Category: Tribunnews.com Regional

  • Baru Pertama Racik Petasan, Bocah Belasan Tahun di Karanganyar Terkena Ledakan, 6 Orang Jadi Korban – Halaman all

    Baru Pertama Racik Petasan, Bocah Belasan Tahun di Karanganyar Terkena Ledakan, 6 Orang Jadi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Enam orang warga di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dilarikan ke rumah sakit karena terkena ledakan petasan, Selasa (25/3/2025) malam.

    Kejadian tersebut terjadi di Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu.

    Akibatnya, lima remaja berusia belasan tahun dan satu orang dewasa harus dilarikan ke rumah sakit.

    Ledakan tersebut bermula ketika lima remaja asal Desa Blumbang tengah meracik petasan di salah satu rumah.

    Saat sedang meracik, tiba-tiba terjadi ledakan yang menyebabkan enam orang terluka, termasuk ibu rumah tangga pemilik rumah.

    “Mereka sedang meracik mercon di atas dak rumah milik ibu Mur, ” kata Ilyas, salah satu kerabat korban.

    Mengutip TribunSolo.com, mereka meracik di atap dak cor rumah Murtini.

    “Dak rumah milik Ibu Mur runtuh dan mereka berjatuhan ke lantai,” kata Ilyas.

    Murtini, pemilik rumah juga mengatakan bahwa salah satu korban merupakan anaknya dan korban lain adalah teman dari putranya.

    Ia sebelumnya juga sudah mengingatkan agar tidak meracik mercon.

    Namun, anaknya tetap nekat meracik di atap rumah bersama teman-temannya.

    “Saya sudah ingatkan anak saya untuk istirahat, namun anak saya tetap meracik petasan itu,” kata Murtini.

    Ledakan petasan tersebut membuat atap rumahnya runtuh hingga menimpanya.

    “Anak saya biasanya belum pernah mainan mercon, paling mainan HP di kamar, saya heran malam itu anak saya buat mercon.” 

    “Mercon yang diracik mereka meledak dan meruntuhkan dak atap rumah saya dan runtuhan atap rumah itu menimpa saya,” imbuhnya.

    3 Bocah Jadi Korban Petasan di Cilacap

    Petasan juga memakan korban di Desa Gandrungmanis, Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

    Tiga bocah laki-laki dilarikan ke rumah sakit usai terkena ledakan petasan, Sabtu (22/3/2025) sore.

    Tiga bocah malang tersebut harus dilarikan ke rumah sakit usai terkena ledakan mercon yang mereka rakit sendiri.

    “Insiden yang menyebabkan luka bakar di bagian tubuh ketiga bocah itu terjadi di pekarangan belakang rumah salah satu warga,” kata Kasi Humas Polresta Cilacap, Ipda Galih Soecahyo kepada TribunBanyumas.com, Minggu (23/3/2025).

    Ketiganya pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Aghisna Medika Sidareja untuk mendapatkan penanganan.

    “Saat ini korban masih dalam perawatan medis di RS Aghisna Sidareja,” ungkap Ipda Galih.

    Dari kejadian ini, pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Selain melakukan olah TKP, pihak kepolisian juga telah mengumpulkan sejumlah barang bukti,” lanjut Ipda Galih.

    Tak hanya itu, pihak kepolisian juga memburu siapa pemasok bahan mercon.

    “Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan asal bahan yang digunakan para korban merakit mercon tersebut,” jelasnya, dikutip dari TribunBanyumas.com.

    Sementara itu, seorang warga, Supandi (52) menceritakan, suara ledakan keras terdengar di belakang rumah.

    Kepada TribunBanyumas.com, saat itu, ia tengah menjemur pakaian.

    Tiba-tiba, ia mendengar suara ledakan yang sangat keras dari belakang rumah.

    “Tiba-tiba ada suara ledakan yang keras dari belakang rumah,” kata Supandi.

    Karena penasaran, Supandi pun bergegas menuju ke asal suara ledakan tersebut.

    Betapa kagetnya Supandi saat ia melihat ada tiga orang anak terluka di belakang rumahnya.

    Ia menuturkan, ketiga bocah laki-laki tersebut terluka di bagian kakinya.

    Sementara itu, Ipda Galih membenarkan bahwa korban dibantu oleh warga menuju ke fasilitas kesehatan.

    “Warga yang datang membantu langsung membawa ketiga korban ke Puskesmas Gandrungmangu I, namun karena luka cukup serius, mereka dirujuk ke RSU Aghisna Sidareja,” kata Ipda Galih.

    Ipda Galih pun berujar, pihaknya akan menindak tegas pelaku yang memproduksi dan memperjualbelikan bahan peledak tersebut.

    “Kami akan tindak tegas pelaku yang memproduksi atau memperjualbelikan bahan peledak ilegal,”

    “Ini demi keselamatan bersama,” tegasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Terjadi Ledakan saat Racik Petasan di Tawangmangu Karanganyar : Atap Rumah Runtuh, Enam Luka-luka dan di TribunBanyumas.com dengan judul Warga Sempat Dengar Suara Ledakan yang Begitu Keras saat Mercon Meledak di Cilacap

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSolo.com, Mardon Widiyanto)(TribunBanyumas.com, Pingky Setiyo Anggraeni)

  • Warga Palangka Raya Ingin Menikah? Alphard Kendaraan Dinas Wali Kota Bisa Dipakai Gratis – Halaman all

    Warga Palangka Raya Ingin Menikah? Alphard Kendaraan Dinas Wali Kota Bisa Dipakai Gratis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Warga Palangka Raya ingin menikah? Alphard Kendaraan Dinas Wali Kota Bisa Dipakai Gratis.

    Hal itu diungkap Wali Kota Palangka Raya Farid Naparin.

    “Jadi pemerintah Palangka Raya menyediakan satu unit mobil Alphard yang dapat digunakan oleh masyarakat yang memang membutuhkan, seperti resepsi dan lainnya,” ujarnya, pada Rabu (26/3/2025).

    Menurut dia, upaya mengizinkan Alphard untuk dipinjamkan kepada warga itu sebagai komitmen dalam memberikan pelayanan publik terbaik kepada warga. 

    Dia berharap penggunaan mobil dinas milik wali kota secara gratis tersebut bisa menambah kebahagiaan kedua mempelai dalam acara pernikahannya.

    Selama ini, dia mengaku lebih sering pakai mobil pribadi saat bekerja

    Bagaimana Cara Meminjam 

    Peminjaman mobil Alphard ini terbuka untuk seluruh warga Palangka Raya, tanpa terkecuali. 

    Jika ada yang ingin meminjam Alphard nanti bisa menghubungi bagian umum, terserah satu atau dua hari bisa asalkan dicantumkan alasan peminjaman

    Adat Istiadat Menikah

    Seperti dilansir dari Wikipedia, pada umumnya warga di Palangka Raya mengadakan atraksi Lawang Sakepeng untuk meramaikan acara pernikahan.

    Lawang Sakepeng adalah atraksi silat tradisional yang berasal dari Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.

