Category: Tribunnews.com Regional

  • Anggota DPRD Asahan Pajar Prianto Jadi Tersangka Kasus Judi Sabung Ayam, Ini Pengakuannya – Halaman all

    Anggota DPRD Asahan Pajar Prianto Jadi Tersangka Kasus Judi Sabung Ayam, Ini Pengakuannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, ASAHAN – Pajar Prianto (42), anggota DPRD Asahan, Sumatera Utara menjadi tersangka judi sabung ayam.

    Pajar Prianto diamankan Polres Asahan saat menggelar sabung ayam di rumahnya, Dusun III, Desa Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Minggu (20/4/2025). 

    Tak sendiri, Pajar Prianto ditetapkan sebagai tersangka dengan dua orang lainnya yakni Supilar alias SR (50) dan Suparmin alias SN (46).

    Supilar dan Suparmin ikut bermain taruhan dalam judi sabung ayam tersebut.

    Kapolres Asahan AKBP Afdhal Junaidi mengatakan pihaknya menetapkan tiga orang sebagai tersangka.

    “Kami telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka, PP, S dan S. Dimana, ketiganya kami amankan bersama dengan lima orang saksi lainnya,” ujar Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, Selasa (22/4/2025).

    Kronologis Penangkapan Pajar Prianto

    AKBP Afdhal Junaidi mengungkap kronologi penangkapan Pajar Prianto.

    Penangkapan bermula dari adanya informasi masyarakat yang resah dengan sabung ayam di rumah seorang anggota dewan di Desa Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan.

    “Ada masyarakat yang melaporkan ke call center 110 Polres Asahan ada tindak perjudian sabung ayam di Dusun III, Desa Punggulan, Air joman,” jelasnya.

    Lanjutnya, Kasat Reskrim Polres Asahan menindaklanjuti informasi masyarakat tersebut dan menuju ke lokasi tersebut.

    “Benar, ada kegiatan tersebut dan langsung mengamankan delapan orang, tetapi yang bisa ditetapkan tersangka ada tiga orang diduga berinisial PP, S, dan S,” katanya.

    Katanya, saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan sekretaris dewan untuk memastikan tersangka Pajar Prianto adalah anggota dewan.

    “Hanya saja, dia mengaku menjual ayam, dan kemudian yang bersangkutan menyediakan ring untuk pengujian ayam jago tersebut,” ujar Kapolres Asahan.

    Katanya, ada empat orang yang kini masuk dalam daftar pencarian orang, di mana keempatnya berperan sebagai pemain dan wasit.

    Pajar Prianto Membantah 

    Anggota DPRD Asahan, Pajar Prianto  mengaku tak bersalah dan tidak melakukan praktik perjudian.

    “Saya menjalankan usaha saya, artinya bukan. Kalau jualan (ayam)nya halal, karena saya tidak judi disitu,” ujar Pajar Prianto di Mapolres Asahan, Selasa (22/4/2025).

    Pajar mengaku tidak mengetahui adanya praktik perjudian di sabung ayam yang digelar di rumahnya tersebut. 

    “Kalau uangnya itu saya tidak tahu ada judi. Saya di situkan jualan ayam, jadi ayam yang mau dibeli itukan harus dites dulu,” katanya.

    Saat ditanyakan terkait alasannya membuat sabung ayam tersebut, Pajar mengaku tidak ada salahnya untuk membangun sabung tersebut.

    “Karena saya penangkaran ayam. Tempat itu (arena sabung ayam) dibuat untuk mengetes ayam saat mau dijual,” katanya. 

    Ia mengaku, ayam-ayam yang ada dan ditangkarkannya tersebut merupakan ayam laga.

    Namun, saat ditanyakan terkait wasit yang ada di gelanggang sabung ayam tersebut, Pajar berkilah.

    “Saya tidak tau (ada wasit) ayam-ayam itu memang ayam laga,” ujarnya.

    Atas perbuatannya Pajar Prianto dijerat dengan pasal 303 ayat 1 KUHP ke-2e KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    Sementara dua tersangka lainnya dijerat Pasal 303 bis KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.

    (Tribunmedan.com/ Alif Al Qadri Harahap)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pengakuan Anggota DPRD Asahan Pajar Prianto Ditangkap Kasus Judi Sabung Ayam

  • Kronologi Remaja Bunuh 2 Bocah SD Hingga Buang Jasad ke Septic Tank di Bengkulu, Pemicunya Sepele – Halaman all

    Kronologi Remaja Bunuh 2 Bocah SD Hingga Buang Jasad ke Septic Tank di Bengkulu, Pemicunya Sepele – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU – Dua bocah SD inisial AR (8) dan AB (9) tewas dibunuh seorang remaja di Bengkulu.

    Kronologis kejadian bermula saat kedua korban, warga Kelurahan Kandang, Kota Bengkulu, menghilang secara misterius pada Selasa (16/4/2025).

    Saat itu, AR dan AB diketahui sedang bermain ponsel bersama di rumah AR. 

