Category: Voi.id

  • Tutup Jazz Gunung Series 1 Bromo, RAN untuk Pertama Kalinya Manggung Sambil Kedinginan

    Tutup Jazz Gunung Series 1 Bromo, RAN untuk Pertama Kalinya Manggung Sambil Kedinginan

    PROBOLINGGO – RAN tampil sebagai penutup Jazz Gunung Series 1 Bromo yang digelar di Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo pada Sabtu, 19 Juli. Untuk pertama kalinya bagi Rayi, Asta, dan Nino manggung di ruang terbuka di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl dengan suhu yang mencapai 8 derajat Celcius.

    Ditemui Ivan Two Putra dan Bambang E Ros dari VOI di belakang panggung sebelum tampil, RAN yang baru pertama kali menjadi line up Jazz Gunung di Bromo mengaku sempat cemas karena suhu yang sangat rendah.

    “Dingin sih, kita di atas cemas karena dingin banget… Dan intinya, ini pengalaman yang belum kita rasain sebelumnya, nyanyi sambil kedinginan,” kata Nino.

    Meski begitu, RAN mengaku tidak bisa memungkiri antusiasme ketika diumumkan menjadi line up Jazz Gunung di Bromo untuk pertama kali. Rayi mengatakan, penampilan ini sudah didambakan sejak satu dekade lalu.

    “Dari sepuluh tahun lalu, kita udah pengin banget main di sini, tapi ternyata belum jodoh, dan baru dapat kesempatan sekarang,” ujar Rayi.

    Dalam penampilannya, RAN membawakan 11 lagu yang berasal dari album ketujuh, “TEATER NESTAPA” (2024), hingga album debut mereka, “RAN For Your Life” (2008).

    “Masih Takut Mencinta”, salah satu lagu dari album ketujuh, ditampilkan di atas panggung untuk pertama kali setelah dirilis video musiknya baru-baru ini.

    Ribuan penonton yang hadir pun tak kuasa menahan diri untuk ikut bernyanyi saat nomor kesukaan mereka dibawakan, sebut saja “Selamat Pagi”, “Jadi Gila”, “Sepeda”, “Kulakukan Semua Untukmu”, “Hingga “Dekat Di Hati”.

    Dengan irama dan pembawaan RAN di atas panggung, mereka menghangatkan malam yang begitu dingin di Bromo. Pada repertoar terakhir, “Pandangan Pertama” dibawakan sebagai penutup pertunjukan.

    Selain RAN, Jazz Gunung Series 1 Bromo juga menampilkan Emptyyy, Jamie Aditya & The Mezzrollers, Is Love, Kuaetnika, dan Karimata.

    Jazz Gunung Series masih akan berlanjut, dengan seri kedua digelar di Bromo pada 26 Juli, serta seri ketiga di Ijen pada 9 Agustus mendatang.

  • Pesta Kesenian Bali XLVII Dihadiri 1,6 Juta Pengunjung

    Pesta Kesenian Bali XLVII Dihadiri 1,6 Juta Pengunjung

    JAKARTA – Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Sabtu, 19 Juli 2025 menutup Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII dengan catatan total 1.639.543 orang pengunjung yang hadir sejak 21 Juni-19 Juli 2025.

    “Hampir tiap acara yang berlangsung di Taman Budaya saya hadir, penontonnya selalu penuh seperti sekarang penuh menunjukkan apresiasi minat para pengunjung PKB untuk melihat berbagai pentas sangat tinggi,” kata Koster, mengutip ANTARA, Minggu, 20 Juli 2025.

    Rata-rata dalam sehari sebanyak 56.536 orang datang untuk menyaksikan pesta seni tahunan terbesar di Pulau Bali itu.

    Hingga penghujung acara Pemprov Bali merangkum terdapat 517 sekaa atau kelompok seni yang berpartisipasi dengan total 20.089 orang seniman terdiri dari 78 persen generasi muda dan sisanya dewasa hingga lansia.

    Selama sebulan, festival yang masuk daftar unggulan Karisma Event Nusantara (KEN) Kemenpar ini telah menampilkan 592 sajian seni.

