Category: Tribunnews.com Regional

  • Kondisi Korban Pelecehan Anak di Bawah Umur di Sukoharjo, Ketakutan saat Dengar Nama Pelaku – Halaman all

    Kondisi Korban Pelecehan Anak di Bawah Umur di Sukoharjo, Ketakutan saat Dengar Nama Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan anak di bawah umur jadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh gurunya sendiri.

    Aksi pelecehan seksual ini terjadi di sebuah SD di Sukoharjo, Jawa Tengah.

    Seorang anak bahkan trauma akibat perbuatan bejat pelaku.

    Bahkan, korban ketakutan saat mendengar nama gurunya tersebut.

    Demikian yang disampaikan kuasa hukum korban, Lanang Kujang Panunjung.

    “Dari sekian banyak anak yang jadi korban itu, ada anak yang mendengar nama pelaku ini sudah ketakutan, memiliki trauma yang tinggi,” kata Lanang, Jumat (25/4/2025), dikutip dari TribunSolo.com.

    Lanang juga menceritakan, kasus ini terungkap setelah salah satu anak curhat ke orang tuanya.

    “Awalnya hanya satu orang tua yang menemui saya dan menyampaikan itu, tetapi belakangan banyak sekali dari mereka yang datang dan menyampaikan hal serupa,” jelasnya.

    Tak hanya satu orang saja, ia menuturkan ada 20 anak yang jadi korban.

    “Bahkan dari data yang kami pegang ada sekitar 20-an anak yang menjadi korban,” ujar Lanang.

    Bahkan, pelaku melakukan tindakan keji tersebut sejak tiga tahun silam.

    Pelaku melancarkan aksinya di berbagai momen, seperti saat sedang ekstrakurikuler renang.

    “Ada yang saat ekstrakurikuler renang di daerah Klaten, salah satu anak itu saat ganti baju diseret masuk ke kamar mandi lalu pintunya dikunci dan dilecehkan.”

    “Dari sekian banyak anak yang jadi korban itu, ada anak yang mendengar nama pelaku ini sudah ketakutan,” ungkapnya.

    Pelaku Ditahan

    Pelaku pelecehan seksual ini ternyata berinisial DI (37) dan sudah ditahan sejak awal April 2025 lalu.

    Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Zaenudin, mengonfirmasi hal tersebut.

    “Benar (penangkapan pelaku pelecehan seksual).”

    “Inisial DI  pelaku diduga dilakukan dengan maksud menyalurkan nafsu terhadap korban,” kata Zaenudin, saat di konfirmasi TribunSolo.com, Jumat (25/4/2025).

    Pelaku diamankan setelah pihak kepolisian menerima laporan dari korban.

    “Kami sudah mengamankan pelaku. Saat ini yang bersangkutan sudah ditahan di Polres Sukoharjo untuk proses penyidikan lebih lanjut,” ungkap Zaenudin.

    Ia menuturkan, saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kasus ini.

    “Kepolisian terus mendalami kasus pelecehan anak di bawah umur tersebut dan mengumpulkan keterangan dari para saksi,” lanjutnya.

    Atas perbuatannya, DI terancam 15 tahun penjara.

    “Pelaku saat ini kami jerat dengan Pasal 82 jo Pasal 76E Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pilu Korban Pelecehan Seksual Oknum Guru SD di Sukoharjo, Baru Dengar Nama Pelaku Langsung Menangis

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSolo.com, Anakng Maruf Bagus Yuniar)

  • Camat Padang Selatan Diduga Selingkuh dengan Staf, Tepergok Istri Hingga Dibawa ke Kantor Satpol PP – Halaman all

    Camat Padang Selatan Diduga Selingkuh dengan Staf, Tepergok Istri Hingga Dibawa ke Kantor Satpol PP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Camat Padang Selatan berinisial AMP tepergok berselingkuh dengan stafnya yang juga seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial NG.

    Keduanya didapati sedang berdua di dalam rumah pribadi sang camat di kawasan Tanjung Saba, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (26/4/2025) malam.

    Dugaan perselingkuhan tersebut terbongkar saat istri camat pulang ke rumah setelah pulang kampung.

    Istri AMP mendapati suaminya sedang berada di dalam rumah bersama NG.

    “Diketahui pertama kali oleh istrinya, kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang, Andree Harmadi Algamar kepada wartawan, Minggu (27/4/2025).

    Setelah kejadian, keduanya langsung dibawa ke Markas Satpol PP Kota Padang di Jalan Tan Malaka, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Padang Timur.

    Keduanya pun langsung menjalani pemeriksaan hingga Minggu (27/4/2025) dini hari.

    “Setelah itu, keduanya langsung dibawa ke Markas Satpol PP untuk pemeriksaan,” kata Andree.

    Camat Dinonaktifkan

    Andree mengatakan saat ini keduanya masih berstatus terperiksa setelah menjalani pemeriksaan di Kantor Satpol PP.