    Namun, satu jam kemudian, keduanya sudah tidak berada di rumah.

    Hingga menjelang Magrib, keberadaan mereka tidak diketahui.

    Kepanikan pun melanda keluarga, hingga akhirnya dilaporkan kepada warga sekitar dan pihak kepolisian.

    Keluarga bersama warga pun melakukan pencarian dengan menyisir area sungai, rumah teman-teman korban, serta tempat bermain yang biasa mereka datangi.

    Pada Rabu (17/4/2025), keluarga mendapat informasi bahwa kedua bocah sempat terlihat memancing dan membantu menguras kolam ikan milik warga yang lokasinya tidak jauh dari kantor Lurah Kandang.

    Pemilik kolam membenarkan bahwa AR dan AB memang datang ke tempatnya.

    Mereka sempat diberi upah berupa ikan dan disuruh pulang pada sore harinya.

    Namun, kedua bocah tersebut tak kunjung pulang ke rumahnya.

    Setelah dilakukan pencarian, warga dikejutkan dengan penemuan mayat dalam karung pada Minggu (20/4/2025).

    Mayat tersebut ditemukan sekelompok pemancing yang sedang mencari umpan udang di kawasan Muaro Jenggalu, Kota Bengkulu.

    Diketahui jasad tersebut adalah AB.

    AB ditemukan dalam kondisi mulai hancur dan sulit dikenali.

    Jasadnya sengaja dibungkus dengan dua lapis karung, yakni karung goni dan karung plastik. 

    Selain jasad AB di dalamnya ditemukan batu yang diduga agar tubuh korban tenggelam dan tidak mengambang.

    Saat ditemukan, jasad korban berada dalam kondisi tanpa busana dan tubuhnya telah hancur tinggal bagian kepala.

    Jasad Korban AR Ditemukan Dalam Septic Tank

    Setelah penemuan jasad AB, tim gabungan dari Resmob Macan Gading Polresta Bengkulu, Jatanras Polda Bengkulu, dan Polsek Kampung Melayu mengepung sebuah rumah di Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu, Senin (21/4/2025) pukul 21.00 WIB

    Rumah tersebut diketahui milik SC.

    Dari rumah tersebut polisi berhasil meringkus terduga pelaku PT, remaja yang merupakan tetangga korban dan anak tiri SC.

    Selain PT, ibu kandungnya dan SC juga ikut diamankan untuk pemeriksaan.

    Setelah itu, polisi pun menemukan jenazah AR dalam sebuah septic tank di kediaman pelaku PT pada Selasa (22/4/2025) sore.

    Saat ditemukan, jasad AR kondisinya terbungkus karung.

    Menurut Ketua RW 05 Kelurahan Kandang, Kuswanto, peristiwa mengejutkan ini terjadi saat warga sedang melaksanakan pengajian di lingkungan setempat.

    Di tengah kegiatan tersebut, pihak kepolisian tiba-tiba datang dan langsung melakukan pengepungan terhadap rumah milik warga berinisial SC (45), yang berada tak jauh dari lokasi pengajian atau rumah korban AR.

    “Jaraknya hanya sekitar 100 meter dari tempat kami mengaji,” kata Kuswanto.

    Setelah itu polisi meminta Kuswanto untuk menyaksikan proses evakuasi mayat yang ditemukan di rumah tersebut.

    Dengan bantuan warga, polisi membuka penutup septic tank berbentuk sumur dan menemukan jasad seorang anak yang sudah tidak bernyawa, masih terbungkus dalam karung.

    Jenazah kemudian dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Sosok PT, Pembunuh Dua Bocah SD

    Tersangka PT merupakan remaja pria berusia 17 tahun.

    PT diketahui merupakan seorang pelajar SMK Swasta kelas 11 di Kota Bengkulu.

    PT merupakan anak tiri dari SC pemilik rumah tempat ditemukannya jasad AR.

    PT dikenal di lingkungan sekitar sebagai pribadi yang cenderung pendiam bahkan tergolong remaja yang tidak terlalu sering berinteraksi dengan masyarakat.

    Fatwa seorang warga Kelurahan Kandang, menyampaikan, bukan hanya PT yang terbilang tertutup, kedua orang tuanya cenderung pendiam.

    “Jarang liat dia main, ada sesekali itu waktu saya di kebun belakang, dia lagi mencari umpan sendirian. Orang tuanya juga bisa dibilang tertutup,” ujar Fatwa.

    Menurut Fatwa, ayah PT berprofesi sebagai penjual cabe giling, sedangkan ibunya berprofesi sebagai penyewa mainan odong-odong di kawasan taman Simpang Kandis.

    Namun, ketika kejadian kata Fatwa, PT dan keluarganya sempat ikut dalam pencarian AR dan AB.

    “Mereka ikut juga membantu itu, jadi tidak ada gelagat yang mencurigakan dari warga sekitar,” katanya.

    Karena itu, setelah mendapat kabar jika yang membunuh dua bocah tersebut adalah tetangganya sendiri, ia sangat terkejut.

