Category: Tribunnews.com Regional

  • Polisi Buru 2 DPO Kasus Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar – Halaman all

    Polisi Buru 2 DPO Kasus Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi terus mengusut kasus sindikat pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulsel. 

    Kini polisi fokus mengejar dua tersangka yang buron, sementara 18 tersangka lainnya telah lebih dulu diamankan.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald T Simanjuntak, menyatakan pihaknya sedang mengintensifkan upaya pencarian terhadap dua pelaku yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

    “Pemeriksaan terhadap para tersangka masih berlangsung, dan fokus kami saat ini adalah menangkap dua DPO tersebut,” ujar AKBP Reonald, Kamis (9/1/2024) kemarin.

    Meski demikian, AKBP Reonald belum mengungkap identitas maupun peran kedua buronan itu.

    Ia memastikan informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah penangkapan berhasil dilakukan.

    Sementara itu, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), yang disebut sebagai tokoh utama dalam sindikat ini, telah resmi ditahan di Rutan Kelas IA Makassar. 

    Sebelumnya, Annar Salahuddin Sampetoding sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Makassar dengan alasan kesehatan.

    “Setelah kondisinya membaik, ASS langsung kami tahan di Rutan Makassar karena kapasitas ruang tahanan di Polres Gowa sudah penuh,” jelas AKBP Reonald.

    Kepala Rutan Kelas IA Makassar, Jayadikusumah, memastikan Annar Salahuddin Sampetoding tidak mendapat perlakuan khusus selama masa penahanan.

    “Setelah pemeriksaan administrasi, ASS ditempatkan di Blok B, kamar Mapenali, bersama 15 hingga 20 tahanan lainnya. Tidak ada pengecualian atau perlakuan istimewa,” tegas Jayadikusumah.

    Annar Salahuddin Sampetoding akan menjalani masa tahanan awal selama tujuh hari setelah dinyatakan sehat.

    Selanjutnya, pihak kepolisian akan kembali menggali keterangan Annar guna melengkapi berkas perkara yang akan segera dilimpahkan ke kejaksaan.(*)

     

  • Panik Ditilang Polisi, Trison Malah Bakar Sepeda Motornya, Berujung Minta Maaf karena Videonya Viral – Halaman all

    Panik Ditilang Polisi, Trison Malah Bakar Sepeda Motornya, Berujung Minta Maaf karena Videonya Viral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PASAMAN BARAT – Trison, pemuda asal Palembang nekat membakar sepeda motornya sendiri saat hendak ditilang polisi di depan Masjid Agung Pasaman Barat, Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (9/1/2025).

    Trison sebelumnya dikejar petugas saat melintas di jalan Pasaman Baru, Nagari Lingkuang Aua Baru, Kecamatan Pasaman.

    Bukan tanpa sebab, Trison dikejar polisi lantaran tidak mengenakan kelengkapan sepeda motor seperti helm dan surat-surat kendaraan.

    “Pelaku ini melintas di persimpangan Pasaman Baru datang dari arah Simpang Empat Bundaran menuju arah Kantor Bupati dengan tidak mengenakan helm, makanya petugas kita yang berjaga di pos Simpang Pasaman Baru mendatanginya,” kata Kasat Lantas Polres Pasaman Barat, Rina Aryanti, Kamis (9/1/2025) malam.

    Saat itu Trison diberhentikan petugas untuk menanyakan kelengkapan surat-surat kendaraan.

    Namun tak disangka dia malah membakar kendaraannya sendiri.

    “Pelaku tidak memiliki kelengkapan dokumen yang akhirnya diduga karena panik, pelaku membakar kendaraannya itu,” jelasnya.

    Selain itu, sepeda motor jenis Satria FU yang digunakan oleh pelaku juga merupakan kendaraan yang tidak layak jalan seperti tidak menggunakan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB), lampu, dan menggunakan knalpot brong serta tidak mengenakan helm.

    Trison akhirnya berhasil diamankan petugas dan dibawa ke Kantor Satlantas untuk dimintai keterangan.

    “Dari pemeriksaan yang kita lakukan, pelaku membakar kendaraannya karena emosi saat petugas kita akan melakukan penindakan tilang dikarenakan kendaraan pelaku tidak memiliki dokumen, sebab pelaku membeli kendaraannya di tempat rongsokan,” lanjutnya.

    Trison yang semula hendak ke Sibolga, Sumatra Utara ini akhirnya difasilitasi oleh jajaran Satlantas Polres Pasaman Barat untuk dapat pulang ke kampungnya di Sibolga.

    “Kami fasilitasi dengan mengantarkannya ke Panti, Kabupaten Pasaman dan kita berkoordinasi dengan Polsek Panti untuk membantu mencarikan kendaraan karena kendaraan dari Pasaman Barat menuju Sibolga minim, makanya kita ambil alternatif untuk mencarikan kendaraan dari Kabupaten Pasaman,” pungkasnya.

    Sementara itu, Trison mengakui kesalahannya yang membakar kendaraannya saat diberhentikan dan diperiksa oleh petugas Satlantas. 

    Ia mengaku panik karena tidak memiliki surat-surat kendaraan.

    “Saya minta maaf kepada kepolisian karena telah membakar kendaraan saya sehingga berakibat seperti ini, karena saya panik akan pulang ke Sibolga,” ungkapnya.

