Category: Tribunnews.com Regional

  • Dokter Koas Terduga Penganiaya Penjual Roti di Medan Dikembalikan ke Kampus, Tak Akur Dengan Teman – Halaman all

    Dokter Koas Terduga Penganiaya Penjual Roti di Medan Dikembalikan ke Kampus, Tak Akur Dengan Teman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Dokter koas Fladiniyah Puluhulawa menjadi sorotan karena diduga menganiaya seorang tukang roti bakar Fitra Samosir di Jalan Perintis, Kota Medan, Sumatera Utara.

    Fladiniyah pun dilaporkan ke Polrestabes Medan Kamis, 19 Desember 2024.

    Laporan tertuang dalam surat nomor STTLP/B/3609/XII/2024/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut.

    Kabar terbaru, ternyata Fladiniyah Puluhulawa sudah tidak lagi menjadi dokter koas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan.

    Kepala Humas RS Pirngadi Medan Gibson Girsan menjelaskan dokter koas Fladiniyah sudah dikembalikan ke kampusnya.

    Dijelaskan Gibson, hal itu dikarenakan  dokter koas Fladiniyah itu  kerap tak akur dengan rekan-rekannya saat bertugas.

    “Sejak bulan Juli kemarin sudah dikembalikan ke kampusnya untuk pembinaan kembali,” kata Gibson kepada Tribun Medan, Kamis (26/12/2024).

    Meski begitu, Gibson tidak merinci masalah apa yang membuat dokter Fladiniyah tidak harmonis dengan rekan kerjanya.

    “Karena kemarin kurang harmonis dengan teman-teman lainnya,”jelasnya.

    Sebelumnya, beredar di media sosial seorang dokter muda bernama Fladiniyah Puluhulawa menganiaya pekerja kios makanan roti bakar di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan.

    Aksinya pun terekam kamera Closed Cirkuit Television (CCTV) dan viral di media sosial.

    Dalam video, dokter muda yang sempat viral ngamuk-ngamuk di parkiran RSUD Pirngadi Medan beberapa waktu lalu datang ke lokasi dan diduga melempar kotak makanan.

    Kemudian, ia menganiaya seorang pekerja perempuan diduga mencakar dan menendangnya.

    Saat diwawancarai, Fitra Samosir, pekerja yang dianiaya dokter muda tersebut mengatakan kejadian berlangsung pada Kamis 19 Desember lalu, sekira pukul 19:00 WIB. 

    Sebelum datang, sore harinya pelaku sudah datang membeli roti bakar.

    Pelaku membawa dua potong sisa roti bakar yang sudah dibelinya sejak sore tanpa basa-basi melemparkan ke arah korban.

    Kemudian, pelaku mencakar, menjambak rambutnya dan menendangnya.

    “Setelah itu, dia tidak ada ngomong, komplain saya langsung mencabik saya, mencakar saya dan menendang. Saya tanya kenapa kak, masalah apa dan kesalahan apa biar baik-baik,”kata Fitra, Senin (23/12/2024).

    Fitra melanjutkan, setelah menganiaya dirinya, pelaku langsung pergi masuk ke dalam mobilnya.

    Saat Fitra mengejar dan menanyakan apa kesalahannya supaya menunggu bosnya jika ada kesalahan, pelaku langsung menolak.

    Namun sebelum pergi, dia diduga sempat berkata alasannya ngamuk karena toping roti bakar Bandung yang dibelinya terlalu sedikit.

    “Sebelumnya dia memesan roti bakar bandung rasa cokelat keju. Alasan dia topingnya kurang banyak,” ujarnya.

    Akibat dianiaya, Fitra mengalami luka di tangan dan kening akibat dicakar.

    Korban pun, setelah kejadian langsung melapor ke Polrestabes Medan supaya pelaku bisa diproses.

    Ia baru mengetahui pelaku adalah dokter yang sempat viral setelah diberitahu pembeli lainnya.

    Sepengetahuan korban, pelaku baru membeli makanan di tempatnya bekerja sebanyak 3-4 kali.

    “Setelah kejadian itu, banyak yang bilang kalau dia itu dokter yang pernah ngamuk di RS Pirngadi. Saya mengalami luka di tangan dan kening kena cakar juga,” ucapnya.

    Diketahui, Dokter koas Fladiniyah ini sebelumnya juga sempat viral pada April 2023 lalu lantaran cekcok dengan pengunjung di parkiran RS Pirngadi Medan. Namun, kasus tersebut berakhir damai.

    Kombes Gidion Memberikan Semangat

    Terpisah, Kapolrestabes Medan Kombes Gidion pun menemui bertemu Fitra Samosir, Kamis (26/12/2024). 

    Kapolres berbincang santai, menanyakan keadaannya setelah dianiaya Fladiniyah.

