Category: Tribunnews.com Regional

  • Sosok Rizki Oktavianto, Lulusan Terbaik S2 UGM, Datang Sendiri di Acara Wisuda usai Ibunya Meninggal – Halaman all

    Sosok Rizki Oktavianto, Lulusan Terbaik S2 UGM, Datang Sendiri di Acara Wisuda usai Ibunya Meninggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rizki Oktavianto tak bisa menahan haru saat menyampaikan pidato sebagai perwakilan lulusan terbaik Program Magister di acara wisuda Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Rabu (24/4/2025).

    Ia menahan haru bukan karena prestasi yang ia torehkan, melainkan ia datang ke acara wisuda sendirian tanpa didampingi oleh kedua orang tuanya.

    Rizki ternyata telah ditinggal sang ibunda yang menghembuskan napas terakhir pada hari terakhir Ramadan 1446 Hijriyah

    Sedangkan sang ayah sudah terlebih dahulu meninggalkan Rizki sejak 20 tahun silam.

    Oleh karena itu, Rizki pun harus datang seorang diri saat acara wisuda Program Studi Magister Sains Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Sambil menguatkan diri, Rizki naik ke podium untuk menyampaikan pidato sebagai Wisudawan Terbaik.

    “Sangat sedih bila mengingat ibu, ia yang selalu menyemangati saya dalam belajar,” katanya dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

    Dia mengatakan, pencapaian sebagai wisudawan terbaik yang meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97, tak lepas dari peran besar sang ibu.

    “Ibu selalu menyemangati saya untuk terus belajar dan mendoakan yang terbaik,” katanya. 

    Rizki lantas menceritakan kebahagiaan sang ibu ketika mendengarnya lulus ujian tesis pada 23 Januari 2025 lalu.

    Sejak itu, ibunya menyiapkan berbagai keperluan untuk menghadiri wisuda. Mulai dari beli baju hingga tas baru.

    Bahkan, sang ibu berencana menyampaikan terima kasih secara langsung kepada dosen pembimbing Rizki, Sony Warsono.

    Namun takdir berkata lain. Pada hari terakhir Ramadan 1446 Hijriyah, sang ibu meninggalkan Rizki.

    Ia mengaku begitu terpukul atas peristiwa ini. Rizki pun juga merasakan kehilangan sangat mendalam terlebih ia adalah anak tunggal. 

    “Saya sedih sekali, ditinggal dua orang terkasih dalam hidup saya,” katanya.

    Terlepas dari itu, Rizki tetap bangga akan prestasi yang ia torehkan dan mempersembahkan untuk kedua orang tuanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Rizki Wisudawan Terbaik UGM yang Datang Sendirian, Ibu Meninggal 7 Hari Sebelum Wisuda

     

    (Tribunnews.com/David Adi) (Surya.co.id/Arum Puspita)

  • Mbah Tupon Diduga Jadi Korban Mafia Tanah, Pemkab Bantul Akan Beri Bantuan Pendampingan Hukum – Halaman all

    Mbah Tupon Diduga Jadi Korban Mafia Tanah, Pemkab Bantul Akan Beri Bantuan Pendampingan Hukum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mbah Tupon (68), warga RT 4, Padukuhan Ngentak, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, menjadi korban mafia tanah.

    Mbah Tupon terancam kehilangan tanah seluas 1.655 meter persegi serta beberapa rumah.

    Merespons hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul akan memberikan pendampingan hukum terkait permasalahan yang dialami oleh Mbah Tupon.

    Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bantul, Hermawan Setiaji menyebut, pemerintah daerah memberikan apresiasi kepada masyarakat, terutama yang aktif di media sosial dan telah memberikan perhatian lebih terhadap kasus Mbah Tupon.

    “Perlu disampaikan bahwa sebenarnya pemerintah sudah mengambil langkah dengan mengutus staf bersama-sama dengan Pak Lurah setempat untuk komunikasi dengan Pak Tupon,” ujarnya, dilansir Tribun Jogja, Minggu (27/4/2025).

    Inti dari komunikasi tersebut adalah Pemkab Bantul berkomitmen untuk memberikan advokasi atau pendampingan hukum.

    Pihaknya berharap bahwa pihak korban memberikan kepastian apakah berkenan atau tidak jika Pemkab Bantul memberikan pendampingan hukum.

    “Kalau sekiranya beliau berkenan didampingi dari Pemkab Bantul, maka nanti akan kami siapkan pengacara untuk mendampingi permasalahan Pak Tupon ini,” tutur Hermawan.

    Nantinya, jelas Hermawan, pihaknya akan memberikan pendampingan sampai kasus itu tuntas dan tak dipungut biaya sepeser pun.

    Hal itu dilakukan supaya Mbah Tupon memperoleh perlakuan yang adil dan sesuai dengan hak-haknya.

    Kronologi Kasus

    Ketua RT 4 Agil Dwi Raharjo mengungkapkan kronologi kejadian kasus ini.

    Mbah Tupon sempat curhat dan meminta pertolongan bahwa tiba-tiba tanah dan rumahnya dilelang.

