Category: Tribunnews.com Regional

  • Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus penembakan terhadap pengacara, Rudi S Gani oleh orang tak dikenal (OTK) saat malam Tahun Baru pada Selasa (31/12/2024) di kediamannya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan sudah memasuki babak baru.

    Kini, istri Rudi, Maryam diperiksa di Mapolda Sulsel pada Senin (6/1/2025).

    Dalam pengakuannya, dia mengatakan ada tiga orang yang dicurigai sebagai pelaku penembakan terhadap suaminya.

    Namun, Maryam tidak mengungkap nama orang yang dimaksud. Adapun alasan kecurigaan tersebut terkait kasus yang tengah ditangani oleh Rudi.

    “Ada beberapa orang yang kami curigai karena berhubung perkara yang bapak pegang. Saya mencurigai mereka.”

    “Yang saya curigai ada tiga orang,” katanya dikutip dari YouTube Kompas TV.

    Maryam mengatakan sebelum Rudi ditembak, sempat ada mediasi terkait kasus yang tengah ditangani korban.

    Hanya saja, Maryam tidak menjelaskan kasus terkait apa yang dimaksud.

    “Kami ke lokasi untuk memediasi dan disitulah ada konflik,” ujarnya.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar sekaligus pengacara keluarga Rudi, Tadjuddin Rachman mengungkapkan Maryam diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polda Sulsel.

    Rachman mengatakan Maryam membawa sejumlah bukti.

    “Kedatangan ini membawa istri Rudi S Gani untuk memberi keterangan yang diketahui olehnya berkaitan dengan bukti-bukti,” katanya, dikutip dari Tribun Timur.

    Salah satu bukti yang diserahkan adalah riwayat percakapan di ponsel Maryam dan Rudi.

    Pasalnya, kata Rachman, ada dugaan pengancaman yang diterima Rudi lewat pesan WhatsApp sebelum insiden penembakan terjadi.

    “Termasuk percakapan WA yang ada di dalam HP korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di HP suaminya,” bebernya.

    Sementara, Maryam juga menyebut adanya postingan di media sosial Facebook yang dianggapnya mengarah ke pengancaman terhadap suaminya.

    “Ada status Facebook, itu saja,” singkatnya.

    Selain ancaman elektronik, Maryam juga akan membeberkan ke penyidik terkait ancaman verbal yang dialami Rudi S Gani, sebulan sebelumnya.

    “Secara lisan, kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” ungkapnya.

    Polisi Sita 11 Senapan Angin 

    Di sisi lain, Polres Bone melakukan penyitaan 11 senapan angin yang dimiliki warga di sekitar TKP penembakan Rudi.

    Hal ini disampaikan oleh Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah.

    Erwin mengungkapkan, belasan senapan angin saat ini sudah dibawa ke laboratorium forensik (labfor) Polda Sulsel.

    “Sudah ada 11 senapan angin yang diamankan dari beberapa warga masyarakat yang ada di sana. Senapan itu akan kita kaji secara Labfor,” imbuh Erwin.

    Tak cuma itu, Erwin juga mengatakan hasil autopsi terhadap jenazah Rudi telah terbit.

    Erwin menjelaskan untuk proses olah TKP sudah selesai dilakukan dan saat ini tengah berfokus melakukan pengejaran terhadap pelaku.

    “Olah TKP, rekonstruksi sudah kita lakukan. Terkait dengan memburu pelaku, semua langkah-langkah kepolisian sudah diambil. Anggota secara maraton untuk melakukan pemeriksaan, dan mencari petunjuk,” katanya.

    Ia pun meminta dukungan kepada masyarakat atas insiden penembakan ini. Dirinya juga menegaskan polisi akan bekerja secara profesional.

    “Kami memohon kerja sama kepada semua elemen, berikan informasi ke kami, dukung kami, percayakan ke kami. Polri akan bekerja secara maksimal dan profesional,” tandasnya.

    Kronologi Penembakan 

    Pengacara di Bone, Rudi S Gani, sempat berpesan kepada saudaranya terkait lamaran sang putri, sebelum tewas ditembak OTK. (Kolase Tribun-Timur.com)

    Penembakan terhadap Rudi berawal ketika dirinya sampai di kediaman istrinya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone pada Selasa (31/12/2024) sore.

    Sebelumnya, Rudi tengah menangani sebuah kasus di Kota Watampone.

    Pada malam hari sebelum terjadi penembakan, Rudi masih sempat bercengkrama dengan keluarga.   

    Sebelum insiden itu terjadi, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah korban. Selang beberapa saat bunyi letusan senjata itu terdengar.