    “Kaget lah, tidak menyangka, ternyata sekeluarga sekeji itu sama anak kecil,” ucapnya.

    Pembunuhan Dipicu Persoalan Sepele

    Menurut pengakuan PT kepada polisi, ia membunuh AR dan AB dengan cara dipiting hingga ditenggelamkan ke dalam kolam.

    Pelaku menghabisi korban lantaran tersulut emosi karena kedua bocah SD itu kedapatan memancing di kolam belakang rumahnya.

    “Pelaku emosi dengan kedua korban saat mendapati memancing di kolam belakang rumahnya. Pelaku memiting kedua kepala korban dan menenggelamkannya ke kolam,” kata Kapolresta Bengkulu Kombes Sudarno, saat konferensi pers, Selasa (22/4/2025).

    Kapolresta menjelaskan, usai menghabisi kedua korban, PT membuang jasad AB ke Muara Jenggalu.

    Karena kehabisan waktu, pelaku PT membuang jasad AR ke dalam septic tank dekat rumah pelaku.

    (Tribunbengkulu.com/ Beta Misutra)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Pengakuan PT Pelaku Pembunuhan 2 Anak SD di Bengkulu, Habisi Korban Dipiting-Ditenggelamkan ke Kolam

  • Soal Keracunan Massal di 2 Sekolah di Cianjur, Bupati Mengaku Kaget – Halaman all

    Soal Keracunan Massal di 2 Sekolah di Cianjur, Bupati Mengaku Kaget – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan siswa di Cianjur, Jawa Barat, mengalami keracunan.

    Total, ada lebih dari 70 orang siswa dari dua sekolah yang alami keracunan usai menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (BMG).

    Dua sekolah yang siswanya alami keracunan, yakni MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur.

    Mendengar hal tersebut, Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdias, pun menginstruksikan Puskesmas untuk siaga dan berkoordinasi dengan sekolah terkait.

    “Kita sudah menginstruksikan setiap puskesmas untuk siaga dan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah. Sekolah juga sudah diminta untuk melakukan pendataan kepada para korban,” ucap Wahyu, dikutip dari TribunJabar.id, Selasa (22/4/2025).

    Ia juga mengaku terkejut atas peristiwa puluhan siswa yang keracunan ini.

    “Saya cukup sedih dan kaget, anak-anak kita harusnya sekolah, malah mendapat musibah seperti ini,” katanya.

    Selain itu, ia menuturkan, pihak-pihak terkait tengah melakukan penyelidikan soal penyebab puluhan siswa keracunan.

    “Beberapa sampel makanan serta muntahan dari korban keracunan, akan diteliti untuk mendapatkan sumber penyebabnya,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi, menuturkan dari data yang ia peroleh, ada 55 siswa yang alami keracunan.

    “Sebagian besar siswa yang mengalami gejala sempat menjalani perawatan di rumah sakit sudah pulang. Namun masih ada beberapa siswa yang masih dirawat,” katanya saat dihubungi TribunJabar.id, Selasa (22/4/2025).

    Ia menuturkan, sebagian siswa telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan.

    “Sampai saat ini jumlah siswa yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 5 orang. Sebagian besarnya sudah diizinkan pulang,” katanya.

    Dihubungi di kesempatan berbeda, Kepala SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustikawati menuturkan, di sekolahnya ada 23 siswa yang alami gejala keracunan.

    Dari 23 siswa, tiga di antaranya dirawat di rumah sakit.

    “Sejak semalam kita sudah menerima laporan soal siswa yang mengalami keracunan. Hingga kini pun kita terus berkomunikasi dengan para orang tua siswa,” katanya.

    Ia juga menuturkan, para guru juga ikut menyantap hidangan MBG.

    Tiga orang guru pun alami gejala keracunan ringan.

    “Ada tiga guru yang mengalami keracunan, tapi kondisinya ringan, sehingga bisa ditangani secara mandiri di rumah,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kasus Dugaan Keracunan Makan Bergizi Gratis, Bupati Cianjur Instruksikan Puskesmas untuk Siaga

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Fauzi Noviandi)

  • Gempa M 6,6 Guncang Sulut Petang Ini, BMKG: Terasa di 7 Wilayah – Halaman all

    Gempa M 6,6 Guncang Sulut Petang Ini, BMKG: Terasa di 7 Wilayah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa berkekuatan magnitudo 6,6 mengguncang Karatung pada hari ini, Selasa (22/4/2025) pukul 17.17 WIB.

    Karatung merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.

    Pusat gempa berada di laut, tepatnya 67 km tenggara Pulau Karatung pada kedalaman 107 km.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa ini dirasakan (Skala MMI) hingga wilayah:

    III – IV Melonguane
    II – III Manado
    II – III Bitung
    II – III Bolaang Mongondow Timur
    II – III Minahasa Utara
    II – III Minahasa Tenggara
    II – III Sitaro

    “Gempa Mag:6.6, 22-Apr-25 17:17:17 WIB, Lok:4.34 LU,127.52 BT (67 km Tenggara PULAUKARATUNG-SULUT), Kedlmn:107 Km, tdk berpotensi tsunami” tulis BMKG di X, Selasa.

