Category: Voi.id

  • Anak-anak Paling Rentan, Kekerasan Seksual Dominasi Kasus di Jakarta Sepanjang 2025

    Anak-anak Paling Rentan, Kekerasan Seksual Dominasi Kasus di Jakarta Sepanjang 2025

    JAKARTA – Tren kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jakarta pada tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2024. Temuan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta Iin Mutmainnah.

    Berdasarkan pencatatan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditangani oleh Dinas PPAPP periode Januari hingga November 2025 sebanyak 1.917 kasus. Angka ini hampir setara dengan kasus sepanjang tahun 2024 dengan total 2.041 kasus.

    “Kalau trennya naik memang setiap tahun, trennya naik dari jumlah data tahun lalu dengan tahun ini terlihat bulan ini saja sudah hampir menyamai di akhir tahun lalu di 2024. Jadi, memang trennya naik,” kata Iin kepada wartawan, Senin, 24 November.

    Berdasarkan identitas kependudukan, korban kekerasan periode Januari-November 2025 paling banyak berasal dari Kota Administrasi Jakarta Timur, dengan total 513 korban atau mencakup 25,5% dari keseluruhan data.

    Posisi kedua ditempati oleh Jakarta Selatan dengan 337 korban (16,8 persen), disusul oleh Jakarta Barat dengan 316 korban (15,7 persen), dan Jakarta Utara dengan 303 korban (15,1 persen). Sementara itu, Jakarta Pusat mencatat 223 korban (11,1 persen). Wilayah Kepulauan Seribu mencatat angka terendah dengan 16 korban.

    Ditinjau dari jenis kasusnya, anak-anak dan perempuan menjadi kelompok yang paling rentan mengalami kekerasan. Kekerasan Seksual pada anak menjadi kasus tertinggi dengan jumlah 588 kasus (21,9 persen). Kasus kedua terbanyak adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap perempuan sebanyak 412 kasus (15,4 persen).

    “Dari komposisi perempuan dan anak itu, trennya naiknya itu lebih tinggi memang anak. Komposisinya 53 persen dari total jumlah kasus ini anak perempuan dan laki-laki di bawah umur 18 tahun,” ujar Iin.

    Lebih lanjut, Iin mengungkap Pemprov DKI saat ini memiliki kanal pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Korban bisa mendatangi UPT PPA serta 44 titik pos pengaduan di setiap kecamatan atau RPTRA yang memiliki konselor dan paralegal untuk melayani pengaduan.

    “jadi kami menindaklanjuti ini dasarnya adalah pengaduan. Kalau si korban tidak mengadu, tidak ada orang yang mengadu terhadap hal ini itu tidak bisa kami tangani, karena dasarnya adalah pengaduan yang kami jadikan catatan atau data,” jelas dia.

  • Eksklusif, Kepala BNN Suyudi Ario Seto Ungkap 3,3 Juta Warga Indonesia Terpapar Narkotika

    Eksklusif, Kepala BNN Suyudi Ario Seto Ungkap 3,3 Juta Warga Indonesia Terpapar Narkotika

    Persoalan narkotika bukan lagi hal sepele. Saat ini, menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, Komjen Polisi Suyudi Ario Seto, SIK, SH, MSi, sebanyak 3,3 juta warga Indonesia terpapar narkotika. Untuk mengatasinya, semua pihak harus bersinergi dan tidak bisa hanya mengandalkan BNN atau kepolisian saja.

    ***

    Semua pihak harus membuka mata dan telinga. Data prevalensi menunjukkan jumlah penyalahguna narkotika tidak main-main, yakni 1,73% dari populasi.

    “Sebaran narkotika ini sudah dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Angkanya 1,73% atau setara dengan 3,3 juta dari populasi usia produktif 15–64 tahun dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta jiwa. Mayoritas penyalahguna berada pada usia 15–35 tahun. Perlu saya ungkap juga, 60% dari kasus yang muncul berawal dari lingkungan rumah, sekolah, kampus, dan pertemanan,” kata Suyudi Ario Seto.

    BNN memang menjadi ujung tombak pencegahan dan pemberantasan narkotika. Namun tugas berat ini tak bisa dikerjakan sendiri. Karena itu, kata Suyudi, pihaknya menggandeng kementerian terkait seperti Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pendidikan Tinggi, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Kementerian lainnya. “Kami sudah berjalan dengan program IKAN di 8 provinsi, dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Kami juga bekerja sama dengan UNODC (The United Nations Office on Drugs and Crime — lembaga PBB untuk penanggulangan narkotika),” paparnya.

    Anak-anak termasuk kelompok yang sangat rentan. Karena itu, kata Suyudi, BNN memberikan perhatian besar. “BNN fokus pada penanganan dan pencegahan narkotika untuk anak-anak. Kita semua harus bersinergi dan bergerak bersama. Jajaran pemerintahan harus bisa memberi contoh dan teladan. Penanganan narkotika tidak bisa diserahkan hanya kepada BNN atau polisi saja, semua harus peduli. Kalau ini kita glorifikasikan, insya Allah penanganan narkotika bisa berhasil,” ujarnya kepada Edy Suherli, Bambang Eros, dan Irfan Meidianto dari VOI saat menemuinya di kantor BNN RI, Cawang, Jakarta Timur, 17 November 2025.

    Anak-anak termasuk kelompok yang rentan terpapar narkotika, karena itu kata Kepala BNN Suyudi Ario Seto mereka harus dibentengi. (Foto: Bambang Eros VOI, DI: Raga Granada VOI)

    Bagaimana penanganan dan pencegahan narkotika yang dilakukan BNN?

    Di masa pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran, BNN telah merumuskan sejumlah program. Salah satunya adalah mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengambil peran sebagai agen dalam pencegahan dan pemberantasan narkotika. Kami berharap segenap elemen masyarakat memiliki kepedulian. Sebagaimana Asta Cita pada poin ketujuh tentang pemberantasan dan penanggulangan narkotika di Indonesia, BNN sangat concern terhadap pentingnya peran generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Kami berharap generasi muda kita benar-benar sehat, aktif, dan memiliki kekuatan demi menjaga kedaulatan bangsa ini dari bahaya narkotika.

    Selama ini berapa banyak korban yang terpapar narkotika?

    Berdasarkan data, prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah berada dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Angkanya mencapai 1,73% atau setara dengan 3,3 juta dari populasi usia produktif 15–64 tahun dari total penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta jiwa. Mayoritas penyalahguna berada pada usia 15–35 tahun. Perlu saya ungkap juga bahwa 60% kasus bermula dari lingkungan rumah, sekolah, kampus, dan pertemanan.

