Category: Tribunnews.com Regional

  • Pelecehan Seksual di Mataram: Agus Buntung Bawa Banyak Wanita ke TKP – Halaman all

    Pelecehan Seksual di Mataram: Agus Buntung Bawa Banyak Wanita ke TKP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Pemuda disabilitas asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung (21), ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pelecehan seksual.

    Agus diketahui pernah membawa beberapa wanita ke homestay yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pelecehan.

    Keterangan dari Karyawan dan Pemilik Homestay

    Karyawan homestay menyatakan bahwa Agus telah membawa empat wanita berbeda, sementara pemilik homestay mengeklaim melihat Agus membawa lima wanita.

    “Kita sudah memeriksa karyawan dan pemilik. Dari keterangan mereka, pelaku membawa korban dan perempuan lain,” ungkap Dirkrimum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, dalam wawancara dengan tvOne pada Rabu, 4 Desember 2024.

    Syarif menambahkan bahwa Agus tampaknya merasa nyaman melakukan aksinya di tempat yang sama.

    “Kemungkinan pelaku merasa nyaman melakukan aksinya di tempat tersebut,” jelasnya.

    Berdasarkan berkas perkara, terdapat lima perempuan, termasuk pelapor, yang menjadi korban Agus.

    Syarif menjelaskan bahwa Agus menggunakan modus yang sama untuk mendekati korban, yaitu dengan bertemu di Taman Udayana, Kota Mataram.

    “Agus mendatangi korban yang sedang sendiri, memperkenalkan diri, dan terlibat dalam percakapan mendalam,” kata Syarif.

    Pandangan Psikolog

    Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) NTB, Lalu Yulhaidir, menyatakan bahwa individu penyandang disabilitas tidak berbeda secara psikoseksual dengan nondisabilitas.

    “Perbedaan hanya terjadi dalam hal pubertas,” ujarnya, Senin, 2 Desember 2024.

    Ia menambahkan bahwa pelaku bisa melakukan manipulasi emosi untuk menggaet korbannya.

    Salah satu korban, melalui anggota Koalisi Anti Kekerasan Seksual NTB, Rusdin Mardatillah, melaporkan bahwa Agus mengancam akan membongkar aibnya jika tidak mengikuti permintaannya untuk melakukan ritual mandi wajib.

    Klarifikasi Polda NTB

    Polda NTB mengklarifikasi bahwa Agus bukan tersangka rudapaksa, melainkan pelecehan seksual.

    “Kami menangani perkara pelecehan seksual secara fisik,” tegas Kombes Syarif Hidayat.

    Kasus ini diatur dalam Pasal 6C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), bukan KUHP Pasal 385.

    Hingga kini, kasus pelecehan yang menjerat Agus masih berlanjut, dengan laporan terbaru menyebutkan bahwa 15 wanita menjadi korban, termasuk yang masih di bawah umur.

    Agus kini berstatus sebagai tahanan kota setelah ditetapkan sebagai tersangka.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • BNPP Prioritaskan Konektivitas Jalan Malinau – PLBN Long Nawang di 2025-2029 – Halaman all

    BNPP Prioritaskan Konektivitas Jalan Malinau – PLBN Long Nawang di 2025-2029 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) memprioritaskan pembangunan jalan yang menghubungkan Malinau – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Long Nawang, di Kalimantan Utara.

    Penghubungan dua wilayah itu masuk dalam Rencana Induk (Renduk) Pengelolaan Batas Wilayah Negara (PBWN) dan Kawasan Perbatasan (KP) di 2025-2029. 

     

    Hal ini disampaikan Plh Sekretaris Utama BNPP, Irjen Makhruzi Rahman dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Kawasan Perbatasan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, di Jakarta.

    “Yang sangat kami fokuskan dalam pembangunan infrastruktur adalah terhubungnya jalan Malinau menuju PLBN Long Nawang. Nantinya ini akan menjadi satu di antara prioritas,” kata Makhruzi dalam keterangannya, Sabtu (7/12/2024).

    Sebagai informasi PLBN Long Nawang diresmikan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2024.

    PLBN ini diproyeksikan bukan cuma menjadi pintu pelintasan orang dan barang untuk Indonesia menuju Malaysia atau sebaliknya, tapi juga cikal baru pertumbuhan ekonomi di perbatasan negara wilayah Kaltara.

    Makhruzi menjelaskan, BNPP saat ini sedang dalam tahap menyusun Rencana Induk Pembangunan Kawasan Perbatasan 2025-2029. Kabupaten Malinau di kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia, memiliki peran strategis dalam memberikan gambaran riil di lapangan.

    Pemahaman karakteristik geografi, sosial, dan ekonomi Kabupaten Malinau, akan memastikan rencana pembangunan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

    “Serta dapat memberikan dampak yang nyata bagi kesejahteraan mesyarakat perbtasan negara,” tuturnya.

    Ia juga menjelaskan, pembangunan bukan hanya fokus pada infrastruktur fisik, tapi juga memerhatikan potensi lokal, keunikan sosial budaya masyarakat, serta tantangan geografis yang ada. 

    “Pembangunan yang kita lakukan tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penguatan sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal,” pungkasnya.