    Gubernur Koster turut menyampaikan selain menonton kesenian, para penonton juga bertransaksi di 52 stan kuliner lokal dan 136 stan kerajinan lokal, sehingga kehadiran pengunjung memberi efek ganda bagi perputaran ekonomi.

    Adapun omset penjualan stan kuliner mencapai Rp5,1 milyar dan stan kerajinan Rp12 milyar, sehingga gubernur terus mengingatkan pentingnya merawat kebudayaan Bali yang setidak langsung selama ini bagian dari sumber penghidupan masyarakat.

    “Bali satu-satunya provinsi yang konsisten menjaga seni budaya melalui ajang PKB, ini memperkuat dan memajukan kebudayaan Bali, kita perlu menjaga ini agar Bali tetap eksis, bertahan, dan berdaya saing,” ujarnya.

    “Budaya ini yang menjadi pemicu berbagai kehidupan terutama pariwisata, pariwisata di Bali wismannya tahun 2024 6,4 juta orang, jangan pernah bosan dengan budaya, seperti sekarang ini ramai yang berkunjung,” sambung Koster.

    Pada malam penutupan, Gubernur Koster sengaja memanggil perwakilan penonton, pemilik UKM kerajinan, dan pemilik stan kuliner untuk membagikan ceritanya.

    Penonton bernama Ketut Rasmini bercerita kepada gubernur bahwa setiap hari ia datang ke Taman Budaya untuk menyaksikan pertunjukan di Pesta Kesenian Bali.

    Lansia berusia 83 tahun itu mengaku paling senang menonton tari joged, sebab ia bisa ikut berpartisipasi menari.

    “Saya suka ngibing (menari bersama penari) tiap hari saya kesini dari jam 10 pagi sampai malam, senang sehat rasanya pokoknya paling suka joged dan prembon,” ucapnya.

    Pemilik UMKM kuliner Laklak Rama bernama Gede Yota bercerita bahwa selama 29 hari berlangsung ia berhasil menerima hampir Rp100 juta dari berjualan jajanan khas Bali.

    “Terima kasih para pengunjung dengan sabar antri dan kena asap, ini penghasilannya cukup lah untuk gaji ada 14 pegawai termasuk tenaga harian anak-anak sekolah yang libur kami ajak belajar disini,” kata dia.

    Gede Yota mengatakan bahwa dari pantauannya selama sebulan ada sepasang pengunjung WNA yang rutin datang ke lapak yang ia gunakan secara gratis dari Pemprov Bali itu.

    “Terima kasih Pak Gub, produk asli Bali bisa eksis terus, saya bahkan lihat beberapa wisatawan 5-6 kali suami istri tamu Rusia datang,” ujarnya.

    Keuntungan dari tingginya kunjungan di Pesta Kesenian Bali tahun ini juga dirasakan I Wayan Karmen, penjual keben atau wadah banten yang mampu menghasilkan Rp161 juta selama sebulan.

    Menurutnya dengan sistem baru yang dibuat Pemprov Bali utamanya dekranasda dalam menjual produk masyarakat ke calon pembeli semakin membantu mempercepat transaksi.

    “Astungkara sampai kemarin dapat Rp161 juta, untung bersihnya sekitar 30 persennya, ini usaha keluarga mandiri yang biasanya hanya jual ke pengepul tapi kali ini lolos kurasi PKB,” kata Wayan Karmen.

  • Korban Penusukan di Cipinang Besar Tewas Usai Dirawat di RS, Pelaku Diduga Adik Kandung

    Korban Penusukan di Cipinang Besar Tewas Usai Dirawat di RS, Pelaku Diduga Adik Kandung

    JAKARTA – DS alias O (47) pria yang kritis akibat ditebas senjata tajam di Samping Pos Pol Kebon Nanas, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, akhirnya tewas pada Sabtu kemarin, 19 Juli 2025.

    “Korban dinyatakan meninggal pada hari Sabtu Tanggal 19 Juli 2025 pukul 07.06 Wib setelah dilakukan perawatan di RS Duren Sawit,” kata Kapolsek Jatinegara, Kompol Samsono saat dikonfirmasi, Minggu, 20 Juli 2025.