    “Mereka sudah dilakukan BAP awal oleh Satpol PP karena ada indikasi mengganggu ketertiban umum,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Andree mengatakan bahwa AMP dan NG telah dinonaktifkan dari jabatannya.

    “Mulai hari ini, keduanya dinonaktifkan dari tugasnya. Camat Padang Selatan dan ASN tersebut akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh tim gabungan Ad Hoc yang terdiri dari BKPSDM dan Inspektorat,” ujarnya.

    Pemko Padang menurutnya sangat menyesalkan peristiwa tersebut dan berkomitmen untuk terus menginformasikan perkembangan pemeriksaan yang sedang dilakukan.

    Inspektorat Jadwalkan Periksa Camat dan Staf

    Inspektorat Kota Padang menjadwalkan pemeriksaan terhadap AMP dan stafnya NG, buntut dugaan perselingkuhan tersebut.

    “Untuk kasus ini langsung kita tindak lanjuti. InsyaAllah besok akan dilakukan pemeriksaan kepada keduanya,” kata Inspektur Kota Padang, Arfian, saat dikonfirmasi TribunPadang.com, Minggu (27/4/2025).

    Arfian menegaskan, apabila AMP dan NG terbukti melakukan pelanggaran, Pemerintah Kota (Pemko) Padang akan memberikan sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku.

    “Sikap kita di Pemko Padang sudah sangat jelas. Kita akan memberikan sanksi yang sangat berat kalau memang terjadi pelanggaran,” ujarnya.

    Pemeriksaan terhadap AMP dan NG akan dilakukan Inspektorat Kota Padang bersama Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Padang.

    “Kita akan memeriksa yang bersangkutan bersama BKPSDM,” ujar Arfian.

    Selain itu, keduanya telah dinonaktifkan sementara dari jabatannya terhitung sejak hari ini.

    “Terhitung mulai hari ini, yang bersangkutan kita nonaktifkan sementara,” jelas Arfian.

    Pemko Padang juga akan membentuk tim ad hoc untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap AMP dan NG.

    “Kita akan bentuk tim ad hoc untuk melakukan pemeriksaan ini,” pungkasnya.

    (Tribunpadang.com/ Muhammad Afdal)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Inspektorat Jadwalkan Pemeriksaan Camat Padang Selatan dan Stafnya usai Digerebek Warga

  • 2 Orang Diduga Jambret Ditabrak hingga Tewas, Polisi Kumpulkan Bukti dan Saksi – Halaman all

    2 Orang Diduga Jambret Ditabrak hingga Tewas, Polisi Kumpulkan Bukti dan Saksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial sebuah unggahan yang menceritakan insiden penjambretan yang berujung maut.

    Dalam unggahan tersebut, diceritakan ada jambret yang ditabrak kendaraan hingga tewas.

    Insiden tersebut terjadi di Kapanewon Depok, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (26/4/2025) pagi kemarin.

    Mengutip TribunJogja.com, pihak kepolisian pun masih mendalami kasus ini.

    Kasat Lantas Polresta Sleman, AKP Mulyanto menuturkan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Ia membenarkan bahwa ada dua orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

    Namun, belum diketahui apakah ada aksi penjambretan atau tidak.

    Ia juga menuturkan bahwa pihaknya masih belum bisa menjelaskan kronologi lengkapnya.

    “Kronologi detailnya, nanti. Yang jelas kami dari Satlantas dan Satreskrim melakukan penyelidikan terkait peristiwa itu,” ujar AKP Mulyanto.

    Diketahui, kasus ini viral setelah dibagikan oleh @merapi_uncover di X.

    Sebelum kecelakaan, dijelaskan bahwa dua korban sempat menjambret tas seorang wanita.

    Namun, suami korban yang mengendarai mobil melakukan pengejaran dan terjadi hal kecelakaan.

    “[Breaking News]

    06.27 Jambret min, di timur Transmart ditabrak suaminya yg kejambret, menurut info yang saya terima tadi

    Ada ibuk ibuk pake motor kejambretan tasnya, lalu di kejar jambretnya sama suaminya yg pake mobil

    Di tangan masih ada keter, bb di jok motor banyak rokok, cutton bud, uang koin, minyak kayu putih,” tulis @merapi_uncover.

    Sementara itu, Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo mengonfirmasi adanya kasus ini.

    TribunJogja.com mewartakan, saat ini penyidik masih melakukan pendalaman.

    Sejumlah keterangan saksi-saksi dan bukti atas tewasnya dua orang tersebut juga sedang dikumpulkan.

    Ia membenarkan bahwa dua orang yang tewas tersebut mengendarai motor berboncengan.

    “Ya, (keduanya) berboncengan (sepeda motor). Sekarang kami masih melakukan penyelidikan,” kata dia. 

    Youtuber Jadi Korban Jambret

    Pada awal April 2025 lalu, seorang YouTuber berinisial HM jadi korban penjambretan saat tengah bikin konten di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

    Ponsel milik HM pun raib dijambret orang tidak dikenal (OTK).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengonfirmasi hal tersebut.