    Skala MMI Gempa

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • Geramnya Keluarga Korban Mutilasi di Serang, Fahmi: Hukum Mati Saja! – Halaman all

    Geramnya Keluarga Korban Mutilasi di Serang, Fahmi: Hukum Mati Saja! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keluarga SA (19), korban pembunuhan dan mutilasi di Serang, Banten geram dengan perbuatan tersangka.

    Fahmi Sahab selaku paman korban menyebut tindakan yang dilakukan oleh pelaku merupakan tindakan yang sangat sadis.

    Ia mengatakan bahwa pelaku pantas untuk dihukum seberat-beratnya.

    Kepada TribunBanten.com, ia juga berharap bahwa pelaku bisa dapatkan hukuman mati.

    “Hukuman mati atau seumur hidup, udah itu aja sih harapannya, harapan seberat-beratnya,” ujar Fahmi, Selasa (22/5/2025).

    Fahmi juga menyebut bahwa tindakan pelaku ini sangat biadab.

    “Ini sadis, ini sangat-sangat biadab menurut kami, tidak memanusiakan manusia, hukum mati aja,” tegasnya.

    Ia pun mengenang sosok SA, menurutnya korban merupakan orang yang dikenal baik dan kerap membantu mengasuh adik-adiknya di rumah.

    “Orang tuanya kan sering ke sawah, jadi kalau lagi di rumah itu SA yang mengasuh adiknya,” ucapnya.

    Diketahui, SA (19) menjadi korban pembunuhan dan dimutilasi oleh pacarnya MY (23) di Kampung Baru Ciberuk, Desa Gunungsari, Kabupaten Serang, Banten.

    Terancam Hukuman Mati

    Sementara itu, Kapolres Polresta Serang Kota, Kompol Yudha Satria menuturkan, pelaku merencanakan pembunuhan dengan rapi.

    Untuk itu, tersangka dijerat Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman mati.

    “Karena hasil pemeriksaan ditemukan tersangka memang berencana untuk menghabisi nyawa korban,” ujar Yudha, dikutip dari TribunBanten.com.

    Yudha menambahkan, motif tersangka melakukan tindakan kejika adalah karena ia diminta bertanggung jawab setelah membuat kekasihnya hamil.

    Karena merasa didesak, pelaku akhirnya menghabisi nyawa korban di perkebunan karet.

    Ia menuturkan, semua potongan tubuh korban kecuali bagian tangan telah ditemukan.

    “Semua potongan tubuh sudah ditemukan, kecuali bagian tangan, itu diperkirakan dibuang di aliran sungai dan sudah dimakan biawak,” ucapnya.

    Alasan tersangka memutilasi korban, ujar Yudha, adalah untuk menghilangkan jejak.

    “Jadi menurut pelaku itu untuk menghilangkan jejak, karena pelaku tahu bahwa identifikasi itu biasanya dengan sidik jari, makanya itu bagian tangan dibuangnya terpisah dengan bagian organ lainnya,” katanya.

    Meski begitu, pihak kepolisian tetap melakukan tes DNA.

    “Kita tetap akan lakukan pengecekan DNA,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Keluarga Korban Mutilasi Minta Pelaku Dihukum Mati: Ini Sadis, Tidak Manusiawi

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunBanten.com, Muhammad Uqel Assathir)

  • Viral Guru SMP di Sragen Gunting Seragam Siswa yang Penuh Coretan, Mengaku Disuruh oleh Ibu Muridnya – Halaman all

    Viral Guru SMP di Sragen Gunting Seragam Siswa yang Penuh Coretan, Mengaku Disuruh oleh Ibu Muridnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang merekam aksi seorang guru yang menggunting seragam murid laki-laki di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menjadi viral di media sosial.

    Tampak guru tersebut memotong beberapa bagian termasuk di area punggung yang penuh coretan di tengah halaman sekolah.

    Dalam narasi yang beredar, peristiwa itu terjadi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Kabupaten Sragen.

    Video itu menjadi viral setelah diunggah ulang oleh akun Instagram @sragenkita pada Selasa (22/4/2025).

    Kejadian ini dibenarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen, Prihantomo.

    “Kemarin kita konfirmasi, ketemu di salah satu SMP swasta yang ada di Sragen,” ujarnya, Selasa.

    Diketahui, guru tersebut mengajar di salah satu sekolah swasta yang ada di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen.

    Lantara sekolah swasta, Disdikbud Sragen tidak bisa langsung mengambil sikap.

    Tindak lanjut terkait kasus ini akan dikembalikan kepada pihak yayasan.

    “Mekanismenya beda, kalau negeri kan otomatis atasan langsung di tempat kami, sehingga kami bisa langsung tentukan langkah,” jelasnya.