    “Beliau menyampaikan kalau rumahnya mau dilelang. Padahal, sertifikat dan Mbah Tupon itu tidak pernah melakukan transaksi jual beli tanah,” jelasnya.

    Agil lantas melakukan penelusuran dan diketahui bahwa Mbah Tupon memiliki tanah seluas 2.100 meter persegi sekitar beberapa tahun lalu.

    Kemudian, ada transaksi sekitar 298 meter persegi tanah milik Mbah Tupon ke seseorang yang merupakan tokoh publik di Kabupaten Bantul.

    “Pembayaran transaksi itu dilakukan dengan cara dicicil sesuai kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli. Dan hasil dari proses jual beli itu untuk membangun rumah salah satu anak Mbah Tupon,” ucap Agil.

    Setelah proses jual beli, Mbah Tupon juga mewakafkan tanah seluas 54 meter persegi untuk Gudang RT setempat dan sekitar 90 meter persegi untuk jalan kampung setempat.

    Selepas proses pecah tanah selesai, Mbah Tupon memiliki tanah 1.655 meter dan masih atas nama Mbah Tupon.

    “Karena proses jual beli tadi saya sampaikan masih ada sisa dana. Kemudian, pembeli itu berinisiatif untuk memecah tanah 1.655 meter persegi milik Mbah Tupon untuk pihak waris, yakni anak-anak Mbah Tupon,” ungkap Agil.

    Lantaran sudah ada rasa saling percaya, akhirnya Mbah Tupon hanya ikut dengan arahan dari pembeli tanah tersebut.

    Lalu sertifikat seluas 1.655 meter persegi itu akhirnya diberikan kepada pembeli tersebut.

    Beberapa waktu kemudian, tiba-tiba ada pihak PNM yang datang dan memberikan informasi kepada Mbah Tupon bahwa tanah miliknya hendak dilelang serta sudah beralih nama kepemilikan menjadi Indah Fatmawati.

    “Mbah Tupon kaget dan keluarga Mbah Tupon ya kaget. Akhirnya bertanya kepada pihak pembeli tanah tadi. Ternyata, pihak yang dititipi setifikat itu mengaku tidak tahu menahu karena dalam proses pemecahan sertifikat itu diberikan ke rekanannya. Rekananya itu memberikan kepada rekanannya lagi,” ucap Agil.

    Usut punya usut, Mbah Tupon sudah diminta beberapa kali membubuhkan tanda tangan berkas-beras yang tidak pernah tahu isinya.

    Lokasi pembubuhan itu ada di area Janti, tetapi sampai saat ini belum bisa dipastikan bahwa itu untuk pembubuhan di bank, notaris, atau lain sebagainya.

    “Karena Mbah Tupon kalau ditanya enggak tahu detail lokasinya. Yang penting itu lokasinya semacam kantor. Di situ, Mbah Tupon dan istri ada tanda tangan beberapa kali. Jumlahnya saya tidak paham dan isinya tidak dibacakan. Sedangkan, Mbah Tupon tidak bisa membaca isinya,” jelasnya.

    Selang beberapa lama, Mbah Tupon mengaku diajak ke daerah Krapyak untuk membubuhkan tanda tangan.

    Mbah Tupon kembali mengaku tidak mengetahui detail lokasi tersebut, apakah di bank, notaris, atau kantor sejenisnya.

    “Karena Mbah Tupon meminta bantuan kepada saya, ya saya langsung mengumpulkan pengurus RT dulu untuk istilahnya mencari jalan keluar. Hasilnya, saya mengajak keluarga Mbah Tupon menemui orang kepercayaannya tadi. Kata orang kepercayaan itu, sertifikat sudah diserahkan ke orang lain dan orang lain lagi. Jadi proses sertifikatnya sudah beralih-beralih-beralih seperti itu,” ujarnya.

    Dari situ, Agil bersama tokoh masyarakat dan masyarakat setempat melakukan doa bersama hingga menggelar aksi damai.

    Pasalnya, Mbah Tupon dan keluarganya memiliki tekanan batin, trauma, dan lain sebagainya.

    Kegiatan itu diharapkan menjadi bagian pemersatu untuk mendukung keluarga Mbah Tupon.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pemkab Bantul Siap Beri Bantuan Pendampingan Hukum untuk Mbah Tupon.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Neti Istimewa)

  • Kronologi Mobil Hanyut Saat Banjir di Cianjur, Ditemukan ‘Terparkir’ di Tengah Sawah, Videonya Viral – Halaman all

    Kronologi Mobil Hanyut Saat Banjir di Cianjur, Ditemukan ‘Terparkir’ di Tengah Sawah, Videonya Viral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bencana banjir di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyebabkan sebuah mobil terbawa arus.

    Banjir hampir setinggi satu meter itu menghanyutkan mobil warga yang terpakir di garasi pada Sabtu (26/4/2025) malam.

    Mobil berwarna putih itu ditemukan sejauh 25 meter berada di tengah sawah.

    Hal tersebut diungkapkan oleh pemilik mobil, Arsyaqina (35).