    Untuk usia remaja, yaitu rentang 15–19 tahun, ditemukan sekitar 312.000 orang yang sudah terpapar narkotika. Dalam upaya pencegahan, kami menyiapkan beberapa program, di antaranya: IKAN (Integrasi Kurikulum Anti Narkotika), ANANDA (Aksi Nasional Anti Narkotika Dimulai dari Anak-anak), dan BERSINAR (Bersih Narkoba). Dari namanya sudah jelas bahwa kami sangat concern pada perlindungan anak-anak.

    Mengapa BNN fokus kepada anak-anak?

    Karena ini adalah kelompok usia yang paling rentan. Mereka selalu ingin tahu banyak hal, baik aspek positif maupun negatif. Dalam banyak kasus, korban terpapar narkotika karena pengaruh pertemanan di lingkungan rumah, sekolah, atau kampus. Anak-anak sering ditawari; awalnya hanya mencoba-coba, kemudian mulai ketagihan, dan akhirnya berlanjut. Banyak anak-anak kita yang sudah kecanduan. Karena itu, kami sangat concern terhadap kelompok usia ini.

    Anak-anak adalah aset negara yang harus kita jaga. Jika mereka sudah terpapar narkotika, maka seluruh bangsa akan menanggung akibatnya.

    Untuk melaksanakan program ANANDA dan BERSINAR, BNN berkolaborasi dengan pihak mana saja?

    BNN menjadi ujung tombak, tetapi kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami berkolaborasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pendidikan Tinggi, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah. Kami sudah menjalankan program IKAN di 8 provinsi, mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi. Kami juga bekerja sama dengan UNODC (The United Nations Office on Drugs and Crime — lembaga PBB untuk penanggulangan narkotika). Modul yang kami gunakan bersifat internasional dan diharapkan dapat masuk ke sekolah-sekolah sehingga anak-anak memahami apa itu narkotika, bahayanya, dampaknya, serta jenis-jenis narkotika baru yang berkembang saat ini—baik bentuk maupun modusnya yang semakin beragam.

    Soal modus dan bentuk narkotika yang beredar saat ini seperti apa?

    Para pengedar sangat canggih. Bentuk narkotika kini bisa berupa permen atau makanan ringan yang disukai anak-anak. Ada juga yang masuk melalui rokok elektrik; saat cairannya diisi ulang, ternyata mengandung narkotika. Narkotika sudah banyak beralih ke bentuk kimia dan sintetis.

    Bagaimana pengoptimalan peran orang tua untuk menanggulangi penyebaran narkotika?

    Melalui program IKAN, kami berharap orang tua dapat memahami modul yang diberikan kepada anak-anak. Mereka harus memahami apa itu narkotika, apa dampak dan bahayanya, jenis-jenisnya, serta ciri-cirinya. Orang tua harus berperan aktif, karena benteng utama penanggulangan narkotika berada di keluarga. Jangan sampai anak sudah terjerumus jauh, sementara orang tua tidak memahami tanda-tandanya. Setiap jenis narkotika berbeda dampaknya—ganja berbeda dengan sabu atau ekstasi. Ini yang harus dipahami para orang tua.

    Apa lagi program yang dilakukan BNN untuk penanggulangan narkotika?

    Kami memiliki program DESA BERSINAR (Desa Bersih Narkoba). Berbicara soal desa, ada dua struktur: mulai dari kepala desa hingga aparat terendah yaitu RT/RW, serta unsur karang taruna dan ibu-ibu PKK. Di sisi lain ada komunitas masyarakat yang juga melibatkan para orang tua. Semua harus bersinergi dan berjalan paralel. Jajaran pemerintahan harus memberikan contoh dan teladan. Penanggulangan narkotika tidak bisa diserahkan hanya kepada BNN atau polisi; semua harus peduli. Jika ini bisa kita glorifikasikan, insyaallah penanganan narkotika akan berhasil.

    Orang tua kata Kepala BNN Suyudi Ario Seto harus berperan aktif dalam penanggulangan narkotika, karena benteng utama penanggulangan narkotika berada di keluarga. (Foto: Bambang Eros VOI, DI: Raga Granada VOI)

    Bagaimana jika sudah dijaga sedemikian rupa, tapi masih bobol juga?

    Kalau upaya persuasif tidak menunjukkan hasil, dengan terpaksa harus dilakukan upaya pemberantasan dan rehabilitasi. Stigma negatif yang berkembang di masyarakat bahwa mereka yang kecanduan narkotika adalah aib, harus kita ubah. Jangan jadikan pecandu sebagai aib; mari kita rangkul mereka, ajak berobat dan rehabilitasi agar bisa sembuh. Jangan jadikan mereka masyarakat kelas dua, ditinggalkan, atau dianggap musuh. Jika itu terjadi, penanganan narkotika di Indonesia tidak akan pernah tuntas dan angka prevalensi akan terus naik.

    Menurut Anda, sejauh ini seperti apa awareness orang tua terhadap persoalan narkotika?

    Menurut saya, peran orang tua sejauh ini masih belum maksimal. Saya mengimbau kepada semua orang tua, guru, dosen, rektor, dan seluruh pemangku kepentingan untuk membuka mata dan telinga — jangan apatis terhadap persoalan narkotika. Ingat, narkotika sudah ada di sekeliling kita, tidak hanya di kota besar tetapi juga sudah merambah ke desa-desa, pesisir pantai, dan kawasan perkebunan.

    Kepada semua pihak, saya kembali menyerukan agar mengglorifikasikan pesan penanganan narkotika ini. Jangan berharap akan lahir generasi hebat jika kita tidak menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang anak-anak yang kelak menjadi penerus perjuangan bangsa.

    Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sejauh mana program rehabilitasi dilakukan BNN?

    Upaya yang dilakukan BNN tidak bisa parsial—misalnya hanya pemberantasan atau hanya pencegahan. Semua upaya harus berjalan paralel, dari hulu hingga hilir. Selama ini kami melakukan kampanye, workshop, seminar, dan bekerja sama dengan media. Namun upaya ini belum cukup maksimal karena para bandar narkotika masih bisa masuk ke wilayah kita. Bentuk negara kita sebagai kepulauan menjadikan banyak pelabuhan kecil menjadi pintu masuk narkotika, sehingga makin banyak masyarakat yang terpapar. Karena itu, upaya rehabilitasi sangat penting dilakukan.

    Sebagaimana disampaikan Pak Presiden dalam pemusnahan barang bukti narkotika beberapa waktu lalu, beliau meminta agar upaya rehabilitasi diperkuat. Kami menyambut baik pernyataan Presiden tersebut, dan karena itu kami terus memperkuat fasilitas rehabilitasi yang ada. Saat ini BNN memiliki enam pusat rehabilitasi, antara lain di Lido (Bogor), Deli Serdang (Medan), Lampung, Makassar, dan beberapa daerah lainnya.