    Dalam bahasa Dayak, “Lawang” berarti pintu atau gapura, sementara “Sakepeng” mengartikan satu keping.

    Atraksi ini biasanya diperagakan pada upacara adat, baik untuk menyambut tamu atau dalam acara perkawinan. Sebuah gapura khas dengan ukiran tanaman rambat dan hiasan burung enggang menjadi ciri khas dari atraksi ini.

    Gapura tersebut terbuat dari kayu dengan ukuran lebar sekitar 1,5 meter dan tinggi 2,3 meter, dihiasi dengan janur atau daun kelapa muda serta talawang (perisai Suku Dayak).

    Sejarah Lawang Sakepeng

    Lawang Sakepeng berakar dari pencak silat, yang awalnya dipengaruhi oleh budaya luar yang dibawa oleh pedagang yang memasuki Kalimantan.

    Pengaruh ini meliputi gerakan silat dari Sumatera, Jawa, dan bahkan dari dataran Cina.

    Awalnya, Suku Dayak mengadopsi gerakan dan tingkah laku hewan endemik seperti beruk (dikenal dengan sebutan “bangkui”) dalam mempelajari silat.

    Dengan perkembangan waktu, silat ini tidak hanya menjadi sarana untuk pertahanan diri, namun juga berkembang menjadi bentuk seni budaya yang dihormati.

    Lawang Sakepeng kini bukan hanya digunakan sebagai pertunjukan seni dalam acara adat, tetapi juga sebagai simbol kesatria laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan.

    Atraksi ini dipersembahkan untuk memeriahkan upacara pernikahan dan untuk menyambut kedatangan pengantin laki-laki.

    Selain itu, Lawang Sakepeng juga diyakini memiliki nilai spiritual, bertujuan untuk menghindarkan pasangan pengantin dari rintangan dan musibah dalam kehidupan rumah tangga.

    Aturan Permainan dan Filosofi

    Atraksi Lawang Sakepeng memiliki durasi yang sangat khas, yakni 7 menit dan 7 detik. Tradisi ini diiringi dengan musik pengiring menggunakan dua buah gendang manca dan satu buah gong Dayak.

    Kombinasi antara seni bela diri dan gerakan tari tradisional, seperti Tari Kinyah atau Tari Perang, menciptakan sebuah pertunjukan yang penuh energi dan makna.

    Biasanya, atraksi ini melibatkan dua pesilat yang berhadapan di sisi yang berbeda, dipisahkan oleh gapura yang dihiasi dengan tiga utas benang sebagai rintangan simbolis. Setiap tali menggambarkan halangan yang harus dihadapi dalam kehidupan berkeluarga:

    Benang pertama: Melambangkan pemutusan rintangan marabahaya dalam hidup.

    Benang kedua: Menggambarkan pemutusan hubungan yang tidak baik dalam rumah tangga.

    Benang ketiga: Melambangkan pemutusan hubungan dengan maut.

    Pesilat dari pihak laki-laki berusaha untuk memutuskan tali pemisah ini dengan kemahirannya dalam silat, sehingga mereka dapat menikahi calon istri dan menghadapi kehidupan rumah tangga tanpa hambatan. Para pesilat diharuskan memutuskan tali tersebut dengan kecermatan, serta menghindari cedera saat berhadapan dengan lawan.

    Pakaian Adat dalam Atraksi Lawang Sakepeng

    Dalam pertunjukan Lawang Sakepeng, pakaian adat Dayak Ngaju menjadi bagian penting dari kesan estetis dan tradisional.

    Pemain menggunakan rompi kulit kayu (sangkarut) dan cawat yang bagian depannya dilengkapi dengan lembaran kain nyamu berbentuk persegi panjang yang disebut ewah. Pakaian ini umumnya berwarna cokelat muda, menyerupai warna asli kayu.

    Bagian kepala dilengkapi dengan ikat kepala (salutup hatue) untuk pria dan (salutup bawi) untuk wanita, serta aksesoris lainnya seperti giwang (suwang), kalung, dan gelang.

    Aksesoris ini terbuat dari biji-bijian, kulit kerang, gigi binatang, atau taring binatang buruan, yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Desain pakaian dan hiasannya menggambarkan pohon, akar, daun, dan gambar-gambar hewan seperti harimau.

    Makna Tradisi dan Pentingnya Lawang Sakepeng

    Lawang Sakepeng bukan hanya sekadar atraksi seni, namun juga mengandung nilai spiritual, adat, dan agama yang mendalam.

    Atraksi ini menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat Dayak Ngaju, menggabungkan seni bela diri, tari tradisional, dan ritual adat untuk menyambut pernikahan dan mempererat hubungan antara sesama.

    Bagi banyak orang, Lawang Sakepeng adalah bentuk penghormatan terhadap tradisi dan kepercayaan masyarakat Dayak terhadap kekuatan alam dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

    Atraksi ini pun menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Kalimantan Tengah, yang tak hanya memiliki keindahan alam tetapi juga memiliki tradisi seni yang dalam dan penuh makna.

  • 2 Ancaman Teror di Gedung DPRD Bekasi, Massa Berpakaian Hitam Masuk Ruang Sidang, Polisi Kecolongan – Halaman all

    2 Ancaman Teror di Gedung DPRD Bekasi, Massa Berpakaian Hitam Masuk Ruang Sidang, Polisi Kecolongan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi diguncang oleh dua ancaman teror yang menghebohkan pada Selasa (25/3/2025).

    Kejadian dimulai saat sejumlah orang tidak dikenal (OTK) melakukan aksi bakar ban di depan gerbang gedung DPRD Kota Bekasi, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang ada.

    Sekretaris DPRD Kota Bekasi, Lia Erliani, menjelaskan bahwa aksi teror pertama dilakukan dengan membakar ban di depan gedung DPRD.

    “Saat adzan Isya, mereka masih melakukan aksi bakar ban di depan gedung DPRD,” ungkap Lia ketika ditemui di lokasi kejadian.

    Aksi ini menambah ketegangan yang semakin meningkat di sekitar gedung DPRD Kota Bekasi.

    Sebagai respons terhadap ancaman tersebut, pihak DPRD Kota Bekasi segera mengintensifkan pengamanan gedung selama 24 jam penuh.

    Lia Erliani menambahkan, pihaknya telah meningkatkan pengamanan dengan melibatkan Pamdal, Satpol PP, dan petugas kepolisian yang akan berjaga secara bergiliran untuk memastikan gedung DPRD tetap aman.

    Sementara itu, ancaman kedua, saat sejumlah orang tak dikenal yang diduga menentang pengesahan Undang-Undang (UU) TNI, memaksa masuk ke ruang Sidang Paripurna DPRD Kota Bekasi.

    Aksi tersebut terjadi saat sebagian besar petugas gabungan kepolisian dan Satpol PP sedang salat ashar, membuat mereka kecolongan. Para massa berhasil masuk ke dalam ruang sidang meskipun sebelumnya sempat tertahan oleh petugas Pamdal.

    Lia Erliani menjelaskan bahwa massa tersebut berhasil memasuki ruang sidang paripurna karena jumlah mereka yang lebih banyak daripada petugas yang berjaga.

