Category: Tribunnews.com Regional

  • Sosok Misterius Aldi Monyet Begal Sadis Penembak Aiptu Noval di Makassar – Halaman all

    Sosok Misterius Aldi Monyet Begal Sadis Penembak Aiptu Noval di Makassar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Begal sadis di Makassar yang dijuluki Aldi Monyet akhirnya tertangkap pada Minggu (4/5/2025). 

    Penangkapan Aldi Monyet berlangsung di Jl Jalahong Dg Mattutu, Kelurahan Bara-barayya, Kecamatan Makassar.

    Aldi Monyet ditangkap oleh tim Macan Sumsel, gabungan dari Resmob Polda Sulsel, Jatanras Polrestabes Makassar dan Resmob Polres Pelabuhan Makassar

    Sosok begal misterius yang paling dicari-cali polisi itu ditangkap setelah kabur usai melawan Aiptu Noval, anggota Polres Pelabuhan Makassar yang hendak menangkapnya.

    Kini Aiptu Noval masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara akibat tembakan Aldi Monyet yang menembus dadanya.

     

    Identitas Aldi Monyet Masih Misterius 

    Sosok Aldi Monyet masih misterius meski telah ditangkap tim gabungan Resmob Polda Sulsel, Jatanras Polrestabes Makassar, dan Resmob Polres Pelabuhan Makassar, Minggu (4/5/2025).

    Aldi ditangkap di Jl Jalahong Dg Mattutu, Kelurahan Bara-barayya, Kecamatan Makassar setelah kabur usai melawan Aiptu Noval, anggota Polres Pelabuhan Makassar.

    Penangkapan Aldi Monyet diketahui dari unggahan akun Instagram @tribrata_multimedia, tim gabungan yang menyebut dirinya ‘Macan Sulsel’.

    “Mission complete,” tertulis pada unggahan tersebut.

    Akun itu menjelaskan bahwa Aldi Monyet merupakan begal yang telah berstatus residivis. 

    Kerap melancarkan aksi jahatnya kepada orang-orang yang tidak bersalah.

    Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, membenarkan bahwa terduga begal Aldi Monyet telah diamankan.

    Hanya saja, Arya enggan menjelaskan lebih jauh karena akan diekspose langsung oleh Polda Sulsel dalam waktu dekat.

    “Nanti releasenya dari Polda,” singkat Arya, Minggu petang.

    Sekedar diketahui, Aldi Monyet merupakan residivis begal.

    Ia sering beraksi menggunakan senjata api.

    Pernah ditangkap di pemukiman padat penduduk. 

    Ada empat laporan polisi Aldi Monyet.

    Ini 7 Fakta sosok Aldi Monyet

    1. resedivis begal.

    2. beraksi dgn senjata api

    3. ditangkap di pemukiman padat penduduk kota (ablam)

    4. ada 4 laporan polisi

    5. Sempat duel dan bergulat dengan bintara senior (AIPTU Noval) sebelum jadi DPO

    6. Diduga Aldi Monyet juga terkena tembakan sebelum menghilang 

    7. Kompol Benny Pornika (Kanit Resmob Polda) Sulsel juga selidiki asal usul pistol  Aldi Monyet

     

    Sosok Aiptu Noval

    Aiptu Noval, anggota Satreskrim Polres Pelabuhan Makassar, masih dirawat di RS Bhayangkara. Ia tertembak saat hendak menangkap Aldi Monyet.

    Aiptu Noval telah menjalani operasi pengangkatan proyektil di RS Bhayangkara Makassar, Sabtu (3/5/2025).

    Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Kombes Pol dr Bambang Triambodo, menyampaikan bahwa kondisi Aiptu Noval saat ini dalam keadaan baik pasca operasi.

    “Kondisinya baik. Sudah dioperasi,” ujar Bambang.

    Ia menambahkan, Aiptu Noval kini dirawat di ruang perawatan untuk pemulihan.

    “(Pengangkatan proyektil) Itu teknis ya, ditangani langsung oleh tim bedah. Yang utama adalah keselamatannya. Sekarang sudah di ruang perawatan,” jelasnya mengatakan.

    Hal senada disampaikan Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Makassar, AKP Andri Kurniawan.

    “Operasi pengangkatan proyektil telah berhasil dilakukan. Saat ini Aiptu Noval masih menjalani perawatan dan observasi pasca operasi,” tuturnya.

    Seorang tetangga menyebut, Aiptu Noval dikenal ramah dan rajin beribadah.

    “Kalau pulang dari masjid sering menyapa, lempar senyum,” ujarnya.

    Warga lainnya mengaku tidak mengenal Aldi Monyet.

    Terpisah Ketua RT 1/RW 1 Kelurahan Bara-barayya, Lena, mengatakan Aiptu Noval merupakan warganya.

    “Pak Nova ini lahir besar di sini memang, sama saya di sini juga besar,” kata Lena, Senin (5/5/2025).

    Namun menurut Lena, Aldi Monyet bukan warga setempat.

    “Saya lihat itu anak (Aldi Monyet), dia bukan orang di sini. Dia bukan warga sini. Kayaknya dia cuma bergaul di situ,” ucapnya.

    Lena, juga lahir dan besar di wilayah itu, mengaku tidak mengenal Aldi Monyet.

    “Tapi untuk kepastiannya itu anak tinggal di mana, saya tidak tahu, karena saya baru lihat juga itu orang,” ujarnya.

     

    Kronologi Penembakan

    Peristiwa terjadi Sabtu (3/5/2025) pagi sekitar pukul 05.15 Wita.

    Saat itu, Aiptu Noval hendak menangkap pelaku begal DPO.

    Namun, pelaku melawan dan Aiptu Noval tertembak di bagian dada.

