Category: Tribunnews.com Regional

  • Awal Mula Terungkapnya Kasus Pelecehan Seksual 6 Murid oleh Oknum Guru Karate di Pontianak Kalbar – Halaman all

    Awal Mula Terungkapnya Kasus Pelecehan Seksual 6 Murid oleh Oknum Guru Karate di Pontianak Kalbar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – JU (58), oknum guru karate di Kota Pontianak, Kalimantan Barat diduga melakukan pelecehan seksual terhadap enam muridnya yang masih berusia belasan tahun.

    Enam korbannya berinisial A (13), F (14), S (14), R (11), A (13), dan T (12). 

    Dugaan pelecehan seksual terjadi di lingkungan sekolah dalam kegiatan esktrakurikuler karate.

    Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Bayu Suseno mengatakan peristiwa pencabulan berlangsung sejak 2024 hingga Februari 2025.

    Sang guru karate kerap melakukan aksi bejatnya itu saat sesi latihan karate sekitar pukul 15.00 WIB.

    Kasus ini awalnya terungkap setelah F (14), salah satu korban bercerita kepada orang tua korban A (13) pada 14-15 Februari 2025.

    Kemudian orang tua korban langsung mengkonfirmasi cerita tersebut dengan memanggil para korban untuk mendalami informasi yang ada. 

    Upaya ini menjadi awal terbongkarnya rangkaian pelecehan yang dialami para korban.

    Orang tua korban lalu melaporkannya ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalimantan Barat pada pertengahan April 2025.

    Saat ini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan/atau Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

    Ancaman Hukumannya adalah maksimal 15 tahun penjara. 

    Kombes Pol Bayu Suseno menegaskan pihak kepolisian akan bertindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan seksual terhadap anak. 

    PELAKU KEKERASAN SEKSUAL – Pria berinisial EH (berbaju oranye) menjadi pelaku kekerasan seksual kepada dua anak kandungnya. Pelau kini telah ditangkap Polres Metro Bekasi. (DOK: Polres Metro Bekasi) (Dok Polres Metro Bekasi)

    “Polda Kalbar menegaskan komitmennya untuk menindak tegas setiap bentuk kekerasan seksual terhadap anak. Masyarakat diimbau untuk aktif melaporkan bila mengetahui atau mengalami tindak kekerasan serupa, khususnya di lingkungan pendidikan dan kegiatan olahraga,” tegas Kombes Bayu.

    DPRD Kota Pontianak Minta Kasus Ditangani Tuntas

    Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kota Pontianak, Husin mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut.

    “Tentunya kita sangat prihatin atas kejadian ini,” kata Husin kepada Tribunpontianak.co.id saat dihubungi, Minggu (20/4/2025).

    Dirinya berharap agar kasus-kasus semacam ini dapat ditangani dengan tuntas dan terduga pelaku mendapatkan tindakan tegas dari pihak terkait.

    “Menurut saya oknum guru ini harus dihukum berat sehingga bisa menjadi efek jera kepada oknum lain,” harapnya.

    Saat ini, kasus tersebut telah ditangani oleh Direktorat reserse kriminal umum Polda Kalbar, dan terduga pelaku telah diamankan guna proses hukum lebih lanjut.

  • Wajah Mayat dalam Karung di Bengkulu Sulit Dikenali, Tubuhnya Mulai Hancur – Halaman all

    Wajah Mayat dalam Karung di Bengkulu Sulit Dikenali, Tubuhnya Mulai Hancur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU – Terungkap wajah mayat dalam karung di Muara Jenggalu Kelurahan Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu yang ditemukan rombongan pemancing sudah sulit dikenali.

    Ditambah lagi tubuh korban sudah mulai hancur.

    Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mardiana ibu dari Arjuna (8) warga Kelurahan Kandang yang hilang sejak 16 April 2025 lalu.

    Mardiana orang tua Arjuna sempat datang ke TKP penemuan mayat di Muara Jenggalu pada Minggu (20/4/2025) siang.

    Setelah mayat berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Mardiana ikut ke rumah sakit untuk memastikan apakah mayat yang ditemukan adalah anaknya yang hilang atau bukan.

    Sesampainya di rumah sakit, Mardiana diperbolehkan untuk masuk ke dalam kamar jenazah untuk melihat ciri pada korhan yang ditemukan adalah anaknya atau bukan.

    Usai keluar dari kamar jenazah, Mardiana mengatakan wajah korban sudah sangat sulit untuk dikenali, begitupun dengan tubuhnya yang mulai hancur.

    Akan tetapi sementara ini, Mardiana menduga korban tersebut bukanlah anaknya, jika melihat dari kondisi fisik mayat.