    “Pintu masuk hanya dijaga oleh sedikit Pamdal dan staf DPRD yang kebetulan sedang melaksanakan ibadah salat. Akhirnya massa bisa masuk,” jelas Lia.

    Lia juga mengungkapkan bahwa aksi tersebut tidak mendapatkan izin dari pihak kepolisian.

    “Aksi ini belum mendapatkan izin dari kepolisian untuk melakukan demo di gedung DPRD,” tegasnya.

     Ini menambah kehebohan di lokasi kejadian, di mana massa yang tidak mendapat izin memaksa memasuki gedung legislatif.

    Video yang diterima TribunBekasi menunjukkan puluhan orang mengenakan kaos hitam berdiri di meja para dewan yang biasa digunakan untuk rapat paripurna. Beberapa tembok dan kursi di ruang tersebut tampak dicoret-coret dengan cat pylox yang bertuliskan, “Tolak UU TNI, Tolak”.

    Selain coretan di tembok dan lantai, berbagai benda berserakan di ruang tersebut, termasuk papan nama Wali Kota Bekasi dan Ketua DPRD Kota Bekasi.

    Massa aksi ini juga berorasi dengan keras menyuarakan penolakan terhadap UU TNI dan RUU Polri yang baru saja disahkan.

    Sementara itu, petugas kepolisian, Satpol PP, dan TNI yang sedang berjaga di sekitar gedung DPRD Kota Bekasi terlihat kesulitan mengendalikan situasi.

    Kejadian ini menunjukkan celah dalam pengamanan gedung DPRD Kota Bekasi, di mana dua ancaman teror yang datang hampir bersamaan menguji ketahanan sistem keamanan di sana.

    Dengan meningkatnya ketegangan dan ancaman teror yang terjadi, pengamanan di sekitar Gedung DPRD Kota Bekasi kini ditingkatkan lebih ketat untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.

  • Pesan Terakhir Wartawan Perempuan di Kalsel sebelum Ditemukan Tewas, Polisi Kumpulkan Alat Bukti – Halaman all

    Pesan Terakhir Wartawan Perempuan di Kalsel sebelum Ditemukan Tewas, Polisi Kumpulkan Alat Bukti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Banjarbaru, Kalimantan Selatan, masih menyelidiki kasus kematian wartawan perempuan bernama Juwita (22).

    Jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenakan helm dan sepeda motor berada di sampingnya pada Sabtu (22/3/2025) lalu.

    Pihak keluarga menjelaskan Juwita pamit keluar dari rumah untuk pergi ke Guntung Payung, Banjarbaru, pada Sabtu (22/3/2025) sekitar pukul 09.00 Wita.

    Lalu, jasad korban ditemukan di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru.

    Salah satu rekan korban, Tenny, mengaku ada yang janggal pada kematian Juwita dan penyebab kematiannya bukan karena kecelakaan tunggal.

    “Gak sanggup aku, Bang. Tiap hari kami sama-sama meskipun beda media, tapi ketika liputan di lapangan pasti barengan,” ungkapnya, Selasa (25/3/2025).

    Tenny dan Juwita sempat berkirim pesan membahas buka bersama.

    Pada pukul 10.49 WITA, Juwita sempat membalas pesan WhatsApp tentang lokasi buka bersama.

    Namun, pesan balasan yang dikirim Tenny tak dibaca lagi oleh Juwita.

    “Begitu mendapat kabar Juwita ditemukan tak bernyawa dan dibawa ke pemulasaraan jenazah, Saya langsung meluncur ke lokasi dan benar Juwita sudah meninggal,” katanya.

    Tenny percaya petugas kepolisian dapat mengungkap kasus kematian rekan seprofesinya.

    “Kepolisian adalah rekan dari para jurnalis. Artinya kita masih satu keluarga, tolong ungkap seterang-terangnya,” imbuhnya.

    Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Pol. Rosyanto Yudha Hermawan, mengatakan serangkaian penyelidikan telah dilakukan mulai autopsi hingga pemeriksaan saksi.

    “Kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terhadap kasus ini. Sudah dilakukan autopsi, masih kita lidik,” ucapnya, Senin (25/3/2025), dikutip dari TribunBanjarbaru.com.

    Ditreskrimum Polda Kalsel memback up dan mengawal proses penyelidikan.

    “Masih kami dalami dan mengumpulkan alat bukti,” imbuhnya.

    Sekretaris PWI Banjarbaru, Zepi Al Ayubi, mengaku masih syok mendengar kabar Juwita ditemukan tewas.

    “J adalah teman kami, sesama wartawan, apa yang menimpa dirinya mengejutkan dan membuat kalangan jurnalis Banjarbaru berduka,” katanya.

    Ia berharap petugas kepolisian dapat mengungkap kasus kematian Juwita.

    “PWI meminta kepada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Kami menilai ada sejumlah kejanggalan, untuk mengatakan ini hanya kasus kecelakaan tunggal biasa,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunBanjarbaru.com dengan judul Kematian Wartawan Online di Banjarbaru Kalsel, Keluarga: Juwita Pamit ke Arah Guntung Payung

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunBanjarbaru.com/Frans Rumbon)

  • Pengakuan Pria di Bantul Bunuh Pacar, Tak Kuat Jalani Hubungan Toxic, Sempat Kabur dari Korban – Halaman all

    Pengakuan Pria di Bantul Bunuh Pacar, Tak Kuat Jalani Hubungan Toxic, Sempat Kabur dari Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap motif pembunuhan terhadap seorang wanita asal Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bernama Enggal Dika Puspita alias EDP (23).

    EDP dibunuh oleh pacarnya sendiri, Rafy Ramadhan (24) warga Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DIY.

    Jasad korban ditemukan tinggal tulang belulang di kamar rumah pelaku pada Kamis (20/3/2025), sekitar pukul 18.00 WIB.

    Saat dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar Polres Bantul, pelaku Rafy mengaku spontan saat melakukan aksinya yang berujung merenggut nyawa korban.

    Diketahui bahwa Rafy mencekik korban hingga tewas.

    “Jadi, selama lima tahun menjalin hubungan/pacaran memang seperti hubungan biasa. Tetapi, semakin lama temperamen dan emosional korban semakin terlihat dan saya beberapa kali mendapatkan kekerasan fisik,” kata Rafy di Polres Bantul, Selasa (25/3/2025), dilansir TribunJogja.com.

    Rafy mengaku tidak kuat dengan temperamen korban. 

    Pelaku dan korban ternyata sudah tinggal bersama selama lima tahun terakhir dengan status belum menikah.

    Saking tak kuatnya dengan hubungan asmaranya yang tak sehat atau ‘toxic’, pelaku sempat mencoba kabur dari korban, tetapi Rafy tetap ditemukan oleh EDP.

    “Seberapa jauh saya kabur, pasti ditemukan. Itu (saat korban masih hidup, pelaku kabur dari korban) supaya ya tidak terjadi hal-hal seperti itu (pembunuhan). Tapi, karena sudah terlanjur pecah emosi saya, waktu itu ya memang sudah terjadi,” jelas Rafy.