    Apa lagi upaya yang dilakukan BNN dalam rehabilitasi?

    Kami juga menggiatkan IBM (Intervensi Berbasis Masyarakat) di desa-desa. Di sini, tokoh masyarakat dan tokoh agama dilibatkan sebagai agen penyembuh di tingkat awal. Jika kasus sudah sedikit lebih berat, kami arahkan ke IPWL (Intervensi Wajib Lapor) yang ada di puskesmas, klinik, klinik pratama BNNP/BNNK, dan rumah sakit yang mendapat rekomendasi Kemenkes. Di sana ada konselor dan dokter yang bertugas.

    Selain itu, BNN juga memiliki Rehabilitasi Keliling (RELING) di 10 provinsi, terutama di daerah yang kami anggap rawan seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan lainnya. Kami memiliki dokter dan konselor yang bisa melakukan asesmen di tempat. Jika kasusnya ringan, dapat dilakukan rawat jalan; jika berat, akan dirujuk ke balai rehabilitasi.

    Bagaimana dengan masyarakat yang berada di wilayah terpencil?

    Bagi masyarakat yang berada di perbatasan atau wilayah terpencil, kami membuka layanan telerehab, yaitu rehabilitasi jarak jauh menggunakan video call. Pengguna bisa berdiskusi dan berkonsultasi langsung dengan petugas kami.

    Apakah seluruh wilayah Indonesia sudah tercakup layanan BNN?

    Kalau seluruhnya, saya kira belum. Harapan kami, layanan rehabilitasi bisa tersedia di semua provinsi di Indonesia. RELING dan telerehab juga akan terus kami perkuat.

    Apakah pihak swasta juga bisa berkontribusi dalam rehabilitasi narkotika?

    Kami sangat terbuka terhadap pihak swasta yang ingin terlibat dalam rehabilitasi narkotika.

    Ada beberapa kasus orang sudah direhabilitasi namun kembali terpapar narkotika. Bagaimana penanganannya?

    Itu namanya relaps atau kambuh. Kami memiliki strategi untuk menangani kasus relaps ini. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya, di wilayah Gayo Lues, Aceh, kami bekerja sama untuk mengarahkan para petani yang dulunya menanam ganja agar beralih menanam kopi Gayo. Kepala BNK Gayo Lues bekerja sama dengan pemerintah setempat. Kami juga menggandeng pihak swasta untuk mengelola kopi Gayo agar masyarakat lebih produktif. Secara ekonomi, memang hasilnya tidak setinggi ganja, tetapi dengan bertani kopi, mereka aman dan bisa tidur nyenyak.

    Apa lagi upaya yang dilakukan BNN?

    Belum lama ini kami melakukan penindakan serentak dari Sabang hingga Merauke bekerja sama dengan TNI, Polri, dan pemerintah daerah. Lebih dari 1.290 orang berhasil diamankan, 350 orang di antaranya positif narkoba dan diarahkan untuk rehabilitasi. Kami juga menangkap 37 bandar narkoba yang kini diproses secara hukum.

    Dalam operasi tersebut, kami menyita banyak barang bukti, di antaranya di Kampung Bahari dan Kampung Ambon: lebih dari 100 kg sabu, ratusan kilogram ganja, uang hasil kejahatan sekitar Rp5 miliar, serta 17 pucuk senjata api. Mereka ini bukan pelaku kecil—mereka menggunakan drone dan alat penghitung uang. Karena itu, upaya BNN bukan hanya pemberantasan, tetapi juga pemulihan.

    Di Kampung Bahari, kami bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dan BNNP setempat dengan mengutamakan pencegahan dan pemulihan, serta menggandeng tokoh agama untuk mengubah citra kampung narkoba menjadi kampung harapan yang BERSINAR. Upaya serupa juga dilakukan di daerah lain yang sedang berproses.

    Gurita bisnis narkoba nilainya sangat besar, bahkan triliunan rupiah. Apa lagi yang dilakukan BNN untuk menanggulanginya?

    Bisnis narkotika mungkin terlihat menjanjikan bagi orang-orang yang ingin mencari jalan pintas. Tapi ini merusak generasi—anak-anak bangsa yang menjadi penerus. Karena itu saya kembali menyerukan agar semua pihak peduli. Jangan sampai kita kalah dari bandar-bandar jahat itu.

    Kami melakukan berbagai upaya pencegahan dengan pendekatan kearifan lokal agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungannya. Anak-anak harus tetap kita lindungi karena mereka memiliki masa depan panjang. Semoga tidak ada lagi anak bangsa yang menjadi korban.

    Bagaimana dengan orang yang masuk lembaga pemasyarakatan karena narkoba, tetapi justru menjalankan bisnis narkoba dari dalam lapas?

    Ini juga menjadi perhatian kami bersama Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas). Bapak Menteri Imipas sudah mengambil langkah tegas. Semestinya warga binaan bertobat, tetapi masih ada yang mencoba-coba. Jika sudah seperti itu, tidak ada pilihan lain selain tindakan tegas.

    Kami berterima kasih kepada Kementerian Imipas yang telah memindahkan warga binaan pelaku bisnis narkoba ke Lapas Nusakambangan dan menempatkannya di sel super ketat. Semoga ini memberikan efek jera bagi mereka dan pelaku lain.

    Apa pesan Anda untuk generasi muda, orang tua, dan para pemangku kepentingan agar pencegahan serta penanggulangan narkotika bisa maksimal?

    Pesan saya kepada masyarakat, khususnya generasi muda:

    Sadari betul bahaya narkotika yang bisa mengancam sejak dini. Jauhi tawaran dan ajakan narkotika. Bentuk narkotika sekarang sangat beragam: permen, makanan ringan, hingga rokok elektrik, jadi harus waspada.Untuk orang tua, guru, dan dosen, awasi anak-anak dan peserta didik. Perhatikan lingkungan mereka.Arahkan pada kegiatan positif dan produktif, seperti olahraga dan seni.

    Untuk terhindar dari narkotika, jagalah diri, jaga teman, dan jaga masa depan kalian. Rumah adalah benteng pertama dalam penanggulangan narkotika. Mari kita jaga bersama agar Indonesia benar-benar BERSINAR.

    PR kita memang masih besar. Apa pun yang kita lakukan akan bermanfaat. Tapi jika kita diam atau tidak peduli, itu sama saja membiarkan narkotika terus beredar. Sebagai Kepala BNN, saya terus mengimbau dan mengajak: tidak ada kata terlambat, mari terus berbuat dan berjuang.

