Category: Tribunnews.com Regional

  • Penangkapan Terduga Teroris di Tasikmalaya oleh Densus 88, Ketua RT Awalnya Kira Kasus Curanmor – Halaman all

    Penangkapan Terduga Teroris di Tasikmalaya oleh Densus 88, Ketua RT Awalnya Kira Kasus Curanmor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tim Densus 88 mengamankan seorang terduga teroris di Kampung Urug, Desa Jayaratu, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

    Penangkapan ini dilakukan pada Jumat (27/12/2024) siang dan melibatkan penggeledahan di rumah terduga pelaku.

    Ketua RT 02 Kampung Urug, Zenal Arifin, memberikan keterangan mengenai peristiwa tersebut.

    Zenal menyatakan ia turut hadir saat proses penggeledahan berlangsung.

    “Tadi hanya kesaksian saja, saya juga ikut penggeledahan di kediaman warganya,” ujar Zenal saat ditemui di Polres Tasikmalaya.

    Zenal menjelaskan rumah yang digeledah merupakan milik seorang ustaz yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang asongan yang berkeliling ke sekolah-sekolah.

    “Mungkin temannya, dan untuk pemilik rumah berprofesi setiap harinya dagang asongan keliling ke sekolah,” ungkapnya.

    Dalam penggeledahan tersebut, petugas Densus 88 mengamankan satu dus buku dari rumah terduga teroris.

    Zenal mengaku tidak mengetahui dengan pasti isi dari buku-buku tersebut dan tidak mengetahui kasus apa yang sedang diusut oleh pihak berwenang.

    “Bawa buku banyak, ada sekitar satu dus dan saya tidak sempat baca. Saya kurang tahu pas diamankan kasus apa,” pungkasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, terduga teroris masih berada di Mako Polres Tasikmalaya untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Zenal awalnya mengira kehadiran polisi terkait kasus pencurian kendaraan bermotor, berdasarkan informasi dari warga sekitar.

    “Malah saya awalnya mengira ada curanmor, karena banyak petugas polisi,” jelasnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pengakuan Korban Penganiayaan Oknum Polisi di Medan, Dimasukkan ke Mobil lalu Dipukuli – Halaman all

    Pengakuan Korban Penganiayaan Oknum Polisi di Medan, Dimasukkan ke Mobil lalu Dipukuli – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tiga warga menjadi korban penganiayaan oleh personel Satreskrim Polrestabes Medan.

    Salah satu dari mereka, Budianto Sitepu (42), meninggal dunia setelah ditahan di sel Satreskrim.

    Penganiayaan ini terjadi di sebuah warung tuak di Jalan Horas, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Selasa (24/12/2024) malam.

    Dedi Sugiarto Pasaribu, salah satu korban, menjelaskan mereka didatangi oleh Panit Resmob Polrestabes Medan, Ipda ID, beserta sejumlah anggotanya.

    Ketika itu, Ipda ID dan anggotanya terlibat cekcok dengan Budianto, yang berujung pada penganiayaan.

    “Lalu saya dimasukan ke dalam mobil, dan juga dipukuli. Di TKP sudah dipukuli,” ungkap Dedi saat diwawancarai oleh Tribun-Medan.com, Jumat (27/12/2024).

    Setibanya di Polrestabes Medan, Dedi melihat kondisi Budianto sudah bonyok akibat penganiayaan oleh anak buah Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba.

    Setelah beberapa waktu ditahan, Budianto pingsan dan dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

    Sayangnya, ia kemudian mendapatkan kabar Budianto meninggal dunia.

    Dedi dan temannya, Girin, dibebaskan setelah dua hari ditahan, meskipun tidak jelas alasan penangkapan dan penahanan mereka.

    “Ada kami tanda tangan surat, cuma nggak dikasih baca isinya. Katanya perintah Kanit, cuma ada mewakili keluarga Kadus, ini juga nggak dibacanya isi suratnya,” pungkas Dedi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 7 Oknum Polisi di Medan Diduga Aniaya Tahanan hingga Tewas, Korban Ditangkap saat Mabuk – Halaman all

    7 Oknum Polisi di Medan Diduga Aniaya Tahanan hingga Tewas, Korban Ditangkap saat Mabuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Budianto Sitepu (42), warga Deliserdang, Sumatra Utara, tewas diduga dianiaya oknum polisi.

    Kasus penganiayaan terjadi saat korban mabuk di depan warung tuak pada Selasa (24/12/2024) malam.

    Korban dan dua temannya, D dan G, diamankan di tahanan Polrestabes Medan.

    Diduga korban kembali mendapat penganiayaan di dalam tahanan sehingga dinyatakan tewas di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan, Kamis (26/12/2024). 

    Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arief Setyawan, mengatakan keluarga korban telah membuat laporan atas kematian Budianto Sitepu.

