Category: Tribunnews.com Regional

  • Mengenal Nomor Pintu Unik Bus ALS, Angka Terakhir Jadi Penanda Kepemilikan Armada – Halaman all

    Mengenal Nomor Pintu Unik Bus ALS, Angka Terakhir Jadi Penanda Kepemilikan Armada – Halaman all

    Memasuki tahun 1980-an bersamaan dengan tersedianya kapal feri ukuran besar, ALS mengembangkan sayapnya ke pulau Jawa.

    Tayang: Selasa, 6 Mei 2025 21:12 WIB

    Muhammad Iqbal/TribunPadang

    BUS ALS – Kecelakaan bus Antar Lintas Sumatera di Kelurahan Bukit Surungan, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025) pagi. 

    ​TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Kecelakaan maut terjadi di turunan Terminal Busur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Sebanyak 12 orang penumpang bus PT Antar Lintas Sumatera (ALS) tewas.

    Peristiwa itu terjadi pada Selasa(6/5/2025) pagi sekitar pukul 08.15 WIB. Bus bernomor polisi B 7152 FGA tujuan Medan-Jakarta tersebut tiba-tiba meluncur dan kehilangan kendali hingga terbalik.

    Bus ALS merupakan salah satu bos legendaris di Sumatera Utara. Awalnya didirikan di Kotanopan, Mandailing Natal pada 29 September 1966 oleh tujuh saudagar bersaudara yang diinisiasi Haji Sati Lubis. Saat itu trayek perdana ALS adalah Muara Sipongi-Kotanopan-Medan.

    Pada tahun 1970-an ALS kemudian membuka trayek-trayek baru kota di Sumatera. Diantaranya menuju Pekanbaru, Banda Aceh, Bengkulu, Jambi, Palembang, Padang dan Lampung.

    Memasuki tahun 1980-an bersamaan dengan tersedianya kapal feri ukuran besar, ALS mengembangkan sayapnya ke pulau Jawa. Dengan jarak terjauh adalah Medan-Jember(Jawa Timur).

    Bus PO ALS juga memiliki kode nomor pintu unik pada setiap armadanya. Hal itu disebabkan lantaran kepemilikan armada tidak hanya satu orang saja.

    Biasanya ada tiga digit angka di PO bus ALS. Angka ketiga di nomor pintu bus PO ALS menandakan siapa pemiliknya. Contoh: Bus ALS nomor pintu 311. Angka terakhirnya adalah angka 1, hingga kepemilikan armada ini berada pada dirut ALS. Nomor 1 dimiliki keluarga almarhum Haji Sati Lubis atau orang tua dari Direktur Utama PT ALS.

    Nomor 3 diketahui milik almarhum Haji Rasyad Nasution, nomor 5 milik Japarkayo Hasibuan, nomor 7 milik keluarga almarhum Haji M Arief Lubis, nomor 8 milik almarhum Haji Abdul Wahab Lubis dan Almarhum Haji hasbullah Lubis.

    Kemudian nomor 9 dan 0 milik almarhum Nursewan Lubis dan almarhum Rangkuti. Serta banyak pemilik lain yang memiliki Nomor pintu Acak seperti Keluarga Almarhum Haji Hamzah Nasution dan Keluarga Almarhum M Nasir Daulay. Namun seiring berjalannya waktu, kepemilikan bus tersebut dikelola pula oleh generasi-generasi kedua dan ketiga dari pemilik. 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Daftar Lengkap Nama dan Alamat 12 Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Sumbar – Halaman all

    Daftar Lengkap Nama dan Alamat 12 Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Sumbar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PADANG PANJANG –  12 penumpang Bus ALS dinyatakan meninggal akibat kecelakaan di Kelurahan Bukit Surungan, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (6/5/2025).

    Satu korban tewas bus rute Medan-Bekasi itu diantaranya merupakan balita. Sementara 22 orang penumpang lainnya mengalami luka-luka

    Berikut daftar nama 12 korban meninggal:

    1. Rema Anuini Pane (2), Perempuan asal Bekasi.

    2. Naupal Rehan Pane (6), Laki-laki asal Bekasi.

    3. Riski Agustini Lubis (32), Perempuan, asal Jabar/Bekasi.

    4. Melaikielaiki Sinaga (74), Laki-laki asal Simalungun (Sumut).

    5. Karmina Gultam (74), Perempuan asal Simalungun (Sumut).

    6. Sarudin Nainggolan (74), Laki-laki asal Pematang Sidamanik, Simalungun (Sumut).

    7. Desrita Nainggolan (50), Laki-laki asal Simalungun (Sumut).

    8. Sri Rejeki (38), Perempuan asal Pekanbaru.

    9. Raomaida Sitanggang (74), Perempuan asal Simalungun (Sumut).

    10. Etrick Gustaf Wenas (26), Laki-laki asal Jakarta.

    11. Aryudi (38), Laki-laki asal Deli Serdang.

    12. Atas Silaen (30), Laki-laki asal Toba (Sumut).

    Sementara itu, berdasarkan keterangan Kapolres Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro mengatakan untuk data sementara total korban sebanyak 35 orang.