    Diketahui, aksi penjambretan ini terjadi pada Selasa (1/4/2025) lalu.

    Kombes Ade Ary menuturkan, aksi penjambretan ini terjadi saat pelapor dan temannya keluar dari sebuah hotel.

    “Pelapor ingin buat konten video Youtube dan Tiktok tiba-tiba dua orang berboncengan mengendarai sepeda motor langsung merampas handphone milik pelapor yang sedang dipegang,” ucap Ade Ary dalam keterangan, Jumat (4/4/2025).

    Pelaku langsung kabur setelah melancarkan aksinya.

    Selanjutnya pelapor melaporkan kejadian ke Polres Metropolitan Jakarta Pusat.

    Korban pun alami kerugian satu unit HP Samsung Galaxy Z Fold 4 beserta sim card.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Polisi Dalami Kecelakaan yang Tewaskan Dua Jambret di Depok Sleman

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto/Reynas Abdila)(TribunJogja.com, Ahmad Syarifudin)

  • Tampang Agus Pencuri Nekat Bobol Rumah Anggota Brimob Polda Aceh, Gondol Kulkas hingga AC – Halaman all

    Tampang Agus Pencuri Nekat Bobol Rumah Anggota Brimob Polda Aceh, Gondol Kulkas hingga AC – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Medan – Rumah seorang anggota Satuan Brimob Polda Aceh, Fahrial Hamdani, menjadi sasaran pencurian.

    Lokasi pencurian ini terletak di Jalan Seroja Gang Pribadi, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal.

    Pelaku pencurian ini bernama Agus Rianto, seorang pria berusia 44 tahun yang merupakan warga Jalan Telaga Sari Gang Ikhlas, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

    Bersama rekannya yang masih buron, Agus nekat melakukan tindakan kriminal ini saat Fahrial sedang tidak berada di rumah.

    Proses Pencurian

    Berdasarkan informasi dari Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat, Agus melakukan pencurian dengan cara yang cukup terencana.

    Ia telah mengamati rumah korban selama beberapa bulan sebelumnya, melihat bahwa rumah tersebut sering kosong.

    “Mereka ini mencuri kulkas dan mesin AC hanya untuk mengambil tembaganya lalu dijual,” jelas Kompol Bambang dalam wawancara yang dilakukan pada Sabtu, 26 April 2025.

    Setelah memastikan bahwa rumah tersebut sepi, Agus mulai melancarkan aksinya.

    Ia memanjat tembok belakang rumah dan memotong bagian atap untuk mengakses mesin AC.

    Tidak hanya mesin AC, Agus juga mencuri kulkas milik korban.

    Setibanya di dalam, ia membongkar kulkas untuk mengambil tembaga yang ada di dalamnya.

    Tembaga ini dijual ke pengepul barang bekas, dan hasil penjualannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta diduga untuk membeli narkoba.

    Satu pelaku masih diburu

    Setelah melakukan aksinya, Agus akhirnya ditangkap oleh Unit Reserse Kriminal Polsek Medan Sunggal.

    Pada saat interogasi, Agus, yang akrab dipanggil “Prada”, mengaku telah merencanakan pencurian ini jauh sebelumnya, berkat pengamatannya yang teliti terhadap kebiasaan pemilik rumah.

    Meski Agus sudah ditangkap, rekannya yang terlibat dalam pencurian masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

    (ribun-Medan.com/Fredy Santoso)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pulang Liburan Backpacker, Turis Belanda Dirikan Fasilitas untuk Anak Terlantar di Sumbawa – Halaman all

    Pulang Liburan Backpacker, Turis Belanda Dirikan Fasilitas untuk Anak Terlantar di Sumbawa – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berawal dari aktivitas liburan ke Sumbawa di 2004 lalu, seorang wisatawan asal Belanda tertarik mendirikan fasilitas tempat tinggal dan pendidikan untuk anak-anak terlantar di daerah itu dan tinggal di sana.

    Bule tersebut adalah Chaim Joel Fetter, yang berlatar belakang seorang pengusaha internet sukses di Belanda.

    Keputusannya mendirikan fasilitas untuk anak-anak terlantar itu berawal saat melakukan perjalanan backpacking di Lombok pada 2004. 

    Dia bertemu Adi, seorang anak laki-laki bertelanjang kaki yang mengemis di lampu merah.

    Adi telah kehilangan kedua orang tuanya dan tinggal sendirian di bawah selembar terpal.

    “Saat itu hati ini seperti ditinju,” kenang Chaim Joel Fetter. 

    “Saya tidak bisa melupakannya saat pulang ke rumah. Apa artinya kesuksesan yang saya genggam kalau masih ada anak-anak seperti Adi yang menderita?” ujarnya.

    Hatinya tergerak, lalu dia kembali ke Belanda, menjual perusahaannya, dan kembali ke Indonesia, bukan untuk cuti panjang, tetapi demi sebuah misi.

    Fetter lalu memeluk Islam, terinspirasi oleh kemurahan hati dan kehangatan orang-orang yang ditemuinya.

    “Bahkan keluarga yang sangat miskin berbagi sedikit dari apa yang mereka miliki,” ujarnya. “Masuk Islam rasanya seperti menemukan keluarga dan makna hidup yang lebih dalam,” kata dia.

    Namun, motivasi Fetter tidak semata-mata terinspirasi dari apa yang ia lihat, melainkan berakar dari pengalaman hidupnya sendiri. Setelah orang tuanya bercerai, ia ditempatkan di panti asuhan di Belanda saat berumur 6 tahun. 

    “Saya tahu rasanya menjadi anak yang tidak dipedulikan siapa pun,” katanya.

    “Perasaan diabaikan itu tidak pernah benar-benar hilang. Saya masih sering mimpi buruk, memimpikan saat orang tua saya meninggalkan saya di sana, dan saya berlari mengejar mereka.”

    “Saya bertekad untuk membangun tempat dimana anak-anak bisa pulih, disayangi, dan merasa seperti di rumah,” kata dia.

    Di 2006, ia bersama istri dan beberapa teman dekat mendirikan Yayasan Peduli Anak dan membuka Pusat Kesejahteraan Anak pertama di Lombok. 

    Dibangun di atas lahan seluas 2,2 hektar, fasilitas ini mencakup 14 rumah berkonsep keluarga, sebuah masjid, sekolah dasar dan menengah pertama, klinik kesehatan, lapangan olahraga, dan kebun organik. 

    Setiap rumah diasuh oleh seorang ibu asuh terlatih, menciptakan lingkungan keluarga yang stabil dan penuh kasih sayang. Sejak saat itu, Yayasan Peduli Anak telah mendukung ribuan anak.

    Banyak di antara mereka yang telah lulus kuliah dan kembali bekerja di pusat ini sebagai guru, konselor, perawat, dan akuntan.

    Yayasan ini telah meraih berbagai penghargaan nasional, termasuk Kick Andy Heroes Award dan Piagam Apresiasidari Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

    Pada tahun 2019, seiring dengan meningkatnya permintaan dan mencuatnya kisah anak terlantar di daerah terpencil, Yayasan Peduli Anak memperluas misinya ke Sumbawa, sebuah pulau tertinggal dengan akses layanan pemerintah yang sangat terbatas dan penelantaran anak merupakan hal tragis yang sayangnya lumrah terjadi.

    “Ini sangat memilukan. Kami mendengar kisah anak-anak yang ditinggalkan karena orangtuanya menikah lagi atau pergi merantau untuk bekerja. Ada yang tidur di gubuk terbengkalai. Bahkan, ada yang tidak makan berhari-hari,” ujarnya.

    Meskipun menghadapi tantangan logistik besar dalam mengangkut material dari Lombok dan Jawa, serta berbagai hambatan akibat pandemi Covid, tim terus bertahan dan tidak menyerah. 

    Kini, berkat donasi dari masyarakat dan perusahaan swasta, Pusat Kesejahteraan Anak di Sumbawa sudah 95 persen rampung.

    Ruang kelas sudah siap, para ibu asuh telah dilatih, dan dua belas rumah indah berdiri kokoh.

    Namun sayangnya, semua rumah itu belum dilengkapi perabotan. Tanpa ranjang dan perlengkapan penting lainnya, fasilitas ini masih belum siap digunakan sepenuhnya. 

    Ini bukan penampungan biasa. Ini adalah sebuah desa anak yang sepenuhnya mandiri,dengan dua belas rumah, sekolah, masjid, klinik kesehatan, sport center, dapur yang mampu menyiapkan 900 porsi makanan setiap hari, dan kebun organik yang menyediakan buah serta sayuran segar untuk anak-anak.

    Fasilitas ini akan menyediakan perawatan menyeluruh bagi 300 anak, termasuk 150 anak yang tinggal penuh waktu dan 150 siswa harian dari desa-desa miskin di sekitarnya. 

    Butuh Perabotan

    Pusat Kesejahteraan Anak ini juga akan mempekerjakan staf lokal, membeli hasil panen petani sekitar, dan menciptakan efek berantai bagi perekonomian setempat. Namun saat ini, belum ada satu pun rumah yang dilengkapi perabotan.

    Jika bantuan mendesak tidak segera datang, lebih dari 150 anak rentan di Sumbawa, Indonesia, mungkin tidak punya pilihan selain tidur di lantai rumah baru mereka.

    Tanpa ranjang dan perlengkapan penting lainnya, fasilitas yang dibangun yayasan ini masih belum siap digunakan sepenuhnya untuk 150 anak yang telah dirujuk.

    Mereka tetap tidur di lingkungan yang tidak stabil dan tidak aman, sementara dua belas rumah indah yang telah dibangun untuk anak-anak masih kosong dan belum bisa dihuni.

    “Ada 150 anak yang sudah menunggu untuk tinggal di pusat ini. 150 anak lainnya dari desa sekitar siap untuk bersekolah dan makan bersama kami setiap hari,” ungkap Chaim Joel Fetter.

    Hingga kini, lebih dari 8.000 orang Indonesia telah berdonasi. Anak-anak sekolah mengadakan penggalangan dana dengan menjual aksesori buatan mereka, seperti gelang dan kalung dari manik-manik.

    “Banyak masyarakat turut menyumbang setelah mengetahui misi kami melalui media sosial. Beberapa pemilik usaha lokal juga menyelenggarakan acara penggalangan dana,” ujarnya.

    “Orang-orang yang belum pernah ke Sumbawa ikut menyumbang, karena mereka percaya pada apa yang sedang kami lakukan,” ujarnya.

    Diantaranya, ING Bank, PT Bayan Resources, TOTO, Signify, Broco, Avian Paints, Simu, dan Häfele. 

    Awal bulan ini, Fetter menulis email secara pribadi kepada CEO IKEA Indonesia, Adrian Worth, serta kepada Electrolux Professional, untuk menyampaikan harapan akan kemungkinan dukungan. 

    “Electrolux merespons dengan positif atas permintaan peralatan dapur profesional, yang akan sangat membantu dalam menyiapkan makanan untuk anak-anak setiap hari.

    “Sementara itu, dari CEO IKEA Indonesia, kami masih menantikan kabar lebih lanjut. Kami sangat menghargai kepedulian IKEA, khususnya saat mereka memberikan dukungan yang luar biasa setelah gempa Lombok tahun 2018,” ungkap Fetter.

     

  • Kisah Pilu Mbah Tupon, Terancam Kehilangan Tanah dan Rumah Buntut Ulah Mafia – Halaman all

    Kisah Pilu Mbah Tupon, Terancam Kehilangan Tanah dan Rumah Buntut Ulah Mafia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib pilu menimpa Tupon atau akrab disapa Mbah Tupon (68) seorang warga Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

    Pada usia senjanya Mbah Tupon terpaksa harus berhadapan dengan mafia tanah. 

    Tanah seluas 1.655 meter persegi miliknya, beserta rumahnya dan rumah sang anak terancam disita bank.

    Mbah Tupon yang kesehariannya bekerja sebagai petani itu diduga menjadi korban mafia tanah yang mengubah sertifikat miliknya.

    Kisah Mbah Tupon ini pun dibagikan ke sosial media dan viral hingga mendapat atensi dari DPC Gerindra Sleman. 

    Bermula dari Jual Beli Tanah 

    Kisah ini bermula pada tahun 2020 saat Tupon ingin menjul sebagian tanah miliknya, yaitu 298 meter persegi dari total 2.100 meter persegi. 

    Tanah itu dijual pada sosok bernisial BR. 

    Tanah tersebut dijual Rp 1 juta per meter.

    Kala itu, Mbah Tupon juga menghibahkan sebagian tanahnya untuk jalan seluas 90 meter persegi, dan tanah seluas 54 meter persegi untuk gudang RT.

    “Terus dipecah sertifikatnya, untuk jalan itu sudah jadi sertifikatnya,” kata anak pertama Mbah Tupon, Heri Setiawan (31), Sabtu (26/4/2025) dikutip dari TribunJogja. 

    Uang hasil penjualan tanah itu digunakan untuk membangun rumah Heri yang berada di barat rumah Tupon.

    Diimingi Pecah Sertifikat 

    Singkat cerita, proses jual beli tanah tersebut sudah selesai. 

    BR diketahui masih memiliki utang pembayaran dari proses tersebut sebesar Rp 35 juta ke Tupon. 

    Pada 2021 BR lalu menawarkan membayar utang dengan membiayai pecah seritifikat. 

    Niat Tupon, sertifikat itu akan dipecah menjadi 4 dengan total sisa tanah 1.655 meter persegi.

    Empat sertifikat tanah itu rencananya akan diatasnamakan untuk Mbah Tupon dan anak-anaknya sebanyak tiga orang.

    “Bapak sering nanyain ke BR, sudah jadi atau belum (sertifikat),” katanya.

    Balik Nama Sertifikat 

    Alih-alih dibayar utangnya, Tupon justru mendapati sertifikat miliknya dibalik nama dengan inisial IF dan diagunkan ke bank senilai Rp 1,5 miliar.

    Heri maupun Tupon tak mengenal siapa itu sosok IF. 

    Ia baru mengetahui sertifikat diatasnamakan orang lain dan diagunkan ke bank pada Maret tahun 2024 lalu.

    “Bank ngabarin ke sini, atas nama IF dari awal pinjam belum sempat mengangsur sama sekali. Sekitar 4 bulan setelah pencairan bank ke sini,” katanya.

    Heri mengatakan, pihak bank menunjukkan fotokopi sertifikat.

    Luasnya masih utuh 1.655 meter persegi, tapi sudah atas nama IF.

    “Di bank itu sertifikatnya masih utuh, tapi sudah dibalik nama. Bank bawa fotokopian sertifikat,” ujarnya.

    Lanjut Heri, pihak bank memberitahukan bahwa tanah yang diagunkan atas nama IF itu sudah masuk lelang tahap pertama.

    “Bank ke sini itu sudah lelangan pertama. Kemarin itu Jumat (25/4/2025), bank ke sini kasih tahu seminggu lagi ada seperti ukur ulang,” katanya.

    Mengetahui hal itu, pihak keluarga lalu mendatangi BR untuk menanyakan duduk perkara.

    “Dia bilang ‘ini yang nakal notarisnya, besok saya urus’. Lalu BR menyuruh tangan kanannya (inisial TR) mengajak lapor ke Polda (DIY),” katanya. 

    Heri menjelaskan, pihak bank tak pernah melakukan survei ketika sertifikatnya diagunkan ke bank.

    Selama proses jual beli, Mbah Tupon diminta tanda tangan dua kali oleh calo penghubung BR.

    Saat memberi tanda tangan, Tupon hanya didampingi istrinya dan tidak ada anak-anaknya. 

    “Disuruh tanda tangan pertama di daerah Janti, terus yang kedua di Krapyak. Bapak kurang tahu tanda tangan dokumen apa, soalnya bapak enggak bisa baca dan tidak dibacakan,” katanya. 

    Kemudian, tiba lah pada tanda tangan ketiga, Tupon lagi-lagi tak didampingi oleh anak-anaknya.

    Saat itu, tanda tangan ketiga dibubuhkan dengan alasan untuk urusan memecah sertifikat.

    Setelah tanda tangan, Mbah Tupon kembali dimintai uang sebesar Rp 5 juta oleh TR, perantara BR.

    “Sudah menanyakan ke BR, waktu itu BR ngomong ‘wah nek saiki rung duwe duit, nek kowe ono cukupono sikik’ (kalau sekarang belum ada uang, kalau kamu ada cukupi dulu),” kata Heri menirukan BR.

    Dilaporkan ke Polda DIY, Dapat Atensi dari Gerindra 

    Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polda DIY pada April 2025.

    Heri diminta penyidik untuk melaporkan semua orang yang terlibat.

    “Kata penyidik itu sudah mafia, laporkan TR, BR, TRY, AR, dan IF,” katanya.

    Kasus ini juga telah mendapat atensi dari DPC Gerindra Sleman.  

    “Kami bersama mbah Tupon, @gerindradiy siap mengawal dan mendampingi kasus hukum yang dialami Mbah tupon,” tulis Gerindra Sleman dalam Instagram resmi, Sabtu (26/4/2025). 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Warga Bantul Korban Mafia: Sertifikat Tanah Mbah Tupon Beralih Nama, Bank Datang untuk Melelang. 

    (Tribunnews.com/Milani) (TribunJogja/Yoseph Hary Y) 

  • Oknum Pegawai di NTB Rudapaksa Mahasiswi KKN hingga Hamil & Melahirkan, Modusnya Mengobati Kesurupan – Halaman all

    Oknum Pegawai di NTB Rudapaksa Mahasiswi KKN hingga Hamil & Melahirkan, Modusnya Mengobati Kesurupan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – S (52), oknum pegawai Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mataram (Unram) ditahan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (25/4/2025).

    S ditahan terkait kasus dugaan rudapaksa atau pemerkosaan terhadap seorang mahasiswi Unram.

    Tak hanya sekali, perbuatan bejat itu dilakukan pelaku berulang kali.

    Akibat perbuatan itu, korbannya sang mahasiswi hamil.

    Korban lalu meminta pertanggungjawaban S.

    Meski sempat berjanji akan bertanggung jawab, ternyata S tak juga menepatinya.

    Dia hanya memberikan janji-janji manis dan bujuk rayu hingga korban berulang kali dilecehkan.

    Perbuatan bejat itu terus dilakukan S sampai korban melahirkan.

    Kini sang bayi sudah berusia lebih dari satu tahun.

    Modus Obati Mahasiswi Kesurupan

    Kanit PPA Subdit IV Ditreskrimum Polda NTB Iptu Dewi Sartika mengungkapkan, kejadian pemerkosaan tersebut dilakukan saat korban dalam keadaan kesurupan.

    “Jadi modusnya berpura-pura mengobati korban, lalu melakukan pelecehan,” kata Dewi.

    Sementara itu Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unram Joko Jumadi menjelaskan, pemerkosaan itu terjadi ketika korban baru selesai menjalani Kerja Kuliah Nyata (KKN) di wilayah Lombok Timur.

    “Dia (pelaku) sebagai (pegawai) LPPM dianggap sebagai orang yang bisa menyembuhkan kesurupan, diminta untuk proses penyembuhan,” kata Joko.

    Pelaku mendatangi korban ke lokasi KKN dan membawanya pulang ke kos korban dan diobati. 