    Ia mengaku telah dua hari melakukan perjalanan dari Rokan Hulu, Riau dengan tujuan ke Sibolga, Sumatra Utara.

    Ia juga menyampaikan pemohonan maaf kepada masyarakat karena telah membuat kegaduhan dan video kejadian sudah viral.

    “Saya minta maaf kepada masyarakat karena videonya juga sudah viral, ini kesalahan saya, bukan kesalahan polisi,” ujarnya.

  • Nasib 4 Kru Bus Terlibat Kecelakaan Maut di Kota Batu, Diperiksa Intensif oleh Polisi – Halaman all

    Nasib 4 Kru Bus Terlibat Kecelakaan Maut di Kota Batu, Diperiksa Intensif oleh Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Kota Batu – Polres Batu telah melakukan pemeriksaan intensif terhadap empat kru bus pariwisata yang terlibat dalam kecelakaan maut pada Rabu malam, 8 Januari 2025.

    Kecelakaan tersebut melibatkan bus Sakhindra Trans yang mengangkut rombongan studi tur dari SMK TI Bali Global, Badung.

    Kapolres Batu, AKBP Andy Yudha Pranata, menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap kru bus terdiri dari satu sopir, satu sopir cadangan, dan dua kernet.

    “Masih kami periksa secara intensif di Mapolres Batu,” ujarnya saat menjenguk korban di RS Bhayangkara Hasta Brata Batu, Kamis dini hari.

    Bus pariwisata dengan nomor polisi DK7942GB mengalami rem blong di Jalan Imam Bonjol dan baru berhenti setelah menabrak pohon di Jalan Ir Soekarno.

    Kecelakaan ini juga melibatkan enam mobil dan sepuluh sepeda motor.

    Korban Kecelakaan

    Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 14 orang menjadi korban.

    Rincian korban mencakup empat orang yang meninggal dunia, dua orang luka berat, dua orang luka sedang, dan enam orang luka ringan.

    Terkait kondisi penumpang, Kapolres menambahkan bahwa semua penumpang dalam keadaan sehat, meskipun beberapa di antaranya mengalami syok atau trauma.

    “Pemkot Batu telah menyediakan tim gabungan dari BPBD dan Dinkes untuk melakukan post trauma healing,” jelasnya.

    Upaya Pemulihan Trauma

    Pemulihan trauma bagi penumpang bus menjadi prioritas utama.

    Saat ini, mereka telah ditempatkan di sebuah shelter khusus di Kota Batu.

    “Kami pastikan penanganan intensif untuk trauma healing hingga kesehatannya benar-benar pulih,” pungkas Kapolres.

    Pemeriksaan terhadap penumpang yang terdiri dari 39 siswa dan tiga guru pendamping juga sedang dilakukan untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang kejadian tersebut.

    (Kukuh Kurniawan/Tribunmataraman.com)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Penampakan Titik Lokasi yang Diduga Jadi Tempat Pelaku Menembak Rudi S Gani di Bone – Halaman all

    Penampakan Titik Lokasi yang Diduga Jadi Tempat Pelaku Menembak Rudi S Gani di Bone – Halaman all

    Laporan Tribun Timur Muslimin Emba

    TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR – Upaya mengungkap kasus penembakan pengacara Rudi S Gani, di Dusun Limpoe, Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan mulai menemukan titik terang.

    Pasalnya, pihak kepolisian telah menemukan titik yang diduga menjadi tempat pelaku melakukan penembakan.

    Peluru yang disebut dimuntahkan dari laras senapan angin itu, menembus pipih tepat di sisi kanan hidung Rudi.

    Proyektil peluru ditemukan Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel bersarang di tulang lehernya.

    Temuan posisi peluru di tulang leher itu, menguatkan dugaan pelaku membidik Rudi di tempat lebih tinggi.

    Pasalnya, selain lokasi kejadian (bangunan kantor Rudi), polisi juga memasang police line (garis polisi) di pekarangan samping rumah warga.

    Posisi rumah warga itu berada di atas tebing setinggi 1-2 meter dari jalanan dusun tepat di depan kantor yang dibangun Rudi.

    Jaraknya pun hanya sekitar 15-20 meter dari posisi bangunan kantor tempat Rudi tertembak.

    Di pekarangan samping rumah panggung tersebut, terdapat tumbuhan lengkuas, sereh, kelor, pohon kelapa dan kandang ayam.

    Polisi juga disebut menemukan ranting lengkuas yang patah, saat melakukan olah TKP setelah kejadian.

    “Diduga di situ posisi itu yang menembak, karena ada rantingnya itu lengkuas patah infonya waktu dicek sama polisi,” ucap salah satu warga di lokasi.

    Selain itu, di dalam garis polisi juga terdapat tumpukan kayu bakar yang disusun rapi.

    Saat bidikan lensa kamera 70-200 mm tribun, disejajarkan dari sudut lokasi yang digaris polisi dengan posisi duduk Rudi S Gani di dekat pintu belakang kantor, terlihat cukup presisi.

    Terlebih, empat jendela bangunan kantor sudah hampir rampung tersebut belum dipasangi kaca dan pintu depan.

    Dugaan posisi penembak berada tidak jauh dari lokasi kejadian, juga dikuatkan dengan pernyataan Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan.

    “Yang jelas berdasarkan hasil Labfor, korban ditembak dari jarak sekitar 15 meter,” ucap Yudhiawan kepada tribun saat di Mapolres Enrekang, Selasa (7/1/2024).