    “Tapi, swasta tetap kewenangan di yayasan, hanya kita selaku pembinaan dan pengawas, nanti kita harus meluruskan dan memberikan arahan,” tambah Prihantomo.

    Guru yang bersangkutan bernama Anggrek Anggarayani, pengampu mata pelajaran Seni Budaya dan PPKN, serta guru BK di SMP PGRI 5 Sukodono.

    Anggrek mengatakan, pemotongan seragam itu terjadi pada Senin (17/4/2025).

    Dia mengaku melakukan hal itu atas permintaan orang tua siswa yang bersangkutan, bernama Iksan.

    Melihat videonya yang kini viral, Anggrek menyampaikan permintaan maafnya.

    “Sebelumnya saya minta maaf atas kecerobohan, keteledoran, dan kelalaian saya, seharusnya itu tidak saya unggah, tapi itu saya dokumentasi atas permintaan orang tua anak,” katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (22/4/2025).

    Anggrek melanjutkan, video itu dibuat sebagai bukti kepada ibu dari Iksan.

    “Itu sebagai bukti untuk, memang benar sudah saya potong (seragam), karena yang menyuruh memotong itu adalah ibu dari Iksan,” sambungnya.

    Kronologi

    Lebih lanjut, Anggrek menceritakan kronologi Iksan yang didapati memakai seragam penuh coretan.

    Dia menyebut Iksan merupakan siswa pindahan yang kini duduk di bangku kelas 9.

    Seragam yang dipotong itu adalah seragam sekolah lamanya.

    Anggrek mengatakan, sejak dua bulan sebelum pengguntingan itu, Iksan sudah dibelikan seragam baru oleh ibunya.

    Namun, Iksan tidak mau memakai seragam baru tersebut, karena Iksan merasa dirinya lebih keren memakai seragam yang lama.

    “Sudah dibelikan seragam baru 2 bulan sebelumnya, tapi Nak Iksan tidak mau, katanya dia memakai seragam itu terlihat keren, alhasil ibunya meminta saya untuk dipotong saja,” jelasnya.

    Mendapati hal itu, Anggrek lantas menghubungi ibu Iksan terkait seragam penuh coretan itu.

    Melalui pesan singkat WhatsApp, ibu Iksan kemudian menyuruh Anggrek untuk memotong seragam anaknya.

    “Saya menelpon ibunya, Bu bagaimana ini kok Iksan masih memakai seragam tersebut, akhirnya ibunya chat saya, bilang dipotong saja bu, digunting saja, dan chat itu masih ada, juga sudah saya print,” sambungnya.

    Anggrek menjelaskan, coretan di seragam itu berisi tulisan nama geng dan gambar yang tak senonoh.

    Dia melanjutkan, video tersebut ia unggah pada Sabtu (19/4/2025) pagi di media sosial TikTok.

    Sebelum mengunggah video tersebut, Anggrek juga telah meminta izin kepada orang tua Iksan.

    “Komunikasi sama orang tua ada, saya meminta izin, Ibu mohon maaf apakah boleh video ini saya upload, itu ada screenshot, itu ada semua, dan orang tua membolehkan, iya Bu,” ujar dia.

    Kemudian, dia diminta untuk menghapus video tersebut oleh Komite Sekolah.

    Video itu sudah ia hapus dari akun TikToknya pada Sabtu malam.

    Orangtua membenarkan

    Ayah Iksan, Dwi Aminarti membenarkan bahwa pemotongan seragam tersebut memang permintaan istrinya.

    Sebab menurut Dwi, Iksan merupakan anak yang bandel.

    Iksan sudah sering dinasehati orang tuanya, namun tidak pernah diindahkan.

    “Dia kalau dikasih tahu diam, tapi nggak mau dengar, setelah itu, waktu Bu Anggrek telfon istri saya, suruh ngasih tahu, ya sudah bu (untuk dipotong), sebenarnya sudah dibelikan seragam baru,” ujar Dwi.

    Menurutnya, setelah seragam digunting, Iksan sudah tidak lagi memakai seragam lamanya itu.

    Dwi juga mengatakan hal itu sebagai pelajaran untuk Iksan agar menaati peraturan sekolah.

    “Iya menerima (seragam Iksan dipotong), justru diminta, karena sudah dikasih tahu baik-baik nggak nurut sama orang tua, ini yang meminta istri saya, iya, jadi pelajaran untuk anak,” pungkasnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sosok Anggrek Anggarayani, Guru di Sragen yang Viral karena Gunting Seragam Siswa, Ini Faktanya. 

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)

  • Kronologi Mahasiswa Pascasarjana UGM Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos – Halaman all

    Kronologi Mahasiswa Pascasarjana UGM Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang mahasiswa berinisial MN (30), asal Semarang, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia di wilayah Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (22/4/2025).

    MN yang ditemukan dengan kondisi tubuh bersimbah darah awalnya ditemukan oleh pemilik kos.

    Awalnya, pemilik indekos yang bernama Dimas menyebut, dirinya memperoleh laporan soal adanya bau menyengat dari penghuni kamar lain.

    Anak kos, ucap Dimas, lapor kepadanya via aplikasi WhatsApp karena mencium bau tidak enak di lantai dua.

    Ia lantas naik ke lantai dua untuk memeriksa bau tersebut pada sekitar pukul 07.50 WIB.

    Menurut Dimas, di kamar korban ada bau tidak enak, tetapi dirinya tidak berani membuka.

    Ia akhirnya memutuskan untuk mengintip dari jendela guna mengetahui sumber bau dan justru menemukan korban sudah tergeletak bersimbah darah.

    “Saya langsung turun (laporan) ke Pak RT. Kondisinya seperti itu, sudah banyak darah juga,” ujar Dimas, dilansir Tribun Jogja, Selasa.

    Lebih lanjut, Dimas menjelaskan bahwa MN sudah lama menghuni di kosnya.

    Bahkan jika dibandingkan dengan para penghuni lain, korban bisa dikatakan penghuni terlama.

    Korban mempunyai kepribadian yang baik, sering berolahraga dan bertegur sapa, bahkan dengan tetangga samping rumah juga sering menyapa. 

    Sepengetahuan Dimas, korban adalah mahasiswa jurusan Biologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

    Selain sibuk kuliah, korban juga mengisi waktu luang dengan mengajar semacam les.

    Namun, Dimas mengaku tak tahu menahu detail korban mengajar apa dan di mana.

    Begitu pula dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh korban, apakah S2 atau S3, Dimas tak tahu.

    “Setau saya, dia lanjut S3. Tapi tadi dibuka laptopnya (oleh polisi) dia lanjut S2,” ujarnya.

    Sementara itu, penyebab kematian korban juga masih belum diketahui.

    Polisi masih bekerja dengan menurunkan tim identifikasi dari Reskrim Polresta Sleman, Ditreskrimum Polda DIY, dan didampingi RS Bhayangkara. 

    Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian mengatakan, tim kepolisian saat ini masih bekerja untuk mengungkap penyebab kematian korban.

    Ketika disinggung mengenai luka di tubuh korban, Riski enggan buka suara karena masih menunggu hasil pemeriksaan forensik.

    Dalam peristiwa ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti saat melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian.

    Meski begitu, detail barang apa saja yang diamankan masih belum dibeberkan oleh pihak kepolisian.

    “Tim masih bekerja dan olah TKP di (lantai) atas. Memang ada beberapa barang yang kami ambil diduga penyebab kematian.” 

    “(Yang diambil apa saja) nanti kami informasikan selanjutnya. CCTV juga sudah kami ambil dari beberapa titik,” tutur Riski.

    Saat ini, jenazah korban sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk diautopsi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kesaksian Pemilik Kos di Sleman soal Penemuan Mahasiswa Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Ahmad Syarifudin)

  • Diduga Ada Polisi yang Jadi Debt Collector di Kasus Pengeroyokan, Polda Riau Beri Penjelasan – Halaman all

    Diduga Ada Polisi yang Jadi Debt Collector di Kasus Pengeroyokan, Polda Riau Beri Penjelasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Beredar kabar ada anggota polisi yang menjadi debt collector dalam kasus penganiayaan di halaman Polsek Bukit Raya, Pekanbaru, Riau.

    Kabid Humas Polda Riau Kombes Anom Karibianto pun meluruskan kabar tersebut.

    Ia menuturkan bahwa tidak ada anggota Polri yang merupakan bagian dari tim debt collector.

    “Soal anggota polisi, dapat saya jelaskan, ada di salah satu TKP, korban sempat ketemu dan menyelesaikan (dengan pelaku). Ini kan dimulai dari kejadian korban dari hotel (Furaya), berlanjut ke Jalan Parit Indah dan ke Polsek Bukit Raya,” kata Kombes Pol Anom Karibianto pada Tribunpekanbaru.com, Selasa (22/4/2025).

    Ia menuturkan di salah satu TKP ada empat orang anggota Polri yang sedang tidak bertugas dan bukan bagian dari debt collector.

    “Di salah satu TKP, 4 anggota Polri tidak sedang bertugas dan tidak bagian dari debt collector. Saat itu mereka sedang makan,” tambahnya.

    Saat itu para anggota polisi tersebut melihat ada mobil yang melaju kencang hingga menyenggol kendaraan lain.

    Mereka pun berusaha mengejar mobil tersebut.

    “Kendaraan itu diteriaki maling. Dia Polri. Melihat kejadian itu, berinisiatif mengejar sampailah ke Polsek (Bukit Raya). Mereka lapor ke anggota yang tertua di sana,” ujarnya.

    Sementara itu, Ditreskrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan menambahkan, saat kejadian, para anggota polisi tersebut tengah makan.

    “Mereka lihat kendaraan itu melaju kencang dan jalannya zig zag. Anggota itu ngikutin. Masuk ke Polsek. Dia pun melapor ke Polsek,” kata Kombes Asep.