    Ketika sembuh, korban dikembalikan lagi ke tempatnya KKN.

    PELAKU RUDAPAKSA – Kasubdit IV Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Ni Made Pujawati (depan) saat menahan oknum pegawai LPPM Unram berinisial S, yang menjadi tersangka kasus pemerkosaan mahasiswi KKN, Jumat (25/4/2025). (Dok.Istimewa)

    Peristiwa pemerkosaan itu terjadi ketika korban baru seminggu selesai menjalani KKN. 

    Pelaku datang ke kos korban dengan modus akan menyembuhkan korban yang saat itu sedang sakit. 

    Kedua kaki korban tidak bisa digerakkan.

    “Pada saat itu, korban sedang sakit. Kemudian dia (pelaku) menawar akan mengobati. Tapi bukannya mengobati, malah menyetubuhi si korban,” ucapnya.

    Korban tinggal sendiri di kosnya. Pelaku memanfaatkan kondisi korban yang sakit. 

    Pelaku memaksa korban untuk melayaninya.

    “Korban dipaksa, karena kan dalam kondisi tidak berdaya dia (korban). Kakinya itu tidak bisa digerakkan saat kejadian. Mau teriak nggak berani,” katanya.

    Korban awalnya tidak pernah menceritakan peristiwa nahas yang dialaminya. 

    Sekitar dua bulan dari kejadian, korban mengetahui dirinya hamil.

    Karena kebingungan korban mendatangi pelaku dan memberitahu dirinya sedang mengandung.

    Saat itu pelaku bersedia untuk bertanggung jawab.

    Korban sedikit lega mendengar kata pelaku yang akan bertanggung jawab dan bersiap menafkahinya. Sehingga korban mengikuti perkataan pelaku. 

    Di sisi lain, korban juga tidak mau menggugurkan kandungannya, dia hanya ingin pelaku bertanggung jawab.

    Bersembunyi dibalik kata akan bertanggung jawab, pelaku terus memanipulasi korban. 

    Korban yang tidak bisa berbuat banyak hanya bisa mengikuti kemauan pelaku.

    “Korban mengikuti kemauan pelaku dan terjadi lagi persetubuhan hingga korban melahirkan,” ujarnya.

    Joko mengungkapkan, anak yang dilahirkan korban kini berusia 1 tahun lebih. 

    Namun saat anak itu berusia sekitar 6 bulan, pelaku tidak bertanggung jawab untuk menikahi korban.

    Joko mendorong aparat penegak hukum memberikan hukuman berat kepada pelaku, lantaran perbuatannya itu.

    Kini pelaku S harus mendekam di balik jeruji besi Rumah Tahanan (Rutan) Polda NTB.

    “Kita lakukan penahanan terhadap yang bersangkutan 20 hari ke depan,” kata Kasubdit IV Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Ni Made Pujawati.

    S dijerat pasal 6A Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

    Penulis: Robby Firmansyah 

  • HRD Perusahaan Kelapa Sawit Sudah 2 Hari Tak Pulang Usai Cairkan Dana Koperasi Ratusan Juta Rupiah – Halaman all

    HRD Perusahaan Kelapa Sawit Sudah 2 Hari Tak Pulang Usai Cairkan Dana Koperasi Ratusan Juta Rupiah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA – Andi Dawam, Bagian Human Resource Development (HRD) PT Perkebunan Kelapa Sawit Minanga Ogan Baturaja dikabarkan hilang.

    Warga Desa Banuayu, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dilaporkan hilang sejak Kamis (24/4/2025) lalu usai mencairkan uang perusahaan di salah satu bank di Kota Baturaja, Sumatra Selatan.

    Informasi yang beredar di media sosial, Andi Dawam pergi ke Bank Mandiri untuk mencairkan dana koperasi, Kamis (24/4/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. 

    Ia dikabarkan membawa cek senilai lebih kurang Rp 400 juta, yang merupakan dana milik koperasi PT Minanga Ogan.

    Saat pergi ke bank untuk mengambil dana tersebut, Andi Dawam dikabarkan tidak mendapatkan pengawalan dari pihak keamanan perusahaan.

    Hingga Sabtu (26/4/2025) malam, belum ada informasi pasti mengenai keberadaan Andi Dawam. 

    Pihak keluarga telah melaporkan kehilangan Andi Dawam kepada pihak berwajib.

    Kapolsek Lubuk Batang AKP Harianto SE saat dikonfirmasi pada Sabtu (26/4/2025), membenarkan pihak keluarga telah melaporkan kehilangan anggota keluarganya langsung ke Mapolres OKU.

    Sementara itu, Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo SIK MH, melalui Kasi Humas AKP Ibnu Holdon yang dihubungi melalui telepon, menyatakan telah menerima informasi laporan orang hilang tersebut dari Bhabinkamtibmas Polsek Lubuk Batang.

    Sumber internal di PT Perkebunan Sawit Minanga Ogan juga mengonfirmasi bahwa pihak perusahaan telah melaporkan hilangnya karyawan bagian HRD tersebut ke polisi.

    Kabar hilangnya Andi Dawam ini juga telah menyebar luas di berbagai platform media sosial. 

    Berikut isi pesan yang beredar di grup WhatsApp Masyarakat OKU:

    “Assalamualaikum wrwb. Kepada seluruh rekanku Mohon bantuannya apabila rekan rekanku mengetahui keberadaan sdr. Kami Nama : Andi Dawam Jabatan: HRD PT Minanga Ogan Baturaja, Alamat: Desa Banuayu, OKU. Sdh 2 hari tidak pulang ke rumah setelah mengambil uang di salah satu bank di Kota Baturaja. Apabila ada informasi tentang sdr.kami ini silakan hubungi nomor HP 083117091692. Terima kasih.” 

    Pesan tersebut kemudian dibagikan ke berbagai grup lainnya, termasuk juga ke Facebook.

  • Didominasi Primata, 25 Satwa Serahan Warga Dirawat di Pusat Penyelamatan Satwa BBKSDA Riau – Halaman all

    Didominasi Primata, 25 Satwa Serahan Warga Dirawat di Pusat Penyelamatan Satwa BBKSDA Riau – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau saat ini memiliki 25 satwa yang dikarantina.

    Satwa tersebut meliputi 16 primata, 6 mamalia dan 3 aves.

    Satwa-satwa ini merupakan hasil serahan masyarakat kepada BBKSDA.

    Mereka dirawat, dipantau kesehatannya dan akan dilepaskan jika kondisinya sudah memungkinkan.

    Adapun BBKSDA Riau diketahui bekerja sama dengan yayasan milik adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo.

    Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni sempat meninjau kawasan konservasi BBKSDA Riau untuk melihat klinik satwa dan kandang karantina, Jumat (25/4/2025).

    Salah satunya, melihat seekor Burung Kaka Tua yang menjalani medical check up (MCU) di ruang operasi.

    Dalam kesempatan itu, Site Manager Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Ponco Prabowo menjelaskan kepada Menhut bahwa balai konservasi ini memiliki 2 dokter dan 4 perawat satwa.

    “Ada 2 tenaga medis dokter hewan dan 4 perawat satwa,” kata Ponco dikutip dari laman Kemenhut RI, Sabtu (26/4/2025).

    PPS ini dilengkapi fasilitas kandang karantina, kandang pemeliharaan, kandang isolasi, gudang pakan, klinik dan ditunjang alat-alat kesehatan hewan.

    “Falitias perawatan meliputi kandang karantina, kandang pemeliharaan, kandang isolasi, gudang pakan. Fasilitas kesehatan yakni klinik dan alat-alat kesehatan,” lanjutnya.

  • Sulteng di Zona Risiko Bencana, DPRD Singgung Mitigasi Gabungan Ilmu Modern dan Lokal – Halaman all

    Sulteng di Zona Risiko Bencana, DPRD Singgung Mitigasi Gabungan Ilmu Modern dan Lokal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Provinsi Sulawesi Tengah hidup berdampingan dengan risiko bencana, utamanya bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.

    Selain itu bencana lain yang mengintai adalah banjir, longsor dan bahaya ikutan semisal likuifasi dan runtuhan bebatuan.

    Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Provinsi Sulteng, ada 196 kejadian bencana dengan 3 kabupaten paling terdampak pada tahun 2024 yaitu Parigi Moutong, Banggai, dan Poso.

    Selama tahun itu pula, 30 ribu jiwa menderita, 1.500 orang mengungsi dan 4 orang meninggal.

    Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Rachmat Syah Tawainella mengatakan, pentingnya sinergi ilmu pengetahuan modern dan lokal untuk membangun sistem kebencanaan bagi semua lapisan masyarakat.

    Hal ini disampaikan dalam lokakarya BRIN dan UNESCO ‘bertajuk Penguatan Literasi Kebencanaan Inklusif Berbasis Pengetahuan Lokal dalam Upaya Peningkatan Resiliensi Masyarakat Sulawesi Tengah Menghadapi Bencana’ di Gedung Bappelitbangda Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (26/4/2025).

    “Masyarakat Sulawesi Tengah hidup berdampingan dengan risiko bencana. Sudah saatnya kita menjadikan pengetahuan lokal bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai fondasi utama dalam upaya mitigasi bencana yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” kata Rachmat.

    Rachmat berharap hasil dari lokakarya BRIN dan UNESCO ini dapat mendorong pendekatan transdisipliner dan inklusif untuk memperkuat literasi kebencanaan.

    Selain itu seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat berperan aktif dalam implementasi hasil lokakarya ini di daerah masing-masing.

    Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.

    Hadir para akademisi, tokoh masyarakat, perwakilan organisasi masyarakat sipil, serta aparat pemerintah daerah untuk mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam membangun resiliensi masyarakat terhadap berbagai potensi bencana yang mengancam wilayah Sulawesi Tengah.