Category: Tribunnews.com Regional

  • Gubernur Lampung Siapkan Langkah Hadapi Ribuan Perambah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan – Halaman all

    Gubernur Lampung Siapkan Langkah Hadapi Ribuan Perambah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG  – Pemerintah Provinsi Lampung di bawah kepemimpinan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menegaskan komitmen untuk menyelamatkan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dari aktivitas perambahan yang semakin masif.

    Dalam kunjungan kerja ke Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Lampung Barat, Minggu (27/4/2025), Gubernur Mirza menyampaikan, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, terdapat seribuan warga yang telah bertahun-tahun menduduki kawasan hutan lindung.

    “Jumlah tersebut berdasarkan data yang berhasil dihimpun Pemerintah Daerah dan instansi terkait,” kata Gubernur muda yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Lampung itu dikutip, Minggu.

    Sebagai langkah awal, Pemerintah Provinsi Lampung bersama instansi terkait akan melakukan sosialisasi humanis dan edukasi kepada masyarakat yang bermukim ilegal di kawasan tersebut.

    “Kami ingin mereka sadar. Ini bukan hanya soal hukum, tapi soal masa depan ekosistem dan kelangsungan hidup satwa-satwa langka di sana,” ujarnya.

    Untuk memperkuat langkah tersebut, Pemprov akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus yang bertugas menjalankan sosialisasi, pengawasan, serta mengawal program untuk mengembalikan fungsi hutan.

    Pada hari yang sama, Gubernur bersama Kapolda Lampung Irjen Pol Hery Santika, Danrem 043/Gatam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah, serta Bupati Lampung Barat menggelar dialog terbuka dengan masyarakat Suoh.

    Dalam dialog tersebut, Gubernur mengatakan, pemerintah ingin berdamai dengan alam, menjaga kelestarian hutan sambil memastikan kesejahteraan masyarakat.

    “Kita ingin berdamai dengan alam. Hutan lestari, masyarakat sejahtera,” kata Gubernur.

    Dalam kesempatan itu, masyarakat Suoh menyampaikan aspirasi agar aktivitas perambahan segera ditertibkan. Mengingat semakin meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar seperti harimau, gajah, dan beruang.

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menjelaskan, penanganan perambahan akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan sosialisasi masif kepada masyarakat agar memahami fungsi taman nasional.

    “Penanganan ini dilakukan secara bertahap, dimulai dengan sosialisasi masif kepada masyarakat agar memahami apa itu fungsi taman nasional. Kita ingin semua mengerti bahwa merambah tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem akan berdampak besar terhadap alam,” ujar Kapolda.

    Kapolda juga menegaskan pendekatan yang digunakan akan bersifat humanis di tahap awal.

    “Kita lakukan sosialisasi dan edukasi, pendekatan humanis, bukan langsung ke penegakan hukum. Tetapi kalau sudah tahu dan diperingatkan, jangan marah kalau akhirnya dilakukan tindakan hukum. Ini untuk kebaikan kita semua,” katanya.

    Ia juga mengingatkan bahwa rusaknya hutan akibat perambahan menyebabkan hewan-hewan liar kehabisan makanan, sehingga masuk ke perkampungan warga.

    “Seandainya hewan-hewan ini bisa bicara, mereka juga ingin mempertahankan hidupnya. Karena perambahan, makanan mereka hilang dan mereka akhirnya turun ke kampung. Ini yang harus kita pahami bersama,” ujar Helmy Santika.

    Sementara itu, Komandan Korem 043/Gatam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah mengatakan bahwa langkah konkret sudah disiapkan, mulai dari sosialisasi hingga aksi nyata menjaga kawasan hutan.

    “Kami tadi sudah diskusi bersama-sama terkait langkah atau tindakan berikutnya, termasuk solusi yang akan diambil. Dalam waktu tidak lama, akan ada satu tindakan atau aksi, dimulai dari sosialisasi hingga aksi nyata menjaga kawasan hutan,” kata Brigjen Rikas.

    Danrem juga mengajak masyarakat untuk aktif terlibat dalam operasi penyelamatan hutan.

    “Intinya kami minta bantuan warga semua untuk terlibat dalam satgas atau operasi yang nanti akan disampaikan. TNI-Polri sepakat kegiatan ini akan dinaikkan ke tingkat provinsi, sehingga kebutuhan jumlah personel, peralatan, dan strategi teknis bisa dihitung dengan baik,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa masyarakat Suoh yang sudah lama bermukim tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, selama tidak mengganggu kawasan inti TNBBS.

