Category: Tribunnews.com Regional

  • Oknum TNI Koptu IN Terancam Dipecat usai Tusuk Dua Warga Sipil di Semarang – Halaman all

    Oknum TNI Koptu IN Terancam Dipecat usai Tusuk Dua Warga Sipil di Semarang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Semarang – Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Letkol Andy Soelistyo, mengonfirmasi bahwa seorang oknum TNI, Koptu IM, terlibat dalam penusukan dua warga sipil di Jalan Imam Bonjol No. 35, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (12/01/2024).

    Kasus ini terjadi setelah adanya cekcok mulut antara pelaku dan korban, yang saat itu baru pulang dari hajatan.

    Kejadian penusukan berlangsung sekitar pukul 02.30 WIB saat hajatan sedang berlangsung.

    Menurut Letkol Andy, baik pelaku maupun korban sama-sama terpengaruh minuman alkohol.

    “Koptu IN berteriak dan tiba-tiba menyerang kedua korban menggunakan pisau yang diambil dari dalam jok motornya,” jelasnya.

    Setelah insiden tersebut, Koptu IM sempat melarikan diri, namun akhirnya menyerahkan diri dan dibawa ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) Semarang.

    Tindakan Hukum dan Permohonan Maaf

    Pangdam IV/Diponegoro menyayangkan perbuatan oknum anggotanya dan telah mengeluarkan permohonan maaf kepada masyarakat.

    “Pangdam berpesan agar prajurit dapat bermanfaat untuk rakyat. Jika sampai menyakiti, tindakan tegas akan diambil,” ungkap Letkol Andy.

    Proses hukum terhadap Koptu IM akan dilanjutkan, dan ia terancam dijatuhi sanksi Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH) jika kesalahan yang dilakukan dianggap fatal.

    “Kami akan menindaklanjuti sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” tegasnya.

    Kondisi Korban

    Kedua korban saat ini dirawat di Rumah Sakit Wongsonegoro.

    Pihak keluarga pelaku juga telah menunjukkan iktikad baik dengan mengunjungi korban.

    Istri pelaku bahkan meminta maaf dan memberikan bantuan kepada kedua korban.

    (TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Anggota TNI AL yang Bunuh Wanita di Sorong Terancam Dipecat, Motif Masih Didalami – Halaman all

    Anggota TNI AL yang Bunuh Wanita di Sorong Terancam Dipecat, Motif Masih Didalami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jenazah perempuan tanpa busana ditemukan di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2025).

    Korban diketahui bernama Kesya Irena Yola Lestaluhu (20), warga Jalan Danau Tigi, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong.

    Adapun pelaku pembunuhan dalam kasus ini adalah anggota TNI Angkatan Laut (AL) berinisial ASWP.

    Dilansir Tribun Sorong, ASWP yang merupakan anggota TNI AL berpangkat kelasi (KLS) tata usaha (TTU) yang berdinas di Koarmada III ini, telah ditangkap serta menjalani pemeriksaan intensif.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui bahwa dirinya mengeksekusi korban seorang diri.

    Hal ini disampaikan Komandan PM-AL Lantamal XIV/Sorong, Letkol (CPM) Dian Sumpena.

    “Dia melakukan sendiri karena pengaruh minuman keras (miras),” tuturnya, Selasa (14/1/2025).

    Hal ini didukung tangkapan kamera CCTV yang memperlihatkan pelaku berada di sebuah tempat hiburan malam di Kota Sorong sebelum terjadinya peristiwa pembunuhan.

    Dian mengatakan, pelaku ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Menurutnya, Panglima Koarmada III telah memberikan atensi terhadap kasus ini sekaligus memerintahkan hukuman berat kepada pelaku.

    “Kalau perlu dipecat dari satuan TNI AL Koarmada III,” ujar Dian.

    Ia juga menyebut, sampai saat ini pihaknya masih mencari bukti-bukti terkait motif pelaku menghilangkan nyawa korban.

    Pelaku ASWP dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman paling lama 20 tahun.

    “Diduga melakukan tindakan (pembunuhan, red) berencana menggunakan sangkur,” ungkap Dian.

    Alami 27 Luka Tusuk

    Jenazah korban dievakuasi ke RSUD Sele Be Solu setelah polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Selanjutnya, pihak kepolisian bersama dokter melaksanakan pemeriksaan di kamar jenazah RSUD.

    “Menurut keterangan dokter, ada bekas luka tusukan sebanyak 27 titik di tubuhnya,” ujar Amina Latale, ibu korban.

    Amina berujar, luka paling banyak yang diderita korban berada di punggung serta dada.

    Cerita Ibu Korban

    Amina Latale menceritakan awal kepergian sang putri sebelum ditemukan tewas tanpa busana.

    Menurutnya, almarhumah ditelepon temannya pada Sabtu, 11 Januari 2025 sekitar pukul 23.00 WIT. Kemudian keluar rumah pada pukul 01.00 WIT.

    “Saya awalnya sudah larang dia keluar, karena sebelumnya mereka juga sudah ke Suprau sore hari.” 