    “Langsung dilarikan ke RS Bhayangkara,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Makassar, AKP Andri Kurniawan

    Ia menambahkan, tim gabungan saat ini masih memburu pelaku.

    “Kami mengutuk keras aksi kekerasan terhadap aparat yang sedang bertugas,” ujarnya.

    Senjata api menyebabkan luka belum bisa dipastikan milik siapa. 

     

    Aiptu Noval dan Aldi Monyet Sempat Berduel

    Ketua RT 1/RW 1 Kelurahan Bara-barayya, Lena menuturkan, Aiptu Noval mendatangi lokasi setelah menerima informasi keberadaan Aldi Monyet.

    Ia bergerak dari rumah ke masjid, lalu menuju pertigaan lorong di Jl Jalahong Dg Mattutu.

    “Dia pergi dengan tangan kosong. Tidak bawa borgol juga. Hanya pakai gamis, songkok, dan sajadah,” kata Lena, berdasarkan cerita warga.

    Setibanya di lokasi, Aldi Monyet melawan saat hendak ditangkap hingga Aiptu Noval tertembak.

    “Jadi waktu ke sana, ada yang lihat pelaku bermalam di ujung, di pertigaan. Pak Noval pergi salat subuh sekalian ke sana karena buronannya,” jelasnya.

    Lena menyebut, postur tubuh Aldi Monyet lebih besar dari Aiptu Noval, sehingga keduanya sempat bergulat.

    “Sempat katanya bergulat, pelaku besar badannya, sementara Pak Noval kecil,” ucapnya.

    Warga menyaksikan duel itu tak berani melerai karena ada  membawa senjata.

    “Setelah kejadian itu baru warga mendekat, langsung dihubungi Pak Binmas dan kemudian polisi setempat,” tambahnya.

    BEGAL ALDI MONYET – Meme, foto penangkapan begal sekaligus terduga penembak polisi, Aldi Monyet oleh tim gabungan Resmob Polda Sulsel, tim Jatanras Polrestabes Makassar, dan tim Resmob Polres Pelabuhan, Ahad atau Minggu (4/5/2025). Aldi kabur saat hendak ditangkap di Jl Abu Bakar Lambogo, Makassar, Sulsel, Sabtu (3/5/2025). Aldi Monyet saat ditangkap dan polisi korban penembakan Aldi Monyet. (INSTAGRAM.COM/@TRIBRATA MULTIMEDIA/ist)

     

    Tak Ada Garis Polisi di TKP Penembakan

    Peristiwa penembakan Aiptu Noval terjadi di Jl Jalahong Dg Mattutu, bukan di Jl Abu Bakar Lambogo seperti ramai diberitakan.

    Lokasi tepatnya di pertigaan jalan, samping tembok SDN KIP Bara-barayya.

    Pantauan Tribun, Senin (5/5/2025), tidak tampak garis polisi di lokasi, baik saat itu maupun sehari sebelumnya.

    Kapolsek Makassar Kompol Muhammad Tamrin membenarkan olah TKP telah dilakukan.

    “Sudah (olah TKP), tapi yang tangani bukan Polsek, itu ditangani Polrestabes dan Polres Pelabuhan,” ujarnya.

    Ia juga menyebut belum pernah menerima laporan keributan di lokasi tersebut.

     

    Diduga Tak Bawa Borgol, Aiptu Noval Teriak Minta Tali 

    Lokasi tertembaknya Aiptu Noval berada di samping tembok SD KIP Bara-barayya I, tepat di pertigaan lorong Jl Jalahong Dg Mattutu, RT 1, RW 1.

    Aiptu Noval diduga hendak menangkap Aldi Monyet usai salat subuh.

    “Subuh kejadiannya, setelah salat subuh. Saya tidak lihat juga,” kata seorang pemuda, Senin (5/5/2025).

    Namun upaya itu gagal karena Aldi Monyet melawan. 

    Keduanya sempat adu gulat, hingga Aiptu Noval tertembak di dada dan pelaku melarikan diri.

    “Sempatji teriak Pak Noval minta oterek (tali), mungkin mau dipakai mengikat,” ungkapnya.

    Warga menduga Aiptu Noval tidak membawa borgol saat hendak menangkap Aldi Monyet.

    Lokasi penangkapan sekitar 200–300 meter dari rumah Aiptu Noval.

    “Iye, orang siniji memang ini Pak Noval,” tambahnya. (tribun network/thf/TribunTimur.com)

  • Truk Diduga Angkut Amunisi Terbakar Hebat di Tol Gempol Arah Pandaan – Halaman all

    Truk Diduga Angkut Amunisi Terbakar Hebat di Tol Gempol Arah Pandaan – Halaman all

    Kebakaran truk diduga mengangkut amunisi menyebabkan api membumbung tinggi disertai kepulan asap pekat disertai sejumlah ledakan. 

    Tayang: Senin, 5 Mei 2025 23:47 WIB |
    Diperbarui: Selasa, 6 Mei 2025 00:00 WIB

    Kolase Tribunnews

    TERBAKAR HEBAT – Sebuah sebuah truk diduga mengangkut amunisi terbakar hebat di ruas Tol Gempol arah ke Pandaan pada Senin (5/5/2025) malam sekitar pukul 22.30 WIB.Kebakaran hebat ini memicu arus lalu lintas ke arah Surabaya macet total 

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Sebuah sebuah truk diduga mengangkut amunisi terbakar hebat di ruas Tol Gempol arah ke Pandaan Kilometer 772-774 pada Senin (5/5/2025) malam sekitar pukul 22.30 WIB.

    Kebakaran hebat ini memicu arus lalu lintas ke arah Surabaya macet total.