    Dugaan penganiayaan dilakukan Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Medan, Ipda Imanuel Dachi, dan enam anggotanya.

    Kini, tujuh oknum polisi tersebut telah dipatsus dan akan menjalani pemeriksaan pidana serta kode etik.

    “Kami sudah melakukan pemeriksaan anggota secara internal, personel yang melakukan penangkapan pada saat itu, untuk melakukan upaya paksa pada saat itu,”

    “Yaitu enam orang personel yang kita sampaikan di awal. Ini tujuh personel yang kami lakukan pendalaman pemeriksaan secara internal,” paparnya, Jumat (27/12/2024), dikutip dari TribunMedan.com.

    Proses pidana dan kode etik kasus ini telah diserahkan ke Polda Sumut.

    “Keluarga juga sudah membuat LP tentang pelanggaran kode etik yang dilakukan anggota di Polda Sumut, karena itu proses selanjutnya dilakukan oleh Polda Sumut,” sambungnya.

    Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menjelaskan korban dibawa ke rumah sakit pada Rabu (25/12/2024) sekitar pukul 15.05 WIB. 

    “Setelah sebelumnya mendapatkan perawatan, dibawa di rumah sakit itu pada hari Rabu pukul 15.05 WIB dan saya sudah lihat CCTV nya yang bersangkutan mengalami luka-luka di dalam ruang penitipan sementara,” tuturnya.

    Sementara itu, teman korban berinisial D yang sempat ditahan menceritakan awal mula cekcok antara korban dengan oknum polisi.

    D menerangkan Ipda Imanuel Dachi bersama dengan sejumlah personelnya mendatangi korban yang sedang mabuk.

    Sempat terjadi adu mulut yang berujung penganiayaan.

    “Lalu saya dimasukkan ke dalam mobil, dan juga dipukuli. Di TKP sudah dipukuli,” bebernya.

    Setiba di Polrestabes Medan, kondisi korban sudah babak belur dianiaya petugas kepolisian.

    Dua hari kemudian, korban dilarikan ke RS Bhayangkara Medan karena pingsan.

    D kaget mendapat kabar Budianto tewas saat menjalani perawatan.

    Petugas kepolisian membebaskan D dan G meski penahanan dilakukan tanpa barang bukti.

    “Ada kami tanda tangan (surat) cuma nggak dikasih baca isinya, katanya perintah Kanit. Cuma ada mewakili keluarga, Kadus ini juga nggak dibacanya isi suratnya,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Korban Penganiayaan Personel Polrestabes Medan Sebut Dipaksa Tandatangan Surat yang Tak Tahu Isinya

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Alfiansyah)

  • Sosok Dandy, Pak Ogah Pengeroyok Ibu Hamil Masih Buron, Sempat Memelas saat Diminta Ganti Rugi – Halaman all

    Sosok Dandy, Pak Ogah Pengeroyok Ibu Hamil Masih Buron, Sempat Memelas saat Diminta Ganti Rugi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Dandy, Pak Ogah di jalur alternatif Puncak Bogor, Jawa Barat, pengeroyok ibu hamil asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih buron hingga saat ini.

    Pihak kepolisian pun mengimbau Dandy untuk segera menyerahkan diri.

    “Satu terduga pelaku masih lari, saya mengimbau untuk segera menyerahkan diri,” kata Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, Kamis (26/12/2024), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Diketahui, Dandy termasuk satu dari tiga Pak Ogah yang melakukan pengeroyokan terhadap ibu hamil, V.

    Dua kawan Dandy, Rendi dan Jaelani, telah lebih dulu diamankan.

    Rio Wahyu pun memastikan pihaknya bakal menangkap Dandy.

    Sebab, anak buahnya telah mengantongi keberadaan Pak Ogah tersebut.

    “Kita lagi cari, dalam waktu dekat kita akan tangkap, karena kita sudah tahu lokasinya di mana,” ujar Rio Wahyu.

    Lantas, siapakah sosok Dandy?

    Dandy adalah warga Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

    Ia disebut bersikap paling sangar saat mengeroyok V.

    Tetapi, saat dilakukan mediasi di Mapolsek Megamendung, Dandy justru memelas kepada V dan suami V, Indra Hermawan.

    Ia mengaku tak bisa memberikan biaya ganti rugi untuk V dan Indra sebab dirinya merupakan orang tak mampu.

    Dandy juga menyebut keluarganya tak akan bisa membantu permasalahannya itu.

    “Percuma, Bu, saya manggil keluarga juga, orang keluarga saya juga sama orang nggak punya.”

    “Apa yang mau diharapin dari orang tua saya,” ujar Dandy setelah pengeroyokan.

    Tak hanya itu, Dandy juga tak bisa menjawab saat ditanya mengapa ia terlihat paling emosi saat kejadian.

