuhnya.

    Lebih jauh, Gufron meminta stigma pengguna cadar dan celana cingkrang sebagai teroris dan pendukung khilafah dihapuskan. Dia takut, stigma ini akan membahayakan masa depan seperti stigma komunisme di Indonesia puluhan tahun lalu.

    “Terlepas dari perbedaan pandangan sikap, keyakinan seseorang itu sesuatu yang harus dihormati negara dan pemerintah. Jadi kebijakan itu menurut saya tidak diperlukan karena tak ada korelasi cara berpakaian dan kinerja,” tutupnya.

  • Ketika Seorang Cucu Menggelapkan Mobil Kakeknya Sendiri

    Ketika Seorang Cucu Menggelapkan Mobil Kakeknya Sendiri

    JAKARTA – Visal menggelapkan mobil Mercedez Benz milik kakeknya sendiri. Akibat perbuatannya, remaja 18 tahun itu harus berurusan dengan polisi. Penggelapan ini jadi ironi. Sebab sang kakek adalah orang yang merawat Visal sejak kecil.

    Mobil Mercedez Benz milik kakeknya itu dibawa Visal dan kemudian dititipkan. Hampir satu bulan lamanya mobil mewah itu tak diketahui keberadannya.

    Aksi tercela Visal terjadi, Senin (16/9). Kala itu, mobil mewah tersebut baru dipindahkan ke garasi oleh kakeknya, WHL. Sebab sebelumnya, kendaraan roda empat itu telah lama terparkir di depan rumah.

    Niat jahat Visal muncul. Ketika sang kake masuk ke rumah, remaja itu beraksi. Secara sembunyi-sembunyi, pemuda itu mengambil kunci mobil tersebut.

    Kemudian, ia pun bergegas meninggalkan rumah yang berada di Jalan Percetakan Negara, Salemba Jakarta Pusat. “Tersangka itu ngambil tanpa sepengetahuan kakeknya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Jakarta, Kamis (

    “Dia ambil kunci mobil ini. Setelah dia ambil kunci dan mobil dibawa pergi ke rumah temannya,” tambah Argo..

    Keesokan harinya, WHL yang memiliki kebiasan memanaskan mobil di pagi hari kebingungan. Mobil kesayangannya hilang tanpa jejak. Laporan ke polisi langsung dilakukan.

    Polisi merespons laporan itu. Penyelidikan dilakukan. Hasilnya, keberadaan mobil ditemukan di garasi sebuah rumah kontrakan di Jalan Percetakan Negara, Salemba, Jakarta Pusat.

    “Ada kendaraan yang dicurigai terparkir di dalam kontarakan dengan nomor polisi berbeda. Namun, saat dicek soal kepemilikan dan alamat dari mobil itu ternyata berbeda,” ungkap Argo.

    Pemilik rumah kontrakan itu langsung diperiksa. Dari sana lah diketahui bahwa otak dari kejahatan itu adalah Visal, cucuk korban sendiri. Visal pun diamankan di kediamannya yang juga merupakan rumah dari korban.

    “Setelah diselidiki pelakunya cucunya sendiri. Saat ini masih proses penyidikan,” pungkas Argo.

    Visal dijerat dengan Pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Hanya saja, polisi masih mendalami motif perbuatannya. (Rizky Adytia Pramana/VOI)

  • Mencari Cara Memekarkan Wilayah Papua Tanpa Kecemburuan

    Mencari Cara Memekarkan Wilayah Papua Tanpa Kecemburuan

    JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah akan mencari cara supaya pemekaran wilayah di Papua tak timbulkan kecemburuan di wilayah lain.

    “Pemekaran akan dilakukan tapi tentu dicari jalan-jalan proseduralnya agar tidak terjadi apa yang disebut kecemburuan dan sebagainya. Kalau Papua itu kan memang tampaknya alternatifnya dimekarkan,” kata Mahfud di kantornya usai rapat paripuna menteri di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (31/10/2019).

    Dia mengatakan, moratorium pemekaran wilayah memang tengah diberlakukan saat ini. Tapi, lain cerita untuk pemekaran wilayah Papua. Sebab, pemekaran ini secara politis, ekonomis, dan administratif memang diperlukan oleh Papua.

    “Secara umum ada moratorium. Tapi untuk Papua itu, baik secara politis, secara ekonomis, administratif memang diperlukan pemekaran,” ungkapnya.

    Sebagai menteri koordinator, Mahfud mengatakan dirinya telah berbicara dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian terkait pemekaran tersebut. Sebab, nantinya, pihak Kemendagri yang mengurusi pemekaran wilayah Papua tersebut.

    “Ya itu kan penjurunya di Mendagri. Mendagri melakukan itu, kita enggak boleh intervensi,” tegasnya.

    Mahfud MD ditemui wartawan di Kemenkopolhukam (Tsa Tsia/VOI)

    Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Kabupaten Kaimana untuk meresmikan jalan antara Pegunungan Arfak dan Manokwari, Presiden Jokowi menjanjikan pemekaran untuk wilayah Pegunungan Tengah, Papua.

    Dia mengatakan ada 183 usulan pemekaran daerah di atas mejanya. Tak hanya itu, tokoh adat Papua juga pernah meminta Jokowi memberikan izin pemekaran wilayah Papua saat berkunjung ke Istana Kepresidenan.

    “Sebetulnya saya ngomong apa adanya. Sudah saya sampaikan sejak awal kita telah moratorium. Tidak ada pemekaran di seluruh Indonesia,” kata Jokowi saat itu di Papua, Senin (28/10/2019).

    “Begitu dibuka satu yang lain pasti ngantre di depan kantor setiap hari. Tapi khusus untuk Pegunungan Tengah… jangan tepuk tangan dulu… akan saya tindaklanjuti,” imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

    Setelah Jokowi bilang akan melakukan pemekaran di wilayah Papua, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan nantinya bakal ada dua provinsi baru di Papua. Hanya saja, pemerintah tengah memetakan masyarakat di wilayah tersebut agar asimilasi berjalan baik.

    “Mungkin dibuka provinsi baru di sana. Mungkin ditambah dua gitu ya, tapi nanti lah harus dianalisis dulu dilihat petanya,” jelas Mahfud di Jakarta, Selasa (29/10).

    Selain itu, pemerintah juga akan mencari cara agar masyarakat yang tinggal di gunung dengan masyarakat yang tinggal di pantai dapat berasimilasi. (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

  • Segala Cerita tentang Film Si Manis Jembatan Ancol

    Segala Cerita tentang Film Si Manis Jembatan Ancol

    JAKARTA – Produktivitas Anggy Umbara berlanjut. Setelah merilis Satu Suro dan Mendadak Kaya, Anggy kembali dengan karya terbaru, Si Manis Jembatan Ancol.

    Dalam konferensi pers, Kamis (31/10/2019), Anggy beserta produser dan pemain film Si Manis Jembatan Ancol

    menghadirkan trailer eksklusif serta poster perdana. Bertempat di XXI Epicentrum, Kuningan, mereka juga menceritakan proses dan kesan bermain di dalam film ini.

    Si Manis Jembatan Ancol adalah sinetron yang populer di tahun 1993. Sinetron tersebut dibintangi oleh Diah Permatasari dan Ozzy Saputra. Di musim keduanya, pemeran Si Manis digantikan oleh Kiki Fatmala.

    Sinetron ini merupakan turning-point dari karier ketiganya. Namun, jauh sebelum itu, Si Manis Jembatan Ancol dihadirkan dalam versi layar lebar. Film rilisan 1973 itu dibintangi Lenny Marlina dan Farouk Afero.

    Meski menjadi adaptasi dari dua karya sebelumnya –terutama film 1973 yang memengaruhi garapan film Anggy, Anggy menjanjikan Si Manis Jembatan Ancol garapannya akan berbeda.

    Terkait pemeran sosok Si Manis, Anggy mengaku telah lama mengincar Indah Permatasari. Maka, ketika Indah menyelesaikan syuting proyek yang lain, Indah langsung diminta oleh Anggy untuk memerankan Si Manis alias Mariam.

    Indah Permatasari sebagai Si Manis (MVP Pictures)

    Produksi

    Produksi Si Manis Jembatan Ancol sempat ditunda karena kecelakaan yang menimpa Anggy beberapa bulan lalu. Karena itu, Anggy dibantu oleh adik kandungnya, Bounty Umbara untuk mengarahkan film.

    Tak hanya di kursi sutradara. Masalah lain juga dialami Indah Permatasari. Menurut Indah, ia hanya memiliki sedikit waktu untuk mendalami sekaligus membangun karakter Maryam.

    “Kesempatannya last minute untuk membangun karakter Maryam. Jadi, sebisa mungkin memanfaatkan waktu. Sangat berterima kasih kepada bang Anggy untuk kesempatannya,” tutur Indah.

    Selain Indah, Si Manis Jembatan Ancol juga akan diperkuat oleh Arifin Putra. Pemeran Rumah Dara, The Raid 2, dan serial HBO Halfworlds itu memerankan Roy, suami Maryam.

    Arifin Putra dalam perannya sebagai Roy (MVP Pictures)

    Seperti Indah, Arifin juga mengaku alami masalah. Arifin mengaku starstruck dengan sosok Ozzy Saputra yang ikut bermain dalam film. Ada ketertarikan yang Arifin rasakan terhadap kebintangan Ozzy di masa lampau.

    “Aku tahu serial ini sedikit dan tahu ada Ozzy Saputra. Tapi kan bang Ozzy memerankan peran yang berbeda di sini. Jadi agak lucu sih. Prosesnya menarik dan seru,” kata Arifin.

    Tidak hanya Arifin Putra dan Indah Permatasari. Si Manis Jembatan Ancol menghadirkan beberapa komika sebagai pemeran pendukung. Ebel, misalnya yang menjadi anak buah Ozi –sosok yang diperankan Ozzy.

    “Senang sekali. Ini pertama kalinya saya bermain film,” kata Ebel.

    Penampilan para pemain pendukung (MVP Pictures)

    Pertalian dengan versi ’73

    Anggy Umbara menuturkan bahwa ia tertarik menyambungkan film ini dengan versi tahun 1973 karena pesan moral yang disampaikan dalam film terdahulu.

    Menurut Anggy, film 1973 menjelaskan dengan tegas tentang hak-hak wanita untuk bahagia yang direnggut. Anggy melempar pertanyaan, apa kita sudah cukup baik dalam memperlakukan wanita?

    Hal menarik lain terungkap. Konon, Anggy yang mengaku terpengaruh dengan film versi 1973, ia justru melarang para pemain menonton film versi lampau tersebut. Alasannya, Anggy ingin para pemain tampil tanpa beban.

    Konferensi pers Si Manis Jembatan Ancol (Tarida/VOI)

    Di sisi strategi, co-produser Amrit Punjabi mengungkap alasan akhir tahun sebagai waktu penayangan Si Manis Jembatan Ancol. “Karena itu waktu liburan dan waktu luang,” katanya.

    “Persaingan antarfilm selalu ada, sih. Tapi kita pede dengan produk kita. Kita berharap untuk membuat masyarakat aware untuk memberikan hiburan,” tambah dia.

    Trailer Si Manis Jembatan Ancol sudah bisa Anda saksikan lewat kanal Youtube MVP Pictures ID. Film Si Manis Jembatan Ancol sendiri akan tayang mulai 26 Desember 2019. (Tarida Angelina/VOI)

  • Asap Polutan Bikin Sesak, .Feast Menolak Senyap

    Asap Polutan Bikin Sesak, .Feast Menolak Senyap

    JAKARTA – Disebut-sebut berkiblat kepada musisi kawakan Iwan Fals, .Feast kerap meyuarakan perlawanan terhadap segala hal yang menyimpang di setiap aspek kehidupan. Disesaki oleh asap polutan, dihantui ketakutan atas perubahan iklim, mereka kembali bersuara lewat single bertajuk Tarian Penghancur Raya. 

    Single ini membahas hubungan antara manusia dengan alam, budaya, dan segala sesuatu yang dilahirkan oleh pertiwi jauh sebelum masyarakat menapaki bumi. Menggambarkan kekecewaan terhadap kegagalan upaya masyarakat dalam menanggapi perubahan lingkungan (baik alam dan budaya) secara bijak, juga kekecewaan terhadap diri sendiri yang hipokrit dalam menjadi konsumen budaya dan produk.

    “Berkaca ke banyaknya berita-berita tidak mengenakkan perihal kerusakan lingkungan dan ancaman kelangsungan untuk berbagai warisan budaya Indonesia belakangan ini, rasanya Tarian Penghancur Raya menjadi sebuah lagu yang relevan untuk dirilis sekarang,” kata vokalis Baskara Putra dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Senin, 11 November.  

    Lagu ini, lanjut Baskara, ditulis bukan hanya sebagai sebuah kritik terhadap keadaan secara umum, namun juga kepada diri mereka sendiri.

    “Kita berlomba-lomba merusak seluruhnya yang asli dan asri, entah demi apa,” tandasnya.

    Seolah mengajak pendengarnya menari merespons tentang kondisi lingkungan saat ini. Baskara bersama Adnan S.P (gitar), Dicky (gitar), Fikriawan (bass), dan Haryo ‘Bodat’ (drum) mencoba mengeksplorasi suara tetabuhan dalam Tarian Penghancur Raya dengan menyuguhkan suara gamelan pada bagian intronya.

    Tapi, ciri khas .Feast seperti sound gitar yang bluesy masih terdengar nyata. Departemen bass yang kali ini dieksplorasi dengan menggunakan sub bass juga masih familiar progresinya. Pun demikian dengan vokal Baskara yang masih sangat lugas menyuarakan lirik-lirik sarat isu kritik sosial.

    Melalui Tarian Penghancur Raya, .Feast menyadarkan kita bahwa musik adalah senjata berbahaya. Mereka akan terus bersuara, seperti saat mengumandangkan Peradaban, Berita Kehilangan, dan Dalam Hitungan. Ya, .Feast menolak senyap seolah tak berdaya.

  • Meningginya Suara Prabowo saat Bahas Anggaran Kemenhan di Hadapan Komisi I

    Meningginya Suara Prabowo saat Bahas Anggaran Kemenhan di Hadapan Komisi I

    JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghadiri rapat kerja perdananya dengan Komisi I DPR. Prabowo memaparkan visi dan misi kementerian dalam Kabinet Indonesia Maju selama lima tahun ke depan.

    Selepas memaparkan visi dan misi, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Effendi Simbolon meminta Prabowo memaparkan anggaran Kemenhan. Sebab, dalam paparan sekitar 25 menit, Prabowo sama sekali tidak menyinggung komponen tersebut.

    “Saya ingin meminta sekaligus dipaparkan karena di sini ada dukungan anggaran. Tapi saudara Menhan tadi tidak menyinggung, hanya visi-misi dan itu juga masih visioner. Jadi dukungan anggarannya seperti apa, karena di sini ada. Tolong disampaikan,” ucap Effendi di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin 11 November.

    Menanggapi permintaan Fraksi PDIP, Prabowo mengaku heran. Sebab, hal itu dilandasi penilaian dan kesepakatan serta pengalaman menteri pertahanan sebelum-sebelumnya yang selalu membahas anggaran secara tertutup.

    “Jadi, saya sebetulnya, saya mengira bahwa seluruhnya ini tertutup. Sebagaimana menhan-menhan yang dulu. Maksudnya apa? maksudnya kan kita sudah tahu anggarannya Rp131 sekian-sekian. Komponennya kita sudah tahu, tapi kalau memang dibutuhkan [merinci] saya siap,” kata Prabowo di ruang rapat komisi I.

    Komisi I DPR RI Rapat Kerja dengan Menteri Pertahanan membahas Rencana Kerja Kementerian Pertahanan Tahun Anggaran 2020 beserta dukungan anggarannya dan Pembahasan isu-isu aktual. Rapat dipimpin Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid, Senin, 11 November 2019. #Komisi1 pic.twitter.com/FVpCwya4wT

    — DPR RI (@DPR_RI) November 11, 2019

    Perdebatan antara Effendi dengan Prabowo terus berlanjut. Di mana anggota Fraksi PDIP itu terus mempertanyakan maksud Prabowo untuk meminta rapat kerja (raker) tertutup untuk membahas anggaran Kementerian Pertahanan. Sebab diketahui, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp127,4 triliun di APBN 2020.

    “Kalau kita mau bicara soal anggaran yang penting bahwa pemerintah itu bertanggung jawab. Yang penting adalah kita diawasi, yang penting adalah bahwa lembaga legislatif, saudara-saudara yang mewakili kekuatan rakyat, yang mewakili rakyat, kedaulatan rakyat, saudara yang perlu untuk benar-benar menguasai,” papar Prabowo.

    Suara Prabowo pun semakin meninggi saat mengatakan, jika anggaran keseluruhan yang dibutuhkan kementeriannya dipaparkan secara tertutup dirinya akan sangat terbuka. Namun, jika rapat tetap terbuka dirinya tidak akan menjelaskannya.

    “Tapi kalau memang dibutuhkan, saya siap. Tapi kalau saya merasa saya ditekan untuk terlalu terbuka saya tidak akan lakukan. Saya bertanggungjawab terhadap Presiden RI, tapi bersedia kepada saudara-saudara, apa saja secara tertutup saya bersedia. Tapi maaf saya tidak akan mau berbicara terlalu terbuka (secara umum),” jawabnya tegas.

    Selaku pimpinan rapat, Meutya Hafid mencoba untuk menengahi perdebatan anggota komisinya dengan Menhan Prabowo. Dirinya memberikan kesempatan untuk menjelaskan kembali soal anggaran Kementerian Pertahanan dalam pertemuan selanjutnya.

    “Pak Menhan tolong sampaikan yang dirasa perlu, tetapi yang menyangkut rahasia negara tolong untuk tidak dijelaskan,” ucap Meutya.

  • Tentang Jokowi, Perppu, dan Kepemimpinan Macam Apa Ini

    Tentang Jokowi, Perppu, dan Kepemimpinan Macam Apa Ini

    JAKARTA – Wakil KPK Saut Situmorang kembali menyampaikan harapan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menerbitkan Perppu. Bagi Saut, membatalkan UU KPK yang baru adalah kunci memperkuat pemberantasan korupsi. Atau, nilai saja kepemimpinan seperti apa yang tengah dijalankan Jokowi.

    Bagi Saut, saat ini Jokowi adalah harapan paling tepat untuk membatalkan UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan UU KPK. Tak ada orang lain dan tak ada alasan apapun yang masuk akal untuk menunda penerbitan Perppu.

    “Kalau pemilik otoritas Perppu tidak membuka pintu hatinya tentang UU ini, dengan alasan proses judicial review atau legislative review lebih dahulu, maka kita jabarkan sendiri, negeri ini sedang dipimpin oleh kepemimpinan seperti apa,” tegas Saut, Senin, 18 November.

    Saut menilai, UU KPK hasil revisi DPR sama sekali jauh dari semangat memperkuat upaya pemberantasan korupsi. Maka, Perppu terkait UU KPK bisa jadi cara Jokowi membuktikan fokusnya terhadap pemberantasan korupsi, sebagaimana yang selalu ia katakan.

    Terkekangnya upaya pemberantasan korupsi lewat UU KPK baru, menurut Saut bisa menjadi awal dari merajalelanya korupsi, yang berarti juga awal dari kehancuran bangsa Indonesia. Maka, kini pedang pemberantasan korupsi ia serahkan pada Jokowi.

    Tak hanya Saut. Menurutnya, penerbitan Perppu tentang UU KPK baru adalah harapan banyak orang yang masih memiliki semangat antikorupsi. “Pimpinan nasional yang harus memegang sendiri pedang pemberantasan korupsi,” kata Saut.

    “KPK, civil society, para ahli atau profesor di berbagai perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh bangsa, masih menunggu dan berharap Perppu KPK segera dikeluarkan,” tambahnya.

    Kekecewaan pada Jokowi

    Harapan terhadap Jokowi sejatinya kepalang diiringi rasa kecewa. Kekecewaan itu diungkap berulang kali oleh banyak aktivis. Bivitri Susanti, salah satunya.

    Beberapa waktu lalu, usai menemui pimpinan KPK bersama pegiat antikorupsi lainnya, Bivitri menyebut banyak keraguan di dalam diri Jokowi untuk mengeluarkan Perppu.

    “Kalau pak Jokowi mau (mengeluarkan Perppu) harusnya sudah keluar. Kalau saya lihat sih pak Jokowi memang masih ragu dalam mengambil keputusan,” kata Bivitri di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jumat, 15 November.

    Selain soal kekecewaan, saat itu Bivitri mengatakan ada kemungkinan para pegiat antikorupsi akan mengajukan Judicial Review (JR) seperti yang sudah dilakukan gabungan mahasiswa beberapa waktu lalu. 

    Hanya saja, belum diketahui pasti kapan pengajuan itu dilakukan dan tak mau membeberkan lebih jauh soal pengajuan uji materi tersebut. “Belum tahu (kapan pengajuannya). Itu (ditentukan) tim hukum. Tapi pasti akan diajukan,” tutupnya.