Category: Tribunnews.com Regional

  • Legislator Golkar Soroti Masalah Irigasi di Brebes yang Sebabkan Petani Kesulitan – Halaman all

    Legislator Golkar Soroti Masalah Irigasi di Brebes yang Sebabkan Petani Kesulitan – Halaman all

    Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Andiniya K.P mengaku prihatin terhadap masalah irigasi yang dialami oleh para petani di Kabupaten Brebes.

    Andiniya menyoroti kerusakan Bendungan Desa Buaran, Kecamatan Jatibarang, yang telah diusulkan oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) se-Kabupaten Brebes untuk diperbaiki melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Semarang pada 18 Desember 2023 lalu.

    “Namun, proses tindak lanjut terhadap usulan tersebut masih belum menunjukkan respons konkret, mengakibatkan 2.500 hektar lahan pertanian di wilayah ini terus terdampak kekurangan air irigasi, terutama saat musim tanam,” kata dia kepada wartawan, Sabtu (28/12/2024).

    Legislator Partai Golkar itu mengatakan bahwa para petani di Brebes merupakan tulang punggung perekonomian lokal.

    Namun mereka menghadapi kesulitan serius karena tidak optimalnya sistem irigasi. Padahal aspirasi dan usulan perbaikan bendungan telah dilakukan tahun lalu,” kata Andiniya.

    Menurutnya, tidak adanya respons terhadap perbaikan tersebut menunjukkan kurangnya perhatian kepada kebutuhan mendasar petani. 

    Untuk mengatasi masalah itu, dia mengusulkan agar dana tidak terduga dalam APBD Jawa Tenga dimanfaatkan untuk mengatasi masalah krisis irigasi di Kabupaten Brebes.

    Andiniya mengatakan itu karena melihat lambatnya penanganan masalah tersebut  surah setahun lebih.

    “Perlu diingat sektor pertanian di Brebes ini memiliki potensi besar dalam menopang ketahanan pangan daerah,” katanya.

    Dia memahami bahwa APBD Jawa Tengah telah dialokasikan untuk berbagai proyek strategis lainnya. 

    “Namun, melihat urgensi krisis irigasi yang berdampak langsung pada ribuan hektar lahan pertanian dan ribuan petani, saya mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk segera mengalokasikan Dana Tidak Terduga dari APBD. Dana ini dirancang untuk merespons kondisi yang tidak biasa seperti kekeringan yang berdampak pada sektor pertanian dan perekonomian masyarakat, ujar Andiniya. 

    Menurutnya, APBD memiliki pos anggaran Dana Tidak Terduga yang dialokasikan sebagai bantuan dari pemerintah daerah untuk mengatasi situasi darurat, bencana alam, atau kebutuhan mendesak lainnya yang tidak terduga dalam perencanaan awal.

    Dia berandangan, krisis air irigasi dan isu kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan yang rutin setiap tahunnya memenuhi kriteria ini karena mengancam produktivitas sektor pertanian yang menjadi salah satu pilar ekonomi di Brebes.

    Andiniya menegaskan bahwa dirinya akan terus berkomitmen untuk terus mengawal aspirasi petani agar suara mereka didengar dan mendapatkan perhatian yang layak. “Saya mendorong koordinasi antara Pemkab Brebes dan Pemprov Jawa Tengah untuk memastikan bahwa krisis irigasi ini segera ditangani,” katanya.

    Dia menyebut situasi ini telah menimbulkan keresahan di kalangan petani dan kita tidak bisa membiarkan petani terus-menerus menjadi korban dari lambannya birokrasi. “Pemanfaatan Dana Tidak Terduga dapat digunakan untuk langkah konkret seperti optimalisasi sistem irigasi, penyediaan air bersih darurat, dan rehabilitasi infrastruktur pengairan tanpa mengganggu proyek strategis lainnya,” katanya.

    Andiniya berharap pemerintah segera mengambil langkah responsif untuk menjamin keberlangsungan produksi pertanian dan kesejahteraan petani di wilayah Brebes.

    “Pemerintah harus melihat masalah ini sebagai investasi strategis. Saya akan memastikan bahwa usulan perbaikan ini menjadi perhatian serius semua pihak terkait, demi kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian di Kabupaten Brebes,” pungkas Andiniya. 