    Kapolres sempat menikmati roti bakar Fitra Samosir. 

    “Sudah sehat, coba lihat yang luka,” kata Kombes Gidion. 

    Duduk satu meja, Gidion memastikan bagaimana keadaan Fitra Samosir. 

    “Apalagi yang ingin kamu sampaikan?” tanya Kombes Gidion. 

    Fitra Samosir merasa sangat bersyukur, kasus yang menimpa dirinya mendapat perhatian langsung Kapolrestabes. Dia berharap pelaku ditindak seadil-adilnya. 

    “Terima kasih banyak, Bapak. Sudah datang dan memberi perhatian. Semoga kasus ini ditindaklanjuti,” katanya. 

    “Oke selamat bekerja kembali, sehat-sehat selalu, tetap semangat. Hidup roti bakery Fitra. Saya pamit ya,” kata Gidion menimpali. 

    Saat temu pers, Gidion mengatakan secara normatif korban sudah membuat laporan polisi dan ada Kanit PPA sudah menindaklanjuti. 

    “Kedatangan saya ke sini saya berempati, memastikan kondisi fisik dan psikologi korban yang membaik. Melaksanakan kegiatan sehari-hari, dan jangan ada rasa takut. Kasus ini kami pastikan akan selesai dengan baik,” katanya. 

    Pastikan Diproses dan Bukti Sudah Dikantongi Polisi

    Diketahui Laporan tersebut telah dicatat Polrestabes Medan dengan nomor STTLP/B/3609/XII/2024/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara.

    Namun terlapor belum ditahan, meski sudah cukup bukti. 

    “Hari senin dipanggil terlapor, dan kita akan melakukan pendamping psikologis kepada yang bersangkutan (dokter koas Fladiniyah), karena sudah berulang, meskipun tidak ada korelasi antara pendamping psikologi dan proses hukumnya,” kata Kapolrestabes Medan. 

    “Terkait latar belakangnya belum ada, itu nanti jadi pengayaan kita dalam proses hukumnya. Bukti sudah ada keterangan korban, CCTV, itu sudah cukup melakukan konfirmasi. Soal RJ  (Restrotif Justice) itu tergantung Fitra (korban), tapi kami tetap normatif jalankan prosedur. Laporannya penganiayaan. Jadi unsur konstruksi pidananya menyebabkan korban terhambat kerja sehari-hari (2 hari) itu cukup untuk memberatkan,” kata Kapolrestabes Medan. 

    Penulis: Anisa Rahmadani

  • Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh dari Lantai 2 Gymnasium, Penyebab Didalami – Halaman all

    Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh dari Lantai 2 Gymnasium, Penyebab Didalami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai dua Gedung Gymnasium UPI.

    Kejadian ini terjadi pada Kamis (26/12/2024) dan hingga saat ini penyebabnya masih dalam penyelidikan.

    Menurut informasi yang diperoleh, sekira pukul 15.00 WIB, dua saksi bernama Fajri dan Daffa sedang berada di Gedung Gymnasium untuk membuat tugas video basket.

    Ketika mereka naik ke lantai dua, mereka mendapati korban, Ajeng Mahromatussadiyyah, dalam keadaan telungkup dengan kepala bercucuran darah dan tertutup kerudung.

    Saksi segera melaporkan kejadian tersebut kepada pengelola gedung dan pihak kepolisian.

    Kapolsek Sukasari, AKP Ni Wayan Mirasni, menjelaskan tim kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan jenazah korban telah dibawa ke RS Sartika Asih.

    Pihak kepolisian masih mendalami kronologis dan latar belakang tewasnya mahasiswi UPI.

    “Dugaan-dugaan belum bisa kami sampaikan karena masih dilakukan pendalaman,” ungkapnya.

    Polisi juga berencana untuk menggali informasi lebih lanjut dari teman-teman almarhumah dan keluarganya.

    “Kami belum tahu siapa teman-temannya dan apakah ada permasalahan yang perlu ditelusuri,” tambah Kapolsek.

    Profil Korban

    Ajeng Mahromatussadiyyah adalah mahasiswi berprestasi yang terdaftar di Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, angkatan 2021, program studi Pendidikan Masyarakat S1.

    Ia merupakan alumnus SMAN 1 Cikalongwetan, Bandung Barat, dan putri dari pasangan Sidik Permana Syahid dan Sumarni.