    Kepada Indra, Dandy mengaku tak tahu alasan dirinya emosi.

    Padahal, dalam video yang viral, Dandy terlihat begitu emosi hingga melepas baju saat mendekati V dan Indra.

    “Dan kenapa dia (Dandy) marah? Saat ditanya, pria baju merah itupun (Dandy) tidak bisa menjawab kenapa dia marah,” ungkap Indra.

    Pasca-pengeroyokan itu, Dandy sempat memberikan uang ganti rugi sebesar Rp53 ribu kepada V dan Indra sebelum akhirnya kabur.

    Uang itu didapat dari hasil patungan bersama dua rekannya.

    Korban Menolak Damai

    Seorang wanita hamil dikeroyok pemuda di jalur alternatif Puncak, Kabupaten Bogor batal berdamai karena terancam keguguran. (Istimewa/TribunBogor)

    Korban pengeroyokan Pak Ogah di jalur alternatif Puncak Bogor, V dan Indra Hermawan, sepakat menolak berdamai, setelah sebelumnya tak ingin memperpanjang kasus tersebut.

    Sebab, setelah melakukan pemeriksaan mandiri ke RSUD Ciawi, didapati hasil V berisiko mengalami keguguran buntut pengeroyokan itu.

    Selain itu, Indra juga mengalami beberapa lebam di wajahnya akibat dikeroyok Pak Ogah di jalur alternatif Puncak Bogor.

    “Korban buat laporan. Dua (pelaku) sudah ditahan di Polres Bogor,” ujar AKBP Rio Wahyu Anggoro, Kamis.

    “Nah, di situ (dari pemeriksaan mandiri) diketahui ada beberapa luka memar dari suaminya (Indra).”

    “Dari situ mereka berubah pikiran. Ada beberapa luka lebam di muka,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Indra dan V menjadi korban pengeroyokan Pak Ogah saat melintas di jalur alternatif Puncak Bogor di kawasan Tanjakan Cihanjawar, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Minggu (22/12/2024).

    Kejadian berawal saat Indra dan V yang mengendarai mobil, melintas di jalur alternatif tersebut.

    Ketika di jalan yang menanjak dengan arus lalu lintas sedang padat, mobil Indra disebutkan tak sengaja menyenggol seorang pria.

    “Saat itu IH melaju untuk menghindari mobil yang berada di depannya karena mogok, kemudian menyenggol seorang pria dan menyentuh kaca spion mobil miliknya,” ujar Kapolsek Megamendung, AKP Dedi Hermawan, Senin (23/12/2024).

    Setelah insiden itu, Indra menghentikan laju kendaraanya sejajar dengan mobil yang mogok tersebut untuk mengecek kondisi pria yang tersenggol tersebut.

    Dikarenakan kondisi jalan sedang macet, beberapa orang yang merupakan Pak Ogah mengetuk kaca bagian belakang mobil korban.

    V lantas turun dari mobil untuk mempertanyakan alasan mobilnya diketuk keras.

    Cekcok pun tak terhindarkan hingga berujung pemukulan oleh tiga Pak Ogah terhadap Indra.

    “Atas kejadian tersebut (Indra) terdapat luka memar di bagian mata sebelah kanan atau pelipis terluka memar,” jelas Ded.

    Akibat hal tak mengenakan tersebut, korban pun langsung melapor ke Polsek Megamendung.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Alasan Dandy Pak Ogah Sangat Emosi Cekcok dengan Ibu Hamil di Puncak, Gelagapan Depan Suami Korban

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi/Vivi Febrianti/Muamarrudin Irfani)

  • Berkas Perkara Agus Buntung Masih Dikaji Jaksa, Polisi Sebut Belum Temukan Bukti Ibunya Terlibat – Halaman all

    Berkas Perkara Agus Buntung Masih Dikaji Jaksa, Polisi Sebut Belum Temukan Bukti Ibunya Terlibat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) belum menemukan bukti keterlibatan I Gusti Ayu Aripadni, ibu dari Agus Buntung terlibat dalam kasus dugaan pelecehan sejumlah wanita di Mataram.

    Direrktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat pihaknya hingga kini masih mendalami dugaan keterlibatan ibu Agus Buntung.

    Menurutnya, hingga kini baru satu petunjuk yang didapat pihaknya terkait dugaan keterlibatan I Gusti Ayu Aripadni.

    “Kalau petunjuk sementara masih dari keterangan satu korban saja. Kalau keterangan Agus ibunya tidak ada di TKP hanya berkomunikasi saja,” kata Syarif dikutip dari Tribunlombok.com, Jumat (27/12/2024).

    Namun ia juga mengatakan jika ada petunjuk lain terkait keterlibatan ibu Agus Buntung, pihaknya akan langsung menindaklanjuti dengan melakukan penyidikan. 

