Category: Tribunnews.com Regional

  • Jelang Perayaan Natal 2024, Prabowo Perbaiki Gereja di Kawasan Transmigrasi Salor Papua Selatan – Halaman all

    Jelang Perayaan Natal 2024, Prabowo Perbaiki Gereja di Kawasan Transmigrasi Salor Papua Selatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjelang perayaan Natal 2024, Presiden Prabowo Subianto berbagi kasih hingga ke tanah Papua. 

    Salah satunya merenovasi Gereja Hati Kudus di distrik Ivimahad, kawasan transmigrasi Salor, Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Kampung Ivimahad ini dihuni oleh orang asli Papua.

    Mewakili Presiden, Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara meninjau hasil renovasi tersebut pada awal pekan ini, yang mana revonasi ini merupakan permintaan warga saat berkunjung ke Ivimahad, tiga pekan lalu. 

    “Gereja ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat, tapi mengalami kerusakan dan kekurangan dana untuk memperbaikinya,” kata Iftitah dikutip Selasa (24/12/2024).

    Menurutnya, menindaklanjuti perintah dan penekanan Presiden Prabowo untuk membangun Papua, jajaran Kementerian Transmigrasi bergerak cepat memperbaikinya.

    Saat ditinjau Iftitah, Gereja Hati Kudus sudah selesai renovasi dan siap digunakan untuk perayaan natal. 

    “Plafonnya sudah diperbaiki. Dinding serta atapnya sudah dicat ulang dengan warna putih. Pagar gereja terpasang rapih. Dari jauh, bangunan gereja tampak menjulang megah,” ucapnya.

    Warga berkerumun dengan wajah riang, saat Iftitah meninjau ruang peribadatan. Salib besar dengan patung Yesus Kristus, tampak tergantung kokoh di dinding atas gereja.

    Bantuan tenaga pengajar yang diminta warga juga sudah dipenuhi. Mereka, yang diwakili oleh Albertine, tokoh masyarakat setempat, mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan juga Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono.

    “Berkat bantuan Presiden Prabowo, warga kampung Ivimahad, Merauke kini bisa menyambut Natal dengan suka cita,” kata Iftitah.

  • Kaleidoskop 2024: Guru Supriyani Bebas dari Dakwaan Aniaya Anak Polisi, Kapolsek Didemosi dan Patsus – Halaman all

    Kaleidoskop 2024: Guru Supriyani Bebas dari Dakwaan Aniaya Anak Polisi, Kapolsek Didemosi dan Patsus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KENDARI – Kasus Guru Supriyani di Kendari, Sulawesi Tenggara pada November 2024 sangat menyedot perhatian publik.

    Guru Supriyani didakwa kasus penganiayaan terhadap muridnya di SDN 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Di sekolah tersebut, Supriyani adalah guru honorer.

    Orangtua dari murid yang disebut dianiaya itu adalah seorang polisi berpangkat Aipda Wibowo Hasyim, dan Nurfitriana.

    Majelis hakim Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), memvonis bebas Supriyani pada Senin (25/11/2024).

    Simak rangkuman Tribunnews

    Awal mula laporan

    Supriyani sempat ditahan di Kejaksaan Negeri Konsel usai kasusnya dilimpahkan ke pengadilan pada 16 Oktober 2024.

    Supriyani dituduh aniaya murid yang merupakan seorang anak polisi yang bertugas di Polsek Baito, Konsel.

    AKBP Febry Sam, Kapolres Konsel mengatakan, peristiwa ini bermula pada 24 April 2024.

    Saat itu, siswa SD yang berinisial M sedang bermain dan pelaku, Supriyani, datang menegurnya hingga terjadi penganiayaan.

    “Kejadian terjadi pada Rabu (24/4/2024) di sekolah, saat korban telah bermain dan pelaku datang menegur korban hingga melakukan penganiayaan,” kata AKBP Febry Sam, Senin (21/10/2024).

    Febry juga mengonfirmasi bahwa siswa tersebut merupakan anak dari anggota Polsek Baito.

    Keesokan harinya, ibu korban melihat ada bekas luka di paha belakang korban dan menanyai anaknya soal luka tersebut.

    Kepada ibunya, sang anak menjawab bahwa luka tersebut adalah luka terjatuh saat bermain dengan ayahnya.

    Namun, korban kepada ayahnya mengaku bahwa luka tersebut adalah luka pukulan yang didapatkan dari Supriyani.

    Ayah dan ibu korban pun langsung mengkonfirmasi saksi yang disebut korban melihat kejadian tersebut.

    Akhirnya, ibu korban yang berinisial N dan suaminya, Aipda WH melaporkan kasus ini ke Polsek Baito.

    Supriyani pun dipanggil ke polsek untuk mengonfirmasi terkait laporan tersebut.

    “Tetapi yang diduga pelaku tidak mengakuinya sehingga yang diduga pelaku disuruh pulang ke rumahnya, dan laporan Polisi diterima di Polsek Baito,” kata AKBP Febry Sam.

    Febry menambahkan, upaya mediasi juga sudah dilakukan, namun terkendala karena terduga pelaku tak mengakui perbuatannya.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Baito, Bripka Jefri memberi masukan ke Kepala SDN 4 Baito untuk menyampaikan kepada Supriyani agar mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada korban.

    Atas saran Bripka Jefri, Supriyani pun disebutkan pernah datang ke rumah korban bersama suaminya beberapa hari setelah ada laporan di Polsek Baito.

    Supriyani datang untuk meminta maaf dan mengakui perbuatannya.

    Guru honorer Supriyani (kiri) dan surat pemanggilannya untuk bersaksi dalam kasus dugaan pemerasan. (Tribun Sultra)

    Namun, ibu korban belum bisa memaafkan.

    Bahkan, kepala desa bersama dengan Supriyani dan suaminya juga disebutkan pernah datang ke rumah korban untuk meminta maaf kembali.

    Dalam pertemuan tersebut, pihak korban sudah memaafkan, tinggal menunggu kesepakatan damai.

    Namun, beberapa hari setelah itu, pihak korban mendengar bahwa permintaan maaf tersebut tidak ikhlas.

    “Sehingga orang tua korban tersinggung dan bertekad melanjutkan perkara tersebut ke jalur hukum,” ujar AKBP Febry.

    16 Tahun Guru Honorer Bergaji Rp300 Ribu, Diminta Uang Damai Rp50 Juta

    Supriyani sudah 16 tahun menjadi guru honorer. Berdasarkan kesaksian rekan kerjanya, gaji Supriyani hanya Rp300 ribu per bulan.

    Supriyani tinggal di sebuah rumah sederhana di Kabupaten Konawe Selatan.

    Tetangga Supriyani, Suyatni (57), mengatakan wanita berusia 38 tahun itu mencari tambahan biaya dengan berkebun.

    Selama ini, Supriyani jarang bersosialisai karena sibuk bekerja.

    “Dia hanya mengajar, setelah itu pulang langsung ke kebun,” tuturnya.

    Suyatni mengaku tak pernah melihat Supriyani melakukan kekerasan ke anak.

    “Tidak pernah, (memukul) itu anak-anaknya kalau main hujan dia hanya tegur,” sambungnya.

    Kondisi ekonomi Supriyani pas-pasan karena suaminya hanya bekerja serabutan.

     “Suaminya kadang di kebun, kadang kerja bengkel, kadang juga ikut kerja bangunan,” tuturnya.

    Kini, rumah Supriyani kosong karena dievakuasi ke kantor pemerintah kecamatan.

    Hal itu dilakukan untuk memberi perlindungan Supriyani dan keluarga dari intervensi.

    Dengan gaji Rp300 ribu, Supriyani tak dapat membayar uang damai Rp50 juta agar kasus kekerasan diselesaikan secara mediasi.

    Vonis bebas

    Majelis hakim menyatakan Supriyani tak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana kekerasan fisik terhadap anak atau penganiayaan murid SD kelas 1 berinisial D yang juga anak polisi, Aipda Wibowo Hasyim, dan Nurfitriana.

    “Menyatakan terdakwa Supriyani Spd binti Sudiharjo tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana,” kata Ketua Majelis Hakim PN Andoolo, Stevie Rosano.

    “Sebagaimana didakwakan dalam dakwaan alternatif 1 dan dakwaan alternatif kedua penuntut umum,” jelasnya menambahkan.

    Kedua, membebaskan terdakwa guru Supriyani oleh karena itu dari semua dakwaan penuntut umum.

    Tiga, memulihkan hak-hak terdakwa dalam pengakuan, kedudukan, harkat, serta martabatnya.

    Empat, menetapkan barang bukti berupa satu pasang baju seragam SD lengan pendek, motif batik, dan celana panjang warna merah dikembalikan kepada saksi Nurfitriani.

    Satu buah sapu ijuk warna hijau dikembalikan kepada saksi Lilis Darlina. 

    Terakhir, membebankan biaya perkara kepada negara.

    “Demikian diputuskan dalam musyawarah majelis hakim Pengadilan Negeri Andoolo pada hari Senin, tanggal 18 November 2024,” ujarnya.

     

    Eks Kapolsek Baito dan Kanit Reskrim Dihukum Demosi dan Patsus

    Eks Kapolsek Baito, Ipda M Idris  alias Ipda MI dan mantan Kanit Reskrim Aipda Amiruddin alias Aipda AM terbukti memeras guru Supriyani dalam penanganan kasus dugaan penganiayaan anak polisi di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

    Keduanya terbukti meminta uang kepada guru Supriyani.

    Atas tindakannya tersebut Ipda MI dan Aipda AM dijatuhi sanksi demosi dan penempatan khusus (patsus).

    Hukuman tersebut dijatuhkan dalam sidang etik yang digelar Bidang Propam Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (5/12/2024).

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sultra, Kombes Pol Iis Kristianto mengatakan sidang etik keduanya dilaksanakan selama dua hari sejak Rabu (4/12/2024) hingga hari ini.

    Menurut Iis, sidang kode etik Ipda MI dipimpin langsung Kabid Propam Polda Sultra,  Kombes Pol Moch Sholeh.

    Sementara eks Kanit Reskrim Polsek Baito, Aipda AM dipimpin Wakapolres Konawe Selatan (Konsel).

    “Alhamdulillah (sidang etik) sore ini sudah selesai,” kata Iis saat diwawancarai TribunnewsSultra.com, Kamis (5/12/2024).

    Menurut, Kombes Iis Kristianto berdasarkan fakta-fakta persidangan keduanya terbukti melakukan permintaan uang kepada guru Supriyani.

    “Berdasarkan fakta-fakta persidangan, Ketua Komisi Kode Etik menyebut Ipda MI dan Aipda AM terbukti melakukan permintaan bantuan uang,” kata Iis.

    Lanjut Kombes Pol Iis, Ipda MI dijatuhi hukuman patsus selama tujuh hari dan demosi satu tahun.

    “Juga sanksi etik untuk memberikan permintaan maaf kepada institusi terhadap perbuatan yang dia lakukan,” katanya.

    Sementara Aipda AM berdasarkan hasil sidang kode etik, yang dipimpin Wakapolres Konsel, terbukti bersalah melakukan permintaan bantuan sejumlah Rp2 juta, kepada pihak yang sedang berperkara.

    “Kemudian Ketua Komisi Kode Etik menjatuhkan kepada Aipda AM patsus selama 21 hari dan demosi selama dua tahun,” katanya. (Tribunnews/Tribun Sultra)

  • 14 Siswa SMP IT Darul Quran Bogor yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Malang Sudah Dipulangkan – Halaman all

    14 Siswa SMP IT Darul Quran Bogor yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Malang Sudah Dipulangkan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Sejumlah siswa SMP IT Darul Qur’an Mulia, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor yang mengalami kecelakaan saat menumpangi bus di Tol Pandaan KM 77+100, Malang, Jawa Timur pada Senin (23/12/2024) sore.

    Bahkan, dari 40 siswa yang mengikuti kegiatan belajar pengembangan bahasa inggris yang menjadi korban luka itu, belasan orang sudah dipulangkan.

    “Ada yang kondisinya sudah pulang. 14 anak sudah dijemput orang tuanya untuk pulang dan sisanya ada yang luka ringan, sedang dan berat,” Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Nina Nurmasari usai meninjau sekolah, Selasa (24/12/2024).

    Adapun para siswa atau santri ini dirawat di lima rumah sakit di kawasan Malang, Jawa Timur untuk proses pemulihan.

    Nina mengatakan dari informasi yang dia terima, dipastikan tidak ada siswa atau santri yang menjadi korban meninggal dunia.

    “Kemudian kalau untuk yang meninggal, sama seperti informasi tadi malam. Ada empat orang, yaitu sopir, kondektur, Kemudian satu tur leader dan satu orang ustazah atau guru putri,” ucapnya.

    Untuk informasi, Kecelakaan melibatkan bus yang mengangkut pelajar dari SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Bogor dan truk terjadi di Tol Pandaan KM 77+100, Malang, Jawa Timur pada Senin (23/12/2024) sore.

    Adapun kecelakaan tersebut diketahui lewat unggahan dari akun Instagram, @infomalangan.

    Dalam video itu, tampak bus ringsek setelah diduga bertabrakan dengan truk bermuatan sembako.

    Tampak muatan dari truk tersebut berserakan di jalanan. Sementara, bus berwarna merah itu tampak miring dan ringsek di bagian kanan.
    Kapolres Malang AKBP Putu Kholis menjelaskan rombongan pelajar ini diketahui mengalami tabrakan dengan truk wings boks yang mengangkut pakan ternak.

    Diketahui bus rombongan ini berisi 40 siswa SMP berasal dari Bogor.

    “Kami langsung hubungi bapak Kapolres Bogor untuk mengetahui idetnitas penumpang bis Tirto Agung yang mengalami kecelakaan,” katanya dikutip dari Kompas TV.

    “Alhamdulillah bapak Kapolres Bogor bisa bergerak cepat dan memberikan kepada kami data menifest 40 siswa dari SMP Islam Terpadu Darul Quran,” kata sambung AKBP Putu Kholis.

    Putu mengatakan bahwa dalam kejadian ini dilaporkan ada 4 korban meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.

    Para korban kini telah dievakuasi dan dibawa ke beberapa rumah sakit berbeda di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang.

  • Polisi Ungkap Cara Tersangka Edarkan Uang Palsu yang Dicetak di UIN Alauddin – Halaman all

    Polisi Ungkap Cara Tersangka Edarkan Uang Palsu yang Dicetak di UIN Alauddin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkapkan cara para tersangka mengedarkan uang palsu yang dicetak di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, tersangka mengedarkan uang palsu saat malam hari.

    Hal itu disampaikan AKBP Reonald Simanjuntak di podcast Tribun Timur, Jumat (20/12/2024).

    Cara yang paling sering dipakai adalah mengedarkan uang setelah matahari terbenam dan sebelum matahari terbit.

    Mereka bertransaksi pada malam hari saat penerangan kurang.

    Apalagi saat malam hari, seseorang sulit memeriksa dengan teliti.

    Selain itu, mereka juga mengunjungi tempat-tempat ramai seperti SPBU atau toko dengan antrean panjang sehingga kasir tidak sempat memeriksa uang secara detail.

    Sebagian orang membeli uang palsu dengan menukar uang asli, seperti menukar uang Rp1 juta dengan jumlah uang palsu lebih besar.

    “Ini adalah tindakan keliru, karena uang palsu tidak memiliki nilai, bahkan satu rupiah pun.” 

    “Jangan lagi mau dibodohi, jangan gunakan, fotokopi, atau menyebar uang palsu, termasuk uang mainan sering beredar,” ujar Reonald.

    Ia menegaskan, tindakan itu bisa dikenai ancaman hukuman. Sementara itu, saat ini polisi masih mengejar dalang utama kasus uang palsu.

    “Kami mohon doa dari masyarakat agar langkah kami dipermudah. Kami sedang mengumpulkan alat bukti tambahan untuk memastikan keterangan mereka,” tuturnya.

    Tersangka Bertambah

    Diberitakan sebelumnya, tersangka sindikat uang palsu di UIN Alauddin, Makassar bertambah jadi 17 orang.

    Selain itu, polisi mengejar tiga Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diduga kuat terlibat dalam kasus tersebut.

    Adapun 17 tersangka ditampilkan saat konferensi pers dipimpin Kapolda Sulsel, Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono di Mapolres Gowa pada Kamis hari ini. Ia didampingi AKBP Reonald Simanjuntak.

    “Jadi para tersangka ini perannya berbeda-beda,” kata Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2024) siang.

    Ada yang memproduksi, jual beli hingga mengedarkan uang palsu.

    Profesi para tersangka uang palsu UIN Alauddin pun beda-beda, mulai dari Dosen UIN, Aparatur Sipil Negara (ASN), hingga pegawai bank.

    Ingin Maju Pilkada 2024

    Salah satu tersangka dalam kasus ini, Andi Ibrahim, ternyata hendak mencalonkan diri sebagai calon bupati Barru.

    Guna memuluskan rencananya itu, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin itu berencana memakai uang palsu sebagai dana maju Pilkada serentak 2024.

    Hal ini disampaikan Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, di Mapolres Gowa, Kamis.

    “Jadi tersangka (Andi Ibrahim) mengajukan proposal pendanaan pilkada di Barru, tapi alhamdulillah tidak jadi,” ungkap Yudhiawan.

    Yudhi membeberkan hal itu sambil menunjukkan proposal Andi Ibrahim.

    Proposal itu bergambar Andi Ibrahim mengenakan jas tutup dan songkok recca.

    Ia batal maju lantaran tak ada partai politik (parpol) yang meliriknya.

    “Jadi dana ini, uang yang dicetak, akan dipakai untuk itu, tapi tidak jadi, tidak ada partai yang mencalonkan.”

    “Walaupun nanti disebarkan dengan uang palsu supaya bisa memilih yang bersangkutan, ternyata karena uang palsu, jadi tidak jadi,” sambungnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul: Cara Andi Ibrahim Cs Edarkan Uang Palsu UIN Alauddin, Mampu Perdayai Petugas SPBU dan Kasir Swalayan.

    (Tribunnews.com/Deni)(Tribun-Timur.com/Sudirman)

  • Ongkos Produksi Uang Palsu Rp100 Ribu hanya Rp56 Ribu, Polisi: Pecahan Kecil Tak Dicetak, Tak Untung – Halaman all

    Ongkos Produksi Uang Palsu Rp100 Ribu hanya Rp56 Ribu, Polisi: Pecahan Kecil Tak Dicetak, Tak Untung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi bongkar biaya produksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

    Diketahui, 17 orang sudah ditangkap dan dijadikan tersangka.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, dari hasil pemeriksaan pelaku, untuk produksi satu lembar uang palsu nominal Rp100 ribu, biaya operasionalnya adalah Rp56 ribu.

    “Ini berdasarkan pengakuan pelaku,” ujar AKBP Reonald di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar, Jumat (20/12/2024).

    Hal tersebut juga menjawab mengapa uang yang dipalsukan hanya pecahan Rp100 ribu saja.

    Pecahan kecil, ujar Reonald, tidak menguntungkan karena modalnya tak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

    “Pecahan lebih kecil dianggap tidak menguntungkan karena modalnya tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan,” katanya.

    Selain itu, Reonald memastikan telah menarik uang palsu yang dicetak di Perpustakaan Kampus II UIN Alauddin Makassar dari peredaran.

    Ia pun meminta masyarakat untuk tidak resah dan menjamin penyidikan akan berjalan profesional.

    “Sesuai keterangan para tersangka, kemana aliran uang itu sudah dikejar, sudah kami tarik,” katanya.

    Reonald juga mengimbau masyarakat, apabila menemukan atau mencurigai uang palsu, untuk segera dilaporkan ke kantor polisi atau ke bank.

    “Uang tersebut akan kami tindak lanjuti untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” tegasnya.

    Reonald menambahkan, motif pelaku membuat dan mengedarkan uang palsu adalah karena ingin mendapatkan uang dalam jumlah besar.

    “Khilaf. Katanya ingin mendapatkan uang dalam jumlah besar secara instan,” ujarnya.

    Nasib Tersangka

    Diketahui, ada 17 tersangka yang kini telah diringkus jajaran Polres Gowa terkait peredaran uang palsu yang dicetak di Kampus 2 UIN Alauddin Makassar.

    Pihak kepolisian juga menuturkan bahwa tak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah.

    Kapolda Sulawesi Sulawesi Selatan, Irjen Yudiawan menuturkan bahwa tersangka dijerat Pasal 36 dan Pasal 37 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Mata Uang lalu Pasal 35 ayat 1, 2, dan 3 UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). 

    “Untuk para tersangka ini kami jerat dengan undang-undang TPPU, yakni Pasal 36 dan Pasal 37 tentang mata uang,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

    Para tersangka pemalsu uang ini dijerat paling ringan penjara 10 tahun hingga seumur hidup.

    “Hukuman minimal paling lama sepuluh tahun hingga seumur hidup ini untuk tersangka utama,” tambahnya.

    Sebelumnya diwartakan, uang palsu yang dicetak ini disebut canggih oleh Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak.

    Ia menuturkan bahwa mesin cetak yang disita juga canggih.

    Reonald menuturkan, uang palsu yang dicetak dalam pecahan seratus ribu rupiah ini sulit terdeteksi alat X-Ray.

    “Pengembangan ini kami harus melibatkan beberapa bank karena uang palsu yang dicetak terbilang canggih,”

    “Kami juga harus bekerja sama dengan salah satu kampus negeri di Kabupaten Gowa, sebab uang palsu ini diproduksi di dalam kampus,” jelas Reonald Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com.

    Meski begitu, Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Sulsel, Edy Kristianto menjelaskan bahwa uang palsu tersebut tak bisa masuk ke mesin ATM.

    Mengutip Tribun-Timur.com, dalam mesin ATM terdapat sensor khusus yang akan otomatis menolak uang palsu.

    “Untuk ATM setor tunai paling susah dimasukin (uang palsu) karena selain kontrol manusia juga ada kontrol sensor jadi ketolak,” jelasnya.

    Ia menegaskan, pihak BI akan bekerja maksimal untuk ikut membantu menangani kasus peredaran uang palsu ini.

    Diketahui, pihak kepolisian telah menangkap 17 tersangka kasus peredaran uang palsu ini.

    17 tersangka ini diringkus di lokasi berbeda, di antaranya Gowa, Makassar, Wajo, Mamuju Sulawesi Barat.

    Selain itu, masih ada tiga orang lagi yang kini buron.

    Tiga orang tersebut pun masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena diduga kuat ikut terlibat dalam kasus ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Terungkap Biaya Produksi per Lembar Uang Palsu UIN, Andi Ibrahim cs Hanya Palsukan Uang Rp 100 Ribu

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Timur.com, Hasriyani Latif)(Kompas.com, Abdul Haq)

  • Kakak Beradik Tewas Setelah Terbawa Arus saat Seberangi Sungai Pemandian Lori Padang, Ibunya Selamat – Halaman all

    Kakak Beradik Tewas Setelah Terbawa Arus saat Seberangi Sungai Pemandian Lori Padang, Ibunya Selamat – Halaman all

    H (5) dan adiknya Asri (1,8) meninggal dunia setelah hanyut terbawa arus saat menyeberangi Sungai Pemandian Lori.

    Tayang: Selasa, 24 Desember 2024 11:00 WIB

    TRIBUNMADURA.COM/WILLY ABRAHAM

    Ilustrasi – H (5) dan adiknya Asri (1,8) meninggal dunia setelah hanyut terbawa arus saat menyeberangi Sungai Pemandian Lori, Lubuk Minturun, Sumbar, Selasa (24/12/2024) pagi. Sementara ibu mereka, S (34) berhasil diselamatkan.  

    TRIBUNNEWS.COM, PADANG – H (5) dan adiknya Asri (1,8) meninggal dunia setelah hanyut terbawa arus saat menyeberangi Sungai Pemandian Lori, Lubuk Minturun, Sumbar, Selasa (24/12/2024) pagi.

    Sementara ibu mereka, S (34) berhasil diselamatkan. 

    Sang ibu mengalami luka di bagian kepala.

    Korban S dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang.

    “Anaknya meninggal, ibu dibawa ke RSUP M Djamil Padang,” kata Lurah Lubuk Minturun Jhon Kenedy saat di Puskesmas Air Dingin Padang.

    Jhon Kenedy mengatakan, S mengalami luka di kepala kemudian dibawa ke RSUP M Djamil Padang. 

    “Satu lagi anaknya tidak jadi menyeberang, dia selamat,” katanya.

    Jenazah kedua korban telah dibawa ke Puskesmas Air Dingin, Lubuk Minturun.

    Sementara ayah korban tampak berkaca-kaca saat menunggu proses pemulangan jenazah kedua anaknya.

    Warga Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang ini tampak bersedih.

    Tangisan keluarga korban pecah saat sang nenek tiba melihat jenazah cucu-cucunya tak bernyawa di ruangan IGD Pukesmas Air Dingin Padang.

    Sampai saat ini, keluarga korban masih menunggu di Puskesmas Air Dingin Padang.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Detik-detik Perangkat Desa Digerebek Warga di Wonogiri, Ketahuan Hubungan Intim dengan Tetangga – Halaman all

    Detik-detik Perangkat Desa Digerebek Warga di Wonogiri, Ketahuan Hubungan Intim dengan Tetangga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Wonogiri – Seorang perangkat desa di Desa Kedungombo, Kecamatan Baturetno, Wonogiri, berinisial IS, digerebek oleh warga saat kedapatan berduaan dengan seorang wanita yang bukan istrinya di sebuah rumah kosong.

    Penggerebekan tersebut terjadi pada Kamis malam, 19 Desember 2024, setelah karang taruna setempat melakukan pengintaian.

    Salah satu warga, Kasmo, menjelaskan bahwa perangkat desa tersebut dan tetangga wanita yang bersamanya terjaring dalam tindakan asusila.

    “Keduanya masih berhubungan badan saat diintai oleh karang taruna,” ungkap Kasmo.

    Ia menambahkan, rumah yang digunakan untuk perbuatan tersebut adalah milik kerabat IS dan sudah lama tidak digunakan.

    Ketika karang taruna mengetuk pintu, keduanya tidak segera keluar.

    Setelah itu, mereka dibawa ke RT setempat dan mengakui perbuatan asusila yang dilakukan.

    Tuntutan Warga

    Menyusul kejadian tersebut, warga Desa Kedungombo menginginkan tindakan tegas terhadap IS.

    Mereka meminta Kepala Desa (Kades) untuk mencopot IS dari jabatannya.

    “Jika Kades tidak bisa mencopotnya, kami mendesak agar Kades juga mundur,” tegas Kasmo.

    Pada Senin pagi, 23 Desember 2024, sekitar 200 warga menggeruduk kantor desa untuk menuntut pemecatan IS.

    Pertemuan antara warga, Forkopimcam Baturetno, dan Kades Kedungombo berlangsung dengan suasana panas.

    Warga mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap penanganan kasus ini dan menuntut agar tindakan tegas segera diambil.

    Camat Baturetno, Eko Nur Haryono, mengonfirmasi bahwa IS telah dilaporkan oleh warga.

    “Kami akan segera memproses dan melaporkan ke pimpinan Bupati,” kata Eko.

    (TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dokter Fladiniyah Puluhulawa Kembali Viral, Cakar dan Tendang Penjual Martabak di Medan – Halaman all

    Dokter Fladiniyah Puluhulawa Kembali Viral, Cakar dan Tendang Penjual Martabak di Medan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Medan – Seorang dokter muda bernama Fladiniyah Puluhulawa kembali menjadi sorotan publik setelah video penganiayaannya terhadap seorang pekerja makanan martabak viral di media sosial.

    Kejadian tersebut berlangsung di Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, pada Kamis, 19 Desember 2024, sekitar pukul 19.00 WIB.

    Menurut keterangan Fitra Samosir, pekerja yang menjadi korban, Fladiniyah sebelumnya membeli roti bakar di tempatnya bekerja.

    “Sore harinya dia sudah datang membeli roti bakar,” ujar Fitra saat diwawancarai.

    Setelah membeli, pelaku datang kembali dan diduga melempar kotak makanan sebelum melakukan penganiayaan.

    Alasan dia topingnya yang diberikan kurang banyak.

    “Setelah itu, dia tidak ada ngomong, komplain saya langsung mencabik saya, mencakar saya dan menendang.”

    “Saya tanya kenapa kak, masalah apa dan kesalahan apa biar baik-baik,”kata Fitra, Senin (23/12/2024).

    Dampak Penganiayaan

    Akibat serangan tersebut, Fitra mengalami luka di tangan dan kening.

    “Saya mengalami luka di tangan dan kening kena cakar,” ungkapnya.

    Setelah kejadian, Fitra segera melapor ke Polrestabes Medan untuk memproses kasus ini.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan respons terkait laporan yang diajukan oleh korban.

    Fitra mengaku baru mengetahui bahwa pelaku adalah dokter yang sebelumnya viral karena insiden di RSUD Pirngadi Medan.

    Kejadian ini menambah daftar panjang tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh Fladiniyah Puluhulawa, yang sebelumnya juga terlibat dalam insiden serupa di rumah sakit.

    (Tribun-Medan.com/Fredy Santoso)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Fakta Baru Kecelakaan Bus SMP IT Darul Quran di Malang: Korban Tewas hingga Tujuan Perjalanan – Halaman all

    Fakta Baru Kecelakaan Bus SMP IT Darul Quran di Malang: Korban Tewas hingga Tujuan Perjalanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kecelakaan tragis menimpa bus rombongan pelajar SMP IT Darul Quran di Tol Pandaan KM 77, Malang, Jawa Timur pada Senin sore, 23 Desember 2024.

    Kecelakaan ini telah menimbulkan perhatian publik dan menyentuh hati banyak orang.

    Menurut Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, kecelakaan terjadi sekitar pukul 15:40 WIB dalam kondisi cuaca yang mendung, namun belum hujan.

    Kecelakaan bermula dari sebuah truk wing box yang berhenti di bahu jalan karena tidak kuat menanjak di kilometer tersebut.

    Truk itu diganjal dengan balok kayu, namun sayangnya, ganjalan tersebut tidak cukup kuat dan truk pun melaju mundur dengan tidak terkendali.

    Di saat bersamaan, bus rombongan siswa yang melaju dari belakang, dengan nama rombongan tercantum “English Intensive Camp Kampung Inggris FEE Center SMP IT Darul Quran Mulia Putri Bogor”, tidak dapat menghindari tabrakan.

    Kecepatan bus yang cukup tinggi membuat tabrakan tak terhindarkan, menyebabkan kerusakan parah di bagian depan bus, sementara truk mengalami kerusakan berat di bagian belakang sebelah kiri.

    Perwakilan pondok pesantren, Ustadz Abdurrahman, mengungkapkan bahwa ada 40 siswa yang ikut dalam rombongan tersebut.

    Mereka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

    Namun kecelakaan ini juga menyebabkan korban tewas.

    Korban jiwa dalam kecelakaan ini adalah sopir bus, kernet, satu pendamping dari lembaga kursus, dan seorang guru dari SMP IT Darul Quran.

    Tujuan Study Tour

    Para pelajar tersebut berencana untuk memperdalam ilmu Bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri.

    Ini merupakan program yang mereka ajukan secara sukarela dan difasilitasi oleh pihak sekolah.

    “Jadi anak-anak kami ini mengikuti program sukarela. Sifatnya sukarela, tidak diwajibkan, dan pilihan bagi anak-anak,” jelas Ustadz Abdurrahman.

    Siswa yang berangkat duduk di kelas 7-9 SMP.

     “Kelas SMP ini dari berbagai level,” ujarnya.

    Di sisi lain, saat ini, ponpes masih menunggu hasil investigasi pihak kepolisian terkait kronologis pasti insiden ini.

    Korban

    Mengutip TribunJatim.com, selain empat korban tewas, 45 orang lainnya luka-luka.

    Korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSAA) Malang.

    Sementara korban luka dibawa ke RSUD Lawang Malang, RS Lawang Medika Malang, RS Prima Husada Malang, dan RS Prima Husada Sukorejo Pasuruan.

    Seorang relawan Medis, Naufal Zhorifah mengatakan, sebagian besar korban mengalami patah tulang.

    “Ada yang meninggal dunia dan ada yang mengalami luka patah tulang,”

    “Jadi, kami memilah korban mana saja yang terlebih dulu dievakuasi tergantung tingkat keparahannya, dan kebetulan korban yang saya bawa ini dirujuk ke RSSA,” bebernya.

    Ia menceritakan, beberapa korban ada yang perlu dievakuasi secara hati-hati lantaran kondisinya terjepit bodi kendaraan.

    “Tadi, ada korban yang terjepit di dalam bus. Kalau tidak salah, sopir busnya,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, menuturkan empat korban yang tewas tersebut disebabkan karena gegar otak.

    “Penyebab tewas, menurut informasi dari dokter, adalah gegar otak,” jelas Putu, Senin (23/12/2024) malam.

    Mengutip Kompas.com, dari empat korban meninggal, satu di antaranya berjenis kelamin perempuan.

    Empat korban yang tewas tersebut adalah sopir, kernet, dan dua pendamping siswa.

     

  • Rangga Tikam Istrinya karena Tak Dipinjami Uang untuk Judi Online, Mengaku Kesal Ocehan Korban – Halaman all

    Rangga Tikam Istrinya karena Tak Dipinjami Uang untuk Judi Online, Mengaku Kesal Ocehan Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MURATARA – Rangga Saputra (33), warga Desa Maur Baru Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Sumatra Selatan (Sumsel) tikam istrinya Tesi Desmanita (26) hanya karena tak diberi uang untuk main judi online, Minggu (22/12/2024).

    Akibatnya sang istri mengalami luka tusuk di bagian pinggang.

    Dia pun harus dirujuk ke Rumah Sakit AR Bunda di Kota Lubuklinggau untuk penanganan lebih lanjut.

    Pelaku Rangga diamankan oleh Unit PPA Satreskrim Polres Muratara, Minggu (22/12/2024) sekira pukul 12.10 WIB di kediaman Kepala Dusun (Kadus) Desa Bingin Rupit.

    Menurut Kapolres Muratara AKBP Koko Arianto Wardani didampingi Kasat Reskrim, AKP Sofyan Hadi, peristiwa itu terjadi Minggu (22/12/2024) sekira pukul 10.00 WIB.

    Saat itu korban Tesi Desmanita sedang memasak di dapur.

    Tersangka Rangga menghampiri korban dan hendak meminjam uang kepada korban.

    Namun korban tidak mau memberi uang kepada tersangka.

    Alasannya karena suaminya itu suka menghabiskan uang untuk bermain judi online.

    Korban pun marah kepada tersangka sambil berkata ‘aku larai bae, aku dak tahan lagi’. 

    Mendengar ucapan korban tersebut, tersangka langsung mengambil pisau yang berada di dalam lemari.

    Selanjutnya, tersangka duduk di ruang tamu, namun korban masih marah kepada tersangka. 

    Karena kesal dengan ocehan korban, tersangka langsung menuju ke dapur dan menusuk korban sebanyak 1 kali di bagian pinggang hingga pisau yang digunakan menancap di tubuh korban. 

    Setelah korban ditusuk, tersangka lari ke rumah saudara Amri yang terletak di Desa Bingin Rupit. 

    Kemudian tersangka dibawa ke rumah Kadus Desa Bingin Rupit untuk mengamankan diri. 

    Tersangka berhasil diamankan oleh Unit PPA Satreskrim Polres Muratara pada Minggu, 22 Desember 2024 sekira pukul 12.10 WIB di rumah Kadus Desa Bingin Rupit.

    “Selain tersangka, anggota juga mengamankan barang bukti berupa 1 bilah pisau tanpa gagang masih tertancap di tubuh korban dan 1 helai baju warna merah milik korban,” jelas Kasat. 

    Rangga Saputra (33), warga Desa Maur Baru Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Sumatra Selatan (Sumsel) tikam istrinya Tesi Desmanita (26) hanya karena tak diberi uang untuk main judi online, Minggu (22/12/2024). (Dokumen Polisi)

    Kasat menjelaskan, dari hasil penyidikan, tersangka merupakan merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan (curas) dan dinyatakan positif narkoba usai dilakukan tes urine.

    Tersangka dijerat Pasal 44 ayat 2 UU RI NO. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).