    “Arah Surabaya macet total,” ungkap seorang warga membagikan rekaman videonya di Instagram @malangraya_info.

    Api membumbung tinggi disertai kepulan asap pekat disertai sejumlah ledakan. 

    Dugaan sementara, truk tersebut sedang mengangkut amunisi milik TNI. 

    Pihak Jasa Marga TIC Wilayah Timur sudah menurunkan tim ke lapangan.

    Untuk sementara, arus kendaraan ditutup.

    Jasa Marga meminta pengguna tol, mencakup semua kendaraan yang mengarah ke Malang agar keluar di gate Tol Gempol 4.

    Sementara kendaraan dari Malang menuju Surabaya diarahkan keluar di exit Tol Pandaan.

    Kendaraan dari Surabaya yang hendak ke Malang atau Pasuruan diarahkan keluar di exit tol Sidoarjo atau Porong.

    Saat ini petugas sedang melakukan penanganan di lapangan.

    Dirlantas Polda Jatim juga sudah menerima laporan insiden kebakaran ini dan menurunkan armada truk pemadam kebakaran untuk pemadaman api.
    .

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kapolda Sumut Tak Mau Main-main Usut Kasus Kapolres Pelabuhan Belawan: Transparansi Harus Ditegakkan – Halaman all

    Kapolda Sumut Tak Mau Main-main Usut Kasus Kapolres Pelabuhan Belawan: Transparansi Harus Ditegakkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolda Sumatra Utara (Sumut), Irjen Whisnu Hermawan Februanto menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan.

    Diberitakan sebelumnya, AKBP Oloan Siahaan diduga telah menembak remaja Muhammad Syuhada (15) hingga tewas saat terjadi tawuran di dekat gerbang Tol Belawan pada Minggu (4/5/2025) dini hari.

    Irjen Whisnu menekankan tidak mau menutup-nutupi kasus yang melibatkan anak buahnya.

    Jenderal polisi bintang dua ini akan menggandeng Mabes Polri,  tim pidana umum, laboratorium forensik, dan Kompolnas, guna mengungkap fakta sebenarnya dalam insiden penembakan tersebut.

    “Kami gak main-main. Apalagi terkait meninggal dunia, transparansi harus ditegakkan,” katanya, dikutip dari Tribun-Medan.com, Senin (5/5/2025).

    Lebih lanjut, Polda Sumut memproses penonaktifan AKBP Oloan Siahaan ke Mabes Polri.

    Langkah itu dinilai bisa memperlancar pengusutan kasus yang sedang berjalan.

    “Biar diperiksa dulu, agar tidak mengganggu ya. Karena ini kita transparan.”

    “Kami memohon mengajukan kepada Mabes Polri untuk menonaktifkan Kapolres terlebih dahulu demi pemeriksaan,” jelasnya.

    Irjen Whisnu juga menyempatkan diri melayat di rumah korban di Jalan Kolonel Yos Sudarso, Lingkungan II, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, Senin (5/5/2025).

    Ia secara langsung menyampaikan belasungkawanya atas tewasnya Muhammad Syuhada.

    “Saya atas nama Kapolda Sumut dan jajaran mengucapkan turut berdukacita dengan adik kita yang terkena peluru,” bebernya.

    Keluarga korban, Zainuddin mengungkap Muhammad Syuhada membeberkan semua bermula saat korban keluar rumah tanpa pamit pada Minggu (4/5/2025) malam.

    Seharusnya ia tidak pergi ke mana-mana untuk menjaga sang adik.

    Orang tua korban tidak berada di rumah karena merawat keluarga yang sakit di tempat lain.

    “Ibunya ini kan lagi jaga orang tua sakit, jadi di rumah ini ada adiknya.”

    “Dia seharusnya jaga adik. Entah bagaimana ceritanya dia kumpul sama kawannya,” ungkapnya, dikutip dari Tribun-Medan.com.

    Keluarga tidak mengetahui Muhammad Syuhada berada di lokasi tawuran sekitar gerbang Tol Belawan.

    Polisi kemudian mendapatkan laporan kericuhan terus berlanjut hingga mengganggu pengguna jalan.

    Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto menyebut, tawuran melibatkan kelompok antar kampung.

    “Jadi bentrokan antar kampung, berkembang dari jam 11 malam kemudian ada residunya hingga ke dekat dengan tol,” urainya, dikutip dari Tribun-Medan.com.

    Di saat bersamaan, Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan melewati tol dekat titik tawuran.

    Para pelaku tawuran kemudian melempari pengendara.

    AKBP Oloan Siahaan melihat kejadian tersebut berusaha menghalau massa.

    “Namun mereka melawan sehingga Kapolres melakukan diskresi menembak para masyarakat tersebut,” papar Irjen Whisnu.

    Ada dua pelaku tawuran yang tertembak, Muhammad Syuhada (15) dan inisial B (17).

    Keduanya langsung dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis.

    Takdir berkata lain, Muhammad Syuhada dinyatakan meninggal dunia.

    Ia mengalami luka tembak bagian di bagian perut sebelah kanan, menembus ke belakang.

    Sedangkan B masih berada di rumah sakit.

    “Memang ada korban, kini sedang dibawa ke rumah sakit. Satu di antaranya meninggal dunia tadi pagi di rumah sakit,” tutup Irjen Whisnu.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Sosok Remaja yang Tewas Diduga Ditembak Kapolres Pelabuhan Belawan saat Tawuran

    (Tribunnews.com/Endra)(Tribun-Medan.com/Fredy Santoso)

  • Anggota DPR: Sekolah untuk Lansia di Majalengka Jabar Bentuk Gerakan Sosial Perkuat Kemanusiaan – Halaman all

    Anggota DPR: Sekolah untuk Lansia di Majalengka Jabar Bentuk Gerakan Sosial Perkuat Kemanusiaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI dari Daerah Pemilihan Majalengka, Farah Puteri Nahlia, memberikan apresiasi atas pendirian Sekolah Kampung, yang ditujukan khusus untuk warga lanjut usia, di Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. 

