Category: Tribunnews.com Regional

  • Diduga Berenang Tanpa Arahan Guru, Seorang Siswa SD di Sukabumi Tewas Tenggelam di Kolam Dua Meter – Halaman all

    Diduga Berenang Tanpa Arahan Guru, Seorang Siswa SD di Sukabumi Tewas Tenggelam di Kolam Dua Meter – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI – Seorang murid SDN Lembursitu, Kabupaten Sukabumi, berinisial HA (12), meninggal dunia diduga tenggelam di kolam renang sedalam dua meter.

    Korban dilaporkan meninggal dunia setelah tenggelam di kolam renang ISTC Water Park Kadudampit, Sukabumi, pada Selasa (17/12/2024).

    Kasubsi Pengelola Informasi Dokumentasi dan Multimedia (PIDM) Polres Sukabumi Kota Ipda Ade Ruli Bahtiarudin, mengatakan peristiwa terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.

    “Berdasarkan laporan yang diterima, kejadian bermula saat rombongan siswa-siswi SDN Lembursitu datang ke kolam renang ISTC Water Park untuk melaksanakan kegiatan belajar di lapangan berupa praktik renang,” ujarnya, Selasa (17/12/2024).

    Namun, tanpa ada arahan terlebih dahulu dari para guru, korban langsung berenang ke kolam renang yang mempunyai kedalaman dua meter. 

    “Selang beberapa menit kemudian, salah satu siswa meminta bantuan guru setelah melihat HA tenggelam dan langsung dievakuasi,” tuturnya. 

    Setelah korban dievakuasi, guru beserta pengelola ISTC Water Park segera membawa HA ke Klinik Akbar Kadudampit untuk mendapatkan penanganan medis.

    Korban kemudian dirujuk ke RS Beta Medika Cibaraja, Cisaat. 

    “Setelah dilakukan pemeriksaan di RS Beta Medika, korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 11.30 WIB,” jelas Ade.

    Pasca-kejadian, pihak Polsek Kadudampit langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP), memasang garis polisi, serta mengumpulkan informasi dari saksi-saksi. 

    “Termasuk Inafis dari Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota turut hadir untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya.

    Terkini korban HA sudah memdapatkan pemulasaraan jenazah dan sudah dimakamkan oleh pihak keluarganya dipemakaman setempat.

    “Keluarga korban menerima kejadian ini dengan lapang dada,” ujarnya.

  • Mengenal Molly, Viral Gajah 2,5 Ton di Bali Zoo Mati Terseret Arus Sungai, Tergeletak di Bebatuan – Halaman all

    Mengenal Molly, Viral Gajah 2,5 Ton di Bali Zoo Mati Terseret Arus Sungai, Tergeletak di Bebatuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mengenal sosok Molly, gajah peliharaan Bali Zoo yang hanyut terbawa air sungai. 

    Gajah betina Bali Zoo ditemukan mati pada Selasa (17/12/2024) pagi, di sungai kawasan Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali.

    Evakuasi Molly pun memerlukan waktu cukup lama, hingga mendapatkan pengawalan dari personil Polsek Sukawati. 

    Pawas Ipda I Nengah Widiana mengatakan, pihaknya langsung menuju TKP bersama anggota gabungan piket fungsi ketika mendapatkan informasi penemuan gajah.

    Namun, sesampainya di TKP, gajah itu, sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

    Kronologi Penemuan Molly 

    Dikutip dari Tribun-Bali.com, crew Bali Zoo inisial NMK (35) mengungkapkan, Molly hanyut karena air sungai yang sangat besar lantaran hujan lebat.

    NMK menyebut, sebelumnya sudah dilakukan pencarian terhadap Molly pada Senin (16/12/2024) sampai pukul 22.00 Wita. 

    Namun, tak membuahkan hasil. Pencarian pun dilanjutkan pada Selasa ini, bersama crew Bali Zoo. 

    Beberapa saat kemudian, Molly ditemukan dalam keadaan mati di wilayah aliran sungai/tukad Cengcegan Banjar Tegal, Desa Guwang, sekira pukul 06.43 Wita, 

    Penemuan itu, lantas dilaporkan ke pihak Bali Zoo.

    Gajah seberat kurang lebih 2,5 ton itu, ditemukan dalam posisi kepala menghadap ke utara dengan belalai masuk ke dalam batu. Sedangkan kaki gajah keduanya menghadap ke barat.

    Selanjutnya, team dari BKSDA Gianyar merapat di lokasi untuk melakukan pengecekan.

    Pihak Bali Zoo dan BKSDA Gianyar pun melakukan koordinasi dengan pihak desa setempat. Hal itu, dilakukan guna mengevakuasi Molly.

    Berdasarkan rencana awal, akan dilakukan evakuasi terhadap bangkai gajah itu. 

    Nantinya, bangkai gajah akan dibawa ke Bali Zoo, di Banjar Apuan, Desa Singapadu.

    Ketika Ditemukan, Molly Tergeletak di Bebatuan

    Kapolsek Sukawati, Kompol I Ketut Suaka Purnawasa, mengatakan evakuasi gajah berjalan lancar.

    Menurutnya, gajah dalam keadaan mati dan tergeletak di antara bebatuan sungai. 

    “Gajah telah ditemukan dalam keadaan mati di kawasan sungai. Saat ditemukan, sungai airnya dangkal, dan gajah tergeletak di bebatuan sungai,” terangnya. 