    “Total korban sementara 35 orang, dengan rincian  23 orang luka-luka dan saat ini sedang ditangani, kemudian 12 orang korban meninggal dunia,” jelasnya saat diwawancarai.

    “Kemudian 12 orang yang meninggal ini terdiri dari 7 orang laki-laki, salah satunya balita dan 5 orang perempuan, salah satunya balita juga,” sambungnya.

    Untuk tindakan selanjutnya, polisi masih melakukan evaluasi terhadap korban selamat dan dipusatkan di RSUD Padang Panjang.

    “Kita saat ini sedang melalukan evaluasi terhadap korban selamat maupun yang meninggal. Semuanya kita kumpulkan satu di RSUD Padang Panjang,” katanya.

    Kartyana menyebutkan, bagi keluarga korban yang hendak mengecek atau mengambil jenazah korban bisa mendatangi RSUD Padang Panjang atau posko terpadu yang disiapkamn di halaman RSUD.

    Polisi juga menyiapkan tim trauma healing untuk membantu psikologi korban.

    Nantinya, lanjut Kartyana, jika hingga malam nanti jenazah korban belum dijemput pihak keluarga, maka akan dibawa ke RS Bhayangkara untuk disimpan terlebih dahulu.

    “Karena penyimpanan yang ada kulkas hanya ada di RS Bhayangkara Padang,” pungkasnya.

    Gubernur Sumbar berduka

    Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan maut Bus ALS di kawasan dekat Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, Selasa (6/5/2025) pagi.

    “Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah ini,” kata Mahyeldi dalam keterangannya kepada wartawan.

    Pemprov Sumbar, kata Mahyeldi, akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan yang layak.

    Ia juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap keselamatan armada transportasi umum.

    “Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Kami telah memerintahkan Dinas Perhubungan Sumbar untuk berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) guna mengoptimalkan pengawasan terhadap kelaikan kendaraan, baik AKDP maupun AKAP,” ungkapnya.

    Mahyeldi meminta seluruh penyedia jasa transportasi lebih memperhatikan aspek keselamatan sebelum kendaraan dioperasikan.

     

    Penulis: Fajar Alfaridho Herman

    dan

    12 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang, Gubernur Mahyeldi Sampaikan Belasungkawa

     

  • Sosok Bripda Adi Qori Kurniawan, Polisi yang Viral karena Terampil Merias dan Menari – Halaman all

    Sosok Bripda Adi Qori Kurniawan, Polisi yang Viral karena Terampil Merias dan Menari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini sebuah video yang memperlihatkan seorang polisi sedang merias seorang penari viral di media sosial.

    Banyak netizen yang memuji aksi polisi tersebut, hingga menyebutnya sebagai polisi yang jago merias bak MUA profesional.

    Usut punya usut, polisi yang terampil merias itu bernama Bripda Adi Qori Kurniawan.

    Bripda Adi Qori telah lama menggeluti dunia tata rias karena ia memiliki latar belakang di bidang seni.

    Lantas, siapakah sosok Bripda Adi Qori Kurniawan tersebut ?

    Sosok Bripda Adi Qori Kurniawan

    Bripda Adi Qori Kurniawan seorang anggota polisi yang kini bertugas di Semarang, Jawa Tengah.

    Ia mengaku pandai dalam merias karena memiliki latar belakang pendidikan di bidang seni.

    Bripda Adi Qori sendiri memiliki gelar Sarjana Seni (S.Sn), oleh karena itu tak mengherankan jika ia pandai merias bak MUA professional.

    Sebelum menjadi polisi, Bripda Adi Qori tercatat pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi seni selama 4 tahun.

    “Digembleng 4 Tahun di Jurusan Seni langsung digembleng Sekolah Polisi Negara, Indonesia itu Berdiri Melalui Perjalanan Sejarah yang panjang, Indonesia tidak Lepas dari Adiluhung Budaya dan Keberagaman Suku yang penuh Persatuan,” tulis @adi999kurnia dalam keterangan videonya di Instagram.

    Suka Menari Tarian Tradisional

    Meskipun kini telah berprofesi sebagai polisi, Bripda Adi Qori masih tidak pernah terlepaskan dari dunia seni.

    Bahkan ia memiliki sanggar yang langsung dikelolanya sendiri.

    Hingga saat ini, ia mempunyai dua sanggar yang dapat menampung sekitar 400 anak didik.