    Pendirian sekolah di mulai pada Jumat (2/5/2025), atau bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, dan merupakan inisiatif dari Komunitas Budaya Kampung Kaputren, yang ada di Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

    Farah menyebut sekolah tersebut sebagai model pemberdayaan komunitas yang penuh makna dan patut mendapat dukungan luas.

    “Saya sangat mengapresiasi penuh gagasan Bapak Amin Halimi dan seluruh warga Kampung Kaputren yang telah menunjukan bahwa pendidikan bisa hadir dalam wujud yang sangat humanis dan membahagiakan. Ini bukan sekadar program literasi, tapi sebuah gerakan sosial yang memperkuat kemanusiaan dan nilai gotong royong,” kata Farah, dalam keterangannya, Senin (5/5/2025).

    Farah menjelaskan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Majalengka tahun 2023 mencatat bahwa sekitar 28,8 persen penduduk lansia di Kabupaten Majalengka tidak tamat SD, dan 11,5 persen tidak pernah mengenyam pendidikan formal. 

    Secara keseluruhan, angka rata-rata lama sekolah penduduk Majalengka baru mencapai 7,16 tahun, di bawah rata-rata nasional sebesar 8,69 tahun. 

    Angka ini mengindikasikan adanya tantangan besar dalam akses dan kualitas pendidikan, khususnya bagi kelompok usia dewasa dan lansia.

    “Ini menjadi pengingat bahwa tanggung jawab pendidikan tidak selesai saat seseorang beranjak dewasa, tapi harus terus dibuka ruangnya hingga usia senja,” ujar Farah.

    Selain fokus pada literasi dasar, Sekolah Kampung juga menjadi ruang interaksi sosial dan berbagi pengalaman hidup.

    Para peserta belajar membaca, menulis, mengenal lingkungan, serta bahasa asing seperti Arab, Mandarin, dan Inggris, khususnya bagi para mantan pekerja migran yang kini kembali menetap di desa.

    Lebih lanjut, Farah menyampaikan komitmennya untuk mendorong keberlanjutan program ini melalui kolaborasi lintas sektor. 

    “Kami di DPR RI akan membuka ruang untuk dialog dan dukungan kebijakan. Saya mengajak seluruh elemen, termasuk Kemendikbudristek, Kementerian Sosial, dan pemerintah daerah, agar bisa mengadopsi semangat dan pendekatan Sekolah Kampung ini sebagai model replikasi yang dapat dikembangkan di daerah lain,” pungkasnya.

  • Mengenal AKP Bagus, Polantas yang Kerap Edukasi Warga Soal Lalu Lintas di Warkop dan Pengajian – Halaman all

    Mengenal AKP Bagus, Polantas yang Kerap Edukasi Warga Soal Lalu Lintas di Warkop dan Pengajian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pamekasan yang dipimpin oleh Kasat Lantas AKP Bagus Wijanarko mendapatkan nilai positif berkat caranya mendekati masyarakat yang humanis.

    Ketua Forum Persatuan Masyarakat Pamekasan (FPMP), Fares Suryadi mengatakan AKP Bagus berhasil membangun citra baik terhadap institusi kepolisian.

    Salah satu cara yang dilakukan AKP Bagus adalah menggugah kesadaran masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas dengan cara yang unik.

    AKP Bagus kerap datang ke warung kopi (Warkop) atau pengajian warga berkumpul dan mengobrol bersama.

    “Pendekatan persuasif itu tidak harus saat jam kerja namun memberikan edukasi kepada masyarakat di warung-warung kopi dan tentu masih banyak cara yang lain,” kata Fares dalam pernyataannya, Senin(5/5/2025).

    Secara pribadi lanjut Fares mengaku tidak mengenal dekat AKP Bagus.

    Namun cara yang dilakukannya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai tertib berlalu lintas patut diacungi jempol.

    “Kami tidak mengenal secara pribadi dengan AKP Bagus, namun cara anggotanya melakukan pendekatan terhadap masyarakat sangat patut diapresiasi. Kami yakini, sikap baik anggota Polisi itu lahir karena peran penting pimpinannya,” kata Fares.

    Fares mengungkapkan, kesadaran masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas akan lebih efektif dengan cara edukasi secara persuasif daripada dengan cara sanksi.

    “Menggunakan cara punishment seperti tilang dan semacamnya tidak serta merta membuat masyarakat sadar dan takut, namun akan lebih efektif apabila memunculkan kesadaran masyarakat untuk tertib lalu lintas dengan pendekatan secara persuasif,” ujarnya.

    Selanjutnya, Fares berharap AKP Bagus Wijanarko bisa mempertahankan cara mengedukasi masyarakat agar terus tertib berlalu lintas.

    “Di bawah kepemimpinan AKP Bagus, Satlantas Polres Pamekasan sudah banyak menoreh prestasi sehingga patut untuk dipertahankan dan ditingkatkan,” tuturnya.

    “Satlantas Polres Pamekasan sangat membutuhkan sosok pimpinan seperti AKP Bagus yang bisa membawa perubahan yang positif dan bisa dekat dengan masyarakat lintas golongan,” tandasnya.

  • Sosok Galuh Widyasmoro, Bunuh Kekasihnya Remi Yuliana Putri di Denpasar, Dendam Dihina – Halaman all

    Sosok Galuh Widyasmoro, Bunuh Kekasihnya Remi Yuliana Putri di Denpasar, Dendam Dihina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Galuh Widyasmoro yang tega bunuh kekasihnya sendiri Remi Yuliana Putri di Sidakarya, Denpasar, Bali.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Galuh Widyasmoro merupakan pria muda kelahiran 1999 atau kini berusia 26 tahun.