    Pihak UPI melalui Kepala Kantor Hubungan Masyarakat, Prof. Suhendra, juga mengonfirmasi kejadian ini dan menyatakan mereka sedang berkoordinasi dengan tim UPT K3 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

    “Latar belakang kejadiannya belum diketahui,” ujarnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 3 Tersangka Pemerasan Dokter Aulia Belum Ditahan, Undip dan IDI Beri Bantuan Hukum untuk Tersangka – Halaman all

    3 Tersangka Pemerasan Dokter Aulia Belum Ditahan, Undip dan IDI Beri Bantuan Hukum untuk Tersangka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polda Jawa Tengah menetapkan tiga tersangka dalam kasus pemerasan terhadap dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah.

    Diduga dokter Aulia tak kuat menjalani PPDS Anestesi di Undip dan memilih mengakhiri hidupnya.

    Jasad korban ditemukan di kamar kosnya di Semarang, Jawa Tengah pada Senin (12/8/2024).

    Ketiga tersangka pemerasan adalah TEN, Ketua Program Studi (Prodi) Anestesiologi Fakultas Kedokteran Undip, SM, kepala staf medis kependidikan prodi Anestesiologi Undip, dan ZYA, senior dokter Aulia.

    Hingga kini ketiga tersangka belum ditahan dan belum mendapat sanksi dari pihak Undip.

    Kuasa hukum keluarga dokter Aulia, Misyal Achmad, meminta Polda Jateng segera menahan ketiga tersangka agar tak ada barang bukti yang hilang.

    Menurutnya, ada upaya intimidasi yang dilakukan para tersangka kepada saksi sehingga penyelidikan kasus ini lamban.

    Bahkan, ada saksi yang mencabut keterangannya setelah diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng. 

    “Kalau mereka (para tersangka) terus dibiarkan di luar, nanti saksi ini bakal diintimidasi sama mereka lagi.” 

    “Polisi berhak tidak menahan kalau yakin para tersangka tidak menghilangkan barang bukti dan sebagainya,” bebernya, Rabu (25/12/2024), dikutip dari TribunJateng.com.

    Selain tak ditahan, ketiga tersangka juga masih aktif bekerja di Undip.

    Ia berharap pimpinan Undip menonaktifkan para tersangka terlebih dahulu untuk mempermudah proses hukum.

    “Mereka baru diberhentikan setelah mereka ditahan,” imbuhnya.

    Tersangka TEN dan ZYA juga masih aktif dalam keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

    Misyal Achmad mengungkapkan pihak Undip sejak awal membantah adanya perundungan terhadap dokter Aulia.

    “Dari pertama kasus ini muncul mereka (Undip) enggak mengakui kalau ada bullying dan pemerasan. Jadi biarkan saja, itu versi mereka. Kita buktikan ending-nya di Pengadilan,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Hukum Undip, Yunanto, menyatakan ketiga tersangka tidak bersalah dan kampus akan memberikan pendampingan hukum.

    “Kami komitmen membantu mereka karena dari awal mereka tidak salah,” tegasnya, Rabu (25/12/2024).

    Ketiga tersangka telah berkonsultasi tentang status hukum mereka.

    “Secara teknis kita komunikasi dengan pihak kampus,” sambungnya.

    Hal yang sama juga diungkapkan Ketua IDI Jateng Telogo Wismo Agung Durmanto yang akan mendampingi proses hukum dokter TEN dan ZYA.

    Meski dokter Aulia tercatat sebagai anggota IDI, keluarganya tak membuat laporan kepada pengurus IDI.

    “Kami bisa mengetahui anggota terlibat sebuah masalah jika melapor. Kalau tidak melapor kami tidak tahu,” katanya.

    Menurutnya, langkah hukum yang diambil IDI sudah sesuai dengan anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART).

    “Soal membantunya sampai di ranah mana, itu terserah yang bersangkutan,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Peran 3 Dokter Tersangka Pemerasan Mahasiswi PPDS Undip Semarang, Kuasa Hukum: Segera Ditahan!

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Raka F Pujangga)

  • Jeritan Ibunda Iptu Tomi Marbun, Rayakan Natal Tanpa Kehadiran Putranya yang Hilang di Teluk Bintuni – Halaman all

    Jeritan Ibunda Iptu Tomi Marbun, Rayakan Natal Tanpa Kehadiran Putranya yang Hilang di Teluk Bintuni – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SIANTAR – Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Papua Barat Iptu Tomi Samuel Marbun hingga saat ini belum ditemukan setelah dilaporkan hilang pada 18 Desember 2024.

    Iptu Tomi Samuel Marbun dilaporkan tergelincir dan hanyut terbawa derasnya arus Sungai Rawara, Distrik Maskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni saat mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

    Elfrida br Gultom pun tak kuasa menahan kesedihannya karena harus merayakan natal tanpa kehadiran Iptu Tomi Samuel Marbun.

    Ia berharap putranya segera ditemukan.

    Bahkan ia pun memohon kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolda Irjen Pol Jhonny Edison Isir untuk memaksimalkan pencarian terhadap putranya.