    Hal tersebut diungkapkan Kasi Humas Polres Bone, Iptu Reyendra.

    “Selepas ledakan itu, Rudi kemudian tersungkur dengan luka tembakan pada bagian wajah. Kemudian, pelaku misterius langsung tancap gas meninggalkan lokasi,” ujarnya.

    Setelah tertembak, Rudi pun langsung dibawa ke puskesmas. Nahas, nyawanya tidak tertolong sesampainya di puskesmas.

    “Keluarga mereka kemudian membawa Rudi ke Puskesmas Lappariaja dalam keadaan terluka parah dan tak sadarkan diri,” jelasnya.  

    “Setelah tertembak korban dilarikan ke puskesmas, namun nyawanya tak terselamatkan,” imbuh Reyendra.

    Rudi menderita luka di bagian muka di bawah mata setelah ditembak oleh OTK pada Selasa malam. Sementara, peluru yang ditembakan bersarang di lehernya.

    Adapun hal ini diketahui dari autopsi yang dilakukan di ruang forensik RS Bhayangkara Makassar pada Rabu.

    “Hasil otopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1/2025).

    “Kemudian peluru bersarang di tulang leher,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Timur dengan judul “Rudi S Gani Pernah Diancam Sebelum Tewas Ditembak, Istri Datangi Polda Sulsel Serahkan Bukti”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Timur/Muslimin Emba/Wahdaniar)

    Artikel lain terkait Pengacara di Bone Tewas Ditembak 

  • Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    Istri Rudi S Gani Diperiksa di Mapolda Sulsel, Bawa Bukti Pengancaman yang Diterima Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hampir sepekan berlalu, kasus kematian pengacara Rudi S Gani belum terungkap.

    Pengacara berusia 49 tahun itu tewas ditembak saat makan malam bersama keluarganya di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Selasa (31/12/2024) lalu.

    Istri korban, Maryam (45) mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sulsel untuk menjalani pemeriksaan, Senin (6/1/2025).

    Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, mengatakan sejumlah pengacara mendampingi Maryam yang saat ini berstatus saksi.

    “Kedatangan ini membawa istri Rudi S Gani untuk memberi keterangan yang diketahui olehnya berkaitan dengan bukti-bukti,” bebernya.

    Maryam membawa sejumlah bukti percakapan WhatsApp korban sebelum tewas.

    Tadjuddin Rachman membenarkan korban mendapat ancaman dan intimidasi saat menangani sebuah kasus.

    “Termasuk percakapan WhatsApp yang ada di dalam handphone korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di handphone suaminya,” lanjutnya.

    Selain itu, ada unggahan di Facebook yang berisi ancaman terhadap korban.

    Ia menambahkan Maryam memberi kesaksian terkait ancaman verbal yang diterima korban sebulan lalu.

    “Secara lisan (ancaman), kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” tukasnya.

    Sebelumnya, Maryam menyatakan Rudi S Gani sedang menangani kasus sengketa lahan.

    “Yang perdata itu soal tanah juga, soal sengketa lahan, cuma perdatanya.”

    “Yang pidana itu, soal tanah juga, penyerobotan, pengrusakan. Kemudian yang satu pengadilan agama, itu perceraian,” ucap Maryam.

    Selama ini, Maryam tak pernah melihat Rudi pulang ke rumah dalam keadaan takut karena mendapat ancaman.

    “Tidak ada, kalau pulang ke rumah, dia hanya cerita Alhamdulillah ini sudah selesai, Alhamdulillah ini sudah masuk tahap ini,” jelasnya.

    14 Saksi Diperiksa

    Sebanyak 11 senapan angin disita untuk mengungkap kasus pembunuhan pengacara Rudi S Gani.

    Senapan angin tersebut didapat dari warga sekitar TKP penembakan dan akan dikaji di laboratorium forensik (Labfor) Polda Sulsel.

    Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah, mengatakan proses penyelidikan masih berjalan dan rekonstruksi kasus penembakan telah digelar.

    “Selain itu barang bukti yang kita amankan seperti hasil autopsi. Kemudian peluru yang diidentifikasi bersumber dari senapan angin,“ tuturnya, Senin (6/1/2025).

    Hingga kini, pelaku penembakan masih diburu petugas kepolisian.

    “Anggota secara maraton untuk melakukan pemeriksaan, dan mencari petunjuk,” imbuhnya.

    AKBP Erwin Syah menegaskan polisi akan bekerja semaksimal mungkin mengungkap kasus penembakan yang terjadi pada, Selasa (31/12/2024) lalu.