    Ia bukanlah warga asli Denpasar, Bali.

    Galuh Widyasmoro tercatat sebagai warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

    Di Pulau Dewata, pelaku bekerja sebagai sopir online.

    Galuh Widyasmoro tega membunuh kekasihnya Remi Yuliana Putri.

    Perempuan berumur 36 tahun itu juga sehari-hari berprofesi sama seperti kekasihnya.

    Sementara motif kasus ini karena pelaku menaruh dendam ke korban.

    Ia sakit hati dihina dengan kata tak pantas.

    Kasus pembunuhan bermula saat jasad Remi ditemukan dalam mobil, pada Rabu 30 April 2025 sekitar pukul 11.30 Wita lalu.

    Mobil merk Terios warna merah marun bernopol DK 1662 ACT itu terparkir depan bangunan kosong di Jalan Kerta Dalem, Sidakarya, Denpasar Selatan, Denpasar.

    Saksi mata yang menemukan jasad Remi kemudian melaporkannya ke pihak berwenang.

    Koordinator Ambulans BPBD Denpasar, Dewa Mahendra menyebut, korban tewas karena dibunuh.

    “Kejadian fantastis diduga pembunuhan. Kondisi meninggal dunia dengan luka tusuk di leher kiri,” bebernya, dikutip dari Tribun-Bali.com, Senin (5/5/2025).

    Jasad Remi dibawa petugas ke  Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr IGNG Ngoerah Denpasar guna pemeriksaan lebih lanjut.

    Sementara identitas korban diketahui berasal dari Surabaya dan tinggal di alamat Jalan Tukad Buana III No 51 Denpasar.

    Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Laorens Rajamangapul Heselo memastikan, Remi tewas karena dibunuh oleh kekasihnya, Galuh Widyasmoro.

    Pelaku melarikan diri ke tanah kelahirannya usai kejadian.

    Jajaran kepolisian melakukan pengejaran hingga Kota Solo, Jawa Tengah.

    Aksi penangkapan Galuh Widyasmoro berjalan dramatis.

    “Tersangka melawan, bahkan mobil kami sampai tabrak-tabrakan, kami lakukan tindakan tegas terukur karena tersangka melakukan perlawanan,” jelas Kompol Laorens, dikutip dari Tribun-Bali.com.

    Polisi lantas membawa pelaku ke Bali dengan sejumlah barang bukti termasuk pisau.

    Benda tajam tersebut cocok dengan luka yang ada di leher korban.

    “Barang bukti ditemukan pisau ini posisi di dalam mobil dengan darah di TKP semua di dalam.”

    “Dari hasil autopsi penyebab kematian korban karena luka tusuk di leher sebelah kiri panjangnya 9 cm, ditusuk korban pas pembuluhnya,” jelasnya.

    PEMBUNUHAN DI DENPASAR – Penemuan jenazah perempuan di di Jalan Kerta Dalem, Sidakarya, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, pada Rabu 30 April 2025 sekitar pukul 11.30 Wita. (Istimewa/BPBD Denpasar)

    Kapolresta Denpasar, Kombes Pol M. Iqbal Simatupang mengungkap motif pembunuhan terhadap Remi.

    Semua bermula saat Galuh Widyasmoro menyimpan dendam ke korban

    Keduanya juga sempat cekcok di dalam mobil yang terjadi Kamis malam (1/5/2025), saat korban dan pelaku tengah berada di kawasan Goa Gong, Jimbaran. 

    Pelaku kepada polisi mengaku sakit hati karena dihina di dalam grup WA para sopir online.

    Singkat cerita, pelaku merencanakan pembunuhan dengan mengambil sebilah pisau sepanjang 27 cm dari rumah pamannya tiga hari sebelum kejadian pembunuhan.

    Pada Kamis (1/5/2025), keduanya sempat makan bersama di dalam mobil sebelum menuju lokasi kejadian. 

    Namun, pertengkaran kembali memanas hingga akhirnya pelaku menikam leher kiri korban dengan pisau, menyebabkan luka sedalam 9 cm. 

    Korban sempat melawan, namun tak berdaya dan akhirnya tewas di tempat.

    Setelah memastikan korban meninggal, pelaku memindahkan jenazah ke kursi belakang mobil, lalu membawa kendaraan tersebut ke kawasan Jalan Kerta Dalem. 

    Ia sengaja memarkir mobil di dekat tempat yang akrab dengan korban agar tidak langsung mencurigakan.

    “Motif pembunuhan adalah dendam pribadi dan masalah ekonomi. Ini pembunuhan berencana,” ungkap Kombes Pol M. Iqbal, dikutip dari Instgaram @polrestadenpasar.

    Polisi menjerat Galuh Widyasmoro dengan tiga pasal sekaligus.

    Yakni, pasal 340 KUHP, pasal 338 KUHP, dan Pasal 365 ayat (3) KUHP.

    Ia kini terancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Penangkapan Pelaku Pembunuhan di Sidakarya Berlangsung Sengit, Tabrak-tabrakan Mobil Polisi & Pelaku

    (Tribunnews.com/Endra)(Tribun-Bali.com/Adrian Amurwonegoro)

  • Cerita Pak RT di Semarang Tegas Lawan Ormas Minta Sumbangan, Kabur Saat Ditantang Bukti Surat Resmi – Halaman all

    Cerita Pak RT di Semarang Tegas Lawan Ormas Minta Sumbangan, Kabur Saat Ditantang Bukti Surat Resmi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang Ketua Rukun Tetangga (RT) di Kota Semarang, Jawa Tengah menceritakan kisahnya tegas melawan organisasi masyarakat (ormas) yang meresahkan dalam melancarkan modus minta sumbangan.

