Category: Tribunnews.com Regional

  • Pria di Sukabumi Cabuli Anak Kandung, Alasannya Bikin Kapolres Emosi – Halaman all

    Pria di Sukabumi Cabuli Anak Kandung, Alasannya Bikin Kapolres Emosi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria di Kota Sukabumi, Jawa Barat, tega merudapaksa anak kandungnya yang masih di bawah umur.

    Pria berinisial TS (45) ini sudah tiga bulan melancarkan aksinya.

    Aksinya terhenti saat ibu korban mengetahui aksi bejat pelaku pada Desember 2024 lalu.

    Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rita Suwadi, menuturkan pelaku sudah lima kali melancarkan aksinya.

    “Perbuatan pelaku berlangsung lebih dari lima kali,” tutur Rita, Senin (13/1/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Rita menuturkan, pelaku melancarkan aksinya dengan mengiming-imingi uang jajan.

    “Sehingga korban mengikuti keinginan pelaku,” tambah Rita.

    Atas perbuatannya tersebut, TS dijerat Pasal 81 dan/atau 82 Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. 

    “Ancaman pidana minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara. Saat ini tersangka masih menjalani penyidikan di Polres Sukabumi Kota,” ujar Rita.

    Motif Pelaku

    Saat dihadirkan dalam konferensi pers, TS mengakui perbuatannya tersebut.

    Ketika ditanya apa alasan tega mencabuli anak kandungnya sendiri, TS mengaku sakit hati ke istrinya karena merasa tak puas saat dilayani.

    “Kenapa berani merupadaksa anak kandung?” tanya AKBP Rita Suwadi kepada tersangka.

    “Tidak dilayani dengan puas oleh istri,” jawab TS.

    Mendengar pengakuan TS, Rita terlihat marah dan mengekspresikannya dengan memukul-mukul tangan kanannya ke tubuh tersangka.

    “Terus kamu lampiaskan ke anak kandung? Alasanya apa? Kamu nafkahi dengan cukup?” sahut Rita.

    Tersangka hanya menundukkan kepala tak menjawab pertanyaan Kapolres.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Bagus Panuntun, menuturkan hal serupa.

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan, itu dilakukan sudah lima kali.”

    “Pengakuan pelaku hanya dipegang, namun hasil visum menyatakan bahwa sudah terjadi pencabulan dan sudah ada kerusakan karena benda atau alat tumpul,” jelasnya.

    Ia menuturkan, semua aksi tersangka dilakukan di sekolah.

    TS sendiri merupakan honorer penjaga sekolah di sebuah SDN di Kota Sukabumi.

    Korban juga bersekolah di tempat yang sama.

    “Semua dilakukan di sekolah dengan modus bersih-bersih. Pada saat di tempat sepi baru dilakukan di sekolah, kantin, UKS, dan kelas,” ucap Bagus.

    Tersangka, lanjut Bagus, juga kerap mengancam korban.

    “Selanjutnya diiming imingi diberikan uang, dan akan dibelikan HP (gawai). Ini sudah tiga bulan,” kata Bagus. 

    Korban yang merasa ketakutan pun melaporkan ke ibunya.

    “Ibunya awalnya tidak berani melaporkan karena pelaku ini cenderung kasar, diduga juga sering melakukan KDRT.”

    “Kemudian ibunya melaporkan ke kami ke Polres Sukabumi Kota kemudian kami menindaklanjuti,” tutur Bagus.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kasus Bapak di Sukabumi Perkosa Putrinya, Semua Aksi Bejat Dilakukan di Sekolah

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Dian Herdiansyah)

  • Oknum TNI AL Diduga Bunuh Wanita Muda Pakai Sangkur di Sorong, Ini Respons Pangkoarmada III – Halaman all

    Oknum TNI AL Diduga Bunuh Wanita Muda Pakai Sangkur di Sorong, Ini Respons Pangkoarmada III – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesya Irena Yola Lestaluhu (20), wanita muda yang ditemukan tewas di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya ternyata dibunuh oknum anggota TNI AL.

    Pelaku diketahui berinisial A, pangkat Kelasi Satu (KLS), bertugas di satuan Koarmada III Sorong.

    Menyikapi hal tersebut, Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Hersan atas nama TNI AL menyampaikan keprihatinan mendalam.

    “Atas nama institusi, saya menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada keluarga korban dan masyarakat atas peristiwa ini,” kata Hersan kepada wartawan, Senin (13/1/2025) dikutip dari kompas.com.

    Ia pun memastikan akan menegakkan keadilan bagi semua pihak, khususnya keluarga korban.

    “Kami turut berduka cita atas kejadian ini dan akan memastikan keadilan ditegakkan bagi semua pihak yang terdampak,” ujar dia.

    Hersan memastikan anggotanya yang terlibat akan diproses secara transparan, tegas, dan sesuai hukum yang berlaku.

    Menurutnya, Koarmada III sangat menjunjung tinggi prinsip keadilan dan supremasi hukum.

    “Bahwa Panglima tidak mentoleransi setiap tindakan melawan hukum, termasuk jika dilakukan oleh prajurit Koarmada III sendiri,” kata dia.