    Syarif pun mengungkap saat ini Polda NTB sudah menyerahkan berkas perkara kasus dugaan pelecehan seksual tersangka I Wayan Agus Suartama (22) alias Agus Buntung kepada Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB.

    Saat ini pihaknya masih menunggu berkas tersebut dipelajari Kejati NTB.

    Ia berharap pemeriksaan berkas tersebut selesai sebelum Tahun Baru 2025 atau paling telat awal Januari 2025.

    “Tinggal kita menunggu tindak lanjut dari kejaksaan apakah masih ada petunjuk lain atau sudah lengkap, dalam waktu dekat kita akan komunikasi, kalau memang P21 agar segera kita limpahkan,” kata Syarif.

    Mantan Wakapolresta Mataram itu mengatakan, perkembangan lainnya dari penanganan kasus tersebut dari pihak Lapas Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat, Kejati NTB, Polda NTB dan Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB sudah menyiapkan ruangan khusus untuk Agus.

    “Kita sudah mengobservasi dimana tersangka Agus nanti ditempatkan, baik sarana prasana, SDM itu akan siapkan,” kata Syarif.

    Kajati NTB Minta Polisi Keterlibatan Ibu Agus Buntung

    Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat (NTB) Enen Saribanon sebelumnya sempat meminta kepolisian dan komisi disabilitas daerah (KDD) mendalami keterlibatan ibu dari Agus Buntung dalam kesehariannya.

    “Dalam petunjuk kami, kami sampaikan agar komisi disabilitas memperdalam assesmentnya apakah si Agus ini sebenarnya bisa mandiri atau tidak dalam melakukan aktivitas sehari-hari,” kata Enen, Senin (16/12/2024).

    Pengungkapan keterlibatan orang terdekat ini untuk menyakinkan pihak jaksa terkait kondisi Agus yang sebenarnya yang dalam kesehariannya berkegiatan tanpa dua tangan.

    “Dalam assesment komisi disabilitas untuk mempunyai kesimpulan, sudah melakukan kajian-kajian, penilaian-penilaian dengan orang terdekatnya apakah dia contohnya bisa melakukan aktivitas makan minum itu sudah ada dalam assesment mereka,” kata Enen.

    Terpisah pendamping korban pelecehan Agus Difabel, Andre Saputra mengatakan Agus kerap kali melibatkan ibunya untuk menarik simpati.

    “Memang ada alibi digunakan tersangka kepada para korban untuk meminta menelponkan ibunya, kemudian tersangka ini juga sering menelpon korban yang membuat risih dan korban akhirnya memblokir tersangka,” kata Andre.

    Andre mengatakan mereka juga tengah menelusuri kebenaran kontak yang dihubungi Agus mengenai benar tidaknya itu nomor telepon itu milik ibunya.

    Terpisah, I Gusti Ayu Aripadni, ibu dari Agus Buntung membantah tudingan dirinya terlibat.

    Ayu mengatakan putranya meminta teman wanita meneleponnya untuk memberi kabar.

    “Anak saya sering sih minta tolong untuk telepon, ‘Mba tolong telepon ini mamak saya biar enggak kebingungan nyari saya, saya ada di sini’. Sering sih dia nelepon, ‘mak Agus di sini jangan mamak pikirin Agus main di sini’. Kalau nelepon kayak gitu sering sih, dia ngasih informasi begitu ke saya,” kata Ayu.

    Namun, orang lain justru mempunyai kesimpulan lain terkait tindakan tersebut.

    Ayu justru dituduh sebagai komplotan Agus Buntung.

    “Tapi orang lain menyalahgunakan, saya berkomplot dengan anak saya untuk melakukan kejahatan, padahal dia menelepon cuma mengabarin, posisinya di sini karena dia tidak bawa HP, enggak punya HP dia, makanya dia pinjam HP cewek-cewek itu,” kata Ayu.

    Ia pun mengungkap alasannya kerap mendampingi Agus Buntung, termasuk saat proses rekonstruksi.

    “Saya selalu mendampingin, dia kan kesulitan untuk buang air kecil itu alasan saya ikut,” kata Ayu.

    Tapi menurutnya kini karena mendampingi justru Ayu dituduh sebagai komplotan Agus Buntung.

    “Tapi sekarang berkembang, ibunya berkomplot dengan anaknya, bagaimana perasaan saya sakit hati saya, padahal saya tidak pernah berkomplot dengan anak saya untuk melakukan kejahatan,” kata Ayu.