  • Pak Ogah yang Keroyok Ibu Hamil di Puncak Bogor Kini Jadi Buronan – Halaman all

    Pak Ogah yang Keroyok Ibu Hamil di Puncak Bogor Kini Jadi Buronan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR-Pelaku pengeroyokan ibu hamil di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buronan.

    Pelaku yang saat kejadian mengenakan kaos merah itu hingga saat ini masih melarikan diri.

    Pada tragedi pengeroyokan itu, korban melaporkan pelaku ada tiga orang.

    Dua pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan di rumah tahanan (rutan) Polres Bogor.

    Kedua pelaku yang telah diamankan yakni berinisial J (20) dan R (25), warga Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

    “Pelaku yang dilaporkan oleh korban ada tiga orang, dua orang sudah kami amankan dan sudah kami tetapkan statusnya sebagai tersangka, serta sudah kami lakukan penahanan di rutan Polres Bogor,” kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh Kumara.

    Sementara itu satu tersangka lagi yakni D (25) alias Dandy, yang juga merupakan warga Kecamatan Megamendung masih dalam pengejaran.

    Polisi pun telah menerbitkan DPO untuk tersangka yang belum ditangkap.

     “Sedangkan satu pelaku sudah kami tetapkan tersangka, dan kami terbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO), dan sampai saat ini masih dalam upaya pengejaran,” tuturnya.

    Pihaknya juga hingga saat ini masih menunggu hasil visum korban yang dilakukan di RSUD Cibinong.

    Kompol Teguh Kumara juga mengungkap motif para pelaku sehingga nekat menganiaya korban.

    “Motif pelaku menggebrak mobil karena merasa tidak terima pada saat salah seorang dari mereka pada saat memperbaiki atau mencoba menolong mobil yang terperosok, tersenggol oleh spion mobil korban,” jelas dia.

    Hal itu juga berakhir dengan terjadinya cekcok antara korban dan pelaku.

    “Maka dari itu mereka melakukan penggebrakan pada mobil korban dan meminta korban untuk berhenti,” tandasnya.

    Aksi pengeroyokan itu terjadi di Tanjakan Cihanjawar, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Minggu (22/12/2024).

    Peristiwa itu sempat dilaporkan korban ke Polsek Megamendung dan pelaku diamankan.

    Menurut korban, Indra Hermawan, saat itu para pelaku diminta untuk membayar ganti rugi pengobatan dan biaya cek kandungan.

    “Karena yang kita inginkan dari si pelaku untuk sekedar membiayai pengobatan pukulan ke mata dan pengecekan kandungan istri saya,” kata dia.

    Namun para pelaku tidak memiliki uang, bahkan saat berusaha mengumpulkan hanya ada Rp 53 ribu.

    pelaku hanya bisa mengumpulkan Rp 53 ribu dan tidak ada identitas untuk pelaku tersebut. Jadi kami sepakat case closed,” jelasnya.

    Tapi setelah ada indikasih ancaman keguguran atas kandungan istrinya, Indra Hermawan pun berubah pikiran.

    Indra juga menjelaskan kalau kondisi istrinya saat itu sedang hamil 8 minggu.

    “Setelah di hari berikutnya kami melakukan pengecekan ke RS Hermina Ciawi, dikatakan istri ada kemungkinan keguguran disebabkan stress karena cekcok kemarin,” kata dia.

    Ia pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kasus itu ke jalur hukum dan menutup pintu damai

    Penulis: Vivi Febrianti

  • Fakta Bus Rombongan Pendaki Tersesat Ke Jalur Kecil Dekat Kuburan Wonosobo, Polisi Ungkap Kronologis – Halaman all

    Fakta Bus Rombongan Pendaki Tersesat Ke Jalur Kecil Dekat Kuburan Wonosobo, Polisi Ungkap Kronologis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO – Terungkap asal-usul bus yang mengangkut rombongan pendaki tersesat di jalur sempit dekat kuburan Desa Kwadungan, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (28/12/2024).

    Tersesatnya bus yang mengangkut 30 penumpang dari Brebes Jawa Tengath tersebut tak ada hubungannya dengan mistis.

    Bus tersebut tersesat akibat mengikuti Google Maps.

    Kasubsi Penjas Sie Humas Polres Wonosobo Aipda Nanang DP Wibowo, saat dikonfirmasi mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (28/12/2024) sekira pukul 04.00 WIB.

    Bus yang ditumpangi rombongan pendaki asal Brebes tersebut terjebak di jalur pertanian warga tepatnya di Dusun Klowoh, Desa Kwadungan, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo.