    “Wajahnya itu sudah sulit dikenali, tapi saya yakin sepertinya itu bukan anak saya. Kalau dilihat tadi mayat itu fisiknya lebih tinggi dari anak saya Juna,” ungkap Mardiana, Minggu (20/4/2025).

    Namun ada juga yang menduga bahwa mayat tersebut adalah mayat Abiyu (9) teman Arjuna yang memang lebih tinggi secara fisik.

    Akan tetapi hal tersebut hanya sebatas dugaan karena memang kondisi mayat korban yang sudah sulit dikenali.

    “Ada yang bilang siapa tau itu temannya anak kami Juna, tapi kami juga kalau melihat tadi belum terlalu yakin. Tapi keluarganya itu menyerahkan sepenuhnya pada polisi,” kata Mardiana.

    Sementara itu berita ini ditulis masih belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait dengan identitas korban.

     

    2 Bocah SD di Kota Bengkulu Sudah 5 Hari Hilang, Keluarga Cek Mayat Dalam Karung

    Dua bocah warga Kelurahan Kandang Kota Bengkulu dilaporkan hilang sejak Selasa (16/4/2025) belum juga ditemukan hingga Minggu (20/4/2025).

    Kedua bocah SD ini bernama Arjuna (8) dan Abiyu (9). Keluarga masih mencari keberadaan keduanya.

    Bahkan saat penemuan mayat dalam karung di Muara Jenggalu pada Minggu siang, keluarga juga mendatangi TKP dan ikut ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memastikan identitas mayat.

    Hanya saja wajah mayat dalam karung di Muara Jenggalu Kelurahan Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu, sulit dikenali.

    Hal itu disampaikan oleh Mardiana ibu dari Arjuna (8) warga Kelurahan Kandang yang hilang sejak 16 April 2025 lalu.

    Mardiana orang tua Arjuna sempat datang ke TKP penemuan mayat di Muara Jenggalu, Minggu (20/4/2025) siang.

    Setelah mayat berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Mardiana ikut ke rumah sakit untuk memastikan apakah mayat yang ditemukan adalah anaknya yang hilang atau bukan.

     

    Rombongan Pemancing di Bengkulu Temukan Mayat dalam Karung, Videonya Viral

    Sesosok mayat dalam karung ditemukan di kawasan Muaro Jenggalu, Bengkulu, pada Minggu (20/4/2025) siang.

    Informasi terhimpun, mayat yang belum diketahui identitasnya tersebut ditemukan rombongan pemancing yang sedang memancing di lokasi.

    Para pemancing ini lanjut membuat video hingga viral dan direspons oleh Polresta Bengkulu.

    MAYAT DALAM KARUNG – Kolase foto mayat dalam karung (kiri) dan proses evakuasi (kanan). Geger rombongan pemancing di Bengkulu temukan mayat dalam karung di kawasan Muaro Jenggalu, Bengkulu, pada Minggu (20/4/2025) pagi. (TribunBengkulu.com/Beta Misutra)

    Mendapati informasi tersebut sekitar pukul 15.00 WIB polisi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap jenazah korban.

    Jenazah korban dijemput oleh Tim Inafis Polresta Bengkulu dengan menggunakan kapal milik nelayan sekitar lokasi.

    “Anggota kami lakukan penjemputan mayat korban,” ungkap PS Kasat Reskrim Polresta Bengkulu AKP Sujud Alif Yulam Lam, Minggu (20/4/2025).

    Belum diketahui pasti identitas dari mayat korban yang mengapung, terbungkus karung itu.

    Namun jika melihat kondisi mayat korban tersebut, diperkirakan sudah tenggelam di dalam sungai lebih dari 3 hari.

     

  • Kasus Mutilasi Pacar Hamil di Banten: Mulyana Ditangkap Polisi – Halaman all

    Kasus Mutilasi Pacar Hamil di Banten: Mulyana Ditangkap Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Mulyana (23), warga Kampung Baru Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten, ditangkap oleh kepolisian atas dugaan pembunuhan dan mutilasi terhadap kekasihnya, SA (19), yang sedang hamil.

    Penangkapan dilakukan tanpa perlawanan di kawasan Pabuaran pada Sabtu, 19 April 2025.

    Menurut Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuddin, kejadian bermula saat Mulyana mengajak SA untuk membeli bakso di wilayah Ciomas.

    Setelah bertemu, Mulyana mengajak SA untuk berbicara mengenai kehamilan korban di lokasi Peninjauan.

    Namun, dalam perjalanan, SA terus mendesak Mulyana untuk bertanggung jawab dan menikahinya.