    Warga Perumahan Permata Residen, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah mengatakan hujan deras terjadi sejak sore hingga petang.

    Namun, semakin malam air justru makin tinggi hingga memasuki rumah warga.

    “Lalu sekitar pukul 20.00 air mulai meluap, hingga memasuki rumah, bahkan ketinggian mencapai 1 meter,” ujar Arsyaqina pada Minggu (27/4/2025).

    Saat ketinggian air terus naik, mobil miliknya yang berada di garasi terbanting dan hanyut bersama arus deras banjir.

    Arsyaqina hanya bisa menyaksikan mobilnya hanyut ke arah jalanan dari lantai dua rumahnya.

    “Saya melihat dari lantai dua di rumah, mobil kebanting-banting, lalu air masuk dan kabawa. Bahkan banjir tersebut pun hampir merusak pintu rumah,” ujarnya.

    Dia kemudian mendapati mobilnya berada di tengah sawah pada pagi hari setelah banjir surut.

    “Saya melihat dari lantai dua di rumah, mobil kebanting-banting, lalu air masuk dan kabawa. Bahkan banjir tersebut pun hampir merusak pintu rumah. Saya baru tahu paginya, mobil sudah ada di tengah sawah,” kata dia.

    Dia pun sempat merekam momen mobilnya hanyut saat berada di lantai dua.

    Tampak arus deras itu menerjang rumah warga saat malam hari.

    Mobil berwarna putih tiba-tiba terseret banjir dalam kondisi alarm menyala.

    Tiang jemuran pun ikut terbawa arus dalam kondisi berdiri.

    Perekam pun hanya bisa berteriak saat melihat mobilnya hanyut.

    Video itu kemudian menjadi viral setelah diunggah ke akun Facebook Kayisya Nazhifa pada Minggu (27/4/2025).

    Sementara itu, Kabid Damkar Satpol PP dan Pemadam Kabupaten Cianjur, Hendra Wira, mengungkapkan pihaknya menurunkan sejumlah personil untuk mengevakuasi satu unit mobil milik seorang warga yang terbawa banjir.

    “Petugas dibantu dengan warga berusaha mengevakuasi mobil yang berada ditengah sawah. Akhirnya setelah beberapa jam, mobil berhasil dievakuasi dengan menggunakan tali baja, dan kendaraan derek,” ucapnya.

    Penyebab banjir

    Banjir lumpur yang melanda Kabupaten Cianjur pada Minggu (27/4/2025) dini hari, mengakibatkan 92 rumah terendam.

    Sebanyak 412 jiwa terdampak dan mengalami kerugian materi yang cukup besar. 

    Banjir juga merendam areal persawahan dan menyebabkan sejumlah mobil serta sepeda motor rusak akibat terseret arus.

    Meskipun tidak ada korban jiwa, ratusan warga mengalami kerugian materi akibat harta benda mereka yang rusak terendam lumpur.

    Dikutip dari Kompas.com, banjir ini dipicu oleh hujan deras disertai angin kencang yang berlangsung lama.

    Selain itu, jebolnya tanggul penahan air Sungai Babakan Caringin di Kecamatan Karangtengah juga menjadi satu di antara penyebab utama terjadinya bencana ini.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Kusmana Wijaya.

    “Hasil asesmen di lapangan, di beberapa lokasi juga ditemukan bangunan yang berdiri di atas saluran air,” kata Asep melalui pesan tertulis, Senin (28/5/2025).

    Asep juga menambahkan bahwa kondisi drainase yang tersumbat sampah turut menyebabkan aliran air meluap, merendam permukiman warga.

    Selain itu, sedimentasi atau pendangkalan sungai dan saluran air juga menjadi faktor penyebab banjir.

    Terkait penanganan terhadap warga yang terdampak, Asep menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mendistribusikan bantuan logistik.

    “Kami mengimbau kepada warga sekitar untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” ujar Asep.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Mobil Terbawa Arus Banjir di Cianjur, Ditemukan Sudah “Terparkir” di Tengah Sawah.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJabar.id/Fauzi Noviandi, Kompas.com/Firman Taufiqurrahman)

  • 2 Kuli Bangunan Diperas dan Dianiaya Polisi Gadungan di Bogor, Pelaku Gunakan Pistol Mainan – Halaman all

    2 Kuli Bangunan Diperas dan Dianiaya Polisi Gadungan di Bogor, Pelaku Gunakan Pistol Mainan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Dua kuli bangunan menjadi korban pemerasan dan penganiayaan polisi gadungan di Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Kedua pelaku yang mengaku sebagai polisi tersebut adalah Perdiansyah (29) dan Riefley Aulia (31). Saat ini keduanya sudah ditahan di Polsek Bogor Timur.

    Kapolsek Bogor Timur AKP Asep Sundana mengatakan, penangkapan ini bermula saat dua korban mengisi bensin di SPBU Pajajaran pada Sabtu (26/4/2025) malam.

    Setelah mengisi bensin, dua korban yang diketahui bernama Rahmat dan Suhendi menunggu seorang rekannya di sisi jalan.

    “Saat menunggu, Rahmat dan Suhendi dihampiri oleh dua orang laki-laki menggunakan sepeda motor Honda Beat warna merah nopol F5055JZ,” kata AKP Asep saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Minggu (27/4/2025).

    Dua orang laki-laki itu langsung mengaku polisi dan bertugas sebagai buru sergap (buser).

    Korban digeledah dan dua buah handphonenya langsung diamankan dengan alasan ada situs judi online, 

    “Tidak berapa lama datang Indra (rekan korban) dan langsung diperiksa juga. Dikarenakan tidak ada situs judi online, Indra disuruh pulang oleh pelaku,” ujarnya.

    Rahmat dan Suhendi langsung diperas dan dimintai uang sebesar Rp500 ribu.

    Pelaku pun menakuti keduanya dengan menodongkan pistol mainan.

    “Rahmat dipukul sekali ke arah perut dan ditempeleng sekali ke arah muka,” ujarnya.

    Warga saat itu melihat aksi dari polisi gadungan ini.

    Warga langsung melapor ke Polsek Bogor Timur.

    Saat ini kedua pelaku ditahan di Polsek Bogor Timur.

    “Selanjutnya ke dua orang laki laki yg mengaku buser polisi diamankan dan dibawa Polsek Bogor Timur,” tandasnya

    Penulis: Rahmat Hidayat

  • Penampakan Artefak di Museum Nani Wartabone Gorontalo, Bernilai 70,4 Juta Dolar AS  – Halaman all

    Penampakan Artefak di Museum Nani Wartabone Gorontalo, Bernilai 70,4 Juta Dolar AS  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Gorontalo – Museum Nani Wartabone di Gorontalo baru-baru ini memperkenalkan koleksi artefak berharga yang mengundang perhatian.

    Dikenalkan oleh Arisman Wartabone, artefak ini terdiri dari bros pusaka keluarga Lao Hok Seng dan lukisan Ratu Elizabeth II, dengan nilai koleksi diperkirakan mencapai 70,4 juta dollar Amerika Serikat.

    Arisman Wartabone, cucu dari Nani Wartabone, menunjukkan artefak tersebut kepada TribunGorontalocom pada Minggu, 27 April 2025.

    Ia menjelaskan bahwa nilai koleksi artefak tersebut sangat tinggi dan berbeda dengan nilai jual, karena lukisan dan bros pusaka ini tidak diperjualbelikan.

    Asal Usul Bros Pusaka

    Menurut Arisman, bros emas yang dihiasi dengan 44 berlian kuno ini melambangkan derajat seseorang pada zamannya.

    Bros ini diakui sebagai harta pusaka yang dibawa oleh seorang saudagar emas asal Tionghoa yang memasuki Indonesia melalui jalur pantai utara.

    Kini, bros tersebut diwariskan turun-temurun dalam keluarga Lao Hok Seng hingga akhirnya berada dalam penjagaan keturunan Nani Wartabone.

    Lukisan yang dipamerkan juga menarik perhatian karena menggabungkan dua figur legendaris, yaitu Ratu Elizabeth II dan Kaisar Liu Bang, pendiri Dinasti Han di Tiongkok.

    Proses kreatif dalam menyelesaikan lukisan ini terbilang panjang.

    Ide-ide yang berkembang selama lebih dari tiga tahun, sementara pengerjaan teknisnya memakan waktu enam bulan.

    Arisman berharap agar lukisan ini dapat disaksikan oleh masyarakat dunia melalui rencana pameran di berbagai kota besar di Eropa dan Amerika.

    “Saat ini lukisan tersebut disimpan di lokasi rahasia dan dijaga dengan ketat mengingat nilai historis dan artistiknya yang sangat tinggi,” tambahnya.

    Apa Rencana Arisman Wartabone untuk Masyarakat?

    Selain memamerkan artefak, Arisman juga mendorong Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk membuat film pendek tentang perjuangan rakyat Gorontalo melawan penjajah.

    “Pemprov bisa membuat film pendek mengenai peristiwa ini agar muda-mudi bisa teredukasi,” harapnya.

    Usai prosesi peringatan 23 Januari 1942 di Taman Makam Pahlawan Nasional Nani Wartabone, Arisman mengungkapkan pentingnya momen ini yang merupakan sejarah perjuangan tidak hanya untuk masyarakat Gorontalo, tetapi juga nasional.

    “Peristiwa ini sangat istimewa dan sakral,” ujarnya.

    Arisman menjelaskan, proklamasi yang dicetuskan oleh kakeknya adalah yang pertama di Indonesia sebelum kedatangan penjajah Jepang di Gorontalo.

    Ia menegaskan bahwa momen kekosongan kekuatan di Gorontalo dimanfaatkan oleh Nani Wartabone untuk membentuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) di daerah tersebut.

    Fakta sejarah ini harus diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo agar dapat meningkatkan kegiatan peringatan 23 Januari.

    Dengan demikian, penampakan artefak berharga di Museum Nani Wartabone tidak hanya menjadi wadah untuk menyimpan sejarah, tetapi juga mengedukasi dan menginspirasi generasi masa kini dan mendatang.

    (Tribungorontalo.com/Arianto Panambang)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 5 Populer Regional: Remaja Ngotot Minta Perpisahan Sekolah- Camat Padang Selatan Digerebek Istri Sah – Halaman all

    5 Populer Regional: Remaja Ngotot Minta Perpisahan Sekolah- Camat Padang Selatan Digerebek Istri Sah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berita populer regional dimulai dari aksi seorang remaja putri ngoto meminta perpisahan sekolah diadakan.

    Ia bahkan sempat berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Dedi Mulyadi dalam pertemuan tersebut menegaskan perpisahan sekolah memberatkan orang tua siswa.

    Kemudian ada Camat Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), digerebek oleh istri sah.

    Pria bernama Anhal Mulya Perkasa alias AMP tertangkap basah berduaan dalam rumahnya bersama seorang staf perempuan.

    Kasus ini berbuntut panjang karena AMP langsung dinonaktifkan guna pemeriksaan lebih lanjut.

    Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyentil seorang gadis remaja dan ibunya yang bersikeras ingin diadakan perpisahan untuk sekolah-sekolah di Jawa Barat.

    Keinginan itu disampaikan remaja tersebut saat hadir bersama sang ibu dan warga Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, yang rumahnya dibongkar.

    Diketahui, beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggusur ratusan rumah yang dibangun di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut.

    Gadis remaja dan sang ibu termasuk salah satu warga yang rumahnya digusur karena dibangun di bantaran sungai.

    “Kalau misalnya bisa, wisuda pengeluarannya lebih sedikit. Biar adil, Pak, semua murid bisa ngerasain perpisahan,” kata si gadis remaja yang baru lulus SMA, dalam video di YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel yang tayang pada Sabtu (26/4/2025).

    Dedi lantas mengingatkan, selama ini sekolah selalu memungut biaya perpisahan kepada orang tua murid.

    Hal itu dinilai Dedi memberatkan sebab tak sedikit orang tua yang berutang untuk membayar kegiatan perpisahan atau study tour sekolah.

    Gadis remaja itu juga mengakui, pembayaran biaya perpisahan cukup membebani orang tuanya.

    Baca selengkapnya.

    KISAH MBAH TUPON – Mbah Tupon, korban dugaan mafia tanah, di rumahnya setelah cari pakan ternak, Sabtu (26/4/2025). Nasib pilu menimpa Mbah Tupon (68) seorang warga Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  (TribunJogja.com)

    Nasib pilu menimpa Tupon atau akrab disapa Mbah Tupon (68) seorang warga Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

    Pada usia senjanya Mbah Tupon terpaksa harus berhadapan dengan mafia tanah. 

    Tanah seluas 1.655 meter persegi miliknya, beserta rumahnya dan rumah sang anak terancam disita bank.

    Mbah Tupon yang kesehariannya bekerja sebagai petani itu diduga menjadi korban mafia tanah yang mengubah sertifikat miliknya.

    Kisah Mbah Tupon ini pun dibagikan ke sosial media dan viral hingga mendapat atensi dari DPC Gerindra Sleman. 

    Bermula dari Jual Beli Tanah 

    Kisah ini bermula pada tahun 2020 saat Tupon ingin menjul sebagian tanah miliknya, yaitu 298 meter persegi dari total 2.100 meter persegi. 

    Tanah itu dijual pada sosok bernisial BR. 

    Tanah tersebut dijual Rp 1 juta per meter.

    Baca selengkapnya.

    PENCARIAN IPTU TOMI MARBUN – Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, yang dinyatakan hilang saat mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Operasi intensif ini dimulai sejak Rabu (23/4/2025). (HO/Tribunnews.com)

    Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 masih melakukan pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, yang dinyatakan hilang saat mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

    Sebanyak tiga jenderal Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir, Danpas Pelopor Korbrimob Polri Brigjen Pol. Gatot Mangkurat Putra Perkasa Jomantara, dan Karobinops Stamaops Polri Brigjen Pol. Auliansyah Lubis ikut terjun dalam pencarian.

    Operasi intensif ini dimulai sejak Rabu (23/4/2025). 

    Kapolda Papua Barat memimpin perjalanan darat dari Poskotis Meyado menuju Pos Aju Mayerga. 

    Medan licin, curam, dan penuh risiko menguji ketangguhan tim selama tiga jam perjalanan.

    Keesokan harinya, Kamis (24/4/2025), Kapolda bersama pasukan melanjutkan perjalanan menuju Pos Aju Cempedak. 

    Perjalanan ini menempuh waktu lebih dari sembilan jam berjalan kaki, melewati hutan lebat, rawa-rawa, dan jalur ekstrem lainnya.

    Pada Jumat (25/4/2025), sebanyak 145 personel gabungan dari Tim SAR Korbrimob Polri, Satbrimob Polda Papua Barat, dan Infafis berhasil mencapai titik lokasi dugaan hanyutnya Iptu Tomi. Lokasi tersebut berada di Zona Merah, wilayah rawan aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

    Tanpa membuang waktu, tim langsung melakukan penyisiran dan pengumpulan data di area tersebut.

    Baca selengkapnya.

    TEMBAK IBU KANDUNG — Gusmadi Wiranata (23), pelaku penembakan ibu kandungnya sendiri, Hely Febriyanti (50). Korban merupakan Pjs Kades Desa Bangun Rejo, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur. (Dokumen Polisi)

    Seorang mahasiswa berusia 23 tahun, Gusmadi Wiranata, ditangkap setelah menembak mati ibu kandungnya, Hely Febriyanti (50), di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.

    Peristiwa terjadi pada Kamis, 25 April 2025, setelah terjadi pertengkaran di rumah mereka.

    Hely, yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Puskesmas Purwodadi, meninggal dunia akibat luka tembak di paha kanan yang menyebabkan pendarahan hebat.

    Penyebab Pertengkaran

    Menurut pengakuan Gusmadi kepada pihak kepolisian, pertengkaran tersebut dipicu oleh masalah pribadi.

    “Ibu bilang, ‘Jangan anggap aku ibu kamu lagi, aku ini bukan ibu kamu lagi.’ Saya sakit hati mendengarnya,” ucap Gusmadi dengan suara lirih saat dihadapan penyidik.

    Setelah cekcok, Gusmadi mengambil senjata api milik ayahnya, yang menjabat sebagai Kepala Desa, dan menembakkan satu peluru ke arah ibunya.

    Setelah kejadian, Gusmadi melarikan diri dan membuang senjata api tersebut di dekat kolam belakang rumah.

    Saat ditangkap, ia mengungkapkan penyesalannya.

    “Saya sangat menyesal, kenapa bukan saya saja yang mati. Saya sering bertengkar dengan ibu, ibu juga sering bertengkar dengan papa,” katanya sambil menunduk.

    Baca selengkapnya.

    CAMAT DIDUGA SELINGKUH – (Kiri) Foto AMP, camat Padang Selatan yang diunduh dari padang.go.id pada Minggu (27/4/2025) dan (Kanan) Ilustrasi perselingkuhan. Berikut fakta-fakta Camat Padang Selatan digerebek istri sah saat berduaan dengan stafnya. (Kolase: IMCNews.ID dan lama.padang.go.id)

    Kasus dugaan perselingkuhan melibatkan Camat Padang Selatan , Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), bernama Anhal Mulya Perkasa alias AMP.

    Ia digerebek istri sah saat berduaan dengan stafnya.

    Sang camat dan stafnya kini sudah dinonaktifkan dari jabatannya.

    Pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Padang sedang mendalami dugaan perselingkuhan keduanya.

    Berikut fakta-fakta Camat Padang Selatan digerebek istri sah saat berduaan dengan stafnya, dirangkum dari TribunPadang.com, Minggu (27/4/2025):

    Berawal kecurigaan istri

    Penggerebekan berawal saat istri AMP pulang kampung bersama anak-anaknya.

    Sementara, AMP tidak ikut dan tidur di rumah pribadinya di kawasan Tanjung Saba, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang.

    Ketika hendak pergi, istri AMP sudah merasa curiga dengan gelagat suaminya sejak awal.

    Sesampainya di kampung halaman, istri AMP memendam rasa penasaran.

    Baca selengkapnya.

    (Tribunnews.com)

  • Seorang Personel Operasi AB Moskona Disengat Lebah Saat Cari Iptu Tomi Marbun di Tengah Hutan Papua – Halaman all

    Seorang Personel Operasi AB Moskona Disengat Lebah Saat Cari Iptu Tomi Marbun di Tengah Hutan Papua – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TELUK BINTUNI — Medan berat hutan Papua kembali menunjukkan keganasannya. 

    Dalam upaya pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun yang hilang di Kali Rawara, satu personel SAR Satgas AB Moskona 2025 harus dievakuasi darurat setelah tersengat kawanan lebah ganas, Minggu (27/4/2025).

    Insiden itu menambah deretan tantangan yang harus dihadapi pasukan pencari di Operasi AB Moskona 2025.

    Kepala Posko Operasi, AKBP Teguh Triwantoro, mengungkapkan kronologi kejadian penuh ketegangan itu.

    Semua bermula saat tim SAR tengah menyusuri hutan lebat antara Kali Cempedak dan lokasi yang diduga menjadi titik hilangnya Iptu Tomi.

    Saat itu, Bharatu Komang Ngurah—anggota Satgas SAR Korbrimob Polri—berada di barisan depan, membuka jalur di medan yang dipenuhi semak belukar dan akar-akar raksasa.

    Tepat pukul 13.00 WIT, suasana berubah mencekam.

    Melalui HT satelit, markas menerima kabar mengejutkan.

     Bharatu Komang diserang kawanan lebah liar, disengat berkali-kali hingga tubuhnya melemah.

    “Pada saat dropping logistik, kami terima laporan darurat. Salah satu anggota kami tersengat hebat oleh lebah. Lokasinya berada jauh di tengah hutan, sulit dijangkau,” ungkap AKBP Teguh.

    Situasi semakin kritis. Evakuasi Bharatu Komang harus segera dilakukan.

    Namun medan berat menghadang. Sungai dengan arus deras menghalangi jalur darat, dan helikopter evakuasi yang dikerahkan pun gagal mendarat karena area pendaratan (landing zone) tertutup derasnya arus sungai.

    “Helikopter sudah bermanuver beberapa kali, namun tetap tidak bisa menurunkan personel evakuasi.

    Kami akhirnya kembali ke posko untuk konsolidasi dan menyiapkan rencana darurat,” lanjutnya.

    Meski diterjang hujan lebat dan cuaca buruk, semangat tim SAR tak surut.

    Berbekal keberanian dan koordinasi cepat, tim medis Subsatgas Dokkes bergerak menjemput Bharatu Komang dengan jalan kaki melalui jalur-jalur kecil, menyusuri akar-akar basah dan medan berlumpur.

    Setelah perjuangan panjang, Bharatu Komang akhirnya berhasil diselamatkan.

    Ia langsung mendapatkan pertolongan intensif untuk mengatasi efek racun sengatan lebah yang nyaris merenggut nyawanya.

    Operasi AB Moskona tahap ketiga ini semakin memperlihatkan betapa kerasnya perjuangan di rimba Papua.

    Meski menghadapi medan berbahaya, serangan binatang buas, hingga ancaman cuaca ekstrem, para personel tetap bertekad menyelesaikan misi: menemukan Iptu Tomi Samuel Marbun.

    “Dengan semangat pantang menyerah, kami terus melanjutkan pencarian. Doakan agar Iptu Tomi segera ditemukan,” tutup AKBP Teguh.

  • Dua Bocah Gunungkidul Tewas Tenggelam, Diduga Terpeleset Saat Memancing di Sungai Kebokuning Patuk – Halaman all

    Dua Bocah Gunungkidul Tewas Tenggelam, Diduga Terpeleset Saat Memancing di Sungai Kebokuning Patuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,  GUNUNGKIDUL – Dua orang bocah berinisial RW (9), laki-laki, warga Padukuhan Ngrancahan, Kalurahan Pengkok, Kapanewon Patuk dan NAP (3), perempuan, warga Padukuhan Salak, Kalurahan Semoyo Kapanewon Patuk ditemukan meninggal dunia di dasar Sungai Kebokuning, Padukuhan Panjatan, Kalurahan Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Minggu (27/4/2025) pukul 14.30 WIB.

    Informasi yang diperoleh, kedua korban meninggal dunia saat bersama seorang teman lainnya yakni AK (2,5) memancing di sungai itu.

     Kasi Humas Polsek Patuk, Aiptu Purwanto, mengatakan kronologi bermula saat AK  menyampaikan kepada warga sekitar kalau temannya tenggelam.

    Dua orang warga langsung mendatangi lokasi kejadian dan langsung menyelam mencari korban di dalam sungai. 

    “Setelah beberapa saat pencarian ditemukan korban pertama RW, kemudian ditemukan lagi korban kedua NAP.

    Kondisi keduanya lemas selanjutnya dibawa ke Puskesmas Patuk I, dan setelah diperiksa oleh tim medis  keduanya dinyatakan sudah meninggal dunia,”ujarnya saat dikonfirmasi pada Minggu (27/4/2025).

    Tidak ada tanda-tanda kekerasan, murni meninggal karena terpeleset saat mancing dan tenggelam. 

     “Korban meninggal dunia karena tenggelam, untuk kedalaman ditemukan di sungai sekitar 3 meteran,” tuturnya.

    Dia melanjutkan tak jauh dari lokasi kejadian, pihaknya juga menemukan dua alat pancing yang tertinggal. 

    “Dugaannya itu terpeleset saat memancing tadi,” ujarnya lagi.

    Usai dilakukan pemeriksaan medis, korban langsung diserahkan  kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

    “Keluarga menerima atas kejadian tersebut, dan kedua korban langsung dikebumikan,” ungkapnya.

    Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk mengawasi lingkungan anak bermain.

    Sebisa mungkin tidak membiarkan anak bermain tanpa pengawasan orang dewasa.

    “Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Ini jadi pengingat bagi para orang tua untuk lebih waspada, terutama saat anak-anak bermain di area perairan,” urainya. (Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting)

  • Pendaki Gunung Merbabu Tewas Terhantam Badai, Menhut Ingatkan Pecinta Alam Utamakan Keselamatan – Halaman all

    Pendaki Gunung Merbabu Tewas Terhantam Badai, Menhut Ingatkan Pecinta Alam Utamakan Keselamatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua kabar duka datang dari dunia pendakian gunung dalam kurun satu pekan terakhir. 

    Meninggalnya pemilik warung makan di Puncak Gunung Lawu, Wakiyem (82) atau akrab disapa Mbok Yem; dan pendaki senior Sugeng Parwoto (50) yang sempat dikabarkan hilang saat mendaki Gunung Merbabu.

    Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengenang sosok Mbok Yem yang memang terkenal di kalangan pendaki, karena warungnya yang berada di ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

    “Minggu ini kita memiliki dua berita duka yang sangat menyayat hati kita bersama. Pertama almarhum Mbok Yem di puncak Gunung Lawu seorang pedagang yang selama ini melayani para pendaki yang menikmati Gunung Lawu beliau terkenal dengan layanan dan makanannya yang sangat enak,” kata Raja Antoni dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Minggu (27/4/2025).

    Kemudian saat mendengar kabar meninggalnya Sugeng, Raja Antoni langsung menelepon Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Anggit Haryoso untuk menanyakan proses pencarian dan evakuasi jenazah.

    Anggit menjelaskan bahwa Sugeng sempat hilang selama empat hari saat mendaki Merbabu.

    Jenazah Sugeng ditemukan oleh relawan dengan kondisi tidak bernyawa di ketinggian 2.400 mdpl.

    Lokasinya berada di antara pos 4 dan pos 5.

    Sugeng diduga terjebak badai yang menerjang antara pukul 24.00 – 02.00 pagi.

    Raja Antoni mendoakan almarhum dan almarhumah mendapat tempat di surga.

    “Mas Sugeng, pendaki senior yang ditemukan akhirnya setelah empat hari hilang di Merbabu, berkat teman-teman relawan akhirnya ditemukan, kita berdoa agar Mbok Yem dan Mas Sugeng husnul khotimah,” ucapnya.

    Perihal kejadian yang menimpa almarhum Sugeng, Raja Antoni mengingatkan para pendaki agar berhati-hati dalam melakukan pendakian gunung.

    Ia meminta para pendaki tetap mengedepankan keselamatan.

    “Sekaligus jadi pengingat kepada kita bersama terutama dengan kejadian yang menimpah almarhum Mas Sugeng, agar tetap berhati-hati dalam pendakian kita,” pungkas dia. (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

     

     

     

  • Kakak Adik Tewas dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Jalur Singaraja-Denpasar Saat akan Berlibur – Halaman all

    Kakak Adik Tewas dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Jalur Singaraja-Denpasar Saat akan Berlibur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BULELENG — Impian dua kakak beradik asal Sukasada, Buleleng, untuk berlibur ke Denpasar berakhir duka.

    Gede Krisna Ari Putra (20) dan adiknya, Komang Karna Angga Wijaya (8), menjadi korban kecelakaan maut di ruas jalan Singaraja–Denpasar, Sabtu (26/4/2025) sore.

    Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, peristiwa memilukan ini terjadi sekitar pukul 16.00 WITA di kilometer 4.900 wilayah Banjar Dinas Lumbanan, Kelurahan Sukasada.

    Saat itu, Gede Krisna mengendarai sepeda motor Honda Beat DK 5234 UBO, membonceng adiknya yang masih berusia 8 tahun.

    Keduanya berangkat dari arah utara menuju selatan, beriringan dengan kendaraan roda empat yang identitasnya tidak diketahui.

    Ketika berusaha menyalip dari sisi kanan, Gede Krisna tidak menyadari ada bus Mercedes-Benz L 7020 PRK, yang mengangkut rombongan study tour, melaju dari arah berlawanan.

    Melihat bus mendekat, Gede Krisna mendadak mengerem.

    Sayangnya, kondisi itu membuat Komang Karna terjatuh ke sisi kanan jalan dan seketika tertabrak bus yang melaju dari arah berlawanan.

    “Akibatnya, korban Komang Karna Angga Wijaya meninggal dunia di lokasi kejadian,” kata Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Bachtiar Arifin, Minggu (27/4/2025).

    Sementara itu, Gede Krisna yang sempat dilarikan ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan intensif, akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada malam harinya, tepat pukul 22.00 WITA.

    Tangisan Pecah di Lokasi Kejadian

    Kecelakaan tragis ini sempat terekam dalam video yang kemudian beredar luas di media sosial. Dalam video berdurasi 1 menit 13 detik tersebut, tampak seorang pria dan perempuan — diduga orang tua korban — menangisi jenazah anak mereka yang tergeletak tak bernyawa di badan jalan.

    Momen haru itu menggambarkan betapa dalamnya luka yang ditinggalkan oleh tragedi ini, tak hanya untuk keluarga korban, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang menyaksikannya.

    Kabar duka ini menggugah banyak pihak. Salah satu relawan, Ary Ulangun, membuka donasi melalui Yayasan Sepuluh Ribu Mimpi untuk membantu meringankan beban keluarga almarhum yang diketahui berasal dari keluarga kurang mampu.

    “Donasi ini dibuka atas permintaan keluarga, sekaligus bentuk kepedulian teman-teman relawan setelah mendengar kabar duka ini,” jelas Ary, Minggu (27/4).

    Dana yang terkumpul dari donasi rencananya akan digunakan untuk biaya pemakaman dan pengurusan jenazah.

    Prosesi pemakaman sendiri direncanakan berlangsung pada 30 April 2025, meskipun hingga kini masih menunggu keputusan lebih lanjut mengenai teknis pemakaman. (Tribun Bali/Mer)