    “Kami memohon kerja sama kepada semua elemen, berikan informasi ke kami, dukung kami, percayakan ke kami. Polri akan bekerja secara maksimal dan profesional,” jelasnya.

    Sementara itu, Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra, menyatakan ada 14 saksi yang sudah diperiksa termasuk istri korban, Maryam.

    “Jadi ada sebayak 14 orang yang telah diperiksa dan sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan,” ucapnya.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, satu peluru angin bersarang di bawah mata korban dan mengakibatkan kematian.

    “Jadi ini juga sekaligus meluruskan, informasi yang bilang ada di lehernya, ada di dadanya, sampai bilang ada dua, ada tiga sampai lima peluru,” tandasnya.

    Hasil Autopsi

    Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol. Didik Supranoto, menyatakan jarak pelaku penembakan dengan korban kurang lebih 20 meter.

    “Hasil autopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” bebernya, Kamis (2/1/2025).

    Peluru menembus tulang leher korban dan mengakibatkan kematian.

    Petugas telah mengeluarkan peluru dari jasad korban untuk diselidiki tim Labfor.

    “Proyektil dibawa ke Labfor dan pihak Labfor menyatakan peluru itu merupakan peluru senapan angin, bukan senjata api.” 

    “Peluru tersebut kaliber 8 milimeter, sekarang masih dalam penyelidikan,” imbuhnya.

    Dugaan sementara, senapan angin yang digunakan pelaku berjenis Pre-Charged Pneumatic (PCP) atau tabung angin semiotomatik. 

    Senapan angin tersebut dijual bebas secara online dan umumnya digunakan untuk menembak satwa.

    Pelurunya bermaterial tembaga alumunium dengan ukuran pellet terbilang besar kaliber 8 milimeter.

    Penyelidikan kasus ini masih dilakukan dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan rekaman CCTV.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Rudi S Gani Pernah Diancam Sebelum Tewas Ditembak, Istri Datangi Polda Sulsel Serahkan Bukti

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Wahdaniar)

  • Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    Bukti Ancaman Sebelum Penembakan Rudi S Gani Terungkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hj Maryam, istri almarhum pengacara Rudi S Gani, mendatangi Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk memberikan keterangan terkait kasus penembakan suaminya, Senin (6/1/2025).

    Kedatangan Maryam, yang didampingi oleh tim pengacara dari Peradi Makassar, berlangsung pada pukul 14.44 WITA di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.

    Maryam datang untuk memberikan keterangan sebagai saksi dan menyerahkan bukti-bukti yang berkaitan dengan dugaan pengancaman yang diterima suaminya sebelum insiden penembakan.

    Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, menyatakan Maryam akan menyerahkan percakapan WhatsApp antara dirinya dan Rudi, serta bukti elektronik lainnya yang menunjukkan adanya ancaman.

    “Percakapan WA yang ada di dalam HP korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di HP suaminya,” bebernya.,” ungkap Tadjuddin.

    Maryam juga mengungkapkan ia akan menunjukkan postingan di akun Facebook yang dianggap mengarah ke pengancaman.

    Dia menambahkan Rudi juga mengalami ancaman verbal sebulan sebelum kejadian.

    “Secara lisan, kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” ungkapnya.

    Sementara itu, Polres Bone telah memeriksa 14 saksi yang merupakan saksi langsung di lokasi kejadian.

    Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra, menjelaskan pemeriksaan dilakukan di dalam dan luar rumah korban.

    “Ada sebanyak 14 orang yang telah diperiksa dan sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan,” ujar Rayendra.

    Maryam, yang mengalami trauma akibat kejadian tersebut, diperiksa langsung oleh penyidik Polda Sulsel.

    Rayendra menegaskan lokasi dan waktu pemeriksaan akan disesuaikan dengan kenyamanan Maryam.

    Polres Bone juga meluruskan informasi yang beredar mengenai jumlah peluru yang mengenai Rudi S Gani.

    Rayendra menegaskan hanya satu peluru jenis angin 8 mm yang mengenai bagian bawah mata kanan korban, dan proyektilnya ditemukan di leher dekat tulang.

    “Ini laporan dari Kabid Humas Polda Sulsel, proyektilnya itu ditemukan di leher,” tambahnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Jejak Karier Kompol Iwan Kurnianto, Wakapolres Pelabuhan Belawan Medan Tewas Kecelakaan di Tol – Halaman all

    Jejak Karier Kompol Iwan Kurnianto, Wakapolres Pelabuhan Belawan Medan Tewas Kecelakaan di Tol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polda Sumatra Utara (Sumut) berduka lantaran Wakapolres Pelabuhan Belawan, Kompol Iwan Kurnianto tewas kecelakaan pada Minggu (5/1/2025) dinihari.