    “Saya ibu dari Iptu Samuel Marbun bermohon kepada bapak, dengarkan jeritan kami bapak, jeritan seorang ibu, pak. Dengan keberadaan anak kami yang sampai saat ini belum ditemukan,” kata Elfrida di kediamannya Jalan Dalil Tani, Kelurahan Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Pematang Siantar, Sumatera Utara, Sabtu (21/12/2024), Kamis (26/12/2024). 

    “Anak kami Tomi Samuel Marbun bekerja untuk negara dengan mengejar KKB. Tolong bapak turunkan tim, tambah personel untuk mencari keberadaan anak kami ini,” kata Elfrida. 

    Elfrida pun menyampaikan selama hampir delapan hari berlalu, ia dan keluarga tak mendapatkan perkembangan apapun dari tim pencarian.

    Ia pun berharap Presiden Prabowo melalui Kapolri bisa menambah personel baik udara maupun darat.

    Kronologis Hilangnya Kasat Reskrim Iptu Tomi Samuel Marbun

    Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat, Kombes Ongky Isgunawan mengungkap kronologis hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun.

    Saat itu personel gabungan TNI-Polri melakukan pergerakan untuk menangkap buronan KKB di Kampung Meyah Lama.

    “Pergeseran pasukan TNI-Polri untuk mengejar dan menangkap buron KKB dimulai 15 Desember dengan titik awal di Kampung Argosigemerai SP 5, Teluk Bintuni,” Ongky Isgunawan di Manokwari, Minggu (22/12/2024). 

    Pada 16 Desember 2024, pasukan tiba di kali Meyerga selanjutnya berjalan kaki menuju kali Biru melewati gunung Meyerga. 

    “Pada 17 Desember 2024, perjalanan dilanjutkan menuju kali Cempedak, sebagian tim stand by dan sebagian tim bergerak ke Kampung Meyah Lama, lokasi pos KKB pimpinan Marten Aikinggin,” kata Ongky Isgunawan. 

    Pada 18 Desember pukul 06.30 WIT, tim memantau wilayah menggunakan drone di sekitar kebun milik Marten Aikinggin.

    Setelah terdeteksi keberadaannya, personil gabungan bergerak menuju kebun di seberang kali Rawara.

    “Dalam perjalanan menuju target lokasi, Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomi S Marbun tergelincir kemudian hanyut terbawa derasnya arus kali Rawara,” ucap Ongky Isgunawan.

    Tim yang belum berhasil menyeberang mencari Tomi S Marbun, sementara tim yang sudah berhasil melewati kali Rawara melanjutkan perjalanan menuju Dusun Sagu Kampung Meyah Lama. 

    “Sekira pukul 08.00 WIT Rabu (18/12) terjadi kontak tembak yang mengakibatkan Marthen Aikinggin tewas,” ujarnya. 

    Kabid Humas membenarkan bahwa pencarian Kampung Meyah Lama masih terus berlangsung.

    Ia mengatakan Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wachid, bersama personil gabungan TNI-Polri serta elemen SAR dibantu dengan helikopter milik Baharkam Polri serta 1 heli lainnya masih melakukan pencarian Kampung Meyah Lama.

    “Kami akan terus berusaha secara maksimal. Mohon doa dari seluruh masyarakat agar Iptu Tomi Marbun, seorang pejuang Merah Putih NKRI dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” katanya.

    (Tribunmedan.com/ Alija Magribi/ Tribunpapuabarat.com/ Hans Arnold Kapisa)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Delapan Hari Iptu Tomi Marbun Hilang, Sang Ibu Minta Presiden Temukan Putranya

  • Nasib Apes Sopir Bus Maut di Tol Cipularang, Baru Sebulan Kerja, Tahun Lalu Busnya Jatuh ke Jurang – Halaman all

    Nasib Apes Sopir Bus Maut di Tol Cipularang, Baru Sebulan Kerja, Tahun Lalu Busnya Jatuh ke Jurang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan maut terjadi di Tol Cipularang KM 80 B, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (26/12/2024) sekitar pukul 02.15 WIB.

    Insiden itu melibatkan bus PO Qonita bernomor polisi B 7363 NGA dan truk pengangkut batu kerikil.

    Bus yang dikemudikan oleh Romyani (56) membawa rombongan peziarah asal Tangerang, Banten.

    Kejadian itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.

    Sopir bus, Romyani, sempat melarikan diri setelah kejadian, namun berhasil diamankan.

    Kini, Romyani menjalani pemeriksaan di Polres Purwakarta guna mengetahui penyebab kecelakaan maut tersebut.

    “Termasuk tes urine,” kata Kasat Lantas Polres Purwakarta, AKP Dadang Supriadi, Kamis, dilansir TribunJabar.id.