    Tentang Gajah Molly

    Gajah Molly merupakan salah satu hewan milik Bali Zoo. Molly termasuk jenis Gajah Sumatera yang didatangkan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.

    Kini, Molly telah berusia 45 tahun. Moly sempat belajar di Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas, Lampung.

    Gajah sumatera adalah subspesies gajah asia, nama ilmiahnya Elephas maximus sumatranus. 

    Di alam bebas, gajah sumatera hanya hidup di pulau Sumatera. 

    Saat ini, kondisinya sangat mengkhawatirkan dan digolongkan ke dalam daftar merah IUCN.

    Sebagai informasi, daftar merah IUCN adalah daftar yang berisi status konservasi berbagai jenis makhluk hidup, seperti hewan, jamur, dan tumbuhan.

    Habitat Gajah Sumatera

    Gajah Sumatera hidup di hutan-hutan dataran rendah di bawah 300 meter dpl. 

    Namun, gajah ini juga sering ditemukan merambah ke dataran yang lebih tinggi. 

    Populasinya tersebar di 7 provinsi, yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul BREAKING NEWS: Gajah Bali Zoo Yang Hanyut Ditemukan Tewas Di Kawasan Guwang Sukawati

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribun-Bali.com/I Wayan Eri Gunarta)

  • Penuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat, Fasilitas Air Bersih Dibangun di Kupang NTT – Halaman all

    Penuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat, Fasilitas Air Bersih Dibangun di Kupang NTT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah mendorong ketahanan air bersih di seluruh Indonesia, sebagaimana cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita.

    Menyikapi hal itu, PT Indra Karya melaksanakan program bantuan air bersih di SMP Negeri 15 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Hal ini sebagai salah satu upaya pemenuhan air sebagai kebutuhan dasar masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah Kupang – NTT,” ujar VP Corporate Secretary PT Indra Karya, Okky Suryono dikutip Selasa (17/12/2024).

    Okky berharap, program ini dapat bermanfaat bagi 700 jiwa, termasuk 600 peserta didik SMP Negeri 15 Kupang, 20 tenaga pengajar, serta masyarakat sekitar sekolah yang sebagian besar masuk dalam kategori keluarga pra-sejahtera.

    “Sistem distribusi air dirancang secara komunal, dengan sambungan pipa yang mengalirkan air langsung ke lokasi pemukiman masyarakat. Bantuan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung perbaikan kualitas hidup masyarakat mengingat tingginya biaya pembelian air bersih di Kupang yang mencapai sekitar Rp7.000 per lima liter yang tengah menjadi momok bagi masyarakat setempat,” jelasnya.

    Bantuan yang diberikan Indra Karya berupa pembangunan satu sumur bor dengan kedalaman 65 meter, pemasangan tiga unit tandon air dengan kapasitas 720 liter dan 2.200 liter, serta penyediaan tempat sampah pilah untuk mendukung pengelolaan lingkungan di sekolah.

    “Melalui fasilitas ini, kebutuhan air bersih untuk keperluan sekolah maupun masyarakat sekitar kini dapat terpenuhi dengan lebih mudah dan efisien,” tambah Okky.

    Kepala UPTD SMP Negeri 15 Kota Kupang Blasius Juni sebagai perwakilan dari penerima manfaat menyampaikan, program bantuan air bersih sangat membantu kebutuhan primer, terutama bagi 600 orang siswa peserta didik.

    “Semoga bantuan ini dapat mendorong kesehatan masyarakat dan meningkatkan PHBS di lingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar sekolah SMP Negeri 15 Kota Kupang,” pungkas Blasius.

  • Profil Irjen Pol Djoko Poerwanto, Kapolda Kalteng yang Anggotanya Tembak Warga hingga Tewas – Halaman all

    Profil Irjen Pol Djoko Poerwanto, Kapolda Kalteng yang Anggotanya Tembak Warga hingga Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus pembunuhan yang melibatkan anggota kepolisian di Kalimantan Tengah (Kalteng) kini menjadi perhatian serius, terutama dari DPR RI.

    Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil Polda Kalteng Irjen Pol Djoko Poerwanto untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) guna mengusut tuntas kasus ini.

    Siapa Irjen Djoko Poerwanto?

    Irjen Pol Djoko Poerwanto, lahir pada 7 November 1967, adalah perwira tinggi Polri yang berpengalaman dalam bidang reserse.

    Ia dilantik sebagai Kapolda Kalteng pada 18 Oktober 2023, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat.

    Irjen Djoko adalah lulusan Akpol 1989, yang berarti ia adalah senior dari Kapolri saat ini, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang merupakan alumni Akpol 1991.

    Riwayat Jabatan Irjen Pol Djoko Poerwanto:

    – Pamapta Polres Bekasi

    – Kanit Reserse Intel Polsek Pondok Gede

    – Kapolsek Tambelang Polres Bekasi Polda Metro Jaya

    – Wakasat Serse Polres Bekasi Polda Metro Jaya

    – Kasat Serse Polres Bekasi Polda Metro Jaya

    – Kabag Reserse Umum Polda Jambi

    – Wakapolres Kerinci

    – Kabag Ops Poltabes Jambi

    – Kasubbag Seleksi Ditpers Polda Jambi

    – Kanit I Reserse Umum Polda Jambi

    – Kasat II Tipidkor Polda Jambi

    – Kabag Analis Ditnarkoba Polda Jambi

    – Kasubdit III Tipidkor Polda Jawa Tengah

    – Pamen Bareskrim Polri (Penugasan Pada KPK)

    – Kabagops Dittipidkor Bareskrim Polri (2012)

    – Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri (2013)

    – Wadirtipidkor Bareskrim Polri (2018)

    – Dirtipidkor Bareskrim Polri (2019)

    – Kapolda Nusa Tenggara Barat (2021)

    Kasus pembunuhan

    Sebelumnya, geger ditemukan mayat dengan jenis kelamin laki-laki berinisial BA di semak-semak kebun sawit di Katingan, Kalteng.