    Berkat dedikasinya tersebut, Bripda Adi Qori Kurniawan juga mendapat penghargaan kepolisian resor sebagai inovator bidang seni.

    Ia pun juga mendapat julukan sebagai Polisi Budaya.

    Tak hanya merias, ia pun juga memiliki kegemaran menari tarian tradisional.

    Hal itu terlihat dari beberapa unggahan di media sosialnya tersebut.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral, Bripda Adi Qori Polisi Jago Merias Bak MUA Profesional, Latar Belakang Pendidikan Tak Terduga

     

    (Tribunnews.com/David Adi) (TribunJabar.id/Hilda Rubiah)

  • Mengenal Sasis Mercedes Benz OH1521 yang Jadi Andalan Bus PO ALS: Dijuluki ‘Si Setir Tampah’ – Halaman all

    Mengenal Sasis Mercedes Benz OH1521 yang Jadi Andalan Bus PO ALS: Dijuluki ‘Si Setir Tampah’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Bus PT Antar Lintas Sumatera (ALS) yang terlibat kecelakaan maut hingga 12 orang meninggal dunia di Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025) pagi. Kecelakaan maut tersebut melibatkan Bus ALS Medan–Jakarta dengan nomor polisi B 7152 FGA terjadi di turunan Terminal Busur, Kota Padang Panjang sekitar pukul 08.15 WIB. 

    Diketahui PO ALS setia menggunakan sasis bus Mercedes Benz dari berbagai seri, terutama seri OH 1521. Seri OH 1521 dikenal dengan julukan ‘Stir Tampah’. Sebab memiliki ukuran setir yang begitu besar seperti tampah.

    Sasis tersebut cukup terkenal di era 90-an. Namun saat ini masih banyak PO bus yang menggunakan sasis OH 1521 tersebut karena kenyamanan dan kehandalan.

    Salah satu yang menggunakan sasis seri tersebut adalah PO ALS yang menggunakan untuk perjalanan dari Medan(Sumatera Utara) ke kota-kota di pulau Jawa, bahkan hingga yang terjauh yakni Jember, Jawa Timur.

    Bus dengan sasis Mercedes Benz OH 1521 juga dijuluki ‘Si Kuler Jahat. Hal tersebut lantaran dengan sedikit operkan mekanik handal, mesin OM266LA ternyata masih tetap tangguh dan mengimbangi mesin-mesin baru di jalanan.

    OH 1521 ini merupakan tipe yang terlegendaris diantara tipe bus Mercedes-Benz sebelumnya. Sasisnya kuat, lentur, lalu mesinnya punya tenaga dan torsi yang pas.  Mercy Intercooler punya karakter suspensi yang empuk, padahal masih per daun atau leaf spring.

    Karakter bantingannya tidak terlalu lembut namun juga tidak keras, dan tak kalah empuk dengan suspensi udara. sehingga penumpang tetap nyaman saat perjalanan jarak jauh dan tidak mual karena efek limbung. Bus ini juga dilengkapi stabilizer dan  power steering, sehingga bus lebih mudah bermanuver dan tetap stabil diajak menikung.

    Namun, penjualan sasis OH 1521 resmi dihentikan pada tahun 2005 atau setelah sembilan tahun dirilis pada tahun 1996. Generasinya kemudian dilanjutkan dengan seri OH 1525 yang telah menggunakan sistem elektrik untuk sistem bahan bakarnya. 

    Berakhirnya produksi sasis tersebut juga menandai berakhirnya penjualan sasis bus bermesin diesel konvensional oleh Mercedes Benz di Tanah Air.

    Walau sudah tidak diproduksi lagi, sulit untuk mencari pengganti ‘Si Kuler Jahat’. Mercedes-Benz OH 1521 memang istimewa dan tak akan pernah terganti meski zaman sudah berganti.

  • Warga Cianjur Aniaya Nenek Berusia 76 Tahun: Emosi Dengar Anaknya Diculik, Terancam 7 Tahun Penjara – Halaman all

    Warga Cianjur Aniaya Nenek Berusia 76 Tahun: Emosi Dengar Anaknya Diculik, Terancam 7 Tahun Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR –  Ahmad (50) terancam tujuh tahun penjara karena menganiaya seorang nenek sepuh, Asyah (76) di Kampung Legok, Desa Bunijaya, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

    Ahmad melayangkan pukulan kepada nenek Aisyah karena gelap mata mendengar anaknya diculik nenek renta tersebut.

    “Saat saya menuju pulang, saya mendengar informasi jika anak saya akan diculik. Setelah menanyakan siapa pelakunya, beberapa orang menyebut nama korban,” kata Ahmad sambil tertunduk pada wartawan, Selasa (6/5/2025).