    “Yang penting warga mendukung strategi kita ke depan. Kami paham apa yang disampaikan masyarakat, dan dalam waktu dekat aksi nyata akan kita laksanakan bersama,” pungkasnya.

    Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, dalam kesempatan itu melaporkan bahwa kerusakan di kawasan Suoh telah mencapai sekitar 7.000 hektar, dengan lebih dari 1.600 bangunan semi permanen berdiri di dalam kawasan hutan lindung.

    Pemerintah daerah bersama pemerintah provinsi berkomitmen melakukan verifikasi terhadap keberadaan warga di kawasan tersebut, membedakan antara masyarakat lokal yang telah lama bermukim dan perambah ilegal dari luar daerah. (Hasiolan EP/Tribunnews.com)

     

     

  • Gubernur Agustiar Sabran Tinjau Beberapa Titik Lokasi Banjir di Kabupaten Barito Selatan – Halaman all

    Gubernur Agustiar Sabran Tinjau Beberapa Titik Lokasi Banjir di Kabupaten Barito Selatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Kalteng Agustiar Sabran meninjau beberapa titik lokasi yang terdampak banjir di Kabupaten Barito Selatan, Minggu (27/4/2025). 

    Ia mendatangi Desa Pararapak untuk melihat jalan rusak akibat banjir yang melanda daerah tersebut. Berdasarkan data Pusdalobs PB Prov Kalteng per 26 April 2025, ketinggian air di Desa Pararapak mencapai 50 cm. Hal itu menyebabkan kerusakan struktur jalan yang cukup parah, seperti lubang dan retak. 

    Selanjutnya, Agustiar menyambangi Desa Talio untuk melihat kondisi masyarakat yang terdampak banjir dan menyerahkan bantuan 60 paket sembako secara simbolis. Berdasarkan data Pusdalobs PB Prov Kalteng per 26 April 2025, ketinggian air di daerah tersebut mencapai 94 cm, dengan jumlah terdampak 565 Kepala Keluarga dan 1784 Jiwa. 

    Selain meninjau lokasi banjir, Agustiar didampingi Ketua TP PKK Kalteng Aisyah Thisia Agustiar Sabran juga meninjau Dapur Umum Penanganan Banjir, yang berada di Iring Witu. Pada kesempatan itu, Gubernur menyumbangkan sejumlah uang pribadinya untuk menambah stok bahan pangan yang ada di Dapur Umum tersebut. 

    Di kesempatan lain, Gubernur Agustiar Sabran mengatakan Pemprov Kalteng akan selalu siaga dalam menghadapi bencana banjir yang melanda wilayah Kalteng, khususnya wilayah Barito.

    “Kami telah mengirimkan bantuan sembako dan juga relawan, mulai dari tim dapur umum, tenaga medis dan juga psikolog. Diharapkan dengan adanya bantuan itu, bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir,” ujarnya. 

    Ia pun meminta para Bupati/Wali Kota agar saling bahu membahu dan gotong royong membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah masing-masing. “Dengan adanya RTH, diharapkan bencana banjir ini bisa diatasi,” tukasnya. 

    Sebagai informasi, Pemprov Kalteng telah menyalurkan bantuan sebanyak 3000 paket sembako yang berisikan beras 5 liter, minyak goreng 2 liter dan gula pasir 1 kg kepada masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Barito Selatan. Pemprov Kalteng juga membuka layanan trauma healing untuk perempuan dan anak di posko, menyediakan perahu evakuasi dan personel di Posko, serta layanan kesehatan pasca banjir. 

    Turut hadir pada kegiatan tersebut, unsur Forkopimda, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalteng, Plt Sekretaris Daerah Leonard S Ampung, para Staf Ahli Gubernur, Kepala Perangkat Daerah Prov Kalteng, relawan, tenaga medis, dan psikolog. Hadir pula Bupati Barito Selatan, unsur Forkopimda Kabupaten Barito Selatan, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Selatan.

  • 6 Santri Masih Dirawat di Rumah Sakit usai Tertimpa Tembok di Ponpes Gontor Magelang – Halaman all

    6 Santri Masih Dirawat di Rumah Sakit usai Tertimpa Tembok di Ponpes Gontor Magelang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tembok kolam penampung air di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Sawangan, Kabupaten Magelang, runtuh pada Jumat, 25 April 2025, menimpa sejumlah santri.

    Akibat insiden tersebut, sebanyak 29 santri menjadi korban, dengan rincian 25 santri mengalami luka-luka dan empat santri meninggal dunia.