    Karena emosi, Mulyana membawa SA ke perkebunan karet dengan alasan ingin membicarakan masalah kehamilan.

    Di tempat tersebut, pelaku mencekik SA menggunakan kerudung yang dikenakan korban sebelum mendorongnya dari tebing dan kembali mencekiknya hingga tewas.

    Setelah menghabisi nyawa SA, Mulyana pulang untuk mengambil golok dan kembali ke lokasi kejadian.

    Ia kemudian memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian, yakni kepala, tangan, kaki, dan isi perut yang dibuang ke aliran sungai.

    Bagian tubuh yang terpisah ditutupi dengan daun pisang dan tumpukan kayu.

    Penemuan Jasad

    Jasad SA ditemukan oleh warga setempat pada Jumat, 18 April 2025.

    Penemuan ini terjadi saat seorang warga melihat tumpukan daun pisang dan kayu yang mencurigakan di tengah hutan perkebunan karet.

    Setelah diperiksa, warga tersebut terkejut mendapati tubuh seorang perempuan tanpa kepala, tangan, dan kaki.

    Kapolsek Pabuaran, Iptu Suwarno, menyatakan bahwa bagian tubuh lainnya juga berhasil ditemukan oleh polisi dan warga setempat.

    Mulyana kini akan dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, yang terancam hukuman penjara paling lama 15 tahun.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kasus Mutilasi Pacar Hamil di Banten: Mulyana Ditangkap Polisi – Halaman all

    Sadisnya Mulyana, Mutilasi Pacar karena Tak Mau Tanggung Jawab, Ogah Nikahi Korban yang Sedang Hamil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Mulyana (23), warga Kampung Baru Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten, ditangkap atas kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap kekasihnya, SA (19).

    Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuding, mengatakan Mulyana ditangkap tanpa perlawanan di kawasan Pabuaran, Sabtu (19/4/2025).

    “Saat ini, pelaku sudah dibawa ke kantor Polresta Serang Kota untuk menjalani pemeriksaan,” kata dia, Minggu (20/5/2025), dikutip dari TribunBanten.com.

    Pembunuhan ini bermula saat pelaku mengajak korban membeli bakso di wilayah Ciomas.

    Korban dijemput di rumah kakeknya di kawasan Cinangka, oleh pelaku.

    Dari warung bakso di Ciomas, pelaku mengajak SA ke Peninjauan dengan dalih membicarakan soal kehamilan korban.

    Meski sempat mengobrol di Peninjauan, pelaku kembali mengajak korban berpindah tempat. Kali ini, ia meminta diantar korban ke Gunung Kupa dengan alasan transaksi cash on delivery (COD).

    Dalam perjalanan, korban terus mendesak pelaku untuk bertanggung jawab menikahnya.

    Karena emosi, pelaku membawa korban ke perkebunan karet yang sepi.

    Lagi-lagi, dengan alasan ingin membicarakan kehamilan SA, pelaku mengajak korban masuk ke dalam hutan.

    Saat itulah pelaku mencekik SA menggunakan kerudung yang dikenakan korban.

    Setelahnya, korban didorong dari atas tebing dan kembali dicekik hingga tewas.

    Pelaku kemudian pulang ke rumah untuk mengambil golok dan kembali ke lokasi kejadian.

    Golok itu digunakan untuk memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian, yakni kepala, tangan, kaki, dan isi perut yang dibuang ke aliran sungai.

    Sementara, bagian tubuh korban ditutup menggunakan daun pisang dan tumpulan kayu.

    “Ini hasil keterangan sementara dari pelaku, saat ini kami masih melakukan proses pendalaman,” ujar Salahuddin.

    Kronologi Jasad SA Ditemukan

    Jasad SA ditemukan oleh warga Kampung Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Jumat (18/4/2025).

    Penemuan itu bermula saat seorang warga melihat tumpukan daun pisang dan kayu yang mencurigakan di tengah hutan di perkebunan karet.

    Saat dibuka, warga tersebut kaget melihat tubuh seorang perempuan tanpa kepala, tangan, dan kaki.

    “Jumat sore sekitar pukul 17.00 WIB, ditemukan oleh warga setempat,” ungkap Kapolsek Pabuaran, Iptu Suwarno, Jumat.

    Setelah bagian tubuh ditemukan, polisi dibantu warga setempat mencari anggota badan korban yang lain.

    Menurut pemberitaan TribunBanten.com, Sabtu (19/4/2025), organ tubuh sudah ditemukan adalah bagian kepala dan kaki.

    Dua organ tubuh itu ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan tubuh korban.

    Pada Sabtu, pelaku berhasil diamankan di kawasan Pabuaran.