    Tidak hanya itu, istri korban Hj Maryan saat memberikan kesaksian kepada penyidik Polres Bone, di Mapolda Sulsel, Senin (6/1/2025) malam mencurigai 3 orang sebagai pelaku.

    Ia menjawab 39 pertanyaan penyidik selama lebih kurang delapan jam didampingi Tim Pencari Fakta Peradi Makassar.

    Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, mengungkapkan, kecurigaan kini telah terfokus pada tiga sosok yang diduga terkait dalam kasus tersebut.

    Menurutnya, ketiga orang yang dicurigai memiliki peran berbeda dalam kasus ini. 

    “Yang ibu curiga ada tiga, nanti mengerucut karena ada namanya pelaku utama, ada intelektual dan ada yang membantu, jadi turut serta,” ungkap Tadjuddin Rachman.

    Ia pun menduga tidak menutup kemungkinan adanya unsur perencanaan dalam kasus pembunuhan Rudi.

    Tiga Pekerja Bangunan Kantor Rudi Turut Diperiksa 

    Selain istri pengacara Rudi S Gani, Hj Maryam, penyidik juga memeriksa tiga saksi lainnya di lantai 2 Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (6/1/2025).

    Ketiga saksi lainnya itu, merupakan buruh dan tukang yang mengerjakan bangunan kantor hukum yang didirikan Rudi S Gani, di samping rumahnya, di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulsel, Kombes Pol Jamaluddin Farti mengatakan, total ada 18 saksi diperiksa termasuk Hj Maryam dan tiga pekerja bangunan tersebut.

    “Sampai hari ini, kemarin 14 tambah hari ini empat, jadi ada 18 sampai saat ini,” kata Kombes Jamaluddin Farti ditemui di kantornya.

    Pemeriksaan terhadap ke empat saksi hari ini, lanjut Jamaluddin dilakukan penyidik dari Polres Bone.

    Meski demikian kata dia, Polda Sulsel membackup full penanganan kasus menggemparkan di penghujung 2024 itu.

     “Langkah selanjutnya, tim masih bekerja di lapangan, doakan saja mudah-mudahan bisa segera terungkap,” ujarnya.

    Perwira tiga melati ini masih irit bicara ihwal adanya pelaku yang sudah dicurigai dalam aksi penembakan misterius itu.

    “(Yang dicurigai), belum ada, masih penyelidikan. Masih proses didalami,” terang Jamal.

    “Tentunya kami juga butuh informasi dari masyarakat kalau da informasi terkait ini silakan kami terbuka menerima masukan dari teman-teman semua,” sambungnya.

    Terkait adanya kabar senjata disita Polres Bone, Jamaluddin mengaku akan mengkroscek lebih lanjut.

    “(Senjata yang diamankan) Nanti kami kroscek di Polres Bone. (Dugaan pengancaman terhadap korban), nanti, masih berjalan proses pemeriksaan di atas, tunggu aja dulu,” imbuhnya.

     

  • Fakta Baru Kecelakaan Maut di Batu, Polisi Pastikan 3 Bus Rombongan SMK TI Bali Tidak Layak Jalan – Halaman all

    Fakta Baru Kecelakaan Maut di Batu, Polisi Pastikan 3 Bus Rombongan SMK TI Bali Tidak Layak Jalan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Kota Batu – Tiga dari empat bus rombongan pelajar SMK TI Bali Global Badung yang terlibat kecelakaan maut di Kota Batu telah diamankan oleh pihak kepolisian.

    Ketiga bus tersebut dinyatakan tidak layak jalan setelah dilakukan pemeriksaan pascakecelakaan yang terjadi pada Rabu malam, 8 September 2025.

    Kecelakaan tersebut melibatkan bus pariwisata Sakhindra Trans dengan nomor polisi DK 7942 GB yang mengalami rem blong.

    Bus tersebut menabrak sejumlah kendaraan di Jalan Imam Bonjol hingga Jalan Ir Soekarno, mengakibatkan 14 orang menjadi korban, termasuk empat orang yang meninggal dunia.

    Kombes Pol Komarudin, Dirlantas Polda Jatim, menjelaskan bahwa ketiga bus yang diamankan, dengan nomor polisi E 7998 YC dan H 1056 WS dari Sakhindra Trans, serta DK 7263 GB dari Purnayasa Trans, ditemukan di sebuah tempat parkir oleh-oleh di Kota Batu.

    “Ketika dilakukan pengecekan, ternyata tiga bus itu tidak layak jalan,” ungkapnya kepada SURYAMALANG.COM.

    Kelayakan Bus

    Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ketiga bus tersebut mengalami kerusakan serius, termasuk ban yang retak dan gundul, serta izin uji KIR yang sudah mati.

    “Kami menahan sementara ketiga bus tersebut hingga seluruh persyaratan kelayakan jalannya terpenuhi,” tambah Kombes Pol Komarudin.

    Seluruh rombongan pelajar, yang berjumlah sekitar 160 orang, akan dipulangkan ke Bali menggunakan armada bus baru.

    “Kami minta kepada pihak perusahaan bus untuk menggantinya dengan bus yang layak jalan,” tegasnya.

    Kronologi Kecelakaan

    Kecelakaan bermula ketika bus Sakhindra Trans mengalami rem blong saat memasuki Jalan Imam Bonjol.

    Sopir berusaha mengendalikan bus dengan banting setir ke bahu jalan, tetapi laju bus tidak berhenti dan terus melaju hingga menabrak pohon di Jalan Ir Soekarno.

    Dalam peristiwa ini, bus melaju sejauh 23 kilometer dan menabrak enam mobil serta sepuluh sepeda motor.

    Korban terdiri dari empat orang meninggal dunia, dua luka berat, dua luka sedang, dan enam luka ringan.

    Kecelakaan ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan kelayakan kendaraan, terutama saat mengangkut rombongan pelajar.

    Polisi berjanji akan menyelidiki lebih lanjut untuk memastikan tidak ada kelalaian yang terjadi.

    (Kukuh Kurniawan/SuryaMalang.com)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pasangan Kekasih Nyaris Kehilangan Puluhan Juta Usai Video Syurnya Tersebar, Polisi Selidiki Pelaku – Halaman all

    Pasangan Kekasih Nyaris Kehilangan Puluhan Juta Usai Video Syurnya Tersebar, Polisi Selidiki Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA – Sepasang kekasih di Kabupaten Buleleng, Bali nyaris jadi korban pemerasan setelah video syur mereka tersebar di WhatsApp.

    Korban dimintai uang hingga puluhan juta rupiah oleh pelaku yang menyebarkan video syur tersebut.

    Beruntung korban tidak sampai menyerahkan uang yang diminta pelaku.

    Sebaliknya pasangan ini langsung melaporkan kejadian pemerasan tersebut ke Polres Buleleng.

    Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika mengaku pihaknya telah menerima laporan dugaan pemerasan dengan ancaman penyebaran video syurtersebut sekitar sepekan lalu. 

    “Kedua korban pun sudah datang ke Polres Buleleng untuk klarifikasi terkait video tersebut,” kata AKP Gede Darma Diatmika, Kamis (9/1/2025).

    AKP Diatmika mengatakan, kedua pemeran video syur merupakan sepasang kekasih. Keduanya sudah dewasa dan berencana menikah dalam waktu dekat.

    Namun video syur yang merupakan dokumen pribadi itu tersebar melalui aplikasi WhatsApp. 

    Tak hanya itu, seseorang yang mengaku mendapat video tersebut juga melakukan pemerasan terhadap korban. 

    Di mana korban diminta mentransfer uang yang jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah.

    “Beruntung korban belum mengabulkan permintaan pelaku. Sebaliknya, korban segera melapor ke Polres Buleleng setelah merasa diperas,” ungkapnya.

    Laporan korban saat ini sedang ditindaklanjuti Satreskrim Polres Buleleng.

    Penyidik masih berusaha memastikan bagaimana dan dari mana video tersebut bisa tersebar, serta mengungkap pelaku di balik penyebaran video itu.

    “Mengenai kasusnya dalam proses penyelidikan. Atas kasus ini, kami mengimbau pada masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap potensi penyebaran konten pribadi yang dapat disalahgunakan untuk tujuan negatif,” tandasnya. 

    Remaja Perempuan Jadi Tersangka Usai Dituduh Sebar Video Syur Anak Pejabat

    Sementara itu di lokasi berbeda, remaja perempuan berinisial SRP (14) asal Padang Sidimpuan, Sumatra Utara (Sumut) ditetapkan sebagai tersangka usai dituduh membagikan video syur di ponselnya.

    Video tersebut berasal dari seorang anak pejabat di Padang Sidempuan.

    Ayah korban, Tupar Sabar Pardede warga Kampung Salak, Padang Sidempuan mengatakan anaknya mendapat kiriman video porno dari MRST (17) anak Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Padang Sidempuan, Julpan Tambunan.

    Kasus tersebut menjadi viral setelah Tupar membuat video memohon bantuan.

    “Saya memohon pak Presiden Prabowo dan bapak Kapolri mohon diperhatikan keadilan hukum bagi anak saya ini yang menerima video porno dari anak Kadin Padang Sidempuan, sehingga anak saya dibuat jadi tersangka.”

    “Umurnya 14 tahun menerima video porno, namun di Polres Padang Sidempuan dijadikan tersangka,” katanya.

    Awalnya SRP dan MRST berkenalan bulan Maret 2024. 

    Setelah melakukan pendekatan, keduanya sepakat pacaran bulan April 2024.

    Baru beberapa hari jadian, MRST langsung mengajak SRP melakukan video call seks (VCS).

    Korban menolak, tapi MRST tak patah arang.

    13 April 2024, MRST mengirim 3 video sedang onani dengan mode sekali lihat.

    Ketika melihat, korban langsung kaget dan menceritakan perbuatan anak Kadin Padang Sidempuan ini ke 2 temannya.

    Namun bukannya minta maaf karena mengirim video syur, anak pejabat tersebut justru melaporkan gadis 14 tahun tersebut.

    Singkat cerita, Ketua Kadin Padang Sidempuan Julpan Tambunan bertemu dengan pihak Tupar Sabar Pardede.

    “Kami sudah mediasi di rumah orang tua si Julpan Tambunan sudah oke, namun saat di ujung ceritanya dia melawan, berontak sehingga tidak terjadi perdamaian itu,” katanya.

    SRP justru dilaporkan telah menyebarkan video syur MRST.