    Saat itu lanjut Ahmad, dirinya melihat korban dikerumuni warga, dan langsung memukul wajah nenek Asyah di bagian wajah serta dada.

    “Saya hampiri korban, dan langsung memukulinya, karena emosi, karena dapat kabar mau menculik anak saya,” kata dia.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan, jajaranya saat ini masih memburu seorang pelaku yaitu Abdul Kohar (37) yang terlibat dalam penganiayan seorang nenek.

    “Saat ini pelaku Abdul Kohar masih kita kejar, karena usai melakukan penganiayaan, pelaku langsung melarikan diri. Pelaku tersebut langsung ditetapkan sebagai DPO,” katanya.

    Tono menambahkan, Ahmad pelaku yang berhasil diamankan petugas dikenakan pasal 170 KUHPidana dengan ancaman pidana maksimal tujuh tahun penjara.

    Kronologis penganiayaan

    Berdasarkan rekaman video yang beredar di sejumlah media sosial, lansia itu tengah dikerumuni sejumlah warga, usai diduga berusaha menculik anak kecil. Selasa (6/5/2025).

    Dalam rekaman video berdurasi 23 detik, seorang pria berbaju putih memaki-maki hingga memukul lansia tesebut.

    Aksinya tersebut langsung dihalangi warga lainya.

    Diketahui, lansia tersebut ialah Asyah (76) asal Desa Bunijaya, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.

    Asyah mengalami tindak pengeroyokan sejumlah warga usai mengambil dana pensiun almarhum suaminya di Sukabumi pada Minggu (4/5/2025).

    Asyah menjadi korban pengeroyokan bermula ketika hendak pulang, dan meminta bantuan seorang anak karena dia sudah tak kuat berjalan dalam kondisi jalan menanjak.

    Namun saat itu anak kecil itu malah lari meninggalkan Asyah.

    Saat itu Asyah yang sudah kelelahan itu, malah diteriaki dan dituduh sebagai penculik anak kecil.

    Akhirnya sejumlah warga pun berdatangan dan mengerumuni Asyah, hingga terjadi aksi pemukulan dan penganiayaan.

    Nur Azizah (30) cucu korban mengungkapkan, keluarga mengetahui kejadian tersebut berawal adanya kabar, Asyah dibawa ke kantor desa, karena dituduh sebagai penculik.

    “Tak hanya dituduh sebagai penculik, bahkan dipukuli sejumlah warga, akhirnya kami pun langsung pergi ke kantor desa untuk menjemput nenek di kantor desa, dan menjelaskan semuanya,” katanya.

    Bukan penculik

    Nur Azizah (30), cucu korban mengungkapkan, keluarga mengetahui kejadian tersebut berawal adanya kabar Asyah dibawa ke kantor desa karena dituduh sebagai penculik.

    “Tak hanya dituduh sebagai penculik, bahkan dipukuli sejumlah warga, akhirnya kami pun langsung pergi ke kantor desa untuk menjemput nenek di kantor desa, dan menjelaskan semuanya,” katanya pada wartawan.

    Azizah mengungkapkan, neneknya tersebut bukan seorang penculik. Namun neneknya hendak pulang, tapi saat dalam perjalanan malah dituduh sebagai penculik.

    “Dari lokasi kejadian ke rumah, itu cuman beda kampung saja, dan bisa ditempuh sekitar 5 menit perjalan dengan menggunakan motor, tapi nenek saya pulang berjalan kaki. Keluarga pun langsung menjelaskan saat menjemput neneknya di kantor desa,” katanya.

    Bahkan, lanjut dia, usai menjemput sang nenek di kantor desa, sejumlah warga di sepanjang perjalanan malah meneriaki dengan kata penculik.

    “Harusnya saat kejadian ditanya dulu, tapi informasinya malah langsung dipukuli,” katanya.

    Sementara itu Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari dari keluarga korban dan mencari pelaku.

    “Anggota sudah sempat mendatangi rumah terduga pelaku. Tapi rumahnya kosong, diduga terduga ini kabur. Secepatnya kami cari keberadaannya dan mengamankannya,” katanya.

     

    Warga Cianjur Terancam 7 Tahun Penjara Karena Aniaya Nenek Berusia 76 Tahun, Pelaku Emosi Dengar Anaknya Diculik 

     

    Penulis: Fauzi Noviandi

    dan

    Viral Nenek di Cianjur Dituduh Penculik hingga Dikeroyok Warga, Berawal Minta Tolong Berjalan

  • Calon Jemaah Haji asal Lombok Ketahuan Alami Gangguan Jiwa, Minta Pulang Terus saat di Asrama – Halaman all

    Calon Jemaah Haji asal Lombok Ketahuan Alami Gangguan Jiwa, Minta Pulang Terus saat di Asrama – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Cerita calon jemaah haji ketahuan alami gangguan jiwa datang dari wilayah Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Semua bermula saat para calon jemaah haji menjalani pemeriksaan medis oleh tim kesehatan Embarkasi Lombok.