    Untuk menjaga kesehatan Suyudi Ario Seto tak meninggalkan olahraga. Dengan olahraga teratur, kondisi fisiknya tetap sehat dan bugar. (Foto: Bambang Eros VOI, DI: Raga Granada VOI)

    Untuk menjaga kesehatan, Suyudi Ario Seto tidak pernah meninggalkan olahraga. Dengan olahraga teratur, kondisi fisiknya tetap sehat dan bugar. Apa saja olahraga yang dilakoninya? “Saya memilih olahraga yang mudah dilakukan, seperti treadmill, jalan keliling kompleks perumahan, kalau ada kesempatan berenang dan bersepeda,” katanya.

    Untuk sepeda, Suyudi menyukai jenis MTB alias mountain bike. “Soalnya MTB itu kan seru, masuk kampung ke luar kampung. Melalui jalanan desa yang udaranya masih bersih,” ujar pria kelahiran Pandeglang, Banten, 14 Juli 1973 ini.

    Kegiatan yang menyatu dengan alam memang sudah disukainya sejak belia. “Sejak sekolah dulu saya sudah suka naik gunung dan panjat tebing. Kalau sekarang sudah enggak sanggup. Badan sudah berat,” katanya sambil tertawa lepas. “Tapi kalau hiking masih oke,” tambahnya.

    Mengemudi motor trail juga menjadi kegemaran Suyudi. Sama seperti bersepeda MTB, rute yang dipilihnya pun masuk kampung keluar kampung. “Dengan motor trail, bisa melihat kehidupan masyarakat di kampung yang bersahaja. Waktu saya masih menjabat Kapolres, hampir setiap akhir pekan saya motoran,” lanjut mantan Kapolres Majalengka dan Kapolres Bogor ini.

    Yang menarik, kata Suyudi, aktivitas motor trail membuatnya lebih dekat dengan masyarakat. “Kalau naik motor itu komunitasnya sampai ke bawah, bahkan tukang ojek pun bisa nimbrung. Kita bisa bareng dengan masyarakat,” ujarnya.

    Di antara aktivitas bernuansa adventure itu, yang paling seru menurut Suyudi adalah panjat tebing. “Saya dan teman-teman kerap memanjat sampai ke Citatah, Purwakarta, dan Gunung Parang. Saya juga mendaki Gunung Salak dan Gunung Gede. Kegiatan seperti ini bukan sekadar menyalurkan hobi, tapi juga menguatkan pertemanan, kekompakan, dan kebersamaan,” katanya.

    Paling Seru Menjajal Daerah Baru

    Aktivitas seperti bersepeda atau mengendari motor trail, diakui Suyudi Ario Seto, memang melelahkan. Namun setelah itu badan jadi segar, sehat dan berkesan. (Foto: Bambang Eros VOI, DI: Raga Granada VOI)

    Satu hal yang dirasakan paling seru oleh Suyudi Ario Seto adalah ketika menjajal daerah baru. “Kenapa seru? Karena kita belum tahu rute dan track-nya. Jadi harus berhati-hati dan waspada agar tak terjadi kecelakaan. Serunya di sana,” ujar mantan Kapolda Banten ini.

    Uniknya, lanjutnya, teman-temannya akan heboh dan tertawa jika ada salah satu rombongan yang terjatuh. “Pokoknya momen itu ditunggu banget kalau ada yang jatuh. Pasti diketawain. Makanya harus hati-hati jangan sampai jatuh. Soalnya kalau ada yang jatuh, itu jadi hiburan buat yang lain,” katanya terkekeh.

    Diakui Suyudi, meski melelahkan, aktivitas berkendara motor trail ke daerah pedalaman justru membuatnya kembali segar. “Selesai aktivitas itu bikin fresh lagi. Dan kalau sudah begitu, hubungan dengan teman-teman makin dekat, sudah tidak ada jarak,” ujarnya.

    Kontrol Asupan Makanan

    Menjaga asupan makanan adalah cara yang dilakukan Suyudi Ario Seto menjaga kesehatannya. Kini ia mulai mengurangi asupan nasi yang diganti dengan beras porang. (Foto: Bambang Eros VOI, DI: Raga Granada VOI)

    Selain olahraga, Suyudi juga menjaga pola makan. “Yang penting adalah menjaga asupan makanan. Kalau saya pagi hari sarapan dengan dua butir telur ditambah saus cabai,” kata alumni Akpol 1994 ini.

    Menjelang siang, barulah ia makan besar. “Siang baru makan nasi porang. Untuk lauknya dua macam saja, ditambah sayur-sayuran. Malam juga begitu, tetapi sudah tidak pakai nasi,” ungkapnya.

    Dengan pola makan seperti itu, lanjut Suyudi, kondisi badan terasa lebih terjaga. “Insya Allah dengan pola seperti itu bisa menjaga kesehatan. Tetapi jangan lupa imbangi juga dengan workout atau aktivitas yang bisa membakar kalori seperti melatih otot kaki,” tambahnya, sembari berpesan untuk tidak memaksakan olahraga berat.

    Untuk menjaga kedekatan dengan keluarga, pada akhir pekan Suyudi selalu menyempatkan makan siang atau makan malam bersama anak dan istri. “Meski sibuk dengan berbagai kegiatan, harus menyempatkan minimal sekali untuk lunch atau dinner dengan anak dan istri,” katanya, yang juga aktif berkomunikasi lewat telepon pintar.

    Momen berkumpul itu digunakan untuk berbagi cerita dengan anak-anak yang mulai tumbuh besar dengan berbagai kegiatannya. “Kalau libur, kadang saya ajak anak mengikuti aktivitas saya. Biar mereka juga melihat dan merasakan kegiatan ayahnya. Sebaliknya, kalau anak-anak ada kegiatan atau pentas di sekolah, saya datangi. Mereka senang kalau ayahnya datang,” lanjut Suyudi Ario Seto.

    “Saya mengimbau kepada semua orang tua, guru, dosen, rektor, dan semua pemangku kepentingan untuk membuka mata dan telinga, jangan apatis dengan persoalan narkotika. Ingat, narkotika sudah ada di sekeliling kita—tidak hanya di kota besar, tetapi juga sudah merambah desa-desa, pesisir pantai, dan perkebunan,”

       

  • Meta Berniat Masuk Bisnis Perdagangan Listrik untuk Percepat Pembangunan Pembangkit Energi

    Meta Berniat Masuk Bisnis Perdagangan Listrik untuk Percepat Pembangunan Pembangkit Energi

    JAKARTA – Meta dilaporkan tengah bersiap memasuki bisnis perdagangan listrik, langkah yang dilakukan untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik baru yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pusat data (data center) berteknologi AI miliknya.

    Menurut laporan Bloomberg, Meta dan Microsoft saat ini sedang mengajukan persetujuan federal agar dapat memperdagangkan daya listrik—mengikuti jejak Apple yang sudah lebih dulu mendapatkan izin tersebut. Dengan izin ini, Meta bisa membuat komitmen jangka panjang untuk membeli listrik dari pembangkit baru, namun tetap memiliki fleksibilitas untuk menjual kembali sebagian daya itu ke pasar listrik grosir jika diperlukan.

    Kepala divisi energi global Meta, Urvi Parekh, mengatakan kepada Bloomberg bahwa pengembang pembangkit listrik ingin melihat komitmen nyata dari para perusahaan teknologi besar.

    “Mereka ingin tahu bahwa konsumen energi benar-benar bersedia mengambil bagian dalam risiko,” ujar Parekh. “Tanpa Meta mengambil peran lebih aktif dalam mempercepat penambahan pasokan listrik ke sistem, prosesnya tidak akan berjalan secepat yang kami inginkan.”

    Langkah ini menjadi contoh nyata tingginya kebutuhan energi untuk mendukung ekspansi pusat data AI raksasa teknologi. Bloomberg mencatat bahwa setidaknya tiga pembangkit listrik berbahan bakar gas baru harus dibangun hanya untuk menyuplai kampus pusat data Meta di Louisiana.

    Dengan kebutuhan daya yang terus melonjak akibat perkembangan AI dan komputasi skala besar, perusahaan teknologi seperti Meta tampaknya tidak lagi hanya menjadi konsumen listrik—tetapi juga akan berperan sebagai pemain aktif dalam industri energi.

  • Soroti Kekerasan Pelajar di Purworejo, Menteri PPPA Desak Penguatan Edukasi Digital Anak

    Soroti Kekerasan Pelajar di Purworejo, Menteri PPPA Desak Penguatan Edukasi Digital Anak

    JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus kekerasan yang melibatkan pelajar di sebuah SMP di Purworejo, Jawa Tengah. Kasus yang rekamannya viral di media sosial ini, menurut Menteri Arifah, menyoroti urgensi penguatan edukasi digital bagi anak-anak Indonesia.

    Dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin, 24 November 2025, Menteri PPPA menyoroti rekaman yang beredar dan memicu kegaduhan publik tersebut. Ia menegaskan, peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya langkah pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan, baik di ruang fisik maupun digital.

    “Peristiwa ini memperlihatkan pentingnya langkah pencegahan kekerasan di satuan pendidikan, termasuk melalui penguatan edukasi digital agar anak mampu berinteraksi secara aman dan bertanggung jawab di ruang fisik maupun digital,” ujar Menteri Arifah.

    🛡️ Penanganan Cepat Korban dan Kawalan Hukum Terlapor

    Kementerian PPPA, lanjutnya, telah bergerak cepat berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Purworejo. Tujuannya adalah memastikan penanganan kasus berjalan sesuai prosedur.

    Saat ini, upaya perlindungan dan pemulihan bagi anak korban telah diberikan, termasuk pendampingan psikolog klinis dan pemeriksaan CT scan di rumah sakit.

    “Kami memastikan pemenuhan kebutuhan anak korban ditangani secara cepat dan tepat,” tegas Menteri PPPA.

    Terkait proses hukum, Kementerian PPPA akan terus mengawal kasus ini bersama UPTD PPA Purworejo. Mengingat terlapor masih berusia anak, penanganan akan dilakukan sesuai ketentuan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) dengan tetap mengutamakan kepentingan terbaik anak.

    Lebih lanjut, Menteri Arifah menyoroti akar masalah yang perlu dicegah, yaitu minimnya literasi digital yang bisa memicu kasus serupa terulang. Ia mendorong edukasi digital diperkuat di lingkungan sekolah maupun keluarga.

    “Edukasi tersebut mencakup pemahaman tentang interaksi yang sehat di ruang digital, kemampuan mengelola emosi, serta kesadaran mengenai konsekuensi penyebaran konten yang melanggar privasi atau bermuatan kekerasan,” jelasnya.

    Menurut Menteri PPPA, literasi digital kini menjadi krusial karena anak-anak hampir setiap hari beraktivitas di internet. 

    “Anak-anak harus menerapkan prinsip saring dan caring sebelum sharing,” tegas Menteri Arifah.

    Ia juga mengimbau para guru dan orang tua untuk terlibat aktif dalam pembinaan dan pengawasan penggunaan gawai anak. Disiplin positif dan menciptakan lingkungan digital yang aman adalah tanggung jawab bersama.

    Ajak Masyarakat Berani Melapor

    Kasus kekerasan ini bermula dari perkelahian fisik yang kemudian direkam dan disebarkan di media sosial, memperluas dampak psikologis bagi anak yang terlibat.

    Menteri PPPA kembali mengajak masyarakat yang melihat, mengetahui, atau mengalami kekerasan untuk berani melapor. Aduan dapat disampaikan melalui kepolisian atau UPTD PPA terdekat.

    Layanan aduan kekerasan Kementerian PPPA, Call Center 24 Jam Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, WhatsApp di 08111-129-129 dan laporsapa129.kemenpppa.go.id

  • Harga Emas Antam Turun Tipis ke Rp2,34 juta per Gram di Awal Pekan

    Harga Emas Antam Turun Tipis ke Rp2,34 juta per Gram di Awal Pekan

    JAKARTA – Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang (persero) Tbk (Antam) turun sebesar Rp1.000 pada perdagangan hari ini. Harga emas Antam saat ini di Rp2.340.000 per gram.

    Seperti diketahui, harga emas Antam rekor tertinggi sepanjang masa pada level Rp2.487.000 per gram. Di mana, rekor tersebut terjadi pada 21 Oktober 2025.

    Mengutip data logammulia, Senin, 24 November, harga buyback emas Antam juga turun Rp1.000 ke Rp2.201.000 per gram.

    Harga emas dengan ukuran terkecil yaitu 0,5 gram dihargai Rp1.224.000. Sementara itu, harga emas batangan 10 gram dibanderol Rp22.975.000.

    Untuk ukuran emas batangan 50 gram senilai Rp115.545.000. Begitu pula ukuran 100 gram menjadi Rp229.012.000.

    Berikut daftar harga hari ini yang dijual Antam:

    ‎‎‎‎‎- Harga emas 0,5 gram: Rp1.220.000.

    ‎- ⁠Harga emas 1 gram: Rp2.340.000.

    ‎- ⁠Harga emas 2 gram: Rp4.620.000.

    ‎- ⁠Harga emas 3 gram: Rp6.905.000.

    ‎- ⁠Harga emas 5 gram: Rp11.475.000.

    ‎- ⁠Harga emas 10 gram: Rp22.895.000.

    ‎- Harga emas 25 gram: Rp57.112.000.

    ‎- ⁠Harga emas 50 gram: Rp114.145.000.

    ‎- ⁠Harga emas 100 gram: Rp228.212.000.

    ‎- ⁠Harga emas 250 gram: Rp570.265.000.

    ‎- ⁠Harga emas 500 gram: Rp1.140.320.000.

    ‎- ⁠Harga emas 1.000 gram: Rp2.280.600.000.

    Sementara itu, harga perak naik Rp75. Harga perak dibanderol Rp31.925 per gram.

  • Lengkap dan Futuristik, Booth BYD yang Pamerkan 6 Lini EV Unggulan Jadi Sorotan di GJAW 2025

    Lengkap dan Futuristik, Booth BYD yang Pamerkan 6 Lini EV Unggulan Jadi Sorotan di GJAW 2025

    JAKARTA – BYD membawa seluruh jajaran portofolionya yang hadir di berbagai segmen pada pameran Gaikindo Jakarta Auto Week, yang berlangsung hingga 30 November mendatang.

    Dalam area seluas 1,575 meter persegi, BYD menampilkan 10 unit dari 6 model EV yang mewakili kekuatan portofolionya di berbagai segmen, dan bisa menjadi pilihan menarik untuk konsumen di Indonesia.

    Pengunjung dapat melihat langsung BYD ATTO 1 yang menjadi simbol efisiensi, easy driving dan easy parking compact city car BYD ATTO 3 yang menonjolkan kenyamanan dan performa, BYD Dolphin yang ramah perkotaan, BYD Seal, sedan listrik berperforma tinggi, serta BYD Sealion 7, SUV modern dengan teknologi mutakhir, hingga BYD M6 sebuah MPV elektrik yang menjawab kebutuhan keluarga Indonesia.

    Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, mengungkapkan, Indonesia memang menjadi salah satu pasar yang kami prioritaskan sehingga penting bagi kami dalam memperkuat posisi sebagai pemimpin transisi menuju mobilitas hijau, baik secara nasional maupun global.

    “Kami hadir kembali di GJAW 2025 dengan membawa lini produk yang lengkap dan semangat untuk menghadirkan inovasi terbaik BYD, memperluas edukasi kendaraan listrik, serta mendukung percepatan ekosistem EV Indonesia,” katanya, saat ditemui di ICE BSD,belum lama ini.

    Kehadiran jajaran kendaraan ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai kemampuan BYD dalam menyediakan solusi mobilitas yang relevan bagi ragam kebutuhan konsumen.

    BYD juga memperkuat pengalaman edukatif melalui BYD Technology Area, sebuah zona yang menampilkan E-Platform unggulan BYD secara komprehensif. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan projector mapping yang menggambarkan perjalanan inovasi BYD, proses R&D global, serta keunggulan teknologi baterai dan arsitektur kendaraan yang telah membawa BYD menjadi pemimpin pasar kendaraan listrik dunia.

    Visualisasi ini dirancang bukan hanya untuk memperlihatkan teknologi, tetapi juga untuk memperlihatkan perjalanan BYD selama tiga dekade. Pengunjung juga dapat menjelajahi berbagai elemen storytelling lainnya, mulai dari Brand Matrix yang menampilkan kekuatan lini produk BYD secara global, Wall of Moments yang memamerkan tonggak-tonggak penting dari berbagai negara, hingga BYD Milestones yang menelusuri perjalanan 30 tahun inovasi tanpa henti dari produksi baterai, pencapaian 10 juta kendaraan listrik, hingga ekspansi global ke lebih dari 70 negara.

    Untuk melengkapi pengalaman, BYD menghadirkan sudut khusus yang disiapkan bagi pengunjung untuk menikmati minuman, beristirahat, dan meresapi atmosfer futuristik booth sebelum kembali menjelajahi inovasi BYD. Tidak hanya itu, BYD juga menyediakan program spesial untuk semua tipe kendaraan listrik BYD berupa penawaran eksklusif trade-in dan pengalaman berkendara secara langsung di area test drive selama GJAW 2025 berlangsung.

    “Kami memberikan apresiasi besar kepada seluruh konsumen, masyarakat, mitra dan seluruh pelaku industri otomotif Indonesia, atas kepercayaan kepada BYD yang terus tumbuh dan menjadi fondasi dari berbagai pencapaian perusahaan sepanjang tahun ini,” tambahnya.

  • 4 Dampak Pemberian ASI Diselingi Susu Formula

    4 Dampak Pemberian ASI Diselingi Susu Formula

    YOGYAKARTA – Pemberian ASI untuk bayi sudah seharusnya dilakukan oleh ibu. Namun kadangkala bayi mendapatkan ASI yang diselingi dengan susu formula. Kondisi itu misalnya karena ASI ibu terbatas, atau kondisi lain yang menyulitkan aktivitas menyusui. lalu apa dampak pemberian ASI diselingi susu formula? Simak penjelasannya berikut ini.

    Dampak Pemberian ASI Diselingi Susu Formula

    Dalam dunia kesehatan, pemberian ASI yang diselingi dengan susu formula disebut dengan mixed milk feeding (MMF). Istilah itu umum terjadi karena berbagai alasan. Di luar dari berbagai alasan pemberian ASI dan susu formula dalam satu periode, dampak yang akan terjadi ternyata tidak hanya dirasakan oleh bayi namun sang ibu. Berikut ini beberapa dampaknya.

    Produksi ASI ibu terus berkurang

    Dalam penelitian yang diunggah di situs resmi Cambridge University, pengenalan susu formula yang terlalu awal justru mengurangi jumlah produksi ASI pada ibu. Sebuah studi yang dilakukan di Irlandia menemukan, wanita yang mengombinasikan ASI dan susu formula akan berujung pada penghentian pemberian ASI ekslusif jangka panjang.

    Padahal pemberian ASI untuk bayi sangat disarankan karena punya banyak manfaat seperti melindungi bayi dari infeksi, meningkatkan imun, hingga membantu perkembangan kognitif bayi.

    Mempengaruhi komposisi mikrobiota usus bayi

    Pemberian ASI dan susu formula secara bergantian akan berdampak pada komposisi mikrobiota usus bayi. Tentu saja kondisi itu akan berimbas pada kesehatan sekaligus perkembangan bayi, khuhsusnya berkaitan dengan imun.

    Perlu diketahui, mikrobiota usus adalah mikroorganisme yang ada di saluran pencernaan. Peran mikroorganisme itu penting untuk perkembangan sistem imun dan melindungi infeksi. Jika komposisi mikroorganisme di usus bayi bermasalah, tentu riskiko gangguan kesehatan akan makin besar.

    Dampak terhadap ikatan emosional antara ibu dan anak

    Diakui atau tidak, ASI adalah salah satu cara mempererat ikatan emosional antara ibu dan anak. Artinya pemberian susu formula pada bayi yang terlalu sering akan berpengaruh pada ikatan emosional tersebut.

    Seorang ibu yang memberi kombinasi ASI dengan susu formula dibanding ibu yang memberikan ASI secara ekslusif memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan ikatan ibu-anak (mother-child bonding). Padahal ikatan emosional ini juga berpengaruh pada perkembangan emosional dan psikologis bayi.

    Pemberian susu formula pada bayi juga memunculkan risiko obesitass. Seperti diketahui, susu formula mengandung kalori dan nutrisi yang berbeda dibandingkan dengan ASI. Salah satu perbedaannya adalah susu formula lebih padat energi dan tinggi protein. Di sisi lain, bayi akan lebih mendapat asupan kalori tinggi jika mengonsumsi susu formula. Dari sinilah potensi obesitas muncul.

    Itulah beberapa dampak pemberian ASI diselingi susu formula. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Pecinta Mi Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    Pecinta Mi Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    YOGYAKARTA – Ramen bukan sekadar mi dalam kuah, tetapi sebuah seni kuliner yang kompleks. Memiliki banyak variasi dan gaya, memahami jenis-jenis ramen adalah langkah awal untuk menikmati hidangan ikonik Jepang ini secara maksimal.

    Jangan sampai pengalaman bersantap Anda terbatas pada menu yang itu-itu saja. Mari kita selami lebih dalam perbedaan antara kuah legendaris, mulai dari Tonkotsu yang creamy hingga Shoyu yang savory.

    Jenis-Jenis Ramen Terpopuler di Jepang

    Ramen yang dikenal sebagai comfort food utama Jepang, telah menjadi sensasi kuliner global dengan ciri khas mi kenyal, topping yang menggugah selera, dan kuah yang mengepul.

    Namun, esensi sejati hidangan tercinta ini terletak pada keragaman kaldu kuahnya. Jauh berbeda dari bubuk rasa ayam instan, kuah ramen tradisional Jepang menawarkan spektrum rasa yang penuh, tergantung pilihan Anda dari menu.

    Untuk itu, mari kita kupas tuntas perbedaan mendasar dari empat kuah ramen utama yang menjadi fondasi kuliner ini. Dilansir dari laman Institute of Culinary Education, berikut ini beberapa di antaranya:

    Berasal dari kota metropolitan Tokyo yang ramai, Shoyu ramen melambangkan perpaduan antara kesederhanaan dan kecanggihan. Kuah yang jernih dan kaya umami ini dibumbui dengan kecap asin, menciptakan perpaduan rasa yang harmonis.

    Kuah ramen ini dibuat dengan merebus tulang ayam dan babi, kemudian ditambahkan kecap asin untuk profil rasa yang gurih dan aromatik. Shoyu ramen sering disajikan dengan irisan chashu (daging babi rebus), menma (rebung fermentasi), daun bawang, dan nori (rumput laut).

    Di jantung Hokkaido, Shio ramen berdiri sebagai bukti lain dari seni kehalusan. Varietas ramen yang menyegarkan ini menawarkan kuah bening yang dibumbui dengan garam, memungkinkan esensi rasa kaldu alami bersinar dengan kejernihan maksimal.

    Baca juga artikel yang membahas Mengenal Omakase, Seni Kuliner yang Mempertaruhkan Skill Koki

    Kaldu shio ramen biasanya dibuat dari tulang ayam atau babi. Kemudian garam laut berkualitas tinggi ditambahkan dengan hati-hati, memungkinkan rasa asin alami mendominasi tanpa berlebihan. Karena kuahnya yang ringan, topping yang dipilih pun minimalis, seperti tauge renyah, wakame, dan irisan kamaboko (kue ikan).

    Menjadi ramen terkenal yang juga berasal dari Hokkaido, Miso ramen menawarkan pergeseran dari kuah transparan, terjun ke dunia umami yang tebal dan kaya.

    Profil rasa yang kuat dari miso ramen dibuat menggunakan pasta kedelai fermentasi, atau miso, yang memberikan kedalaman rasa yang khas pada kaldu.

    Sementara itu, kuah dibuat dengan merebus tulang babi atau ayam, kemudian pasta miso dibumbui ditambahkan untuk menciptakan dasar yang kental dan beraroma.

    Miso ramen sering dilengkapi dengan jagung mentega, irisan chashu, dan mayu (minyak bawang putih hitam), yang menyatu indah dengan kuah kaya rasa ini.

    Di Fukuoka, Tonkotsu ramen memiliki ciri khas kuah putih susu yang kental dan creamy. Rahasia di balik konsistensinya yang mewah adalah proses merebus tulang babi selama berjam-jam (bisa mencapai 16 jam atau lebih).

    Proses pembuatan kaldu tonkotsu dengan mengekstrak semua kolagen dan lemak, sehingga menghasilkan kaldu yang kaya, mengenyangkan, dan bertekstur beludru. Karena kekayaan rasanya, kuah ini sering dipasangkan dengan topping tradisional seperti irisan chashu, minyak bawang putih hitam, jahe acar, dan daun bawang cincang halus.

    Selain pembahasan mengenai jenis-jenis ramen, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • Pemkab Bantul Maksimalkan Sumber Daya Perikanan Lewat Restocking dan Inovasi Olahan Ikan

    Pemkab Bantul Maksimalkan Sumber Daya Perikanan Lewat Restocking dan Inovasi Olahan Ikan

    JAKARTA – Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Abdul Halim Muslih menegaskan bahwa wilayah Bantul memiliki potensi perikanan yang sangat besar, terutama karena banyaknya perairan umum yang membentang dari Kali Oya di sisi timur hingga Kali Progo di bagian barat.

    “Bantul memiliki sumber daya perairan yang luas, sehingga potensi perikanan kita sangat besar,” ujar Abdul Halim seusai menghadiri Peringatan Hari Ikan Nasional 2025 di Pasar Blumbang Dewikerten, Banguntapan, Minggu.

    Melihat potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) terus melakukan restocking atau penebaran benih ikan di perairan umum maupun kolam-kolam budidaya. Upaya ini bertujuan menjaga kelestarian biota sungai sekaligus meningkatkan ketersediaan ikan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.

    “Kita rutin menebar benih agar keanekaragaman ikan sungai tetap terjaga dan hasil tangkapan bertambah. Selain itu, Bantul juga memiliki wilayah pesisir di selatan yang mendukung produksi ikan laut,” jelasnya.

    Menurut Bupati Halim, peningkatan produksi perikanan menjadi penting mengingat ikan merupakan sumber protein yang baik dan sangat dibutuhkan masyarakat. Karena itu, pengembangan perikanan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari proses budidaya hingga pengolahan.

    “DKP memiliki program yang mencakup produksi hingga pasca-produksi. Dari sisi pengolahan, kita dorong inovasi supaya produk olahan ikan semakin higienis dan kualitas gizinya tetap terjaga,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pelaku UMKM pengolahan ikan di Bantul kian berkembang, menandakan pasar produk perikanan semakin menjanjikan.

    Kepala DKP Bantul, Istriyani, menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan dan pada saat bersamaan mengajak kelompok pembudidaya untuk terus meningkatkan produksi.

    “Target produksi ikan Bantul tahun ini sekitar 14 ribu ton, baik dari perikanan tangkap maupun budidaya. Namun jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan yang ada,” ujarnya.

  • Inisiatif Mendorong Perempuan Muda Menggapai Mimpi lewat Akses Pendidikan Tinggi

    Inisiatif Mendorong Perempuan Muda Menggapai Mimpi lewat Akses Pendidikan Tinggi

    JAKARTa – Pendidikan tinggi menjadi salah satu kunci penting bagi perempuan muda untuk memperluas pilihan hidup dan meraih mimpi mereka.  Sayangnya, tidak semua perempuan memiliki akses yang sama untuk menempuh jenjang pendidikan lanjutan, terutama mereka yang terbentur keterbatasan ekonomi maupun masih menghadapi bias sosial terkait peran perempuan.

    Di banyak daerah, mimpi perempuan muda untuk menempuh pendidikan tinggi masih berhadapan dengan kenyataan sosial dan ekonomi yang tidak selalu berpihak. Meski angka partisipasi perempuan dalam pendidikan terus meningkat, kesenjangan akses masih terasa, terutama di keluarga yang harus membuat keputusan sulit terkait biaya.

    Dalam kondisi seperti inilah, pilihan pendidikan sering kali lebih dahulu diberikan kepada laki-laki, sementara perempuan harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan peluang yang mereka miliki.

    “Kami menyadari akibat keterbatasan ekonomi, keluarga jadi lebih memprioritaskan laki-laki untuk bersekolah lebih tinggi. Bahkan saat perempuan akhirnya berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, mereka terpaksa harus menunda mimpi menuntaskan kuliah, yang rata-rata terjadi justru di akhir masa studinya,” jelas Yudi Anwar, Executive Director Hoshizora Foundation di acara Inaugurasi Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2025 di Yogyakarta, baru-baru ini. 

    Maka dari itu, berbagai inisiatif yang lahir untuk mendorong akses pendidikan tinggi bagi perempuan muda memegang peranan penting bukan hanya membuka pintu kesempatan, tetapi juga membantu membangun keberanian, kepercayaan diri, dan ruang berkarya yang lebih setara.

    Seperti halnya Bintang Beasiswa 2025 yang digagas lini perawatan kulit, Glow & Lovely. Program yang telah berjalan sembilan tahun ini membuka peluang bagi perempuan muda berprestasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

    “Kami berupaya mengajak para perempuan Indonesia tidak takut mengejar mimpinya. Di 2025 secara spesifik antusiasnya luar biasa sekali. Setidaknya ada 18 ribu pendaftar dari seluruh Indonesia yang mana tahun sebelumnya ada 13 ribu pendafar,” ungkap Stella Tika Lestari, Senior Brand Manager Glow & Lovely, dalam kesempatan yang sama.

    Tahun ini, lulusan SMA sebanyak 80 peserta akan memperoleh dukungan pendidikan selama empat tahun tetapi juga menyasar mahasiswi tingkat akhir yang rentan berhenti kuliah karena kendala finansial.

    Sementara itu, 20 mahasiswi tingkat empat atau enam akan mendapatkan dukungan agar bisa menyelesaikan studinya. Selain bantuan pendidikan, seluruh peserta juga mengikuti rangkaian pengembangan kapasitas untuk memperkuat kesiapan diri dan keterampilan mereka.

    Dukungan ini mendapat apresiasi dari Sabrina Anggraini, seorang entrepreneur dan content creator. Ia menilai pendidikan sebagai fondasi utama bagi masa depan.

    “Buatku, pendidikan adalah segalanya karena dapat menjadi penentu seperti apa masa depan yang ingin kita bangun… Menurutku, program ini bisa menjadi stepping stone pertama bagi para perempuan muda Indonesia untuk mulai merencanakan masa depan mereka,” ujarnya.

    Pentingnya dukungan pendidikan juga dirasakan langsung oleh Rafifah Karimah, penerima manfaat tahun 2022. Rafifah berbagi kisah tentang bagaimana ia bertahan di tengah kesulitan hidup.

    “Kesulitan dan tantangan dalam hidup harus disikapi dengan bijak… Alhamdulillah bersama Glow & Lovely Bintang Beasiswa aku bisa mendalami bidang Agribisnis di Universitas Lampung,” tuturnya.

    Selain fokus pada pendidikan, Glow & Lovely turut menjalankan kampanye edukatif mengenai perawatan kulit dasar. Berdasarkan temuan bahwa sebagian perempuan muda masih enggan beraktivitas di luar ruangan karena kekhawatiran terhadap kondisi kulit, kampanye #GetReadyHadapiMatahari digelar di sekolah, universitas, hingga platform digital. Edukasi mengenai pentingnya basic skincare dan penggunaan sunscreen diberikan untuk membantu remaja menjaga kesehatan kulit tanpa membatasi ruang gerak mereka.

    Sabrina juga mendorong perempuan untuk lebih berani mengambil peluang. “Sesungguhnya aktivitas luar ruang akan membuka banyak peluang… Jangan sampai membatasi diri untuk berkarya atau menunjukkan prestasi. Just be all out!” pesannya.

    Menutup rangkaian kegiatan tahun ini, Stella menyampaikan harapannya agar seluruh inisiatif tersebut mampu membuka jalan bagi lebih banyak perempuan muda Indonesia untuk meraih masa depan yang lebih cerah.

    “Semoga seluruh inisiatif yang kami lakukan dapat membantu semakin banyak perempuan muda Indonesia memiliki glowing face dan glowing future versi mereka masing-masing,” katanya.