    “Barang bukti rekaman bahwa bukan dia pelakunya tidak diterima di polda dan Polres Padang Sidempuan,” katanya.

    Tupar meyakini bukan sang anak pelakunya.

    “Bukan anak kami pelakunya, kami cuma korban, cuma lawan kami orang kuat Ketua Kadin Padang Sidempuan Julpan Tambunan Kampung Maraca Jalan Perjuangan,” katanya.

    Sementara SRP kini hanya bisa menangis meratapi nasibnya.

    “Jangan karena kami orang susah kami ditindas seperti ini. Bahkan saya yang tidak menyebarkan dituduh menyebarkannya,” kata SRP sambil menangis.

    Ia pun meminta tolong pada netizen untuk membantunya lepas dari jerat hukuman.

    “Saya minta tolong pada orang yang berwenang dalam hukum tolong saya, 
    barang bukti kami tidak diterima. Tidak tahu kenapa apa karena mereka orang kaya. saya tidak tahu,” kata SRP.

    Kasus Berakhir Damai

    Kasus tersebut telah berakhir damai.

    Dikutip dari Kompas.com, kesepakatan damai itu digelar di Mapolres Kota Padangsidimpuan pada Selasa (12/11/2024) dan disaksikan oleh pimpinan daerah dan tokoh masyarakat setempat.

    Kapolres Padangsidimpuan, AKBP Wira Prayatna menuturkan kedua belah pihak sudah sepakat bahwa kasus ini diselesaikan dengan mediasi dan restorative justice.

    “Alhamdulillah dari kedua belah pihak ada titik temu, dengan menyelesaikan permasalahan dengan kekeluargaan,” tutur Wira.

    Kini, kata Wira, kedua belah pihak sudah memaafkan dan mencabut laporan yang sempat dilayangkan ke Polres Padangsidimpuan.

    Sumber: (Tribun-Bali.com/mer) (Tribun-Medan.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul APES! Video Intim Tersebar, Sepasang Kekasih di Buleleng Jadi Korban Pemerasan Jelang Menikah

  • Ditahan 20 Hari di Lapas, Agus Buntung Nahan Kencing hingga Ancam Bunuh Diri, Ibunya Penuh Khawatir – Halaman all

    Ditahan 20 Hari di Lapas, Agus Buntung Nahan Kencing hingga Ancam Bunuh Diri, Ibunya Penuh Khawatir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tersangka pelecahan Agus Surtama alias Agus buntung ditahan di Lapas Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat, Kamis (9/1/2025).

    Agus ditahan selama 20 hari ke depan, sambil menunggu proses persidangan nantinya.

    Ia dijerat pasal 6 huruf A dan atau huruf E atau pasal 15 huruf E Undang-Undang Tindak Pidana  Kekerasan Seksual (TPKS), juncto Undang-Undang Nomor 12 tahun 2022 dengan ancaman 12 tahun penjara dan denda maksimal Rp 300 juta.

    Di hadapan Kepala Kejaksaan Negeri Mataram , Agus memohon agar status penahanannya di Lapas Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat diubah menjadi tahanan rumah.

    “Saya mohon Pak biar saya di rumah, karena saya tidak biasa, ini saja terus terang saya tahan kencing,” kata Agus dihadapan Kepala Kejaksaan Negeri Mataram Ivan Jaka, dikutip dari TribunLombok, Jumat (10/1/2025).

    Agus menangis histeris saat dirinya tahu bahwa dirinya ditahan di Lapas Kuripan Lombok Barat.

    Melihat anaknya menangis ibundanya berusaha untuk memenangkan.

    Ibunda Agus, Ni Gusti Ayu Ari Padni mengaku khawatir dengan kondisi anaknya jika ditahan di Lapas, alasannya selama ini Agus dalam melakukan aktivitas sehari-hari bergantung kepada dirinya.

    “Tidak bisa sendiri, mau cebok mau apa, kalau dia normal saya lepas,” kata Padni saat mendampingi Agus di Kejari Mataram.

    Ruang Lapas Layak Disabilitas

    Kepala Kejari Mataram Ivan Jaka menjelaskan ruang tahanan Agus sudah disiapkan secara khusus untuk penyandang disabilitas.

    Selain ruang yang layak, Agus pun akan mendapatkan tenaga pendamping.

    Jaksa peneliti Kejaksaan Tinggi NTB Dina Kurniawati membenarkan bahwa Agus sempat menolak saat dia ditetapkan sebagai tahanan Lapas.

    “Kalau penolakan setiap tahanan rata-rata seperti itu, kita maklumi dengan kita antisipasi dan kita jaga,” kata Dina.

    Dina mengatakan, sebelum ditetapkan sebagai tahanan Lapas, Polda NTB, Kejaksaan Tinggi NTB dan Komisi Disabilitas Daerah (KDD) sudah mengecek ruang tahanan yang akan ditempati Agus.

    “Kami sudah lakukan pemeriksaan sebelumnya di Lapas. Di sana sudah disiapkan ruangan khusus untuk disabilitas,” kata Dina.

    Ancam Bunuh Diri

    Kuasa hukum Agus Buntung, Kurniadi menyampaikan saat Agus mengetahui ditetapkan sebagai tahanan Lapas sempat histeris dan mengancam akan melakukan bunuh diri.

    “Itu disampaikan tadi dihadapan jaksa dan orang tuanya,” kata Kurniadi.

    Kurniawan mengaku, sudah mengajukan permohonan kepada Kejaksaan Tinggi NTB agar tersangka tetap sebagai tahanan rumah.

    “Pelaku ini penyandang disabilitas harus dilakukan perhatian khusus, jangan ujuk-ujuk tanpa dasar yang jelas bertahan melakukan penahan rutan,” kata Kurniadi.

    Kurniadi berharap aparat penegak hukum memperhatikan hal-hal yang disampaikan Agus sebelum ditahan, karena hal ini menurutnya berkaitan dengan hak asasi manusia.

    Kurniadi mengatakan saat mendapatkan kabar bahwa akan ditahan di Lapas, Agus sempat memberontak.

    “Tadi teriak-teriak di dalam itu merupakan dampak psikologis, Agus ini membayangkan sejak lahir sampai sekarang bergantung dengan ibunya,” kata Kurniadi.

    Kurniadi mengatakan sebelum dilakukan penahan seharusnya Agus juga dilibatkan untuk melihat sendiri ruang tahanan yang akan tempati.

    Cerita Korban Dugaan Pelecehan Agus

    Pengakuan salah satu korban Agus buka suara ke publik dan menjadi viral.

    Korban keempat ini nyaris dilecehkan secara fisik oleh Agus namun dengan cara yang berbeda dari korban lainnya.

    Seperti diketahui, mayoritas korban Agus yang berjumlah 17 wanita mengaku mereka diajak ke homestay sebelum akhirnya dilecehkan.

    Namun korban keempat ini ternyata dimodusi oleh Agus dengan cara berbeda.

    Korban keempat bercerita bahwa aksi pelecehan yang dilakukan Agus kepadanya terjadi pada Februari 2024.

    “Saya keluar kosan beli sarapan di Teras Udayana. Saya sarapan, saya balik ke kos, saya duduk di pos polisi Taman Udayana. Saya pesan ojol mau balik ke kosan, si Agus ini datang dengan berdalih mencari seseorang perempuan yang katanya membawa lari motornya dia. Agus menjelaskan ciri-ciri perempuan tersebut, dia bertanya ke saya. Saya menyampaikan ke Agus kalau saya belum pernah melihat cewek yang tadi diceritakan,” ungkap korban dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Yusron Saudi, Jumat (20/12/2024).

    Setelah itu, Agus meminjam HP korban untuk menelepon ibunya.

    Tak curiga, korban pun menuruti permintaan Agus untuk menelepon ibunya menggunakan HP korban.

    Dalam perbincangan dengan sang ibu, Agus menyebut dirinya tidak menemukan wanita yang dicarinya.

    Selesai Agus menelepon ibunya, korban pun pulang ke kosannya naik ojek online.

    Di momen itu korban mengaku tidak tahu bahwa ternyata Agus membuntutinya dari belakang menggunakan sepeda motor roda tiga.

    Hal itu baru diketahui korban saat ia tiba di kosan dan ada yang mengetuk pintu kamarnya.

    “Saya buka, kaget dong ternyata yang di depan itu Agus. Kok Agus tahu kosan saya, tahu nomor kamar saya. Dia (Agus) bilang ‘saya mengikuti mbak, niat saya mengikut hanya untuk mengucapkan terima kasih’. Si Agus ngomong ‘boleh enggak kita berbicara sebentar tapi di kamar mbaknya’. Di situ saya menolak ‘oh enggak boleh, kamar itu privasi saya, apalagi kita lawan jenis. Kalau mau ngobrol di bawah’,”

    Mengikuti arahan Agus, korban mendengarkan curhatan Agus.

    Kepada korban, Agus mengungkap identitasnya mulai dari nama lengkap, alamat hingga mengaku-ngaku dirinya adalah guru kesenian yang sedang viral di internet.

    Setelah berbincang selama satu jam, korban pun pamit untuk beristirahat di kamarnya.

    Namun tak disangka, Agus kembali mengetuk pintu kamar korban dan mengucapkan permintaan tak pantas.

    “Mbak sebenarnya dari tadi saya udah nafsu. Boleh enggak mbak mengeluarkan ‘cairan’ saya? anu saya udah berdiri,” kata korban menirukan ucapan Agus.

    Mendengar permintaan Agus, korban pun syok seraya menengok ke arah celana Agus.

    Korban pun marah dan mengancam akan mendorong Agus agar terjatuh di tangga jika Agus tidak pergi.

    Alih-alih menyerah, Agus justru kembali meyakinkan korban agar mau menuruti permintaannya.

    Caranya adalah Agus mengiming-imingi korban dengan sekotak emas.

    Guna membuktikan ucapannya, Agus pun meminta korban untuk menelepon ibunya.

    “Dia (Agus) ngomong sama ibunya ‘mak boleh enggak saya kasih si mbak ini emas satu kotak yang di rumah?’. Ibunya ngomong ‘iya boleh’. Saya mikir ada apa ini. Seharusnya sebagai orang tua ada pertanyaan ‘perempuan itu siapa, kenal di mana’. Selesai itu dia (Agus) ngomong ‘tuh kan mbak, kalau mbak mau bantu saya, saya kasih mas satu kotak’,” pungkas korban.

    Tak tergiur sama sekali, korban pun berusaha mengusir Agus dari kosannya.