    Sekadar informasi dalam kasus pelecehan ini, Agus Buntung dijerat Pasal 6 huruf C UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

    (Tribunlombok.com/ Robby Firmansyah/ Tribunnews.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Update Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Agus Difabel : Berkas Perkara Masih Dikaji

  • Fakta Penggunaan Senpi oleh Kajari Kediri, Kajati Jatim dan Kapolres Kediri Beri Pembelaan – Halaman all

    Fakta Penggunaan Senpi oleh Kajari Kediri, Kajati Jatim dan Kapolres Kediri Beri Pembelaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Pradhana Probo Setyarjo, menjadi sorotan setelah meletuskan tembakan peringatan di tengah kerumunan warga pada Senin (23/12/2024) malam.

    Tembakan peringatan diarahkan ke langit dan tak melukai warga yang berada di sekitar Jalan Imam Bonjol, Kota Kediri.

    Pradhana Probo Setyarjo terpaksa mengeluarkan senjata api karena mobilnya dihadang dua pengendara sepeda motor.

    Kini, dua pelaku penghadangan yang bernama Hikmawan Fendi Laksono (33) dan Ahmad Masliyanto (42) telah diamankan.

    Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kajati Jatim), Mia Amiati, menyatakan Pradhana Probo menggunakan senjata api untuk membela diri.

    Menurutnya, penggunaan senjata api yang dilakukan Pradhana Probo sudah sesuai dengan prosedur.

    “Pasal 8B pada regulasi tersebut menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenang, jaksa dapat dilengkapi dengan senjata api serta sarana dan prasarana lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” ungkapnya, Kamis (26/12/2024). 

    Selain itu, penggunaan senjata api telah diatur dalam Peraturan Kejaksaan RI Nomor 1 Tahun 2023 tentang Tata Kelola Senjata Api Dinas.

    “Penggunaan senjata api hanya dilakukan dalam kondisi yang benar-benar terpaksa untuk melindungi diri atau orang lain dari ancaman serius,” imbuhnya.

    Pihaknya meminta kepolisian mengusut kasus ini secara transparan dan menyeluruh.

    “Kami berkomitmen mendukung setiap langkah hukum yang diperlukan untuk memastikan fakta-fakta di lapangan terungkap dengan jelas,” katanya.

    Sebelumnya, Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, menjelaskan Kajari Kediri telah mengantongi surat izin kepemilikan senjata api yang dikeluarkan oleh Baintelkam Polri.

    Ia menegaskan Kajari Kediri diperbolehkan menggunakan senjata api dalam kondisi terdesak.

    Sosok Pelaku Penghadangan

    Pelaku penghadangan bernama Hikmawan Fendi Laksono (33) dan Ahmad Masliyanto (42) merupakan warga Kediri yang menjadi anggota sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM).

    Kasat Reskrim Polres Kediri Kota, AKP Fathur Rozikin, mengatakan Pradhana Probo Setyarjo telah diperiksa sebagai pelapor.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua pihak tak saling kenal dan aksi pengadangan mobil dilakukan secara spontan.

    “Di pertigaan depan SMPN Jalan Diponegoro itu (mobil Kajari) dibuntuti,” ungkapnya, Kamis (26/12/2024).

    Kedua pelaku yang sedang dalam pengaruh alkohol mengejar mobil berpelat merah tersebut.

    Motif pengadangan yakni pelaku ingin menegur penggunaan mobil dinas di luar jam kerja.

    “Motifnya untuk mengetahui alasan penggunaan operasional mobil dinas malam hari,” tukasnya.

    Meski berstatus anggota LSM, aksi pengadangan dilakukan atas inisiatif pribadi.

    “Pas di simpang tiga Jalan Imam Bonjol itu mobil berhenti, lalu seorang pengendara motor menarik pengemudi mobil keluar dan satunya lagi memvideo,” terangnya.

    Sempat terjadi baku hantam antara kedua pihak yang berakhir dengan tembakan peringatan yang diletuskan Pradhana Probo Setyarjo.

    “Makanya dengan sangat terpaksa itu tembakan peringatan, agar pelaku menghentikan aksinya,” sambungnya.

    Anak-anak Pradhana Probo Setyarjo yang berada di dalam mobil trauma melihat aksi penghadangan hingga tembakan peringatan.

    Kasi Intelijen Kejari Kabupaten Kediri, Iwan Nuzuardi, menyatakan kedua pelaku melontarkan kata-kata ancaman dan menghadang laju mobil.

    “Pak Kajari kaget, apalagi saat itu beliau bersama keluarga. Melihat situasi yang mengancam keselamatan dirinya dan keluarganya, beliau akhirnya mengeluarkan senjata api dan melepaskan tembakan peringatan ke udara,” tuturnya.

    Akibat kejadian itu, istri Pradhana Probo Setyarjo dan anaknya mengalami trauma.

    “Anak-anak, terutama yang perempuan berusia tujuh tahun, pasti merasa takut. Namun, alhamdulillah, Pak Kajari tidak mengalami luka serius,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMataraman.com dengan judul Update Terkini Viral Keributan Kajari Kediri Hingga Letuskan Senpi: Pelaku Ditangkap Diduga Mabuk

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMataraman.com/Luthfi Husnika) (Kompas.com/Agus Fauzul)

  • Sosok Ferry, Penjual Bakso Viral Perbaiki Jalan Desa Pakai Uang Pribadi, Rogoh Kocek Rp10 Miliar – Halaman all

    Sosok Ferry, Penjual Bakso Viral Perbaiki Jalan Desa Pakai Uang Pribadi, Rogoh Kocek Rp10 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Seorang penjual bakso asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, bernama Fery, viral di media sosial.

    Fery diketahui memperbaiki jalan desa tempat kelahirannya menggunakan uang pribadi.

    Bahkan, menurut informasi yang beredar, Fery telah menggelontorkan dana sebesar Rp10 miliar untuk mengecor jalan desanya yang rusak.

    Lalu, siapakah sosok Ferry?

    Dikutip dari Apa Kabar Indonesia Siang tvOne, Ferry adalah penjual bakso asal Dusun Segelan Sidomulya, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

    Ia memiliki usaha Bakso Gunung Sam Ferry yang buka di Batam, Kepulauan Riau.

    Saat ini, Bakso Gunung Sam Ferry telah memiliki delapan cabang di Batam, yaitu di Jodoh, Batam Center, Batu Aji, Sagulung, Botania, Piayu, Tiban, dan teranyar di Ruko Grand Junction.

    Menurut laman Facebook Bakso Gunung Sam Ferry, Ferry memiliki nama asli Suwadi.

    Ia lahir di Malang pada 19 September 1972.

    Ferry diketahui mulai berjualan bakso sejak lulus SMP. Ia kemudian memutuskan merantau ke Batam pada 1992.

    Usahanya berjualan bakso dimulai dari berjualan dengan cara dipikul.

    Karena rasa baksonya yang enak, usaha Ferry pun berkembang pesat hingga saat ini menjadi penjual bakso sukses.

    Perbaiki Jalan Desa sejak 2017

    Ferry, penjual bakso asal Malang, telah memperbaiki jalan desanya sejak 2017.

    Saat itu, perbaikan jalan baru memasuki tahap pertama.

    Suwadi alias Sam Ferry, penjual bakso asal Malang, Jawa Timur, yang viral karena memperbaiki jalan desa memakai uang pribadi.

    Seiring berjalannya waktu, perbaikan jalan telah memasuki tahap kelima di bulan November 2024 kemarin.

    Total jalan yang diperbaiki Ferry adalah sepanjang lima kilometer dengan lebar lima meter.

    Penanggung jawab pembangunan jalan, Nardi, menduga Ferry merasa prihatin dengan kampung halamannya.

    Sebab itu, Ferry berinisiatif memperbaiki jalan Dusun Segelan Sidomulya menggunakan dana pribadi.

    “Pak Ferry bercerita, pingin memajukan lingkungannya. Mungkin Pak Ferry prihatin, tanah kelahirannya masih memprihatinkan,” ujar warga setempat sekaligus penanggung jawab pembangunan jalan, Nardi, dikutip dari YouTube tvOneNews, Jumat (27/12/2024).

    Sifat dermawan Ferry ini pertama kali diungkap oleh akun Tiktok @karang.taruna.tunas.muda yang dikelola kelompok pemuda Dusun Segelan Sidomulya.

    Akun tersebut membenarkan, perbaikan jalan desa dilakukan atas bantuan Ferry dan keluarganya.

    Akun itu juga mengatakan pengerjaan pembangunan jalan dilakukan secara gotong-royong oleh warga setempat.

    “Betul, (perbaikan jalan oleh) Sam Ferry n family, dibantu dengan gotong royong masyarakat setiap hari,” tulis akun itu.

    Bangun Fasilitas Umum Lainnya

    Perbaikan jalan di Dusun Segelan Sidomulya diketahui merupakan inisiatif Ferry sendiri.

    Sebab, Ferry yang merupakan kelahiran Dusun Segelan Sidomulyo, ingin memajukan tempat kelahirannya.

    “Yang punya inisiatif (memperbaiki jalan) dari Pak Ferry sendiri, pihak donaturnya.”

    “Pastinya untuk memajukan lingkungan. Pak Ferry sendiri juga lahir di Dusun Segelan Sidomulya sini,” ungkap Nardi.

    Selain memperbaiki jalan desa kelahirannya, Ferry juga membangun masjid, lapangan sepak bola, dan sekolah di Desa Segelan Sidomulyo.

    Sebab, menurut warga setempat, Ferry memang ingin warga di kampung kelahirannya maju dalam hal pendidikan.

    “Pak Ferry pingin, lingkungan Segelan khususnya, pendidikannya lebih bagus, apalagi utama pendidikan agama,” kata Nardi.