    Romyani diketahui baru sebulan bekerja sebagai sopir bus PO Qonita. 

    “Baru bekerja satu bulan, sebelumnya kerja di PO bus lain,” kata sopir bus PO Qonita lainnya yang enggan disebutkan namanya.

    Romyani sebelumnya bekerja sebagai sopir di PO Bus Duta Wisata.

    Saat bekerja di PO bus tersebut, Romyani juga sempat mengalami insiden maut.

    Peristiwa itu terjadi saat dirinya mengemudikan bus yang membawa rombongan ziarah warga Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang, Minggu (7/5/2023).

    Bus rombongan ziarah itu jatuh ke sungai di area Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

    Kala itu, Romyani sedang tidak berada di balik kemudi saat bus tiba-tiba melaju tanpa kendali.

    Sebelum kejadian, bus sedang dipanaskan di jalur yang menurun, karena hendak melanjutkan perjalanan ke Pekalongan.

    Romyani mengaku sudah memasang rem tangan dan memberikan ganjal di ban.

    Namun, tiba-tiba bus melaju tanpa kendali.

    “Saya di belakang mobil, habis mandi. Itu kan mau berangkat, saya ngobrol sama panitia. Saya kaget, saya bengong,” ungkapnya saat itu.

    Insiden itu mengakibatkan satu penumpang bus meninggal dunia.

    Atas kejadian itu, Romyani ditetapkan sebagai tersangka pada 11 Mei 2023. Romyani dan kernetnya kemudian ditahan di Markas Pilres Tegal.

    Namun, pada Selasa (23/12/2023), Polres Tegal mengabulkan pengajuan penangguhan penahanan sopir dan kernet bus pariwisata tersebut.

    “Terima kasih saya ucapkan kepada para netizen, berkat dukungan dan support kepada saya, alhamdulillah saya sudah bisa keluar (dari tahanan),” ujar Romyani dalam video yang diterima Kompas.com, Selasa (23/5/2023).

    Kronologi Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

    Adapun kecelakaan maut bus PO Qonita di Tol Cipulatang bermula saat bus melaju dari arah Bandung menuju Jakarta.

    Setibanya di lokasi kejadian, bus yang membawa rombongan peziarah menabrak bagian belakang truk yang melaju di depannya.

    Akibatnya, bus ringsek di bagian depan. Dua orang dinyatakan meninggal, sedangkan 56 lainnya luka-luka.

    “Kendaraan bus melaju seperti biasa, tiba-tiba menabrak bagian belakang truk yang mengangkut batu kerikil,” ujar Kepala Induk PJR Tol Cipularang, Kompol Joko.

    Hingga kini, penyebab pasti kecelakaan masih didalami.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Romyani Sopir Bus Rombongan Ziarah Kecelakaan di Cipularang, Tahun Lalu Busnya Jatuh ke Sungai

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Salma Dinda Regina, Kompas.com/Firda Janati)

  • Sosok Pelaku Pengadang Mobil Kajari Kediri, Ingin Ingatkan Prosedur Penggunaan Mobil Dinas – Halaman all

    Sosok Pelaku Pengadang Mobil Kajari Kediri, Ingin Ingatkan Prosedur Penggunaan Mobil Dinas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Video pengadangan terhadap Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Pradhana Probo Setyarjo, viral di media sosial.

    Pradhana Probo Setyarjo dihadang dua pemotor saat menggunakan mobil dinas bersama keluarganya pada Senin (23/12/2024) malam.

    Lantaran merasa terancam, Pradhana Probo Setyarjo meletuskan tembakan peringatan ke arah langit.

    Suara tembakan sempat mengagetkan warga yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kota Kediri.

    Polres Kediri mengamankan dua pemotor bernama Hikmawan Fendi Laksono (33) dan Ahmad Masliyanto (42).

    Mereka merupakan warga Kediri yang menjadi anggota sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM).

    Kasat Reskrim Polres Kediri Kota, AKP Fathur Rozikin, mengatakan Pradhana Probo Setyarjo telah diperiksa sebagai pelapor.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua pihak tak saling kenal dan aksi pengadangan mobil dilakukan secara spontan.

    “Di pertigaan depan SMPN Jalan Diponegoro itu (mobil Kajari) dibuntuti,” ungkapnya, Kamis (26/12/2024).

    Kedua pelaku yang sedang dalam pengaruh alkohol mengejar mobil berpelat merah tersebut.

    Motif pengadangan yakni pelaku ingin menegur penggunaan mobil dinas di luar jam kerja.

    “Motifnya untuk mengetahui alasan penggunaan operasional mobil dinas malam hari,” tukasnya.

    Meski berstatus anggota LSM, aksi pengadangan dilakukan atas inisiatif pribadi.