    “Bus membawa rombongan calon pendaki Gunung Sumbing dari Brebes, terjebak di jalan menuju persawahan dekat kuburan Dusun Klowoh, Desa Kwadungan,” ungkapnya.

    Kronologi kejadian bermula saat bus ukuran tiga per empat dengan nomor polisi AA 7102 QE dikemudikan Mahes Mahardika (29) akan mengantarkan rombongan pendaki.

    Bus mengikuti petunjuk Google Maps hendak berangkat menuju Basecamp pendakian Sumbing via Nepal Van Java, Magelang.

    Namun ternyata jalur yang diarahkan Google Maps melewati jalan pertanian Dusun Klowoh, Desa Kwadungan, Kecamatan Kalikajar yang memiliki jalur yang sempit.

    “Akibatnya bus terjebak dan tidak bisa putar balik,” ucap Nanang.

    Penumpang bus tersebut akhirnya dialihkan naik menggunakan mobil warga setempat menuju basecamp Nepal Van Java Kaliangkrik, Magelang.

    Evakuasi bus dilakukan dengan menggunakan mobil derek siang tadi untuk bisa putar balik arah.

    “Proses evakuasi berjalan lancar, tidak ada kerugian jiwa, selanjutnya bus menuju arah basecamp melalui jalur jalan raya utama via Kertek-Temanggung-Magelang,” ujarnya.

    Peristiwa tersesatnya bus pariwisata tersebut sempat viral di media sosial.

    Dalam sebuah unggahan video pendek di Instagram, bus tersebut disesatkan rutenya saat menggunakan peta (map) di smartphone. 

    Tahu-tahu, bus sudah melintang terparkir di tengah kuburan warga tanpa bisa bergerak.

    Bus berwarna kuning itu kemudian jadi tontonan warga Desa Kwadungan.

    Tidak ada jejak jalan tanah yang rusak atau tergerus oleh roda bus. Begitu juga rerumputan di sekitarnya. 

    Berikut narasi di postingan akun @kejadiantemanggung di Instagram hari ini:  

    Ijin lapor min

    Ini ada kejadian supir bis membawa rombongan pendaki mau naik ke sumbing disasarkan sama map terus sadar-sadar dah di tengah kuburan. Kondisi bis dan rombongan aman.

    Lokasi di pencar atas, kwandungan, Kalikajar, Wonosobo (28/12/2024).

    (tribunmuria.com/ Imah Masitoh/ tribunnews.com/ arifin)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunmuria.com dengan judul Ikuti Google Maps, Bus Rombongan Pendaki Terjebak di Jalur Sempit Dekat Kuburan di Wonosobo

  • LIVE Toni Desak Mabes Polri Periksa Rudiana soal 3 DPO Kasus Vina, Reza Indragiri Minta Aep Muncul – Halaman all

    LIVE Toni Desak Mabes Polri Periksa Rudiana soal 3 DPO Kasus Vina, Reza Indragiri Minta Aep Muncul – Halaman all

    Mantan pengacara Pegi Setiawan, Toni RM mendesak Iptu Rudiana bertanggungjawab atas keterangannya memunculkan tiga DPO kasus Vina.

    Tayang: Sabtu, 28 Desember 2024 16:33 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Toni RM, mantan pengacara Pegi Setiawan mendesak Iptu Rudiana bertanggungjawab atas keterangannya memunculkan tiga DPO kasus Vina Cirebon.

    Hal ini kembali diungkit setelah permohonan Peninjauan Kembali (PK) terpidana kasus Vina ditolak Mahkamah Agung (MA).

    Di sisi lain, Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri meminta pihak-pihak yang ‘bersembunyi’ di kasus Vina untuk muncul.(*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Mantan Sopir Keluarga Sutiyoso Tewas Bersimbah Darah di Majalengka, Diduga Tembak Diri Pakai Pistol – Halaman all

    Mantan Sopir Keluarga Sutiyoso Tewas Bersimbah Darah di Majalengka, Diduga Tembak Diri Pakai Pistol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA – Slamet Purwanto (57) ditemukan tewas bersimbah darah di kediamannya Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Sabtu (28/12/2024).

    Diduga korban tewas akibat menembak kepalanya sendiri menggunakan pistol jenis Five-seven (FN) sekira pukul 07.30 WIB.