    Korban sempat menjalankan tugasnya mengecek Pos Pengamanan di wilayah Marelan, Medan, Sumut.

    Dalam perjalanan pulang. mobil yang dikemudikan Briptu Diki Dermawan menabrak truk di ruas jalan Tol Belawan, tepatnya di Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, Medan.

    Kompol Iwan Kurnianto sempat dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, namun nyawanya tak tertolong.

    Sementara istrinya, Yanti mengalami luka robek di bagian dahi dan atas pelipis.

    Diduga Briptu Diki Dermawan mengantuk saat mengemudikan mobil sehingga menabrak truk di depannya.

    Diketahui, Kompol Iwan Kurnianto baru empat bulan menjabat sebagai Wakapolres Pelabuhan Belawan setelah dilantik pada September 2024 lalu.

    Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Kabag Ops di Polres Pelabuhan Belawan, Kapolsek Beringin dan Kapolsek Mardinding.

    Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan, mengaku kehilangan setelah mendapat kabar Kompol Iwan Kurnianto tewas kecelakaan.

    “Kompol Iwan adalah sosok yang penuh dedikasi dan pengabdian terhadap tugas. Kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga oleh seluruh keluarga besar Polri,” ucapnya, Minggu.

    Irjen Pol Whisnu Hermawan mendatangi rumah duka dan mengucapkan rasa belasungkawa ke keluarga korban.

    “Kami berdoa agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk melalui masa-masa sulit ini.”

    “Kami akan terus mendampingi keluarga almarhum. Ini adalah bentuk penghargaan kami terhadap pengabdian beliau yang luar biasa selama ini,” imbuhnya.

    Detik-detik Kecelakaan

    Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, menjelaskan mobil bernopol B 120 ATH menabrak truk di depannya dan sempat terseret.

    “Mobil truk ini berjalan dari arah Medan menuju Belawan, sedangkan mobil Innova yang dikemudikan Diki bersama Wakapolres Belawan dan istrinya berjalan dari arah yang sama,” paparnya, Senin (5/1/2025), dikutip dari TribunMedan.com.

    Truk berwarna hijau tersebut dihentikan warga dan rombongan yang ada di dalam mobil langsung dievakuasi.

    Kompol Iwan Kurnianto meninggal saat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

    Sementara itu, Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban, mengatakan korban sempat mengecek anggota di Pospam Marelan.

    “Almarhum sempat mengambil apel untuk mengecek piket. Kemudian dilanjutkan pengecekan pos pam operasi lilin, kemudian melaksanakan pengecekan lagi di Medan Labuhan,” terangnya.

    Korban dan rombongan kemudian pulang ke rumah dinasnya di dekat Mapolres Pelabuhan Belawan.

    “Setibanya di Km 8,250, mobil Iwan menabrak truk yang ada di depannya.” 

    “Mobilnya sampai tersangkut di bagian bawah truk dan terseret sampai ke Km 0,200,” jelasnya.

    Sopir mobil mengalami luka robek di tangan serta hidung, sedangkan istri korban kondisinya kritis.

    “Untuk rekan saya, Iwan meninggal dunia di lokasi. Dia mengalami luka robek di bagian dahi kepala.” 

    “Pada waktu itu almarhum bersama istri kebetulan istrinya ikut ngecek pos pam. Ibu juga masih perawatan karena kritis,” tuturnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Wakapolres Pelabuhan Belawan Tewas Dalam Kecelakaan Saat Pulang Dinas Bareng Istri dan Sopir

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Alfiansyah) (Kompas.com/Goklas Wisley)

  • Sejumlah Siswa di Palembang Tak Mau Konsumsi Makanan Bergizi Gratis: Nggak Suka Makan Tempe – Halaman all

    Sejumlah Siswa di Palembang Tak Mau Konsumsi Makanan Bergizi Gratis: Nggak Suka Makan Tempe – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Program makan bergizi gratis yang diinisiasi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto telah diterapkan di Kota Palembang, Sumatra Selatan.

    Namun, beberapa siswa di SD Negeri 25 Palembang menolak untuk mengonsumsi makanan yang disediakan.

    Pada Senin (6/1/2025) di SD Negeri 25 Palembang, menu yang disajikan terdiri dari nasi, tempe, tahu isi ayam atau ikan, sayur buncis, dan buah pisang.