    Peristiwa itu berawal terjadi pada Jumat 18 Juli 2025 sekitar pukul 18.15 WIB. Korban DS alias O ditusuk oleh pelaku berinisial B, adik kandungnya.

    Karena banyak alami luka tikaman, selanjutnya korban dibawa ke RS Duren Sawit, sementara pelaku kabur.

    Setelah menjalani perawatan, DS alias O akhirnya meninggal dunia pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.06 WIB.

    “Kanit Reskrim Iptu Ibnu Chaerul melakukan pengecekan korban penusukan yang berakhir dengan meninggal dunia di RS Duren Sawit,” ujarnya.

    Kemudian jenazah korban dibawah ke rumah duka si wilayah Rusun Cipinang Besar Selatan, RW 05, kecamatan Jatinegara pada Sabtu sekitar pukul 10.30 WIB.

    Korban tewas karena mengalami luka parah di leher kanan, di telapak tangan kiri, siku kiri, lengan kanan dan lecet di bagian wajah.

    “Jenazah korban dimakamkan di TPU Prumpung, Jakarta Timur pada Sabtu sore, kemarin,” ujarnya.

    Sebelumnya diberitakan, seorang pria berinisial DS alias O ditemukan berlumur darah di bagian pakaian akibat dibacok oleh pelaku diduga bermotif bisnis narkoba.

    Kejadian dilaporkan terjadi di sekitar waduk Kebon Nanas, RT 09/06, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat, 18 Juli 2025.

    Menurut informasi yang dihimpun, aksi pembacokan sadis itu bermotif masalah bisnis narkoba antara pelaku dan korban.

    “Korban kena sabetan golok ada 3 luka di tangan dan leher,” kata sumber tersebut, Jumat, 18 Juli 2025, malam.

  • Budaya Konsumerisme, Lipstick Effect, dan Dampak pada Planet Bumi

    Budaya Konsumerisme, Lipstick Effect, dan Dampak pada Planet Bumi

    JAKARTA – Boneka Labubu yang sempat menjadi sensasi global kini pamornya mulai menurun. Padahal dulu, banyak orang yang rela mengantre dari subuh demi mendapatkan boneka ini.

    Labubu sering dianggap boneka mewah karena harganya yang tidak murah untuk sebagian kalangan. Meski begitu, boneka ini sempat laris manis di pasaran. Labubu adalah karakter buku cerita karya seniman Kasing Lung. Pada 2019, Lung bekerja sama dengan perusahaan mainan Tiongkok, Pop Mart, untuk mewujudkan karakter-karakternya.

    Popularitas Labubu melejit setelah sejumlah selebritas internasional memakainya, mulai dari Rihanna, Dua Lipa, Kim Kardashian, hingga personel Lisa BlackPink

    Rakyat biasa kemudian ikut terhipnotis dengan tren Labubu. Di Indonesia, pernah menjadi perbincangan gara-gara ratusan orang yang rela antre sejak subuh di sebuah mall di Jakarta Selatan demi mendapatkan Labubu.

    Dan, tren ini tidak hanya terjadi di Tanah Air, tapi juga di Shanghai hingga London, dengan antrean mengular.

    Micro Trend

    Menjelang akhir tahun lalu, tagar Labubu menghasilkan lebih dari 1,4 juta video hanya di TikTok. Dari jutaan video tersebut, mayoritas berisi video pembukaan kotak rahasia atau blind box Labubu.

    Para kolektor ini antusias membuka kotak mainan misterius untuk melihat apakah mereka mendapatkan boneka Labubu yang diinginkan atau tidak.

    Namun, karena mainan blind box mendongkrak pendapatan, seringnya para kolektor tidak mendapat boneka yang mereka inginkan dan hal ini terus mendorong mereka membeli lebih banyak. Pop Mart, pemilik Labubu, mengalami peningkatan pendapatan hampir dua kali lipat menjadi 1,81 juta dolar Amerika Serikat pada 2024.