    “Pas di simpang tiga Jalan Imam Bonjol itu mobil berhenti, lalu seorang pengendara motor menarik pengemudi mobil keluar dan satunya lagi memvideo,” terangnya.

    Sempat terjadi baku hantam antara kedua pihak yang berakhir dengan tembakan peringatan yang diletuskan Pradhana Probo Setyarjo.

    “Makanya dengan sangat terpaksa itu tembakan peringatan, agar pelaku menghentikan aksinya,” sambungnya.

    Anak-anak Pradhana Probo Setyarjo yang berada di dalam mobil trauma melihat aksi penghadangan hingga tembakan peringatan.

    Sebelumnya, Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, mengatakan insiden tembakan peringatan terjadi saat Pradhana Probo Setyarjo dan keluarga melintasi Jalan Imam Bonjol, Kota Kediri.

    “Rombongan keluarga Kajari Kabupaten Kediri berkendara di Jalan Imam Bonjol. Tiba-tiba, dua pengendara motor berboncengan sambil berteriak ‘berhenti, berhenti’, namun tidak dihiraukan,” paparnya, Selasa (24/12/2024), dikutip dari TribunMataraman.com.

    Meski melakukan tembakan peringatan di tengah keramaian, penyidik menyatakan kepemilikan senjata api oleh Pradhana Probo Setyarjo sudah sesuai prosedur.

    Sementara itu, Kasi Intelijen Kejari Kabupaten Kediri, Iwan Nuzuardi, menyatakan kedua pelaku melontarkan kata-kata ancaman dan menghadang laju mobil.

    “Pak Kajari kaget, apalagi saat itu beliau bersama keluarga. Melihat situasi yang mengancam keselamatan dirinya dan keluarganya, beliau akhirnya mengeluarkan senjata api dan melepaskan tembakan peringatan ke udara,” tuturnya.

    Akibat kejadian itu, istri Pradhana Probo Setyarjo dan anaknya mengalami trauma.

    “Anak-anak, terutama yang perempuan berusia tujuh tahun, pasti merasa takut. Namun, alhamdulillah, Pak Kajari tidak mengalami luka serius,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMataraman.com dengan judul Update Terkini Viral Keributan Kajari Kediri Hingga Letuskan Senpi: Pelaku Ditangkap Diduga Mabuk

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMataraman.com/Luthfi Husnika) (Kompas.com/Agus Fauzul)

  • Pria di Palembang Dituduh Curi HP oleh Oknum Dokter, Ngaku Dicaci dan Dihina di Depan Umum – Halaman all

    Pria di Palembang Dituduh Curi HP oleh Oknum Dokter, Ngaku Dicaci dan Dihina di Depan Umum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hermanto (50), seorang pria yang dituduh mencuri handphone (HP) oleh oknum dokter di Palembang, Sumatra Selatan mengaku mengalami penghinaan dan cacian dalam insiden tersebut.

    Kasus ini menjadi viral setelah Hermanto mengungkapkan pengalamannya di media sosial.

    Peristiwa ini terjadi pada Selasa (24/12/2024) sekira pukul 11.00 WIB.

    Hermanto sedang dalam perjalanan untuk membeli durian pesanan adiknya yang akan diantar ke Rumah Makan Pindang Musi Rawas di Jalan Angkatan 45.

    Saat di jalan, ia menemukan sebuah HP tergeletak dan memutuskan untuk membawanya sambil menunggu pemiliknya menghubungi.

    “Saya mau beli durian ke pasar titipan adik, terus diminta diantar ke Pindang Musi Rawas,” ujar Hermanto.

    Sesampainya di rumah makan, ia meminta karyawan untuk mengangkat telepon dari pemilik HP tersebut.

    Namun, saat pemiliknya tiba, Hermanto malah dicaci maki dan dituduh sebagai pencuri.

    “Saya bilang kalau yang punya handphone menelpon, angkat dan bilang saya menemukan HP-nya. Namun, belum selesai kami bicara, dia datang. Saya dicaci-maki, dan dihina. Dia menuduh saya maling,” jelas Hermanto.

    Merasa malu dan tertekan dengan tuduhan tersebut, Hermanto mengusir oknum dokter yang datang berempat ke rumah makan.

    “Karena posisi rumah makan waktu itu ramai, saya usir dia,” tambahnya.

    Hermanto kini menunggu iktikad baik dari oknum dokter tersebut untuk meminta maaf.

    “Kami tunggu 1×24 jam, tapi sudah lewat. Paling tidak hari ini harus ada permintaan maaf dari yang bersangkutan,” tegasnya.

    Kasus ini menarik perhatian anggota DPRD Kota Palembang, Mgs H Syaiful Padli, yang turun tangan untuk mengawal proses penyelesaian.