    Dari 25 santri yang luka, tujuh di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

    Mereka memerlukan tindakan medis lebih lanjut akibat luka yang dialami.

    Enam santri dirawat di RSUD Merah Putih, sedangkan satu santri lainnya dirawat di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

    “Hari ini (pasien) pulang satu. Yang masih dirawat di RSUD Merah Putih ada enam,” kata Direktur Utama RSUD Merah Putih, dr. Leli Puspitowati, dalam pesan singkatnya, Minggu, 27 April 2025.

    Kondisi Santri yang Dirawat

    Menurut dr. Dicky Bagus Pratama, dokter umum di RSUD Merah Putih, kondisi santri yang masih dirawat cukup stabil.

    Beberapa dari mereka mengalami patah tulang di bagian lengan dan cedera kepala ringan.

    “Beberapa mengalami luka-luka, ada yang patah di bagian lengan, dan ada yang mengalami cedera kepala ringan.” 

    “Semuanya dalam kondisi stabil. Memang kemarin, pada Jumat, rumah sakit kami menjadi rujukan kejadian luar biasa yang menimpa salah satu pondok pesantren di Magelang,” ucap Dicky.

    Ia berujar, total korban yang datang ke RSUD Merah Putih berjumlah 29 orang, dengan rincian empat korban sudah dalam kondisi meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.

    “Satu korban lainnya kami rujuk ke RSUP Sardjito karena membutuhkan perawatan lanjutan.” 

    “Dari 24 korban lainnya, 17 di antaranya cukup menjalani rawat jalan, sedangkan tujuh korban harus menjalani perawatan inap di sini,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, peristiwa nahas ini terjadi pada saat jam padat aktivitas santri, ketika banyak dari mereka sedang antre untuk mandi menjelang pelaksanaan shalat Jumat.

    Tembok kolam penampung air yang berada di sisi belakang kamar mandi asrama tiba-tiba roboh dan menimpa para santri di bawahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Insiden Tembok Ambrol di Gontor 5 Magelang, Enam Santri Masih Dirawat di RSUD Merah Putih.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hari Bumi, PI Utilitas dan Pemkab Gresik Tanam 500 Pohon di Hutan Kota – Halaman all

    Hari Bumi, PI Utilitas dan Pemkab Gresik Tanam 500 Pohon di Hutan Kota – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, GRESIK –  Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, bersama Pupuk Indonesia (PI) Utilitas memperingati Hari Bumi dengan menanam 500 batang pohon untuk penghijauan di Hutan Kota Gejos, Gresik, Jumat (25/4/2025).

    Pohon yang ditanam terdiri dari 250 pohon sawo dan jambu dan  250 pohon lainnya dengan berbagai varietas melibatkan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik.

    Acara ini dihadiri Wakil Bupati Gresik dr. Asluchul Alif, M.Kes dan memimpin kegiatan penanaman pohon program PI Utilitas.

    Direktur Utama PI Utilitas, Mochamad Safiie, mengemukakan, kegiatan penanaman pohon bersama merupakan realisasi program perseroan bertajuk  “Treevolution PT Pupuk Indonesia Utilitas”.

    Selain memperingati Hari Bumi, program perseroan juga direalisasikan dalam rangka mendukung program 100 hari Nawakarsa Bupati dan Wakil Bupati Gresik 2025-2030. 

    “Perjuangan untuk melindungi lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri,” kata Safiie.

    Menurut Safiie, dibutuhkan kerjasama semua pihak; mulai dari pemerintah, masyarakat, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga private sector lainnya.

    Kegiatan kali ini juga menunjukkan komitmen perseroan sekaligus memperkuat kesadaran akan pentingnya menjaga bumi. “Sebagai tempat tinggal bagi kita dan generasi mendatang,” ujarnya.

    Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, mengatakan, kerjasama dengan PI Utilitas untuk mencegah krisis iklim. Bibit sawo dan jambu air yang ditanam untuk membangun ekosistem penyerap emisi gas rumah kaca.

    “Pohon tidak semata-mata berfungsi menyerap emisi, tapi juga mengubahnya menjadi zat-zat yang berguna bagi makhluk hidup lain,” katanya.    

    Kegiatan penanaman dilakukan mulai pukul 08.00 pagi hingga menjelang siang. 

    Program Treevolution yang sudah ditetapkan menjadi program perusahaan akan terus diperluas jangkauan pelaksanaan penanaman pohonnya dengan lebih banyak lagi.