    Namun, tidak semua siswa menyukai menu tersebut.

    Gibran, siswa kelas 3 berusia 9 tahun, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap tempe dan tahu.

    “Saya nggak suka makan tempe tahu dan sayur buncis,” ujarnya.

    Kalaupun sayur, Gibran suka sayur kangkung.

    Ia menambahkan, sebelumnya ia juga sudah sarapan nasi goreng dan merasa masih kenyang.

    Senada dengan Gibran, Nafiza juga menolak makanan tersebut.

    “Saya nggak suka tempe dan tahu, jadi nggak makan. Tadi di rumah juga sudah makan,” katanya.

    Kendati demikian, tidak semua siswa menolak.

    Queen, salah satu siswa lainnya, justru menikmati makanan yang disediakan.

    “Saya suka makan tempe, tahu, ayam, sayur, dan buah, jadi saya makan semuanya,” jelasnya.

    Harapan untuk Menu yang Bervariasi

    Kepala Sekolah SD Negeri 25 Palembang, Wiwin Purwanti, menyatakan rata-rata siswa di sekolahnya sudah makan di rumah sebelum datang ke sekolah.

    Ia berharap agar menu makanan dalam program ini bisa lebih bervariasi.

    “Harapannya kedepan makannya lebih dimodifikasi supaya anak-anak suka. Kita juga berupaya mengedukasi anak-anak supaya mensyukuri makanan yang ada,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Adrianus Amri, menjelaskan menu makanan akan bervariasi, mulai dari nasi, sayur, dan buah dengan lauk yang berganti-ganti, seperti ikan, ayam, tempe, dan tahu.

    Anggaran untuk program ini adalah Rp 11 ribu untuk TK dan SD, serta Rp 15 ribu untuk SMP, yang semuanya berasal dari APBN.

    Pihak Balai BPOM Palembang juga melakukan pengecekan langsung terhadap makanan yang disajikan, dan hasilnya dinyatakan aman untuk dikonsumsi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Cerita Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis Hari Pertama, Ada Siswa Tak Kebagian karena Perbedaan Data – Halaman all

    Cerita Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis Hari Pertama, Ada Siswa Tak Kebagian karena Perbedaan Data – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Pariaman – Program makan bergizi gratis yang diluncurkan pada Senin, 6 Januari 2025, di Kota Pariaman mengalami kendala.

    Empat siswa dari SDN 13 Lohong Pariaman Tengah tidak dapat menikmati makanan siang yang seharusnya mereka terima akibat perbedaan data.

    Kepala SDN 13 Lohong, Zainal, menjelaskan bahwa sekolahnya merupakan salah satu dari 13 SD negeri yang terlibat dalam program ini.

    Dari total 72 siswa yang terdaftar di Dapodik Disdikpora, hanya 68 siswa yang menerima makanan.

    “Kurang empat siswa karena ada perbedaan data antara pihak badan gizi dengan kami,” ujar Zainal.

    Ia menambahkan bahwa siswa yang tidak mendapatkan makanan adalah siswa pindahan yang sudah terdaftar dalam data terbaru, namun pihak penyelenggara masih menggunakan data lama.

    Zainal menyatakan bahwa masalah ini sudah dilaporkan kepada pihak terkait, dan mereka berjanji akan melengkapi jumlah nasi sesuai jumlah siswa pada hari berikutnya.

    “Kami akan memenuhi kebutuhan keempat siswa tersebut secara pribadi agar tidak terjadi kesenjangan,” tambahnya.

    “Tidak enak juga teman-temannya mendapat makan siang sedangkan ia tidak. Jadi kami penuhi dulu,” kata Zainal.

    Menu Makanan Bergizi

    Program makan bergizi gratis ini menyediakan menu yang terdiri dari ayam goreng, telur goreng, sayur rebus, dan nasi putih.

    Pantauan TribunPadang di SD Negeri 17 Kampung Baru Pariaman Tengah menunjukkan bahwa sebanyak 297 box makanan sudah didistribusikan oleh vendor yang ditunjuk pemerintah pada pukul 09.00 WIB.

    Kepala Sekolah Ernawati menyatakan, “Jumlah box makan siang tersebut sesuai dengan jumlah siswa yang terdaftar di Dapodik Disdikpora Kota Pariaman.” Makanan bergizi ini disiapkan oleh vendor yang ditunjuk langsung oleh pusat dan disajikan dalam box plastik berwarna coklat dengan tutup bening.

    Setiap box berisi sayur rebus (wortel, sawi, dan buncis), ayam, telur bulat goreng, nasi putih, dan satu buah pisang dalam plastik.

    Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi siswa di Kota Pariaman.

    Namun, permasalahan data yang terjadi perlu segera diatasi agar semua siswa dapat menikmati manfaat dari program makan bergizi gratis ini.

    (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kesaksian Penjaga Minimarket saat Bos Rental Ditembak, Ahmad Trauma hingga Tak Mau Mengingat – Halaman all

    Kesaksian Penjaga Minimarket saat Bos Rental Ditembak, Ahmad Trauma hingga Tak Mau Mengingat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penjaga minimarket di Rest Area KM 445 Tol Tangerang-Merak ceritakan detik-detik penembakan bos rental, Ilyas Abdurrahman.

    Ahmad, pegawai minimarket tersebut menyaksikan detik-detik Ilyas tersungkur dengan darah yang mengucur.

    Ia melihat dengan jelas Ilyas berupaya menyelamatkan diri dengan masuk ke minimarket tempatnya bekerja saat penembakan tersebut.

    Suasana panik pun menyelimuti Ahmad ketika tahu banyak darah berceceran di lantai minimarket.

    “Jadi ada satu yang ketembak itu dibawa ke dalam sini.”

    “Saat itu darah berceceran banyak banget,” kata dia, saat ditemui di lokasi, Jumat (3/1/2025).

    Sebelum peristiwa penembakan, Ahmad menuturkan bahwa pelaku sempat masuk ke minimarket untuk menanyakan lokasi toilet.

    “Pelaku masuk ke sini buat nanya toilet. Langsung saya jawab toiletnya enggak ada.”

    “Karena ini rest area, saya tunjukkan toiletnya,” jelasnya.

    Setelah pelaku keluar menuju ke toilet, tiba-tiba Ahmad mendengar suara keributan.

    “Nih, enggak lama dari itu terjadilah keributan. Setelah itu, terjadilah penembakan,” ungkapnya kepada Kompas.com.

    Ia pun mengaku trauma dan enggan mengingat tragedi berdarah tersebut.

    “Saya trauma banget lihatnya. Saya sudah enggak mau inget lagi,” ungkap Ahmad.

    Diketahui aksi penembakan tersebut terjadi pada Kamis (2/1/2025) dini hari.

    Ilyas Abdurahman adalah bos rental yang mobilnya hendak digelapkan tewas tertembak.

    Tak hanya Ilyas, rekanannya bernama Ramli juga jadi korban penembakan.

    Ramli ikut tertembak saat membantu Ilyas ketika melakukan penarikan mobil.

    Ramli sempat kritis karena luka tembak di bagian lengan yang tembus hingga perutnya.

    Beruntung, ia mendapatkan pertolongan pertama di RSUD Balaraja.

    Demikian yang disampaikan Anita, istri dari Ramli.

    “Kami ditelepon bapak katanya ketembak dan posisinya sudah di rumah sakit di Balaraja,” ujarnya, Sabtu (4/1/2024)

    Anita yang mendapatkan kabar tersebut pun langsung bergegas ke RSUD Balaraja bersama anaknya.

    Namun, sesampainya di rumah sakit, Anita dikabari bahwa RS Balaraja tak mampu memberikan perawatan intensif.

    Sehingga, Rami harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki alat lebih lengkap.

    Kepada TribunJakarta.com, Anita sempat kebingungan lantaran Ramli sempat ditolak di sejumlah rumah sakit, termasuk di RS Polri.

    RS Polri, ujar Anita saat itu mengabari bahwa rumah sakitnya sedang penuh dan tak bisa menerima pasien baru.

    “Dari RS Balaraja tak sanggup, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit yang punya alat lebih lengkap.”

    “Waktu itu RS Polri penuh, rumah sakit lain juga penuh,” ujarnya.

    Beruntung, Ramli bisa diterima di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan mendapatkan perawatan intensif.

    “Saat sampai di sini, langsung ditangani, langsung ke ruang operasi,” tuturnya.

    Ramli pun akhirnya bisa melewati masa kritisnya.

    Begitu, Ramli saat ini masih belum sadarkan diri dan peluru masih belum berhasil diambil.

    “Kemarin ada pendarahan di paru, masih pendarahan. Lalu dioperasi untuk membenarkan dulu bekas jalan pelurunya.”