    Di sisi lain, Rafy mengaku bersalah dan menyesal telah membunuh korban. Bahkan, ia masih memiliki rasa sayang terhadap kekasihnya itu.

    Menurut Rafy, seharusnya semua masalah yang ada bisa diselesaikan dengan cara baik.

    “(Waktu dicekik korban sempat minta maaf) tapi saya lanjutkan (mencekik) karena emosi saya masih meluap-luap di situ. Jadi, saya tidak bisa berpikir jernih yang ada cuma melampiaskan emosi saya tapi malah sampai begitu (meninggal dunia),” ungkap Rafy.

    Pelaku juga menceritakan bagaimana korban akhirnya bisa menjadi kerangka. 

    Kejadiannya yakni, setelah EDP dibunuh dengan cara dicekik pada Rabu (25/9/2024) pagi, korban ditinggal di dalam kamar kontrakan. 

    Lalu, beberapa waktu kemudian, korban ditemukan sudah jadi kerangka.

    “Jujur waktu awal saya membuka kembali kamar itu kan sudah jadi kerangka. Di situ saya sudah kepikiran untuk mengubur korban. Tetapi, saya tidak punya lahan untuk kubur (korban). Kalau pekarangan ayah saya di samping rumah itu belum dijual, mungkin saya kubur korban di situ,” beber Rafy.

    Karena bingung akhirnya Rafy memutuskan untuk menyimpan jasad korban, sampai nanti bisa menemukan tempat yang tepat untuk mengubur EDP.

    “Setelah kejadian itu, mayat enggak saya apa-apakan. Setelah (dibunuh) di kamar (kontrakan) nomor empat, saya pindahkan di kamar nomor tiga. Langsung saya tutup selimut dan sudah saya kunci, saya tinggal, dan tidak saya beri apa-apa,” paparnya.

    Lebih lanjut, selama dua minggu pasca kejadian pembunuhan, pelaku tidak berada di dalam kontrakan tempat kejadian perkara (TKP) dikarenakan tidak kuat dengan bau jenazah korban. 

    Pelaku kemudian pergi menginap di beberapa tempat.

    Pelaku juga sempat membawa kerangka korban ke sebuah losmen di Kaliurang, Kabupaten Sleman, untuk mencuci dan memisahkan antara tulang korban dengan daging korban yang sudah membusuk. 

    Saat ditanya alasan pelaku melakukan hal tersebut, pelaku justru hanya menunduk dan menangis alih-alih menjawab.

    “Saya kenal korban itu kemungkinan sekitar tahun 2019. Itu teman korban saat masih SMK jadi teman saya saat kuliah. Jadi nomor kontak korban di-promote (dipromosikan) melalui WhatsApp. Saya lihat lalu berkenalan dari situ,” ujar Rafy.

    Rafy juga hanya bisa menangis dan meminta maaf kepada keluarga EDP dikarenakan rasa bersalah yakni menghilangkan nyawa korban.

    “Kepada Pak Didik dan Bu Eka, Gones, Enggal, maaf. Saya begini saya masih sayang sama Enggal. Saya enggak sengaja. Saya mohon maaf,” ucap Rafy sambil menangis.

    Kronologi

    Sebelumnya, Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, mengatakan bahwa terungkapnya kasus ini bermula saat ada laporan tentang seseorang perempuan yang lama tidak terlihat, namun sepeda motornya dipakai oleh sang kekasih.

    “Hal ini dibenarkan keluarga korban yang sudah lama tidak ada kabar. Oleh karena itu pada Kamis (20/3/2025) Polres Bantul menyelidiki dan memeriksa kekasih korban yang menjadi diduga pelaku,” kata Jeffry, Jumat (21/3/2025), dilansir TribunJogja.com.

    Hasilnya, ditangkaplah pelaku yang mengaku telah menghilangkan nyawa korban pada September 2024 lalu, di suatu indekos yang berada di Kelurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul, Bantul. 

    “Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku dengan cara mencekik korban di tempat kos yang menjadi tempat kejadian perkara sampai meninggal dunia,” terang Jeffry.

    “Dan berdasarkan pengakuan pelaku, itu dilakukan karena sebelumnya terlibat cekcok,” lanjutnya.

    Kasat Reskrim Polres Bantul, Iptu Iqbal Satya Bimantara mengungkapkan bahwa Rafy membunuh korban setelah bertengkar karena masakan bakso yang gosong.

    Saat itu, EDP memukul Rafy dengan sapu sebanyak lima kali dan pelaku mulai merasa emosi hingga akhirnya membunuh korban.

    “Setelah membunuh korban, pelaku mengambil barang-barang milik korban berupa satu sepeda motor, satu handphone iPhone 11, satu laptop, satu dompet berisi beberapa kartu, uang cash Rp50 ribu, uang di SeaBank senilai Rp3,400 juta, dan pakaian korban,” ungkap Iqbal.

    Kemudian, Rafy membawa jasad korban yang sudah dalam keadaan tulang belulang ke rumah ayah pelaku di Gading Daton, Kelurahan Donotirto, Kapanewon Kretek.

    Lantaran takut ketahuan oleh orang tuanya, selanjutnya Rafy membawa tulang belulang korban yang dibungkus dengan trashbag ke suatu kos temannya di Kabupaten Sleman.

    “Trash Bag itu karena ditaruh di luar, jadi pernah hilang karena sempat dibawa sama tukang sampah. Kemudian oleh pelaku, trash bag itu dicari dan berhasil ditemukan dan trashbag itu dibawa ke wisma daerah Kaliurang. Di mana, tulang tersebut dibersihkan di wisma tersebut,” ujar Iqbal.

    Selanjutnya, tulang itu dikeluarkan dari trash bag dan dibasuh dengan air mengalir.

    Lalu tulang korban dibasuh dengan sabun pencuci pakaian. Pelaku juga melepas daging-daging yang masih melekat di tulang korban.

    “Setelah tidak ada lagi daging korban, tulang itu disimpan di dalam trash bag dan dibawa pulang ke dalam rumah pelaku di Kretek. Untuk daging korban ditaruh di dalam trash bag lain, dibawa ke rumah pelaku di Kretek dan dibakar,” jelasnya.

    Pelaku mengaku sengaja menyimpan tulang korban dikarenakan masih memiliki rasa sayang dan cinta dengan korban.

    Terlebih, pelaku dan korban telah menjalin hubungan pacaran dan tinggal bersama tanpa menikah selama lima tahun.

    “Memang, ibu dan adik pelaku sempat tinggal bareng dengan pelaku dan korban, dikarenakan ibu dan ayah pelaku cerai. Tapi beberapa waktu kemudian, ibu dan adik pelaku tinggal di tempat lain. Saat kejadian pembunuhan ibu dan adik pelaku tidak ada di lokasi kejadian,” sebut Iqbal.

    Adapun sebelum tewas dicekik pacar, korban sedang mempersiapkan diri untuk kerja di Jepang.

    Begitu juga dengan pelaku yang sedang mempersiapkan diri untuk bekerja di Jepang.