    Didapati seorang calon jemaah haji berinisial DM menunjukkan perilaku tak bisa selama di asrama haji.

    Ia terus-menerus meminta dipulangkan ke rumahnya di wilayah Lombok Timur.

    Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Mataram, Suparlan menyebut, secara fisik DM dalam kondisi sehat.

    “Secara fisik, DM awalnya tampak sehat, tetapi saat berada di Asrama Haji NTB menunjukkan perilaku ingin pulang terus.”

    “Dari situ kita putuskan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan,” katanya, dikutip dari TribunLombok.com, Selasa (6/5/2025).

    Suparlan melanjutkan, pihaknya kemudian merujuk RS ke rumah sakit jiwa.

    Di sana, ketahuan DM mengalami gangguan jiwa.

    Pihak penyelenggara haji lantas memutuskan keberangkatan DM ditunda.

    “Begitu kita rujuk ke rumah sakit jiwa, hasilnya menunjukkan adanya gangguan kejiwaan,” urai Suparlan.

    “Jadi yang ditunda hanya satu orang saja dan saat ini masih dalam observasi di RSJ,” tandas dia.

    Selain DM, ada juga calon jemaah haji berinisial N yang mengalami demensia.

    N diperbolehkan untuk terbang ke Tanah Suci karena dianggap mampu melaksanakan ibadah haji.

    CERITA HAJI 2025 – Seorang JCH asal Lombok Timur Nurseh saat ditenangkan oleh petugas haji di Asrama Haji Embarkasi Lombok karena menangis minta pulang, Minggu (4/5/2025) malam. (Tribunlombok.com/ Robby Firmansyah)

    Cerita calon jemaah haji merengek minta pulang saat berada di embarkasi sebelumnya juga terjadi di Lombok.

    Seorang nenek bernama Nurseh asal Ketangga, Kecamatan Suela, Lombok Timur, minta pulang karena cucu.

    Ia bahkan sampai menangis karena rindu dengan sang cucu.

    Perempuan berumur 71 tahun itu khawatir cucunya tidak ada yang menjaga di rumah.

    “Tidak ada temannya cucu saya di rumah, ” ujar Nurseh, dikutip dari TribunLombok.com.

    Hayani rombongan dari nenek Nurseh mengaku sempat melihat ia berteriak dalam bus.

    “Dia teriak-teriak saat di atas mobil minta pulang,” katanya.

    Pada akhirnya, Nurseh berhasil ditenangkan oleh petugas haji.

    Ia kemudian terbang bersama 392 calon jemaah haji lainnya terbang ke Tanah Suci pada Senin (5/5/2025) pukul 19.00 Wita, melalui Bandara Internasional Lombok.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Satu JCH Asal Lombok Timur Ditunda Keberangkatannya Gara-gara Alami Gangguan Jiwa
     
    (Tribunnews.com/Endra)(TribunLombok.com/Robby Firmansyah)

  • Besaran Uang yang Didapat Warga Bekasi seusai Verifikasi Retina, Aplikasi World ID Diblokir Komdigi – Halaman all

    Besaran Uang yang Didapat Warga Bekasi seusai Verifikasi Retina, Aplikasi World ID Diblokir Komdigi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah warga Bekasi, Jawa Barat mendatangi kantor aplikasi World ID untuk melakukan perekaman data retina.

    Mereka dijanjikan uang ratusan ribu setelah menginstal aplikasi dan mendaftar.

    Diketahui, worldcoin merupakan produk uang kripto dari aplikasi World ID yang dapat digunakan untuk bertransaksi melalui dompet digital.

    Setelah polemik scan retina yang dilakukan warga, kantor World ID di Bekasi ditutup Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Sistem digital mereka juga tak dapat beroperasi lagi di Indonesia.

    Dua perusahaan yang menaungi aplikasi World ID yakni PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara akan diperiksa.

    Awalnya, masyarakat diminta untuk mengunduh aplikasi World ID dan melakukan pendaftaran menggunakan email masing-masing.

    Verifikasi di kantor menggunakan sistem scan retina dengan dalih sistem ingin memastikan yang mendaftar bukan robot.

    Masyarakat yang telah melalui prosedur tersebut akan mendapatkan koin dalam waktu 24 jam.

    Koin dapat dicairkan ke rekening hingga dibelanjakan menggunakan aplikasi dompet digital.

    Nominal yang diberikan bervariasi mulai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.

    Salah satu warga bernama Wahyudi (36) mengaku mendaftar aplikasi World ID untuk mendapatkan uang.