  • Kuasa Hukum Minta Dokter AY yang Diduga Lecehkan Pasien di Malang Segera Ditangkap – Halaman all

    Kuasa Hukum Minta Dokter AY yang Diduga Lecehkan Pasien di Malang Segera Ditangkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan dokter berinisial AY di Persada Hospital, Kota Malang, Jawa Timur, mendapat sorotan tajam dari kuasa hukum korban.

    Satria Marwan, kuasa hukum dari korban yang berinisial QAR, menilai penanganan kasus ini tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.

    “Segera ditangkap aja (dokter AY) itu. Ini sudah seminggu lebih, tetapi belum ada progres yang berarti sama sekali,” ujar Satria, dilansir Surya Malang, Minggu (27/4/2025).

    Lebih lanjut, Satria mengapresiasi langkah Persada Hospital yang telah memecat AY dan meminta maaf secara terbuka, meskipun hanya melalui media sosial.

    Menurutnya, tindakan ini menunjukkan komitmen rumah sakit untuk membela korban.

    “Ini berarti ada komitmen bahwa pihak rumah sakit, yaitu Persada Hospital memiliki komitmen membela korban,” ungkap Satria.

    Senada dengan itu, Tri Eva Oktaviani, kuasa hukum dari terduga korban A, juga menyatakan bahwa tindakan tegas yang diambil oleh Persada Hospital patut diapresiasi.

    “Kami mengapresiasi tindakan rumah sakit yang tegas dalam menyikapi kasus ini, yaitu dengan permintaan maaf dan memecat oknum dokter yang menjadi terduga pelaku.” 

    “Artinya, ada proses evaluasi di internal rumah sakit dan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan kinerja dan etik dokter,” ucap Tri Eva.

    Meskipun demikian, Tri Eva berharap Persada Hospital dapat mendukung sepenuhnya pengusutan kasus dugaan pelecehan seksual tersebut.

    “Kami berharap pihak rumah sakit dapat kooperatif, dengan alasan pro justitia dapat mendukung dan menghormati proses hukum yang berlaku.” 

    “Termasuk jika diperlukan hal-hal yang mendukung pemenuhan alat bukti bagi korban,” tuturnya.

    Pemanggilan Dokter AY

    Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian telah mengirimkan surat panggilan kepada dokter AY.

    Surat tersebut meminta AY hadir ke Satreskrim Polresta Malang Kota untuk dimintai keterangan terkait kasus ini pada minggu depan.

    Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto, menyatakan bahwa AY dipanggil dalam statusnya sebagai saksi.

    “Pada minggu depan, kami agendakan memanggil terduga terlapor (dokter AY).” 

    “Untuk kami mintai keterangan terkait laporan dugaan pelecehan yang terjadi di rumah sakit swasta di Kota Malang (Persada Hospital),” ujarnya, Jumat (25/4/2025).

    Pemanggilan ini diharapkan dapat menggali lebih dalam keterangannya.

    Ia menyebut, surat panggilan kepada AY telah resmi dilayangkan pada Jumat, 25 April 2025.

    “Surat pemanggilan sudah kami layangkan dan pemanggilan ini sebagai pemeriksaan awal terhadap terduga terlapor,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Dugaan Pelecehan Dokter AY Malang Dinilai Jalan di Tempat, Kuasa Hukum Korban: Sudah Seminggu.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Remaja Ngotot Minta Perpisahan, Dedi Mulyadi Sindir Langsung Ibunya: Tinggal Aja Masih di Bantaran – Halaman all

    Remaja Ngotot Minta Perpisahan, Dedi Mulyadi Sindir Langsung Ibunya: Tinggal Aja Masih di Bantaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyentil seorang gadis remaja dan ibunya yang bersikeras ingin diadakan perpisahan untuk sekolah-sekolah di Jawa Barat.

    Keinginan itu disampaikan remaja tersebut saat hadir bersama sang ibu dan warga Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, yang rumahnya dibongkar.

    Diketahui, beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggusur ratusan rumah yang dibangun di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut.

    Gadis remaja dan sang ibu termasuk salah satu warga yang rumahnya digusur karena dibangun di bantaran sungai.

    “Kalau misalnya bisa, wisuda pengeluarannya lebih sedikit. Biar adil, Pak, semua murid bisa ngerasain perpisahan,” kata si gadis remaja yang baru lulus SMA, dalam video di YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel yang tayang pada Sabtu (26/4/2025).