    “Pendapatan dari Labubu menyumbang hampir 22 persen dari total pendapatan Pop Mart,” demikian mengutip The Commons Earth.

    Boneka Labubu dibanderol mulai dari 20 dolar AS (Rp326.456) sampai 300 dolar AS (Rp4,89 juta). Bagi sebagian orang, harga Labubu tidak masuk akal dan lebih dianggap sebagai simbol status.

    Ratusan orang mengantre membeli Labubu di Pop Mart Gandaria City. (X)

    Mainan ini tetap dinilai barang mewah karena tidak tidak menawarkan fungsi selain memanjakan visual atau alat pamer di media sosial. Media sosial memiliki andil dalam mendorong orang menganut paham kosumerisme, yaitu membeli sesuatu untuk mencapai kebahagiaan. 

    Tapi tetap saja peminat Labubu tetap melonjak, padahal di era sekarang, uang ratusan ribu sangat berarti bagi sebagian orang. Faktanya, banyak orang dewasa mengalami kesulitan finansial, kesulitan memiliki rumah, tujuan finansial jangka panjang pun tersendat.

    Meski belum benar-benar menghilang, popularitas Labubu mulai menurun. Sebenarnya, ketika banyak orang mengantre Labubu, prediksi bahwa ini adalah tren sesaat dikemukakan sejumlah kalangan.

    Sebelum Labubu, sudah ada tren boneka Domo, Beanie Babies, dan Smiskis yang sifatnya hanya sesaat. Faktanya, mainan dan blind box mengikuti pola yang serupa dengan microtrend lainnya yang berkembang pesat.

    Krisis Iklim

    Lalu, mengapa Labubu tetap laris di pasaran padahal harganya tak murah? 

    Jawabannya karena lipstick effect. Secara sederhana, lipstick effect adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa konsumen membeli lebih banyak barang mewah mini ketika ekonomi sedang lesu.

    Ini karena kosumen merasa tujuan jangka panjang seperti membeli rumah tidak bisa tercapai, kemudian mereka terlena dengan barang mewah yang ‘terjangkau’. 

    Lipstick effect sebenarnya tak memiliki dampak terlalu besar, namun masalah muncul ketika banyak orang menghabiskan uang mereka untuk produk plastik sekali pakai dan mengikuti tren mikro yang kian cepat berkembang.

    Tren mikro tidak hanya menguras dompet, tapi juga buruk bagi planet bumi. Itu karena mainan seperti Labubu, Smiskis, Sonny Angels, dan lainnya terbuat dari platik dan ujung-ujung akan berakhir di tempat sampah.

    Budaya kosumerisme, lipstick effect dapat berdampak pada planet bumi. (Unsplash)

    Menurut sejumlah penelitian, hampir 80 persen mainan berakhir di tempat pembuangan sampah, insinerator, atau lautan. Produksi plastik, tidak hanya membuat bumi lebih hangan, tapi juga masuk ke dalam otak, darah, dan bahkan plasenta.

    “Kita hidup di dunia yang terus menerus dibombardir dengan pemasaran. Perusahaan-perusahaan besar menggunakan taktik manipulatif dan licik untuk menciptakan rasa tidak aman dan meningkatkan penjualan,” tulis the Commons Earth.

    Krisis iklim adalah hal yang nyata dan itu buruk. Faktanya, pembelian rumah tangga memengaruhi 65 persen emisi global. Karena itulah, tak ada salahnya memeriksa kembali hubungan kita dengan budaya kemudahan dan konsumerisme. Merenungkan pembelian kita adalah hal baik untuk semua orang.

    Pegiat lingkungan Amea Wadsworth menegaskan, sebelum membeli sesuatu orang harus bertanya pada diri sendiri apa yang membuat kita bahagia, mengapa, dan berapa lama bertahannya.

    “Siapa yang dirugikan oleh pembelian kita? Siapa yang membuat apa yang kita beli? Ke mana perginya semua ini setelah saya selesai menggunakannya?” pungkas Amea.

  • Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    PROBOLINGGO -Jamie Aditya tampak begitu puas ketika tampil dalam gelaran Jazz Gunung Series 1 Bromo, yang berlangsung di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo pada Sabtu, 19 Juli 2025.

    Kali ini, penyanyi 55 tahun itu tampil dengan nama Jamie Aditya & The Mezzrollers. Mereka membawakan “One Is Never Too Old To Swing”, lagu dari Cats and the Fiddle, sebagai repertoar pembuka.

    Irama swing dengan melodi yang masih bluesy terasa dominan dalam setiap lagu yang dibawakan Jamie, yang juga membawakan “Aint’ Misbehavin” dari Le Reisman, “I Can’t Give You Anything But Love” dari Louis Armstrong, “Your Red Wagon” dari Ella Fitzgerald, hingga “Viper Mad” dari Blossom Seeley.

    Jamie menjelaskan, pilihan lagu dalam penampilan ini didasarkan pada kesukaannya terhadap musik pada masa jazz age, swing, hingga bebop.

    “Kalau gua memang ambil lagu-lagu kesenangan gua, dari era yang paling gua suka, ya era 1920-an, 1930-an, 1940-an. Karena pada era itu, nada-nadanya masih happy,” kata Jamie, ditemui  Ivan Two Putra dan Bambang Eros dari VOI setelah penampilannya.

    “Gua itu orangnya suka bercanda, dan melodi pada era itu buat gua itu mudah buat dimain-mainin. Karena kalau gua senang sama musik yang gua mainin, insya Allah yang nonton juga senang,” sambungnya.

    Jamie juga mengungkap rasa senangnya, bisa tampil di tempat terbuka dengan keindahan alam Bromo yang menjadi latar tempat pertunjukan (venue).

    “Gua capek banget, habis terbang dari Jakarta, terus ke sini pakai bis, gua capek banget, tapi pas sampai di sini energi gua ke-charge lagi. Itu lah alam. Festival jazz ini, tempatnya aja ngasih kita energi,” tutur Jamie.

    “Dan Rabu kemarin itu kita manggung di pub, Kamis kita manggung di restoran, dan sekarang manggung di sini. Wow, ternyata ada gigs yang bayar kita untuk main di tempat sebagus ini. Dan orangnya, vibes-nya enak banget,” imbuhnya.

    Selain Jamie Aditya & The Mezzrollers, Jazz Gunung Series 1 Bromo juga menampilkan Emptyyy, Kua Etnika, Is Love, Karimata, dan RAN.

    Jazz Gunung Series masih akan berlanjut, dengan seri kedua digelar di Bromo pada 26 Juli, serta seri ketiga di Ijen pada 9 Agustus mendatang.

  • Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    Rasa Lelah Jamie Aditya Tampil di Jazz Gunung Series 1 Bromo ‘Dibayar’ Suasana Alam

    PROBOLINGGO -Jamie Aditya tampak begitu puas ketika tampil dalam gelaran Jazz Gunung Series 1 Bromo, yang berlangsung di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo pada Sabtu, 19 Juli 2025.

    Kali ini, penyanyi 55 tahun itu tampil dengan nama Jamie Aditya & The Mezzrollers. Mereka membawakan “One Is Never Too Old To Swing”, lagu dari Cats and the Fiddle, sebagai repertoar pembuka.

    Irama swing dengan melodi yang masih bluesy terasa dominan dalam setiap lagu yang dibawakan Jamie, yang juga membawakan “Aint’ Misbehavin” dari Le Reisman, “I Can’t Give You Anything But Love” dari Louis Armstrong, “Your Red Wagon” dari Ella Fitzgerald, hingga “Viper Mad” dari Blossom Seeley.

    Jamie menjelaskan, pilihan lagu dalam penampilan ini didasarkan pada kesukaannya terhadap musik pada masa jazz age, swing, hingga bebop.

    “Kalau gua memang ambil lagu-lagu kesenangan gua, dari era yang paling gua suka, ya era 1920-an, 1930-an, 1940-an. Karena pada era itu, nada-nadanya masih happy,” kata Jamie, ditemui  Ivan Two Putra dan Bambang Eros dari VOI setelah penampilannya.

    “Gua itu orangnya suka bercanda, dan melodi pada era itu buat gua itu mudah buat dimain-mainin. Karena kalau gua senang sama musik yang gua mainin, insya Allah yang nonton juga senang,” sambungnya.

    Jamie juga mengungkap rasa senangnya, bisa tampil di tempat terbuka dengan keindahan alam Bromo yang menjadi latar tempat pertunjukan (venue).

    “Gua capek banget, habis terbang dari Jakarta, terus ke sini pakai bis, gua capek banget, tapi pas sampai di sini energi gua ke-charge lagi. Itu lah alam. Festival jazz ini, tempatnya aja ngasih kita energi,” tutur Jamie.

    “Dan Rabu kemarin itu kita manggung di pub, Kamis kita manggung di restoran, dan sekarang manggung di sini. Wow, ternyata ada gigs yang bayar kita untuk main di tempat sebagus ini. Dan orangnya, vibes-nya enak banget,” imbuhnya.

    Selain Jamie Aditya & The Mezzrollers, Jazz Gunung Series 1 Bromo juga menampilkan Emptyyy, Kua Etnika, Is Love, Karimata, dan RAN.

    Jazz Gunung Series masih akan berlanjut, dengan seri kedua digelar di Bromo pada 26 Juli, serta seri ketiga di Ijen pada 9 Agustus mendatang.

  • Kanwil Kemenag DKI Upayakan Madrasah Swasta dan Negeri di Jakarta Bebas Biaya

    Kanwil Kemenag DKI Upayakan Madrasah Swasta dan Negeri di Jakarta Bebas Biaya

    JAKARTA – Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta mengupayakan madrasah swasta dan negeri di Jakarta juga bisa bebas biaya seperti halnya sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikasmen).

    Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DKI Jakarta, Adib, mengutip ANTARA, Minggu, 20 Juli 2025, mengatakan bila dukungan ini salah satunya mengingat jumlah madrasah swasta yang lebih banyak dibandingkan negeri.

    “Kami sangat mendukung agar masyarakat dapat menikmati pendidikan gratis di madrasah, termasuk madrasah swasta yang jumlahnya jauh lebih banyak dari madrasah negeri,” kata dia.

    Merujuk data pada November 2024, jumlah madrasah di Jakarta mencapai 1.819 yang terdiri dari madrasah negeri dan swasta.

    Dari jumlah itu, Raudhatul Athfal (RA) sebanyak 990, Madrasah Ibtidaiyah (MI) 475, Madrasah Tsanawiyah (MTs) 254 dan Madrasah Aliyah mencapai (MA) 100.

    Dari total tersebut, yang berstatus negeri (dikelola langsung oleh Kementerian Agama) berjumlah 86 lembaga, yakni MIN (20), MTsN (42) dan MAN (24). Sedangkan sisanya dikelola swasta sebanyak 1.733 lembaga.

    Adib menyampaikan, usulan pemenuhan biaya pendidikan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, biaya tenaga pendidik dan kependidikan dan biaya operasional dan pemeliharaan gedung dan fasilitas.

    Sebelumnya, Ketua Panitia Khusus (Pansus) Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta, Muhammad Subki mengatakan, madrasah juga seharusnya bisa gratis karena siswa di lembaga itu merupakan warga Jakarta.

    Menurut dia, untuk mewujudkan madrasah gratis, perlu sinkronisasi dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Penyelenggaraan Pendidikan.

    Subki mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seharusnya tidak hanya fokus menggratiskan tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Namun, perlu juga memprioritaskan pada sekolah Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah.

    Ini karena semua yang terkait tentang pendidikan harus diperhatikan. Dengan begitu, tidak terjadi ketimpangan dan menimbulkan kecemburuan antarlembaga pendidikan.

  • Kanwil Kemenag DKI Upayakan Madrasah Swasta dan Negeri di Jakarta Bebas Biaya

    Kanwil Kemenag DKI Upayakan Madrasah Swasta dan Negeri di Jakarta Bebas Biaya

    JAKARTA – Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta mengupayakan madrasah swasta dan negeri di Jakarta juga bisa bebas biaya seperti halnya sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikasmen).

    Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DKI Jakarta, Adib, mengutip ANTARA, Minggu, 20 Juli 2025, mengatakan bila dukungan ini salah satunya mengingat jumlah madrasah swasta yang lebih banyak dibandingkan negeri.

    “Kami sangat mendukung agar masyarakat dapat menikmati pendidikan gratis di madrasah, termasuk madrasah swasta yang jumlahnya jauh lebih banyak dari madrasah negeri,” kata dia.

    Merujuk data pada November 2024, jumlah madrasah di Jakarta mencapai 1.819 yang terdiri dari madrasah negeri dan swasta.

    Dari jumlah itu, Raudhatul Athfal (RA) sebanyak 990, Madrasah Ibtidaiyah (MI) 475, Madrasah Tsanawiyah (MTs) 254 dan Madrasah Aliyah mencapai (MA) 100.

    Dari total tersebut, yang berstatus negeri (dikelola langsung oleh Kementerian Agama) berjumlah 86 lembaga, yakni MIN (20), MTsN (42) dan MAN (24). Sedangkan sisanya dikelola swasta sebanyak 1.733 lembaga.

    Adib menyampaikan, usulan pemenuhan biaya pendidikan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, biaya tenaga pendidik dan kependidikan dan biaya operasional dan pemeliharaan gedung dan fasilitas.

    Sebelumnya, Ketua Panitia Khusus (Pansus) Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta, Muhammad Subki mengatakan, madrasah juga seharusnya bisa gratis karena siswa di lembaga itu merupakan warga Jakarta.

    Menurut dia, untuk mewujudkan madrasah gratis, perlu sinkronisasi dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Penyelenggaraan Pendidikan.

    Subki mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seharusnya tidak hanya fokus menggratiskan tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Namun, perlu juga memprioritaskan pada sekolah Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah.

    Ini karena semua yang terkait tentang pendidikan harus diperhatikan. Dengan begitu, tidak terjadi ketimpangan dan menimbulkan kecemburuan antarlembaga pendidikan.

  • Damkar Jakarta Timur Evakuasi Pria Terjebak di Dalam Mobil Mercedes Benz

    Damkar Jakarta Timur Evakuasi Pria Terjebak di Dalam Mobil Mercedes Benz

    JAKARTA – Sejumlah warga Utan Kayu Selatan digegerkan dengan adanya sebuah mobil mewah Mercedez Benz berwarna hitam dengan nopol B 1952 SAI yang terparkir misterius di depan Family Mart, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Minggu, 20 Juli 2025, pagi.

    Di dalam mobil tersebut ternyata ada seorang pria yang tak sadarkan diri, diduga terjebak di dalam mobil.

    Pasalnya saat kejadian, mobil tersebut mengeluarkan kepulan asap di bagian kap mesin.

    Warga kemudian melaporkan ke petugas Damkar terkait kejadian tersebut, untuk dilakukan evakuasi. Petugas yang datang, langsung mengevakuasi korban sekitar pukul 04.15 WIB.

    “Objek orang terjebak di dalam mobil dengan posisi mobil yang menyala mesinnya. Proses evakuasi selesai pukul 05.00 WIB, dilakukan oleh 12 petugas rescue,” kata tim evakuasi Damkar, Danang.

    Korban yang terjebak di dalam mobil bernama Geffraj Singh Sandhu warga Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    Setelah dilakukan lebih dari 30 menit, korban akhirnya berhasil dievakuasi dari dalam mobil yang berasap tersebut.

    “Alhamdulilah berhasil dievakuasi petugas, situasi aman terkendali,” ujarnya.

    Sementara menurut keterangan saksi, kejadian bermula ketika mobil mendadak menepi dan berhenti di depan minimarket Family Mart dengan kondisi lampu dan mesin hidup. Setelah 1,5 jam, tiba-tiba mobil tersebut mengeluarkan asap dari bagian mesin.

    Kejadian ini sontak mengundang perhatian warga hingga akhirnya mendekati mobil tersebut.