    Maraknya fenomena ormas demi mendapatkan sumbangan untuk kepentingannya membuat warga resah karena rentan terjadi intimidasi.

    Ketua RT di wilayah Kecamatan Barat, Kota Semarang bernama Muhammad ini, mengaku sempat berhadapan langsung dengan beberapa orang yang mengaku sebagai anggota ormas.

    Terhitung Muhammad dua kali menghadapi ormas yang meminta sumbangan langsung ke warga dan pengusaha.

    Bahkan, dia mengatakan peristiwa itu jauh sebelum insiden bentrokan ormas terjadi di Kabupaten Blora.

    Oknum ormas tersebut yakni Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang meminta sumbangan dengan membawa proposal pembangunan pos.

    “Pertama kali mereka datang membawa proposal pembangunan pos GRIB Jaya di wilayah Semarang Barat. Waktu itu belum ada kejadian bentrok ormas yang di Blora,” ujar Muhammad melalui sambungan telepon, Senin (5/5/2025).

    Saat itu, warga sempat hampir memberikan uang kepada ormas itu. 

    Tetapi warga kemudian tidak memberikan sumbangan setelah berkonsultasi melalui grup WhatsApp RT.  

    Muhammad langsung meminta warga untuk menolak permintaan itu karena dianggap tidak jelas asal-usul dan legalitas proposal itu.

    Sebab, daripada membantu yang tidak berdampak positif bagi warga, Muhammad lebih memilih untuk fokus membangun fasilitas di wilayahnya.

    “Saya langsung larang. Warga sepakat, lebih baik bantu untuk perbaikan pos satpam atau masjid. Memberi uang ke ormas yang tidak jelas tidak ada dampak positifnya,” ujarnya.

    Tak lama berselang, beberapa oknum dari GRIB Jaya langsung mendatangi pos satpam lingkungan.

    Kemudian terjadi perdebatan panas hingga nyaris berujung adu fisik.

    Namun, saat ditanya terkait bukti surat resmi yang didukung oleh pihak Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), oknum tersebut kebingungan.

    Bahkan, oknum yang bersangkutan tidak mengetahui tentang Kesbangpol.

    “Saya tanya, mana surat resminya? Mereka malah bingung dan tidak tahu apa itu Kesbangpol,” ujar Muhammad.

    Dia kemudian menegaskan, apabila ormas tidak mengetahui lembaga Kesbangpol, maka mustahil untuk memiliki nomor registrasi resmi.

    “Akhirnya mereka pergi. Saya hanya ingin memberi penegasan, bukan cari ribut,” lanjutnya.

    Masih dengan ormas yang sama, insiden kedua dialami Muhammad saat oknum ormas itu meminta sumbangan Tunjangan Hari Raya (THR) ke beberapa pemilik ruko di wilayahnya.

    Saat itu, mereka tertangkap basah oleh satpam hingga dilaporkan ke Muhammad.

    Dia pun turun tangan untuk meminta surat izin resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot).

    Namun, sama dengan sebelumnya, mereka hanya membawa proposal dengan kop surat GRIB Jaya tanpa bisa menunjukkan izin resminya.

    “Saya datangi, lagi-lagi saya tanya, mana aturan resminya? Mana izin dari pemerintah kota? Mereka hanya bawa proposal dengan kop surat GRIB Jaya, tapi tidak bisa memberi penjelasan,” jelasnya.

    Muhammad kemudian mengambil langkah tegas dan menantang oknum yang bersangkutan untuk membuktikan surat resmi dari Pemkot Semarang.

    “Saya bilang, kalau memang sudah ada izin resmi dari Pemkot, ayo saya antar sekalian cari sumbangan. Tapi kalau tidak ada, saya juga siap antar mereka ke Pemkot buat klarifikasi,” katanya.

    Mendengar pernyataan Muhammad, para oknum langsung pergi dengan tergesa-gesa.

    Dia menegaskan, aksi perlawanan ini untuk melindungi warganya di wilayahnya.

    Sebab, menurut Muhammad, apabila fenomena ini terus dibiarkan, oknum ormas akan berpotensi merugikan masyarakat.

    “Kalau dibiarkan, nanti masyarakat yang dirugikan. Jadi kita perlu tegas. Jangan sampai praktik-praktik seperti ini terus dibiarkan,” imbuhnya

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Pak RT di Semarang Dimintai Dana Pembangunan Hingga THR Oleh Ormas, Nyaris Adu Jotos.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJateng.com/Budi Susanto)

  • Kakak Wanita Tewas Dicor Bongkar Kebohongan Joko, Tegaskan Dwi Hastuti Dibunuh Bukan karena Asmara – Halaman all

    Kakak Wanita Tewas Dicor Bongkar Kebohongan Joko, Tegaskan Dwi Hastuti Dibunuh Bukan karena Asmara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta baru kasus wanita tewas dicor di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dibongkar oleh kakak korban Yunianto.

    Ia membantah adiknya Dwi Hastuti (48) memiliki hubungan spesial dengan pelaku Joko Nur Setyawan (34).

    “Tidak ada hubungan spesial seperti dikatakan oleh pelaku,” tegasnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (5/5/2025).

    Yunianto dalam kesempatannya menegaskan, secara pribadi dirinya tidak mengenal Joko secara dekat.

    Meskipun demikian, ia memang sempat bertemu dengannya dalam sebuah acara.

    “Tidak terlalu kenal, ketemu pelaku saat kegiatan mengantar Paguyuban Reog ke Temanggung,” tambah dia.