    Dalam penangkapan itu, polisi telah mengamankan barang bukti berupa golok yang digunakan untuk memutilasi korban.

    Pelaku akan dijerat Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan dengan ancaman paling lama 15 tahun penjara.

    “Kasus ini kami proses dan akan kami tindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat,” kata Salahuddin, dikutip dari Kompas.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Polisi Tangkap Terduga Pelaku Mutilasi Perempuan di Gunung Sari Serang Banten, Ternyata Pacar Korban

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunBanten.com/Muhammad Uqel, Kompas.com/Rasyid Ridho)

  • Kasus Mutilasi Pacar Hamil di Banten: Mulyana Ditangkap Polisi – Halaman all

    Motif Pria Mutilasi Pacar di Serang Banten: Emosi Minta Dinikahi karena Sudah Hamil – Halaman all

    ​Laporan Wartawan Tribun Banten.com, Muhammad Uqel

    TRIBUNNEWS.COM, SERANG – Polresta Serang Kota berhasil menangkap pelaku mutilasi di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten.

    Pelaku berinisial ML (23) di wilayah Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten. Pria asal Kecamatan Gunung Sari tersebut membunuh pacarnya sendiri SA (19) dengan cara dimutilasi.

    Diketahui, mayat SA kali pertama ditemukan oleh seorang warga, saat hendak membersihkan rumput di sebuah lahan, Sabtu (18/4/2025).

    Mayat SA ditemukan dalam kondisi tanpa kepala, tangan, dan kaki, hanya menyisakan bagian tubuh.

    Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahuddin mengatakan, motif pelaku tega melakukan pembunuhan dengan mutilasi didasari karena sang pacar hamil dan meminta pertanggungjawaban.

    Salahuddin menuturkan, peristiwa itu terjadi saat pelaku mengajak korban ketemuan untuk makan bakso di wilayah Ciomas.

    Kemudian, pelaku menjemput korban di rumah kakeknya di wilayah Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.

    Usai keduanya bertemu di rumah kakek korban, kemudian pelaku dan korban menuju ke warung bakso di Ciomas, Serang, Banten.

    Selanjutnya, setelah selesai makan bakso, pelaku mengajak korban ke daerah Peninjauan untuk membicarakan soal kehamilannya.

    Sesampainya di Peninjauan, mereka berbincang-bincang. Namun, tak lama kemudian pelaku meminta korban untuk diantarkan ke wilayah Gunung Kupa.

    Lokasi tersebut berada di kawasan Gunung Sari, dengan alasan ingin melakukan transaksi COD.

    Dalam perjalanan, korban sempat berbicara dengan pelaku meminta untuk menikahinya.

    Namun, pelaku menolaknya. Lantaran merasa terus didesak, kemudian pelaku emosi dan membawa korban ke area perkebunan karet yang sepi.

    Setibanya di lokasi, pelaku dan korban turun dari sepeda motor yang digunakannya dan pelaku mengajak korban untuk masuk ke area lebih dalam hutan dengan dalih ingin membicarakan perihal kehamilan korban.

    Tanpa banyak bicara, saat sudah berada ditengah-tengah hutan, pelaku mencekik korban menggunakan kerudung yang dikenakan korban hingga tak sadarkan diri.

    Setelah itu, korban didorong dari atas tebing dan kembali dicekik hingga dipastikan meninggal dunia.

    Setelah memastikan korban meninggal, pelaku pulang ke rumah untuk mengambil sebilah golok.

    Ia kemudian kembali ke lokasi kejadian dan memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian.

    Pelaku memutilasi bagian kepala, tangan, kaki, dan isi perut korban dan dimasukan ke dalam karung, dan dibuang ke aliran sungai.

    Sementara bagian badan korban, diletakkan di tempat kejadian perkara dengan ditutup daun pisang dan tumpukan kayu.

    “Ini hasil keterangan sementara dari terduga pelaku, saat ini kami masih terus melakukan proses pendalaman,” ujar Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Minggu, (20/4/2025).

    Salahuddin menegaskan, pihaknya akan menindak tegas terhadap pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat.

    “Kasus ini kami proses dan akan kami tindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

     

  • Hipmi Papua Barat: Pengembangan EBT Jadi Solusi Ketahanan Energi Nasional – Halaman all

    Hipmi Papua Barat: Pengembangan EBT Jadi Solusi Ketahanan Energi Nasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum BPD HIMPI Provinsi Papua Barat, William Heinrich, menjelaskan bahwa dalam  satu dekade terakhir, Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dalam ekosistem teknologi baru dan terbarukan.

    Hal ini juga didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, memenuhi target emisi karbon, serta memanfaatkan potensi sumber daya alam nonfosil yang melimpah. 