    Bahkan Kadinkes bakal langsung berkoordinasi meminta keterangan Kepala Puskesmas 23 Ilir Palembang.

    “Jadi benar ada japri (DM) kami, dan sekarang kami menunggu hasil dari Kadis dari penjelasan Kepala Puskesmas terkait hal tersebut,” terangnya.

    Syaiful berharap permasalahan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak mengganggu pelayanan Puskesmas di masa mendatang.

    “Intinya kita tidak ingin hal ini mengganggu pelayanan Puskesmas,” tegasnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Balita yang Hanyut di Selokan Belum Ditemukan, Ortu Asuh Berjibaku Cari Sampai Subuh: Ikut Nyemplung – Halaman all

    Balita yang Hanyut di Selokan Belum Ditemukan, Ortu Asuh Berjibaku Cari Sampai Subuh: Ikut Nyemplung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – MR, balita berusia 3,5 tahun di Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, hanyut ketika terjun ke selokan saat bermain hujan, Selasa (24/12/2024).

    Video detik-detik bocah itu terseret arus selokan viral di media sosial.

    Hingga pencarian hari ketiga, Kamis (26/12/2024), korban belum juga ditemukan. Ayah asuh korban, Wibi Harianto pun gelisah.

    Ia turut berjibaku, berenang mencari tubuh kecil anak asuhnya.

    Saat kejadian, Wibi tengah bekerja di kawasan perumahan Surabaya Barat.

    Wibi pun terhenyak saat mendapat kabar dari sang istri, anak asuhnya hanyut ke selokan.

    Tanpa pikir panjang, Wibi langsung tancap gas ke lokasi tempat korban hanyut.

    “Saya langsung ikut nyemplung (menceburkan diri mencari korban),” ujarnya, Kamis, dilansir TribunJatim.com.

    Sejak Selasa sore hingga kini, Wibi tak berhenti mencari MR. Ia ingin anak asuhnya segera ditemukan.

    “Informasi dari petugas akan dicari selama satu pekan, tapi kami optimis akan ditemukan lebih cepat. Mohon doanya,” ungkapnya.

    Wibi mengungkapkan, keluarganya dalam satu tempat kos terus melakukan pencarian hingga dini hari.

    Bahkan, mereka tidak bisa tidur karena merasa kehilangan korban.

    “Sampai subuh tadi, baru pulang mencari, sekitar pukul 04.00 WIB, enggak bisa tidur semua satu rumah.”

    “Cari di selokan enggak ada, padahal dalamnya itu ukurannya enggak sampai 50 sentimeter,” jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

    Diketahui, Wibi merupakan orang tua asuh MR sejak usia bocah itu masih 8 bulan.

    Sementara, orang tua kandung MR merupakan warga Kabupaten Pasuruan, merantau ke Malaysia.

    Selama ini, Wibi telah menganggap MR seperti anaknya sendiri.

    “Kami juga punya anak kandung yang seumuran dengannya, sudah seperti saudara,” ujarnya.

    Selama hampir tiga tahun, Wibi bersama sang istri membesarkan MR dengan penuh kasih sayang.

    “Dia sudah bisa sedikit ngomong. Bapak dan Mamak. Anaknya lincah,” urainya.

    Sementara itu, proses pencarian MR sudah memasuki hari ketiga, Kamis.

    Di hari ketiga pencarian, tim menerjunkan drone hingga menyiapkan manuver perahu karet di Kali Makmur yang merupakan pusat lokasi pencarian.

    Berdasarkan pantauan TribunJatim.com di lokasi, beberapa petugas terlihat beberapa kali memutari sungai.

    Tim juga melakukan manuver dengan memutar perahu karet di titik yang sama beberapa kali, sehingga membuat pusaran air.

    Manuver itu bertujuan mengurai lumpur di dasar sungai yang diharapkan bisa mengangkat korban dari dalam air.

    Demikian disampaikan Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya, Eko Apriyanto.

    “Kita melakukan manuver untuk membuat ombak, sehingga kalau korban tertimbun lumpur, bisa terurai, sehingga bisa naik,” katanya.

    Selain itu, tim juga memantau dari udara melalui drone.

    Drone menyisir area Kali Makmur yang tertutup tanaman enceng gondok.

    Meski telah dilakukan pembersihan enceng gondok menggunakan alat berat, masih ada beberapa bagian permukaan lain yang dipenuhi tanaman air itu.

    Drone akan mencari titik yang kemungkinan menjadi lokasi korban berada. Satu di antara indikatornya adalah berkumpulnya lalat.