    Dedi lantas mengingatkan, selama ini sekolah selalu memungut biaya perpisahan kepada orang tua murid.

    Hal itu dinilai Dedi memberatkan sebab tak sedikit orang tua yang berutang untuk membayar kegiatan perpisahan atau study tour sekolah.

    Gadis remaja itu juga mengakui, pembayaran biaya perpisahan cukup membebani orang tuanya.

    Tetapi, ia bersikeras berpendapat perpisahan penting digelar sebab tak semua anak bisa merasakannya.

    “Ngerasain perpisahan, duit dari siapa?” tanya Dedi.

    “Orang tua,” jawab gadis remaja.

    “Membebani nggak?” tanya Dedi lagi.

    “Iya membebani, Pak. (Tapi) kan ada juga yang cuma lulusan SD, SMP, atau SMA,” sahut si gadis.

    Saat kembali ditanya berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar perpisahan ketika SMP, si gadis menyebut nominal Rp1 juta.

    Padahal, sang ibu yang duduk di sampingnya, mengaku hanya sebagai ibu rumah tangga.

    Sementara, sang ayah hanya bekerja menjual botol-botol kaca yang biasa digunakan untuk bensin eceran.

    “Waktu (SMP) itu (bayar sekitar Rp1 juta doang, Rp1,2 juta,” ungkap si gadis.

    “Ibuknya kerja apa? Ayahnya kerja apa?” tanya Dedi.

    “(Saya) ibu rumah tangga. (Ayahnya) wiraswasta, dagang. Dagang botol-botol (untuk) bensin (eceran)” jelas ibu si gadis.

    Meski penghasilannya tak berlebih, si ibu mengaku rela membayar untuk perpisahan agar sang anak memiliki  kenangan bersama teman-teman.

    Ia juga mengaku tak masalah keluar banyak uang untuk kegiatan perpisahan sekolah anak, alih-alih ditabung supaya bisa membeli rumah.

    “Ibu lebih setuju mana? Perpisahan tapi bayar, atau perpisahan dilarang, nggak ngeluarin duit?” tanya Dedi.

    “Kalau buat mental anak, setuju yang bayar. Kalau nggak ada kenangan, kan ini,” jawab si ibu.

    “Ibu rumah aja ga punya?” sindir Dedi.

    “Iya, tapi kalau demi anak saya sih nggak apa-apa, Pak,” kata si ibu.

    Mendengar jawaban itu, Dedi lantas menyindir keluarga si ibu yang masih tinggal di bantaran sungai hingga rumahnya berakhir digusur.

    Ia pun mempertanyakan mengapa si ibu yang masih tinggal di bantaran sungai, tak paham prioritas kehidupan.

    “Demi anak jangan tinggal di bantaran sungai. Ibu tinggal aja masih di bantaran sungai, kenapa gaya hidup begini (selangit)?” sentil Dedi sembari membuat gestur tangan ke atas.

    “Ini kan harus diubah,” tegasnya.

    Diketahui, sejak resmi menjabat sebagai Gubernur Jabar setelah dilantik pada Kamis (20/2/2025), Dedi gencar menyuarakan larangan perpisahan maupun study tour bagi SMA/SMK di Jawa Barat.

    Ia menilai kegiatan tersebut membebani keuangan orang tua siswa.

    Bahkan, di hari pertamanya bekerja sebagai Gubernur Jabar, Dedi mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok yang ngotot melaksanakan study tour ke luar provinsi.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • Jembatan Warga di Banyuasin Diduga Dirusak demi Lintasan Perahu Sawit, Kades Cendana Membantah – Halaman all

    Jembatan Warga di Banyuasin Diduga Dirusak demi Lintasan Perahu Sawit, Kades Cendana Membantah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah jembatan kayu yang dibangun secara swadaya oleh warga di Kabupaten Banyuasin dilaporkan dirusak oleh oknum pengusaha sawit.

    Dugaan ini muncul agar perahu atau getek pengangkut sawit dapat melintas tanpa terhalang oleh jembatan.

    Pemotongan jembatan kayu terjadi antara Rabu malam, 24 April 2025, hingga Kamis dini hari, 25 April 2025.

    Menurut seorang warga yang enggan disebutkan namanya, perusakan ini diduga dilakukan untuk melancarkan operasional pengangkutan sawit di aliran sungai.

    “Warga berharap isu ini diviralkan agar pemerintah dan kepolisian mengetahui kondisi jembatan yang dibangun tahun 2004 ini,” ungkapnya.