    “Saya sudah bilang, Kesya jangan jalan, ini sudah larut. Dia (korban, red) bilang saya jalan pakai mobil,” ujar Amina kepada awak media.

    Namun, larangan itu tak diindahkan korban karena temannya tetap ingin menjemput pada malam itu.

    Korban pun duduk di depan rumah menunggu jemputan lalu pergi ke lokasi yang sudah disebutkan, yaitu kawasan Pantai Saoka.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSorong.com dengan judul: Oknum Anggota TNI AL Pembunuh Kesya di Pantai Saoka Sorong Terancam Hukuman Berat hingga Dipecat.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSorong.com/Safwan)

  • Sales Kopi Sachet Aniaya Wanita Open BO di Banda Aceh, Ribut Tarif Kencan Rp 800 Ribu – Halaman all

    Sales Kopi Sachet Aniaya Wanita Open BO di Banda Aceh, Ribut Tarif Kencan Rp 800 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Banda Aceh – Seorang sales kopi sachet berinisial RA (27) ditangkap oleh Unit Reskrim Polsek Kuta Alam dan Tim Opsnal Satreskrim Polresta Banda Aceh setelah melakukan penganiayaan terhadap seorang wanita berinisial RAH (30) di sebuah penginapan di Kuta Alam, pada Sabtu malam, 11 Januari 2025.

    Kepala Polsek Kuta Alam, AKP Suriya, menjelaskan bahwa insiden ini bermula dari kesepakatan antara pelaku dan korban untuk melakukan transaksi Open BO.

    Korban yang merupakan warga Pidie Jaya dan kini tinggal di Banda Aceh, mengajak pelaku ke penginapan untuk melakukan hubungan terlarang.

    Setelah bertemu, korban meminta tarif sebesar Rp 800 ribu.

    Namun, pelaku RA marah karena merasa tarif tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan awal dalam percakapan mereka.

    “Pelaku aniaya korban karena tidak sesuai bayaran,” kata AKP Suriya.

    Pelaku kemudian mencekik leher dan membekap mulut korban, serta membenturkan kepala korban ke tembok kamar hingga korban pingsan.

    Penanganan Kasus

    Keesokan harinya, Minggu, 12 Januari 2025, korban terbangun dalam kondisi wajah bengkak dan lebam.

    Korban meminta bantuan tetangga dan segera menghubungi petugas Polsek Kuta Alam untuk mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Aceh.

    Setelah menerima laporan, Kapolsek Kuta Alam membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini.

    “Kami membentuk tim yang di-backup Opsnal Satreskrim Polresta Banda Aceh untuk mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku,” kata AKP Suriya.

    Pelaku berhasil ditangkap pada Senin, 13 Januari 2025, di sebuah kios di Gampong Surien, saat sedang menjual kopi sachet.

    Saat ini, RA sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Kuta Alam untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    (SerambiNews.com/Sara Masroni)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Darso Meninggal Diduga Dianiaya Polisi, 13 Saksi Diperiksa – Halaman all

    Darso Meninggal Diduga Dianiaya Polisi, 13 Saksi Diperiksa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah telah memeriksa 13 saksi dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan kematian Darso, seorang sopir rental asal Semarang, Jawa Tengah.

    Keluarga Darso melaporkan kejadian ini ke SPKT Polda Jateng, Jumat (10/1/2025) dengan terlapor anggota Satlantas Polresta Yogyakarta berinisial IS.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Dwi Subagio, menyatakan pemeriksaan melibatkan keluarga Darso, masyarakat sekitar, dan pihak rumah sakit RS Permata Medika.

    “Kami telah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 13 orang,” ungkap Dwi setelah melakukan ekshumasi di TPU Sekrakal Gilisari Purwosari, Mijen, Kota Semarang, Senin (13/1/2025).

    Dwi menambahkan, pihaknya belum melakukan koordinasi dengan Polda DIY untuk memanggil terlapor, IS.

    “Kami belum koordinasi dengan Polda DIY, kami tentukan dulu ini ada proses pidana atau tidak,” jelasnya.

    Makam Darso dibongkar oleh Polda Jawa Tengah, Senin untuk keperluan penyelidikan.

    Proses ekshumasi dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.05 WIB.

    Tim forensik membawa dua boks kontainer setelah proses pembongkaran.

    Istri Darso, Poniyem (42), menyatakan dia merasa tertekan melihat makam suaminya dibongkar.

    “Namun, demi kebenaran kami rela makam suami dibongkar. Biar tidak simpang siur dan hasilnya nyata,” kata Poniyem.

    Poniyem juga mengungkapkan suaminya mengalami luka lebam di bagian kepala. “Suami dijemput dalam kondisi sehat, tiba-tiba dibawa ke rumah sakit,” tambahnya.

    Darso diketahui memiliki riwayat sakit jantung dan telah dipasang lima ring.

    Poniyem menjelaskan suaminya tidak bisa melakukan aktivitas berat sehari-hari.

    “Suami saya mungkin kaget dijemput, takut atau tertekan jadi jiwanya terguncang ditambah mendapatkan perlakuan tersebut,” ujarnya.

    Proses ekshumasi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari penyidik Ditreskrimum Polda Jateng dan Tim Kedokteran Forensik.

    “Kami melakukan ekshumasi jenazah Darso sebagai bagian dari scientific crime investigation untuk menemukan penyebab kematian almarhum, apakah dianiaya atau tidak,” jelas Kombes Artanto, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah.

    Latar Belakang Kasus

    Darso meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh sejumlah anggota polisi dari Satuan Lalu Lintas Polresta Yogyakarta pada 21 September 2024.

    Ia dirawat di rumah sakit dengan sejumlah luka lebam dan meninggal pada 29 September 2024.

    Keluarga sempat menerima uang damai sebesar Rp25 juta dari terduga pelaku pada 14 Desember 2024.

    Poniyem melaporkan kejadian ini ke Polda Jateng, yakin suaminya dianiaya.

    “Saya lihat ada luka lebam di kepala bagian pipi kanan,” jelasnya.

    Kasus ini dilaporkan sebagai dugaan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian, sesuai dengan pasal 351 ayat 3 KUHP junto pasal 170.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Pembunuh Wanita di Pantai Sorong, Anggota TNI AL Berpangkat KLS, Bertugas di Koarmada III – Halaman all

    Sosok Pembunuh Wanita di Pantai Sorong, Anggota TNI AL Berpangkat KLS, Bertugas di Koarmada III – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sosok pelaku pembunuhan wanita tanpa busana di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya terungkap.

    Pelaku yang membunuh wanita bernama Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) itu diketahui merupakan seorang oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL), berinisial A.

    Oknum anggota TNI itu disebutkan merupakan personel di jajaran Koarmada III Sorong.

    Dia berpangkat KLS atau pangkat Kelasi Satu.

    Adapun, pangkat Kelasi di TNI AL adalah pangkat tamtama terendah yang setara dengan prajurit dua.

    Pangkat kelasi di TNI AL terdiri dari kelasi dua (KLD), kelasi satu (KLS), dan kelasi kepala (KLK). 

    Komandan PM-AL Lantamal XIV/Sorong, Letkol (CPM) Dian Sumpena mengatakan telah menangkap oknum anggota TNI tersebut dan memeriksanya. 

    “Kami mengembangkan lewat data dan informasi dari Polresta Sorong Kota, maka dapatlah oknum A,” ujar Dian kepada awak media di Kota Sorong, pada Senin (13/1/2025).

    “Hasil sementara pelaku pakai sangkur (membunuh korban, red)” katanya, dikutip dari TribunSorong.com.

    Terkait dengan motif pelaku, Dian menyatakan, pihaknya hingga kini masih mendalaminya.

    “Kami masih mencari dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga semua bukti rampung,” ungkapnya.

    Dian mengatakan bahwa pelaku dijerat hukuman berat dengan pasal 340 tentang pembunuhan berencana hingga pemecatan.

    Sebelumnya, jasad Keysa ditemukan dengan keadaan yang mengenaskan tanpa busana pada Minggu (12/1/2025).

    Jenazah itu ditemukan oleh seorang anak yang sedang bermain di pantai, kemudian anak tersebut melaporkan kejadian itu ke Polsek Sorong Barat.

    Setelah itu, jenazah Keysa dievakuasi ke RSUD Sele Be Solu setelah polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Pihak kepolisian bersama dokter selanjutnya melaksanakan pemeriksaan di kamar jenazah RSUD. 

    “Menurut keterangan dokter, ada bekas luka tusukan sebanyak 27 titik di tubuhnya,” ujar ibu korban, Amina, kepada TribunSorong.com. 

    Ia menyebut, luka paling banyak berada di punggung serta dada.

    Pangkoarmada III Sampaikan Permohonan Maaf

    Menyikapi peristiwa yang terjadi ini, Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Hersan atas nama TNI AL menyampaikan permohonan maaf.

    “Atas nama institusi, saya menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada keluarga korban dan masyarakat atas peristiwa ini,” kata Hersan kepada wartawan, Senin (13/1/2025) dikutip dari kompas.com.

    Dalam kasus ini, dia memastikan akan menegakkan keadilan bagi semua pihak, khususnya bagi keluarga korban.

    “Kami turut berduka cita atas kejadian ini dan akan memastikan keadilan ditegakkan bagi semua pihak yang terdampak,” ujar dia.

    Hersan pun memastikan anggotanya yang terlibat tersebut akan diproses secara transparan, tegas, dan sesuai hukum yang berlaku.

    Dia menegaskan, Koarmada III sangat menjunjung tinggi prinsip keadilan dan supremasi hukum.

    “Bahwa Panglima tidak mentoleransi setiap tindakan melawan hukum, termasuk jika dilakukan oleh prajurit Koarmada III sendiri,” kata dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSorong.com dengan judul Pelaku Pembunuhan Wanita Muda di Pantai Saoka Sorong Oknum Anggota TNI AL, Motif Masih Didalami

    (Tribunnews.com/Rifqah) (TribunSorong.com/Safwan) (Kompas.com)

  • Viral Detik-Detik Mobil Alphard Anggota DPRD Adu Banteng dengan Motor, 2 Pelajar Dikabarkan Koma – Halaman all

    Viral Detik-Detik Mobil Alphard Anggota DPRD Adu Banteng dengan Motor, 2 Pelajar Dikabarkan Koma – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM Viral di media sosial detik-detik kecelakaan yang melibatkan mobil Toyota Alphard milik anggota DPRD terekam dashcam.

    Video berdurasi satu menit tersebut awalnya diunggah oleh akun @dashcam_owners_indonesia pada Senin (13/1/2025).

    Video terlihat diambil dari sisi dashcam mobil Alphard.

    Awalnya terlihat jalanan sepi dari sisi kiri. Namun dari sisi kanan tiba-tiba muncul motor yang mengambil jalur yang salah.

    Dengan kecepatan tinggi, motor Honda Scoopy tersebut tak bisa terelakan beradu banteng dengan Toyota Alphard.

    Dalam keterangan video dashcam terlihat Toyota Alphard melaju dengan kecepatan sedang yakni 60Km/Jam sebelum kejadian.

    Bahkan kecepatan mobil langsung menurun setelah mengetahui ada motor di depannya.

    Detik-detik motor adu banteng dengan Alphard anggota DPRD (Instagram @dashcam_owner_indonesia)

    Naasnya kedua pengendara motor langsung terpental dan nampak dua korban tergeletak.

    Pemilik mobil langsung menepi dan turun melihat kondisi korban.

    Dalam unggahan @dashcam_owners_indonesia, ternyata pemilik mobil Toyota Alphard tersebut merupakan Anggota DPRD Komisi III Sultra.

    Yakni Hj Sulaeha Sanusi, yang saat kejadian mobil dikemudikan suaminya, Jie Weng Kui.

    Kejadian kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Poros Kendari, Unaaha, Kabupaten Konawe, Sultra pada Senin (12/1/2025).

    Dijelaskan dalam caption, dua pengendara yang adu banteng dengan Alphard merupakan pelajar dari SMKN 1 Kendari.

    Mereka bernama Muhammad Tsasiq Nabil dan Fauzan Fathir Rahman.

    Dugaan awal pengendara mengantuk hingga mengambil sisi jalan berlawanan.

    Kabarnya kedua korban saat ini mengalami koma.

    “Detik-detik kecelakaan adu banteng antara Toyota Alphard milik anggota DPRD dengan Honda Scoopy milik pelajar SMK di Jl. Poros Kendari – Unaaha, Kab. Konawe, Sultra (12/01/2025)

    Kronologi : Honda Scoopy 110 tanpa plat nomor yang dikendarai oleh pelajar SMKN 1 Kendari, Muhammad Tsafiq Nabil, bersama temannya yang juga pelajar SMKN 1 Kendari, Fauzan Fathir Rahman, melaju dari arah Unaaha menuju Kendari

    Setibanya di kawasan Desa Lasoso, pengendara sepeda motor diduga mengantuk sehingga tanpa sadar melebar ke kanan dan menabrak Toyota Alphard DT 3 AAA milik Hj. Sulaeha Sanusi, anggota Komisi III DPRD Sultra, yang saat itu dikemudikan suaminya, Jie Weng Kui.”

    “Hingga berita ini dibuat, kedua pelajar SMK tersebut dilaporkan masih dalam keadaan koma,” tulis Dashcam_owner_indonesia.

    Meski hingga artikel ini diturunkan, pihak Sulaeha Sanusi belum angkat bicara, namun Jie Weng Kui terekam kamera turun dari mobil pasca-kecelakaan tersebut terjadi.

    Masih dalam postingan yang sama, terlihat mobil Alphard yang penyok di bagian depan.

    Dan Honda Scoopy yang remuk akibat adu banteng tersebut.

    Kondisi Toyota Alphard dan Scoopy setelah adu banteng (Instagram @dashcam_owner_indonesia)

    Sosok Sulaeha Sanusi

    Sulaeha Sanusi, S.Pd,.M,Si merupakan wanita kelahiran Konawe yang saat ini menetap di Kendari.

    Anggota DPRD III tersebut saat ini berusia 52 tahun.

    Lahir pada 15 Juni 1973, Sulaeha Sanusi sempat menjadi anggota DPRD Kab Konawe Utara pada 2004-2009 silam.

    Sosok Sulaeha Sanusi (Instagram @dprdsultra)

    Pada Pemilu 2024 lalu, Sulaeha Sanusi masih diusung PDIP namun mendaftar di Dapil 6 Sulawesi Tenggara atau KOnawe Raya. (*)

    (Tribunnews.com/ Siti N)

  • Geger Kasus Perselingkuhan di Kuningan, Anggota DPRD Digerebek Mesum Tanpa Busana di Mobil – Halaman all

    Geger Kasus Perselingkuhan di Kuningan, Anggota DPRD Digerebek Mesum Tanpa Busana di Mobil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang oknum anggota DPRD Kuningan digerebek istri sah saat berduaan dengan wanita lain di dalam mobil, tanpa busana.

    Penggerebekan anggota DPRD Kuningan mesum di mobil ini membuat seantero warga Kuningan heboh dan kepo dengan sosok oknum anggota DPRD tersebut. 

    Sebuah kabar berhembus bahwa anggota DPRD Kuningan yang selingkuh itu dari Fraksi PKB inisial RU. 

    Ketua DPC PKB Kuningan, H Ujang Kosasih yang juga anggota DPRD Kuningan meminta wartawan bersabar sebab masih menunggu konfirmasi dari yang bersangkutan. 

    “Baru tahu infonya hari ini. Tentu kami harus tabayun (klarifikasi) dulu ke yang bersangkutan,” ucap H Ujang Kosasih, didampingi Dewan Syuro KH Didin Misbahudin kepada wartawan di Kantor DPC PKB Kuningan, Senin (13/01/2025).

    Kasus dugaan perselingkuhan ini pun dikabarkan telah dilaporkan ke Polres Kuningan. 

    Namun, H Ujang Kosasih mengaku belum mendapat informasi apapun terkait hal itu.

    “Sekali lagi, kami harus tabayun dulu. Belum bisa memberikan keterangan apapun,”tutupnya.

    Sebagaimana diberitakan, tersebar pengakuan suami sah dari istri yang diselingkuhi Anggota DPRD Kuningan inisial RU dari Fraksi PKB.

    Bahkan, Istri sah RU pernah menggrebek hubungan intim keduanya di dalam mobil.

    “Pernah anggota dewan itu saat berdua dengan istri saya di dalam mobil itu di gerebek sama istri sah anggota dewan,”ujar Edi (46), suami sah istri selingkuhan Anggota DPRD Kuningan itu dalam video yang viral di media sosial.

    Edi kemudian meminta keadilan dari tindakan yang dilakukan oknum Anggota DPRD Kuningan inisial RU tersebut. Terlebih lagi, kondisi istrinya diketahui tengah hamil sekitar 8 bulan.

    Edi menduga, perselingkuhan istrinya dengan oknum Anggota DPRD Kuningan itu sudah berlangsung lama. 

    ”Dugaan bahwa istri saya ada hubungan dengan oknum anggota dewan, terjadi sekitar 2024 lalu di bulan puasa. Waktu itu, istri saya pamit untuk keluar dengan alasan bantu kegiatan dewan,” katanya.

    Kecurigaan semakin kuat ditemukannya chat dengan Anggota DPRD Kuningan itu.

    “Dari kecurigaan lain bahwa istri saya ada hubungan itu ditemukan dari chat.

    Ceritanya, sepulang dari Bandung dengan menggunakan motor, istri saya ketiduran dengan kondisi handphone tergeletak.

    Dalam chatingan itu terdapat kata kangen.

    ‘Aku kangen tau’ kata dewan.

    Jawab istri saya ‘kangen sama dalam perut atau saya’. 

    Masih ada chat-chat seterusnya,”ungkap Edi.

     

    Suami Minta Keadilan

    Edi mengungkapkan rasa sakit hatinya.

    Saat ditemui Tribun di halaman masjid di Kecamatan Kuningan, Minggu (13/1/2025) malam, ia meminta keadilan atas tindakan yang di lakukan oknum anggota DPRD Kuningan itu.

    Terlebih kondisi istrinya sedang hamil 8 bulan.

    E mengatakan, telah memiliki dua anak dari perkawinan dengan istrinya itu.

    “Anak saya perempuan semua. Kini keluarga saya hancur berantakan,” katanya.

    Mengenai janin yang berada di kandungan istrinya, E menduga itu bukan anaknya.

    “Saya menduga ada campur orang lain juga,” katanya.

    Dia menduga, perselingkuhan istrinya dengan anggota dewan itu telah berlangsung sejak Ramadan 2024.

    “Waktu itu istri saya pamit untuk keluar dengan alasan bantu kegiatan dewan,” katanya.

    E menjelaskan, istrinya itu merupakan satu angkatan dengan anggota dewan saat sekolah.

    “Jadi kedekatan istri saya dengan anggota dewan itu, karena mereka satu sekolah (MTs) dan mengaku bahwa anggota dewan itu suka sama istri saya,” katanya.

    Berikut Daftar Nama Anggota DPRD Kuningan 2024-2029 dari Fraksi PKB:

    H Hariri dari Dapil 1
    Rudi Idham Malik dari Dapil 1
    Hj Neneng Hermawati dari Dapil 2
    H Ujang Kosasih dari Dapil 3
    H Uci Suryana dari Dapil 3
    Hj Inayah Hadiatnika dari Dapil 3
    H Moch Gozali dari Dapil 4
    Susanto dari Dapil 5

     

     

  • Terungkap Pemicu Pasutri Aniaya Anak hingga Tewas, Jasad Dibungkus Sarung di Ruko Bekasi – Halaman all

    Terungkap Pemicu Pasutri Aniaya Anak hingga Tewas, Jasad Dibungkus Sarung di Ruko Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasangan suami istri, Aidil Zacky Rahman (19) dan Sinta Dewi (22), ditangkap setelah menganiaya anak mereka yang berusia 4 tahun hingga tewas.