    Ia mendatangi kantor aplikasi World ID untuk mendampingi teman yang akan mendaftar.

    “Kalau saya kebetulan dapat uang Rp 330 ribu dari aplikasi itu, nanti setiap bulan dapat lagi katanya selama sembilan bulan, nah nanti saya nunggu bulan selanjutnya, sekarang anterin teman saya mau daftar,” ucapnya, Senin (5/5/2025).

    Wahyudi tak mengetahui kantor aplikasi World ID sudah tak beroperasi setelah ditutup Komdigi.

    “Ya sempat nunggu 20 menit, barangkali buka,” imbuhnya.

    Setelah mendapat kabar adanya penutupan kantor, Wahyudi panik data pribadinya disalahgunakan.

    “Mereka (pekerja World ID) bilang aman aja data, karena kan tidak pakai NIK,” tandasnya.

    Wali Kota Bekasi Dukung Komdigi

    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan ada tiga kantor World ID di Bekasi yang sudah ditutup yakni di Bekasi Timur, Rawalumbu, dan Harapan Indah.

    Ia mendukung langkah Komdigi lantaran ada pengumpulan data biometrik warga.

    “Kami harus berhati-hati, karena belum ada jaminan keamanan data yang jelas, jangan sampai masyarakat dirugikan, harus ada mitigasi yang tepat,” ungkapnya, dikutip dari TribunJakarta.com.

    Menurut Tri Adhianto, masyarakat terdesak ekonomi sehingga memverifikasi retina mata tanpa mengetahui tujuannya.

    “Warga tertarik karena dijanjikan uang, padahal mereka tidak tahu data matanya akan digunakan untuk apa. Ini sangat berisiko,” lanjutnya.

    Tri Adhianto khawatir data para warga disalahgunakan sehingga dapat kehilangan uang di rekening hingga ancaman peretasan.

    “Kami akan terus pantau dan koordinasi dengan pemerintah pusat agar warga terhindar dari uji coba teknologi yang belum jelas manfaat dan keamanannya,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Aplikasi World Diblokir Komdigi, Warga Mulai Khawatir Data Retina Disalahgunakan

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

  • Pemicu Pembacokan di Ketapang Sampang, Berawal dari Korban Komentari Status WA Pelaku – Halaman all

    Pemicu Pembacokan di Ketapang Sampang, Berawal dari Korban Komentari Status WA Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi telah mengamankan FA (20), pelaku pembacokan di halaman parkir RSD Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura.

    Pelaku yang merupakan warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, telah menjalani pemeriksaan di ruang penyidik Satreskrim Polres setempat.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, terungkap motif sekaligus kronologi dari insiden yang menewaskan NH (22), pria asal Desa Ketapang Laok.

    Kapolres Sampang, AKBP Hartono mengatakan, pelaku bersama temannya berprofesi sebagai penjaga parkir di RSD Ketapang.

    Saat itu, pelaku berfoto menggunakan handphone ceweknya dan membuat status WhatsApp (WA) dengan caption “Kumpulan Anak Tidak Bagian Seragam”.

    Korban yang melihat status itu kemudian berkomentar dengan kalimat putus urat malunya.

    “Pelaku menjawab komentar dari korban, dengan kalimat, saya tidak kenal kamu kok mulutnya kurang ajar sekali tidak punya otak,” ujar Hartono, dilansir Tribun Jatim, Selasa (6/5/2025).

    Korban kemudian bertanya asal dan keberadaan pelaku. Setelah dijawab, ia menghampiri pelaku ke RSD Ketapang.

    Ketika keduanya bertemu, pelaku dan korban cekcok atas komunikasi yang terjadi di WhatsApp.

    Korban akhirnya menampar pipi kanan pelaku sebanyak satu kali.

    “Pelaku sakit hati dan mengeluarkan sebilah celurit di pinggang kirinya, lalu dibacokkan ke dada depan korban 1 kali,” ucap Hartono.

    Korban yang mengalami luka di dada kemudian lari dari RSD Ketapang dan meminta pertolongan.

    Hingga akhirnya kondisi korban memburuk dan terjatuh di halaman RSD Ketapang.

    “Korban meninggal dunia di RSD Ketapang,” tuturnya.

    Diberitakan sebelumnya, pada Senin malam, 5 Mei 2025, kondisi di RSD Ketapang mencekam.

    Pasalnya, seorang pria ditemukan tergeletak di atas paving dengan kondisi tubuh berlumuran darah.

    Warga sekitar pun berbondong-bondong menuju halaman RSD Ketapang untuk melihat kondisi korban.

    Pria yang mengenakan kaus oblong warna abu-abu dan sarung berwarna gelap itu diduga menjadi korban penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam oleh seseorang.