    Akibat kerusakan jembatan, warga di Jalur 14 Desa Cendana Blok I terpaksa memutar jauh untuk mencapai Jalur 15.

    Warga mengaku sudah menunggu beberapa hari tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah untuk perbaikan.

    “Kalau rusak, masyarakat secara swadaya memperbaikinya. Jembatan ini belum dibuat permanen, padahal itu juga janji politik Kades saat terpilih,” tambahnya.

    Warga berharap Pemkab Banyuasin dan kepolisian dapat segera menindaklanjuti masalah ini.

    Camat Muara Sugihan, Welly Ardiansyah, telah mengonfirmasi Kepala Desa Cendana untuk berkoordinasi terkait perbaikan jembatan.

    “Alasannya untuk lewat getek sawit,” katanya singkat.

    Namun, Welly tidak mau banyak berbicara dan mengarahkan langsung untuk menghubungi Kades Cendana.

    Kepala Desa Cendana, Fauzi, membantah tuduhan warga mengenai pemotongan jembatan demi kelancaran pengangkutan sawit.

    “Itu salah informasi. Jembatan tidak dirobohkan, hanya tersenggol getek saat melintas,” jelasnya.

    Dia menambahkan bahwa kerusakan yang terjadi hanya sedikit dan jembatan tersebut kini sudah diperbaiki oleh pengusaha sawit yang bersangkutan.

    “Cuman tersenggol saja, sekarang sudah diperbaiki. Biasalah, jembatan kayu rusak diperbaiki oleh yang nyenggolnya,” pungkas Fauzi.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 6 Santri Masih Dirawat di Rumah Sakit usai Tertimpa Tembok di Ponpes Gontor Magelang – Halaman all

    Kondisi Santri yang Dirawat di Rumah Sakit usai Tertimpa Tembok di Ponpes Gontor Magelang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tembok kolam penampung air di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, runtuh dan menimpa para santri, Jumat (25/4/2025).

    Akibat insiden tersebut, sebanyak 29 santri menjadi korban, dengan rincian 25 santri mengalami luka-luka dan empat santri meninggal dunia.

    Dari puluhan santri yang mengalami luka-luka, tujuh di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

    Mereka menjalani rawat inap karena memerlukan tindakan medis lebih lanjut.

    Sebanyak enam santri dirawat di RSUD Merah Putih, sedangkan satu santri lainnya dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

    “Hari ini (pasien) pulang satu. Yang masih dirawat di RSUD Merah Putih ada enam,” ucap Direktur Utama RSUD Merah Putih, dr Leli Puspitowati. dalam pesan singkatnya, Minggu (27/4/2025), dilansir Tribun Jogja.

    Mereka harus menjalani tindakan lebih lanjut akibat luka yang dialami, seperti operasi akibat patah tulang.

    Ada juga yang masih perlu menjalani observasi karena ada gejala yang muncul.

    Dokter umum RSUD Merah Putih, Dicky Bagus Pratama, mengungkapkan kondisi santri yang masih mendapat perawatan.

    “Beberapa mengalami luka-luka, ada yang patah di bagian lengan, dan ada yang mengalami cedera kepala ringan.” 

    “Semuanya dalam kondisi stabil. Memang kemarin, pada Jumat, rumah sakit kami menjadi rujukan kejadian luar biasa yang menimpa salah satu pondok pesantren di Magelang,” ucap Dicky.

    Ia berujar, total korban yang datang ke RSUD Merah Putih berjumlah 29 orang, dengan rincian empat korban sudah dalam kondisi meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.

    “Satu korban lainnya kami rujuk ke RSUP Sardjito karena membutuhkan perawatan lanjutan.” 

    “Dari 24 korban lainnya, 17 di antaranya cukup menjalani rawat jalan, sedangkan tujuh korban harus menjalani perawatan inap di sini,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, peristiwa nahas ini terjadi pada jam-jam padat aktivitas santri, yaitu saat banyak dari mereka sedang antre untuk mandi menjelang pelaksanaan salat Jumat.

    Bangunan kolam penampung air yang berada di sisi belakang kamar mandi asrama tiba-tiba roboh dan menimpa para santri di bawahnya.

    “Karena momen itu adalah jam padat, banyak santri mengantre mandi,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono.

    “Tiba-tiba tandon air yang berada di belakang kamar mandi roboh dan menimpa para santri,” imbuhnya.

    Pondasi kolam penampung air tersebut diduga ambruk hingga menyebabkan material beton jatuh dan menimpa para santri di sekitar lokasi kejadian. 