    Pemerintah Presiden Prabowo Subianto, khususnya lewat Kementerian ESDM, telah mengambil berbagai langkah pengembangan ekosistem EBT dan keberhasilannya hanya mungkin jika didukung kalangan pelaku bisnis.

    “Bicara EBT, tanpa dukungan dari pelaku usaha, pemerintah akan sulit mewujudkan ketahanan energi nasional berbasis energi baru terbarukan. Kita butuh kolaborasi semua pihak,” katanya dalam pesan yang diterima, Minggu (20/4/2025).

    William melanjutkan selama ini dirinya sudah banyak bicara dengan berbagai kalangan pebisnis dan mayoritas mendukung program pengembangan EBT ini.

    “Saya banyak bicara dengan para pebisnis dari bidang energi dan hampir semuanya sepakat untuk mendukung pengembangan EBT bersama pemerintah. Karena Indonesia punya potensi besar seperti tenagar surya, angin, panas bumi dan sebagainya yang luar biasa kalau dikembangkan secara serius,” kata William.

    Pemerintah Indonesia sendiri lewat Kementerian ESDM didukung kementerian teknis terkait memang fokus memastikan kontribusi EBT dalam pemenuhan konsumsi energi nasional, terutama untuk industri. 

    Proyek pembangunan PLTP (e.g. Sarulla Sumatra Utara), PLTS (Cirata Jawa Barat), PLTA (e.g. Batang Toru Sumatra Utara), PLTB (Sidrap Sulawesi Selatan) dengan kapasitas energi listrik puluhan ribu MW adalah beberapa wujud nyata komitmen pemerintah ke EBT ini.

    Meski masih ada beberapa tantangan di sisi birokrasi, investasi, dan infrastruktur, dengan kolaborasi antara pemerintah dan dunia bisnis, terutama para pengusaha energi, Indonesia diyakini bakal bisa mencapai target Transisi Energi tersebut.

    “Sebagaimana kita ketahui, prioritas program Green Economy, industrialisasi hijau lewat hilirisasi, juga ketahanan energi adalah salah satu visi pemerintah Prabowo-Gibran dan program teknisnya dijalankan oleh Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Menteri Bahlil Lahadalia,” tandasnya.

     

  • 80 Jemaah Haji di Purwakarta Batal Berangkat ke Tanah Suci karena Tidak Mampu Lunasi Ongkos – Halaman all

    80 Jemaah Haji di Purwakarta Batal Berangkat ke Tanah Suci karena Tidak Mampu Lunasi Ongkos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA – Sebanyak 80 orang calon jemaah haji di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat terpaksa batal berangkat ke Tanah Suci, Mekkah. Hal tersebut karena mereka tidak mampu melunasi ongkos berangkat haji.

    Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Purwakarta, Syamsi Mufti mengatakan meski terbilang banyak warga yang batal berangkat ibadah haji, namun angka tersebut menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 98 orang. Kendati demikian, tetap saja batal berangkatnya puluhan jemaah haji tersebut menyisakan duka.

    Sebab, harapan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun tersebut kini harus ditangguhkan setidaknya hingga musim haji 2026. “Ada 80 orang yang mengundurkan diri. Sebagian besar karena belum mampu melunasi ongkos naik haji,” kata Mufti di sela gelaran bimbingan manasik haji di Masjid Baing Yusuf Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (20/4/2025).

    Selain terkendala biaya, Mufti mengatakan, beberapa calon jemaah juga batal berangkat karena takdir berkata lain, delapan orang wafat sebelum sempat menginjakkan kaki di Tanah Suci. 

    Sementara tiga orang lainnya, lanjut dia, memilih beralih ke ibadah umrah karena tak kuat menunggu masa antrean yang panjang.

    Dari 741 calon jemaah haji Purwakarta tahun ini, Mufti mengatakan, sebanyak 727 orang telah berhasil melunasi biaya haji. Masih tersisa sebagian orang yang berpacu dengan waktu. 

    Tenggat pembayaran ditetapkan hingga Jumat (25/4/2025). Jika tidak, mereka pun terancam ikut antre di musim haji berikutnya. “Posisi yang ditinggalkan jemaah yang batal sudah kami isi dari daftar cadangan, tetapi belum terisi maksimal,” ujar Mufti. 

    Ia berharap, proses penggantian dapat segera rampung agar tidak ada kursi haji yang terbuang sia-sia. Tahun ini, kata dia, calon jamaah dari Purwakarta akan diberangkatkan dalam dua gelombang, yakni kloter 5 yang berangkat pada 6 Mei 2025 dari Bandara Kertajati, dan kloter 23 pada 25 Mei 2025 dari bandara yang sama.