     

     

     

  • Siswi MTs Malang Nangis Tidak Habiskan Makan Bergizi Gratis, Ternyata Ingin Bawa Setengah untuk Adik – Halaman all

    Siswi MTs Malang Nangis Tidak Habiskan Makan Bergizi Gratis, Ternyata Ingin Bawa Setengah untuk Adik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MALANG- Imelia, siswi kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Khalifah Malang, Jawa Timur, menjadi viral karena tidak menyantap habis makan bergizi gratis, Rabu (4/12/2024).

    Makan bergizi gratis tersebut dilaksanakan Polres Malang. Imelia menjelaskan bahwa dia ingin berbagi dengan adiknya di rumah.

    Dia sebagai anak dari seorang buruh tani, menyatakan bahwa dia dan adiknya jarang menikmati makanan enak.

    Saat menceritakan hal itu kepada anggota polisi, Imelia tidak dapat menahan tangisnya.

    Hal itu seperti diungkap Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, seusai memberikan makanan bergizi kepada para siswa.

    “Dia hanya makan separuh makanan yang diberikan. Dia mengatakan separuhnya akan diberikan kepada adiknya, termasuk susunya juga.”

    “Kami sangat tersentuh dengan kondisi seperti ini,” jelas dia, melansir Kompas.com.

    AKBP Putu Kholis Aryana menjelaskan bahwa agenda pemberian makanan bergizi kepada siswa ini merupakan bagian dari simulasi mendukung program pemerintah terkait peningkatan gizi anak-anak sekolah.

    “MTs Al Khalifah kami pilih karena banyaknya siswa di sini yang berasal dari kalangan duafa dan anak yatim,” ujarnya.

    Sebanyak 167 siswa dan guru di MTs Al Khalifah menerima makanan bergizi yang terdiri dari nasi, ayam goreng, sayur mayur, buah segar, dan susu.

    Kejadian serupa di Karawang

    Kejadian serupa juga dilakukan siswi kelas 1 SDN Anggadita 1, Karawang, Jawa Barat.

    Siswi SD bernama Aliya tersebut memilih membawa pulang makan siang gratis tersebut untuk ibunya.

    Bahkan Aliya sampai tak mau membuka nasi kotak yang didapatnya tersebut.

    Hal itu terjadi saat simulasi pelaksanaan makan siang bergizi di SDN Anggadita 1, Selasa (3/12/2024).

    Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, melihat kejadian tersebut.

    Aep mendapati Aliya tidak membuka makanannya.

    “Kenapa tidak dimakan?” tanya Aep kepada sang siswi SD.

    Aliya diam sambil menggelengkan kepala.

    Saat dibujuk untuk memakan, Aliya berkata ingin membawa makanan tersebut untuk ibunya di rumah.

    Setelah mendengar jawaban Aliya, Aep lalu kembali membujuknya agar tetap makan sambil memberikan boks makanan untuk siswi SD tersebut.

    “Tadi ada satu murid saya bilang suruh makan, tapi dia tidak mau makan,” kata Aep kepada awak media, Selasa (3/12/2024).

    “Katanya buat orang tuanya, buat ibunya, kasihan ibu tidak makan gitu,” imbuh dia, melansir Kompas.com.

    Selain itu, kata Aep, ada siswa yang fobia dengan nasi.

    Melalui uji coba ini, ia juga menemukan sejumlah persoalan yang perlu diperhatikan saat program makan bergizi dilaksanakan.

    Diketahui, uji coba di SDN Anggadita 1 melibatkan sekitar 290 siswa.

    Sebelumnya uji coba juga telah dilakukan di sejumlah SD menggunakan uang pribadi Aep.

    “Sekarang masih pakai uang pribadi, karena kita belum ada anggaran. Jadi, uji coba dulu, saya mencoba dulu,” ujar Aep.

    Ditanya soal kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan satu porsi makan seharga Rp10.000, Aep mengaku tak mempermasalahkan.

    Dia berencana menggandeng pelaku usaha restoran, perusahaan, hingga UMKM warga asli Karawang untuk mensukseskan program makan siang gratis ini.

    “Kita akan kumpulkan bersama, anggaran Rp10.000 mungkin dibilang cukup agak sedikit kurang.”

    “Tapi apapun yang menjadi kebijakan Pak Presiden, tentunya kita harus jalankan,” tutur Aep.

    “Saya masih punya rekan-rekan yang bisa diajak bareng-bareng.”

    “Misal Rp10.000 tidak ada buah dan air mineral, nanti saya akan ajak teman-teman untuk yuk kasih buahnya, kasih air mineralnya.”

    “Kan tidak boleh jadi berkurang, harus tetap sesuai standar gizi,” ucap Aep.

    Penulis: Alga

  • Terungkap Cara Agus Buntung Dekati Korban: Bukti Video dan Suara, Manfaatkan Kelemahan Korban – Halaman all

    Terungkap Cara Agus Buntung Dekati Korban: Bukti Video dan Suara, Manfaatkan Kelemahan Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Direskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat mengungkapkan, pihaknya telah mengamankan bukti rekaman video dan suara saat IWAS atau Agus Buntung mendekati korbannya.

    Diketahui Agus Buntung ini adalah seorang disabilitas yang diduga telah melakukan pelecehan seksual kepada belasan perempuan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Menurut Syarif, rekaman video dan suara ini direkam oleh salah satu korban menggunakan handphone-nya.

    “Ada beberapa saksi yang sudah mulai berani menyampaikan bahwa sebelum pelaku melancarkan aksinya, korban sempat merekam pelaku yang mendekati korban.”

    “Sempat merekam melalui handphone korban,” kata Syarif dilansir Kompas.com, Sabtu (7/12/2024).

    Bukti rekaman video dan suara pun telah diuji forensik digital agar bisa dijadikan sebagai salah satu bukti pendukung.

    “Sudah kita lakukan uji forensik digital kita minta bantuan IT Krimsus untuk mengangkat video ini untuk dijadikan salah satu bukti pendukung bahwa korban atau pelaku ada interaksinya,” imbuh Syarif.

    Lebih lanjut Syarif menegaskan, video ini diambil korban saat berada di TKP perkenalan, bukan video saat di homestay.

    Saat perkenalan itu, terungkap bagaimana awalnya Agus Buntung mendekati korban.

    Mulai dari menggunakan kalimat-kalimat manipulatif, hingga memanfaatkan kelemahan korban.

    “Itu video bagaimana awal mulanya pelaku mendekati korban itu direkam video oleh korban.”

    “Jadi ada kalimat kata-kata awal mula seperti apa, nah itu yang akan kami dalami.”

    “Ada kalimat-kalimat yang manipulatif, ada kalimat-kalimat yang memanfaatkan kelemahan korban ini yang akan kami dalami,” terang Syarif.

    Syarif berharap, bukti rekaman ini bisa menjadi bukti pendukung yang lebih komprehensif untuk bisa meyakinkan bahwa pelecehan yang dilakukan Agus Buntung ini benar terjadi.

    Jumlah Korban Terus Bertambah Jadi 15 Orang

    Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh penyandang disabilitas

    Fakta-fakta baru terkuak terkait kasus pelecehan yang dilakukan IWAS atau AG, alias Agus Buntung di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Jumlah korban terus bertambah.

    Terakhir jumlah korban Agus Buntung ini menjadi 15 orang.

    Hal ini disampaikan Ketua Komisi Disabilitas Daerah NTB, Joko Jumadi, Jumat (6/12/2024). 

    “Hari ini kami juga terima kembali ada dua korban yang memberikan informasi tindakan yang dilakukan saudara AG, jadi total ada 15 orang,” kata Joko di Mataram.

    Dari total 15 korban yang telah melapor ke KDD, tiga di antaranya masih berusia di bawah umur.

    Jumlah korban yang telah diperiksa oleh tim penyidik Unit PPA Polda NTB hingga saat ini berjumlah tujuh orang.

    “Kalau kemarin 13, ini ada tambahan 2 yang menyampaikan ke KDD, tapi kami menginginkan agar korban-korban itu mau melapor dan di-BAP,” tambah Joko.

    Dua korban baru ini bahkan ada video dugaan pelecehan yang dilampirkan sebagai barang bukti.

    Selain rekaman video, ada pula bukti baru rekaman suara.

    Joko juga mengungkapkan bahwa dua korban telah menyerahkan barang bukti kepada polisi, berupa rekaman video dan rekaman suara.

    “Jadi satu tadi adalah rekaman video, tetapi tidak ada gambarnya. Yang ini hanya rekaman suara saat saudara AG melakukan proses grooming dan manipulasi,” ujarnya.

    KDD tengah berkoordinasi secara terintegrasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan, serta Dinas Sosial untuk kelanjutan kasus pelecehan seksual yang melibatkan tersangka penyandang disabilitas tuna daksa tersebut. 

    “Nantinya kasus ini akan terus berjalan dan tahanan rumah tidak akan lagi dipakai.

    Kami juga akan memikirkan langkah-langkah berikutnya,” tegas Joko.

    Sebelumnya, Polda NTB telah menemukan dua alat bukti dan menetapkan Agus Buntung sebagai tersangka dugaan pelecehan seksual. 

    Saat ini, tersangka Agus Buntung masih menjalani tahanan rumah.

    Polisi menyebutkan bahwa dugaan kekerasan seksual ini terjadi di sebuah homestay di Kota Mataram pada 7 Oktober 2024 sekitar pukul 12.00 Wita. 

    Tersangka dijerat Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Agus Buntung)(Kompas.com/Maya Citra Rosa)

    Baca berita lainnya terkait Agus Buntung dan Kasusnya.

  • Penanganan Kasus Penembakan Siswa SMK Molor, Aipda Robig Belum Tersangka, Sidang Kode Etik Mundur – Halaman all

    Penanganan Kasus Penembakan Siswa SMK Molor, Aipda Robig Belum Tersangka, Sidang Kode Etik Mundur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada apa dengan Polda Jateng?

    Kasus polisi tembak siswa SMK Semarang hingga tewas seakan jalan di tempat.

    Hingga kini Aipda Robig yang jelas-jelas menembak korban Gamma dan dua rekannya belum juga berstatus tersangka.

    Aipda Robig juga belum menjalani sidang kode etik, waktu pelaksanaan sidang etik terus mundur.

    Diketahui kasus ini jadi atensi pemerintah pusat.

    Kasus viral yang menewaskan Gamma ini sampai dibawa ke DPR, dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama komisi II DPR.

     

    Belum Ada Tersangka Kasus Penembakan Gamma di Semarang, Aipda Robig Masih Terperiksa

    Kasus penembakan yang menewaskan Gamma alias GRO (17), siswa SMKN 4 Semarang Jawa Tengah seakan tak ada kemajuan, belum ada penetapan tersangka.

    Pelakunya bernama Aipda Robig Zaenudin (38) masih berstatus terperiksa. 

    Aipda Robig menembak Gamma hingga tewas pada Minggu (24/11/2024) dini hari.

    Kini, sudah hampir dua pekan, namun pihak kepolisian belum menetapkan siapapun jadi tersangka.

    Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto pun memberikan keterangan.

    Saat ini, Aipda Robig masih berstatus sebagai terperiksa.

    Penetapan tersangka sendiri dilakukan setelah gelar perkara.

    “Selepas pra-rekonstruksi ini Aipda Robig masih berstatus terperiksa. penetapan tersangka setelah gelar perkara,” ungkapnya, dikutip dari TribunJateng.com.

     

    Perkembangan kasus penembakan terhadap Gamma alias GRO (17), siswa SMK N 4 Semarang, Jawa Tengah, dipertanyakan keluarga korban.

    Pasalnya, hampir dua pekan kasus ini berjalan, pelaku penembakan, yakni Aipda Robig Zaenudin (38), anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, belum diproses secara etik kepolisian.

    Aipda Robig tak kunjung dipecat dari kepolisian dan statusnya tetap dipertahankan sebagai anggota Polri.

    “Rencananya sidang etik dilakukan hari ini. Namun dibatalkan, informasinya diundur,” kata Juru Bicara Keluarga Gamma, Subambang, dilansir Tribun Jateng, Jumat (6/11/2024).

    Bambang mengatakan, dirinya memperoleh informasi tersebut dari kepolisian.

    Ia mengaku, keluarga korban sangat menunggu sidang etik sebagai acuan langkah hukum selanjutnya.

    “Dari keluarga mintanya sederhana saja, proses sesuai hukum yang berlaku, jatuhi sanksi kode etik yang terberat, kemudian hukum pidananya on the track,” terangnya.

    Pihaknya, jelas Bambang, berharap sidang etik Aipda Robig segera dilakukan.

    Di samping itu, dalam kasus pidananya, Aipda Robig harus segera ditetapkan sebagai tersangka.

    “Kami menuntut pula pemulihan nama baik almarhum,” ujar Bambang.

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto mengatakan, sidang etik Aipda Robig masih melengkapi berkas sidang kode etik.

    “Pelengkapan berkas agar maksimal pembuktiannya dan memudahkan proses sidangnya,” ujar Artanto.

     

    Aipda Robig Lakukan Empat Kali Penembakan ke Arah Gamma dan Rekannya

    Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah menggelar pra rekontruksi penembakan Aipda Robig Zaenudin (38) terhadap pelajar SMK N 4 Semarang Gamma atau GRO (17).

    Proses pra rekontruksi dilakukan tanpa menghadirkan Aipda Robig. 

    Selama hampir satu jam, polisi memperagakan adegan per adegan hingga menjelang tengah malam, Rabu (4/12/2024) pukul 23.30 WIB.

    Dalam pra rekontruksi ini terungkap, ada satu lokasi kejadian tambahan yang dijadikan polisi sebagai rangkaian baru dalam peristiwa penembakan.

    “Pra-rekontruksi sebelumnya dilakukan Polrestabes Semarang ada tiga lokasi. Untuk tadi malam ada satu tambahan lokasi yakni di sebuah gang di sebelah Alfamart (Candi Penataran Raya),” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, Kamis (5/11/2024).

    Lokasi tersebut, diklaim polisi adalah lokasi pelarian kelompok remaja yang diburu oleh kelompok Gamma.

    Aipda Robig Zaenudin (kiri), pelaku penembakan siswa SMKN 4 Semarang, GRO (17) (kanan). (Kompas.com Titis Anis/via TribunJateng.com)

    Selepas itu, kelompok Gamma putar balik arah hingga dihadang oleh Aipda Robig yang berujung penembakan empat peluru dari pistol jenis CDF Revolver.

    Selain lokasi tersebut, ada tiga lokasi lainnya. Artanto merinci, lokasi pertama di depan pabrik baja PT ISTW Jalan Simongan, Manyaran, Semarang Barat.

    Lokasi kedua, berada di depan toko bangunan di Jalan Untung Suropati, Manyaran, Semarang Barat.

    Adapun lokasi ketiga di depan Alfamart  Candi Penataran, Jalan Candi Penataran Raya, Kalipancur, Ngaliyan.

    “Pra rekontruksi sebanyak empat titik yang adegannya satu rangkaian dari  PT ISTW Simongan hingga Sebelah kiri Alfamart tempat aksi pengejarannya selesai,” kata Artanto.

    Proses pra rekontruksi ini disebut Artanto sebagai langkah untuk memberikan pemahaman penyidik dalam melakukan pemeriksaan.

    Terlebih, rangkaian peristiwa penembakan rangkaiannya cukup panjang sehingga para penyidik membutuhkan  pemahaman dan wawasan pengetahuan tentang kronologi cerita.

    “Selepas pra-rekontruksi ini Aipda Robig masih berstatus terperiksa. penetapan tersangka setelah gelar perkara,” ungkapnya.

    Selepas penetapan tersangka, polisi selanjutnya melakukan rekontruksi lengkap didampingi dari Kejaksaan. “Proses ini nanti menunggu hasil pemeriksaan penyidik,” bebernya.

    Di sisi lain, dia membantah jika proses pra rekontruksi dilakukan secara tertutup. Namun, pelaksanaannya memang dilakukan secara mendadak. Kemudian prosesnya dilakukan pada malam hari untuk menyesuaikan dengan waktu kejadian. Selain  itu agar tidak macet.

    “Kami juga butuh konsentrasi dan gambar yang bagus.  itu yang jadi pertimbangan,” paparnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJateng.com)

  • Detik-detik Mempelai Wanita di Lampung Meninggal Dunia Usai Ijab Kabul, Berpacaran 5 Tahun – Halaman all

    Detik-detik Mempelai Wanita di Lampung Meninggal Dunia Usai Ijab Kabul, Berpacaran 5 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG – Seorang pengantin wanita bernama Rika Amiyana  meninggal dunia sesaat setelah pasangannya, Nur Kholik melakukan ijab kabul, pada Kamis (5/12/2024) pagi.

    Diketahui Rika dan Kholik menikah di Dusun Air Naningan Pekon Air Naningan, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

    Namun hari yang seharusnya membahagiakan menjadi duka bagi suami dan keluarga.

    Janur kuning yang dipasang di hari bahagianya berubah menjadi bendera kuning.

    Diketahui Rika mendadak ambruk usai melakukan sungkeman pada kedua orangtua.

    Rika dilarikan ke Puskesmas Air Naningan namun kondisinya yang semakin menurun, Rika dirujuk ke Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting.

    Nyawa Rika Amiyana tak tertolong sebelum mendapat penanganan di rumah sakit.

    Detik-detik meninggalnya Rika ini dibagikan oleh fotografer di hari pernikahan mereka, Angga Motret.

    Suami Rika yang masih mengenakan baju pengantin tampak menangis tersedu-seduh sambil dibopong orang.

    Dekorasi pernikahan pun menjadi hiasan dalam suasan takjizah tamu undangan.

    Menurut Angga Motret, Rika Amiyana sempat mengeluhkan tidak enak badan sejak pagi sebelum akad nikah namun ijab kabul tetap berlangsung.

    Sementara, pengantin wanita belum dihadirkan, terlihat Nur Kholik mengucapkan ijab kabul dengan ayah Rika, Paiman, di hadapan para saksi.

    Setelah ijab kabul selesai dilangsungkan, barulah Rika Amiyana keluar menemui Nur Kholik yang sudah sah sebagai suaminya.

    Rika pun terlihat mencium tangan suaminya.

     

     

    Di momen tersebut, Rika sudah terlihat menahan sakitnya.

    Kemudian Rika Amiyana dan Nur Kholik sempat duduk di kursi pelaminan dan menyalami tamu undangan.

    Pada momen itu, Rika terlihat duduk di pelaminan.

    Sementara suaminya dan orang tua mereka terlihat berdiri menyambut para tamu.

    Hingga tak lama, tubuh Rika tak mampu lagi bertahan.

    Kemudian terlihat beberapa orang membopong Rika masuk ke dalam rumah.

    Menurut Angga Motret, Rika sempat dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit.

    “Dari pgi ktanya udah gk enak badan mb, itu jg manten perempuan keluar stelah akad selesai, abis itu sungkeman,”

    “stlah sungkeman smpet duduk bntar trus pingsan, dbawa kepuskes drujuk ke rs secanti dan dinyatakan meninggal,” tulis Angga di kolom komentar.

    Kemudian terlihat momen jenazah Rika sedang dipasangi kain kafan di tengah rumah.

    Sosok Rika Pengantin Wanita di Lampung Meninggal Usai Akad Nikah, Sakit Jantung Sejak Usia 4 Bulan (tribun)

    Momen itu disaksikan suaminya, Nur Kholik, sambil menangis.

    Nur Kholik juga tampak tak henti mendoakan jasad sang istri yang ada di depannya.

    Beberapa orang terus memberikan dukungan kepada Nur Kholik.

    Angga juga menuturkan kalau Rika diduga meninggal dunia karena serangan jantung.

    “ktanya jantung mb. Kurang paham jg aku,” tulisnya lagi.

    Pacaran Sejak tahun 2019 

    Rika Amiyana merupakan wanita yang lahir pada 14 Agustus 1998. Ia meninggal dunia di usianya baru 26 tahun.

    Rika Amiyana lulusan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

    Tercatat Rika merupakan warga asal Pekon Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

    Sosok Rika Amiyana viral dan menjadi perbincangan lantaran kisahnya.

    Ia meninggal dunia tepat setelah dinikahi oleh kekasinya, Nur Kholik, pada Kamis (5/12/2024) pagi.

    Rika Amiyana dan Nur Kholik ternyata telah membangun hubungan asmara sejak tahun 2019.

     Mereka sudah berpacaran sejak sekolah.

    Keduanya kemudian bekerja keras demi bisa melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan bahkan Rika sudah punya harapan untuk menikah sejak tiga tahun lalu.

    Lantaran hal tersebut, Rika antusias saat dibelikan cincin tunangan oleh Nur Kholid di tahun 2021.

    Namun takdir berkata lain, Rika justru meninggal dunia di pelaminan yang ia impikan selama ini.

    Rika Memiliki Riwayat Penyakit Jantung

    Pernyataan Astyana, kakak sepupu dari Rika Amiyana mengungkapkan bahwa Rika memiliki penyakit jantung sejak bayi saat usianya 4 bulan.

    Namun penyakitnya dirasakan Rika tak lama setelah almarhumah sempat melakukan suntuk vaksin TT (Tetanus Toxoid) di Puskesmas sebelum menikah.

    Saat itu, pihak Puskesmas diduga tidak menanyakan apakah Rika memiliki penyakin bawakan.

    “Ini Adik sepupu saya Rika Amiyana dy punya penyakit Cormobid jantung) dari bayi 4 bulan, dy disuntuk TT sebelum menikah dan sebelum disuntik pihak puskesmas dan tidak memeprtanyakan apakah dya punya penyakit bawaan jantung,” tulis Astyana.

    Rika disebut mengalami gejala tangan hingga kakinya bengkak hingga suhu tubuh menjadi panas.

    “Setelah disuntuk TT tangan kirinya bengkak dan kaki kanannya bengkak setelah iu badannya panas, sedangkan kalau punya penyakit tidak bileh disuntik vaksin,”

    “mohon doanya untuk adik sepupu saya, Rika Amiyana semoga Allah memberikan surganya Allah,” tandasnya. (Bangkapos/Fitri Wahyuni) 

     

     

  • Pria Tanpa Identitas Tewas Tertemper KA Relasi Bogor – Sukabumi, Kondisi Mengenaskan – Halaman all

    Pria Tanpa Identitas Tewas Tertemper KA Relasi Bogor – Sukabumi, Kondisi Mengenaskan – Halaman all

    Laporan Wartawan Wartakotalive Hironimus Rama 

    TRIBUNNNEWS.COM, BOGOR – Seorang pria tewas tertemper kereta api di Kampung Pasir Kuda RT 02/RW 03, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/12/2024)  sekitar jam 06.40 WIB.

    Pria tanpa identitas  ini diduga tetemper kereta api KA 201 Pangrango jurusan Bogor – Sukabumi.

    “Korban ditemukan di bawah jembatan Exit Tol Jalur kereta KM 20 + 300, Kampung Pasir Kuda, Cigombong,” kata Kapolsek Cijeruk AKP Didin Komarudin, kepada wartawan, Jumat (6/12/2024).

     Dikatakannya, anggota piket menerima laporan adanya temuan mayat diduga tertabrak kereta api sekira pukul 07.00 WIB,” ujarnya.
     
    Setelah dilakukan pengecekan, petugas mendapati seorang laki – laki tanpa identitas yang tewas dengan kondisi mengenaskan.

    “Korban memakai celana panjang berwarna coklat serta jaket berwarna biru dan sandal hitam dengan posisi tertelungkup di pinggir rel kereta api,” jelas Didin.

     Korban ditemukan dengan kondisi kepala terpisah dari tubuh.

    Seorang pria ditemukan tewas di Kampung Pasir Kuda RT 02/RW 03, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (6/12/2024). Pria tanpa identitas tersebut diduga tertemper kereta api KA 201 Pangrango jurusan Bogor-Sukabumi. ()

    “Petugas mendapati potongan kepala korban dinpinggir rel kereta api,” imbuhnya.

     Anggota piket Reskrim bersama anggota piket Polsek Cijeruk lalu membawa korban ke RSUD Ciawi untuk dilakukan pemeriksaan.

    “Saat ini jenazah korban berada di RSUD Ciawi untuk dilakukan otopsi jenazah,” tandas Didin.

  • Jumlah Korban Terus Bertambah Jadi 15 Orang, Status Tahanan Kota Agus Buntung akan Dicabut? – Halaman all

    Jumlah Korban Terus Bertambah Jadi 15 Orang, Status Tahanan Kota Agus Buntung akan Dicabut? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh penyandang disabilitas

    Fakta-fakta baru terkuak terkait kasus pelecehan yang dilakukan IWAS alias Agus Buntung di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Jumlah korban terus bertambah.

    Terakhir jumlah korban Agus Buntung ini menjadi 15 orang.

    Hal ini disampaikan Ketua Komisi Disabilitas Daerah NTB, Joko Jumadi, Jumat (6/12/2024). 

    “Hari ini kami juga terima kembali ada dua korban yang memberikan informasi tindakan yang dilakukan saudara AG, jadi total ada 15 orang,” kata Joko di Mataram.

    Dari total 15 korban yang telah melapor ke KDD, tiga di antaranya masih berusia di bawah umur.

    Jumlah korban yang telah diperiksa oleh tim penyidik Unit PPA Polda NTB hingga saat ini berjumlah tujuh orang.

     “Kalau kemarin 13, ini ada tambahan 2 yang menyampaikan ke KDD, tapi kami menginginkan agar korban-korban itu mau melapor dan di-BAP,” tambah Joko.

    Dua korban baru ini bahkan ada video dugaan pelecehan yang dilampirkan sebagai barang bukti.

     Selain rekaman rekaman video, ada pula bukti baru rekaman suara.

    Joko juga mengungkapkan bahwa dua korban telah menyerahkan barang bukti kepada polisi, berupa rekaman video dan rekaman suara.

    “Jadi satu tadi adalah rekaman video, tetapi tidak ada gambarnya. Yang ini hanya rekaman suara saat saudara AG melakukan proses grooming dan manipulasi,” ujarnya.

    KDD tengah berkoordinasi secara terintegrasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan, serta Dinas Sosial untuk kelanjutan kasus pelecehan seksual yang melibatkan tersangka penyandang disabilitas tuna daksa tersebut. 

    “Nantinya kasus ini akan terus berjalan dan tahanan rumah tidak akan lagi dipakai.

    Kami juga akan memikirkan langkah-langkah berikutnya,” tegas Joko.

    Sebelumnya, Polda NTB telah menemukan dua alat bukti dan menetapkan AG sebagai tersangka dugaan pelecehan seksual. 

    Saat ini, tersangka AG masih menjalani tahanan rumah.

    Polisi menyebutkan bahwa dugaan kekerasan seksual ini terjadi di sebuah home stay di Kota Mataram pada 7 Oktober 2024 sekitar pukul 12.00 Wita. 

    Tersangka dijerat Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun.

    Sosok Berbahaya 

    Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri mengatakan, elihat korban yang lebih dari satu orang apa yang dilakukan Agus sudah di luar batas.

    Agus Buntung, tegas Reza adalah orang yang sangat berbahaya.

    “Orang ini adalah orang yang super berbahaya,” katanya, dikutip dari tayangan YouTube iNews Official, Kamis (5/12/2024).

    “Karena itu tetap dengan menaruh rasa hormat dan simpati atas keterbatasan fisik yang dia miliki, tetapi dengan pemahaman orang ini adalah pelaku kejahatan serius yang sangat berbahaya,” sambungnya.

    Ia mendesak aparat penegak hukum segera melakukan penindakan serius terhadap Agus.

    Terkait kondisi itu, Reza pun meminta agar pengawasan terhadap Agus diperketat.

    “Maka sepatutnya otoritas penegakan hukum melakukan penyikapan yang sangat serius terhadap yang bersangkutan sejak sekarang.”

    “Kendati diberlakukan tahanan rumah sekalipun, pengawasan tetap dilakukan secara melekat agar kejahatan yang serius itu tidak berulang,” ungkapnya.

    Fakta Agus Buntung punya mantra khusus sebelum melecehkan korbannya diungkap oleh Andre Safutra pendamping korban. 

    “Korban menoleh ke arah kanan. Setelah korban menoleh, korban mendengar pelaku membaca sebuah mantra. Kemudian (korban) melawan dengan membaca ayat kursi, beberapa kali korban membaca ayat kursi sembari melihat ke kanan, tidak melihat wajah (pelaku),” ungkap Andre, melansir dari TribunSumsel.

    Tak hanya itu, Agus Buntung juga mengancam korbannya jika berteriak maka mereka bakal dinikahkan oleh warga.  (TribunJatim/Ani Susanti) (TribunJabar/Naufal Fauzy)

     

  • Agus Buntung Kian Terpojok, Video Aksinya Sebelum Lecehkan Korban di Homestay Kini Dikantongi Polisi – Halaman all

    Agus Buntung Kian Terpojok, Video Aksinya Sebelum Lecehkan Korban di Homestay Kini Dikantongi Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – I Wayan Agus Suartama (21) alias Agus Buntung, tersangka kasus dugaan pelecehan terhadap sejumlah wanita di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) kian terpojok.

    Baru-baru ini penyidik Polda NTB mengantongi bukti video yang merekam percakapan antara tersangka Agus Buntung dengan seorang korbannya.

    Video tersebut berisi suara tersangka Agus saat mendekati korban.

    Rekaman video suara tersebut diambil menggunakan handphone korban.

    “Korban sempat merekam pelaku yang mendekati korban, jadi di handphone itu berbentuk video tetapi karena diletakkan di bawah tidak nampak gambarnya yang nampak hanya suara tetapi itu mode video,” kata Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarief Hidayat, Jumat (6/12/2024).

    Dia memastikan video itu akan menjadi alat bukti untuk menguatkan pidana pelecehan seksual yang disangkakan ke Agus.

    “Memang ada interaksi dengan korban dengan kalimat-kalimat manipulatif yang memanfaatkan kelemahan korban,” ujar Syarif.

    Selanjutnya, penyidik akan melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP sesuai dengan petunjuk jaksa peneliti Kejati NTB. 

    “Insya Allah Rabu, karena untuk saat ini kita masih menerima tamu dari pusat untuk mengevaluasi kerja-kerja kami,” ucap mantan Wakapolresta Mataram itu.

    Sebelumnya, Kombes Pol Syarif Hidayat mengungkap kronologis pelecehan yang dilakukan Agus Buntung terhadap seorang wanita berinisial M.

    Peristiwa berawal saat pelaku dan korban bertemu secara tidak sengaja di Teras Udayana, Kota Mataram pada 7 Oktober 2024.

    Keduanya memang tak saling mengenal dan tak pernah bertemu sebelumnya.

    Saat itu, korban berada di Teras Udayana sedang membuat konten untuk Instagramnya.

    Kemudian Agus Buntung datang dari rumah menumpang kendaraan orang lain ke lokasi.

    Melihat korban sedang membuat konten, Agus Buntung pun menghampirinya dan memperkenalkan diri.

    Keduanya pun akhirnya terlibat pembicaraan.  

    Selanjutnya, Agus Buntung meminta kepada korban M melihat ke arah utara di mana saat itu ada pasangan yang sedang melakukan tindakan asusila di tempat tersebut.

    “Semerta-merta korban tanpa disadari mengungkapkan kalimat ‘seperti saya dulu’ sambil sedih dan hampir mengeluarkan air mata,” kata Syarif di Mataram, Senin (2/12/2024).

    Lantas, Agus Buntung mengajak korban menjauh ke bagian belakang Teras Udayana.

    Di sana korban pun menceritakan kembali aib-aibnya kepada tersangka Agus Buntung.

    Mendengar itu, pelaku menyampaikan kepada korban bahwa korban berdosa dan perlu dibersihkan dengan cara mandi.

    “Ini kalimat yang penting: ‘Kalau tidak, aib kamu nanti akan saya buka dan saya sampaikan ke orang tua kamu’,” kata Syarif menirukan kalimat tersangka. 

    Syarif mengatakan, karena kalimat ancaman tersebut korban terpaksa menuruti apa kemauan tersangka.

    Berangkatlah keduanya ke salah satu homestay dengan kendaraan korban.

    “Memang kendaraan yang digunakan adalah kendaraan korban, karena memang pelaku tidak membawa kendaraan. Tetapi yang mengarahkan ke home stay itu adalah si pelaku,” kata Syarif.  

    Pada saat tiba di homestay, korban melihat ada penjaga home stay dan korban ketakutan.

    Ia mengira penjaga homestay itu kerja sama dengan si pelaku. 

    Sesampai di kamar nomor 6 saat itu korban masih menolak, tapi tersangka kembali mengancam akan membuka aib korban.

    “Disuruh juga membuka baju. Yang membuka baju pelaku adalah korban karena diancam dengan kalimat itu lagi,” kata Syarif.

    Syarif menyebutkan, korban saat itu menggunakan bawahan rok dan leging.

    “Yang membuka rok memang korban. Setelah dibuka rok yang membuka leging dan CD si korban adalah pelaku sendiri, dengan menggunakan jari kakinya. Setelah itu terjadilah pelecehan seksual,” kata Syarif.

    Sementara itu, Agus Buntung memberikan kronologis berbeda terkait kasus yang menjeratnya.

    Ia mengaku, hal itu bermula saat dirinya meminta tolong kepada seorang wanita, untuk mengantar ke kampus, pada 7 Oktober 2024.

    Tetapi, menurut Agus, ia justru dibawa ke sebuah homestay di Kota Mataram.

    Saat di kamar, Agus mengaku pakaiannya langsung dilucuti oleh si wanita.

    Agus mengaku, selama kejadian itu dia tidak berani berteriak lantaran malu.

    Sebab, ia sudah terlanjur tak berbusana.

    Meski demikian, Agus menyebut tidak ada ancaman dari si wanita saat kejadian.

    “Nggak ada diancam sama perempuan secara fisik. Saya diam saja selama di dalam homestay.”

    “Saya takut buat teriak, karena sudah telanjang. Saya yang malu kalau saya teriak,” kata saat ditemui TribunLombok.com di kediamannya, Minggu (1/12/2024).

    Agus pun memastikan ia tidak melakukan pelecehan seperti yang dituduhkan.

    Pasalnya, selama menjalankan kegiatan sehari-hari, apalagi makan, membuka baju, dan buang air, ia dibantu orang tua.

    Diketahui Agus Buntung telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual.

    Ia dikenakan Pasal 6C Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

    Saat ini, Agus berstatus sebagai tahanan kota.

    (Tribunlombok.com/ Robby Firmansyah/ tribunnews.com/ kompas.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Polda NTB Ungkap Bukti Baru Kasus Pelecehan Seksual Agus Pria Disabilitas

  • Wartawan di Sabu Raijua NTT Ditemukan Tewas, Pihak Keluarga Korban Anggap sebagai Musibah – Halaman all

    Wartawan di Sabu Raijua NTT Ditemukan Tewas, Pihak Keluarga Korban Anggap sebagai Musibah – Halaman all

    Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

    TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Seorang pria yang ditemukan meninggal dunia di Desa Keliha, Kecamatan Sabu Timur, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur diduga tersengat aliran listrik.

    Dari hasil olah TKP berdasarkan pemeriksaan luar terkait penyebab kematian korban yang dilakukan dr Runiyuftari Lobo Huki dari Puskesmas Bolou, Sabu Timur ditemukan luka bakar pada ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. 

    Polres Sabu Raijua, AKBP Paulus Naatonis melalui Kasat Reskrim Polres Sabu Raijua, Iptu Deflorentus M. Wee mengatakan,  diduga korban meninggal dunia karena tersengat arus listrik.

    Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya tiga (3) titik aliran listrik masuk ke telapak tangan kiri. 

    “Kemudian tiga titik aliran listrik di dada kanan, serta luka lecet dan cairan mani,” katanya.

    Polisi mengungkapkan tidak ditemukannya tanda kekerasan lain.

    “Kesimpulannya bahwa Korban mengalami henti jantung akibat sengatan listrik,” ungkap Deff pada Jumat, 6 Desember 2024.

    Lukas Gersoni Djaga (42) merupakan kontributor Flobamora News dari Sabu Raijua ditemukan meninggal dunia di rumah Dimu Mangngi (71).

    Selama ini korban sering berpindah-pindah tempat domisili mulai dari Mesara, Desa Tada di Kecamatan Sabu Tengah, Desa Matei di Kecamatan Sabu Tengah kemudian pindak ke Desa Keliha di Kecamatan Sabu Timur tempat ditemukannya sudah tak bernyawa.

    “Keluarga menerima kematian korban sebagai suatu  musibah sehingga keluarga siap menandatangani  Pernyataan Penolakan autopsi,” ungkap Deff pada Jumat, 6 Desember 2024.

    Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah keluarga korban di Ledemanu, Kecamatan Sabu Barat untuk disemayamkan dan juga proses pemakaman selanjutnya. (dhe)