    Puluhan santri bahkan sempat terjebak di antara dinding kamar mandi yang ikut runtuh.

    Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Tim SAR, PMI, relawan, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengevakuasi para korban setelah menerima laporan dari pondok pesantren.

    Akan tetapi, proses evakuasi memakan waktu cukup lama hingga sekitar 12 jam, yakni dari pukul 11.00 WIB sampai sekitar pukul 23.30 WIB.

    Hal ini karena struktur bangunan tersebut terbuat dari beton sehingga harus dilakukan pengeboran terlebih dahulu.

    “Begitu kejadian, para ustadz langsung melapor ke instansi terkait dan penanganan segera dilakukan.” 

    “Meski memang proses evakuasi membutuhkan waktu karena medan dan material yang berat,” sambung Edi.

    Sampai malam hari, proses pembersihan reruntuhan dan pendataan masih terus dilakukan oleh petugas bersama pihak pondok.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Insiden Tembok Ambrol di Gontor 5 Magelang, Enam Santri Masih Dirawat di RSUD Merah Putih.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie)

  • Soal Kasus Dugaan Pelecehan Dokter di Malang, Kuasa Hukum: Segera Ditangkap Saja – Halaman all

    Soal Kasus Dugaan Pelecehan Dokter di Malang, Kuasa Hukum: Segera Ditangkap Saja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penanganan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dokter berinsial AY di Persada Hospital, Kota Malang, Jawa Timur, disoroti oleh kuasa hukum korban.

    Kuasa hukum dari terduga korban QAR (31), Satria Marwan, menilai penanganan kasus ini belum ada perkembangan signifikan.

    Salah satunya adalah belum hadirnya AY ke hadapan polisi, padahal korban berharap terlapor segera ditahan.

    Oleh sebab itu, Satria mendesak polisi untuk segera menangkap dokter AY. 

    “Segera ditangkap aja (dokter AY) itu. Ini sudah seminggu lebih, tetapi belum ada progres yang berarti sama sekali,” ujar Satria, dilansir Surya Malang, Minggu (27/4/2025).

    Lebih lanjut, dirinya mengapresiasi langkah yang dilakukan Persada Hospital yang memecat AY dan meminta maaf secara terbuka meskipun hanya melalui media sosial.

    “Ini berarti ada komitmen bahwa pihak rumah sakit, yaitu Persada Hospital memiliki komitmen membela korban,” ungkap Satria.

    Hal senada juga disampaikan kuasa hukum dari terduga korban A (30), Tri Eva Oktaviani.

    Ia mengatakan, apa yang dilakukan Persada Hospital merupakan tindakan yang benar dan tegas.

    “Kami mengapresiasi tindakan rumah sakit yang tegas dalam menyikapi kasus ini, yaitu dengan permintaan maaf dan memecat oknum dokter yang menjadi terduga pelaku.” 

    “Artinya, ada proses evaluasi di internal rumah sakit dan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan kinerja dan etik dokter,” ucap Tri Eva.

    Meski begitu, Tri Eva berharap Persada Hospital mendukung sepenuhnya pengusutan kasus dugaan pelecehan seksual tersebut.

    “Kami berharap pihak rumah sakit dapat kooperatif, dengan alasan pro justitia dapat mendukung dan menghormati proses hukum yang berlaku.” 

    “Termasuk jika diperlukan hal-hal yang mendukung pemenuhan alat bukti bagi korban,” tuturnya.

    Diberitakan sebelumnya, polisi mengaku sudah mengirimkan surat panggilan kepada dokter AY.

    Dalam surat panggilan itu, AY diminta hadir ke Satreskrim Polresta Malang Kota untuk dimintai keterangan terkait kasus ini pada Minggu depan.

    Hal ini disampaikan oleh Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto, pada Jumat (25/4/2025).

    “Pada minggu depan, kami agendakan memanggil terduga terlapor (dokter AY).” 

    “Untuk kami mintai keterangan terkait laporan dugaan pelecehan yang terjadi di rumah sakit swasta di Kota Malang (Persada Hospital),” ujarnya.

    Menurut Yudi, AY dipanggil dalam statusnya sebagai saksi dan akan digali serta diperdalam keterangannya.

    “Pemanggilannya sebagai saksi, dan nantinya kami dalami keterangannya,” imbuhnya.

    Ia menyebut, surat panggilan kepada AY telah resmi dilayangkan pada Jumat, 25 April 2025.