    Diketahui, mengacu pada kesepakatan raker Kemenag dan Komisi VIII DPR, BPIH 1446 H/2025 M, biaya haji 2025 reguler berkisar Rp 89.410.258,79. BPIH sendiri terdiri dari 2 komponen, yakni komponen yang dibayar langsung oleh jemaah haji atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). Kedua, komponen nilai manfaat yang bersumber dari hasil optimalisasi dana setoran awal jemaah haji.

    Berikut rincian biaya BPIH 2025 yang terdiri dari:

    Rp 55.431.750,78 dibayar oleh calon jemaah sebagai Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). Rp 33.978.508,01 yang ditanggung dari nilai manfaat dana haji.

    Jadi, calon jemaah haji reguler 2025 perlu mempersiapkan dana pelunasan sekitar Rp 30 jutaan. Pelunasan biasanya dilakukan beberapa bulan sebelum keberangkatan.

    Jumlah jemaah Purwakarta tahun ini menurun dibandingkan 2024 yang mencapai 800 orang. 

    Dari total 741 calon haji, termasuk pembimbing dan tim medis, mayoritas berusia lanjut antara 40 hingga 70 tahun. Mufti mengimbau agar seluruh calon jemaah menjaga kesehatan fisik demi kelancaran ibadah.

    Sementara itu, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, menunjukkan komitmennya dalam mendukung para tamu Allah tersebut.

    Pemerintah daerah, kata pria yang akrab dipanggil Om Zein itu, akan memfasilitasi penjemputan calon jemaah haji dari rumah masing-masing menggunakan kendaraan dinas pejabat.

    “Ini kami lakukan agar tidak terjadi kemacetan akibat banyaknya kendaraan pengantar. Semua demi kenyamanan jamaah kita,” ujarnya.

  • Detik-Detik Angkot Rem Blong Seruduk Pasar Kaget Parung, Warga Panik Lari Tunggang Langgang – Halaman all

    Detik-Detik Angkot Rem Blong Seruduk Pasar Kaget Parung, Warga Panik Lari Tunggang Langgang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Suasana meriah di Pasar Kaget Desa Waru, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, mendadak berubah menjadi kepanikan massal, Minggu pagi (20/4/2025). 

    Sebuah angkot berwarna biru diduga mengalami rem blong dan melaju tak terkendali ke tengah kerumunan warga yang sedang berbelanja.

    Peristiwa mengejutkan ini terekam dalam video amatir warga dan viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @infolarung.

    Dalam rekaman berdurasi singkat itu, tampak angkot melaju dari arah turunan, menghantam beberapa lapak dan stand bazaar yang ada di lokasi.

    “Pasar kaget VGR dikagetkan oleh sebuah angkot pagi tadi sekitar pukul setengah delapan. Angkot diduga rem blong dan menabrak warga serta stand jualan,” tulis narasi dalam video tersebut.

    Akibat kejadian ini, sejumlah warga mengalami luka-luka, termasuk ibu-ibu, anak-anak, hingga pesepeda yang berada di sekitar jalur lintasan angkot tersebut.

    Warga Panik dan Berhamburan

    Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa warga panik dan berlarian menyelamatkan diri.

    Situasi sempat kacau hingga petugas keamanan dan relawan datang membantu proses evakuasi korban serta mengamankan lokasi kejadian.

    “Itu angkot dari atas, mungkin gak kuat nahan rem, langsung nyeruduk ke tengah kerumunan. Ibu-ibu dan anak-anak pada teriak-teriak, ada yang jatuh juga,” ujar Deni, salah satu pedagang di lokasi.

    Korban yang mengalami luka segera dilarikan ke puskesmas terdekat.

    Belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban terluka dalam insiden ini, namun beberapa di antaranya disebut mengalami luka ringan hingga sedang.

    Insiden Serupa Terjadi Sebelumnya di Bogor Selatan

    Tak berselang lama dari kejadian di Parung, kasus angkot rem blong juga dilaporkan terjadi di Gang Aut, Bogor Selatan, Senin (1/4/2024) lalu.

    Angkot trayek 14 yang membawa penumpang kehilangan kendali di jalan menurun dan menabrak tembok penahan tanah (TPT).

    Kapolsek Bogor Selatan saat itu, Kompol Diana Sulistiowati, menjelaskan bahwa insiden tersebut juga disebabkan oleh kegagalan sistem pengereman.

    “Angkot dari arah Warung Doyong mengalami rem blong saat di turunan. Sopir banting setir ke kanan menabrak tembok,” kata Diana.

    Empat orang mengalami luka-luka dalam kecelakaan itu, termasuk seorang pelajar SD yang hingga kini masih menjalani perawatan.