    Setelah menerima laporan, Satreskrim Polres Palangka Raya segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa Brigadir Anton.

    Proses penyidikan dilakukan secara maraton, termasuk otopsi jenazah Budiman dan uji DNA.

    Akhirnya, Brigadir Anton ditetapkan sebagai tersangka atas tindakan pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan.

    Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng), Irjen Djoko Poerwanto, membeberkan kronologi lengkap kasus anggota Polres Palangka Raya, Brigadir Anton Kurniawan Setyanto atau AK yang melakukan pembunuhan serta pencurian dengan kekerasan (curas) terhadap warga asal Banjarmasin bernama Budiman Arisandi atau BA.

    Kronologi tersebut disampaikannya saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama dengan Komisi III DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (17/12/2024).

    Djoko mengungkapkan peristiwa berawal dari saksi bernama Haryono mengemudikan mobil Daihatsu Sigra yang ditumpangi oleh Brigadir AK ke Jalan Tjilik Riwut, Kelurahan Sei Gohong, Kecamatan Bukti Batu, Palangka Raya pada 27 November 2024.

    Lalu, sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), Brigadir Anton bertemu Budiman dengan dalih dirinya memperoleh informasi adanya pungutan liar (pungli).

    “Pada hari Rabu, tanggal 27 November 2024, saksi Haryono bersama dengan Anton ke arah TKP Jalan Tjilik Riwut kilometer 39 di Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya.”

    “Dalam perjalanan di sekitar kilometer 39, Saudara Anton menghampiri korban dan menyampaikan kepada korban bahwa dia merupakan anggota Polda dan mendapat info ada pungutan liar di Pos Lantas 38,” katanya, dikutip dari YouTube Komisi III DPR.

    Djoko mengatakan pertemuan antara Brigadir Anton dan Budiman terjadi di pinggir jalan.

    Dia menyebutkan korban merupakan sopir ekspedisi yang tengah melakukan perjalanan dari Banjarmasin.

    Setelah itu, Djoko menyebut Brigadir Anton mengajak korban masuk ke mobil yang ditumpanginya untuk menuju Pos Lantas 38 yang disebut adanya pungli.

    “Kemudian Saudara Haryono diperintahkan Anton untuk menjalankan kendaraan ke arah Kasongan yang masuk ke Kabupaten Katingan,” katanya.

    Saat mobil melaju, Haryono mendengar suara letusan tembakan yang dilesakkan oleh Brigadir AK ke arah Budiman

    Djoko menyebut korban duduk di samping Haryono saat peristiwa penembakan tersebut terjadi. Sementara, Brigadir Anton duduk di kursi bagian belakang.

    Tak cukup sekali, Brigadir Anton menembak sebanyak dua kali terhadap korban.

    “Selang tiga detik dari suara letusan tembakan pertama, Anton memerintahkan Saudara Haryono untuk memutar kembali kendaran ke arah Kasongan dan terdengar kembali suara letusan kedua yang dilakukan Anton,” katanya.

    Djoko mengungkapkan setelah penembakan, jasad Budiman dibuang dan mobil milik korban dicuri oleh pelaku.

    Lalu, kata Djoko, Haryono baru melaporkan kejadian tersebut ke Polres Palangka Raya pada Selasa (10/12/2024).

    Setelah adanya laporan tersebut, Djoko mengungkapkan Satreskrim Polres Palangka Raya menerbitkan Laporan Polisi (LP) Nomor LP/A/13/XIII/2024/SPKT. SATRESKRIM POLRESTA PALANGKA RAYA tertanggal 11 Desember 2024.

    Djoko mengatakan lalu Satreskrim Polres Palangka Raya langsung melakukan olah TKP dan memeriksa Brigadir Anton.

    “Dari tanggal 11 itu, kita memintai keterangan atau menjadi tidak bebas dia dalam rangka pemeriksaan Saudara Anton.”

    “Kemudian mobil, dalam hal ini mobil Sigra, kita lakukan olah TKP kemudian melakukan gelar perkara apakah dengan kecukupan alat bukti bisa dilakukan penyidikan,” jelasnya.

    Djoko mengungkapkan pihaknya langsung melakukan penyidikan secara maraton dengan melakukan autopsi jenazah Budiman hingga uji DNA.

    Akhirnya, Brigadir Anton terbukti melakukan pembunuhan disertai pencurian dengan kekerasan terhadap Budiman dan ditetapkan sebagai tersangka.

    “Kita yakini bahwa dalam kelengkapan pembuktian kita telah terjadi dugaan peristiwa pencurian dengan kekerasan, mengakibatkan meninggalnya orang, dan menghilangkan nyawa dengan sengaja dalam format Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat ke-1 KUHP, dalam hal ini penjelasannya, adalah bersama-sama atau penyertaan,” urainya.