    Peristiwa berawal saat istrinya pamit kepada anaknya hendak membeli oksigen untuk cadangan korban.

    Memang korban diketahui sudah lama menderita sakit komplikasi diabetes dan paru-paru.

    Saat kejadian, di dalam rumah hanya ada korban dan anak semata wayangnya.

    Kemudian anak korban yang sedang beraktivitas di dapur mendengar suara letusan senjata api.

    “Saat itu, anaknya yang berada di dapur tiba-tiba mendengar suara letusan dari ruang tengah,” kata Danramil 1716/Dawuan, Kapten Inf Dede saat ditemui di Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, Sabtu (28/12/2024).

    Sontak anak korban pun bergegas  menghampiri ruang tengah dan mendapati korban tergeletak dan kondisinya bersimbah darah di kasur.

    Melihat hal itu, anak korban langsung bergegas meminta pertolongan kepada tetangganya dan sejumlah warga yang kebetulan berada di sekitar lokasi.

    Petugas Polres Majalengka pun langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP kemudian mengevakuasi jenazah korban.

    “Pihak keluarga menolak untuk mengautopsi jenazah korban, sehingga langsung dimakamkan di TPU dekat rumahnya,” ujar Dede.

    Dede menyampaikan, sejumlah warga dan perangkat desa setempat pun berdatangan untuk membantu prosesi pemakaman jenazah korban.

    “Korban diduga sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara menembak sendiri dengan pistol jenis FN di bagian kepala. Karena sakit diabetes komplikasi disertai sakit paru yang tak kunjung sembuh,” kata Kapten Dede.

    Setelah itu petugas Inafis dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Majalengka mendatangi lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara.

    “Keluarga korban menerima peristiwa tersebut sebagai musibah dan menolak ketika Tim Inafis Polres Majalengka akan mengautopsi jenazahnya,” kata Dede.

    Berdasarkan kabar, Slamet Purwanto merupakan mantan sopir dari keluarga mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.

    Terkait kepemilikan senjata api, menurut Kapten Infanteri Dede, berdasarkan keterangan istri korban, pistol jenis FN tersebut diperoleh pada saat korban bekerja sebagai sopir di keluarga Sutiyoso pada 2014 lalu.

    “Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan perkembangan kasus kepemilikan pistol jenis FN yang digunakan korban untuk bunuh diri. Untuk barang bukti berupa pistol jenis FN saat ini sudah di amankan oleh tim Inafis Polres Majalengka,” ucapnya.

    Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

    Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

    (Tribunnews.com/ Tribunjabar.id/ Ahmad Imam Baehaqi)

    Sebagaian dari artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Warga Majalengka Ditemukan Bersimbah Darah di Kasur, Nekat Akhiri Hidup Gunakan Pistol

  • Kecelakaan Beruntun di Klaten: Warga Takut Menolong Pebalap Liar – Halaman all

    Kecelakaan Beruntun di Klaten: Warga Takut Menolong Pebalap Liar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang merekam aksi pebalap liar di jalanan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi viral setelah insiden tabrakan beruntun terjadi pada Selasa (24/12/2024) sekitar pukul 02.00 WIB.

    Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @infocegatanklaten dan menunjukkan momen ketika para pebalap liar mengalami kecelakaan yang melibatkan lebih dari tiga motor.

    Kronologi

    Ardiansyah (41) seorang saksi mata, menjelaskan bahwa kecelakaan berawal ketika salah satu pebalap menabrak pebalap lain, yang kemudian menyeruduk bagian belakang mobil yang melintas.

    “Awalnya ada motor kencang, kalau tidak salah motor MX, yang baru itu tabrak mobil,” jelas Ardiansyah.

    Kendaraan motor yang terlibat dalam kecelakaan tersebut berjalan dengan kecepatan tinggi dari arah Simpang SGM menuju Klaten.

    Setelah insiden, tiga orang yang terlibat dibawa pergi dengan sepeda motor berboncengan, meskipun mereka mengalami luka-luka.

    Warga Ketakutan 

    Warga sekitar terlihat ketakutan dan tidak berani menolong saat kecelakaan terjadi.

    “Warga takut, tidak ada yang tolong sama sekali, kecuali rombongan,” ungkap Ardiansyah.

    Hal ini menunjukkan bahwa situasi saat itu sangat mencekam dan membuat masyarakat enggan untuk berinteraksi.

    Tindakan Polisi

    Setelah menerima laporan, pihak Polres Klaten segera melakukan pengecekan lokasi dan mengumpulkan informasi dari saksi serta rekaman CCTV.

    Sementara itu, kondisi anak tersebut dilaporkan mengalami luka ringan dan lecet di bagian kaki.

    Pihak kepolisian juga telah mengamankan sepeda motor yang digunakan untuk balapan dan akan menindaklanjuti kasus ini lebih lanjut.

    Kecelakaan ini menjadi pengingat akan bahaya balap liar di jalanan dan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak terlibat dalam kegiatan berisiko tersebut.

    Polisi mengimbau agar orang tua dan teman-teman dari para pebalap liar lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan anak-anak mereka.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Toni RM Ungkap Fakta Baru Kasus Vina Cirebon, Ada 2 Ponsel di Jok Motor Eky Tapi Tak Dijadikan Bukti – Halaman all

    Toni RM Ungkap Fakta Baru Kasus Vina Cirebon, Ada 2 Ponsel di Jok Motor Eky Tapi Tak Dijadikan Bukti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU – Kuasa Hukum Pegi Setiawan, Toni RM mengungkap fakta baru terkait kasus Vina Cirebon setelah Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan peninjauan kembali atau PK tujuh terpidana ditolak.

    Toni RM mengungkap ada dua ponsel yang ditemukan dalam jok sepeda motor Eky, kekasih Vina Cirebon.

    Hal tersebut terungkap dari pengakuan Yuni, mantan istri Suroto.

    Yuni mengaku pada malam kejadian sempat melihat dua buah ponsel yang berada di dalam jok motor Eky.

    “Jadi setelah PK 7 terpidana Vina ditolak, muncul saksi atas nama Yuni. Dia itu mantan istrinya pak Suroto,” kata Toni RM saat ditemui di kantor miliknya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (27/12/2024).

    Suroto sendiri sebelumnya mengaku menjadi orang pertama yang menemukan Vina dan Eky di Jembatan Talun Cirebon 2016 silam.

    Pada saat kejadian 2016 lalu, Yuni dan mantan suaminya Suroto tengah berada di Polsek Talun.

    Kemudian mereka mendapat informasi ada kejadian kecelakaan lalu lintas, keduanya pun penasaran dan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di Flyover Talun.

    Tidak lama, disusul dua orang anggota Polsek Talun bernama Supardi dan Suja.

    “Setelah dievakuasi, Pak Suroto ini menemukan ponsel warna putih di saku sebelah kanan celananya Eky, kemudian ponsel itu diserahkan ke pak Suja,” kata Toni RM.

    Toni RM menjelaskan, keterangan Suroto tersebut juga tertuang dalam putusan pengadilan. 

    Begitu pula keterangan Suja yang juga tertuang dalam putusan pengadilan dan berbunyi telah menerima ponsel dari Suroto.

    Setelah itu, ada pula keterangan dari Wasnadi Otong yang merupakan ayah Vina bahwa dirinya mengambil ponsel milik almarhumah berwarna putih.

    “Jadi ponsel yang ditemukan oleh Pak Suroto kemudian diserahkan kepada Pak Suja ini adalah ponselnya Vina. Karena berdasarkan keterangan Pak Suja, ponsel dari Pak Suroto itu warnanya putih, itu ponsel yang ditemukan di saku sebelah kanan celana Eky,” ujar dia.

    Toni RM menyampaikan, hanya saja, ponsel itu tidak dibuka.

    Ia sendiri penasaran dan tidak mengetahui kenapa riwayat percakapan dalam ponsel itu tidak dibuka.

    Toni RM sendiri juga tidak mengetahui alasannya.

    Selain itu, ada dua ponsel berwarna hitam yang ditemukan di dalam jok sepeda motor Eki, pacar dari Vina Cirebon.

    Keberadaan ponsel tersebut diungkap Yuni, mantan istri Suroto.

    Yuni pada saat kejadian mengaku melihat motor milik Eky ketika dibawa ke Polsek Talun, kemudian saat dibuka joknya, ia melihat ada 2 unit ponsel warna hitam di dalam jok motor.

    “Tapi dua ponsel itu tidak disita dan tidak jadi barang bukti di persidangan, dari mana saya mengatakan itu? Ini terkonfirmasi dari kesaksian Rudiana,” kata Toni RM.

    Toni RM mengatakan, Rudiana menerangkan ia tak mengenali salah satu pun dari 6 ponsel yang dijadikan barang bukti di persidangan. 

    Meski menurut pengakuan Yuni, ia melihat ada 2 ponsel di jok motor milik Eky.

    Toni RM mengatakan, Rudiana dalam hal ini hanya mengenali barang bukti milik anaknya Eky hanya berupa helm, sweeter biru dongker, motor, kaos hitam, celana pendek coklat, celana jeans biru, sepasang sepatu biru, dan sepasang kaos kaki hitam.

    “Jadi tidak ada keterangan Rudiana mengenali dua ponsel yang ditemukan di dalam jok motor Eky, itu tidak ada. Sehingga saya menyimpulkan 2 ponsel yang ditemukan dan disaksikan oleh Ibu Yuni ini diduga disembunyikan,” ujar dia.

    Toni RM mencurigai ada beberapa kemungkinan kenapa ponsel itu tidak dimunculkan sebagai barang bukti.

    Kecurigaan pertama, mungkin saja karena riwayat percakapan di dalamnya tidak mengungkapkan apapun yang penting.

    Kedua, andai saja dibuka, lanjut Toni RM, keterangan di dalamnya bisa saja memperterang kasus Vina Cirebon yang saat ini jadi sorotan apabila hal tersebut memang pembunuhan. 

    Misalnya, ada ancaman baik berupa pesan, telepon, atau sebagainya.

    Kata Toni RM, ini akan memperterang sebuah peristiwa.

    Ketiga, lanjut Toni RM, ponsel itu tidak dimunculkan karena ada komunikasi lain yang akan membongkar sebuah peristiwa besar.

    Hal tersebut menurutnya bisa saja terjadi.

    “Inilah kecurigaan saya ponsel itu tidak dimunculkan. Oleh karena itu, Mabes Polri lewat tim khususnya harus mengusut keberadaan dua ponsel yang ditemukan di jok sepeda motor milik Eky yang disaksikan oleh Ibu Yuni,” ujar dia.

    “Jadi saya melihatnya, saksi yang baru muncul ini adalah saksi yang sangat penting karena dia melihat ada 2 ponsel yang ditemukan di jok sepeda motor Eky namun tidak dijadikan barang bukti. Mabes Polri kalau masih serius menangani dan mengungkap kasus ini supaya terang benderang maka usut dimana keberadaan dua ponsel itu dan usut siapa polisi yang menemukan ponsel di jok motor itu,” lanjut Toni RM.

    Penulis: Handhika Rahman

  • Dosen di Mataram Penyuka Sesama Jenis Jalani Ritual Aneh, Korban Pelecehan Seksual Lebih 1 Orang – Halaman all

    Dosen di Mataram Penyuka Sesama Jenis Jalani Ritual Aneh, Korban Pelecehan Seksual Lebih 1 Orang – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – Kelainan seksual seorang oknum dosen ini jadi sorotan.

    Di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), seorang dosen dilaporkan atas dugaan pelecehan seksual sesama jenis yang menyimpang.

    Laporan tersebut disampaikan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB oleh salah seorang korban.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat membenarkan adanya laporan tersebut.

    Kata dia  laporan tersebut dilayangkan pada Kamis, (26/12/2024) lalu.

    “Laporan baru kami terima kemarin. Isunya ada beberapa korban, kami terima baru satu korban ini akan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Syarif, Jumat (27/12/2024).

    Mantan Wakapolresta Mataram itu mengatakan kejadian dugaan pelecehan tersebut terjadi pada September 2024 lalu.

    Perbuatan tersebut diduga dilakukan di salah satu tempat di wilayah Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.

    “Keterangan korban (pelapor) ada korban lain karena korban ini merupakan yang terakhir diduga sebelum itu ada korban lain,” kata Syarif.

    Syarif menjelaskan modus yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut masih didalami.

    Namun, polisi mengatakan berdasarkan pengakuan pelapor terduga pelaku datang ke sekertariat organisasi yang diikuti korban yang ada di wilayah Gunungsari.

    Di sana pelaku melancarkan aksi jahatnya itu.

    Antara korban dan pelaku baru berkenalan dua minggu.

    “Tapi dari informasi yang didapat, korban menganggap pelaku memiliki kekuatan spritual dan dia disegani,” kata Syarif.

    Katanya pelaku dalam menjalankan aksi pelecehan seksuakl dengan ritual aneh.

    Dia menggunakan  modus ‘zikir kelamin’ atau ‘zikir zakar’ untuk melancarkan aksinya.

    Polisi juga masih mendalami apa  yang dilakukan oleh pelaku.

    Syarif meminta kepada para pihak yang merasa pernah menjadi korban untuk melaporkan kejadian tersebut di Polda NTB.

    Diketahui oknum dosen tersebut berinisial LR.

    Saat ini mengajar di dua kampus negeri dan juga kampus swasta. 

     

     

  • Diduga Teroris, Pedagang Asongan di Tasikmalaya Ditangkap Densus 88 – Halaman all

    Diduga Teroris, Pedagang Asongan di Tasikmalaya Ditangkap Densus 88 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA –  Densus 88 menangkap satu terduga teroris di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Jumat (27/12/2024).

    Terduga teroris tersebut ditangkap persisnya di di Kampung Urug, Desa Jayaratu, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya.

    Terduga teroris masih berada di Polres Tasikmalaya menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

     Informasi ini dibenarkan oleh Ketua RT 02 Kampung Urug, Zenal Arifin, yang turut menjadi saksi dalam proses penggeledahan tersebut.

    “Tadi hanya kesaksian saja sejak siang baru keluar hari ini, dan saya juga ikut penggeledahan di kediaman warganya,” ujar Zenal Arifin saat ditemui usai memberikan kesaksian di Polres Tasikmalaya.

    Zenal menjelaskan bahwa rumah yang digeledah oleh Densus 88 merupakan milik seorang ustaz yang juga diduga memiliki hubungan dengan terduga pelaku.

    Pemilik rumah tersebut, menurut Zenal, sehari-harinya pun berprofesi sebagai pedagang asongan yang berkeliling ke sekolah-sekolah.

    “Mungkin temannya, dan untuk pemilik rumah berprofesi setiap harinya dagang asongan, keliling ke sekolah,” ungkap Zenal.

    Namun, Zenal mengaku tidak mengetahui secara pasti aktivitas yang dilakukan oleh terduga pelaku selama berada di rumah tersebut.

    Ia bahkan awalnya mengira kehadiran polisi terkait kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor), berdasarkan informasi dari warga sekitar.

    “Malah saya awalnya mengira ada curanmor dan itu informasi dari tetangga, karena banyak petugas polisi,” jelasnya.

    Dalam penggeledahan tersebut, petugas polisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk buku-buku yang disimpan dalam sebuah dus.

    Zenal menyebut dirinya tidak sempat melihat isi buku-buku tersebut dan tidak mengetahui kasus apa yang sedang diusut oleh pihak berwenang.

    “Bawa buku banyak ada sekitar satu dus, dan saya ga sempat baca. Dan saya kurang tahu pas diamankan kasus apa,” pungkasnya.

    Asal Garut

    Ridwan, Kepala Dusun atau Punduh Desa Jayaratu. Kecamatan Sariwangi. Kabupaten Tasikmalaya. mengungkap terduga teroris ternyata berasal dari Kabupaten Garut.

    “Aslinya menurut informasi daerah Kabupaten Garut, dan warga pun tidak ada mengetahui dan tak ada yang kenal,” kata Ridwan.

    Selain itu, masih kata Ridwan, setelah diselidiki, orang yang ditangkap di salah satu rumah warga, diketahui orangnya bukan warga setempat.

    “Saya tanya yang punya rumah ternyata sudah hampir seminggu di rumahnya. Saat ditanya lagi, ditangkap gak tahu, malah dianggap mau dibawa pulang, informasi seperti itu. Bahkan saya juga ga tahu di sini bakal ada penangkapan,” jelasnya.

    Ketika ditanyai dugaan teroris, Ridwan pun tak mengetahui secara detail, hanya selama tinggal di kampungnya tak ada laporan ke RT setempat.

    “Sementara belum mendapatkan hasil yang real, dan sempat ditanya ke pak RT juga ga tahu karena ga lapor,” ungkap Ridwan.

    Warga pun sempat kaget karena banyak orang yang datang juga dari jajaran kepolisian, Camat hingga Kepala Desa ke tempat tersebut.

     
    “Iya dibawa satu orang jam 08.00, dan pak RT serta pemilik rumah dibawa juga sebagai saksi jam 10 pagi untuk dimintai keterangan,” katanya.

     

     

    Penulis: Jaenal Abidin

    dan

    Warga Ungkap Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 Berasal dari Kabupaten Garut

     

  • Kronologi Penangkapan Budianto Sitepu: Polisi Akui Ada Kekerasan, tanpa Surat Perintah – Halaman all

    Kronologi Penangkapan Budianto Sitepu: Polisi Akui Ada Kekerasan, tanpa Surat Perintah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah personel Satreskrim Polrestabes Medan terlibat kasus penganiayaan terhadap Budianto Sitepu (42), warga Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, hingga tewas.

    Menurut Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan, ada tujuh anggotanya yang terlibat dalam kasus ini.

    Satu di antaranya adalah Panit Resmob Polrestabes Medan, Ipda Imanuel Dachi.

    Adapun penganiayaan ini terjadi di Jalan Horas, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Selasa (24/12/2024)

    “Terhadap tujuh orang tersebut kita lakukan penempatan khusus atau patsus,” kata Gidion, dilansir Tribun Medan, Jumat (27/12/2024).

    Terkait penanganan pidana dan etik kasus ini, sambung Gidion, telah diserahkan kepada Polda Sumut.

    “Kami bisa menyimpulkan ada indikasi kuat memang terjadi kekerasan yang dilakukan personel Satreskrim Polrestabes Medan terhadap almarhum BS.”

    “Sehingga mengakibatkan meninggal dunianya di rumah sakit. Itu pun sejalan dengan laporan polisi yang diberikan atau yang dibuat oleh pengacara keluarga BS ke Polda Sumut,” lanjutnya.

    Kronologi Versi Polisi

    Gidion menuturkan kasus ini berawal dari anggotanya melakukan tangkap tangan terhadap korban.

    Namun, dirinya tak menjelaskan secara detail kasus yang dilakukan korban sehingga anggota polisi melakukan penangkapan. 

    “Dalam proses penangkapan, kami menduga kekerasan terjadi pada proses penangkapan. Untuk kepastiannya nanti kami lakukan pendalaman pada proses penyidikan.”

    “Awalnya sebagaimana yang disampaikan keluarga korban, mereka ada minum-minum tuak di kedai yang bertetangga dengan mertua dari anggota saya (Ipda Imanuel Dachi),” sambungnya.

    Gidion menyatakan saat itu Ipda Imanuel Dachi mendatangi korban yang sedang berada di warung tuak. Ia lantas menangkap Budianto Sitepu dan dua orang lainnya.

    “Minum-minum sampai dengan larut menjadi persoalan. Anggota saya Ipda ID melaporkan ke anggota lain tim URC yang waktu itu siaga, karena waktu itu malam natal semua angggota di luar,” ucap Gidion.

    “Ada tim-tim yang memang menyebar, timsus. Timsus ini ditugaskan bergerak malam mengatasi 3C, saat itu mereka di Binjai dipanggil merapat ke lokasi Ipda ID.”

    “Sehingga peristiwa itu terjadi, saudara BS bersama rekannya, ini proses yang harus kita klarifikasi apakah ada persoalan pribadi antara anggota saya dengan BS,” terangnya.

    Tak Kantongi Surat Perintah

    Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan mengatakan Ipda Imanuel Dachi dan personelnya melakukan penangkapan terhadap Budianto Sitepu tanpa mengantongi surat apa pun dan tidak ada dasar laporan polisi.

    “Karena ini adalah dugaan awal proses tangkap tangan, memang waktu penangkapan belum ada surat perintah penyelidikan, surat perintah penangkapan, maupun administrasi penyidikan lainnya, pada saat melakukan upaya paksa karena dasarnya adalah tertangkap tangan,” kata Gidion, Jumat.

    Ia juga mengungkapkan hasil pemeriksaan medis terhadap jenazah korban yang sempat ditahan di Polrestabes Medan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. 

    “Lalu hasil autopsinya, ada pendarahan pada batang otak, pendarahan pada kepala. Lalu luka di pipi, rahang, lalu luka di bagian mata, ini kemudian dalam visum tersebut terbukti mengalami kekerasan benda tumpul, ini kami dalami,” bebernya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul: Kapolrestabes Medan Beberkan Kronologi Penangkapan Budianto Sitepu oleh Ipda Imanuel Dachi.

    (Tribunnews.com/Deni)(Tribun-Medan.com/Alfiansyah)