    “Dari dokter baru ngabarin keadaan pasien baik dan sekarang menunggu tindakan kedua,” sambungnya.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci)(Kompas.com, Intan Afrida Rafni)

  • Kronologi Suami Mabuk Bacok Istri hingga Tewas di Tanimbar, Emosi Korban Tak Mau Dipeluk – Halaman all

    Kronologi Suami Mabuk Bacok Istri hingga Tewas di Tanimbar, Emosi Korban Tak Mau Dipeluk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Tanimbar – Seorang pria berinisial HYP di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, menyerahkan diri setelah membacok istrinya hingga tewas.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (1/1/2025), sekitar pukul 19.00 WIT di Dusun Wesawak, Desa Persiapan Ilngei Barat, Kecamatan Tanimbar Selatan.

    Kasat Reskrim Polres Kepulauan Tanimbar, AKP Handry Dwi Azhari, menjelaskan bahwa pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan terkait kasus dugaan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian istrinya.

    “Saat ini pelaku telah kami tetapkan sebagai tersangka dan ditahan,” ujar Azhari dalam rilis pers yang diterima Tribun Ambon pada Sabtu, 4 Januari 2025.

    Kejadian berawal ketika pelaku mencoba meminta maaf kepada korban yang sedang mempersiapkan belanjaan.

    Namun, saat pelaku mencoba memeluk korban, tindakan tersebut ditolak karena pelaku dalam keadaan mabuk.

    Kesal dengan penolakan tersebut, HYP mengambil parang dan menyerang korban.

    Pelaku mengayunkan parang ke arah korban, mengenai bahu sebelah kiri dan menyebabkan luka sobek.

    Korban berusaha melarikan diri ke ruang tamu sambil berteriak meminta tolong.

    Ayah korban berusaha melerai, namun tidak diindahkan oleh pelaku.

    Dalam upaya melindungi putrinya, mertua korban yang berinisial AM juga terluka akibat sabetan parang pelaku.

    Menurut Azhari, akibat tindakannya, HYP dijerat dengan Pasal 338 dan atau Pasal 351 ayat 3 KUHPidana, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    (TribunAmbon.com/Haliyudin Ulima)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Oknum Polwan di Baubau Sultra Diduga Aniaya Nenek-nenek: Korban Menderita Kerusakan Otak – Halaman all

    Oknum Polwan di Baubau Sultra Diduga Aniaya Nenek-nenek: Korban Menderita Kerusakan Otak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BAUBAU – Seorang nenek berinisial A (66) diduga menjadi korban penganiayaan oknum polisi wanita berpangkat Bripka di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Akibat penganiayaan tersebut, A belum bisa berjalan normal serta dirujuk ke luar daerah, pada Sabtu (4/1/2025).

    Saat TribunnewsSultra.com berkunjung, nenek A yang diduga dianiaya seorang polisi wanita pada 16 Desember 2024 lalu masih belum dapat berjalan normal.

    Ia harus dipapah agar bisa berjalan. A lebih banyak duduk.

    A didiagnosa infark subakut pada nucleus lentiformis kiri berdasarkan hasil CT scan kepala di Rumah Sakit Siloam Baubau.

    A menderita kerusakan jaringan di bagian otak yang disebabkan terhambatnya aliran darah dan tidak mendapatkan cukup suplai oksigen.

    Kuasa hukum korban, Mawaki mengatakan kondisi tersebut disebabkan oleh terjadinya benturan.

    “Jadi ada benturan di otak kiri, karena yang di-CT scan itu sebelah kiri juga serta diagnosis tersebut dapat memicu stroke,” ungkapnya saat diwawancarai, Minggu (5/1/2025).

    Kata dia, pemeriksaan dilakukannya sejak 20 Desember 2024 lalu.

    “Setelah peristiwa terjadi pada 16 Desember 2024 kemarin, kami melapor keesokan harinya, kemudian visum pada tanggal 17 Desember 2024.”

    “Hanya saja klien kami merasa agak sedikit panas dan susah bergerak. Ada obat yang diberikan dari Rumah Sakit Palagimata tapi tidak ada pengaruh di nyerinya tersebut.”

    “Sehingga kami sarankan untuk ke Siloam karena di sana ada dokter saraf, setelah diperiksa dan di-CT scan begitulah hasilnya,” bebernya.

    A saat ini harus dirujuk ke luar daerah untuk memeriksakan diagnosa yang dikeluarkan oleh rumah sakit tersebut.

    Sementara itu, Mawaki menilai penanganan kasus yang menimpa kliennya cenderung lambat ditangani.

    Pasalnya laporan sudah sejak 17 Desember 2024 tetapi hingga 4 Januari 2024, pihaknya hanya mendapatkan surat perkembangan kasus pada 31 Desember 2024 lalu.