    Kronologi Kejadian

    Aksi pengeroyokan ini bermula dari dua debt collector dari tim yang berbeda bertemu di sebuah hotel untuk menarik satu unit mobil.

    Saat itu terjadi keributan di antara dua tim tersebut. Keduanya memperebutkan siapa yang berhak menarik mobil tersebut.

    Keributan sempat diredam oleh anggota polisi yang tengah berada di sekitar hotel.

    Setelah dari hotel, kedua tim sepakat untuk bertemu di sebuah tempat sekitar pukul 00.30 WIB.

    Saat itu korban dan suaminya yang juga debt collector datang menggunakan sebuah mobil.

    Namun, tiba-tiba para pelaku marah kepada korban dan memukul mobil korban.

    Korban akhirnya kabur dan sampai di Polsek Bukit Raya.

    Bukannya berhenti, para pelaku yang mengejar hingga ke Polsek Bukit Raya dan melakukan penganiayaan di depan kantor polisi tersebut.

    Para terduga pelaku langsung memukul pelapor dengan menggunakan alat berupa batu dan kayu ke mobil serta ke arah kepala bagian belakang pelapor sehingga pelapor mengalami luka dan mengeluarkan darah serta kaki sebelah kiri mengalami rasa sakit.

    Kapolsek Dicopot

    Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mencopot Kapolsek Bukit Raya Kompol Syafnil.

    Pencopotan ini merupakan buntut penganiayaan sesama debt collector yang terjadi di halaman Polsek Bukit Raya.

    “Mutasi ini bukan hanya bagian dari rotasi rutin, namun juga mencerminkan komitmen institusi dalam menjaga kualitas dan integritas pelayanan publik,”

    “Setiap anggota Polri wajib memahami bahwa jabatan adalah amanah, dan kepercayaan masyarakat tidak boleh dikhianati oleh kelalaian, pembiaran, atau ketidaktegasan dalam bertindak,” kata Kapolda Herry Heryawan.

    Ia juga menuturkan bahwa memberikan atensi pada kasus ini.

    “Saya menegaskan bahwa Polda Riau tidak akan menolerir segala bentuk gangguan kamtibmas, termasuk tindakan premanisme berkedok debt collector,” katanya.

    “Setiap pelanggaran hukum, baik dilakukan oleh masyarakat umum maupun yang terjadi di lingkungan institusi kepolisian akan ditindak secara profesional, transparan, dan tanpa pandang bulu,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Polda Riau Jawab Soal Isu Anggotanya Ikut Bagian Debt Collector di Kasus Penganiayaan Depan Mapolsek

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunPekanbaru.com, Dian Maja Palti Siahaan)

  • Tante Banting Bayi Keponakannya di Kendari, Motif Ibu Korban Tak Kirim Uang Biaya Anaknya – Halaman all

    Tante Banting Bayi Keponakannya di Kendari, Motif Ibu Korban Tak Kirim Uang Biaya Anaknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial ketika seorang wanita yang merekam tindakannya saat membanting bayi.

    Adapun video tersebut sampai diunggah di akun Instagram anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, di akun Instagram pribadinya pada Selasa (22/4/2025).

    Dalam video itu, tampak wanita tersebut bersama seorang laki-laki yang menggendong bayi meletakkan ponsel di atas meja.

    Lalu, setelah itu, wanita itu langsung membanting bayi itu dan keluar rumah.

    Ternyata, peristiwa tersebut terjadi di salah satu indekos di Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Hal itu disampaikan oleh Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Nirwan Fakhubun. 

    Dia mengatakan wanita yang membanting bayi berusia enam bulan itu berinisial PD alias CA. Sementara korban berinisial PC.

    Selain itu, wanita itu bukanlah ibu kandung korban, melainkan adalah tantenya.

    Nirwan mengungkapkan awal mula peristiwa tersebut ketika PD cekcok dengan ibu korban berinisial PA lewat sambungan telepon terkait pengasuhan anak.

    Adapun cekcok terjadi karena PD jengkel atas sikap PC yang tidak kunjung mengirimkan uang yang digunakan untuk kebutuhan korban.

    Selain itu, Nirwan juga mengungkapkan bahwa PD jengkel karena PC justru berfoya-foya di perantauan dan tidak peduli dengan korban.

    “Pelaku juga merasa emosi kepada ibu korban karena ia berfoya-foya di perantauan dan tidak memperdulikan anaknya yang sedang dititipkan kepada pelaku,” ujar Nirwan, dikutip dari Tribun Sultra.

    Setelah cekcok terjadi, pelaku langsung mendatangi bayi berjenis kelamin laki-laki itu yang juga merupakan keponakannya.

    Nirwan mengungkapkan setelah itu PD ingin memperlihatkan kepada PA bahwa dirinya akan membanting korban sesuai dengan ancamannya saat cekcok lewat sambungan telepon.

    Hanya saja sebelum membanting bayi tersebut, PD terlebih dahulu menyiapkan ponsel untuk merekam aksinya, lalu mengirimkan video tersebut kepada PA.