    Namun, Haryono, yang melaporkan peristiwa penembakan itu, juga turut ditetapkan menjadi tersangka.

    Djoko juga membeberkan barang bukti yang disita oleh kepolisian terkait kasus pembunuhan dan curas ini dan berikut daftarnya.

    1. Senjata api (senpi) jenis Taurus dengan nomor seri XL263620.

    2. 5 peluru revolver.

    3. 1 unit mobil Daihatsu Sigra dengan nomor polisi B 1360 NZI milik Brigadir Anton.

    4. 1 unit mobil Daihatsu GrandMax warna putih dengan nomor polisi DA 8632 NZI yang dikendarai Budiman.

    5. 1 pasang baju dan celana milik Anton saat melakukan penembakan dan pencurian.

    6. 1 pasang baju dan celana milik Haryono saat kejadian.

    7. 1 unit handphone merek Vivo milik Anton.

    8. 1 unit handphone merek Oppo milik Haryono.

    9. 1 unit handphone merek iPhone milik Anton bernama Juwita.

    10. Sampel darah yang ditemukan di mobil yang ditumpangi Anton.

    11. Sampel darah yang diduga milik orang tua Budiman.

    12. Sampel darah Anton.

    13. Sampel gigi, tulang, dan darah milik Budiman.

    14. Lakban hitam yang ditemukan di TKP penemuan jasad Budiman.

    15. 1 buah dongkrak yang digunakan Anton dan Haryono.

     

  • Kronologis Elis Tewas Usai Dibakar Suaminya Seorang Oknum TNI AU di Jayapura, Ini Penjelasan Lanud – Halaman all

    Kronologis Elis Tewas Usai Dibakar Suaminya Seorang Oknum TNI AU di Jayapura, Ini Penjelasan Lanud – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Elis Agustina Yotha meninggal dunia usai dianiaya suaminya, Serka MM, seorang anggota TNI AU yang bertugas di Lanud Silas Papare, Jayapura.

    Elis mengalami luka bakar di seluruh tubuhnya karena diduga dibakar suaminya karena persoalan charger ponsel.

    Kasus ini terjadi pada 1 Desember 2024 dan baru viral di media sosial pada Senin (16/12/2024).

    Korban sempat dirawat di RSUD Yowari, Kabupaten Jayapura dan meninggal pada Minggu (15/12/2024).

    Menurut keterangan keluarga korban, insiden bermula dari perselisihan kecil terkait pengisian daya ponsel.

    Pelaku diduga mengancam korban dengan martil, kemudian menyiramkan minyak tanah ke tubuh korban yang masih mengenakan pakaian.

    Tidak berhenti di situ, pelaku dilaporkan menyalakan api dengan korek, hingga mengakibatkan korban terbakar.

    “Dalam kondisi terbakar, Elis berlari ke belakang rumah untuk menyelamatkan diri dan berhasil ditolong oleh tetangga. Saat ini, kondisi korban dalam penanganan intensif di rumah sakit, dan pihak keluarga meminta proses hukum yang tegas terhadap pelaku,” ungkap kakak korban, Daud Zamuel Yotha, dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Senin (16/12/2024).

    Daud mewakili keluarga korban meminta pihak berwenang mengusut tuntas kasus ini agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

    Kejadian ini menjadi perhatian serius, terutama karena pelaku merupakan oknum anggota TNI AU yang memiliki tanggung jawab menjaga keamanan dan melindungi masyarakat.

    “Keluarga korban berharap keadilan dapat ditegakkan, serta mengimbau dukungan dari masyarakat dalam menghadapi situasi ini,” harapnya.

    Tanggapan Lanud Silas Papare Jayapura

    Sementara itu, Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Mokh Mukhson, melalui keterangan tertulis menjelaskan, pihak Lanud Silas Papare telah mengambil langkah dengan melakukan perawatan terhadap korban di RSUD Yowari selama dua minggu.

    Pada Sabtu, 14 Desember 2024, kondisi korban membaik dan korban dipindahkan dari ruang ICU ke ruang rawat inap bedah RSUD Yowari.

    “Pada hari Minggu, 15 Desember 2024, sekitar pukul 16.00 WIT, pasien mengalami penurunan kondisi. Saturasi oksigen dan tekanan darah pasien turun. Sekitar pukul 16.30 WIT, pasien henti jantung dan dilakukan resusitasi jantung paru. Pada pukul 16.57 WIT, pasien dinyatakan meninggal dunia,” jelasnya.

    Mukhson mengatakan, Lanud Silas Papare memberikan perhatian khusus kepada korban, dengan mendukung kebutuhan selama pemulasaraan, persemayaman, hingga penguburan.

    “Lanud Silas Papare telah mengambil tindakan kepada Serka MM dengan mengamankan yang bersangkutan di Satpom AU Lanud Silas Papare, hingga saat ini, untuk menjalani proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku,” jelasnya. (*)

     

     

  • Polisi Cek Kecepatan Peluru yang Tewaskan Gamma, Aipda Robig Tak Dilibatkan – Halaman all

    Polisi Cek Kecepatan Peluru yang Tewaskan Gamma, Aipda Robig Tak Dilibatkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Jawa Tengah (Jateng) melakukan cek lokasi penembakan Aipda Robig Zaenudin (38) terhadap pelajar di depan Alfamart, Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto mengatakan, pemeriksaan lokasi ini untuk mengetahui jarak penembakan dan kecepatan peluru yang menerjang Gamma alias GRO (17), siswa SMK N 4 Semarang yang tewas dalam kasus ini.