    Yunianto lalu menceritakan awal mula adiknya dilaporkan hilang sejak 14 Februari 2025 lalu.

    Sejak Dwi Hastuti tak ada kabar, pihak keluarga sudah curiga dengan Joko Nur.

    “Dari pihak keluarga terutama saya sendiri sudah curiga dengan pelaku. Karena (motifnya) bukan asmara seperti diviralkan itu,” sebut Yunianto.

    Memang diketahui antara pelaku dan korban sedang terlibat permasalahan perihal mobil rental.

    Mobil milik korban sengaja dibawa pelaku untuk disewakan.

    Namun dalam perjalanan, mobil tersebut digadaikan oleh pelaku.

    “Maka adek saya mencari keberadaan mobilnya di mana.,” tambahnya.

    Yunianto mengaku mencari mobilnya seorang diri tanpa didampingi polisi maupun keluarga.

    Dwi Hastuti juga sempat curhat terkait masalah ini dan meminta saran kepada teman-temannya semasa sekolah.

    “Terus dia inisiatif mencari pelaku itu untuk menunjukkan mobilnya di mana,” papar Yunianto.

    Terakhir, Yunianto meyakini pelaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap korban.

    Sedangkan terkait motifnya, ia yakin bukan persoalan asmara.

    “Ini tentang mobil rental, kepemilikan harta. Joko sudah ada niat jahat dari awal,” tandasnya.

    Kasat Reskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sadewo memberikan pernyataan berbeda terkait hubungan pelaku dan korban.

    Berdasarkan keterangan Joko Nur, ia mengakui menjalin asmara dengan Dwi Hastuti.

    Keduanya sudah saling mengenal sejak Oktober 2024 lalu.

    Sebelum dibunuh, korban juga sempat minta dinikahi.

    “Korban ini meminta untuk dinikahi oleh pelaku.”

    “Namun, pelaku karena sudah berkeluarga di situlah mulai muncul emosi daripada pelaku,” ujar dia, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews.

    Selain asmara, lanjut Iptu Agung ada motif lain, yakni masalah utang sebesar Rp15 juta.

    Polisi masih terus mendalami kasus ini termasuk menelusuri barang-barang berharga milik korban yang hilang.

    Sementara latar belakang dari pelaku adalah sopir bus.

    “Dia adalah pengemudi bus. Untuk rekam jejak kriminal belum ada,” beber Iptu Agung.

    Polisi untuk sementara menjerat tersangka dengan pasal 338 KUHP mengatur tentang tindak pidana pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.

    Joko di hadapan polisi mengakui korban adalah selingkuhannya, karena dirinya sudah beristri dan memiliki 2 anak.

    “Motifnya dia itu ngejar saya ingin dinikahi, saya tidak mau karena saya sudah punya anak istri.”

    “Motif lain saya punya pinjaman Rp 15 juta,” katanya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Joko turut mengakui, dirinyalah pelaku tunggal dalam kasus ini.

    “Saya cekik dari belakang. Setelah (korban meninggal) dikubur di belakang rumah, saya kubur dengan tanah, saya cor biar tidak bau. Tidak ada yang membantu, saya sendiri,” tandasnya.

    Informasi tambahan, kasus ini mulai terungkap saat polisi menerima laporan penemuan mayat dicor pada 1 Mei 2025 kemarin.

    Lokasinya di rumah orang tua pelaku, di sebuah rumah sederhana di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Alasan Pria Bunuh Wanita Hingga Cor Jasadnya di Wonogiri, Ogah Nikahi dan Punya Utang Rp15 Juta

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

  • Lakukan Pengamanan Aset, PPI Kembali Kuasai Rumah Dinas di Surabaya – Halaman all

    Lakukan Pengamanan Aset, PPI Kembali Kuasai Rumah Dinas di Surabaya – Halaman all

    PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) mengamankan bangunan berupa rumah dinas dengan luas tanah 446 meter persegi dan bangunan seluas 258 meter

    Tayang: Senin, 5 Mei 2025 18:15 WIB

    Istimewa

    PENGAMANAN ASET –  PT Perusahaan Perdagangan Indonesia melakukan pengamanan dan penertiban kembali aset tetap tanah maupun bangunan. PPI akan terus berkomitmen secara konsisten melalui langkah-langkah strategis  dalam pengelolaan, pengamanan dan penertiban aset di berbagai wilayah. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam rangka upaya penyelesaian atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) melakukan pengamanan dan penertiban kembali aset tetap tanah.

    Selain itu, perseroan juga melakukan pengamanan bangunan berupa rumah dinas dengan luas tanah 446 meter persegi dan bangunan seluas 258 meter persegi yang berlokasi di Jalan Untung Suropati, Surabaya, Jawa Timur.

    Direktur Utama PT PPI, S. Hernowo, menyampaikan, penertiban dan penguasaan kembali aset ini dilakukan secara persuasif dan diselesaikan melalui pendekatan kekeluargaan serta musyawarah untuk mufakat.

    “Melalui  langkah ini, PPI perlu memastikan bahwa setiap aset milik perusahaan dikelola dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan peruntukannya,” ujar Hernowo dikutip Senin (5/5/2025).

    Menurutnya, langkah yang diambil PT PPI sekaligus mendukung pengelolaan aset yang efektif dan bertanggung jawab. Proses untuk mendapatkan kembali juga dilakukan dengan mengutamakan prinsip yang efisien dengan memastikan hak-hak pihak yang terlibat dapat terpenuhi dan diselesaikan dengan baik.

    Ke depan, Ia menyampaikan, PPI akan terus berkomitmen secara konsisten melalui langkah-langkah strategis  dalam pengelolaan, pengamanan dan penertiban aset di berbagai wilayah.

    Dalam  mendukung proses tersebut, PPI turut bekerja sama dengan instansi pemerintah yakni Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Respons Munculnya GRIB Jaya, Wagub Bali Tegaskan Sudah Ada Pecalang, Wacanakan Pemberian Insentif – Halaman all

    Respons Munculnya GRIB Jaya, Wagub Bali Tegaskan Sudah Ada Pecalang, Wacanakan Pemberian Insentif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kemunculan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Bali, menjadi sorotan publik.

    Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta menegaskan, Bali sudah memiliki aparatur negara baik itu TNI maupun Polri.

    Giri memaparkan, desa adat di Bali juga memiliki Pecalang, yang akan diupayakan agar menerima insentif dari Pemerintah Provinsi Bali.

    “Dari 1400 lebih desa adat Itu sudah memiliki Pecalang desa adat.”

    “Nah Pecalang desa adat ini mempunyai peran untuk menjaga estetika dresta wilayah adat itu sendiri,” katanya di Kantor Gubernur Bali, Senin (5/5/2025), dilansir Tribun-Bali.com.

    Giri menambahkan, ketika periode pertama sudah dituangkan dalam Keputusan Pemerintah Provinsi Bali terkait dibentuknya Bantuan Keamanan Desa Adat (Bankamda).

    Sehingga, lanjutnya, kolaborasi antara TNI Polri serta aparat penegak hukum lainnya bersama tokoh dan masyarakat adat utamanya dari Pecalang, yang akan menjaga Bali.

    “Inilah yang harus menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Bali itu sendiri di luar daripada itu peran penting juga masyarakat Bali harus peduli terhadap wilayahnya.”

    “Di mana Bumi kita pijak di situ langit kita junjung itu yang pertama prinsipnya, kalau dengan ormas luar di Bali ini mempunyai prinsip untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, saya kira tidak perlu karena sudah ada,” papar Giri.

    Sementara itu, beredar foto dan video di media sosial terkait pelantikan DPD GRIB Jaya Bali.

    Dalam foto maupun video tersebut, terpampang bendera Partai Gerindra.

    Sekretaris DPD Partai Gerindra Bali, Kadek ‘Rambo’ Budi Prasetya, telah menanggapi beredarnya foto pelantikan GRIB Jaya Bali tersebut.

    Rambo menegaskan, partainya tidak memiliki hubungan afiliasi dengan ormas tersebut.

    “Terkait dengan masalah foto dan segala macam, kami tidak mengetahui itu posisi tempat di mana. Yang jelas Partai Gerindra tidak pernah berafiliasi dengan Ormas GRIB,” katanya, Minggu (4/5/2025), dikutip dari Tribun-Bali.com.

    Menurutnya, Gerindra Bali bersikap terbuka dalam menjalin pertemanan dengan seluruh ormas di Bali selama menjunjung ideologi Pancasila.

    “Namun pada prinsipnya apabila berkawan, Partai Gerindra di Bali berkawan dengan semua ormas yang ada di Bali.”

    “Karena kami meyakini secara pertemanan, semua ormas ini punya ideologi yang baik, pasti berlandaskan Pancasila kalau seandainya berkawan.”

    “Kalau berafiliasi secara langsung, kami dari Gerindra menegaskan tidak pernah berafiliasi langsung dengan ormas GRIB,” tegas dia.

    Pecalang Bali tegas menolak kehadiran GRIB Jaya Bali.

    Reaksi Pecalang atas hadirnya GRIB Jaya di Bali diunggah akun Facebook Senator RI, Niluh Djelantik, Minggu (4/5/2025).

    Video tersebut dibuka dengan sosok bernama Rahmat yang mengenalkan diri sebagai Panglima Satgas GRIB DPD Bali.

    Perwakilan Pecalang Bali pun menjawab perkenalan tersebut dengan menolak kehadiran ormas manapun.

    “Saya pecalang, kami bukan penjaga biasa.”

    “Kami adalah bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan, turun temurun untuk menjaga Bali.”

    “Kami tidak butuh ormas dari luar, kami tidak butuh pihak asing yang datang membawa agenda,” ungkapnya.

    GRIB JAYA DI BALI – Ketua DPP GRIB Jaya, Hercules Rosario de Marshall, saat melantik Ketua DPW GRIB Jaya Bali, Yosef Nahak, pada 1 Mei 2025. (Instagram/denpasarcerita)

    Selain itu, kehadiran GRIB ditakutkan akan merusak tatanan hidup masyarakat Bali yang sudah memiliki sistem keamanan sendiri sejak dulu.

    “Dan merusak tatanan hidup di Bali. Kami sudah punya sistem sendiri, dan sistem itu terbukti berjalan, kuat, dan dihormati rakyat,” tegasnya.

    Sebelumnya, publik dihebohkan dengan beredarnya sebuah foto di media sosial yang memperlihatkan acara pelantikan Ketua DPD GRIB Bali, Yosef Nahak.

    Dalam foto tersebut, terlihat kehadiran Ketua DPP GRIB Jaya, Hercules Rosario de Marshall; serta sejumlah atribut organisasi dan salah satu bendera partai politik.

    Di sisi lain, munculnya ormas-ormas baru di Bali mendapatkan respons dari berbagai kalangan.

    Kehadiran ormas baru, khususnya dari luar Bali, dikhawatirkan mengancam keamanan di Bali.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Wagub Giri Prasta Sebut Tak Perlu Ormas Luar Daerah Jaga Bali, Pecalang Akan Dapat Insentif

    (Tribunnews.com/Nuryanti/Siti Nurjannah Wulandari) (Tribun-Bali.com/Ni Luh Putu Wahyuni Sari/Eka Mita Suputra)