    Hal ini juga diungkapkan oleh akun TikTok @karang.taruna.tunas.muda milik kelompok pemuda Dusun Segelan Sidomulya.

    Akun itu menyebut biaya perbaikan jalan mencapai lebih dari Rp10 miliar.

    Akun itu juga menuturkan, Ferry sebelumnya telah membangun fasilitas umum untuk warga setempat, termasuk gorong-gorong.

    “Sudah lebih mungkin kalo Rp10 miliar (biaya perbaikan jalan), soalnya donatur sudah bangun masjid besar, lapangan bola.”

    “Kemudian jalan di kampung ini sudah 60 persen, gorong-gorong juga, full besi rabat betonnya,” tutur akun itu.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • 7 Oknum Polisi di Medan Diduga Aniaya Tahanan hingga Tewas, Korban Ditangkap saat Mabuk – Halaman all

    Penyebab Budianto Tahanan yang Tewas di Medan Ditangkap, 6 Polisi Diperiksa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Budianto Sitepu, tahanan Polrestabes Medan, Sumatra Utara meninggal dunia setelah ditangkap karena melakukan pengancaman dan kekerasan terhadap anggota kepolisian.

    Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengonfirmasi Budianto meninggal di rumah sakit, bukan di dalam sel tahanan.

    Gidion menjelaskan Budianto ditangkap pada Rabu (25/12/2024) bersama dua rekannya, D dan G, saat mereka berada dalam keadaan mabuk di sebuah warung tuak di Desa Semayang, Kabupaten Deli Serdang.

    Penangkapan ini berawal ketika seorang personel Polrestabes berinisial ID mendatangi lokasi karena suara musik yang mengganggu.

    “Pengancaman kemudian dengan kekerasan. Yang bersangkutan mabuk dan kita pada waktu itu anggota saya ini ada di depan rumah mertuanya.”

    “Kebetulan di depan ada kedai tuak. Ya memang dalam kondisi mabuk dan musiknya kencang mengganggu tetangganya.”

    “Kebetulan tetangganya sepuh, dan pada saat itu momen malam natal, maka situasi dan dinamika pada malam itu mungkin kita gak merasakan,” kata Gideon.

    Budianto dan rekannya tidak senang ditegur, yang kemudian berujung pada cekcok dan pengancaman terhadap anggota polisi.

    “Karena tadi ditegur dan kemudian dia tidak senang, kemudian anggota menyampaikan tegurannya. Pak BS ini mengancam memanggil teman-temannya,” ujar Gidion.

    Budianto dibawa ke rumah sakit pada Rabu sekitar pukul 15.05 WIB setelah mengalami luka-luka.

    Saat ini, Polrestabes Medan sedang memeriksa enam personel kepolisian yang terlibat dalam penangkapan Budianto.

    Gidion menyatakan penyelidikan terkait dugaan kekerasan di dalam sel tahanan masih berlangsung.

    “Enam orang sudah diperiksa, dan masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus ini,” tutup Gidion.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Mahasiswi yang Ditemukan Tewas di UPI Bandung: Wanita yang Aktif di Lingkungan – Halaman all

    Sosok Mahasiswi yang Ditemukan Tewas di UPI Bandung: Wanita yang Aktif di Lingkungan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah kabar terbaru soal meninggalnya mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat.

    Diketahui, mahasiswi berinisial AM (21) tersebut ditemukan meninggal dunia di Gedung Gymnasium UPI, Kamis (28/12/2024).

    Ia ditemukan dalam kondisi telungkup pada Kamis sore sekira pukul 15.00 WIB.

    Kini, jenazah AM sudah dimakamkan di Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (27/12/2024) pagi.

    Sosok AM pun diungkapkan oleh Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar.

    Ia mengaku merasa kehilangan atas meninggalnya AM.

    Sebab, AM merupakan sosok warga yang sangat aktif di lingkungan RW maupun Desa Cikalong.

    Bahkan, AM merupakan duta agen Genre atau Generasi Berencana.

    “Almarhum itu duta agen Genre (Generasi Berencana), cukup aktif di lingkungan khususnya di RW 03 dan Desa Cikalong,” kata Agun, dikutip dari TribunJabar.id.

    AM, lanjut Agun, juga sosok yang mudah bergaul serta aktif di sejumlah organisasi.

    “Intinya orang easy going mudah bergaul. Tentunya kami sangat merasa kehilangan,” pungkasnya.

    AM sendiri merupakan mahasiswi Jurusan Pendidikan Masyarakat (Penmas) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPI angkatan 2021.

    Jasad AM ditemukan oleh dua mahasiswa lain yang hendak membuat tugas.

    Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Abdul Rachman mengatakan bahwa pihaknya tengah mendalami kasus ini.