    Kejadian ini kembali menjadi pengingat pentingnya perawatan rutin kendaraan umum, terutama sistem rem dan kemudi.

    Petugas kepolisian mengimbau para pengemudi angkot dan pemilik armada untuk melakukan pengecekan berkala demi keselamatan bersama.  (Tribun Bogor/Yudistira Wanne)

     

     
         
     

  • Nestapa Butet Jadi Pemain Sirkus OCI sejak Usia 4 Tahun, Dipukul Jadi Makanan Sehari-hari – Halaman all

    Nestapa Butet Jadi Pemain Sirkus OCI sejak Usia 4 Tahun, Dipukul Jadi Makanan Sehari-hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan pemain sirkus di Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia, Butet, mengurai kisah pilunya.

    Ia mengaku mengalami penyiksaan terus-menerus setelah menjadi pemain sirkus OCI.

    Penyiksaan itu bahkan didapat Butet sejak usianya masih sangat belia.

    Butet bergabung dengan OCI sejak usianya sekitar 3-4 tahun. Kala itu, ia tak tahu apa-apa.

    Di sana, ia dipaksa untuk latihan sirkus setiap hari.

    “Saya dibawa ke OCI sekitar mungkin umur 3-4 tahun, di situ saya melihat anak-anak yang lain. Saya latihan, dipaksa,” katanya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (20/4/2025).

    Seiring berjalannya waktu, Butet mulai mengalami penyiksaan. Ia kerap dipukul dan ditempeleng.

    Bahkan, pukulan itu sudah menjadi makanan sehari-hari baginya dan pemain sirkus yang lain.

    “Kalau buat kita itu diupukul saat latihan itu makanan kita sehari-hari,” terangnya.

    Pada suatu waktu, Butet megaku membuat kesalahan dengan memakan makanan milik bosnya.

    Kesalahan yang dilakukannya itu berujung pada penyiksaan yang teramat keji.

    Ia dipaksa memakan kotoran gajah.

    “Terus saya juga pernah buat kesalahan, anak-anak kita makan nasi bungkus semuanya di sana.”

    “Saya ambil makanannya bos daging empal, itu saya ketahuan, buat mereka itu sangat fatal kesalahan saya itu. Saya masih kecil, itu sekitar umur 9 tahun, tapi saya langsung dijejeli kotoran gajah itu,” bebernya.

    Semakin hari, ia semakin tertekan menghadapi kehidupannya sebagai pemain sirkus OCI.

    Penyiksaan terus menerus ia alami.

    “Show juga kalau kita jelek, dipukul, tidak tertawa juga dipukul, tidak senyum kalau pas lagi show juga dipukul. Kalau sehari-hari pukulan itu sudah biasa buat kita,” urainya.

    Saat memasuki usia remaja, Butet mengaku kembali membuat kesalahan.

    Ia berhubungan dengan karyawan OCI yang akhirnya membuatnya berbadan dua.

    “Terus di masa remaja saya, saya berhubungan dengan karyawan, kita gak boleh berhubungan (dengan karyawan).”

    “Saya ada suka dengan karyawan, berhubungan, saya terjadi hamil. itu sangat besar pelanggaran buat dia,” jelasnya.

    Akibat kesalahannya itu, selama dua bulan setiap tidur, kaki Butet dirantai.

    “Langsung saya dipukul terus, saya malam setiap tidur dirantai kakinya pakai rantai gajah di tempat tidur saya.”

    “Untuk buang kotoran aja saya tidak bisa, teman-teman melihat tapi tidak bisa apa-apa, tidak ada yang bantu saya,” tandasnya.

    “Paginya saya dibukain untuk latihan lagi, itu juga posisi saya lagi hamil itu selama dua bulan saya diperlakukan seperti itu,” sambungnya.

    Meski tengah hamil, hal itu tak membuat Butet terbebas dari atraksi dan penganiayaan.

    “Dua bulan dilepaskan, tapi tetap aktif. saya pada waktu hamil besar pun 8 bulan itu saya disuruh main, tetap saya atraksi show,” tukasnya.

    Penderitaan yang dialami Butet tak berhenti sampai di situ, saat melahirkan, ia harus menelan pil pahit karena dipisahkan dari anaknya.

    TAMAN SAFARI INDONESIA – Sejumlah pengunjung tengah melihat Gajah Sumatera di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Selasa (1/4/2025). Taman Safari Indonesia menegaskan tidak terlibat dalam dugaan kekerasan yang dialami mantan pemain sirkus. (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)

    “Sampai akhirnya saya melahirkan, anak saya juga dipisahkan dari saya, dari rumah sakit saya sudah dipisahkan,” terangnya.