    “Iya kegiatan itu bukan rekonstruksi, tapi cek lokasi kemarin (Senin, 16 Desember 2024) untuk mengetahui jarak tembak, sudut tembakan, dan posisi korban,” ungkapnya di Mapolda Jateng, Kota Semarang, dilansir Tribun Jateng, Selasa (17/12/2024).

    Namun, Robig tak dilibatkan dalam proses pengecekan lokasi kejadian ini.

    Polisi hanya melibatkan sejumlah saksi, seperti SA (16) dan dua orang yang membonceng Gamma, yakni MD dan R, sedangkan AD (17) tak bisa menghadiri proses ini.

    “Kalau pengecekan lokasi dengan para saksi yang terlibat di atas kendaraan tersebut. Dan saat itu R (Robig) tidak kami hadirkan ke lokasi,” ujar Artanto.

    Hasil pengecekan itu nantinya akan menjadi pelengkap dari keterangan saksi ahli.

    Menurut Artanto, petugas bukan hanya melakukan pemeriksaan di laboratorium, melainkan juga harus memeriksa ke lapangan.

    “Cek lokasi ini untuk keperluan dari saksi ahli dari Labfor untuk melengkapi pemberkasan perkara (penembakan), kan keterangan saksi ahli harus betul-betul ilmiah,” tuturnya.

    Artanto lantas mengatakan, proses rekonstruksi akan dilakukan menyusul.

    Ia sendiri tak menjamin proses rekonstruksi kasus penembakan yang dilakukan Robig akan digelar pekan ini.

    Menurutnya, rekonstruksi masih menunggu kesiapan para penyidik. Saat ini, para penyidik masih melengkapi sejumlah administrasi. 

    Selain itu, penyidik mesti memastikan berapa adegan dalam kasus penembakan, sinkronisasi antara keterangan saksi dan tersangka. Soal keamanan lokasi rekonstruksi juga harus perlu disiapkan. 

    Belum lagi banyak pihak yang harus dilibatkan pada saat rekonstruksi seperti tersangka, para saksi, jaksa penuntut umum, para penyidik yang melakukan pemeriksaan, dan lainnya.

    “Proses rekonstruksi semuanya harus lengkap. Jadi enak kita melihatnya, tidak perlu mengira-ngira,” terangnya.

    Berhubung kasus ini menjadi atensi pimpinan, Artanto mengungkap para penyidik masih mengebut pemberkasan kasus tersebut, terutama keterangan saksi, bukti petunjuk, keterangan ahli, dan keterangan tersangka. 

    “Berkasnya kalau sudah lengkap nanti segera dikirim ke Jaksa guna dilakukan penelitian,” terangnya. 

    Kuasa hukum keluarga Gamma, Zainal Abidin menyatakan, polisi melakukan cek lokasi penembakan untuk mengukur jarak penembakan dan kecepatan motor korban.

    Menurutnya, ada beberapa saksi yang dilibatkan, seperti N dan MD yang membonceng Gamma.

    “Dua korban penembakan AD dan SA juga diundang. AD tidak bisa hadir karena ada miskomunikasi. SA datang bersama bapaknya,” terangnya.

    Zainal berharap, tersangka bisa dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak.

    Pasal yang dimaksud Zainal adalah Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. 

    “Korban yang dibunuh adalah anak dan pelaku adalah dewasa seorang anggota Polri jadi harus pakai UU perlindungan dengan ancaman maksimal 15 tahun ditambah sepertiga hukuman plus ada denda Rp3 miliar,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul: Polisi Ukur Kecepatan Peluru Aipda Robig Zaenudin yang Tembus ke Tubuh Pelajar Semarang.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

  • Polwan di Medan Dilaporkan Usai Ngamuk-ngamuk dan Bawa Massa di Rumah Warga, Ini Kata Korban – Halaman all

    Polwan di Medan Dilaporkan Usai Ngamuk-ngamuk dan Bawa Massa di Rumah Warga, Ini Kata Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Bripka Lila Atsariza, anggota polisi yang bertugas di Polrestabes Medan dilaporkan warga ke Bidang Propram akibat berbuat onar.

    Anggota Polwan tersebut dilaporkan ke Propam Polrestabes Medan setelah ngamuk-ngamuk di depan rumah warga dengan membawa sejumlah orang.

    Kejadian itu terjadi di Komplek Griya Aira, Jalan Tengku Hasim Utama, Kelurahan Bandar Utama, Kecamatan Tebingtinggi Kota, Sabtu (14/12/2024).

    Menurut korban Windu Hasibuan, setelah polwan tersebut buat onar di rumahnya ia pun langsung mendatangi propam Polrestabes Medan untuk melaporkannya, pada Senin (16/12/2024) kemarin.

    “Saya percaya kepada Propam Polrestabes Medan mampu menindak Bripka Lila Atsariza, saya harap dia dijerat hukum sesuai dengan perbuatannya,” kata Windu kepada Tribun Medan, Selasa (17/12/2024).

    Ia menjelaskan bahwa, selain di datangi polwan tersebut juga melakukan pengancaman kepada keluarganya.

    “Bripka Lila Atsari melakukan penyerangan ke rumah saya dengan membawa massa, mengancam dan mengintimidasi saya dan istri,” sebutnya.

    Windu menyampaikan, sebenarnya ia tidak memiliki masalah apapun dengan polisi wanita tersebut.

    Katanya, selama ini ia memiliki masalah dengan suami polwan tersebut yang juga merupakan pecatan personel kepolisian.

    Suami Polwan tersebut mengiming-imingi bisa meluluskan keponakannya menjadi Bintara Polri tahun 2024.

    Suami polwan tersebut meminta uang sebesar Rp 350 juta dan menjadikan akan mengembalikan uang tersebut ketika keponakan tidak lulus, dengan ketentuan di potong sebesar Rp 30 juta.

    Namun, setelah keponakannya tidak lulus suaminya itu hanya mengembalikan uang sebesar Rp 260 juta.

    Windu pun akhirnya melaporkan suami polwan tersebut ke Polres Tebingtinggi.

    “Statusnya suaminya ini sudah tersangka di Polres Tebingtinggi dan sudah dilakukan dua kali pemeriksaan sebagai tersangka,” pungkasnya.

    Keterangan Kapolrestabes

    Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arief Setyawan, membenarkan bahwa Polwan tersebut merupakan anggotanya.

    “Ya kita juga mendapatkan informasi dari media, terhadap seorang anggota Polrestabes Medan, tepatnya berdinas di Polsek Tembung,” kata Gidion kepada Tribun-medan, Selasa (17/12/2024).

    Ia menjelaskan, saat ini kasus tersebut sedang ditangani oleh Unit Propam Polrestabes Medan.

    “Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan, atas peristiwa yang terjadi di Tebing Tinggi,” sebutnya.

    Gidion Arief Setyawan kemudian menyampaikan permohonan maaf.

    “Saya sebagai Kapolrestabes menyampaikan, permohonan maaf dan saya yakinkan kita akan melakukan tindakan tegas terhadap yang bersangkutan, sesuai dengan proporsional,” kata Gidion.

    Katanya, Bripka Lila Astriza juga telah dilaporkan oleh pemilik rumah ke unit Propam Polrestabes Medan.

    “Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan atas peristiwa yang terjadi di Tebing Tinggi,” sebutnya.

    Sebelumnya, beredar sebuah video amatir memperlihatkan keributan di sebuah rumah warga.

    Informasi yang diperoleh oleh Tribun-Medan, keributan tersebut didalangi oleh polwan yang bertugas di Polrestabes Medan.

    Tampak dalam video tersebut, polwan yang belakang diketahui bernama Bripka Lila Atsari mendatangi rumah warga beramai-ramai.

    Kejadian ini terjadi di Komplek Griya Aira, Jalan Tengku Hasim Utama, Kelurahan Bandar Utama, Kecamatan Tebingtinggi Kota, pada Sabtu (14/12/2024) kemarin.

    Terlihat di dalam video itu, polwan tersebut mendatangi rumah warga itu dengan beberapa orang dan membuat keributan.

    “Ada orang datang ke rumah orang maki-maki,” kata perekaman video.

    Di dalam video tersebut juga dijelaskan bahwa, polisi wanita tersebut berdinas di Polrestabes Medan.

    “Oknum Polwan Polrestabes Medan ngamuk-ngamuk di Tebingtinggi,” tulis dalam keterangan video.

    Calo Masuk Bintara Polri?

    Kejadian ini terjadi di rumah  Windu Hasibuan, Komplek Griya Aira, Jalan Tengku Hasim Utama, Kelurahan Bandar Utama, Kecamatan Tebingtinggi Kota, pada Sabtu (14/12/2024)

    Menurut Windu Hasibuan, polwan tersebut awalnya datang ke rumahnya dengan membawa beberapa orang dan membuat keonaran.

    “Bripka Lila ini datang melakukan penyerangan ke rumah saya dengan membawa massa, dan mengancam lalu mengintimidasi saya dan istri,” kata Windu kepada Tribun-medan, Selasa (17/12/2024).

    Katanya, padahal dirinya bermasalah dengan suami polwan tersebut yang juga merupakan pecatan polisi.

    Dimana, suami polwan tersebut telah melakukan penipuan terhadap keluarganya dengan modus menjanjikan bisa meluluskan keponakannya menjadi Bintara Polri tahun 2024.

    “Awalnya saya kurang tahu, yang pasti saya sedang bermasalah dengan suaminya. Suaminya menipu keluarga saya dengan mengiming-imingi bisa memasukkan keponakan saya sebagai Bintara Polri tahun 2024,” sebutnya.

    “Di mana saya sudah memberikannya uang sejumlah Rp 350 juta, dan dengan perjanjian apabila keponakan saya tidak lulus maka akan dipotong Rp 30 juta,” 

    “Namun sampai saat ini uang yang dikembalikan hanya Rp 260 juta. Artinya dia memotong Rp 90 juta di luar dari perjanjian yang ada,” sambungnya.

    Penulis: Alfiansyah

    dan

    Ngamuk-ngamuk di Rumah Warga, Bripka Lila Atsariza Dilaporkan ke Propam Polrestabes Medan

  • Uang Palsu yang Dicetak di UIN Alauddin Makassar Tidak Bisa Terdeteksi X-Ray, Polisi: Canggih – Halaman all

    Uang Palsu yang Dicetak di UIN Alauddin Makassar Tidak Bisa Terdeteksi X-Ray, Polisi: Canggih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Gowa berhasil membongkar peredaran uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

    Terbongkarnya peredaran dan produksi uang palsu ini terjadi pada awal Desember 2024 ketika polisi menangkap salah satu tersangka di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulsel.

    Barang bukti uang palsu senilai Rp500 ribu pun disita.

    Kasus pun berkembang hingga akhirnya polisi menggerebek gedung perpustakaan di dalam Kampus UIN Alauddin Makassar yang terletak di Jl Yasin Limpo, Kecamatan Somboapu, Kabupaten Gowa.

    Mesin cetak canggih pun disita jadi salah satu barang bukti.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menuturkan, uang palsu yang dicetak dalam pecahan seratus ribu rupiah emisi keluaran terbaru ini sulit terdeteksi alat X-Ray.

    Ia menuturkan, pengungkapan sindikat uang palsu ini cukup menantang karena harus melibatkan beberapa bank milik pemerintah dan swasta.

    Pasalnya uang palsu yang dicetak terbilang cukup canggih dan sulit terdeteksi.

    “Pengembangan ini kami harus melibatkan beberapa bank karena uang palsu yang dicetak terbilang canggih,”

    “Kami juga harus bekerja sama dengan salah satu kampus negeri di Kabupaten Gowa, sebab uang palsu ini diproduksi di dalam kampus,” jelas Reonald Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com.

    Belasan Orang Diringkus

    AKBP Reonald Simanjuntak juga menuturkan bahwa pihaknya telah meringkus 15 orang.

    Sembilan di antaranya telah ditahan di Polres Gowa, sementara lima pelaku lainnya dalam perjalanan dari Mamuju, Sulawesi Barat.

    Sementara satu orang perjalanan dari Wajo, Sulsel.

    “Sudah 15 tersangka ditangkap. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju, satu perjalanan dari  Wajo,” jelasnya, dikutip dari Tribun-Timur.com.

    Ia juga menuturkan bahwa tak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah.

    “Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar dulu masih kami kembangkan,” jelasnya.

    Sosok 5 Pelaku yang Ditangkap di Mamuju

    Ada lima orang yang ditangkap di Mamuju, Sulawesi Barat.

    Lima orang pelaku tersebut berinisial MB (35), TA (52), IH (42), WY (32), MMB (40).

    Kelimanya memiliki profesi yang berbeda.

    MB merupakan staf honorer UIN Alauddin dan TA merupakan ASN Pemprov Sulbar.

    Lalu tiga lainnya merupakan wiraswasta.

    Ipda Herman basir selaku Kasi Humas Polresta Mamuju membenarkan penangkapan kelima pelaku.

    Mereka membawa uang palsu yang dicetak di UIN Alauddin dan akan diedarkan di mamuju.

    Polisi mengamankan bukti uang palsu senilai Rp11 juta.

    “Anggota Polisi Polres Gowa sudah berada di Mamuju menjemput pelaku dan akan di bawa ke Makassar,” katanya.

    Sementara itu, Anggota Resmob Polresta Mamuju terus melakukan pengembangan karena diduga para pelaku memiliki komplotan lain.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Begini Awal Mula Terungkapnya Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin, Kini Sudah 15 Tersangka Ditangkap

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunTimur.com, Sayyid Zulfadli)(Kompas.com, Abdul Haq)

  • Viral 2 Pelajar Kepergok Mesum di Sasana Krida Kraksaan Probolinggo, MUI & Warga Setempat Merespons – Halaman all

    Viral 2 Pelajar Kepergok Mesum di Sasana Krida Kraksaan Probolinggo, MUI & Warga Setempat Merespons – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua pelajar kepergok melakukan perbuatan tak senonoh di tempat umum di Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Senin (16/12/2024) siang.

    Rekaman video sepasang muda-mudi berbuat mesum di halaman Gedung Sasana Krida Kraksaan pun viral di media sosial. 

    Dua remaja tersebut diduga masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Perbuatan dua pelajar di fasilitas umum milik Perusahaan Daerah (Perusda) itu lantas mendapat sorotan dari publik.

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo turut meresponsnya. 

    Terkait kejadian tersebut, MUI Kabupaten Probolinggo meminta aparat penegak hukum bertindak cepat.

    Dewan Pimpinan MUI Kabupaten Probolinggo, KH. Ahmad Muzammil, menyayangkan dan menyesalkan tindakan asusila tersebut.

    Terlebih, dilakukan remaja yang diduga masih SMP atau SMA.

    “Tentu kami menyesalkan peristiwa itu. Ini pukulan telak bagi Kota Kraksaan dan Probolinggo yang merupakan kota santri.”

    “Saya mendapat kiriman video itu dari teman di Kraksaan,” kata Kiai Muzammil, Selasa (17/12/2024), dilansir Tribunjatim-timur.com. 

    Menurut Kiai Muzammil, pihaknya langsung melakukan rapat internal dengan jajarannya secara online.

    MUI Probolinggo juga meminta kepolisian segera bertindak, karena video asusila itu telah beredar.

    “APH (aparat penegak hukum) harus segera menyikapi agar kejadian tersebut tidak menjadi bola liar. Apalagi pelakunya diduga masih pelajar, kira-kira masih SMP atau SMA.”

    “Kami juga berharap agar APH mengungkap identitas kedua pelaku. Pun demikian jika diketahui sekolah asal kedua remaja itu, maka perlu dilakukan pembinaan serius oleh lembaga pendidikan,” ungkapnya.

    Kesaksian Warga

    Sementara itu, seorang warga setempat, Febriyanto, mengatakan gedung Sasana Krida biasanya memang selalu sepi dari pengunjung pada siang hari. 

    Barulah ketika sore hari, ramai pemuda bermain basket.

    “Biasanya sepi, apalagi panas-panas. Baru kalau sudah sore sampai malam itu ramai.”

    “Sorenya itu sudah ada yang main basket, kalau malam itu ada angkringan jadi banyak yang nongkrong,” kata Febriyanto.

    Lebih lanjut, Febriyanto mengaku kaget ketika mengetahui ada video remaja berbuat mesum. 

    Ia pun berharap, tak ada lagi kasus serupa.

    “Kaget juga pas tahu video ada pemuda yang kayaknya masih duduk di bangku SMP berani banget berbuat mesum di tempat umum. Semoga ke depannya jadi perhatian,” ucapnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Video Mesum Sejoli di Sasana Krida Kraksaan, MUI Kabupaten Probolinggo Minta Aparat Bertindak

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribunjatim-timur.com/Ahsan Faradisi)

  • Lady Aurellia dan Ibunya Minta Maaf kepada Luthfi, Dokter Koas yang Dianiaya Sopir – Halaman all

    Lady Aurellia dan Ibunya Minta Maaf kepada Luthfi, Dokter Koas yang Dianiaya Sopir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lady Aurellia Pramesti disebut sudah meminta maaf kepada Muhammad Luthfi, dokter koas Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), yang dianiaya sopir keluarganya.

    Hal ini disampaikan tim kuasa hukum Lady, Bayu Prasetya Andrinata, di Polsek Ilir Timur II, Selasa (17/12/2024) dini hari.

    Menurut Bayu, Lady telah mengucapkan permohonan maaf kepada Luthfi melalui chat atas tindakan penganiayaan yang dilakukan sang sopir, Fadilla alias Datuk.

    Bayu juga menyebut Lady sudah berupaya untuk bertemu dengan keluarga Luthfi.

    Meski begitu, pihaknya masih menghormati keputusan keluarga yang belum ingin bertemu.

    “Ketika ada kesempatan kita akan coba untuk bertemu keluarga.”

    “Cuma kami juga mengerti keluarga belum bisa ditemui, kami menghormati,” ujar Bayu, dilansir Tribun Sumsel.

    Bayu menyatakan, setelah dicecar 35 pertanyaan oleh penyidik pada pemeriksaan yang berlangsung tadi malam, kliennya siap jika diminta kembali oleh penyidik untuk memberikan keterangan.

    “Kami belum tahu apakah bakal dipanggil lagi atau tidak, yang pasti kami akan kooperatif, ” terangnya.

    Permohonan maaf kepada Luthfi juga dilayangkan ibu Lady, Sri Meilina alias Lina.

    “Saya atas nama pribadi dan keluarga meminta maaf kepada ananda Luthfi dan keluarga atas kejadian pemukulan yang dilakukan sopir saya, Fadilla,” ujar Lina.

    Diperiksa 11 Jam

    Lady dan ibunya telah diperiksa sebagai saksi di Polsek Ilir Timur II selama kurang lebih 11 jam.

    Dengan didampingi kuasa hukum, mereka tiba di Mapolsek Ilir Timur II sejak Senin (16/12/2024) pukul 13.00 WIB sampai selesai pada Selasa dini hari pukul 00.00 WIB.

    Guna menghindari awak media, Lady melewati “jalur tikus” pintu belakang Polsek dan berlarian dengan seorang perempuan menuju mobil Pajero warna putih yang telah menunggu sekitar 30 menit sebelum pemeriksaan selesai.

    Sementara itu, Lina bersama tim kuasa hukum keluar melalui pintu depan ruangan penyidik dan menjumpai wartawan.

    Kuasa hukum Lady dan Lina, Titis Rachmawati dan Bayu Prasetya Andrinata, mengatakan penyidik mencecar ibu dan anak itu masing-masing 35 pertanyaan.

    “Masing-masing ditanyai 35 pertanyaan oleh penyidik, materinya seputar pada saat kejadian dan penyebab dari terjadinya penganiayaan, dan sebelum ada kejadian,” ujar Titis.

    Alasan pemeriksaan saksi dilakukan di tempat yang berbeda, kata Titis, atas permintaan penyidik.

    Pasalnya, banyak media yang meliput dan kondisi kliennya yang sangat drop.

    “Karena penyidik banyak menganggap media yang meliput dan klien kami juga drop jadi kami diperintahkan (pemeriksaan) di area sini, toh ini juga masih di kantor polisi.” 

    “Dengan banyak media kondisi klien kami menjadi tidak tenang,” ujarnya.

    Menurut Titis, kedatangan kliennya memenuhi proses pemeriksaan yang berjalan dan berharap kasus itu cepat selesai.

    “Klien kami bersedia datang dan menjalani pemeriksaan, supaya masalah ini cepat selesai dan memastikan status tersangka penganiayaan.” 

    “Tadi kami datang sejak pukul 1 siang dan pemeriksaan selesai sekitar pukul 12 malam,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul: Lewat “Chat”, Lady Aurellia Disebut Sudah Minta Maaf ke Luthfi Dokter Koas FK Unsri yang Dianiaya.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan)