Category: Tribunnews.com Regional

  • Gedung RSUD Kertosono Lama di Nganjuk Disalahgunakan Jadi Tempat Karaoke dan Penginapan – Halaman all

    Gedung RSUD Kertosono Lama di Nganjuk Disalahgunakan Jadi Tempat Karaoke dan Penginapan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kertosono lama yang terletak di Jalan Supriadi, Kelurahan Banaran, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur diduga telah disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.

    Sebagian ruangan di rumah sakit tersebut telah disulap menjadi tempat karaoke dan penginapan kelas melati tanpa izin dari pemerintah setempat.

    Kegiatan ilegal ini memicu keresahan di kalangan warga sekitar.

    Mereka melaporkan aktivitas mencurigakan tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Satpol PP Kabupaten Nganjuk.

    Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Nganjuk, M. Fauzi Irwana menanggapi laporan masyarakat itu dengan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Kertosono lama, Kamis (2/1/2025). 

    Dalam sidak tersebut, Fauzi menemukan berbagai barang yang tidak semestinya berada di lokasi, seperti kasur, sofa, pendingin ruangan (AC), TV, dan sound system.

    Setelah melakukan pertemuan dengan pengelola dan Satpol PP, disepakati semua kegiatan di RSUD Kertosono lama harus dihentikan.

    “Sesuai kesepakatan, kegiatan di rumah sakit ini dihentikan karena Pemkab belum mengeluarkan izin apa pun,” tegas Fauzi.

    Tindakan Satpol PP

    Sementara itu, Kasatpol PP Kabupaten Nganjuk, Suharono, menambahkan pihaknya tidak memberikan sanksi kepada pengelola.

    Berdasarkan hasil pengecekan, ada sembilan ruangan yang diduga jadi kamar penginapan. Di kamar tersebut terdapat kasur dan beberapa dilengkapi AC.

    Ia juga menemukan satu ruangan yang ditengarai sebagai tempat karaoke, karena ada TV dan sound system.

    “Kami meminta aktivitas dihentikan. Hal ini telah disepakati,” jelasnya, Jumat (3/1/2025). 

    Setelah kesepakatan tersebut, pengelola mulai mengangkut barang-barang dari lokasi.

    Pantauan di lokasi menunjukkan hanya ada sedikit barang yang tersisa, seperti tiga AC, sofa, satu kasur, dan satu dipan. Sebagian besar barang sudah diangkut.

    Meskipun ada peraturan daerah yang mengatur sanksi terhadap penyalahgunaan aset pemerintah, Suharono menyebut pihaknya memilih untuk menangani persoalan ini secara persuasif.

    “Kami sudah mengingatkan dan pengelola telah mengindahkan. Persoalan ini selesai,” tutupnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kondisi Tersangka Otak Uang Palsu di UIN Memburuk, Hanya Orang-orang Ini yang Dizinkan Jenguk – Halaman all

    Kondisi Tersangka Otak Uang Palsu di UIN Memburuk, Hanya Orang-orang Ini yang Dizinkan Jenguk – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Tersangka otak pencetakan uang palsu di kampur UIN Alauddin Makassar, Annar Salahuddin Sampetoding kini kondisinya dikabarkan semakin memburuk.

    Ia yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar sejak pekan lalu. Kini tidak boleh dijenguk oleh sembarang orang.

    Hanya pengacara, istri dan anaknya yang bisa mendatangi tersangka. Di luar kamar VVIP yang tempat ia dirawat, empat anggota polisi berpakaian sipil, berjaga selama 24 jam. 

    Pengacara Annar, Saparuddin Boy, kepada Tribun Timur, Jumat (3/1/2025) sore mengatakan bahwa kondisi Annar terus drop.

    “Dia semakin kurus,” kata Saparuddin.

    Sudah enam hari Annar dibantar gegara jantung dan prostat. Kondisi Annar saat ini benar-benar sakit menurut informasi yang dihimpun Tribun-timur.com, Jumat (3/1).

    Sudah terjadi perubahan pada fisik. Perubahan itu nampak jelas di bagian pipi.

    Bentuk tulang pipi Annar terlihat lebih jelas dibanding saat ia ditetapkan tersangka enam hari lalu di Polres Gowa.

    Sebelum dirawat, pipi Annar nampak tembem.

    Annar drop dan selalu pegang jantung. Di rumah sakit, Annar mendapat fasillitas maksimal.

    Ia dirawat ruang VVIP Ibis 5 lantai empat rumah sakit yang dipimpin polisi berpangkat Kombes tersebut.

    Di ruang perawatan terdapat fasilitas single bed, pendingin atau AC, kulkas, televisi, wifi, sofa hingga toilet.

    Sofa tersebut berada di dekat bangsal pasien. Ia dijaga perawat khusus di RS mirip hotel bintang 3 itu.

    Annar adalah tersangka utama kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Dia disebut sebagai inisiator dan donatur dalam kasus ini. 

    Annar diketahui jatuh sakit setelah ditetapkan sebagai tersangka dan akan dilakukan penahanan oleh penyidik Polres Gowa.

    Penyidik mengantar Annar ke RS Bhayangkara Makassar pada Sabtu (28/12) malam karena mengeluh lemas.

    Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari polisi ihwal kondisi tersangka Annar

    Menurut Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Annar syok dan drop setelah statusnya dinaikkan penyidik menjadi tersangka dan dijadwalkan penahanan.

    Ia menyebutkan bahwa Annar memang memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat.

    Annar mulai syok setelah namanya disebut terlibat dalam sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Hal ini menjadi alasan Annar tidak memenuhi panggilan pemeriksaan pertama pada Senin (23/12) lalu.

    Pada Kamis (26/12) sekitar pukul 19.00 Wita, Annar akhirnya memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Satreskrim Polres Gowa. Dia datang bersama penasihat hukumnya.

    Pemeriksaan dilakukan secara maraton hingga sekitar pukul 04.00 WITA dan kemudian istirahat.

    12 jam kemudian, penyidik Polres Gowa menggelar gelar perkara, yang berakhir dengan penetapan Annar sebagai tersangka.

    Meski Annar sakit, polisi memastikan proses hukum tetap berjalan.

    Peran Annar

    Annar merupakan otak percetakan dan peredaran uang palsu di Sulawesi.

    Dalam kasus ini, Annar memiliki peran yang sangat penting. Perannya bahkan lebih dominan dibanding Dr Andi Ibrahim, mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

    Andi Ibrahim hanya melakukan pengedaran uang palsu dan  transaksi jual beli uang palsu.

    Ia juga memfasilitasi tempat di perpustakaan UIN Alauddin untuk mencetak uang palsu.

    Sedangkan Annar, menurut Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, selain sebagai otak pencetak uang palsu, ia juga memberikan ide, dan memodali operasional pembuatan uang palsu tersebut.

    “Otak pelaku inisial ASS. Perannya adalah pemberi ide, pemodal, kemudian ikut membeli mesin,” ujar Kombes Pol Dedi Supriyadi, Senin (30/12) lalu.

    Annar juga ikut memberikan perintah atas kasus uang palsu di UIN Alauddin.

    Sementara Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan, proses hukum terhadap ASS tetap berjalan sesuai prosedur yang berlaku.

    “Tidak ada perbedaan perlakuan meskipun ia dalam kondisi sakit,” ujar Irjen Pol Yudhiawan Wibisono.

    Akibat perbuatannya, Annar dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang, dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun dan denda Rp50.000.000.000.

    Cara Mencetak Uang Palsu

    Salah seorang tersangka lainnya adalah, Syahruna (49). Dalam sebuah wawancara khusus dengan TVOne yang tayang 31 Desember 2024 lalu, Syahruna menceritakan secara detail cara mencetak uang palsu tersebut.

    Syahruna menceritakan belum sempat memakai alat baru dari Annar Sampetoding. Alat cetak ini bernilai Rp600 juta. 

    “Saya belum mahir menggunakan. Aandaikan saya bisa maka dalam dua hari bisa habis bahannya,” ujarnya. 

    Syahruna menceritakan, kertas khusus yang digunakan berbahan cotton. Kertas itu dipesan khusus dari China. Termasuk tinta, UV, magnetik, dan watermarknya. 

    Menurutnya, modal untuk mencetak uang sekitar Rp300 juta.  Syahruna mempelajari cara cetak uang dari belajar sendiri. 

    “Saya juga diajari sama bos (Annar Sampetoding), kamu tolong belajar dulu,” ujar Syahruna menceritakan perbincangannya dengan Annar Sampetoding. 

    Menurutnya, Andi Ibrahim sempat memesan untuk Pilkada.  “Cuman saya belum tanggapi karena hasilnya belum sempurna,” ujarnya. 

    Andi Ibrahim pun menjanjikan uang dengan 1 banding 10. 

    “Saya hitung sekarang belum sampai Rp12 juta,” ujarnya. 

    Syahruna menceritakan cara mencetak uang.  Menurutnya, pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar bisa memproduksi Rp200 juta sekali cetak. 

    Percetakan ini pun melalui 19 kali pekerjaan. Tahap pertama percetakan UV dengan tiga kali cetak. 

    “Tali air dulu baru benang dengan mesin sablon. Setelah itu cetak UV. Kemudian, cetak magentiknya,” ujarnya. 

    Syahruna pun mengatakan, tahap pertama mencetak sekitar 1 rim kertas. 

    “Kalau dirupiahkan sekitar 100 sekali produksi. Yang mengerjakan saya sendiri dengan Ambo,” ujarnya. 

    Ambo atau Ambo Ala (42) adalah tersangka lainnya. Dalam kasus ini, ia bertugas membuat benang uang. Ia ditangkap di Kabupaten Wajo. 

    Sedangkan Dr Andi Ibrahim bertugas menyediakan tempat pencetakan dan memastikan situasi dalam keadaan aman saat proses cetak uang berlangsung. 

    Syahruna biasanya mulai mencetak uang palsu pukul 11.00-17.00 wita. Saat itu, kampus sedang ramai oleh mahasiswa. Ia menceritakan bahannya berada disimpan di lantai dua. 

    “Kami cetak di lantai 1,” ujarnya. Ia pun menceritakan caranya mengelabui civitas akademika. 

    “Kami awalnya cetak brosur. Tapi pencetakan uang palsu juga tetap jalan,” ujarnya.

     

  • Warga Rangkasbitung Lebak Diperiksa Polisi usai Demo Galian Tanah Ilegal – Halaman all

    Warga Rangkasbitung Lebak Diperiksa Polisi usai Demo Galian Tanah Ilegal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah warga Kampung Papango, Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, mendatangi Mapolda Banten, Jumat (3/1/2025).

    Kedatangan mereka adalah untuk memenuhi panggilan klarifikasi dari penyidik Subdit 1 Ditreskrimum Polda Banten terkait aksi demonstrasi mereka menentang galian tanah ilegal di lingkungan mereka.

    Pantauan TribunBanten.com, sekira pukul 10.00 WIB, sekitar 10 orang warga tiba di gedung Ditreskrimum Polda Banten.

    Salah satu warga yang akan diperiksa, Tarmidi Irawan, menyatakan ada tujuh warga yang dijadwalkan untuk dimintai klarifikasi terkait laporan pengusaha galian tanah merah.

    “Tapi hari ini ada dua doang yang diperiksa, saya dan Muntadir. Sisanya akan diperiksa hari Senin,” kata Tarmidi di Polda Banten, Jumat (3/1/2025). 

    Tarmidi mengaku terkejut dengan undangan klarifikasi dari pihak Polda Banten.

    Ia menekankan mereka hanya menuntut keadilan atas kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas galian tanah merah tersebut.

    “Kami jelas kaget, tetapi tidak apa-apa. Kami akan penuhi panggilan klarifikasi ini,” tambahnya.

    Warga lainnya, Muntadir, berharap agar polisi dapat bersikap adil dalam menangani kasus ini.

    Ia mendesak agar penambang tanah merah ilegal juga ditindak tegas.

    “Jangan sampai keadilan hanya tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas,” tegas Muntadir.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Detik-detik Speedboat Tenggelam di Maluku Diungkap Kapolsek, Daftar 8 Korban Tewas, Babinsa Selamat – Halaman all

    Detik-detik Speedboat Tenggelam di Maluku Diungkap Kapolsek, Daftar 8 Korban Tewas, Babinsa Selamat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, AMBON – Speedboat Dua Nona tenggelam di perairan Dusun Samala, Desa Luhutuban, Kecamatan Kepulauan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, Jumat (3/1/2025) pagi.

    Insiden ini menewaskan sebanyak 8 penumpangnya.

    Detik-detik tenggelamnya speedboat diungkap Kapolsek Manipa, Ipda Edwin R Mangare kepada TribunAmbon.com.

    Kronologis Speedboat Tenggelam

    Sebelumnya diberitakan, speedboat itu hendak berangkat dari Pulau Manipa dengan tujuan Pelabuhan Tahoku, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah. 

    Dalam pelayaran, kabarnya bagian tengah speedboat patah akibat menabrak batang pohon yang hanyut.

    Namun Kapolsek  Manipa, Ipda Edwin R Mangare menyebut speedboat tenggelam bukan karena kecelakaan.

    Speedboat Dua Nona tenggelam di perairan Dusun Samala, Desa Luhutuban, Kecamatan Kepulauan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, Jumat (3/1/2025) pagi. Insiden ini menewaskan sebanyak 8 penumpangnya. (Istimewa)

    Kapolsek mengatakan sebelum tenggelam Speedboat Dua Nona diketahui dalam posisi miring ke arah kanan lantaran penumpang berat di satu sisi. 

    Akibatnya speedboat itu kemasukan air. 

    “Saat itu, kondisi laut dalam keadaan tenang. Saat berada di perairan Dusun Samala, tiba-tiba speadboat miring ke arah bagian kanan akibat dari sebagian besar penumpang duduk di atas kap speedboat, yang mengakibatkan masuknya air dari samping dan belakang speed membuat speed kemasukan air penuh dan terapung,” jelas Kapolsek Manipa.

    Setelah speedboat kemasukan air, separuh penumpang yang berada di dalam speedboat terperangkap.

    Sementara sebagian penumpang lainnya meloncat ke laut untuk menyelamatkan diri.

    “Sementara sebagian penumpang yang berada di atas kap spead berenang. Berselang kurang lebih 15 menit beberapa bantuan Jonson 15 PK dan 40PK dari Dusun Samala, tiba untuk melakukan pertolongan dan menarik speedboat ini ke tepi pantai dan mengangkat para korban yang terperangkap dalam spead ini,” tambah Kapolsek. 

    Kapolsek mengatakan korban tewas akibat insiden ini sebanyak 8 orang. Para korban berasal dari beberapa wilayah berbeda. 

    Jenazah korban kecelakan Speedboat Dua Nona di Perairan Dusun Samala, Desa Luhutuban, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dipulangkan ke rumah duka, Jumat (3/1/2024). (TribunAmbon.com/Maula Pelu)

    Di antaranya, dua orang dari Dusun Labuang Timur (LBT), dua lainnya dari Dusun Pilar, Desa Luhutuban, Kecamatan Manipa, Kabupaten SBB. 

    Sementara 4 korban lainnya merupakan warga Desa Tahalupu, Kecamatan Pulau Kelang, Kabupaten SBB.

    “Jadi 8 korban itu, 4 dari Pilar, 2 LBT, 2 Tahalupu,” ujarnya. 

    Bukan karena Kelebihan Kapasitas

    Kapolsek Manipa menegaskan insiden ini bukan akibat dari kelebihan kapasitas. Mengingat kapasitas angkutan Speedboat Dua Nona sebanyak 45 orang. 

    Sementara saat kejadian, speedboat hanya mengangkut 30 penumpang.

    “Muatan kurang lebih 30. Sedangkan kapasitas Speedboat Dua Nona itu 45 orang,” kata Kapolsek Manipa. 

    Speedboat itu hendak berangkat dari Pulau Manipa dengan tujuan Pelabuhan Tahoku, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah. 

    Dalam pelayaran, kabarnya bagian tengah speedboat patah akibat menabrak batang pohon yang hanyut.

    Warga setempat yang melihat kejadian itu, langsung bergegas menyelamatkan sejumlah penumpang dengan menggunakan beberapa longboat milik warga setempat.

    “Iya betul, Speedboat Dua Nona tadi pagi, katanya tabrak batang kayu dan batu dimuka kampung Dusun Samala. Speednya mau ke Ambon, baru ada anak kacil. Speednya sudah tenggelam,” ungkap salah satu warga Dusun Labung Timur, Nilam, saat dihubungi rekan media lewat panggilan WhatsApp. 

    Sementara itu seorang warga Manipa, Wardi mengatakan insiden speedboat tenggelam terjadi sekitar pukul 10.00 WIT.

    “Betul, Speedboat 2 Nona tenggelam. Kami sedang bantu angkat korban ke pantai,” kata Wardi.

    Dia menyebutkan sejumlah penumpang ditemukan meninggal, sementara sebagian lainnya belum sadarkan diri. Beberapa korban adalah anak-anak.

    “Tidak hanya orang dewasa, ada juga anak-anak yang menjadi korban,” ujarnya.

    Saat kejadian, laut dalam keadaan tenang dan tidak bergelombang.

    “Cuaca laut sangat tenang. Tadi ada penumpang selamat yang bilang speedboad menabrak batang kayu lalu tenggelam,” katanya.

    Identitas Korban Tewas dan Selamat

    Para korban tewas telah dikembalikan ke rumah duka untuk dimakamkan, Jumat (3/1/2025) pagi. 