    Terpisah, Komandan Pomal Lantamal XIV/Sorong Letkol (CPM) Dian Sumpena mengatakan, pihaknya telah memeriksa oknum anggota TNI AL tersebut.

    “Kami mengembangkan lewat data dan informasi dari Polresta Sorong Kota, maka dapatlah oknum A,” ujar Dian kepada awak media di Kota Sorong, Senin (13/1/2025).

    Berdasarkan pemeriksaan sementara terhadap terduga pelaku, oknum anggota TNI AL tersebut membunuh korban menggunakan sangkur.

    “Hasil sementara pelaku pakai sangkur (membunuh korban, red)” katanya.

    Dian menyatakan, pihaknya juga masih ikut mendalami motif pelaku tega menghabisi nyawa korban.

    “Kami masih mencari dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga semua bukti rampung,” katanya.

    Kronologis Kesya Irena Ditemukan Tewas

    Sekadar informasi Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) ditemukan tewas tanpa busana di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2025) pagi.

    Korban tercatat sebagai warga Jalan Danau Tigi, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong.

    Ibu korban, Amina Latale mengatakan sebelum ditemukan tewas, putrinya sempat menerima telepon dari temannya pada Sabtu (11/1/2025) malam sekira pukul 23.00 WIT.

    Setelah itu, Kesya pun pamit kepada orang tuanya untuk menemui temannya di Pantai Saoka pada Minggu (12/1/2025) dini hari sekira pukul 01.00 WIT.

    “Dia keluar rumah pada pukul 01.00 WIT,” kata Amina Latale, Minggu siang dikutip dari Tribunsorong.com.

    Amina mengaku dirinya sempat melarang putrinya keluar rumah karena hari sudah malam.

    “Saya awalnya sudah larang dia keluar, karena sebelumnya mereka juga sudah ke Suprau sore hari,” ujar Amina.

    “Saya sudah bilang, Kesya jangan jalan, ini sudah larut. Dia (korban, red) bilang saya jalan pakai mobil,” lanjut dia.

    Larangan tersebut rupanya tidak diindahkan almarhum, karena temannya tetap ingin menjemput pada malam itu.

    Korban pun duduk di depan rumah menunggu jemputan kemudian pergi ke lokasi yang telah disebutkan, yakni kawasan Pantai Saoka.

    Pagi harinya, Kesya ditemukan tidak bernyawa di sekitar Pantai Saoka.

    27 Luka Tusuk di Tubuh Korban

    Amina mengungkap berdasarkan keterangan dokter yang memeriksa jasad putrinya, didapati ada 27 luka tusuk di tubuh Kesya.

    “Menurut keterangan dokter, ada bekas luka tusukan sebanyak 27 titik di tubuhnya,” ujar Amina kepada TribunSorong.com. 

    Ia menyebut, luka paling banyak berada di punggung serta dada.

    Amina berharap jajaran Polresta Sorong Kota menangkap serta menghukum pelaku yang telah berbuat kejam kepada putrinya.

    Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Sorong Kota AKP Arifal Utama mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima saksi dalam kasus dugaan pembunuhan ini.

    “Kami sudah periksa kurang lebih lima orang saksi semalam di Polresta Sorong Kota,” ujar Arifal kepada TribunSorong.com, Senin (13/1/2025).

    Ia menegaskan, hingga kini kelima orang yang diperiksa penyidik Polresta Sorong Kota masih status saksi.

    Kelima orang yang diperiksa berasal dari keluarga hingga teman Kesya Irena Yola Lestaluhu di Kota Sorong.

    “Kalau terkait calon tersangka memang nanti kita tunggu saja, sebab harus hati-hati tidak sembarangan,” katanya.

    (kompas.com/ Nicholas Ryan Aditya/ Tribunnews.com/ Tribunsorong.com/ Safwan)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunsorong.com dengan judul Pelaku Pembunuhan Wanita Muda di Pantai Saoka Sorong Oknum Anggota TNI AL, Motif Masih Didalami

  • Terungkap, Pembunuh Wanita Muda di Pantai Saoka Sorong Oknum TNI AL, Habisi Korban Pakai Sangkur – Halaman all

    Terungkap, Pembunuh Wanita Muda di Pantai Saoka Sorong Oknum TNI AL, Habisi Korban Pakai Sangkur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SORONG – Pelaku pembunuhan wanita muda bernama Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya ternyata oknum anggota TNI Angkatan Laut atau TNI AL berinisial A.

    Pelaku berpangkat Kelasi Satu (KLS) tersebut kini sudah diamankan Pomal Lantamal XIV/Sorong.

    Komandan Pomal Lantamal XIV/Sorong Letkol (CPM) Dian Sumpena mengatakan, pihaknya telah memeriksa oknum anggota TNI AL tersebut.

    “Kami mengembangkan lewat data dan informasi dari Polresta Sorong Kota, maka dapatlah oknum A,” ujar Dian kepada awak media di Kota Sorong, Senin (13/1/2025).

    A merupakan personel di jajaran Koarmada III Sorong.

    Berdasarkan pemeriksaan sementara terhadap terduga pelaku, oknum anggota TNI AL tersebut membunuh korban menggunakan sangkur.