    “Kemudian Ibu korban meneruskan rekaman tersebut ke teman-temannya di Kota Kendari,” ujar Nirwan.

    Positif Konsumsi Sabu 

    PELAKU PEMBANTING BAYI – PD alias CA, sosok pelaku penganiayaan bayi ketika diinterogasi pihak Polresta Kendari, Senin (21/4/2025). PD ditangkap polisi setelah videonya viral membanting bayi yang, merupakan cucunya atau anak dari keponakannya.

    Nirwan mengungkapkan PD juga terbukti mengonsumsi narkoba jenis sabu ketika dilakukan tes urine.

    Dia menuturkan pelaku mengonsumsi sabu pada akhir pekan lalu.

    “Pada hari Sabtu, 19 April 2025, pelaku telah mengonsumsi narkotika jenis sabu,” katanya.

    Tak cuma sabu, PD juga terbukti mengonsumsi enam butir obat batuk secara bersamaan.

    “Setelah pelaku dilakukan tes urine di RS Bhayangkara ditemukan hasil methamphetamine positif, amphetamine positif,” jelasnya.

    Sempat Dilarikan ke RS, Kini Korban Dirawat Nenek

    Setelah dibanting, korban sempat dilarikan dan dirawat di RS Bhayangkara Kendari.

    Pamin Yanmeddokpol RS Bhayangkara Kendari, Ipda Rudi Usman, mengatakan saat ini kondisi korban sudah sehat.

    “Kondisi bayi sehat,” jelasnya singkat, Selasa.

    Kini, korban pun telah dipulangkan dan dirawat oleh neneknya. Hal itu disampaikan oleh Kasi Humas Polresta Kendari, Ipda Haridin.

    Dia mengatakan korban sudah keluar dari rumah sakit sejak Senin (21/4/2025) kemarin.

    “Korban semalam, Senin (21/4/2025), telah keluar dari rumah sakit dalam keadaan sehat dan kini berada di rumah neneknya di Kabupaten Konawe,” ungkapnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Sultra dengan judul “Polisi Jelaskan Kronologi Wanita Banting Bayi di Kendari, Emosi hingga Cekcok ke Ibu Korban Lewat HP”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Sultra/Sugi Hartono/La Ode Ahlun Wahid)

  • Cerita Korban Selamat dari Keracunan di Cianjur, hanya Cicipi Makanan karena Curiga – Halaman all

    Cerita Korban Selamat dari Keracunan di Cianjur, hanya Cicipi Makanan karena Curiga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 38 siswa MAN 1 Cianjur mengalami keracunan yang diduga disebabkan oleh sajian Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Keracunan massal tersebut, terjadi pada Senin (21/4/2025) kemarin.

    Puluhan siswa alami gejala keracunan, seperti mual dan muntah setelah menyantap makanan dari MBG.

    Meski banyak siswa mengalami keracunan, namun ada seorang siswa yang selamat dari kejadian ini.

    Ia menuturkan, saat itu hanya mencicipi sedikit menu MBG.

    Meski begitu, siswa tersebut, sempat rasakan mual dan pusing.

    “Terasanya sekitar jam 2 siang, enggak tahu kenapa. Tapi teman-teman yang lain juga ada yang merasakan gejala sama, bahkan ada yang sampai muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit,” ujarnya, Selasa (22/4/2025).

    Mengutip TribunJabar.id, ia hanya mencicipi makanan tersebut, karena curiga dengan kondisinya.

    “Enggak cuma saya, beberapa teman juga memutuskan untuk tidak makan,” tambahnya.

    Diketahui, makanan yang disajikan, terdiri dari mi, ayam suwir, gorengan oncom, dan semangka.

    Siswa yang selamat tersebut, mengaku kini kondisinya sudah membaik.

    Diketahui, sebanyak 38 orang kini tengah dirawat di rawat.

    Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Frida Laila mengatakan, mulanya korban hanya belasan lalu bertambah hingga 38 siswa.

    “Saat ini jumlah korban keracunan sudah bertambah 22 orang, sehingga total siswa keracunan menjadi 38 orang,” kata Frida.

    Dari puluhan siswa tersebut, 28 orang korban dirawat di RSUD Sayang Cianjur, dan 10 lainnya di RS Bhayangkara.

    “Rata-rata para korban tersebut mengalami gejala muntah, mual dan pusing. Para korban rata-rata mulai masuk masuk ke IGD RSUD Sayang Cianjur, dan RS Bhayangkara pada pukul 18.00 WIB,” ucapnya, dikutip dari TribunJabar.id.

    Ia menuturkan, pihak Dinkes Kabupaten Cianjur telah mengirim tim ke RSUD Sayang Cianjur, RS Bhayangkara, dan dapur MBG.

    “Sejumlah tim tersebut ditugaskan untuk mengobservasi dan mengambil sampel muntahan dari para korban, serta makanan yang diduga dikonsumsi para siswa,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul UPDATE Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Cianjur, Jumlah Korban Sudah 38 Orang

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Fauzi Noviandi)