    “InsyaAllah dalam waktu dekat ini kami akan meminta perkembangannya,” ungkapnya.

    Ia menjelaskannya surat 31 Desember 2024 tersebut memberitahu bahwa polisi telah memeriksa saksi-saksi dan terlapor serta pihak Reskrim Polres Baubau sudah menerima hasil visum.

    “Serta hasil visum kami belum diberitahu hasilnya,” ujarnya.

    Dilaporkan ke polisi

    A diduga dianiaya oknum polisi wanita di sebuah rumah.

    Peristiwa terjadi 16 Desember 2024 lalu serta telah dilaporkan ke Polres Baubau sejak 17 Desember 2024.

    Kapolres Baubau, AKBP Bungin Masokan Misalayuk mengatakan pihaknya tetap akan melakukan tindakan disiplin dan juga tindakan etik pada yang bersangkutan.

    “Serta yang bersangkutan (Bripka RH) sudah kami pindahkan tempat tugasnya untuk kita lakukan pengawasan dan pemeriksaan yaitu ditarik kembali di Polres Baubau,” ungkapnya saat di wawancarai, Senin (30/12/2024).

    Kata dia, penanganan perkara tetap dilakukan pemeriksaan saksi-saksi, pemeriksaan korban serta terlapor.

    Kapolres Baubau menegaskan meskipun kasus tersebut melibatkan anggota polisis wanita, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan secara profesional.

    Ia pula, menjelaskan terdapat perbedaan dari saksi pemilik rumah yang mengungkapkan tidak terdapat penendangan dan juga pemukulan yang dilaporkan seperti yang diungkapkan korban.

    “Memang terjadi tarik-menarik itu terkait dengan oknum yang hendak mengambil handphone dari suami korban karena suami korban merekam terjadinya perdebatan.”

    “Dari pemeriksaan yang kami lakukan kepada empat orang saksi yang berada di TKP serta empat orang saksi korban dan rekan-rekannya menyatakan terdapat dua perbedaan di situ,” bebernya. 

    Pihaknya terus lakukan penyelidikan dan investigasi serta saat ini sedang menunggu hasil visum dari rumah sakit.

    Mengenai video yang sempat dihapus, Polres Baubau akan mencoba meninjau kembali.

    “Kami akan tinjau kembali dari handphonenya apakah bisa atau tidak nanti kami coba dalami kembali kepada si pemilik handphone,” tutupnya.

    Penulis: Harni Sumatan

  • Nasib 2 ASN Selingkuh di Banjarmasin, Dimutasi dan Disanksi Penundaan Kenaikan Pangkat – Halaman all

    Nasib 2 ASN Selingkuh di Banjarmasin, Dimutasi dan Disanksi Penundaan Kenaikan Pangkat – Halaman all

    Dua ASN di Banjarmasin terpaksa dimutasi dan ditunda kenaikan pangkatnya akibat skandal perselingkuhan.

    Tayang: Senin, 6 Januari 2025 08:55 WIB

    IMCNews.ID

    Ilustrasi perselingkuhan. 

    TRIBUNNEWS.COM, Banjarmasin – Dua oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial TAR dan SN di lingkup Pemko Banjarmasin terpaksa menerima sanksi akibat terlibat skandal perselingkuhan.

    Sanksi yang dijatuhkan berupa mutasi dan penundaan kenaikan pangkat.

    Wali Kota Banjarmasin, H. Ibnu Sina, mengonfirmasi mengenai sanksi tersebut saat dihubungi.

    “Penundaan kenaikan pangkat setahun dan kedua belah pihak dipindahkan ke SKPD lain,” ujarnya pada Sabtu, 4 Februari 2024.

    Ia juga menambahkan bahwa keputusan tersebut sudah tertuang dalam Surat Keputusan (SK).

    Proses Penjatuhan Sanksi

    Sebelumnya, Majelis Pertimbangan Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai (MPPHDP) telah menggelar sidang terkait skandal ini.

    “Dua kali tim Pemeriksaan Khusus (Riksus) dibentuk hanya untuk mengusut kasus tersebut sebelum akhirnya dijatuhi hukuman disiplin ASN,” jelas Ibnu Sina.

    Kasus ini mencuat beberapa tahun lalu setelah salah satu pasangan dari oknum ASN melaporkan perselingkuhan tersebut melalui kuasa hukumnya, Ahmad Mujahid Zarkasi, pada tahun 2023.

    Setelah melalui proses pemeriksaan yang panjang, kedua oknum ini akhirnya terbukti bersalah.

     (BanjarmasinPost.co.id/Frans Rumbon)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini