Category: Voi.id

  • 5 Alasan Memaafkan Belum Tentu Menyembuhkan Luka Batin

    5 Alasan Memaafkan Belum Tentu Menyembuhkan Luka Batin

    YOGYAKARTA – Trauma atau psychological trauma terjadi ketika seseorang melewati pengalaman yang sangat menyakitkan, mengejutkan, atau membuat merasa tidak aman. Seperti kekerasan, pelecehan, kecelakaan, atau kehilangan besar. Trauma bisa berdampak jauh ke dalam jiwa, yaitu menyisakan luka batin. Mengutip HelpGuide, Jumat, 28 November, luka batin adalah jejak emosional berupa rasa sakit, kecemasan, ketakutan, ketidaknyamanan batin, atau ketidakmampuan untuk merasa aman dan percaya diri.

    Bila trauma tidak diproses dengan baik, bekas emosional ini bisa terus mempengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan menjalani hidup. Oleh karena itu, memaafkan terlalu cepat terkadang bukan solusi malah bisa menunda proses penyembuhan yang sejati. Ini penjelasan kenapa luka batin tak sembuh hanya dengan memaafkan.

    1. Memaafkan untuk menghindar dari rasa sakit

    Saat trauma meninggalkan luka, perasaan seperti marah, sedih, atau kecewa sering terasa sangat berat. Karena itu, muncul keinginan untuk cepat “melupakan” agar sakitnya tidak terus terasa. Memaafkan kadang dipandang sebagai jalan pintas supaya bisa kembali seperti sebelum trauma. Tapi emosi, terutama yang muncul setelah trauma, bukan sekadar perasaan buruk biasa. Perasaan ini membawa pesan penting dari dalam diri kita. Maka jika kita buru-buru memaafkan tanpa memberi ruang untuk merasakan, memahami, dan memproses emosi itu, kita bisa melewatkan kesempatan penting untuk menyembuhkan luka batin secara mendalam. Hasilnya, luka bisa tetap tersembunyi, bahkan jika secara kata Anda sudah “maafkan”.

    Ilustrasi alasan memaafkan belum tentu menyembuhkan luka batin (Freepik/stockking)

    2. Memaafkan bisa membuat abai terhadap rasa sakit dan kemarahan

    Perasaan sakit, marah, atau takut setelah trauma sering kali berperan sebagai sinyal dari tubuh dan pikiran. Bahwa ada sesuatu yang tidak aman dan Anda perlu melindungi diri. Melansir Mental Health Foundation, jika Anda memaafkan sebelum mendengarkan sinyal ini, atau memaafkan sebelum memberi ruang untuk menyembuhkan diri, maka bisa kehilangan kesempatan untuk menetapkan batas sehat dan menjaga keselamatan emosional diri. Dengan begitu, trauma bisa tetap membekas, bahkan tanpa disadari.

    3. Memaafkan membuat penyembuhan emosional jadi tidak utuh

    Menurut definisi trauma, luka batin sering muncul ketika seseorang mengalami peristiwa yang melukai secara fisik maupun emosional, dan trauma berkaitan dengan kerusakan pada rasa aman serta kesejahteraan psikologis. Bila tidak ada pengakuan atau tanggung jawab dari pelaku, tapi Anda sudah memaafkan, maka luka itu hanya ditutup secara kata, bukan diselesaikan secara emosional. Akibatnya, perasaan terluka dan ketidakaman diri bisa tetap ada, dan penyembuhan batin jadi terhambat.

    4. Tanpa ada konsekuensi bagi pelaku, sehingga luka bisa berulang

    Memaafkan tanpa ada konsekuensi membuat pelaku seperti “lepas bebas”, ia tidak belajar dari kesalahan, tidak mempertimbangkan efek dari perilakunya. Ini membuka potensi bahwa kesalahan atau penyakitan yang sama bisa terulang. Bagi yang mengalami luka batin, ini berarti risiko luka emosional baru masih terbuka. Dengan begitu, memaafkan prematur bisa membuat seseorang rentan mengalami pengulangan trauma.

    5. Memaafkan terlalu cepat bisa rentan terhadap luka ulang

    Jika Anda memaafkan sebelum luka batin mulai sembuh, atau sebelum merasa aman secara emosional, Anda mungkin membuka diri terlalu cepat, bahkan sebelum siap. Saat itu terjadi, memaafkan bukannya memberi rasa lega. Malah bisa membuat Anda bersikap terlalu terbuka atau terlalu mempercayai orang lain tanpa perlindungan. Trauma lama bisa muncul kembali, atau trauma baru bisa muncul, karena rasa aman dan perlindungan diri belum terbentuk kokoh.

    Memaafkan memang bisa jadi bagian dari proses penyembuhan tetapi ia bukan jaminan bahwa luka batin akan hilang begitu saja. Apalagi bila trauma berasal dari pengalaman berat, pelaku tidak bertanggung jawab, atau Anda belum memberi ruang untuk memproses emosi dengan benar. Kadang, langkah yang lebih bijak adalah memberi waktu bagi diri sendiri untuk mendengarkan perasaan, menetapkan batas, dan memulihkan luka batin secara perlahan. Tidak apa-apa jika Anda belum siap memaafkan sekarang, menghormati proses penyembuhan Anda sendiri jauh lebih penting. Karena menyembuhkan luka batin berarti membangun kembali rasa aman, perlindungan, dan penghormatan terhadap diri sendiri.

  • Kepala Bappenas Sebut Arah Pembangunan Pangan-Kesehatan Harus Komprehensif

    Kepala Bappenas Sebut Arah Pembangunan Pangan-Kesehatan Harus Komprehensif

    JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan arah pembangunan pangan dan kesehatan, khususnya gizi Indonesia harus lebih komprehensif.

    “Beberapa isu dan tantangan yang terjadi mengindikasikan perlunya intervensi dan tata kelola yang berkelanjutan untuk mentransformasi sistem pangan dan gizi di Indonesia. Arah pembangunan pangan dan kesehatan, khususnya gizi, ke depan harus lebih komprehensif,” katanya dilansir ANTARA, Jumat, 28 November.

    Rachmat mengatakan, pembangunan pangan dan kesehatan perlu responsif terhadap tantangan beban kesehatan yang dihadapi ke depan, seperti perubahan iklim, transisi demografi, konflik, dan perkembangan teknologi kesehatan.

    Terlebih lagi, lanjutnya, pembangunan pangan dan gizi telah menjadi fondasi utama dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 yang sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.

    Tercatat, 81 kabupaten/kota di Indonesia masih mengalami kerawanan pangan di tengah ancaman triple planetary crisis, berupa perubahan iklim, hilangnya biodiversitas, polusi, serta degradasi lingkungan.

    Indonesia juga sedang menghadapi Triple Burden of Malnutrition, dengan merujuk data Survei Status Gizi Indonesia 2024 yang menunjukkan persentase anak di kondisi stunting 19,8 persen, underweight 16,8 persen, wasting 7,4 persen, dan overweight 3,4 persen, serta tingginya defisiensi zat gizi mikro.

    Selain itu, kata dia, satu dari dua anak usia sekolah dan dua dari tiga perempuan usia subur mengalami defisiensi zat gizi mikro.

    Melalui forum Pra-WNPG XII yang diselenggarakan bersama Badan Gizi Nasional (BGN), diharapkan dapat menjawab permasalahan pangan dan gizi, serta merumuskan arah kebijakan dan strategi dalam transformasi sistem pangan dan gizi yang inklusif dan berkelanjutan.

    Para pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam forum tersebut mencakup perguruan tinggi, organisasi profesi, pemerintah daerah, dunia usaha, dan mitra pembangunan.

    “Kita memiliki waktu sekitar lima tahun lagi menuju 2030 untuk menyelesaikan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs). Pada tahun 2041, kita berharap keluar dari middle income trap (jebakan pendapatan menengah),” kata Rachmat.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengapresiasi kontribusi para pakar dan akademisi dalam forum tersebut, serta menyambut baik rekomendasi yang akan memperkuat kebijakan pangan dan gizi nan berkelanjutan.

    Forum itu ditindaklanjuti diskusi antara Staf Khusus Menteri PPN/Bappenas Profesor Eriyatno, Ketua AIPG AIPI (Akademi Ilmu Pangan dan Gizi, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia) Profesor Aman Wiratakusumah, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) sekaligus Profesor Rina Agustina, Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia di Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) Profesor Hardinsyah, serta Asisten Deputi Bidang Stabilisasi Harga Pangan, Kementerian Koordinator Bidang Pangan M. Siradj Parwito.

    Diskusi tersebut menyoroti strategi transformasi sistem pangan dan gizi, terkait ketersediaan, keterjangkauan, konsumsi, serta kelembagaan dan tata kelola.

    Forum yang menjadi langkah awal menuju puncak WNPG XII itu ditindaklanjuti dengan pembentukan Tim Koordinasi WNPG XII.

    Tim yang terdiri dari perwakilan kementerian/lembaga, pakar, mitra pembangunan, dan organisasi profesi ini diharapkan oleh Bappenas dapat menghasilkan rekomendasi solutif berbasis evidence-based terhadap isu strategis serta pembaruan rekomendasi, konsep, dan metodologi indikator pembangunan pangan dan gizi yang lebih akurat.

  • Bareskrim Benarkan Inara Rusli Buat Laporan Soal Penyebaran CCTV

    Bareskrim Benarkan Inara Rusli Buat Laporan Soal Penyebaran CCTV

    JAKARTA – Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri membenarkan adanya laporan yang diajukan publik figur Inara Rusli terkait penyebaran rekaman Closed-Circuit Television (CCTV) di rumahnya. Laporan tersebut berkaitan dengan dugaan tindak pidana ITE.

    “Betul, Mas (ada laporan tersebut),” kata Kasubdit I Siber Bareskrim, Kombes Rizki Agung, saat dihubungi media, Jumat, 28 November 2025.

    Terkait siapa pihak yang dilaporkan, Rizki menyebut kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Ia belum dapat memberikan penjelasan rinci karena proses pendalaman masih berlangsung.

    “Terlapornya masih dalam penyelidikan,” lanjutnya.

    Sebelumnya, istri Insanul Fahmi, Wardatina Mawa, membawa rekaman CCTV yang diduga berisi video suasana di kamar Inara ke polisi sebagai bukti dugaan perselingkuhan dan perzinaan.

    Mawa mengakui bahwa orang pertama yang memberi tahu soal rekaman CCTV tersebut kepada Insan adalah kakak kandungnya.

    “Abang aku ngasih tahu videonya itu ke suami aku, video CCTV yang Agustus itu,” ucapnya.

    “Aku melihat benar-benar pengkhianatan di dalam rumah tangga, yang mana janji suci itu benar-benar dilanggar,” ungkapnya.

    Ia mengaku syok setelah melihat video CCTV tersebut. Menurut Mawa, Insan seharusnya menjadi sosok yang bertanggung jawab dalam keluarga.

    “Melihat itu tuh sampai kayak ‘Allahu Akbar’, langsung kayak ‘Ya Allah, masa sih?’ Kayak dunia seolah runtuh banget,” lanjutnya.

    Seperti diketahui, dugaan perselingkuhan Inara dan Insan pertama kali muncul setelah Wardatina Mawa melaporkan keduanya ke Polda Metro Jaya pada Sabtu, 22 November 2025.

    Inara Rusli dilaporkan dengan Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang perzinaan.

  • Kenalan dari Medsos, Bocah 11 Tahun Mengaku Dicabuli Usai Dicekoki Minuman Keras

    Kenalan dari Medsos, Bocah 11 Tahun Mengaku Dicabuli Usai Dicekoki Minuman Keras

    JAKARTA – Bocah perempuan berusia 11 tahun menjadi korban pencabulan di sebuah saung yang berada di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis, 27 November 2025. Menurut informasi yang dihimpun, korban terlebih dulu dicekoki minuman keras jenis ciu oleh pelaku, inisial F.

    Pelaku dan korban berkenalan di media sosial. Kemudian pelaku mengajak korban bertemu di sebuah saung dan mengajak minum ciu.

    Bahkan, korban sempat pergi meninggalkan rumah dan mengaku hendak membeli obat batuk. Namun setelah pergi dari rumah, korban tak kunjung pulang ke rumahnya dan tidak sekolah.

    Korban diduga kuat pergi menemui teman baru yang dikenalnya dari media sosial. Bahkan korban juga tidak masuk sekolah hingga berhari-hari sehingga guru dan teman sejawatnya ikut mencari keberadaan korban.