    “Hasil sementara pelaku pakai sangkur (membunuh korban, red)” katanya.

    Dian menyatakan, pihaknya juga masih ikut mendalami motif pelaku tega menghabisi nyawa korban.

    “Kami masih mencari dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga semua bukti rampung,” katanya.

    Sekadar informasi Kesya Irena Yola Lestaluhu ditemukan tewas tanpa busana di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2025) pagi.

    Korban tercatat sebagai warga Jalan Danau Tigi, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong.

    Informasi yang dihimpun TribunSorong.com penemuan jenazah berawal dari seorang anak yang berjalan di sekitar Pantai Saoka pada Minggu pagi.

    Anak tersebut kemudian melihat jasad perempuan dalam posisi telentang di tepi pantai.

    Ia pun segera berlari ke darat lalu memberitahukan kejadian itu kepada warga sekitar.

    Kabar tersebut membuat warga ramai datang ke lokasi yang tak lama berselang petugas kepolisian pun tiba di tempat kejadian perkara (TKP).

    Ibu korban, Amina Latale mengatakan sebelum ditemukan tewas, putrinya sempat menerima telepon dari temannya pada Sabtu (11/1/2025) malam sekira pukul 23.00 WIT.

    Setelah itu, Kesya pun pamit kepada orang tuanya untuk menemui temannya di Pantai Saoka pada Minggu (12/1/2025) dini hari sekira pukul 01.00 WIT.

    “Dia keluar rumah pada pukul 01.00 WIT,” kata Amina Latale, Minggu siang dikutip dari Tribunsorong.com.

    Amina mengaku dirinya sempat melarang putrinya keluar rumah karena hari sudah malam.

    “Saya awalnya sudah larang dia keluar, karena sebelumnya mereka juga sudah ke Suprau sore hari,” ujar Amina.

    “Saya sudah bilang, Kesya jangan jalan, ini sudah larut. Dia (korban, red) bilang saya jalan pakai mobil,” lanjut dia.

    Larangan tersebut rupanya tidak diindahkan almarhum, karena temannya tetap ingin menjemput pada malam itu.

    Korban pun duduk di depan rumah menunggu jemputan kemudian pergi ke lokasi yang telah disebutkan, yakni kawasan Pantai Saoka.

    Pagi harinya, Kesya ditemukan tidak bernyawa di sekitar Pantai Saoka.

    27 Luka Tusuk di Tubuh Korban

    Amina mengungkap berdasarkan keterangan dokter yang memeriksa jasad putrinya, didapati ada 27 luka tusuk di tubuh Kesya.

    “Menurut keterangan dokter, ada bekas luka tusukan sebanyak 27 titik di tubuhnya,” ujar Amina kepada TribunSorong.com. 

    Ia menyebut, luka paling banyak berada di punggung serta dada.

    Amina berharap jajaran Polresta Sorong Kota menangkap serta menghukum pelaku yang telah berbuat kejam kepada putrinya.

    Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Sorong Kota AKP Arifal Utama mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima saksi dalam kasus dugaan pembunuhan ini.

    “Kami sudah periksa kurang lebih lima orang saksi semalam di Polresta Sorong Kota,” ujar Arifal kepada TribunSorong.com, Senin (13/1/2025).

    Ia menegaskan, hingga kini kelima orang yang diperiksa penyidik Polresta Sorong Kota masih status saksi.

    Kelima orang yang diperiksa berasal dari keluarga hingga teman Kesya Irena Yola Lestaluhu di Kota Sorong.

    “Kalau terkait calon tersangka memang nanti kita tunggu saja, sebab harus hati-hati tidak sembarangan,” katanya.

    (Tribunnews.com/ Tribunsorong.com/ Safwan)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunsorong.com dengan judul Pelaku Pembunuhan Wanita Muda di Pantai Saoka Sorong Oknum Anggota TNI AL, Motif Masih Didalami

  • Ini Saran Bobby Nasution Terkait Murid SD Dihukum Gurunya Duduk di Lantai Karena Menunggak SPP – Halaman all

    Ini Saran Bobby Nasution Terkait Murid SD Dihukum Gurunya Duduk di Lantai Karena Menunggak SPP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Wali Kota Medan Bobby Nasution menyarankan agar MI, murid SD Yayasan Abdi Sukma Kota Medan, Sumatra Utara pindah sekolah di negeri.

    MI diketahui dihukum gurunya duduk di lantai selama belajar karena menunggak uang sekolah atau sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama tiga bulan.

    “Bukan kita lepas tangan, tapi memang dari  awal (kita) telah mengimbau orangtua atau siswa siswi di SD maupun SMP, bagi yang mengalami masalah pembiayaan, dari kami Pemko Medan memberikan solusi  untuk pindah ke sekolah negeri,” ujar Bobby, Senin (13/1/2025).

    Dikatakannya, pihaknya akan langsung menerimanya di sekolah negeri, apabila murid SD tersebut mau pindah.

    “Kita langsung menerima di sekolah negeri langsung kita terima di sekolah negeri tanpa ada biaya apapun,” jelasnya.

    Terkait permasalahan tersebut, Bobby mengaku sudah menugaskan Dinas Pendidikan Kota Medan menegur sekolah tersebut. 
            
    “Ini memang kita sayangkan dan sudah kita sampaikan ke dinas pendidikan,  untuk memberikan teguran, ini kan masalah kemanusiaan (jadi kita), memberikan teguran ke sekolahnya walaupun administrasinya karena ini sekolah swasta,” ujar Bobby.

    Diketahui, MI (10) bernasib malang harus duduk di lantai selama 3 hari saat proses belajar mengajar.

    Anak kelas 4 itu dihukum oleh guru wali kelasnya Hariyati lantaran ia menunggak membayar SPP selama 3 bulan yakni Oktober, November, dan Desember 2024. Total besaran SPP-nya Rp 180 ribu.

    Kamelia, ibu korban, bercerita anaknya itu dihukum sejak hari pertama sekolah yakni Senin (6/1/2025). Namun, ia baru sadar pada Rabu (8/1/2025) saat anaknya tidak mau berangkat ke sekolah.

    Kamelia yang merupakan seorang IRT itu sebelumnya mengaku memang hendak ke sekolah untuk membayar SPP anaknya itu. Sebab, hari Senin ia sudah diingatkan oleh wali kelas untuk melakukan pembayaran.

    Terlebih, anaknya itu juga belum menerima rapor lantaran ditahan oleh pihak sekolah. Di sekolah, kata dia, aturannya yang berlaku memang demikian. 

    Yayasan buka suara

    Pihak Yayasan Abdi Sukma buka suara terkait kasus MI (10) seorang siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Yayasan Abdi Sukma yang duduk di lantai karena nunggak SPP

    Ketua Yayasan Abdi Sukma, Ahmad Parlindungan mengatakan, baru hari ini pihaknya membuka CCTV ruangan kelas siswa yang disuruh duduk di lantai oleh wali kelasnya.

    Dalam rekaman CCTV tersebut, kata Ahmad, tidak ada yang memperlihatkan wali kelas menyuruh muridnya duduk di lantai.

    Diakui Ahmad, wali kelas sempat menyuruh siswanya duduk di lantai  selama dua hari mulai dari hari Senin dan selasa (6-7/1/2025).

    Namun, kata Ahmad di hari ke tiga, wali kelas tidak ada menyuruh duduk di lantai.

    “Ada hal yang aneh dari CCTV yang kami lihat tadi. Hari senin tanggal 6-7 Januari  2025 kami akui itu memang benar wali kelas yang menyuruh duduk di lantai. Tapi di hari ke tiga sesuai CCTV itu wali kelas tidak ada meminta duduk di lantai,” terangnya saat ditemui usai memenuhi panggilan dari Ombudsman Sumut.

    Dikatakannya, apa yang dibuat oleh wali kelas tersebut adalah fatal. Dan wali kelas itu sudah  diskors hingga hari ini.

    “Kalau memang itu perintah dari sekolah yayasan kenapa anaknya kelas satu tidak seperti itu. Anaknya dua di situ sama sama nunggak. Tapi anaknya kelas satu tidak ada dapat hukuman seperti itu. Ini kami sayangkan wali kelasnya. Tetapi di hari ketiga kejadian sudah berbeda,” jelasnya.

    Pada hari Rabu, kata Ahmad, ibu siswa yang duduk dilantai tersebut datang ke sekolah. Dimana, hari itu wali kelas sudah tidak menyuruhnya duduk di lantai.

    “Rabu itu dia datang (ibu siswa yang duduk di lantai). Dia datang, dipanggil anaknya. Itu waktu jam istirahat. Masuklah ke jam mata pelajaran kedua saat itu pelajaran agama. Anaknya ini lama masuk kelas. Tapi setibanya masuk di kelas, dia mengambil sepatu di belakang (tempat duduknya) kemudian anak ini tiba-tiba duduk di lantai dan ibunya masuk kelas dan langsung memvideokan seperti itu,” ucapnya.

    Ahmad tidak mengetahui apakah motif anaknya duduk di lantai karena di suruh orang tua atau mencontoh karena sudah dari tadi dia seperti itu.

    “Enggak tau kita itu (siswa mencontoh)  ada pergantian pelajaran di sana, saat itu  guru pertama masuk,  lalu istirahat dan  masuklah guru ke dua,  yaitu guru agama.  Anaknya itu lambat masuk,  tapi saya tidak mau menduga- duga. Nanti dibilang saya yang memprovokasi atau bagaimana,”ucapnya.

    Dikatakannya, saat ini pihaknya hanya akan menunjukkan fakta-fakta yang mereka dapatkan saja..

    “Biarlah fakta yang berbicara semua di jawab oleh Allah SWT, karena tujuan kita  untuk membantu anak-anak sekolah,” terangnya.

    Penulis: Anisa Rahmadani

  • Detik-detik Polisi Tendang Muka Pemotor Usai Terlibat Kecelakaan di Prabumulih, Ini Pengakuan Korban – Halaman all

    Detik-detik Polisi Tendang Muka Pemotor Usai Terlibat Kecelakaan di Prabumulih, Ini Pengakuan Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PRABUMULIH – Aksi tak terpuji dilakukan seorang anggota polisi Iptu M Yunus terhadap seorang warga Jauhari Bin Saidina Ali (54) di Prabumulih, Sumatera Selatan, Senin (13/1/2025).

    Perwira polisi tersebut disebut menabrak dan menendang Jauhari hingga hidung berdarah di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih tepatnya di seberang rumah dinas Wali Kota Prabumulih.

    Video aksi polisi bersikap arogan tersebut pun viral di media sosial.

    Korban Jauhari merupakan Warga Dusun 1, Desa Alai, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim.

    Ia mengungkap kronologis kejadian yang menimpa dirinya.

    Jauhari mengaku saat dirinya menggunakan kendaraan hendak menyeberang ke minimarket di depan rumah dinas Wali Kota Prabumulih.

    “Saat itu saya mau menyeberang ke Indomaret, saya sudah sangat lambat sekali. Setelah nyeberang tiba-tiba dari arah Palembang bapak itu dengan motor menabrak saya,” kata Jauhari kepada wartawan, Senin (13/1/2025).

    Pria kelahiran Curup 15 Juni 1970 itu mengaku saat itu warga langsung mengangkat dirinya yang kesakitan ke pinggir jalan berikut motor.

    “Saat itu saya kesakitan karena terjatuh tapi tidak berdarah, lalu pak polisi itu menghampiri dan langsung menendang muka saya, kejadiannya cepat,” katanya.

    Akibat tendangan yang dilakukan oknum polisi tersebut, Jauhari mengalami luka di bibir dan hidung berdarah bercucuran.

    Dalam kondisi terluka, ia pun dibantu sejumlah warga dengan memberikan tisu dan air.

    “Saya tidak tau kenapa dia marah, padahal saya menyeberang sudah lambat, dia malah tendang muka saya,” ucapnya.

    Disinggung apakah akan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Prabumulih, Jauhari mengaku akan berkonsultasi dan berkomunikasi dengan keluarganya terlebih dahulu terkait kejadian dialaminya.

    “Saya masih berkomunikasi dengan keluarga apakah kasus ini akan kami lanjutkan atau damai,” katanya.

    Sementara itu, menurut saksi mata 

    Warga yang kesal lantas merekam aksi oknum polisi Polres Prabumulih tersebut.

    Warga menyaksikan korban Jauhari saat itu menyeberang menggunakan kendaraanya kemudian dari arah Pemkot Prabumulih datang oknum polisi M Yunus mengendarai motor menabrak motor korban.

    Kemudian oleh warga, Jauhari yang terkapar di tengah jalan diangkat ke pinggir jalan berikut motor miliknya.

    Saat sedang duduk kesakitan di pinggir jalan, oknum polisi tersebut datang langsung menendang di bagian muka korban.

    Akibatnya bibir korban luka dan darah bercucuran dari hidung.

    “Awalnya kami lihat kecelakaan biasa, ya sudah kami lihat saja. Tiba-tiba saat bapak itu duduk kesakitan didatangi polisi itu dan langsung menendang mukanya,” ungkap seorang warga yang meminta namanya jangan ditulis.

    Warga itu mengatakan, melihat kejadian itu dirinya selaku manusia merasa kasihan.

    “Kita secara kemanusiaan spontan memarahi pak polisi itu, mana kemanusiaannya,” tutur warga.

    Menyikapi hal tersebut Kapolres Prabumulih AKBP Endro Aribowo membenarkan kejadian itu.  

    Endro mengaku akan menyampaikan secara lengkap kronologi kejadian setelah melakukan pemeriksaan terhadap anak buahnya.

    “Kita investigasi dulu,” jelas Kapolres.

    Dalam video berbeda, terlihat Wakapolres Prabumulih Kompol Eryadi Yuswanto langsung menemui korban yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih.

    Ia menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang menimpa Jauhari.

    “Di sini jajaran Polres Prabumulih siap bertanggung jawab atas segala pengobatan korban. Selain itu, kedua belah pihak pun sudah berdamai dan yang bersangkutan anggota Polri itu akan dikenakan sanksi,” katanya.

    Berdasarkan informasi korban dan Iptu M Yunus kini dirawat di RSUD Prabumulih.

    Korban Jauhari diketahui mengalami patah hidung akibat kejadian yang dipicu kecelakaan lalu lintas tersebut.

    Sementara Iptu M Yunus pun terluka akibat kecelakaan tersebut di mana tangan kanannya patah, rusuknya retak, dan kepala ada luka robek

     (tribunsumsel.com/  Edison/ tribunmedan.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kesaksian Warga Saat Oknum Polisi di Prabumulih Tendang Wajah Pengendara, Hidung Korban Berdarah

  • Gempa Bumi M 5,4 Guncang Jayapura Papua, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami – Halaman all

    Gempa Bumi M 5,4 Guncang Jayapura Papua, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa bumi berkekuatan M 5,4 mengguncang Jayapura, Papua, Senin (13/1/2025) pukul 21:54:38 WIT atau 19:54:38 WIB.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan hasil analisis menunjukkan gempa bumi memiliki parameter update magnitudo 5,2.

    Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,71 derajat LS dan 139,69 derajat BT.

    Tepatnya. gempa bumi berlokasi di darat 80 km barat daya Kabupaten Jayapura pada kedalaman 43 km.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik Mamberamo,” ungkap Daryono, Senin malam.

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    Dampak Gempa Bumi

    Gempa bumi Jayapura ini berdampak dan dirasakan di daerah Genyem dengan skala intensitas III MMI.

    Pada skala ini, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.

    Sementara itu daerah Sentani terasa dengan skala intensitas II MMI.

    Pada skala ini, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

    Hingga pukul 22.15 WIT, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

    BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    “Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.”

    “Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” imbau Daryono.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto)

  • Insiden Rumah Polisi Meledak di Mojokerto, Kodi Dapati Anak dan Istrinya Tewas Tertimpa Tembok – Halaman all

    Insiden Rumah Polisi Meledak di Mojokerto, Kodi Dapati Anak dan Istrinya Tewas Tertimpa Tembok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO – Kodi tak menyangka istri dan anaknya akan tewas dalam insiden ledakan rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (13/1/2025).

    Saat kejadian Kodi sedang bekerja di sawah yang tidak jauh dari rumahnya, sekitar pukul 08.00 WIB.

    Ketika sedang bekerja di sawah, ia mendapat kabar rumah iparnya, Aipda Maryudi, anggota Polsek Dlanggu yang berada persis di samping kediamannya, meledak.

    “Saya pas di sawah sekitar jam 08.00-09.00 WIB, dapat kabar rumahnya Mas Yudi (Aipda Maryudi) meledak,” kata Kodi, Senin (13/1/2025).

    Mendapat kabar itu, sontak dirinya bergegas pulang.

    Setibanya di rumah, ia mencari keberadaan istri dan anaknya.

    ia terkejut melihat istri dan anaknya yang saat itu tidur di kamar dalam kondisi tak bernyawa tertimpa dinding rumah akibat ledakan tersebut.

    “Terus saya pulang, saya cari anak dan istri saya,” ucap Kodi.

    Ia mengungkapkan, tidak ada firasat sebelum peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.

    “Tidak ada firasat apa-apa,” ujarnya.

    Dari pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ledakan rumah polisi, yang masih saudaranya tersebut.

    Aipda Maryudi merupakan kakak ipar dari Luluk Sudarwati.

    “Iya nanti diserahkan ke pihak kepolisian,” ucapnya.

    Saat ini jenazah Luluk Sudarwati (41) bersama anaknya, M Kaffa (3) sudah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.

    Aipda Maryudi Diperiksa Propam

    Sebelumnya, terjadi ledakan di rumah seorang warga di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (13/1/2025).

    Ledakan terjadi di rumah warga bernama Maryudi yang bekerja sebagai anggota polisi.

    Deni, seorang warga setempat, mengatakan berdasarkan informasi dari sejumlah warga, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.

    “Tiba-tiba ada dua kali ledakan dan kondisi rumahnya hancur,” ucapnya.

    Saat ditanya apakah ia mengenal kedua korban tewas, ia menyebut korban merupakan ibu dan anak.

    “Korbannya atas nama Luluk, kemudian anaknya masih berusia tiga tahun,” ujarnya.

    Akibat ledakan tersebut, sebanyak lima rumah warga rusak, satu di antaranya mengalami kerusakan yang tidak terlalu parah.

    “Empat rumah ini KK yang berbeda, yang ada korbannya itu yang ada di sebelahnya pas,” ujarnya.

    Mengenai korban luka, ia menyebut belum ada informasi mengenai hal itu.

    Menurut informasi yang ia peroleh, ada yang menyebut bahwa ledakan berasal dari gas elpiji.

    Namun, ada juga informasi yang menduga dari perangkat elektronik.

    Menurut informasi dari warga, untuk sementara ini diduga berasal dari perangkat elektronik.

    Penyelidikan ledakan di rumah polisi yang merenggut dua korban jiwa di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terus dilakukan.

    Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengatakan pihaknya saat ini sudah menurunkan tim laboratorium forensik untuk mengungkap penyebab pasti ledakan tersebut.

    “Tim Labfor sudah kita lakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan barang bukti sudah kita amankan, mohon waktu untuk penyebab masih terus kita dalami,” ucap AKBP Ihram Kustarto di lokasi kejadian ledakan, Senin (13/1/2025).

    Menurut dia, setelah olah TKP yang dilakukan Tim Labfor Polda Jatim dan Inafis Polres Mojokerto, diamankan sejumlah barang bukti dari rumah tersebut.

    “Yang pasti ada tabung gas tiga kilogram dan perangkat-perangkat elektronik, karena kebetulan yang bersangkutan hobi elektronik,” jelasnya.

    Ia mengungkapkan, pemilik rumah, Aipda Maryudi yang juga anggota Polsek Dlanggu, diperiksa Propam untuk dimintai keterangan terkait peristiwa ledakan di rumahnya.

    “Yang bersangkutan selaku pemilik rumah, sekarang sedang kami lakukan pemeriksaan internal maupun penyelidikan di Satreskrim,” ujar AKBP Ihram Kustarto.

    Untuk memudahkan penyelidikan, satu alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi puing-puing reruntuhan bangunan rumah yang terdampak ledakan.

    “Tim Labfor sudah berada di sini, kemudian Satreskrim di lokasi untuk melakukan penyelidikan,” ujarnya.

    Penulis: Mohammad Romadoni

  • Viral Kaus Bertuliskan ‘Candi Borobudur Yogyakarta’, Produsen: Tulisan ‘Borobudur Magelang’ Tak Laku – Halaman all

    Viral Kaus Bertuliskan ‘Candi Borobudur Yogyakarta’, Produsen: Tulisan ‘Borobudur Magelang’ Tak Laku – Halaman all

    Laporan Reporter Tribun Jogja, Yuwantoro Winduajie

    TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG – Kaus bergambar Candi Borobudur bertuliskan Yogyakarta masih banyak ditemukan di berbagai lokasi, baik di Magelang, Jawa Tengah maupun di sejumlah destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  

    Fenomena ini memicu kesalahpahaman, membuat sebagian orang mengira Candi Borobudur terletak di wilayah Yogyakarta, padahal realitanya berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

    Keresahan ini pun menjadi perbincangan di media sosial hingga menjadi viral. Menanggapi hal ini, Sudarminto (41) seorang produsen kaus oblong Borobudur, membenarkan bahwa dirinya sering memproduksi kaus bergambar Candi Borobudur dengan tulisan Yogyakarta. 

    Menurutnya, desain kaus bertuliskan Yogyakarta dengan latar belakang Borobudur mulai marak diproduksi sejak 1997.

    Karena di waktu tersebut, oleh-oleh berupa kaus dari Yogyakarta begitu populer. “Kaus Borobudur bertuliskan Yogyakarta itu sudah ada sejak sekitar tahun 1997. Awalnya, pabrik-pabrik di Yogyakarta memproduksi kaus ini karena terinspirasi dari brand (oleh-oleh dan kaus) ternama di Yogyakarta yang booming saat itu,” ujar Sudarminto, Senin (13/1/2025).

    Lebih lanjut, tren tersebut muncul juga disebabkan adanya pola paket wisata yang mengintegrasikan Candi Borobudur sebagai bagian dari perjalanan wisata Yogyakarta.  

    Misalnya ketika ada paket perjalanan wisata di DI Yogyakarta,rute perjalanannya juga menjamah hingga Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah sementara destinasi lainnya baru terpusat di wilayah Yogyakarta.

    “Dulu, wisata itu kan paketan. Borobudur biasanya digabung dengan Prambanan, Malioboro, dan Parangtritis. Jadi wisatawan lebih familiar dengan Borobudur sebagai bagian dari Yogyakarta,” ujarnya.

    Upaya untuk mengubah narasi pun sudah dilakukan Sudarminto.  Ia pernah mencetak kaos dengan tulisan ‘Borobudur Magelang’. Namun, kurang laris di pasaran.

    “Sudah sering saya coba, kaus dengan tulisan Magelang tidak laku. Bahkan dengan desain yang sama, begitu tulisan diganti Magelang, peminatnya berkurang. Mungkin karena wisatawan tahunya Borobudur ada di Yogyakarta,” ujarnya.

    Sudarminto menjelaskan bahwa selain bahan dan desain, branding kaus bertuliskan Yogyakarta dianggap lebih memiliki daya tarik tersendiri di mata wisatawan.  

    Oleh karena itu, meski Candi Borobudur jelas-jelas terletak di Magelang, kaus bertuliskan Yogyakarta masih mendominasi pasar oleh-oleh.

    “Ini sudah jadi kebiasaan. Wisatawan cari oleh-oleh khas Yogyakarta jadi kaus ini tetap dicetak dengan tulisan Yogyakarta,” tuturnya.

    Legal Group Head InJourney Destination Management (IDM), Destantiana Nurina, menyebut jika peredaran kaus bertuliskan Yogyakarta dengan latar belakang Candi Borobudur diproduksi oleh konveksi kaus, bukan pihaknya.

    Kaus tersebut juga sempat dijajakan para pedagang di Borobudur namun masalah tersebut telah diperbaiki oleh para pedagang khususnya di Kampung Seni Borobudur.

    “Itu sudah diperbaiki oleh teman-teman pedagang. Waktu itu memang ada, tapi sekarang sudah tidak ada. Ini bentuk kesadaran bersama antara pedagang, pengunjung, dan kami sebagai pengelola. Karena selama ini ada kesalahpahaman, orang mengira Borobudur berada di Yogyakarta. Maka, kami luruskan bahwa Borobudur itu berada di Magelang,” ujarnya.

     

     

     

     

     

  • Hadiah Sepeda Motor Sempat Ditarik, Bidan Teladan di Polman Sulbar Dijanjikan 2 Motor dari Pemkab – Halaman all

    Hadiah Sepeda Motor Sempat Ditarik, Bidan Teladan di Polman Sulbar Dijanjikan 2 Motor dari Pemkab – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, POLMAN – Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) kini menjanjikan dua unit sepeda motor kepada bidan teladan Rusmiati Aminuddin.

    Berita terkait Rusmiati Aminuddin sempat viral karena seerti jadi korban ‘prank’ karena hadiah motor matic yang diberikan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman) ditarik, Senin (13/1/2025).

    Pemkab Polman kembali menjanjikan akan memberikan dua sepeda motor, satu motor dinas dan pribadi.

    Motor pribadi jenis Honda Revo FI berwarna hitam dari diler resmi telah tiba di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Polman.

    Sementara motor dinas Yamaha Gear masih menunggu anggaran pengadaan yang belum cair.

    “Diberi dua motor, satu motor pribadi dari Eks Pj Bupati Polman Ilham Borahima, saya sebagai kepala dinas juga akan memberikan motor dinas,” kata Kepala Dinkes Polman, dr Mustaman kepada wartawan.

    Mustaman memastikan motor baru dari Dinkes Polman akan diberikan dalam waktu dekat.

    Dia menjanjikan akan memberikan fasilitas kendaraan dinas untuk Bidan Rusmiati.

    Sementara hadiah motor pribadi dijanjikan Eks Pj Bupati Polman, Muhammad Ilham Borahima telah ada.

    “Kendaraan pribadi dulu, dalam waktu dekat Insya Allah dapat motor dinas plat merah,” ungkapnya.

    Sementara itu, Rusmiati mengaku bahagia dan bersyukur  mendengar kabar adanya motor pribadi dari mantan Pj Bupati Polman, Ilham Borahima.

    Dia mengungkapkan terimakasih terhadap Pemkab Polman yang telah menunaikan janji diberi sepeda motor.

    Sebelumnya sepeda motor Yamaha Gear yang sempat diberikan pada peringatan HKN ke 60 ditarik lantaran anggarannya belum cair.

    “Alhamdulillah saya sangat bersyukur, bahagia mendengar kalau sudah ada motor di kantor Dinkes Polman,” kata Rusmiati saat dikonfirmasi terpisah.

    Rusmiati Aminuddin merupakan bidan teladan bertugas dari Pustu Desa Taloba, Kecamatan Tubbi Taramanu (Tutar).

    Dia memperoleh penghargaan sebagai bidan teladan 2024 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

    Atas prestasinya itu dia diberi sepeda motor oleh Ilham Borahima saat masih menjabat sebagai Pj Bupati Polman.

    Awalnya sepeda motor yang akan diberikan sifatnya pribadi bukan dinas.

    Namun kenyataan saat peringatan HKN ke 60 pada 12 November 2024 lalu, bidan Rusmiati justru mendapatkan motor dinas jenis Yamaha Geer.

    Motor yang sempat diterimanya ini pun kembali ditarik dengan alasan anggaran belum cair.

    Berita itu pun sempat viral lantaran Rusmiati harus menanggung malu dan kecewa.

    Akhirnya speda motor dijanjikan Ilham Borahima telah tiba di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Polman.

    Pantauan Tribun-Sulbar.com, sepeda motor ini merek Honda Revo FI berwarna hitam dari dialer resmi.(*)

    Penulis: Fahrun Ramli

  • Ditegur Karena Pakai Sepatu, Turis Asal Timur Tengah Berkelahi dengan Marbot Masjid di Bogor – Halaman all

    Ditegur Karena Pakai Sepatu, Turis Asal Timur Tengah Berkelahi dengan Marbot Masjid di Bogor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Tidak terima ditegur agar melepas sepatu, seorang turis berperawakan dari Timur Tengah ribut dengan marbot masjid.

    Keributan tersebut terjadi di Masjid Al Muqsit, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/1/2025).

    Dalam video tersebut, tampak dua orang terlibat baku hantam di area masjid.

    Sejumlah pria lain di lokasi pun berusaha melerai perkelahian itu. 

    Terkait hal itu, Kapolsek Cisarua, Kompol Eddy Santosa, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Minggu (12/1/2025).

    “Kami telah melakukan pengecekan untuk menindaklanjuti video viral tersebut pada Senin (13/1/2025) pukul 10.00 WIB,” kata Edy saat dihubungi pada Senin (13/1/2025).

    Polisi telah melakukan komunikasi dengan Ustaz S sebagai pengurus DKM Masjid Al Muqsit.

    “Berdasarkan keterangan Ustaz S, kejadian itu terjadi saat petugas kebersihan masjid berinisial R alias Jenggot sedang mengepel sekitar pukul 17.50 WIB,” jelas Edy.

     
    Lalu, datang seorang Warga Negara Asing (WNA) diduga asal Saudi Arabia masuk ke teras masjid.

    “WNA itu masuk tanpa membuka alas sepatu. Padahal di pintu masjid ada rak sepatu dan tulisan Batas Suci,” tutur Edy.

     

    Melihat kondisi tersebut, R alias Jenggot pun menegur WNA tersebut agar melepas alas kaki sepatunya.

    Namun teguran tersebut tidak diindahkan hingga terjadi cekcok dan WNA tersebut pun mendorong R.

    Edy memaparkan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan laporan dari korban perihal kejadian tersebut.

    “R telah menyatakan bahwa dia tidak akan membuat laporan ke pihak kepolisian dan tidak akan melanjutkan permasalahan ini ke meja hukum,” papar Edy. (*)