    “Sebab biasanya kalau sudah masuk hari ketiga dan keempat, berpotensi terjadi pembusukan,” urainya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Balita Hanyut di Selokan Surabaya Tinggal Bersama Orangtua Asuh, Ayah-Ibu Merantau ke Malaysia

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Bobby Constantine Koloway, Kompas.com/Andhi Dwi Setiawan)

  • Istri Jadi TKW, Suami Malah Nekat Rampok Toko Emas di Banyumas Demi Nikahi Selingkuhan – Halaman all

    Istri Jadi TKW, Suami Malah Nekat Rampok Toko Emas di Banyumas Demi Nikahi Selingkuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkap motif di balik perampokan toko emas di kompleks Pasar Kemukusan, Desa Ciberem, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang terjadi pada 19 Desember 2024. 

    Pelaku, AYS (37), mengaku nekat melakukan aksi tersebut untuk modal menikahi selingkuhannya.

    Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan, menjelaskan istri pelaku merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri.

    “Keterangan awal pelaku menyebutkan bahwa dia ingin menyiapkan pernikahan dengan pacarnya,” ungkap Andryansyah dalam konferensi pers di Mapolresta Banyumas, Selasa (24/12/2024).

    Perampokan terjadi pada siang hari, tepatnya pukul 12.00 WIB, di Toko Emas Rejeki.

    AYS yang tinggal di Surabaya, memilih toko tersebut setelah mencari informasi melalui Google Maps.

    “Cari di google maps, (akhirnya memilih toko emas di kompleks Pasar Kemukusan) karena tidak ada teralis pengamannya,” ujar AYS saat ditanya wartawan.

    Dalam aksinya, AYS datang dengan mengenakan jaket ojek online dan berpura-pura menjadi pembeli.

    Ia membawa senjata dan mengancam karyawan toko.

    “Ambilin, kalau tidak saya tembak,” ancam AYS, menurut Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Ari Wibowo.

    Setelah menembakkan air gun ke arah karyawan toko yang meleset, pelaku membawa kabur 26 kalung emas dengan berat total 279 gram, senilai Rp 153 juta.

    Penangkapan Pelaku

    Pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor Kawasaki KLX ke arah Kecamatan Kembaran.

    Meskipun beberapa warga berusaha mengejar, AYS berhasil lolos.

    Namun, setelah penyelidikan, polisi menangkapnya di tempat kos di Surabaya pada Minggu (22/12/2024)

    Penangkapan dilakukan di Jalan Wiyung Indah 1 Nomor 42, Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya, Jawa Timur.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Balita yang Hanyut di Selokan Belum Ditemukan, Ortu Asuh Berjibaku Cari Sampai Subuh: Ikut Nyemplung – Halaman all

    Upaya Pencarian MR, Bocah yang Terseret Arus Selokan di Surabaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – MR, seorang bocah berusia 3,5 tahun, terseret arus banjir di kawasan Jalan Babatan Menganti Gang 2F, Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/12/2024) sore. 

    Kejadian ini terjadi saat hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.

    MR, yang sedang bermain air bersama teman-temannya, tiba-tiba terjatuh ke dalam selokan yang meluap.

    Wibi Harianto, orangtua asuh MR, mengungkapkan ia mengasuh MR sejak usia 8 bulan.

    “Dia sudah kami anggap anak sendiri. Kami juga punya anak kandung yang seumuran dengannya, sudah seperti saudara,” kata Wibi saat ditemui  Rabu (25/12/2024).

    Setelah mendengar kabar tentang MR, Wibi yang sedang bekerja di kawasan perumahan Surabaya Barat langsung bergegas untuk mencari anak asuhnya.

    “Saya langsung ikut nyemplung (menceburkan diri) mencari anaknya,” ungkapnya.

    Pencarian dilakukan di Kali Makmur, sekira 2 kilometer dari kediamannya, di mana diduga MR terbawa arus.

    Wibi dan Ghofur, paman MR, bersama anggota keluarga lainnya tidak berhenti mencari sejak Selasa sore hingga Rabu siang.

    “Saya sampai ikut masuk gorong-gorong dan saluran air, tapi masih belum ditemukan,” kata Ghofur.

    Kondisi Lingkungan

    Ketua RT 8 RW 2, Ainul, menjelaskan daerah perkampungan tersebut seringkali menjadi langganan banjir. Saat hujan deras, arus air begitu kencang.

    “Saluran di sini memang sering banjir, bisa sampai semata kaki karena memang dapat kiriman dari sana. Namun cepat kering,” katanya menunjuk area RT tetangga.

    Ainul juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama saat hujan.

    Penanganan oleh Pihak Berwenang

    Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus Sumbono, membenarkan insiden tersebut dan menyatakan pihaknya bersama instansi terkait seperti BPBD dan SAR sedang melakukan pencarian.

    “Mohon bersabar, kami masih melakukan pencarian,” ujarnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).