Category: Voi.id

  • IRA Inisiasi Tanda Pengenal bagi Penyandang Disabilitas Tak Nampak di Ruang Publik

    IRA Inisiasi Tanda Pengenal bagi Penyandang Disabilitas Tak Nampak di Ruang Publik

    JAKARTA – Indonesian Rheumatology Association (IRA) menginisiasikan tanda pengenal berupa lanyard bagi penyandang disabilitas tak tampak sebagai alat bantu identifikasi di ruang publik. Tujuannya agar mereka mendapat perlakuan manusiawi dan akses publik yang semestinya.

    Ketua Pengurus Pusat IRA dr. Rudy Hidayat, SpPD, K-R menyoroti pentingnya inklusivitas bagi penyandang disabilitas tak tampak yakni keterbatasan fungsional pada fisik, mental, atau saraf yang tidak terlihat secara kasat mata namun berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari.

    “Disabilitas tak tampak adalah nyata. Kami bersama menyadari dan mengakui bahwa keterbatasan fungsional yang tidak tampak secara fisik, seperti pada penyintas lupus dan autoimun sistemik lainnya, harus dihormati dan diperjuangkan haknya,” kata Rudy saat acara peluncuran di Jakarta, Minggu 1 Juni.

    Dia menekankan pentingnya tanda identifikasi bagi penyintas disabilitas tak nampak karena seringkali mereka tidak mendapatkan perlakuan khusus saat di ruang publik maupun transportasi umum karena dari penampilan fisik seolah baik-baik saja.

    “Mereka terlihat baik-baik saja, bahkan ada yang masih aktif bekerja, tapi ada kalanya ketika kondisi mereka turun atau drop dan itu bisa terjadi kapan saja yang seringkali membuat mereka ada dalam kondisi tidak tampak ada disabilitas,” ujar Rudy.

    Dia berharap, lanyard atau alat bantu identifikasi tersebut dapat dikenali dan dihormati oleh masyarakat luas, termasuk penyedia layanan transportasi dan fasilitas publik. Hal itu guna menciptakan layanan publik yang ramah penyandang disabilitas tak nampak.

    Selain itu, pada kesempatan yang sama, IRA menyatakan dukungan dimasukkannya istilah “disabilitas tak tampak” ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai langkah awal pengakuan yang kuat secara sosial maupun budaya terhadap para penyintas.

    IRA juga menekankan pentingnya edukasi dan advokasi agar para penyandang disabilitas tak tampak dapat memperoleh peningkatan kualitas hidup melalui pemenuhan haknya.

  • Longsor Susulan Hantui Proses Evakuasi Korban Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Longsor Susulan Hantui Proses Evakuasi Korban Tambang Gunung Kuda Cirebon

    CIREBON – Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan telah berhasil mengevakuasi 19 korban meninggal dunia dalam peristiwa longsor di area tambang galian C, Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, hingga Minggu, 1 Juni.

    Komandan Korem 063/SGJ Cirebon Kolonel Inf Hista Soleh Harahap mengatakan, proses pencarian dan evakuasi korban dimulai sejak pukul 07.00 WIB, berdasarkan hasil asesmen di lapangan.

    Evakuasi awalnya dilakukan di dua titik, yakni worksheet A (barat) dan worksheet B (timur). Namun, upaya difokuskan di worksheet A karena terjadi longsor susulan di sektor timur.

    “Pencarian semula dilakukan di dua titik, namun difokuskan ke titik barat atau worksheet A akibat longsor susulan di wilayah timur,” ujar Hista di Cirebon, dikutip dari Antara, Minggu, 1 Juni.

    Tim gabungan mengerahkan alat berat dan melakukan pencarian manual. Dua jenazah tambahan berhasil dievakuasi dari bawah timbunan material longsor sejak Jumat, 30 Mei.

    Namun pada pukul 13.00 WIB, pencarian dihentikan sementara karena kembali terjadi longsor susulan.

    “Kami memutuskan menghentikan sementara kegiatan di lapangan sambil menunggu asesmen lanjutan serta kedatangan alat pemantau tanah untuk memonitor potensi longsor susulan,” jelasnya.

    Dengan penambahan dua jenazah tersebut, total korban tewas yang sudah dievakuasi menjadi 19 orang. Mayoritas korban merupakan buruh tambang dari wilayah Cirebon dan sekitarnya.

    Berikut adalah daftar 19 korban meninggal dunia yang telah teridentifikasi berdasarkan data BPBD Jawa Barat: Andri (41), Kuningan, Sukadi (48), Astanajapura, Cirebon, Sanuri (47), Palimanan, Cirebon, Sukendra, Dukupuntang, Cirebon, Dendi Hirmawan (40), Bandung, Sarwah (36), Sumber, Cirebon, Rusjaya (48), Palimanan, Cirebon, Rion Firmansyah, Palimanan, Cirebon, Rino Ahmadi (28), Dukupuntang, Cirebon, Ikad Budiarso (47), Ciwaringin, Cirebon, Toni (46), Palimanan, Cirebon, Wastoni Hamzah (25), Indramayu, Jamaludin (49), Indramayu, Suparta (42), Palimanan, Cirebon, Sakira Bin Jumair (44), Gempol, Cirebon, Sunadi (30), Dukupuntang, Cirebon, Sanadi Bin Darya (47), Gempol, Cirebon, Nalo Sanjaya (53), Dukupuntang, Cirebon, Wahyu Galih (26), Cipanas, Cirebon. 

    Sementara itu, enam orang korban masih dalam pencarian, yakni:

    1. Muniah (45), Cikeduk, Cirebon

    2. Sudiono (51), Dukupuntang, Cirebon

    3. Tono Bin Sudirman (57), Dukupuntang, Cirebon

    4. Dedi Setiadi (47), Dukupuntang, Cirebon

    5. Nurakman (51), Dukupuntang, Cirebon

    6. Puji Siswanto (50), Majalengka

    “Kami akan memaksimalkan pencarian setelah alat pemantau tanah tiba. Mudah-mudahan enam korban yang belum ditemukan bisa segera kami evakuasi,” kata Hista.

  • Percobaan Curi BBM di Perairan Loa Buah Samarinda Gagal, 1 Pelaku Ditangkap, 3 Lainnya Diburu Polisi

    Percobaan Curi BBM di Perairan Loa Buah Samarinda Gagal, 1 Pelaku Ditangkap, 3 Lainnya Diburu Polisi

    SAMARINDA – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda berhasil menggagalkan upaya pencurian bahan bakar minyak (BBM) di perairan Loa Buah, setelah sebuah video aksi para pelaku tersebar luas di media sosial.

    Kepala Seksi Humas Polresta Samarinda Ipda Novi Hari Setiawan mengatakan, salah satu pelaku berinisial AD (37) ditangkap di sebuah hotel kawasan Idi Segkotek, Samarinda, pada Sabtu, kemarim.

    “Kami langsung menindaklanjuti video tersebut dan melakukan penyelidikan intensif. AD berhasil kami amankan tanpa perlawanan di depan sebuah warung kelontong,” kata Novi dalam konferensi pers di Kantor Sat Polairud Polresta Samarinda, Antara, Minggu, 1 Juni.

    Kasus ini mencuat setelah sebuah video memperlihatkan beberapa pria di atas perahu kayu dengan selang panjang, diduga mencoba mengalirkan BBM dari kapal lain di perairan Loa Buah. Video tersebut kemudian viral dan memicu perhatian aparat penegak hukum.

    Dalam pemeriksaan awal, AD yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual ikan mengaku berperan sebagai pengemudi perahu motor. Ia mengatakan dua rekannya naik ke atas kapal target dan berusaha membuka tangki BBM. Namun, aksi mereka gagal karena dipergoki oleh anak buah kapal (ABK) yang sedang berjaga.

    “Begitu ketahuan, para pelaku langsung kabur. Mereka tidak sempat mengambil BBM karena dikejar oleh kru kapal,” ujar Novi.

    Kepada polisi, AD mengaku nekat melakukan percobaan pencurian karena tekanan ekonomi. Rencananya, BBM hasil curian akan dijual kembali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Meski tidak sempat membawa kabur BBM, polisi menegaskan bahwa perbuatan tersebut tetap dikategorikan sebagai tindak pidana percobaan pencurian dengan pemberatan.

    “Meskipun belum ada kerugian material, unsur pidananya tetap terpenuhi. Pelaku dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman hingga tujuh tahun penjara,” tegas Novi.

    Saat ini, polisi masih memburu tiga pelaku lainnya yang telah diidentifikasi. Selain itu, barang bukti berupa jeriken yang diduga akan digunakan untuk menampung BBM juga tengah dilacak.

    “Kami terus mendalami kemungkinan adanya jaringan penadah BBM curian. Masyarakat kami imbau untuk melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan di wilayah perairan,” pungkas Novi. 

  • Lawang Sewu, Warisan Kolonial yang Penuh Cerita Mistis

    Lawang Sewu, Warisan Kolonial yang Penuh Cerita Mistis

    JAKARTA – Kalau kamu pernah ke Semarang, pasti familiar dengan bangunan tua bergaya Eropa yang satu ini, Lawang Sewu. Namanya saja sudah mengundang rasa penasaran, karena dalam bahasa Jawa berarti “seribu pintu”.

    Namun, dibalik arsitekturnya yang megah, bangunan peninggalan kolonial ini menyimpan banyak hal menarik yang mungkin pemirsa VOI belum ketahui. Di episode FUNFACT kali ini, kita akan membahas 5 Fakta di balik Lawang Sewu, warisan kolonial yang penuh cerita mistis.

  • Kabel Semrawut Dinilai Merusak Estetika, Pemkot Banjarmasin Ultimatum Provider

    Kabel Semrawut Dinilai Merusak Estetika, Pemkot Banjarmasin Ultimatum Provider

    BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menyoroti keberadaan kabel jaringan utilitas yang semrawut di berbagai titik dan dianggap mengganggu estetika kota.

    Wali Kota Banjarmasin, H Muhammad Yamin mengimbau seluruh penyedia jasa layanan dan pemilik jaringan utilitas, seperti kabel listrik dan telekomunikasi, untuk segera melakukan penataan.

    “Saya mengimbau para pemilik kabel untuk merapikan kabel-kabel yang ada di sepanjang wilayah Kota Banjarmasin,” ujar Yamin di Banjarmasin, dikutip dari Antara, Minggu, 1 Juni.

    Ia menegaskan, apabila imbauan ini tidak diindahkan dalam batas waktu yang ditentukan, maka pihaknya tidak segan mengambil tindakan tegas, termasuk pemotongan kabel yang melanggar aturan.

    Selain kabel, tiang-tiang utilitas juga menjadi perhatian. Yamin berharap semua provider bisa menyatukan tiang mereka agar tidak berdiri sendiri-sendiri dan merusak tatanan kota.

    “Tiang-tiangnya kita harap bisa jadi satu titik saja. Semua provider berkolaborasi untuk merapikannya agar kota terlihat lebih rapi,” jelasnya.

    Yamin menambahkan, ke depan Kota Banjarmasin menargetkan untuk membangun sistem ducting atau saluran kabel bawah tanah, sebagaimana diterapkan di kota-kota besar lainnya.

    “Supaya estetika kota tetap terjaga dan tidak ada lagi kabel yang bergelantungan di udara,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, menyampaikan bahwa pembangunan jalur ducting masuk dalam rencana jangka panjang.

    Menurut Suri, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan menyeluruh terhadap seluruh tiang jaringan utilitas yang tersebar di Banjarmasin, kota yang dijuluki Kota Seribu Sungai.

    Untuk jaringan utilitas yang baru dipasang, Suri menegaskan bahwa semua pemasangan di atas lahan milik Pemerintah Kota wajib memiliki izin resmi, dan akan dikenakan sewa berdasarkan penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

    “Sementara untuk kabel lama yang sudah terpasang, kami masih fokus sosialisasi kepada penyedia layanan agar segera mengurus izin dan menata ulang instalasi mereka,” kata dia.

    Jika setelah sosialisasi tidak ada tindak lanjut, pemerintah daerah akan mengambil langkah penindakan.

  • Dari Baca Pantun dan Duet Bareng Isyana Sarasvati

    Dari Baca Pantun dan Duet Bareng Isyana Sarasvati

    JAKARTA – Perayaan 20 tahun Java Jazz Festival (JJF) 2025 menghadirkan kolaborasi spesial antara musisi internasional dan dalam negeri lewat pertunjukan Jesus Molina feat Isyana Sarasvati.

    Penampilan dua musisi yang pernah mengenyam pendidikan tinggi musik – Jesus di Berklee College of Music, AS dan Isyana di Royal College of Music, Inggris – tersaji dalam hari kedua JJF 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu, 31 Mei.

    Molina tampil di salah satu panggung terbesar, dengan seluruh bangku terisi penuh oleh penonton. Ia membuka penampilan dengan musik penuh energi yang mengisi ruangan. Penonton pun memberikan tepuk tangan meriah setiap repertoar lagu selesai dimainkan.

    Mulai dari jazz rock fusion, irama latin, hingga lagu yang lebih melodius ditampilkan. Penonton begitu menikmati setiap lagu instrumental – tanpa lirik – yang dibawakan, terlebih saat Molina memamerkan kelihaian jarinya di tuts kibor. Beberapa lagu yang dibawakan antara lain “Pichi”, “Melody”, “Y Tu”, dan “Night in Tunisia”.

    “Terima kasih Jakarta,” kata Molina di sela penampilannya.

    Musisi 29 tahun asal Kolombia itu tahu betul apa yang disukai penonton Indonesia. Ia pun menunjukkan kemampuannya bertutur bahasa Indonesia lewat pantun.

    “Saya sudah berlatih bahasa Indonesia, dan saya rasa progres saya cukup baik. Saya akan coba dengan kalian,” katanya.

    Molina pun mengucap satu pantun yang membuat penonton tertawa, “Ikan hiu makan tomat, I love you so much.”

    Musisi muda itu juga tidak mau ketinggalan tren di Indonesia. Ia mengucap satu pantun lagi.

    “Ubur-ubur ikan lele, karian kalian le,” ucap Molina, disambut tawa dan tepuk tangan penonton.

    “Senang kembali ke sini, negara yang indah, orang-orangnya ramah, kebudayaannya indah, makanannya enak. Sebuah kehormatan bisa datang ke Indonesia,” katanya lagi.

    Setelah membawakan beberapa lagu, Molina tampil sendirian di atas panggung. Ia bermain solo untuk beberapa menit, hingga akhirnya terdengar intro lagu yang begitu familiar, “Tetap Dalam Jiwa”.

    Tepuk tangan dan teriakan penonton mengiringi Isyana Sarasvati yang muncul dari belakang panggung. Ia pun melantunkan lagu hits itu diiringi Molina.

    Tidak ketinggalan, penonton yang sedari awal disuguhkan musik instrumental, akhirnya bisa ikut bernyanyi bersama.

    “Terima kasih, sekarang saya akan pergi ke panggung saya” kata Isyana setelah selesai menyanyikan satu lagu.

    Isyana pun bergegas meninggalkan panggung, menuju panggung lain yang dipersiapkan untuk penampilannya.

  • Kecelakaan Tambang Gunung Kuda, Walhi Tuding Pengawasan Pemerintah Lemah

    Kecelakaan Tambang Gunung Kuda, Walhi Tuding Pengawasan Pemerintah Lemah

    BANDUNG – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat menyampaikan keprihatinannya atas tragedi longsor tambang di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, yang merenggut belasan nyawa.

    Walhi menilai kejadian ini menjadi bukti lemahnya tata kelola pertambangan dan pengawasan pemerintah di wilayah Jawa Barat.

    Direktur Eksekutif Walhi Jabar Wahyudin Iwang mengatakan, insiden tersebut tidak berdiri sendiri dan mencerminkan kegagalan sistemik dalam pengelolaan tambang.

    “Gunung Kuda bukan satu-satunya insiden yang menelan korban jiwa. Ini menunjukkan praktik pertambangan di Jawa Barat masih jauh dari profesional dan mengabaikan aspek keselamatan,” ujar Iwang saat dihubungi di Bandung, Antara, Minggu, 1 Juni.

    Menurutnya, banyak pelaku usaha tambang yang memperlakukan dokumen perizinan hanya sebagai formalitas untuk memperoleh legalitas, bukan sebagai pedoman operasional yang wajib dipatuhi.

    “Padahal, dokumen perizinan seharusnya mencakup AMDAL, RKL, dan RPL yang wajib dijalankan dan dilaporkan secara berkala. Tapi praktiknya banyak yang tidak konsisten antara dokumen dan kenyataan di lapangan,” kata dia.

    Iwang juga menilai pengawasan pemerintah sangat minim, bahkan sering kali baru bereaksi setelah terjadi kecelakaan atau korban jiwa.

    “Apakah pemerintah benar-benar mengecek kesesuaian dokumen dengan praktik lapangan? Apakah laporan semesteran benar-benar diawasi? Yang terjadi justru kelabakan setelah ada korban,” ungkapnya.

    Terkait tambang di Gunung Kuda, Iwang mengonfirmasi bahwa lokasi tersebut memiliki izin, namun ia menekankan bahwa legalitas bukan jaminan operasional sesuai aturan.

    “Misalnya dalam dokumen disebut alat A, delapan jam kerja. Tapi di lapangan pakai alat B dan beroperasi 24 jam nonstop. Siapa yang mengawasi ini? Seharusnya pemerintah,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Walhi Jabar juga menyoroti peningkatan aktivitas tambang ilegal di wilayah selatan Jawa Barat, seperti di Garut, Sukabumi, Cianjur, dan Pangandaran, pasca terbitnya aturan baru Kementerian ESDM tentang Wilayah Pertambangan dan WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat).

    Iwang mengingatkan bahwa kawasan Gunung Kuda secara tata ruang memang masuk zona pasir dan batu (sirtu), namun secara ekologis juga berfungsi sebagai kawasan resapan dan penyimpan cadangan air bagi masyarakat.

    “Jika terus dieksploitasi, maka fungsi ekologis kawasan ini akan rusak. Kami sudah lama merekomendasikan agar tambang di Gunung Kuda dihentikan dan dilakukan reforestasi,” kata dia.

    Ia menegaskan, tanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa tidak hanya berada di tangan perusahaan tambang, melainkan juga pemerintah sebagai pemberi izin dan pihak yang lalai dalam pengawasan.

    “Regulasi kita sebenarnya cukup baik. Ada TJSL, kewajiban laporan, dan sanksi bagi pelanggar. Tapi semuanya hanya di atas kertas. Penegakan hukumnya tidak jalan,” tegasnya.

    Karena itu, Walhi Jabar mendorong adanya reformasi menyeluruh terhadap tata kelola pertambangan, termasuk evaluasi izin yang telah dikeluarkan, peningkatan kapasitas pengawasan pemerintah, dan pelibatan masyarakat dalam pengawasan lingkungan hidup.

  • Kurang Konsentrasi, Pengendara Mobil Tabrak Pemotor di Bintaro

    Kurang Konsentrasi, Pengendara Mobil Tabrak Pemotor di Bintaro

    TANGERANG – Seorang pengendara motor berinisial I (40) dan penumpangnya, EA, harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Boulevard Bintaro Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Minggu pagi, 1 Juni.

    Kanit Laka Polres Tangerang Selatan, Ipda Marullah, mengatakan bahwa pengendara motor mengalami luka di bagian kepala, wajah, dan tangan kanan. Sementara penumpangnya, EA, mengalami luka lecet di wajah serta tangan kiri dan kanan.

    Menurut keterangan Marullah, kecelakaan bermula saat pengemudi mobil berinisial MH (30) melaju dari arah Fly Over Permata menuju Kebayoran Height melalui Jalan Boulevard Bintaro Jaya.

    Setibanya di lokasi kejadian, MH diduga kurang konsentrasi sehingga menabrak bagian belakang sepeda motor yang dikendarai korban. Akibatnya, korban terjatuh dan mengalami luka-luka.

    “Diduga kurang konsentrasi sehingga kendaraan yang dikemudikannya menabrak bagian belakang sepeda motor matic yang dikendarai I,” ujar Marullah.

    Sepeda motor korban juga mengalami kerusakan akibat insiden tersebut. Korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

    Penanganan kasus kecelakaan ini berada di bawah Unit Gakkum Sat Lantas Polres Tangerang Selatan.

  • Cadangan Beras Tembus 4 Juta Ton, Peluang Gudang Pangan Standar Tinggi Meningkat

    Cadangan Beras Tembus 4 Juta Ton, Peluang Gudang Pangan Standar Tinggi Meningkat

    JAKARTA – Konsultan properti Knight Frank Indonesia menilai bahwa cadangan beras nasional yang mencapai 4 juta ton membuka peluang besar bagi pertumbuhan sektor pergudangan, khususnya gudang pangan berstandar tinggi.

    “Cadangan beras pemerintah yang mencapai angka 4 juta ton menjadi titik penting dalam mendorong tercapainya swasembada pangan,” ujar Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat, dikutip dari ANTARA, Minggu 1 Juni.

    Menurutnya, kebutuhan akan ruang penyimpanan yang memadai semakin meningkat, dan hal ini memberikan momentum bagi berkembangnya sektor pergudangan, terutama gudang berstandar pangan.

    Ia menegaskan, gudang untuk menyimpan bahan pangan seperti beras tidak bisa sembarangan. Fasilitas tersebut harus memenuhi sejumlah kriteria seperti suhu yang terkontrol, ventilasi memadai, serta kelembaban yang stabil demi menjaga kualitas beras tetap terjaga.

    “Pelaku usaha swasta yang ingin memanfaatkan peluang ini perlu menyesuaikan spesifikasi gudangnya agar sesuai dengan standar pangan nasional,” tambah Syarifah.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa gudang terpadu yang berlokasi dekat dengan pelabuhan atau stasiun logistik akan meningkatkan efisiensi distribusi dan mempercepat penyaluran bahan pangan ke berbagai wilayah.

    Dalam jangka panjang, jika surplus beras terus terjaga, maka diperlukan fasilitas penyimpanan untuk jangka waktu panjang maupun gudang pendukung aktivitas ekspor.

    Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mencatat sejarah baru dalam manajemen ketahanan pangan nasional. Untuk pertama kalinya sejak berdirinya Perum Bulog pada 1969, cadangan beras nasional menembus angka 4 juta ton.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut pencapaian ini sebagai tonggak penting menuju kemandirian pangan Indonesia.

    “Capaian ini bukan sekadar angka, melainkan hasil nyata dari strategi pertanian yang berpihak kepada petani. Penguatan produksi dalam negeri dan serapan hasil panen lokal terbukti efektif menjaga stabilitas pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Amran.

  • Park Bo Young Blokir Kontak Agensi demi Nikmati Libur Usai Syuting Drama

    Park Bo Young Blokir Kontak Agensi demi Nikmati Libur Usai Syuting Drama

    JAKARTA – Aktris Korea Selatan Park Bo Young mengungkapkan cara uniknya menikmati waktu istirahat setelah menyelesaikan syuting drama terbarunya, Our Unwritten Soul. Demi mendapatkan ketenangan, ia memilih untuk memutus sementara komunikasi dengan agensinya.

    Pengakuan ini disampaikan saat Park Bo Young tampil sebagai tamu spesial dalam program YouTube Hal Myung Soo yang dipandu oleh komedian Park Myung Soo. Ia hadir bersama dua lawan mainnya dalam drama tersebut, Park Jin Young dan Ryu Kyung Soo.

    Dalam salah satu segmen, pembawa acara menanyakan bagaimana para pemain drama itu menghabiskan waktu luang mereka setelah syuting. Park Bo Young pun menjawab dengan gaya khas kepribadiannya sebagai seorang introvert.

    “MBTI saya ISFP. Kelemahan terbesar kami adalah tidak mau meninggalkan sofa,” ujarnya sambil tertawa. “Setelah syuting selesai, saya memberi tahu agensi bahwa saya akan menghilang selama seminggu, lalu saya blokir semua kontak mereka.”

    Park menambahkan, impiannya selama waktu istirahat adalah tidak melakukan apa-apa selain memesan makanan dan menonton layanan streaming OTT selama seminggu penuh.

    Pengakuan santai namun jujur dari Park Bo Young ini mendapat banyak respons dari penggemar yang bisa memahami kebutuhan akan ruang pribadi, terutama setelah menjalani jadwal kerja yang padat di dunia hiburan Korea Selatan.