    “Di dalam mobil ada seorang laki-laki dalam kondisi tidak sadar. Warga mencoba membangunkan tetapi tidak ada respon sehingga menghubungi pihak pemadam kebakaran,” kata Jarot (40), warga sekitar.

  • Robohkan Dubois dalam Lima Ronde, Usyk Tiga Kali Jadi Juara Dunia Sejati

    Robohkan Dubois dalam Lima Ronde, Usyk Tiga Kali Jadi Juara Dunia Sejati

    JAKARTA – Ketika menerima tantangan petinju Inggris Daniel Dubois motivasi Oleksandr Usyk hanya satu, yaitu menjadi petinju pertama yang sukses tiga kali menjadi juara dunia sejati. Petinju Ukraina itu pernah menjadi juara sejati di kelas penjelajah (2018) dan kelas berat (2024). Bertempat di Stadion Wembley, London pada Minggu dini hari WIB (20/7), Usyk kembali menjadi juara kelas berat sejati usai mengKO Dubois dalam lima ronde.

    Setelah mengalahkan Tyson Fury dalam duel pertama di Riyadh, Arab Saudi pada 18 Mei 2024, Usyk menyandang gelar juara kelas berat sejati untuk kali pertama. Empat gelar dari empat badan tinju dunia dia sandang: WBA, WBC, IBF, dan WBO. Namun kemudian gelar versi IBF dia lepaskan, dan gelar tersebut direbut Dubois usai menjungkalkan Anthony Joshua di Wembley pada 21 September 2024.

    Dua tahun lalu Dubois berusaha mengusik gelar Usyk, dengan menantangnya berduel di Wroclaw, Polandia pada 26 Agustus 2023. Namun Dubois gagal, setelah menyerah KO pada ronde ke-9. Rupanya petinju Inggris itu tidak kapok, dan kembali menantang petinju jenius asal Ukraina yang merupakan peraih emas Olimpiade London 2012 tersebut.

    Oleksandr Usyk menunggu di sudut putih, sementara wasit Michael Griffin menghitung Daniel Dubois yang tergeletak di kanvas ring dalam duel di Stadion Wembley, London, Minggu dini hari WIB (20/7). (DAZN)

    Unggul postur, bobot, dan tenaga tidak cukup bagi Dubois (27 tahun) untuk membalas kekalahannya dari Usyk (38 tahun). Usyk masih terlalu lincah, meskipun usianya sudah bertambah dua tahun setelah duel pertama mereka.

    Berkat kelincahan, kecepatan, dan pukulan yang akurat Usyk dua kali menjatuhkan Dubois di ronde ke-5 dari 12 yang dijadwalkan. Satu hook kanan menjatuhkan Dubois, namun dia mampu bangkit sebelum wasit Michael Griffin menyelesaikan 10 hitungan.

    Namun kondisi Dubois belum 100 persen pulih saat dia kembali menyerang Usyk. Berondongan pukulan Usyk yang ditutup sebuah hook kiri tepat di rahang kanan Dubois, kembali menjungkalkannya. Kali ini Dubois benar-benar keok, tak mampu bangkit sampai wasit Griffin menyelesaikan 10 hitungan.

    “Umur 38 masih muda, dan ini bukan akhir karier saya. Justru saya memasuki babak baru dalam karier. Mungkin masih ada dua pertarungan lagi yang ingin saya jalani. Soal lawan, bisa Tyson Fury, Derreck Chisora, Joseph Parker, atau siapa pun. Yang jelas dalam dua bulan ini saya ingin istirahat dan menikmati saat-saat berkumpul bersama keluarga,” ujar Usyk usai pertandingan, yang ditayangkan secara live streaming di DAZN.

    Oleksandr Usyk belum terkalahkan atau ditahan seri dalam 24 laga, yang 15 di antaranya dia menangi lewat KO/TKO. Selain menjadi orang pertama yang menjadi juara dunia sejati sebanyak tiga kali, dia juga petinju pertama yang menjadi juara kelas berat sejati sejak petinju Inggris, Lennox Lewis mendapatkannya nyaris 26 tahun lalu!