    “Surat pemanggilan sudah kami layangkan. Dan pemanggilan ini sebagai pemeriksaan awal terhadap terduga terlapor,” terangnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Dugaan Pelecehan Dokter AY Malang Dinilai Jalan di Tempat, Kuasa Hukum Korban: Sudah Seminggu.

    (Tribunnews.com/Deni)(SuryaMalang.com/Kukuh Kurniawan)

  • 5 Fakta Camat Padang Selatan Digerebek Istri Sah: Berduaan dengan Stafnya, Diarak ke Markas Pol PP – Halaman all

    5 Fakta Camat Padang Selatan Digerebek Istri Sah: Berduaan dengan Stafnya, Diarak ke Markas Pol PP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus dugaan perselingkuhan melibatkan Camat Padang Selatan , Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), bernama Anhal Mulya Perkasa alias AMP.

    Ia digerebek istri sah saat berduaan dengan stafnya.

    Sang camat dan stafnya kini sudah dinonaktifkan dari jabatannya.

    Pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Padang sedang mendalami dugaan perselingkuhan keduanya.

    Berikut fakta-fakta Camat Padang Selatan digerebek istri sah saat berduaan dengan stafnya, dirangkum dari TribunPadang.com, Minggu (27/4/2025):

    1. Berawal kecurigaan istri

    Penggerebekan berawal saat istri AMP pulang kampung bersama anak-anaknya.

    Sementara, AMP tidak ikut dan tidur di rumah pribadinya di kawasan Tanjung Saba, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang.

    Ketika hendak pergi, istri AMP sudah merasa curiga dengan gelagat suaminya sejak awal.

    Sesampainya di kampung halaman, istri AMP memendam rasa penasaran.

    Singkat cerita ia segera pulang ke rumah pada Sabtu (26/4/2025) malam

    Kecurigaan tersebut terbukti setelah istri AMP melihat sang suami memasukkan perempuan lain ke dalam rumah.

    2. Diarak ke Markas Satpol PP

    Istri AMP kemudian melaporkan kejadian ini ke warga dan pengurus RT setempat.

    Warga lalu beramai-ramai menggerebek rumah.

    Mereka mendapati AMP sedang berduaan saja dengan stafnya sendiri.

    Warga lalu mengamankan AMP dan stafnya untuk digiring ke markas Satpol PP Padang yang terletak di Jalan Tan Malaka, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Padang Timur.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, membenarkan fakta di atas.

    “Diketahui pertama kali oleh istrinya.”

    “Setelah itu, keduanya langsung dibawa ke Markas Satpol PP untuk pemeriksaan,” katanya, Minggu (27/4/2025).

    3. Sosok

    Dikutip dari lama.padang.go.id, AMP memiliki dua titel akaedmis.

    Pertama Sarjana Sains Terapan Pemerintahan (S.STP) dan Magister Administrasi Publik (M.P.A).

    Tidak banyak informasi terkait AMP.

    Harta kekayaannya pun juga tidak ditemukan di laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

    Sementara, sosok staf yang berduaan dengan sang camat perempuan muda berinisial NG (27).

    Ia diketahui bekerja di Kecamatan Padang Selatan.

    NG sudah berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

    4. Nasibnya dinonaktifkan

    Usai digerebek, AMP dan NG langsung dinonaktifkan dari jabatannya sehari setelah digerebek.

    “Terhitung mulai hari ini (Minggu), yang bersangkutan (kedua pejabat tersebut) kita nonaktifkan sementara,” jelas Inspektur Kota Padang, Arfian, Minggu (27/4/2025).

    Rencananya, AMP dan NG akan dimintai keterangan besok, Senin (28/4/2025).

    “Untuk kasus ini langsung kita tindak lanjuti. Insya Allah besok akan dilakukan pemeriksaan kepada keduanya,” tambah Arfian.

    5. Terancam sanksi berat

    Selain Pemkot Padang, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Padang juga dilibatkan dalam pemeriksaan terhadap AMP dan NG.

    Bahkan, tim ad hoc juga akan dibentuk guna mendalami kasus dugaan perselingkuhan ini.

    Arfian dalam kesempatannya menegaskan, jika terbukti benar, AMP dan NG berpotensi disanksi berat.

    “Sikap kita di Pemko Padang sudah sangat jelas. Kita akan memberikan sanksi yang sangat berat kalau memang terjadi pelanggaran,” tegasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Inspektorat Jadwalkan Pemeriksaan Camat Padang Selatan dan Stafnya usai Digerebek Warga 

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)