    “Atas kejadian itu, pelaku dikenakan Pasal 339 KUHP Subsider pasal 338 KUHP berupa ancaman pidana maksimal 20 tahun penjara,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul PENGAKUAN Warga Bantul Cekik Pacarnya Asal Sleman kemudian Ditinggal Selama Setahun

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana)

  • Motif Pembunuhan Mantan Ketua GMBI Purwakarta, Pelaku Ditangkap di Cianjur usai Buron 5 Hari – Halaman all

    Motif Pembunuhan Mantan Ketua GMBI Purwakarta, Pelaku Ditangkap di Cianjur usai Buron 5 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah buron selama lima hari, pelaku pembunuhan mantan Ketua ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Purwakarta ditangkap.

    Pelaku bernama Ade Zaenal Bukhori (51) kabur ke Cianjur, Jawa Barat usai membunuh korban, Asep Budi Kusnadinata (52) pada Kamis (20/3/2025) lalu.

    Kapolres Purwakarta, AKBP Lilik Ardiansyah, mengatakan pelaku telah merencanakan pembunuhan karena menyimpan dendam pribadi.

    “Pada Kamis (20/3/2025) sekitar pukul 05.10 WIB, pelaku mendobrak pintu rumah korban dan langsung menyerang Asep yang sedang tidur.”

    “Dengan menggunakan sangkur (senjata tajam), pelaku menusuk korban di dada kiri, dada kanan, dan lengan kiri, mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat,” ujarnya, Selasa (25/3/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Muchammad Arwin Bachar, menjelaskan pelaku dan korban masih memiliki hubungan kerabat.

    “Pelaku diduga memiliki dendam karena sehari sebelum pembunuhan, korban sempat melaporkan keponakan pelaku terkait penggunaan narkoba,” ungkapnya.

    Sejumlah barang bukti yang diamankan dari pelaku yakni baju yang digunakan saat menikam korban serta sangkur.

    “Pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP terlait pembunuhan atau Jo Pasal 340 KUHP terkait lembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun hingga seumur hidup,” tandasnya.

    Detik-detik Pembunuhan

    Sebelumnya, Ketua RW setempat, Ivan Adi Gunawan, menyatakan kondisi jasad terdapat luka tusuk serta sayatan.

    “Ada warga lapor bahwa saudara Budi ini ditusuk orang, pas kami datangi ke lokasi, pak Budi sudah tergeletak dan sudah tidak bernyawa.”

    “Ada beberapa luka, seperti sayatan di tangan, kemudian sayatan di wajah dan luka tusuk pada bagian dada dan perut,” bebernya.

    Tetangga korban, Candra, mengaku sempat mendengar keributan dari rumah Asep.

    Ia tak sempat mengejar pelaku dan menemukan korban bersimbah darah di lantai.

    “Saya mendengar suara gaduh dari dalam rumah, kemudian melihat seseorang keluar mengenakan jaket sweater dengan kupluk dan masker, jadi saya tidak bisa mengenali wajahnya,” tuturnya.

    Menurutnya, tak ada barang berharga milik korban yang hilang.

    “Budi ngejar pelaku keluar rumah, saya teriak minta tolong, tapi Budi sudah banyak luka terus banyak darah juga,” bebernya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Buron 5 Hari, Pelaku Pembunuhan Sadis Mantan Ketua GMBI Purwakarta Ditangkap di Cianjur

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Daenza Fahlevi)

  • Peran Oknum Polda Sumsel Bripda KP, Tersangka Baru Judi Sabung Ayam di Lampung, Ada di TKP – Halaman all

    Peran Oknum Polda Sumsel Bripda KP, Tersangka Baru Judi Sabung Ayam di Lampung, Ada di TKP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terdapat tersangka baru dalam kasus penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, yang menewaskan 3 orang polisi pada Senin (17/3/2025) lalu.

    Tersangka yang baru ditetapkan itu adalah anggota Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) bernama Bripda Kapri alias Bripda KP.

    Terungkap fakta bahwa Bripda KP ternyata sudah mengenal tersangka Kopka Basarsyah alias Kopka B, oknum TNI AD yang menembak mati 3 polisi penggerebek arena judi sabung ayam miliknya.

    “Jadi tersangka perjudian yakni oknum polisi dari Polda Sumsel Kapri telah kenal dengan oknum TNI AD tersebut sejak 2018,” kata Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Selasa (25/3/2025), dilansir dari TribunLampung.co.id.

    Helmy mengungkapkan bahwa Bripda KP berada di tempat kejadian perkara (TKP) saat penggerebekan berlangsung.

    Bahkan, Bripda KP turut membuat video undangan judi sabung ayam.

    “Kemudian dia datang karena ada invitation dan satu jejak digital di mana dia juga membuat video ajakan. Dia juga memiliki kegemaran sabung ayam,” jelas Helmy, dilansir TribunSumsel.com.

    Selanjutnya ada oknum Polres Lampung Tengah (Lamteng) bernama Wayan yang masih menjadi saksi.

    Helmy menyebutkan bahwa Wayan mengetahui adanya undangan judi sabung ayam dan datang ke lokasi bersama rekannya sesama anggota Polres Lamteng.

    Selain itu, Wayan juga mengetahui pengelola dari judi sabung ayam.

    Tetapi, Wayan bersama rekannya pergi dari lokasi judi sabung ayam tersebut pada Senin hari kejadian pukul 16.00 WIB.

    “Dalam keterangannya, dia mengetahui ada undangan kemudian dia bersama dengan rekannya dari (Polres) Lampung Tengah menuju ke lokasi. Dia tahu siapa pengelolanya dan sebagainya.” ungkap Helmy.

    “Tetapi, jam 16.00 WIB, dia sudah pulang. Sehingga yang bersangkutan ditetapkan menjadi saksi dalam kasus perjudian tersebut,” lanjutnya.

    Kemudian, ada saksi lain yang turut diperiksa yakni inisial N, ia berjualan di sekitar lokasi judi sabung ayam.

    Sebelumnya, Polda Lampung baru menetapkan warga sipil berinisial Z sebagai tersangka kasus judi sabung ayam.

    Helmy menjelaskan bahwa total ada empat tersangka dalam kasus ini.

    Keempatnya terdiri dari dua tersangka judi sabung ayam dan dua tersangka pembunuhan.

    “Jadi sebelumnya warga sipil, Z, ditetapkan sebagai tersangka duluan. Sementara yang terbaru anggota polisi dari Polda Sumsel Bripda KP ditetapkan tersangka kasus perjudian,” terang Helmy.

    Sedangkan, dua tersangka kasus pembunuhan berasal dari anggota TNI, yakni Kopka B dan Peltu YHL yang saat ini sudah ditahan di Denpom II/3 Lampung.

    Sementara itu, Wayan sang oknum Polres Lampung Tengah, kini masih berstatus sebagai saksi. 

    Sebagaimana diketahui, 3 polisi yang tewas ditembak saat menggerebek lokasi judi sabung ayam tersebut adalah Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, serta anak buahnya, Bripka Petrus Apriyanto, dan anggota Satreskrim Polres Way Kanan, Bripda M Ghalib Surya Ganta.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Sikap Kapolda Sumsel, Anggotanya Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam Berujung Penembakan di Lampung

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunLampung.co.id/Bayu Saputra) (TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan)

  • Respons Kapolda Sumsel Anak Buahnya Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam di Way Kanan Lampung – Halaman all

    Respons Kapolda Sumsel Anak Buahnya Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam di Way Kanan Lampung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Anggota Brimob Polda Sumsel inisial K jadi tersangka judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Pengumuman status tersangka K diumumkan langsung oleh Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika pada Selasa (25/4/2025) di Mapolda Lampung.

    Penetapan K sebagai tersangka menambah daftar panjang tersangka di kasus judi sabung ayam dan penembakan 3 polisi.

    Selain K, Polda Lampung dan Denpom II/3 Lampung telah menetapkan tersangka pada dua anggota TNI yakni Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis serta satu warga sipil inisial Z.

    Menanggapi anak buahnya ikut terseret, Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan, ia menyerahkan penyelidikan semuanya ke Polda Lampung. 

    “Ya kan disana. Penyelidikannya pasti di Bid Propam Polda Lampung,” ujar Andi saat dijumpai, Selasa (25/3/2025).

    Begitu juga ketika ditanyai sanksi yang akan dijatuhkan, Andi hanya merespon santai.

    Polda Lampung sedang memprosesnya. 

    “Soal ancaman (sanksi) ya yang pasti disana, tanya disana ya,” katanya.

     

    1 Anggota Polda Sumsel Jadi Tersangka

    Polisi menetapkan seorang anggota Polda Sumatera Selatan (Sumsel) berinisial K alias Kapri sebagai tersangka kasus judi ayam yang berujung tewasnya tiga anggota Polsek Negara Batin, Way Kanan, Lampung. 

    Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, mengungkapkan K berada di tempat kejadian perkara (TKP) saat peristiwa penggerebekan judi sabung ayam yang berujung tewasnya tiga anggota Polsek Negara Batin pada Senin (17/3/2025) lalu.

    “K atau Kapri, dia adalah anggota Polri Polda Sumatera Selatan. Dia berada di TKP,” katanya dalam konferensi pers di Mapolda Lampung yang disiarkan live streaming YouTube TRIBUN LAMPUNG NEWS VIDEO, Selasa (25/3/2025) siang.

    POLISI DITEMBAK – Kapolda Lampung, Irjen Helmy Sandika saat konferensi pers untuk mengumumkan update terkait kasus penembakan yang menewaskan tiga anggota Polsek Negara Batin saat melakukan penggerebekan judi ayam di Way Kanan, Selasa (25/3/2025). (Tangkapan layar dari YouTube Tribun Lampung)

    Helmy menuturkan K mengenal terduga pelaku penembakan yaitu Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah sejak tahun 2018.

    Sementara alasan K berada di lokasi kejadian lantaran memperoleh undangan judi sabung ayam.

    Bahkan, Helmy mengungkapkan setelah adanya undangan tersebut, K turut membuat video undangan judi sabung ayam.

    “Kenal dengan pelaku sejak 2018. Kemudian dia datang karena ada invitation dan satu jejak digital di mana dia juga membuat video ajakan. Dia juga memiliki kegemaran sabung ayam,” katanya.

     

    Anggota Polres Lampung Tengah Berstatus Saksi

    Selanjutnya ada anggota Polres Lampung Tengah (Lamteng) bernama Wayan yang masih menjadi saksi.

    Helmy mengungkapkan Wayan mengetahui adanya undangan judi sabung ayam dan datang ke lokasi bersama rekannya sesama anggota Polres Lamteng.

    Bahkan, kata Helmy, Wayan turut mengetahui pengelola dari judi sabung ayam.

    Namun, Wayan bersama rekannya pergi dari lokasi judi sabung ayam tersebut pada Senin (17/3/2025) pukul 16.00 WIB.

    “Dalam keterangannya, dia mengetahui ada undangan kemudian dia bersama dengan rekannya dari (Polres) Lampung Tengah menuju ke lokasi. Dia tahu siapa pengelolanya dan sebagainya.”

    “Tetapi, jam 16.00 WIB, dia sudah pulang. Sehingga yang bersangkutan ditetapkan menjadi saksi dalam kasus perjudian tersebut,” jelas Helmy.

    Kemudian, ada saksi lain yang turut diperiksa yaitu N di mana dirinya berjualan di sekitar lokasi judi sabung ayam.

    Helmy mengungkapkan N menjadi saksi atas kasus judi sabung ayam dan kasus penembakan terhadap tiga anggota Polsek Negara Batin.

     

    Warga Sipil Sudah Jadi Tersangka Judi Sabung Ayam

    Sebelumnya, warga sipil berinisial Z juga ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus perjudian sabung ayam di Way Kanan.

    Adapun Z datang ke arena sabung ayam di Way Kanan setelah menerima undangan dari Kopka Basarsyah, terduga penembak 3 polisi, melalui media sosial.

    “Dari peristiwa itu, kami (tim gabungan) sepakat dibagi 2 kluster yakni perjudian sabung ayam dan peristiwa meninggalnya atau penembakan terhadap petugas yang mengakibatkan meninggal dunia,” kata Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Kapolda Lampung menyebut Z ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana perjudian.

    “Untuk peristiwa pertama perjudian, kami tetapkan Z sebagai tersangka dan sudah menyita barang bukti di TKP. Di antaranya uang tunai Rp 21 juta, ayam, mobil, motor, senjata tajam jenis pisau, pakaian, taji pisau, senter kepala,” ujar Helmy.

    Menurut Helmy, dalam kasus perjudian sabung ayam ini total 14 saksi yang diperiksa.

    Z telah ditahan di Mapolda Lampung dan dijerat dengan Pasal 303 KUHP tentang perjudian.

    Sementara itu, terkait kasus penembakan yang menewaskan tiga polisi, Z mengaku melihatnya langsung.

    Helmy berujar bahwa 4 saksi mata, salah satunya berinisial Z, mengaku melihat langsung seorang prajurit TNI menembak tiga anggota polisi di arena sabung ayam.

    Akan tetapi, Helmy tidak merinci siapa yang melakukan penembakan.

    Z juga melihat 2 anggota TNI yakni Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah membawa senjata api laras panjang serta senjata yang diselipkan di pinggang.
     
    “Lalu empat orang dari 13 anggota polisi yang melakukan penggerebekan juga melihat oknum itu menembak dengan senjata laras panjang,” tuturnya.

     

  • Penampakan Senjata Api Laras Panjang yang Digunakan Kopka Basarsyah Tembak 3 Polisi Tanpa Ampun – Halaman all

    Penampakan Senjata Api Laras Panjang yang Digunakan Kopka Basarsyah Tembak 3 Polisi Tanpa Ampun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG – Senjata api (senpi) laras panjang yang digunakan tersangka Kopka Basarsyah menembak mati 3 polisi di arena sabung ayam, Way Kanan, Lampung dipamerkan.

    Senjata api itu turut disita dan dipamerkan saat rilis kasus Selasa (25/3/2025) siang di Mapolda Lampung.

    Selain satu pucuk senjata api laras panjang menyerupai FNC Kaliber 5,56 mm polisi juga menyita 21 butir amunisi kaliber 5,56 mm dan satu magazen. 

    Sebelumnya senjata api tersebut dibuang oleh tersangka Kopka Basarsyah dalam pelarian usai kabur dari penggerebekan sabung ayam.

    Akhirnya Kopka Basarsyah ditangkap di rumahnya dan senjata api yang dibuang berhasil ditemukan di semak-semak dekat lokasi judi sabung ayam.

    Diberitakan sebelumnya, tiga anggota kepolisian termasuk Kapolsek Negara Batin meninggal akibat luka tembak saat menjalankan tugas penggerebekan judi sabung ayam di Dusun Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025). 

    Ketiganya yakni AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto dan Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta.

     

    Senjata Api yang Digunakan Kopda B Akan Diuji Balistik dan Diperiksa Pindad

    Senjata api (senpi) yang digunakan Kopda B akan diuji balistik Polri dan diperiksa Pindad. 

    “Karena ini senjata campuran sparepartnya, sehingga patut diduga senjata ini rakitan karena tidak standar pabrikan. Akan tetapi untuk lebih jelasnya, kami akan cek labfor dan uji balistik di Pindad karena ada sparepartnya dari sana,” kata Penjabat (Pj) Danpuspom TNI Mayor Jenderal TNI Eka Wijaya Permana saat menyampaikan sambutannya di konferensi pers di GSG Mapolda Lampung, Selasa (25/3/2025). 

    Saat ditanya kendala selama ini terkait penetapan tersangka, pihaknya mengaku telah melakukan tahapan demi tahapan.

    Dimulai pada 22 Maret 2025 pihaknya menerima laporan polisi.

    “Lalu pada 23 Maret 2025, pihaknya melakukan penahanan pelaku Kopka B (Kopka Basarsyah) dan Peltu YHL (Peltu Lubis), hingga ditetapkan tersangka,” kata Eka Wijaya. 

    Ketika ditanya terkait dugaan pelaku terjerat narkoba, pihaknya sudah melakukan pengujian urine.

    “Kami cek urine dan disaksikan Danrem dengan hasilnya negatif,” imbuhnya. 

    Saat ditanya terkait uang setoran perjudian yang ramai di medsos, pihaknya belum fokus ke arah tersebut.

    Karena pihaknya akan fokus proses hukum ini dan persoalan yang ramai medsos biarkan saja dulu. 

    “Beri kami waktu untuk bekerja, kami hanya fokus proses hukum yang kami tangani,” tutur Eka Wijaya.  

    Sedangkan terkait motif penembakan, pihaknya belum bisa pastikan.

    “Karena pihaknya baru mendalami dan mulai hari ini akan dikerjakan, beri ruang waktu tim,” pungkasnya. 

     

    Kapolsek AKP Anumerta Lusiyanto dan 2 Anggota Ternyata Sudah Jadi Target Ditembak Mati

    Bikin merinding AKP Anumerta Lusiyanto selaku Kapolsek Negara Batin dan dua anggota lainnya ternyata sudah jadi target ditembak mati. 

    Tersangka Kopka Basarsyah, disebut telah menargetkan polisi sebagai sasaran tembak.

    Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam menyebut para eksekutor di arena judi sabung ayam memang menargetkan tiga polisi untuk ditembak.

    Kata Choirul Anam, tiga polisi yang gugur itu dieksekusi dalam jarak dekat.

    “Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek, menarget petugas-petugas yang lain. Karena memang dia berbeda. Mereka, petugas ini berbeda dengan peserta perjudian dan sabung ayam. Makanya mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat. Karena mereka ini sedang menghalau,” kata Choirul, Sabtu (22/3/2025).

    Choirul juga mengatakan, polisi ditembak saat sedang berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.

    Kompolnas pun telah memiliki rekaman video yang memperlihatkan peristiwa tersebut secara jelas.

    Selain itu, Choirul menegaskan, senjata yang digunakan dalam aksi penembakan bukanlah senjata rakitan, melainkan pabrikan.

    Hal ini didasarkan pada temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

    “Senjatanya adalah senjata pabrikan. Kenapa kami meyakini ini? Sederhana, ada proyektil peluru yang ada dalam tubuhnya Pak Kapolsek itu memiliki sidik jari balistik. Sehingga dalam dunia balistik tidak ada perdebatan. Itu adalah keluaran dari senjata pabrikan, tidak mungkin senjata rakitan,” jelas dia.

     

    Dramatis Kopka Basarsyah Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Tak Berhenti Meski Minta Ampun

    Detik-detik dramatis Kopka Basarsyah tembak mati 3 polisi di Lampung, tak berhenti meski korban minta ampun. 

    Sembari menangis, Salsabila selaku Putri Kapolsek Negara Batin AKP(Anumerta) Lusiyanto menceritakan detik-detik penembakan saat penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

    Ia menjelaskan ayahnya mendapat perintah tugas dari pihak Polres setempat untuk membubarkan judi sabung ayam tersebut.

    “Kebetulan Bapak saya kan diperintah dari pihak Polres untuk membubarkan sabung ayam tersebut,” kata Salsabila, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.

    ANAK AKP LUSIYANTO – Sabila Aina Sulistia, anak dari Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, menangis histeris saat menceritakan kronologi menegangkan almarhum ayahnya menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025). Sabila didampingi pengacara kondang Hotman Paris saat menggelar konfernsi pers di Jakarta, Selasa (25/3/2025). (Tangkapan layar YouTube Kompas TV)

    Menurut Salsabila, AKP Anumerta Lusiyanto mendatangi lokasi arena judi sabung ayam menggunakan mobil pribadinya.

    AKP Anumerta Lusiyanto datang bersama anggota Polsek Negara Batin dan anggota Polres Way Kanan untuk menggerebek lokasi judi sabung ayam.

    “Bapak saya menggunakan mobil pribadi bersama anggota polsek dan anggota Polres datang untuk menggerebek sabung ayam tersebut,” ucapnya sembari menangis.

    Dari cerita yang ia dengar, menurut Salsabila, ayahnya merupakan orang yang paling depan saat menggerebek judi sabung ayam itu.

    Namun, saat baru saja keluar dari mobil, AKP Anumerta Lusiyanto langsung ditembak oleh anggota TNI Kopka Basarsyah, hingga akhirnya meninggal dunia.

    “Bapak saya memang paling depan, pas Bapak saya keluar (dari mobil) langsung ditembak, saya denger seperti itu,” ujar Sabila.

    Ia juga mengungkap fakta baru terkait penembakan yang dilakukan Kopka Basarsyah saat peristiwa penggerebekan sabung ayam di Way Kanan, Lampung pada Senin (17/3/2025) lalu.

    Salsabila menuturkan Kopka Basarsyah menembak bagian mata Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto saat korban memohon agar tidak lagi menembak AKP (Anumerta) Lusiyanto yang sudah terkapar.

    Adapun, katanya, AKP Anumerta Lusiyanto ditembak oleh Kopka Basarsyah di bagian dada. 

    TERSANGKA KOPKA BASARSYAH – Foto tersangka Kopka Basarsyah ditampilkan dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Selasa (25/3/2025). Dia mengaku menembak 3 polisi di Way Kanan hingga tewas. Kopka Basarsyah sempat pamer senjata api (senpi). Pasrah saat diborgol atas perkara dugaan terlibat penembakan tiga anggota polisi di Way Kanan, Lampung (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/TribunJabar/Ravianto, Tangkap Layar Kompas Tv)

    Hal ini diketahui Salsabila setelah memperoleh hasil autopsi dari jenazah sang ayah.

    “Bapak ditembak di bagian dada kanan. Proyektilnya itu ditemukan di rongga dada bagian kiri.”

    “Lalu, anggota bapak itu yang saya dengar, Pak Petrus itu, setelah melihat bapak saya ditembak terjatuh, itu dia (Petrus) memohon ‘sudah, sudah’. Dan Pak Petrus ditembak di matanya,” kata Salsabila dalam konferensi pers bersama kuasa hukumnya, Hotman Paris di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).

    Berdasarkan hasil autopsi diketahui, pada jenazah Aipda (Anumerta) Petrus terdapat bekas lubang luka peluru dengan arah tembak dari depan.

    Peluru mengenai persis mata sebelah kiri dan saat autopsi proyektil tersebut ada di tempurung kepala. 

    Isak tangis Salsabila semakin pecah tatkala ayahnya yang sudah meninggal masih dituding menerima setoran judi sabung ayam tersebut.

    Ia mengaku akan terus meminta keadilan untuk mendiang ayahnya.

    “Ayah saya sudah meninggal masih difitnah, soal setoran,” kata dia.

    “Apapun itu saya tidak peduli saya mau keadilan buat Ayah saya,” tandasnya.

     

    Kapolda Lampung Tetapkan 4 Tersangka 

    Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika mengatakan anggota Polisi yang ditetapkan tersangka yakni K alias Kapri. 

    “Jadi sebelumnya warga sipil Z ditetapkan sebagai tersangka duluan, sementara yang terbaru anggota Polisi dari Polda Sumsel bernama Kapri ditetapkan tersangka kasus perjudian,” kata Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, saat konferensi pers, Selasa (25/3/2025). 

    Polisi lainnya yakni Wayan dari Polres Lamteng saat ini masih berstatus saksi. 

    Sehingga tersangka kasus perjudian adalah Bripda KP, Peltu Lubis, dan ZU (sipil).

    Adapun tersangka penembakan adalah Kopda B atau Basarsyah.

    (tribun network/thf/TribunLampung.com/TribunBengkulu.com)

     

  • Intimidasi terhadap Jurnalis: di Sukabumi Dianiaya Polisi, di Surabaya Diminta Hapus Foto – Halaman all

    Intimidasi terhadap Jurnalis: di Sukabumi Dianiaya Polisi, di Surabaya Diminta Hapus Foto – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aksi intimidasi hingga penganiayaan dialami oleh wartawan saat meliput demo revisi UU TNI di sejumlah tempat.

    Seperti yang dialami oleh Andri Somantri, Jurnalis dari VisiNews saat meliput revisi UU TNI di Depan Gedung DPRD Kota Sukabumi, Jawa Barat, Senin (24/3/2025).

    Saat itu, ia tengah meliput demo yang berakhir dengan ricuh.

    Saat situasi demo tak terkendali, Andri Somantri sempat ditarik dari belakang dan dianiaya oleh polisi.

    Aksi penganiayaan tersebut berakhir setelah dilerai oleh jurnalis lainnya dan polisi yang mengenali Andri.

    “Saya tuh sedang mengambil gambar di tengah kekacauan kan, tengah chaos saat ada salah satu massa yang sedang diamankan oleh polisi,”

    “Di tengah kekacauan itu tahu-tahu dari belakang ada yang narik,” ujar Andri, Senin (24/03/2025) malam.

    Kartu wartawannya yang terkalung di lehernya pun terputus akibat aksi dari anggota polisi tersebut.

    Ia juga mendapatkan luka memar di leher bagian bawahnya.

    “Nariknya itu dia narik leher pertama, tapi kena sama ID Card sampai putus ID Card saya,” ujarnya kepada TribunJabar.id.

    Andri pun mengecam tindakan dari anggota polisi tersebut.

    Menurutnya, ketika polisi sudah menyadari bahwa yang ditarik adalah wartawan, maka meraka harus langsung meminta maaf.

    “Kalaupun polisi kalau mengamankan demo seperti itu harus melihat lah mana wartawan, mana massa,”

    “Jangan ketika chaos ini terjadi kekacauan, siapapun jadi kena.”

    “Antara wartawan sama massa saja mereka tidak bisa membedakan,” kata Andri.

    Ia juga menyesalkan tindakan polisi ini, padahal sejauh ini awak media bermitra baik dengan kepolisian.

    Tak hanya Andri saja, jurnalis bernama Rama Indra Surya dari Beritajatim juga jadi korban pemukulan saat meliput aksi demo menolak UU TNI di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (24/3/2025).

    Rama pun mengalami luka di pelipis kanan, kepala, hingga bibir akibat pukulan.

    “Luka-luka ini akan saya visum,” kata Rama, dikutip dari TribunJatim.com.

    Penganiayaan tersebut bermula saat terjadi kericuhan di depan Gedung Grahadi.

    Saat itu, ia berada di belakang barikade polisi yang membawa tameng.

    Massa pun berusaha didorong mundur oleh polisi.

    Rama yang melihat polisi memukuli demonstran pun langsung merekam kejadian tersebut.

    Namun, setelah merekam, HP miliknya justru direbut paksa.

    Ia juga mengaku dikerumuni polisi berseragam maupun yang tidak berseragam untuk dipaksa menghapus video tersebut.

    Bahkan, ia dipukuli saat berada di situasi tersebut.

    Meski Rama menunjukkan kartu tanda wartawannya, ia tetap mendapat intimidasi dengan dipukul pakai tangan kosong dan kayu.

    “Saya sudah bilang saya reporter Beritajatim dan menunjukkan ID card,”

    “Tapi mereka tetap berteriak suruh hapus video, merebut handphone saya, dan mengancam akan membantingnya,” tutur Rama.

    Jurnalis lain bernama Wildan Pratama dari Suara Surabaya juga mendapatkan intimidasi dengan dipaksa menghapus foto demonstran yang ditangkap dan dikumpulkan dalam Gedung Negara Grahadi oleh seorang polisi.

    Bahkan, Wildan dipaksa menghapus foto tersebut hingga ke folder sampah.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Seorang Jurnalis jadi Korban Demo Ricuh di DPRD Sukabumi, Diduga jadi Korban Kekerasan Polisi dan Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Wartawan Kena Hajar Polisi Saat Liput Demo UU TNI di Surabaya: Mereka Rebut Handphone Saya

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Dian Herdiansyah)(TribunJatim.com, Tony Hermawan/Misbahul Munir)