    Akibat sabetan senjata tajam, korban mengalami luka cukup dalam di bagian dada sehingga membuat napasnya terengah-engah hingga meninggal dunia.

    AKBP Hartono membenarkan insiden berdarah di wilayah hukumnya itu yang terjadi sekitar pukul 20.00 WIB di halaman parkir RSD Ketapang.

    “Korban meninggal dunia, berinisial NH (22) asal Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang,” ujarnya, Senin.

    Terkait motif dari peristiwa itu, jelas Hartono, pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan lengkap, mengingat kasus ini masih dalam proses pemeriksaan.

    “Untuk pelaku telah diamankan di Mapolsek Ketapang,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Motif Pembacokan di RSD Ketapang Sampang Madura, Pelaku Jengkel Postingan Status WA Dikomentari.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Hanggara Syahputra)

  • Abaikan Larangan Dedi Mulyadi, Pelajar di Kota Depok Nekat Berangkat ke Sekolah Pakai Sepeda Motor – Halaman all

    Abaikan Larangan Dedi Mulyadi, Pelajar di Kota Depok Nekat Berangkat ke Sekolah Pakai Sepeda Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Masih banyak pelajar di Kota Depok, Jawa Barat, yang berangkat sekolah mengendarai sepeda motor.

    Padahal, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah melarang pelajar mengendarai sepeda motor dan membawa handphone ke sekolah per 2 Mei 2025.

    Berdasarkan pantauan TribunnewsDepok.com pada Selasa (6/5/2025), di Jalan Raya Bogor-Jakarta, seorang pelajar perempuan terlihat mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm.

    Seorang pelajar pengguna sepeda motor, AH (15), mengaku menggunakan sepeda motor ke sekolah untuk mempercepat waktu.

    Meski belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), ia tetap nekat mengendarai sepeda motor ke sekolah.

    Kemudian, terkait larangan Dedi Mulyadi, ia menilai hanya diperuntukkan bagi siswa yang rumahnya dekat.

    “Alasan pakai motor karena membantu kita lebih cepat ke sekolah,” ungkap AH, Selasa.

    Bus Sekolah untuk Pelajar di Depok

    Dedi Mulyadi telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor 43/PK.03.04/KESRA yang secara khusus ditujukan ke seluruh satuan pendidikan dan siswa-siswi di wilayah Jawa Barat.

    “Peserta didik yang belum cukup umur dilarang menggunakan kendaraan bermotor, serta mengoptimalkan penggunaan angkutan umum, atau berjalan kaki dengan jangkauan sesuai dengan kemampuan fisik peserta didik,” bunyi surat tersebut.

    Wali Kota Depok, Supian Suri, meminta agar para siswa yang sekolahnya terjangkau angkutan umum agar memanfaatkannya.

    “Yang belum, nanti seiring waktu kita akan coba fasilitasi angkut ke sekolah-sekolah yang hari ini belum terfasilitasi dengan angkutan umum,” katanya, Selasa, dilansir TribunnewsDepok.com.

    Supian Suri lantas mengakui, peraturan larangan pelajar mengendarai sepeda motor masih terkendala ketersediaan angkutan umum yang menjangkau sekolah-sekolah yang ada di Kota Depok.

    “Kita juga tahu bahwa enggak semua sekolah-sekolah kita itu terfasilitasi dengan kendaraan umum. Itu yang menjadi masalah kalau kita wajibkan seluruhnya enggak boleh naik motor,” jelasnya.

    Saat ini, Pemkot Depok hanya memiliki dua unit bus sekolah.

    Jumlah tersebut masih sangat terbatas untuk melayani semua pelajar.

    Sehingga, Pemkot Depok ingin memfasilitasi ketersediaan angkutan umum ke sekolah, sebelum peraturan tersebut benar-benar ditegakkan.

    “Sehingga tadi upaya kita mengajak anak-anak kita tidak menggunakan motor, ini benar-benar bisa kita fasilitasi dulu angkutannya,” imbuh Supian Suri.

    Kata Orang Tua Murid

    Seorang wali murid, Selassie, mengaku setuju dengan larangan pelajar mengendarai sepeda motor ke sekolah.

    Selassie mengatakan, larangan tersebut dapat mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas bagi pelajar.

    Ia pun meminta agar Pemerintah Kota Depok mensosialisasikan program larangan pelajar mengendarai sepeda motor demi keselamatan.

    “Bagus, biar meminimalisir kecelakaan,” ujarnya di Kota Depok, Selasa, dikutip dari TribunnewsDepok.com.

    GUBERNUR JABAR – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). (Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra)

    Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang pelajar mengendarai sepeda motor ke sekolah, sesuai Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    “Per hari ini anak SD dan SMP tidak boleh bawa sepeda motor dan HP,” ujarnya setelah memimpin upacara Hardiknas di Lapangan Rindam III Siliwangi, Jumat (2/5/2025).

    “Untuk anak SMA itu yang belum cukup umur tidak boleh bawa kendaraan bermotor.”

    “Kan itu Undang-undang lalu lintas, selama ini penegakannya tidak bisa berjalan karena ada keraguan tindakan di lapangan,” jelasnya.

    Dedi Mulyadi menilai, anak-anak yang belum cukup umur tidak diberikan kebebasan mengendarai kendaraan bermotor karena berbahaya dan melanggar aturan.

    Sedangkan, larangan membawa handphone tersebut agar para pelajar fokus saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.

    “Kami sedang mengkaji aturan dan akan segera menerapkan larangan membawa handphone ke ruang kelas, khususnya di tingkat SD dan SMP,” imbuhnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribundepok.com dengan judul Tak Pakai Helm, Ngerinya Pelajar Depok Kendari Motor ke Sekolah Meski sudah Dilarang Dedi Mulyadi

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunnewsDepok.com/M. Rifqi Ibnumasy)

    Berita lain terkait Dedi Mulyadi

  • Wali Kota Solo Larang Wisuda Sekolah Pakai Iuran Siswa, Panitia Terlanjur Bayar DP Gedung – Halaman all

    Wali Kota Solo Larang Wisuda Sekolah Pakai Iuran Siswa, Panitia Terlanjur Bayar DP Gedung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inspeksi dilakukan Wali Kota Solo, Respati Ardi ke SMPN 7 Surakarta, Jawa Tengah pada Selasa (6/5/2025) siang.

    Respati menemukan adanya iuran siswa untuk acara wisuda yang akan digelar untuk perpisahan kelulusan.

    Mendapati hal tersebut, Respati meminta pihak sekolah mengembalikan uang iuran ke para siswa.

    Aturan yang sama berlaku untuk 28 SMP Negeri di Surakarta.

    Iuran acara wisuda memberatkan orang tua yang diharuskan membayar Rp280 ribu.

    “Saya seminggu sekali buka Lapor Mas Wali saya pelajari semua. Dalam minggu ini top nomor satu keberatan orang tua acara wisuda. Itulah sebabnya saya sidak di sini,” ucapnya, Selasa, dikutip dari TribunSolo.com.

    Pihak sekolah diminta mencari sponsor untuk pembiayaan wisuda atau mencari alternatif acara perpisahan yang lain.

    “Untuk menjembatani wali murid apabila tetap dilaksanakan bisa membuka sponsor atau melibatkan swasta,” imbuhnya.

    Respati menegaskan iuran wisuda ilegal sehingga uang yang sudah terkumpul harus dikembalikan.

    “Tidak boleh ada iuran yang mewajibkan jumlah murid. Kembalikan. Harus dikembalikan secepatnya,” tuturnya.

    Meski sejumlah siswa meminta agar wisuda tetap dilanjutkan, Respati menganjurkan mengganti dengan kegiatan lain.

    “Nanti diajari yang lebih pas lagi tapi tetap memorable. Anak-anak itu kan literasinya masih kurang,” tukasnya.

    Ia menambahkan wisuda hanya tradisi yang sudah berlangsung turun temurun dan siswa tak ada kewajiban mengikutinya.

    “Tadi ada keluhan guru dengan adanya seperti itu mengajar kelas di bawahnya jadi terganggu. Tidak boleh ada tradisi wajib,” terangnya.

    Mendengar aturan baru tersebut, ketua panitia wisuda SMPN 7 Surakarta, Joko Prayitno, berusaha meminta uang Rp6 juta yang sudah terlanjur dibayarkan untuk sewa gedung.

    “Kami sebagai panitia bertanggung jawab untuk mengembalikan itu. DP baru gedung sama samir (selempang wisuda) totalnya Rp 6 juta,” bebernya.

    Joko berharap pengelola gedung dapat memaklumi aturan dari Wali Kota Solo dan mengembalikan uang booking.

    “DP gedung 5 juta. Kita akan negosiasi. Mudah-mudahan bisa. Sewanya di gedung 10 juta. Yang sudah menjadi DP nanti kita negosiasikan lagi. Apakah itu kita bisa tarik kembali,” sambungnya.

    Joko berjanji akan mengembalikan uang Rp280 ribu yang telah dibayarkan 70 siswa dari 257 siswa.

    “Kita ikuti aturannya dari Pak Wali saja. Kalau misalnya ini untuk ditiadakan kami meniadakan. Untuk yang sudah membayar untuk dikembalikan,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Larang Iuran Wisuda Sekolah di Solo, Respati Sarankan Sekolah Cari Sponsor untuk Acara Perpisahan

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)