    Ia baru bertemu kembali dengan anaknya saat usianya sudah dua tahun.

    Saat itu, anak Butet bersama bayi lainnya berada di Pondok Indah, yang juga dijadikan pemain sirkus.

    Tak kuat menjalani kehidupan yang penuh dengan penyiksaan, Butet memutuskan kabur dari OCI pada 1994.

    Ia kemudian baru bertemu kembali dengan anaknya saat usianya 16 tahun.

    “Pada waktu itu sirkus main di Magetan (Jawa Timur), saya dikasih tahu dari salah satu mantan pemain OCI (anak saya) ada di Magetan, itu saya samperin ke sana,” tandasnya.

    Taman Safari Membantah

    Sementara itu, Taman Safari Indonesi Group menegaskan, pihaknya tidak terlibat dalam kasus dugaan kekerasan yang dialami eks pemain sirkus.

    Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group, Finky Santika, mengatakan Taman Safari juga tidak pernah memiliki hubungan bisnis dengan para mantan pemain sirkus tersebut.

    “Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan,” kata Finky dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).

    “Kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan,” ujar mereka.

    Taman Safari Indonesia meminta agar kasus dugaan kekerasan dan eksploitasi tersebut tidak disangkut pautkan dengan pihak mereka.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Milani)

  • Detik-Detik Bus Lepas Kendali di Magelang Tabrak Pemotor dan Warung, Korban Tewas di Tempat! – Halaman all

    Detik-Detik Bus Lepas Kendali di Magelang Tabrak Pemotor dan Warung, Korban Tewas di Tempat! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG – Kecelakaan lalu lintas tragis kembali terjadi di wilayah Kabupaten Magelang. 

    Sebuah microbus Mitsubishi menghantam sepeda motor dan warung bensin di Jalan Ngablak–Grabag, tepatnya di Dusun Kalisat, Desa Selomirah, Kecamatan Ngablak, Sabtu (19/4/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.

    Akibat kejadian itu,  satu orang pengendara sepeda motor meninggal dunia.

    Korban diketahui berinisial AIA (27), warga Kecamatan Ngablak, Magelang.

    Kanit Gakkum Satlantas Polresta Magelang, Ipda Ricky S Hartono, mengungkapkan bahwa kecelakaan bermula ketika microbus Mitsubishi dengan nomor polisi AA 7150 OC yang dikemudikan oleh AW (54), warga Kecamatan Salaman, melaju dari arah Ngablak menuju Grabag.

    “Saat melintasi jalanan yang menurun, diduga sopir kehilangan kendali. Microbus menabrak pembatas jembatan di sisi kanan jalan,” ujar Ipda Ricky.

    Alih-alih berhenti, kendaraan justru terus melaju dan menghantam sepeda motor Honda Beat bernopol AA 6918 PG yang datang dari arah berlawanan.

    Tabrakan itu membuat korban AIA terpental dan mengalami luka serius di

     bagian kepala serta patah tulang kaki kanan.

    Meski sempat dilarikan ke RS Candi Umbul Grabag, nyawanya tidak tertolong.

    “Korban dinyatakan meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit,” lanjut Ricky.

    Bus Juga Tabrak Warung Bensin Warga

    Setelah menghantam motor korban, laju microbus masih belum terhenti.

    Kendaraan tersebut akhirnya baru berhenti setelah menabrak warung bensin milik warga di sisi jalan.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa tambahan dari peristiwa tersebut meski kerusakan material cukup parah.

    Polisi dari Satuan Lalu Lintas Polresta Magelang telah melakukan olah TKP dan mengamankan kendaraan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

    Hingga kini, penyebab pasti kecelakaan masih dalam proses penyelidikan.

    Namun, faktor kelalaian pengemudi dan kondisi jalan yang menurun diduga kuat menjadi pemicu insiden tragis ini.

    “Kami terus melakukan pendalaman, termasuk memeriksa kondisi kendaraan dan keterangan dari pengemudi serta saksi di lokasi kejadian,” tegas Ipda Ricky.

    Imbauan Kepada Pengendara di Jalur Ngablak–Grabag

    Jalur Ngablak–Grabag dikenal sebagai salah satu ruas jalan dengan medan cukup menantang, terutama di beberapa titik yang menurun dan berbelok tajam.

    Polisi mengimbau para pengendara untuk lebih berhati-hati, terutama saat melintasi jalan dengan kontur yang ekstrem.

    “Pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima dan tidak melaju dengan kecepatan tinggi, terutama saat menuruni jalan,” tutup Ipda Ricky. (Tribun Jogja/Yuwantoro Winduajie)