    Ia mengatakan, dari temuan Unit Inafis, ada sejumlah luka pada jasad korban.

    “Itu betul ditemukan adanya mahasiswi UPI ditemukan meninggal,”

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dilakukan Unit Inafis Polrestabes Bandung, ada beberapa luka yang ditemukan pada mahasiswi tersebut,” katanya.

    Mengutip TribunJabar.id, kaki kanan korban dan luka di hidung yang membuat darah keluar banyak.

    Selain itu, sejumlah saksi juga diperiksa pihak kepolisian.

    “Sudah ada tiga orang saksi yang dimintai keterangan, salah satu yang dimintai keterangan merupakan orang yang pertama kali melihat mahasiswi tersebut,” katanya.

    Jasad korban sendiri sudah dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih.

    Di sisi lain, AKP Ni Wayan Mirasni selaku Kapolsek Sukasari mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pendalaman terkait kronologi dan latar belakang korban.

    “Dan kini, dugaan-dugaan belum bisa kami sampaikan karena masih dilakukan pendalaman,” ujarnya, kepada TribunJabar.id.

    Polisi, ujar Ni Wayan Mirasni, bakal mengorek informasi, termasuk ke teman dan keluarga AM.

    “Kami belum tahu temannya siapa, adakah permasalahan, dan belum temui orang tuanya,”

    “Jadi, kami masih mencari pendalamannya,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Suasana Haru di Pemakaman Mahasiswi UPI Bandung yang Meninggal, Banyak Mahasiswa Turut Hadir

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Rahmat Kurniawan/Muhamad Nandri Prilatama)

  • Begini Bahagianya Ratusan Anak Panti Asuhan di Papua Tengah Rayakan Natal Bersama – Halaman all

    Begini Bahagianya Ratusan Anak Panti Asuhan di Papua Tengah Rayakan Natal Bersama – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

    TRIBUNNEWS.COM, NABIRE -Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Papua Tengah menyelenggarakan kegiatan berbagi kasih dalam rangka menyambut Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 bersama sedikitnya 323 anak panti asuhan di wilayah Nabire.

    Menurut Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Papua Tengah Yosina Anwar Damanik kegiatan berbagi kasih kepada anak-anak panti asuhan dilakukan sebagai upaya berbelarasa pada anak-anak tersebut.

    “Kegiatan berbagi kasih menyambut Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 berdekatan dengan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Kami harapkan mereka dapat merasakan sukacita yang kita rasakan,” tuturnya dikutip Jumat (27/12/2024).

    Yosina Anwar Damanik menuturkan anak-anak panti asuhan yang mereka kunjungi memiliki profil sosial cukup beragam. Tidak saja usia yang balita, namun hingga usia anak sekolah putus sekolah.

    Selain itu, terdapat anak-anak difabel yang masih memiliki orang tua namun tinggal di pedalaman yang memilih untuk menitipkan anak-anak tersebut sehingga mendapatkan biaya hidup dan biaya sekolah dari pihak Panti Asuhan.

    “Sebagian dari mereka masih memiliki orang tua, sejumlah anak-anak tersebut pulang kampung untuk merayakan Natal bersama keluarganya. Nah, yang tidak punya keluarga ini yang kami kunjungi agar kerinduan mereka terhadap keluarga terobati,” tuturnya

    Tahun ini TP-PKK Provinsi Papua Tengah menjangkau sedikitnya 323 anak di tujuh Panti Asuhan atau Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) juga Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) antara lain Panti Asuhan Muhamadiyah di Smoker, Panti Asuhan difable di Kalibobo, Asrama Gilgal Pesat Nabire, LKSA Anugrah di Kalibobo, Panti Asuhan Santa Helena, Panti Asuhan Yayasan Siloam, LKSA Rumah Asuhan Hadasah.

    Dalam kunjungan kepada anak-anak Panti Asuhan tersebut, tim TP-PKK Provinsi Papua Tengah pada akhir kegiatan menyerahkan bingkisan berupa sembako yang diterima pengelola Panti Asuhan. 

    Menurut Yosina Anwar Damanik anak-anak yang menghuni sejumlah Panti Asuhan dan LKSA di Nabire memiliki masa depan cerah untuk menjadi generasi penerus Kabupaten Nabire, sehingga harus terus dijaga dan didukung.

    “Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa anak adalah generasi penerus dan aset bangsa, perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena maju mundurnya suatu negara akan sangat tergantung pada generasi saat ini dan masa yang akan datang,” pungkasnya.

    Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga merasa diperhatikan dan dicintai.

    Kegiatan seperti ini menjadi wujud nyata dari semangat kebersamaan dan solidaritas yang menjadi landasan pembangunan sosial di Papua Tengah.

    Kegiatan ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mewujudkan pemberantasan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Papua Tengah.