    Namun Agus sempat memaksa masuk ke dalam kamar dengan cara mendorong kuat-kuat pintu yang ditahan korban.

    Sempat nyaris terpental, korban akhirnya berhasil menutup dan mengunci pintu kamarnya seraya mengusir Agus.

    Atas insiden tersebut, korban pun melaporkan Agus ke polisi.

    (Tribunnews/TribunLombok/Robby Firmansyah)

  • Cerita Pilu Santri Tewas Peluk Alquran Dalam Tragedi Kebakaran Ponpes di Pinrang, Terungkap Sosoknya – Halaman all

    Cerita Pilu Santri Tewas Peluk Alquran Dalam Tragedi Kebakaran Ponpes di Pinrang, Terungkap Sosoknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PINRANG – Muh Zahwa (14), seorang santri ditemukan meninggal dunia dalam posisi memeluk Alquran setelah terjebak kebakaran di Pondok Pesantren (Ponpes) DDI Patobong, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Rabu (8/1/2025).

    Kebakaran hebat terjadi di asrama putra Ponpes DDI Patobong sekira pukul 13.00 WITA, Rabu (8/1/2025).

    Sejumlah santri yang mengenyam ilmu di pondok pesantren tersebut pun langsung berhamburan menyelamatkan diri.

    Dibantu warga, sebagian santri pun berupaya memadamkan api sebelum akhirnya petugas pemadam kebakaran datang.

    Saat tim pemadam kebakaran datang, api sudah terlanjur membesar yang membuat petugas kewalahan menjinakkan si jago merah.

    Setelah berupaya keras, tim petugas pemadam kebakaran dibantu warga akhirnya berhasil memadamkan api sekitar pukul 15.30 WITA.

    Dalam peristiwa tersebut seorang santri bernama Muh Zahwa tewas karena terjebak dalam kebakaran.

    Hendak Selamatkan Alquran

    Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Andi Reza Pahlawan, mengungkap detik-detik Muh Zahwa  tewas terjebak dalam kebakaran tersebut.

    Andi Reza Pahlawan mengatakan saat kebakaran terjadi, Muh Zahwa berada di dalam masjid melaksanakan salat dzuhur.

    Namun, saat mendengar terjadi kebakaran di asramanya, Muh Zahwa berlari menuju kamarnya dengan maksud mengambil pakaian dan Alquran miliknya.

    “Menurut keterangan teman korban, awalnya korban sementara di dalam masjid melaksanakan salat dzuhur, kemudian melihat api membakar asrama,” kata Andi Reza Pahlawan.

    “Selanjutnya, korban langsung menuju ke kamar miliknya dengan maksud mengambil pakaian dan Alquran,” ungkapnya.

    Namun, naas, saat korban telah mengambil Alquran, ia terjebak dan tidak bisa keluar dari kamar asrama.

    “Korban terjebak api dan asap sehingga tidak bisa keluar,” ucapnya.

    Akibat kejadian itu, Muh Zahwa meninggal dunia.

    Jasad korban ditemukan dalam posisi sedang memeluk Alquran.

    “Korban ditemukan petugas dalam keadaan memeluk Alquran-nya,” kata seorang staf Ponpes DDI Patobong, Aris kepada wartawan.

    Sosok Muh Zahwa 

    Muh Zahwa dikenal sebagai sosok santri yang gemar membaca Alquran dan kitab kuning.

    Anak keempat dari lima bersaudara itu juga memiliki cita-cita ingin menimba ilmu agama di negara Mesir.

    “Korban ini sangat sabar dan pendiam. Memang korban ini anak kitab memang, kitab gundul (kuning),” kata Pembina Asrama Ponpes DDI Patobong Pinrang, Zulkifli kepada Tribun-Timur.com, Kamis (9/1/2025).

    Zulkifli mengungkapkan korban sempat mengungkapkan impiannya ingin ke negara Mesir untuk belajar agama.

    Sehingga, untuk menggapai impian itu, Zahwa sangat rajin mempelajari kitab kuning.

    “Dia pernah tanya saya, ‘bagaimana kalau mau ke Mesir orang belajar ustaz’, saya bilang belajar kitab kuning. Makanya dia sangat tekun belajar kitab kuning,” ungkapnya.

    Kebakaran Dipicu Korsleting Listrik

    Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza Pahlawan, mengatakan berdasarkan keterangan beberapa saksi, kebakaran diduga disebabkan korsleting listrik.

    “Terjadinya kebakaran asrama putra pesantren DDI Patobong karena korsleting arus listrik pada colokan kipas angin di salah satu kamar,” katanya.

    Andi Reza mengungkapkan percikan api dari korsleting arus pendek itu kemudian tertiup angin hingga menjalar dan membakar asrama putra.

    “Percikan api akibat korsleting arus pendek tersebut ditiup angin sehingga api semakin membesar dan menjalar serta membakar seluruh asrama putra,” ungkapnya.

    (tribuntimur.com/ rachmat ariadi)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Sosok Muh Zahwa Korban Kebakaran Ponpes di Pinrang Rajin Baca Kitab Kuning, Punya Impian ke Mesir

  • Menghilang 10 Hari Lalu, Wanita asal Jepara Ditemukan Tewas Terapung di Sungai Silugonggo Pati – Halaman all

    Menghilang 10 Hari Lalu, Wanita asal Jepara Ditemukan Tewas Terapung di Sungai Silugonggo Pati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PATI – Masyarakat Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah digemparkan oleh penemuan mayat seorang wanita yang mengapung di Sungai Silugonggo, Kamis (9/1/2025).