    Setelah dilaporkan, korban akhirnya ditemukan oleh guru dan rekan-rekannya. Korban juga mengaku telah setubuhi oleh teman barunya. Sampai akhirnya korban mengalami trauma psikologis dampak dari kejadian tersebut. Korban kemudian membuat laporan kepolisian bersama orangtuanya.

    Kanit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini membenarkan adanya laporan tersebut.

    “Mabuk minum ciu kenalan dari medsos (oleh pelaku). Korban dicari gurunya karena tidak sekolah-sekolah. Korban sudah buat laporan, baru tadi pagi, lagi proses lidik,” kata AKP Sri saat dikonfirmasi VOI, Kamis, 27 November.

    Saat ini, pelaku masih dalam pengejaran oleh Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.

  • Tujuh Korban Banjir Bandang di Padang Panjang Ditemukan Meninggal

    Tujuh Korban Banjir Bandang di Padang Panjang Ditemukan Meninggal

    PADANG PANJANG – Tujuh korban banjir bandang di Jembatan Kembar Batas Kota Silaiang Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di aliran Sungai Batang Anai.

    Lokasi penemuan ketujuh korban bencana banjir bandang itu tepatnya di Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.

    Dilansir ANTARA, Kamis, 27 November, Kepala Puskesmas Kayu Tanam, Yurika, membenarkan para korban ditangani awal oleh tim medis puskesmas.

    Identitas para korban diketahui setelah dilakukan identifikasi oleh Innafis Sat Reskrim Polres Padang Pariaman.

    Sekitar pukul 18.20 WIB ketujuh korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk identifikasi lebih lanjut.

    Adapun tujuan korban adalah Nilmawati (59), Riki Saputra (38), Junimar (52), Agung Purnomo (30), Silvi Marta Putri (20), Roby Handaryo (42), dan Fariz (6).

    Diduga masih ada korban lainnya yang belum ditemukan akibat musibah banjir bandang tersebut.

    Tim gabungan selain melakukan pencarian di lokasi perkampungan di kawasan Jembatan Kembar Silaing Barat, juga melakukan penyisiran di sepanjang aliran Sungai Batang Anai.

    Namun upaya penyisiran dilakukan dengan kewaspadaan tinggi karena debit air Sungai Batang Anai masih tinggi dan mengantisipasi bencana banjir bandang susulan karena hujan masih mengguyur kawasan itu.

  • Kemenhut Kantongi Nama Pemilik Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo

    Kemenhut Kantongi Nama Pemilik Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo

    JAKARTA – Ditjen Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan (Gakkum Kemenhut) telah mengantongi nama pemilik kebun sawit di dalam kawasan Taman Nasional (TN) Tesso Nillo dan pabrik penampung sawit yang dihasilkan dari kawasan tersebut.

    “Ditjen Gakkum Kehutanan telah mengantongi nama pemilik kebun sawit dan pabrik penampung sawit dari dalam kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Terdapat puluhan pemilik kebun, Ram dan belasan pabrik yang menampung sawit,” kata Direktur Jenderal Gakkum Kemenhut Dwi Januanto Nugroho dilansir ANTARA, Kamis, 27 November.

    “Luasan kebun sawit berkisar puluhan hingga ribuan hektare,” tambahnya.

    Dia menjelaskan, setelah mengantongi nama tersebut, pihak Gakkum Kemenhut akan melanjutkan ke dalam tahap penyelidikan. Dirjen Gakkum mengatakan bahwa para pelanggar akan ditindak tegas sesuai dengan peraturan.

    Kemenhut memastikan operasi penegakan hukum di kawasan konservasi tersebut akan terus dilanjutkan untuk menyelamatkan TN Tesso Nilo yang menjadi habitat dari beragam satwa terancam punah termasuk gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus).

    Sebelumnya, Kemenhut bersama Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) telat memperketat keamanan di wilayah TN Tesso Nilo setelah terjadi perusakan pos komando oleh sekelompok orang menolak penertiban kebun sawit ilegal.

    Untuk mengamankan hasil penertiban dan mencegah munculnya kembali aktivitas ilegal, tambahan personel polisi kehutanan tersebut diperbantukan untuk memperkuat patroli rutin, menjaga titik-titik rawan perambahan, mengawasi pos jaga, portal, dan parit batas, serta mengawal pelaksanaan pemulihan ekosistem yang menargetkan sekitar 8.000 hektare areal prioritas.

    Sejak pelaksanaan operasi penertiban, tim gabungan Ditjen Gakkum Kehutanan, Satgas PKH, Balai Taman Nasional Tesso Nilo dan instansi terkait telah menertibkan sekitar 4.700 hektare kebun sawit ilegal di dalam kawasan taman nasional.

    Tindakan lapangan meliputi penertiban tempat penampungan TBS sawit ilegal untuk memutus rantai pasok, pembongkaran pondok dan bangunan, penghentian pembukaan lahan baru, perusakan sarana akses seperti jalan dan jembatan liar, pembuatan parit batas, serta pemasangan papan larangan dan penandaan subjek-objek penguasaan lahan.

  • Dapat Gelar Adat Kesultanan Tidore, Menbud Singgung Film dan Ekonomi Budaya Maluku Utara

    Dapat Gelar Adat Kesultanan Tidore, Menbud Singgung Film dan Ekonomi Budaya Maluku Utara

    TIDORE – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menerima Gelar Kehormatan Kesultanan Tidore“Ngofa Bangsa Nyili Gulu-gulu” dalam rangkaian kunjungan kebudayaan di Maluku Utara. Gelar tersebut disematkan langsung Sultan Tidore Husain Syah saat mengunjungi Kedaton Kesultanan Tidore.

    Gelar itu menjadi simbol penerimaan kesultanan dan ikatan persaudaraan kepada Menbud.

    Fadli disambut dalam Prosesi Penyambutan Agung, termasuk pemakaian pakaian adat Tidore, sebelum meninjau koleksi Kedaton yang menyimpan benda pusaka, pakaian tradisional, artefak kerajaan, dan naskah sejarah penting mengenai perjalanan Kesultanan Tidore.

    Ia menilai kekayaan koleksi ini menjadi fondasi penguatan museum dan pusat budaya di Maluku Utara.

    Dalam sambutan penerimaan gelar, Fadli menyampaikan terima kasih dan menegaskan kedekatannya dengan Tidore, termasuk kunjungannya pada 2017 dan 2025 ke makam Tuan Guru Tidore di Cape Town. Ia mendukung pengusulan Tuan Guru sebagai Pahlawan Nasional karena rekam jejaknya yang kuat di Afrika Selatan.

    Fadli kemudian memaparkan komitmen Kementerian Kebudayaan memperkuat infrastruktur budaya melalui kolaborasi pemerintah, swasta, filantropi, dan CSR. Lebih dari 50 sarana budaya nasional telah ditingkatkan. Ia menekankan museum, keraton, dan taman budaya dapat menjadi sumber ekonomi budaya, wisata sejarah, hingga Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    “Kebudayaan adalah modal masa depan. Industri budaya dan industri kreatif akan tumbuh ketika ekosistemnya hidup,” tegasnya pada Kamis, 27 November.

    Menbud juga menawarkan sejumlah program untuk Maluku Utara. Antara lain Forum Komunikasi Seni Media, New Media Art, festival musik tradisi, hingga pengembangan perfilman. Ia menilai film dapat menjadi medium diplomasi budaya karena memuat musik, tari, kuliner, hingga fashion. Fadli berharap kelak lahir film tentang sejarah Maluku Utara, termasuk sosok Tuan Guru Tidore dan perjalanan Kesultanan Tidore.

    Hadir dalam prosesi tersebut Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos, Sekda Provinsi Maluku Samsuddin A. Kadir, Sultan Tidore Husain Syah, dan Wali Kota Tidore Muhammad Senin. Ikut mendampingi Menbud, Staf Khusus Rachmanda Primayuda, Direktur Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana, dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Winarto.

    Menutup kunjungan, Fadli menyampaikan apresiasi serta memberikan selamat atas penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Tidore ke-35, Sultan Zainal Abidin Shah.

  • Penanganan Banjir Pantura tak Sekadar dengan Beton

    Penanganan Banjir Pantura tak Sekadar dengan Beton

    SEMARANG – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan penanganan banjir di Pantura Jawa tidak sekadar dengan beton atau pendekatan fisik.

    “Kami bersama dengan Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa yang dipimpin oleh Laksamana (Laksdya TNI Purn) Didit berusaha untuk membangun kolaborasi dan sinergi yang baik,” katanya usai memberikan kuliah umum di kampus Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Kamis., 27 November dilansir ANTARA.

    Menurut dia, untuk menyempurnakan cetak biru pembangunan “Giant Sea Wall” memang membutuhkan proses dan penelitian yang komprehensif.

    “Karena merupakan proyek yang besar, membutuhkan anggaran yang juga besar, dan melibatkan banyak pihak. Paling tidak, ada 17 kementerian dan lembaga yang akan terlibat,” katanya.

    Ia mengakui banjir dan rob Pantura saat ini menjadi perhatian dari Presiden Prabowo Subianto, dan Kementerian Koordinator (Kemenko) yang dipimpinnya terus berupaya untuk memproteksi wilayah Pantura Jawa.

    “Dari Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur semua memiliki kerentanan. Memang Semarang dan Demak salah satu yang paling tinggi intensitasnya. Oleh karena itu, perlu mendapatkan ‘support’ dan atensi yang lebih besar lagi,” katanya.

    Namun katanya, tidak semuanya kemudian terselesaikan dengan bangunan beton, seperti Giant Sea Wall, tetapi akan dikombinasikan dengan berbagai upaya, seperti penanaman mangrove, dan sebagainya.

    “Jangan dibayangkan semuanya akan menjadi beton. Nanti ada bagian-bagian paling parah tidak bisa digunakan solusi yang lain, tentu kami membangun beton yang tinggi. Tetapi, yang lainnya masih bisa menggunakan pendekatan lainnya, Hybrid Sea Wall,” katanya.

    Sesuai dengan kuliah umum tersebut, ia mengatakan pembahasan masalah itu menjadi relevan karena Indonesia menghadapi ancaman dan tantangan bencana, dan Undip adalah salah satu kampus terdepan yang mengawal pembangunan berkelanjutan.

    AHY mengatakan ada cukup banyak hasil riset oleh peneliti Undip, dan juga yang telah diaplikasikan di lapangan karena memang Undip juga berada di wilayah Pantura yang setiap saat juga menghadapi ancaman bahaya banjir dan rob.

    “Pada prinsipnya, kami akan mengombinasikan berbagai pendekatan. Jadi, pembangunan tanggul pantai, tanggul laut, termasuk juga solusi yang lebih alami, seperti menggunakan mangrove dan lain sebagainya tetap akan menjadi bagian konsep terintegrasi, komprehensif, serta lebih efisien,” katanya.

    Sementara itu, Rektor Undip Prof Suharnomo memberikan dukungan terhadap langkah pembangunan infrastruktur wilayah di kawasan Jateng, termasuk daerah Pantura.

    Menurut dia, Undip juga telah memberikan kontribusi mendukung kemajuan Jateng melalui berbagai inovasi hasil riset kampus., termasuk mengatasi fenomena terjangan rob dan sedimentasi tinggi di kawasan Pantura Jateng, dengan mengajukan konsep hybrid sea wall.

    “Ini merupakan teknologi penahan gelombang laut yang menggabungkan rekayasa struktur beton ringan dengan restorasi ekosistem mangrove,” katanya.

    Selain pembangunan tanggul, katanya, pendekatan tersebut mengedepankan pemulihan ekosistem mangrove untuk memperlambat energi gelombang, menahan sedimen, dan membantu pembentukan daratan alami.

  • Inovasi dan Kreativitas di Industri Kreatif Dihargai di Ajang Bergengsi

    Inovasi dan Kreativitas di Industri Kreatif Dihargai di Ajang Bergengsi

    JAKARTA – Industri kreatif Indonesia kembali diramaikan dengan pencapaian menarik. Baru-baru ini, agensi kreatif berhasil meraih penghargaan dalam ajang kreatif bergengsi, menyoroti ide-ide segar yang mampu menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

    Industri kreatif Indonesia kembali diramaikan dengan pencapaian menarik dari Hatma Creative yang berhasil menyabet penghargaan Agency of the Year di Pinasthika Creativestival XXI, ajang kreatif bergengsi yang selalu dinantikan.

    Penghargaan ini menjadi bukti ide-ide segar dan kreatif yang dijalankan secara konsisten mampu memberikan dampak nyata, tidak hanya bagi bisnis tapi juga masyarakat.

    “Pengakuan ini menjadi dorongan besar bagi kami,” ujar Arian Vivaldi, Founder & CEO Hatma Creative, dari keterangan resminya.

    “Sejak awal, fokus kami adalah menciptakan karya yang memberi dampak nyata bagi klien, konsumen, dan industri. Penghargaan ini membuat kami semakin bersemangat untuk terus berinovasi dan berkolaborasi,” tambahnya.

    Hatma Creative dikenal dengan pendekatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, memahami dinamika masyarakat, serta mampu menyederhanakan ide kompleks menjadi konsep yang mudah diterima dan relevan bagi audiens. Hal inilah yang membuat setiap kampanye yang mereka jalankan selalu punya nuansa berbeda dan berkesan.

    Kemenangan Hatma Creative di festival ini tidak datang secara tiba-tiba. Beberapa penghargaan yang diraih meliputi:

    – Gold – Multi-Channel Campaign | Integrated Marketing Campaign

    – Silver – Multi-Channel Campaign | Social Movement Campaign

    – Silver – Screen-Based Advertising | Digital Video

    – Silver – Experiential Campaign | Ambient Campaign

    – Silver – Experiential Campaign | Retail Activation

    – Bronze – Integrated & Interactive Campaign | Digital Integrated Campaign

    Semua prestasi tersebut berasal dari kampanye “The Missing Egg”, sebuah proyek kolaboratif yang mengusung insight mendalam untuk edukasi dan kesadaran masyarakat terkait isu gizi. Kampanye ini diapresiasi karena mampu menyatukan satu ide besar yang dijalankan mulus di berbagai kanal komunikasi.

    “Bagi kami, karya yang baik adalah karya yang berdampak yang bisa menggerakkan orang sekaligus mendorong perubahan,” ujar Andra Setiahatma, Creative Partner Hatma Creative.

    Keberhasilan ini juga tak lepas dari kerja tim yang solid.

    “Kepercayaan dari para klien dan komitmen penuh dari tim membuat kampanye ini bisa terwujud.” ujar Wayrizal, Executive Creative Director Hatma Creative.

    Dengan pencapaian ini, Hatma Creative memperkuat posisi sebagai agensi kreatif yang tidak hanya fokus pada ide-ide segar, tetapi juga mampu membangun percakapan publik dan memberi kontribusi positif bagi industri kreatif Indonesia.

  • Kerugian Dampak Bencana Sumbar Capai Rp6,53 Miliar

    Kerugian Dampak Bencana Sumbar Capai Rp6,53 Miliar

    PADANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat mencatat estimasi kerugian sementara dampak bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem di Ranah Minang mencapai Rp6,53 miliar.

    “Kerugian sementara Rp6.533.800.000 dengan dampak terbesar terjadi di Kabupaten Padang Pariaman dengan kerugian sementara Rp4.891.000.000,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar Arry Yuswandi dilansir ANTARA, Kamis, 27 November.

    Arry mengatakan data tersebut bersifat sementara, tepatnya per Kamis (27/11) pukul 12.00 WIB, yang dihimpun dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di 13 kabupaten dan kota di provinsi itu.

    Secara umum, cuaca ekstrem yang melanda Sumbar sejak Sabtu (22/11) memicu bencana hidrometeorologi termasuk bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang, hingga banjir bandang di sejumlah daerah.

    Arry menyampaikan Pemerintah Provinsi Sumbar terus melakukan pemantauan 24 jam dengan memperkuat koordinasi dan memastikan penanganan dilakukan cepat sesuai prosedur operasional standar tanggap darurat.

    “Kita berharap bencana ini segera berlalu. Semoga Allah menjaga masyarakat Sumbar,” ujar dia.

    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, waspada, saling membantu dan memperbanyak berdoa agar provinsi itu dilindungi dari mara bahaya.

    Terkait korban bencana Sumbar hingga Kamis (27/11) tercatat total 15 orang, dengan rincian sembilan orang meninggal dunia, dua hilang, dan empat luka-luka.