    “Para korban meninggal dunia, sudah dikembalikan kepada keluarga masing-masing untuk selanjutnya di kebumikan,” ungkap Kapolsek Manipa, Ipda Edwin R Mangare.

    Berikut identitas 8 korban meninggal dalam insiden itu:

    Adrianto (47), warga Desa Tahalupu.
    Fadlia Kadila (8), warga Desa Tahalupu.
    Ade Ika Yulianti, warga Dusun Labuang Timur.
    Nurul Alamsyah, warga Dusun Labuang Timur.
    Naima Wance (65), warga Dusun Pilar.
    Suryanti. (38), warga Dusun Pilar.
    Fatin (11), warga Dusun Pilar.
    Putri (12), warga Dusun Pilar.

    Sementara 20 penumpang lainnya selamat dalam insiden tersebut, dari total keseluruhan 28 orang.

    Berikut identitasnya, salah satu di antara korban selamat adalah Babinsa Desa Luhutuban, Serka La Hariyanto.

    Serka La Hariyanto (Babinsa Desa Luhutuban)
    Lom Umagap, (Warga Desa Tahalupu)
    Alham lesilawang, (Warga Desa Tahalupu)
    Junaid Lesilawang, (Warga Desa Tahalupu)
    Warnia, (Warga Desa Tahalupu)
    Warantia, (Warga Desa Tahalupu)
    Al, (Warga Desa Tahalupu)
    Pardin, (Warga Dusun Labuang Timur)
    Arjun, (Warga Dusun Labuang Timur)
    Bambang, (Warga Dusun Labuang Timur)
    Moa, (Warga Dusun Labuang Timur)
    Sarida Wance, (Warga Dusun Pasir Putih)
    Fitriani Morgan Wance, (Warga Dusun Pasir Putih)
    Riyan Galela, (Warga Dusun Pasir Putih)
    Sahrul Galela, (Warga Dusun Pasir Putih)
    Sudin Wally, (Warga Dusun Pasir Putih)
    Dini Wally, (Warga Dusun Pasir Putih)
    Sinem Wance, (Warga Dusun Pasir Putih)
    Ikbal Makatita, (Juragan Spead boat)
    Safril Duwila, (ABK)

    Sumber: TribunAmbon.com, Maula M Pelu

    Diolah dari artikel yang telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Detik-detik Speedboat Tenggelam di Laut Samala Maluku, Tewaskan 8 Orang, Sempat Miring Lalu Terbalik

  • Speedboat Patah Usai Tabrak Kayu hingga Tenggelam di Perairan Maluku, 8 Penumpang Tewas – Halaman all

    Speedboat Patah Usai Tabrak Kayu hingga Tenggelam di Perairan Maluku, 8 Penumpang Tewas – Halaman all

    Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu

    TRIBUNNEWS.COM, AMBON – Speedboat Dua Nona tenggelam di perairan Dusun Samala, Desa Luhutuban, Kecamatan Kepulauan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, Jumat (3/1/2025) pagi.

    Insiden ini menewaskan sebanyak 8 penumpangnya.

    “8 korban dalam insiden itu,” ungkap Kapolsek Manipa, Ipda Edwin R Mangare saat dikonfirmasi TribunAmbon.com. 

    Kapolsek mengatakan para korban berasal dari beberapa wilayah berbeda. 

    Di antaranya, dua orang dari Dusun Labuang Timur (LBT), dua lainnya dari Dusun Pilar, Desa Luhutuban, Kecamatan Manipa, Kabupaten SBB. 

    Sementara 4 korban lainnya merupakan warga Desa Tahalupu, Kecamatan Pulau Kelang, Kabupaten SBB.

    “Jadi 8 korban itu, 4 dari Pilar, 2 LBT, 2 Tahalupu,” ujarnya. 

    Kapolsek Manipa menegaskan insiden ini bukan akibat dari kelebihan kapasitas. Mengingat kapasitas angkutan Speedboat Dua Nona sebanyak 45 orang. 

    Sementara saat kejadian, speedboat hanya mengangkut 30 penumpang.

    “Muatan kurang lebih 30. Sedangkan kapasitas Speedboat Dua Nona itu 45 orang,” kata Kapolsek Manipa. 

    Soal nama dan identitasnya para korban, Kapolsek mengaku belum mendatanya. 

    Sebab mereka masih fokus pada evakuasi para korban dan memberikan pertolongan medis.

    Speedboat itu hendak berangkat dari Pulau Manipa dengan tujuan Pelabuhan Tahoku, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah. 

    Dalam pelayaran, kabarnya bagian tengah speedboat patah akibat menabrak batang pohon yang hanyut.

    Warga setempat yang melihat kejadian itu, langsung bergegas menyelamatkan sejumlah penumpang dengan menggunakan beberapa longboat milik warga setempat.

    “Iya betul, Speedboat Dua Nona tadi pagi, katanya tabrak batang kayu dan batu dimuka kampung Dusun Samala. Speednya mau ke Ambon, baru ada anak kacil. Speednya sudah tenggelam,” ungkap salah satu warga Dusun Labung Timur, Nilam,  saat dihubungi rekan media lewat panggilan WhatsApp. 

  • Fakta Baru Kasus Bos Rental Mobil Tewas Ditembak di Tol Tangerang, Penyewa Kendaraan Pakai KTP Palsu – Halaman all

    Fakta Baru Kasus Bos Rental Mobil Tewas Ditembak di Tol Tangerang, Penyewa Kendaraan Pakai KTP Palsu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah fakta baru terungkap setelah polisi menangkap satu persatu pelaku di balik peristiwa penembakan bos rental mobil asal Tangerang, Ilyas Abdurrahman.

    Ilyas tewas akibat ditambak di bagian dada dan lengan oleh para pelaku penggelapan kendaraan di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak, Banten pada Kamis (2/1/2025).

    Saat itu Ilyas bersama teman-temannya berupaya mengambil kembali mobil yang menghilang setelah disewa seseorang bernama Ajat Sudrajat.

    Ajat Sudrajat diketahui menyewa mobil Honda Brio dari Ilyas selama tiga hari mulai Selasa (31/12/2024) hingga Kamis (2/1/2025).

    Namun memasuki hari Rabu (1/1/2025), komunikasi dengan Ajat tiba-tiba terputus.

    Korban Ilyas mendapat notifikasi perangkat GPS di mobil Honda Brio yang dia sewakan ke Ajat Sudrajat diputus paksa.

    Upaya Ilyas menghubungi Ajat juga tak membuahkan hasil karena saat menghubungi dia melalui Whatsapp tak berhasil. Nomornya tak bisa lagi dihubungi.

    Dalam pengakuan kepada pihak Ilyas, Ajat menyewa mobil yaitu untuk menjemput mertuanya di Sukabumi, Jawa Barat.

    Kasat Reskrim Polres Pandeglang, Iptu Alfian Yusuf, mengatakan pelaku Ajat Sudrajat menyewa mobil dari Ilyas memakai KTP palsu sebagai jaminan.

    “Betul (menggunakan KTP palsu),” kata Alfian saat dikonfirmasi di Mapolres Pandeglang dikutip dari kompas.com, Jumat (3/1/2025).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kata Alfian, Ajat Sudrajat memiliki dua kartu identitas.

    Adapun yang didapakai sebagai jaminan adalah identitas palsu yang beralamat di Jatiuwung, Kota Tangerang.

    Sementara identitas lainnya, sambung Alfian, Ajat Sudrajat merupakan warga dengan alamat asal di Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Ajat menggunakan identitas palsu diduga untuk kepentingan penggelapan mobil rental.

    Sembunyi di Kontrakan Saudara

    Ajat ditangkap karena menjadi pelaku sewa mobil rental yang mana pemiliknya menjadi korban penembakan pelaku yang membawa kabur mobil sewaan tersebut.

    Ia ditangkap saat sembunyi di kontrakan milik saudaranya di daerah Picung, Pandeglang, Banten.

    “Di kontrakan saudaranya di daerah Picung, Pandeglang,” kata Alfian.

    Setelah penangkapan, Ajat direncanakan akan diserahkan ke Polrestas Tangerang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Sementara itu, KBO Satreskrim Polres Pandeglang, Ipda Beni Sukirman mengatakan kepolisian menangkap dua terduga pelaku penembakan bos rental di wilayah Pandeglang. 

    Penangkapan pertama pada Kamis (2/1/2025) malam di hotel Rizky Pandeglang.

    Sedangkan yang kedua, atas nama Ajat Sudrajat ditangkap di Kecamatan Cipicung, Pandeglang, pada Jumat 3 Januari 2025.

    “Terduga pelaku ini ditangkap ditempat yang berbeda,” katanya, dalam sambungan telepon.

    “Kalau yang di Hotel Rizky saya kurang tahu namanya, karena langsung dari Polda Banten. Tapi kalau yang di Picung Ajat Sudrajat itu ditangkap setelah Dzuhur,” sambungnya.

    Menurutnya, satu terduga pelaku langsung dibawa Satresmob Polda Banten, sedangkan Ajat Sudrajat transit ke Polres Pandeglang. 

    Namun, satu orang atas nama Ajat Sudrajat langsungg diserahkan ke Polda Banten. 

    “Sudah diserahkan, karena kita hanya Backup saja,” ujarnya.

    Selain warga sipil diketahui ada terduga anggota TNI ikut terlibat dalam kasus tersebut.

    Terduga pelaku dari TNI tersebut kini diamankan di Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).

    “Pelaku sudah diamankan di Puspomal,” kata Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto, kepada wartawan, Jumat (3/1/2025).

    Yusri tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai berapa anggota TNI yang diamankan, begitu juga asal satuannya.

    Kronologis Penembakan Bos Rental Mobil di Tol Tangerang

    Ilyas Abdurahman, bos rental mobil asal Tangerang tewas ditembak di Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak atau Tol Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2025) sekira pukul 04.30 WIB.

    Peristiwa bermula ketika mobil Honda Brio yang disewakan korban diduga hendak dibawa kabur kawanan pelaku.

    Dugaan pencurian ini muncul karena perangkat GPS yang terpasang di mobil rental itu berhasil dilacak.

    Anak korban, Agam Muhammad Nasrudin yang menjadi saksi mata kejadian mengungkap dirinya terlibat dalam upaya pengejaran pelaku setelah mengetahui posisi mobil terdeteksi.

    “Saya dan ayah, bersama tim dari rental, memergoki mobil Honda Brio milik kami melaju dari arah Pandeglang menuju Labuan,” kata Agam dilansir dari kompas.com, Kamis (2/1/2025).

    Setelah mengetahui posisi mobil yang dipakai para pelaku, rombongan korban Ilyas Abdurahman berupaya menghentikan mobil Honda Brio tersebut.

    Kemudian, mobil yang ditumpangi Ilyas Abdurahman dan tim rental mobil mengadang laju mobil yang dikendarai pelaku.

    Pada saat itu, seorang pelaku mengaku sebagai anggota TNI sambil mengacungkan senjata api.

    “Dia bilang, ‘Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh,’ sambil nodong senjata,” ujar Agam menirukan kata-kata pelaku.

    Ketika situasi semakin tidak terkendali, tiba-tiba muncul mobil lain berwarna hitam yang mundur dan menabrak mobil korban.

    “Kita ikutin tuh dari belakang arah ke Cilegon. Ternyata pas sampai Cilegon dia ke arah Tangerang,” kata Agam.

    Dalam upaya untuk mendapatkan bantuan, Agam meminta pendampingan ke Polsek Cinangka, tetapi permohonannya ditolak.

    Bersama rekan-rekan pemilik rental lainnya, mereka terus memburu pelaku hingga terdeteksi berhenti di Rest Area Balaraja.

    Sebelum insiden penembakan terjadi, Agam menceritakan bahwa para pelaku sempat ditangkap ayahnya dan rekan-rekan lain.

    “Dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai Sigra ada senpi juga,” kata Agam.

    Situasi semakin mencekam saat tembakan mulai terdengar.

    Agam menggambarkan suasana saat itu, di mana ia sempat mencari perlindungan.

    “Ada terdengar beberapa kali bunyi tembakan dan mengenai ayah saya dan rekannya,” ujarnya.

    Setelah serangkaian tembakan, para pelaku melarikan diri dengan dua mobil.

    “Saya menolong Pak R, tapi ternyata ada satu korban lagi di minimarket, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya,” kata Agam.

    Kedua korban langsung dibawa ke RSUD Balaraja, tetapi sayangnya Ilyas meninggal dalam perjalanan. 

    Sementara itu, R yang juga terkena tembakan kini menjalani perawatan di rumah sakit.

    Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arif N Yusuf pun mengungkap kronologis yang sama.

    Insiden penembakan tersebut bermula dari mobil Honda Brio berwana oranye yang dirental.

    Ilyas Abdurahman bermaksud melacak mobil tersebut yang diketahui berada di Kabupaten Pandeglang.

    “Ketika ingin menghampiri mobil tersebut kendaraan tersebut melaju kencang,” kata Kompol Arif N Yusuf dikutip dari TribunBanten.com.

    Kemudian Ilyas bersama 7 orang rekannya kembali melakukan pelacakan dan diketahui mobil tersebut berada di Jalan Tol Tangerang-Merak. 

    Mobil Xpander yang dikendarai korban dan mobil Brio yang disewakan tersebut sempat terlibat aksi kejar-kejaran.

    “Saksi menemukan mobil Brio warna oranye milik keluarganya, berhenti di depan Indomaret Rest Area KM 45,” katanya.

    Namun nahas, saat korban akan mengecek mobil tersebut pelaku tiba-tiba menembak secara brutal dan melukai Ilyas dan R.

    “Akibat insiden ini, korban IA (Ilyas) meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke RSUD Balaraja, untuk dilakukan pemeriksaan forensik oleh dokter Polda Banten,” jelasnya.

    Sedang R yang terluka parah dirujuk ke RSCM Jakarta untuk mendapatkan perawatan intensif. 

    Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

    Sedangkan pelaku penembakan berhasil melarikan diri.

    “Kami terus melakukan serangkaian Penyelidikan secara komperhensif,” ujarnya.

    (Tribunbanten.com/ Misbahudin/ kompas.com/ acep nazmudin/ tribuntangerang.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Dua Orang Terduga Pelaku Penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak Ditangkap di Pandeglang

  • Polisi Gugur Saat Hendak Selamatkan Warga Terseret Ombak di Pantai Pangandaran, Ini Kronologisnya – Halaman all

    Polisi Gugur Saat Hendak Selamatkan Warga Terseret Ombak di Pantai Pangandaran, Ini Kronologisnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PANGANDARAN – Bripka Anditya Munartono (35), anggota polisi dari Polsek Pagerageung, Polres Tasikmalaya Kota meninggal dunia terseret ombak di Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat, Jumat (3/1/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.

    Niatnya hendak menyelamatkan wisatawan yang nyaris tenggelam justru membuat polisi tersebut kehilangan nyawa.

    Peristiwa yang menimpa anggota Polri ini terjadi di sekitar Pos 4 Pantai Parat Pangandaran tepatnya depan Hotel Century.

    Awalnya, Bripka Anditya bersama Bripka Wahyu tengah berenang bersama keluarga di sekitar Pos 4 Pantai Barat Pangandaran. 

    Kemudian, dia melihat seorang wisatawan, Sevina Azahra (14), dalam kondisi hampir tenggelam.

    Tanpa berpikir panjang, Anditya dan Wahyu memberikan pertolongan. 

    Namun, ombak besar dan arus kuat membuat Anditya, Sevina, serta saksi lain, Supri (48), terseret lebih jauh ke tengah laut hingga sekitar 40 meter dari bibir pantai.  

    Wahyu berhasil menyelamatkan diri menggunakan boogie board.

    Sedangkan Anditya dan Sevina baru berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan yang kebetulan berada di lokasi. 

    Sayangnya, meski telah dilarikan ke RSUD Pandega Pangandaran, Anditya dinyatakan meninggal dunia di perjalanan.  

    Pihak medis menyatakan bahwa korban meninggal dunia akibat tenggelam dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

    Anditya lahir di Jakarta pada 31 Mei 1988 dan berdomisili di Tasikmalaya.

    Kapolres Pangandaran, AKBP Mujianto, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas gugurnya Anditya.

    “Meskipun almarhum bukan anggota Polres Pangandaran, namun dedikasinya dalam menyelamatkan nyawa orang lain adalah cerminan nyata pengabdian anggota Polri kepada masyarakat,” ujar Mujianto melalui rilis yang diterima Tribun, Jumat (3/1/2025) malam. 

    Menurutnya, keberanian dan pengorbanan Anditya menjadi teladan yang patut diapresiasi dan dikenang oleh semua pihak.

    “Almarhum Bripka Anditya telah menjaga nama baik institusi Kepolisian Republik Indonesia,” ucapnya.

     

    Penulis: Padna

  • Terseret Arus Saat Selamatkan Wisatawan, Polisi di Pangandaran Meninggal Dunia – Halaman all

    Terseret Arus Saat Selamatkan Wisatawan, Polisi di Pangandaran Meninggal Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PANGANDARAN – Berusaha menyelamatkan wisatawan, Bripka Anditya Munartono (35) meninggal dunia setelah terseret arus di Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat.

    Kejadian nahas tersebut terjadi di sekitar Pos 4 Pantai Parat Pangandaran tepatnya depan Hotel Century, Jumat (3/1/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.

    Awalnya, Bripka Anditya bersama Bripka Wahyu tengah berenang bersama keluarga di sekitar Pos 4 Pantai Barat Pangandaran. 

    Kemudian, dia melihat seorang wisatawan, Sevina Azahra (14), dalam kondisi hampir tenggelam. Tanpa berpikir panjang, Anditya dan Wahyu memberikan pertolongan. 

    Namun, ombak besar dan arus kuat membuat Anditya, Sevina, serta saksi lain, Supri (48), terseret lebih jauh ke tengah laut hingga sekitar 40 meter dari bibir pantai.  

    Wahyu berhasil menyelamatkan diri menggunakan boogie board. Sedangkan Anditya dan Sevina baru berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan yang kebetulan berada di lokasi. 

    Sayangnya, meski telah dilarikan ke RSUD Pandega Pangandaran, Anditya dinyatakan meninggal dunia di perjalanan.  

    Pihak medis menyatakan bahwa korban meninggal dunia akibat tenggelam dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

    Anditya Munartono ini merupakan anggota Polsek Pagerageung, Polres Tasikmalaya Kota. 

    Anditya lahir di Jakarta pada 31 Mei 1988 dan berdomisili di Tasikmalaya.

    Kapolres Pangandaran, AKBP Mujianto, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas gugurnya Anditya.

    “Meskipun almarhum bukan anggota Polres Pangandaran, namun dedikasinya dalam menyelamatkan nyawa orang lain adalah cerminan nyata pengabdian anggota Polri kepada masyarakat,” ujar Mujianto melalui rilis yang diterima Tribun, Jumat (3/1/2025) malam. 

    Menurutnya, keberanian dan pengorbanan Anditya menjadi teladan yang patut diapresiasi dan dikenang oleh semua pihak.

    “Almarhum Bripka Anditya telah menjaga nama baik institusi Kepolisian Republik Indonesia,” ucapnya. (*)

    Penulis: Padna

  • Fakta Baru Kasus Dosen Diduga Penyuka Sesama Jenis di Mataram NTB, Korbannya Bertambah Jadi 22 Orang – Halaman all

    Fakta Baru Kasus Dosen Diduga Penyuka Sesama Jenis di Mataram NTB, Korbannya Bertambah Jadi 22 Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM –  LR, oknum dosen penyuka sesama jenis kini dipecat dari tiga kampus tempatnya mengajar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Hal tersebut diungkap Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram Joko Jumadi.

    “Saya sudah dapat info dari temen-temen sudah dipecat dari ketiga kampus,” kata Joko Jumadi dikutip dari Tribunlombok, Jumat (3/1/2025).

    Selain itu, Joko pun mengungkap bila korban pelecehan seksual sesama jenis yang dilakukan LR kini bertambah menjadi 22 orang.

    Puluhan korban tersebut, ada yang masih berstatus mahasiswa hingga sudah menjadi alumni.

    Joko Jumadi yang mendampingi para korban mengatakan, 12 orang tersebut sudah diketahui identitasnya sementara 10 orang lainnya merupakan mahasiswa di kampus yang berbeda.

    Joko juga mengatakan polisi akan melakukan pemeriksaan psikologi terhadap para korban, sementara untuk terduga pelaku akan dilakukan pemeriksaan pada pekan depan.

    “Kalau kasus seperti ini korban belum sepenuhnya speakup, yang terindikasi baru dua kampus yang satu kampus belum ada korban,” kata Joko.

    Joko juga menyebut sampai saat ini belum ada korban dari perempuan yang melaporkan dugaan pelecehan seksual.

    Sejauh ini polisi juga sudah memeriksa empat orang korban.

    Ia berharap polisi segera menuntaskan proses penyelidikan, Joko khwatir kalau kasus ini lambat ditangani pelaku akan melarikan diri.

    Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat membenarkan adanya laporan tersebut, dimana laporan tersebut dilayangkan pada Kamis, (26/12/2024).

    “Laporan baru kami terima kemarin, isunya ada beberapa korban, kami terima baru satu korban ini akan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Syarif, Jumat (27/12/2024).

    Mantan Wakapolresta Mataram itu mengatakan kejadian dugaan pelecehan tersebut terjadi pada September lalu, perbuatan tersebut diduga dilakukan di salah satu tempat di wilayah Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat.

    “Keterangan korban (pelapor) ada korban lain, karena korban ini merupakan yang terakhir diduga sebelum itu ada korban lain,” kata Syarif.

    Syarif menjelaskan modus yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut masih di dalami.

    Namun berdasarkan pengakuan pelapor terduga pelaku datang ke sekertariat organisasi yang diikuti korban yang ada di wilayah Gunung Sari.

    Syarif menjelaskan modus yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut masih didalami.

    Namun, polisi mengatakan berdasarkan pengakuan pelapor terduga pelaku datang ke sekertariat organisasi yang diikuti korban yang ada di wilayah Gunungsari.

    Di sana pelaku melancarkan aksi jahatnya itu.

    Antara korban dan pelaku baru berkenalan dua minggu.

    “Tapi dari informasi yang didapat, korban menganggap pelaku memiliki kekuatan spritual dan dia disegani,” kata Syarif.

    Katanya pelaku dalam menjalankan aksi pelecehan dengan ritual aneh.

    Dia menggunakan  modus ‘zikir kelamin’ atau ‘zikir zakar’ untuk melancarkan aksinya.

    Polisi juga masih mendalami apa  yang dilakukan pelaku.

    Syarif meminta kepada para pihak yang merasa pernah menjadi korban untuk melaporkan kejadian tersebut di Polda NTB.

    Saat ini mengajar di dua kampus negeri dan juga kampus swasta.  

     

    Penulis: Robby Firmansyah

  • Ajat Sudrajat, Penyewa Mobil yang Buat Bos Rental Tangerang Tewas Ditangkap di Kontrakan Saudaranya – Halaman all

    Ajat Sudrajat, Penyewa Mobil yang Buat Bos Rental Tangerang Tewas Ditangkap di Kontrakan Saudaranya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG – Ajat Sudrajat pelaku penggelapan mobil yang menewaskan bos rental Tangerang Ilyas Abdurachman ditangkap polisi saat bersembunyi di kontrakan saudaranya, Pandeglang, Banten, Jumat (3/1/2024) siang.

    Diketahui Ilyas Abdurachman tewas ditembak di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak pada Kamis (2/1/2025) ketika sedang memburu mobilnya.

    Kasat Reskrim Polres Pandeglang, Iptu Alfian Yusuf, menjelaskan Ajat Sudrajat ditangkap saat sembunyi di kontrakan milik saudaranya di daerah Picung, Pandeglang.

    “Di kontrakan saudaranya di daerah Picung, Pandeglang,” kata Alfian Yusuf di Mapolres Pandeglang, Jumat (3/1/2025).

    Alfian menambahkan bahwa Ajat Sudrajat menyewa mobil tersebut pada 31 Desember 2024 dengan rencana penyewaan selama tiga hari hingga 2 Januari 2025.

    Saat melakukan penyewaan, Ajat Sudrajat memberikan kartu identitas KTP sebagai jaminan.

    KTP yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa Ajat beralamat di Jatiuwung, Kota Tangerang. 

    Setelah penangkapan, Ajat direncanakan akan diserahkan ke Polrestas Tangerang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Sementara itu, KBO Satreskrim Polres Pandeglang, Ipda Beni Sukirman mengatakan kepolisian menangkap dua terduga pelaku penembakan bos rental di wilayah Pandeglang. 

    Penangkapan pertama pada Kamis (2/1/2025) malam di hotel Rizky Pandeglang.

    Sedangkan yang kedua, atas nama Ajat Sudrajat ditangkap di Kecamatan Cipicung, Pandeglang, pada Jumat 3 Januari 2025.

    “Terduga pelaku ini ditangkap ditempat yang berbeda,” katanya, dalam sambungan telepon.

    “Kalau yang di Hotel Rizky saya kurang tahu namanya, karena langsung dari Polda Banten. Tapi kalau yang di Picung Ajat Sudrajat itu ditangkap setelah Dzuhur,” sambungnya.

    Menurutnya, satu terduga pelaku langsung dibawa Satresmob Polda Banten, sedangkan Ajat Sudrajat transit ke Polres Pandeglang. 

    Namun, satu orang atas nama Ajat Sudrajat langsungg diserahkan ke Polda Banten. 

    “Sudah diserahkan, karena kita hanya Backup saja,” ujarnya.

    Selain warga sipil diketahui ada terduga anggota TNI ikut terlibat dalam kasus tersebut.

    Terduga pelaku dari TNI tersebut kini diamankan di Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).

    “Pelaku sudah diamankan di Puspomal,” kata Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto, kepada wartawan, Jumat (3/1/2025).

    Yusri tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai berapa anggota TNI yang diamankan, begitu juga asal satuannya.

    Mobil Brio yang Disewa Ajat Sudrajat Sudah Diamankan

    Sementara itu, mobil Honda Brio merah yang digelapkan para pelaku kini telah diamankan di Polsek Cisoka.

    Hal tersebut disampaikan anak korban bos rental mobil Makmur Jaya, Agam Muhammad Nasrudin, yang diketahui turut ikut mengejar pelaku.

    “Sudah diamankan di Polsek Cisoka,” kata dia kepada wartawan, Jumat (3/1/2025).

    Agam mengatakan, proses pengejaran pelaku penggelapan itu bermula ketika dirinya bersama ayahnya dan beberapa pegawai, melakukan pelacakan melalui GPS yang terpasang di dalam mobil rental.

    “Waktu itu pada jam 10.30 malam kemudian saya Agam sama bapak (Almarhum) dan tim, nyusul tuh mau kejar unitnya karena sisa 1 GPS lagi,” ungkapnya.

    Setelah itu, saat akan menghadang mobil Brio tersebut, tiba-tiba salah satu pelaku mengeluarkan senjata api dan membentak mereka.

    Pelaku itu pun mengaku sebagai anggota TNI AU.

    “Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan dia bilang ‘Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh’ (sambil nodong senjata),” papar Agam.

    “Setelah itu kacau, Sigra Kabur, Brio pun ikutan kabur,” tambahnya.

    Agam mengatakan rombongannya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk bersiap dan kembali mengejar mobil Brio dan Sigra tersebut sambil memantau melalui GPS. 

    Agam juga meminta Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) untuk membantu mengawalnya.

    Mereka membuntuti dari belakang, sampai akhirnya kedua mobil tersebut berhenti di rest area KM 45 wilayah Balaraja. 

    “Di Indomaret kita nunggu Bang Agus, Azri dan Pak Ramli. Kita nunggu kita 3-5 menit, pas ketemu langsung kita hadang tuh mobil. Nah kemudian yang di dalam Brio itu ada di sana, di samping Indomaret,” kata Agam.

    “Bapak saya sama tim menangkap itu orang karena kan di awalnya kan dia itu megang senjata api. Jadi disekap, dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai sigra ada senpi juga,” tambahnya.

    Secara tiba-tiba, kekacauan pun terjadi, termasuk aksi penembakan.

    Agam mendengar terdapat 4 hingga 5 tembakan yang dilepaskan pelaku, hingga membuat dirinya dan tim kabur mencari perlindungan.

    Pelaku pun kabur membawa kembali mobil Brio tersebut.

    Kemudian, dia melihat Ramli dan ayahnya, Ilyas Abdurahman sudah terkena tembakan di bagian tangan sampai tembus ke perut.

    “Saya menolong Pak Ramli, tapi ternyata ada satu korban lagi di Indomaret, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya,” ungkap Agam.

    “Waktu itu Ayah saya masih kuat, tapi setelah di perjalanan sudah lemas sudah menurun kondisinya saat dibawa ke IGD RSUD Balaraja, tapi sudah tidak tertolong,” pungkasnya.

    (Tribunbanten.com/ Tribuntangerang.com/ Nurmahadi/ kompas.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Mobil Brio yang Digelapkan hingga Dikejar Bos Rental, Kini Telah Diamankan di Polsek Cisoka