    Belakangan diketahui itu mayat Suprihati (44), warga Desa Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

    KBO Satpolairud Polresta Pati, Aipda Munaji, proses penemuan jenazah dimulai dengan laporan masyarakat.

    Warga melaporkan adanya mayat seorang wanita yang mengapung di sungai sekitar pukul 16.00 WIB.

    “Kami mendapat laporan ada mayat terapung di Sungai Silugonggo, tepatnya di area TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Unit 2 Juwana. Petugas pun langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi,” jelas Munaji dalam wawancaranya dengan Tribun Jateng.

    Setelah petugas melakukan evakuasi, jenazah Suprihati yang ditemukan dalam kondisi telungkup dibawa ke RSUD RAA Soewondo Pati untuk proses otopsi.

    Jenazah tersebut diduga telah terbawa arus ke utara Pulau Seperapat sebelum ditemukan.

    Menghilang Sejak 30 Desember 2024

    Keluarga Suprihati mengatakan, mereka terakhir kali melihatnya pada 30 Desember 2024 saat dia meninggalkan rumah.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara, korban diperkirakan sudah meninggal dunia beberapa hari sebelum ditemukan,” ungkap Munaji.

    Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian Suprihati.

    Upaya tersebut penting dilakukan untuk mendapatkan kejelasan mengenai kejadian yang menimpa wanita tersebut.

     

  • Tangis Agus Buntung Pecah Saat Dijebloskan ke Lapas Kuripan Lombok Barat : ‘Saya Tidak Biasa’ – Halaman all

    Tangis Agus Buntung Pecah Saat Dijebloskan ke Lapas Kuripan Lombok Barat : ‘Saya Tidak Biasa’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK – I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung histeris dan menangis ketika ditahan di Lapas.

    Ibu Agus pun meminta agar anaknya tidak ditahan.

    Pasalnaya ia  khawatir tak bisa melakukan aktivitas sendirian.

    Diketahui, Agus menangis histeris saat dirinya tahu bahwa dirinya ditahan di Lapas Kuripan Lombok Barat mulai hari ini Kamis (9/1/2025) hingga 20 hari ke depan.

    Ibunda Agus berusaha untuk memenangkan.

    Ibunda Agus, Ni Gusti Ayu Ari Padni mengaku khawatir dengan kondisi anaknya jika ditahan di Lapas.

    Agus dalam melakukan aktivitas sehari-hari bergantung kepada dirinya.

    “Tidak bisa sendiri, mau cebok mau apa, kalau dia normal saya lepas,” kata Padni saat mendampingi Agus di Kejari Mataram dikutip dari Tribunlombok.com

    Agus Buntung memohon agar tidak ditahan di Lapas.

    “Saya mohon pak biar saya di rumah, karena saya tidak biasa, ini saja terus terang saya tahan kencing,” kata Agus memelas di hadapan Kepala Kejaksaan Negeri Mataram Ivan Jaka.

    Alasan Agus Ditahan

    Asisten Pidana Umum (Aspidum) Kejaksaan Tinggi NTB Iwan Setiawan menjelaskan, Agus ditahan di Lapas Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat.

    Petugas menahan terangka karena dikhawatirkan akan mengulangi perbuatannya.

    “Pertimbangan mengingat korban yang dilakukan terdakwa IWAS lebih dari satu, dikhawatirkan nanti terdakwa IWAS bisa mengulangi perbuatannya,” kata Iwan, Kamis (9/1/2025).

    Iwan mengatakan, Agus akan ditahan selama 20 hari kedepan di Lapas sembari menjalani proses hukum.

    Kejaksaan Negeri (Kejari) Mataram resmi menahan I Wayan Agus Suartama alias Agus buntung di Lapas Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat, Kamis (9/1/2024). (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH) ()

    Ruang Tahanan Layak

    Ia memastikan ruang tahanan yang akan ditempati Agus nanti sudah layak untuk penyandang disabilitas.

    Kepala Kejaksaan Negeri Mataram Ivan Jaka mengatakan, setelah pihaknya menerima berkas perkara dan tersangka ini.

    Selanjutnya akan dilakukan pelimpahan kepada Pengadilan Negeri Mataram untuk segera disidangkan.

    Meski Agus berstatus penyandang disabilitas, namun penahanan Agus sudah memenuhi aspek hasil visum, psikolog forensik hingga psikolog kriminal.

    “Yang bersangkutan terpenuhi syarat objektif dan perbuatannya,” katanya, dikutip dari TribunLombok.com.

    Jaksa peneliti Kejaksaan Tinggi NTB, Dina Kurniawati, menyatakan Agus menolak untuk ditahan di lapas dan meminta dijadikan tahanan rumah.

    “Kalau penolakan setiap tahanan rata-rata seperti itu, kita maklumi dengan kita antisipasi dan kita jaga,” ucapnya.

     Ruang tahanan yang akan ditempati Agus sudah dicek oleh Polda NTB, Kejaksaan Tinggi NTB dan Komisi Disabilitas Daerah (KDD).

    “Kami sudah lakukan pemeriksaan sebelumnya di Lapas. Di sana sudah disiapkan ruangan khusus untuk disabilitas,” jelasnya.