    Kejadian ini terjadi di kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (5/1/2025).

    Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, kedua tersangka membeli lem Aibon di sebuah minimarket sebelum melakukan tindakan kekerasan.

    “Sebelum meninggalkan minimarket, Zacky meminta Sinta untuk membeli lem Aibon untuk dihirup,” jelas Wira, Senin (13/1/2025).

    Setelah menghirup lem, keduanya kembali ke ruko tempat mereka biasa beristirahat.

    Di sana, mereka menganiaya anak mereka yang berinisial RMR setelah menghirup lem.

    Tindakan kekerasan ini dipicu setelah korban muntah di teras minimarket karena habis minum susu.

    “Tersangka Zacky membersihkan muntah korban yang berceceran di teras minimarket.

    Namun, ketika hendak meninggalkan lokasi, Zacky dipanggil oleh seorang karyawan minimarket untuk kembali membersihkan sisa muntah anaknya.

    “Karyawan tersebut menyampaikan kepada para tersangka ‘apabila diulangi lagi (muntah di teras), maka tidak diperbolehkan mengemis di tempat tersebut’,” ujar Wira.

    Merasa kesal dengan teguran tersebut, Zacky dan Sinta kembali ke ruko dan meluapkan emosi mereka kepada korban.

    Sinta menampar dan mencubit anaknya berulang kali. Sementara Zacky melakukan tindakan kekerasan lebih lanjut dengan memukul dan menendang korban.

    “Zacky menarik tangan korban, menampar pipi, dan memukuli bagian dada serta bokongnya,” ungkap Wira.

    Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami sesak napas dan tak sadarkan diri.

    Sinta mencoba membangunkan korban dengan minyak kayu putih, namun tidak berhasil.

    Keesokan harinya, Senin (6/1/2025), mereka menemukan anak mereka sudah tidak bernapas.

    Setelah menyadari anaknya telah meninggal, pasangan ini membungkus jasad korban dan memindahkannya ke ruko sebelah.

    Mereka kemudian melarikan diri ke Karawang.

    “Kemudian para tersangka meninggalkan ruko tersebut melarikan diri ke Karawang yang akhirnya ditangkap saat sedang istirahat di samping musala SPBU Karawang,” ucap Wira.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Pendamping Agus Buntung Selama Ditahan, Kerap Tenangkan Agus yang Sering Nangis di Sel – Halaman all

    Sosok Pendamping Agus Buntung Selama Ditahan, Kerap Tenangkan Agus yang Sering Nangis di Sel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MATARAM – Terungkap siapa sosok pendamping yang membantu Agus Buntung selama mendekam di Lapas Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat sejak Kamis (9/1/2025).

    Sosok ini pulalah yang kerap menenangkan Agus Buntung yang masih sering tantrum, menangis di sel karena menolak ditahan, ingin kembali ke rumah.

    Diketahui karena Agus Buntung merupakan tersangka dugaan pelecehan seksual yang juga penyandang disabilitas, maka selama di tahanan dia mendapatkan bantuan tenaga pendamping.

    Tenaga pendamping ini yang bakal membantu Agus selama berapa di sel khusus penyandang disabilitas dan lansia.

    Ruangan yang ditempati Agus Buntung di Lapas Kuripan berbeda dengan tahanan lainnya, dimana fasilitas yang didapatkan seperti kamar mandi didalamnya, toilet jongkok dan toilet duduk, shower dan tenaga pendamping.

    Sejumlah fasilitas ini dipastikan harus ramah untuk penyandang disabilitas.

     

    Sosok Tenaga Pendamping Agus Buntung di Sel

    I Wayan Agus Suartama (22) alias Agus Buntung tersangka kasus dugaan pelecehan seksual fisik resmi ditahan di Lapas Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat, Kamis (9/1/2025) lalu.

    Agus mendapatkan tenaga pendamping selama di Lapas yang berasal dari narapidana setempat.

    Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Joko Jumadi mengatakan, sosok pendamping Agus merupakan sepupunya yang juga narapidana.

    “Sementara didampingi sepupunya kemarin, setelah masuk itu infonya masih sering nangis, untuk menenangkan dan membantu Agus dalam melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan sendiri,” kata Joko, Senin (13/1/2025).

     

    Kondisi Agus Buntung Mulai Stabil Meski Masih Sering Menangis

    Joko menjelaskan kondisi Agus sudah mulai stabil dibandingkan saat pertama kali dibawa ke Lapas, kendati demikian Agus juga sering menangis lantaran menolak untuk ditahan.

    “Komunikasi dengan pihak Lapas saya lakukan, karena kemarin mau bunuh diri dan sebagainya perlu atensi dari kita,” ujar Joko.

    Menurut Joko, penolakan itu merupakan hal yang biasa bagi tersangka saat akan ditahan di Lapas.

    Diberitakan sebelumnya, Agus sempat menolak saat akan mengetahui dia akan ditahan di Lapas Kuripan, bahkan dia mengancam akan melakukan bunuh diri.

    Ia juga sempat memohon kepada Kepala Kejari Mataram Ivan Jaka agar status penahanannya tetap sebagai tahanan rumah, Agus mengaku dia kesulitan pada saat buang air besar dan buang air kecil.

    “Saya mohon pak biar saya di rumah, karena saya tidak biasa, ini saja terus terang saya tahan kencing,” kata Agus.

    Ibunda Agus, Ni Gusti Ayu Ari Padni mengaku khawatir dengan kondisi anaknya jika ditahan di Lapas, alasannya selama ini Agus dalam melakukan aktivitas sehari-hari bergantung kepada dirinya.

    “Tidak bisa sendiri, mau cebok mau apa, kalau dia normal saya lepas,” kata Padni saat mendampingi Agus di Kejari Mataram.

    Kendati demikian Agus tetap di tahan di Lapas Kelas IIA Kuripan Lombok Barat, dia diantar menggunakan mobil tahanan milik Kejari Mataram seperti tahanan pada umumnya. 

     

    Agus Buntung Huni Sel Tahanan Khusus Lansia dan Disabilitas, Tak Ada yang Spesial

    Kepala Lapas Kelas IIA Kuripan, Muhammad Fadil buka-bukaan soal sel tahanan selama Agus Buntung tersangka kasus dugaan pelecehan seksual ditahan jelang persidangan.

    Agus Buntung ditahan sejak Kamis (9/1/2025), dia menempati sel tahanan blok khusus lansia dan disabilitas yang kapasitasnya 20 orang.

    “Dia saat ini berada di blok hunian bersama dengan 14 narapidana lainnya,” kata Kepala Lapas Kelas IIA Kuripan, Muhammad Fadil, Jumat (10/1/2025).

    Fadil mengatakan, Agus diperlakukan seperti tahanan lainnya tanpa ruangan khusus. 

    “Jadi agus ini tidak ada ruangan khususnya, kita perlakukan sama dengan warga binaan yang lain,” ucap Fadil.

    Adapun yang membedakan, lanjut dia, hanya di fasilitas yang digunakan di kamar mandi.

    Seperti kloset yang digunakan adalah kloset duduk yang diperuntukkan bagi lansia dan disabilitas dan fasilitas ini sudah tersedia sejak awal.

    “Jadi memang yang untuk warga binaan biasa klosetnya jongkok, sedang di kamar lansia dan disabilitas ini klosetnya duduk, kita siapkan karena memang mereka membutuhkan itu, kalau jongkok mereka akan kesusahan,” katanya.

    Terkait tenaga pendamping, pihak Lapas akan melihat kondisi Agus. 

    “Kita lihat kalau dia mampu mengurus dirinya sendiri karena banyak disabilitas yang mampu mengurus dirinya sendiri, kalau begitu kita samakan dengan yang lain.

    “Tapi kalau semisal MCK-nya terbatas kita perlakukan sama dengan WB yang sakit dan itu ada petugas yang membantu merawat mereka,” demikian Fadli.

    Kepala Kejari Mataram Ivan Jaka mengatakan keputusan melakukan penahanan terhadap tersangka Agus sudah memenuhi aspek hasil visum, psikolog forensik, psikolog kriminal.

    “Yang bersangkutan terpenuhi syarat objektif dan perbuatannya,” tegas Ivan.

    Ivan menjelaskan ruang tahanan Agus sudah disiapkan secara khusus untuk penyandang disabilitas.

    Tidak hanya itu juga nantinya tersangka akan mendapatkan tenaga pendamping.

    Jaksa peneliti Kejaksaan Tinggi NTB Dina Kurniawati membenarkan bahwa Agus sempat menolak saat dia ditetapkan sebagai tahanan Lapas.

    “Kalau penolakan setiap tahanan rata-rata seperti itu, kita maklumi dengan kita antisipasi dan kita jaga,” kata Dina.

    Dina mengatakan sebelum ditetapkan sebagai tahanan, Polda NTB, Kejaksaan Tinggi NTB dan Komisi Disabilitas Daerah (KDD) sudah mengecek ruang tahanan yang akan ditempati Agus.

    “Kami sudah lakukan pemeriksaan sebelumnya di Lapas. Di sana sudah disiapkan ruangan khusus untuk disabilitas,” kata Dina.

    I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung didampingi ibunya, saat berada di ruang tahanan Kejari Mataram sebelum dipindahkan ke Lapas Kuripan Kabupaten Lombok Barat, Kamis (9/1/2025). (Tribun Lombok)

    Kuasa hukum Agus Buntung, Kurniadi mengatakan saat mendapatkan kabar bahwa akan ditahan di Lapas, Agus sempat memberontak.

    “Tadi teriak-teriak di dalam itu merupakan dampak psikologis, Agus ini membayangkan sejak lahir sampai sekarang bergantung dengan ibunya,” kata Kurniadi.

    Kurniadi mengatakan sebelum dilakukan penahan seharusnya Agus juga dilibatkan untuk melihat sendiri ruang tahanan yang akan tempati.

    Pihaknya sudah mengajukan permohonan kepada Kejaksaan Tinggi NTB agar Agus tetap sebagai  tahanan rumah.

    “Pelaku ini penyandang disabilitas harus dilakukan perhatian khusus, jangan ujug-ujug tanpa dasar yang jelas melakukan penahan rutan,” kata Kurniadi.

    Bukan hanya penilaian dari sejumlah pihak lalu kemudian dinyatakan layak untuk penyandang disabilitas.

    Agus dijerat pasal 6 huruf A dan atau huruf E atau pasal 15 huruf E Undang-Undang Tindak Pidana  Kekerasan Seksual (TPKS), juncto Undang-Undang Nomor 12 tahun 2022 dengan ancaman 12 tahun penjara dan denda maksimal Rp 300 juta. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunLombok.com)

  • Kepedihan Kekasih Pratu Andi Tambaru Ditinggal Akhiri Hidup gegara Mahar: Kamu Laki-laki Terbaik – Halaman all

    Kepedihan Kekasih Pratu Andi Tambaru Ditinggal Akhiri Hidup gegara Mahar: Kamu Laki-laki Terbaik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pratu Andi Tambaru, prajurit Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tewas tak wajar pada Minggu (12/1/2025), sekitar pukul 07.15 Wita.

    Mendiang nekat mengakhiri hidupnya karena tertekan setelah dimintai uang mahar calon mertua sebanyak Rp250 juta.

    Tewasnya Pratu Andi Tambaru secara tidak wajar menyisakan duka bagi orang tercintanya, tidak terkecuali sang kekasih bernama Manja Mooy.

    Lewat akun Instagram pribadinya @wastiting, Manja Mooy meluapkan kesedihannya.

    Manja Mooy menyebut Pratu Andi Tambaru sebagai pria terbaik yang pernah dikenalnya.

    “Sekuat apa hamba Mu ini Tuhan sampai cobaan bertubi-tubi datang tanpa henti.”

    “Kamu cinta dan laki-laki terbaik yang pernah beta kenal,” tulisnya.

    Manja Mooy menyayangkan sang kekasih harus meninggal secara tragis.

    Ia mempertanyakan janji mendiang yang ingin terus bersama.

    “Kamu minta untuk orang lain jaga beta baik-baik, tapi kamu sendiri tidak bisa jaga diri.” 

    “Sependiam dan setertutup itukah kamu. Kemarin bilangnya banyak beban, tapi intinya harus dengan kamu biar beta kuat. Tapi mana?” lanjutnya.

    Manja Mooy dalam postingannya tidak lupa berterima kasih kepada Pratu Andi Tambaru.

    Ia mengenang pelajaran luar biasa yang diberikan mendiang semasa menjalin cinta.

    “Terima kasih untuk ini cinta terlalu luar biasa. Kamu ajar beta untuk tetap rendah hati dan jangan sombong. Jgn peduli dengan orang-orang yang benci beta, karena masih ada kamu yang tulus.”

    “@anditambaru_ sayang, nona sayang kamu sekali, nanti kita ketemu,” tutup Manja Mooy.

    Hingga Selasa (14/1/2025), postingan tersebut sudah ditonton lebih dari 440 ribu kali.

    Dikutip dari Pos-Kupang.com, Pratu Andi Tambaru sempat menemui dua rekannya sebelum ditemukan tewas.

    Rekan pertama yang dikunjungi adalah Pratu Valen pada Sabtu (11/1/2025), sekitar pukul 22.50 Wita.

    Saat itu, Pratu Andi Tambaru curhat masalah asmara kepada rekan.

    Mendiang mengaku dimintai uang Rp250 juta oleh calon mertua.

    Pratu Andi Tambaru tidak sanggup karena uang di rekening hanya Rp40 juta.

    Setelah curhat dengan Pratu Valen, mendiang mengunjungi kos rekan kedua bernama Prada Ricky Dillak pada Minggu sekitar pukul 04.20 Wita.

    Lokasinya berada di Komplek Bandara Udara (Bandara) DC Saudale, Kabupaten Rote Ndao.

    Pratu Andi Tambaru sempat meminta sebatang rokok kepada Prada Ricky Dillak.

    Keduanya juga sempat mengobrol terkait masalah yang sedang mendiang hadapi.

    Kirim pesan terakhir ke kekasih

    Pada 04.38 Wita, Pratu Andi Tambaru sempat mengirimkan ke kekasih.

    Bunyinya: “Cari lokasi saya lewat iCloud sayang, saya sayang kamu, jangan lupa mama dan bapak di Rote”

    Pesan tersebut ternyata pesan terakhir yang diterima Manja Mooy.

    Pratu Andi Tambaru kemudian mendatangi pohon asam dekat Bandara DC Saudale Rote.

    Ia mengakhiri hidup dan baru ditemukan pada 07.15 Wita.

    Jasad Pratu Andi Tambaru pertama kali ditemukan oleh petugas bandara yang sedang melakukan patroli.

    Informasi tersebut tersebar hingga diketahui Pratu Valen, rekan mendiang.

    Ia kemudian datang ke lokasi guna memastikan dan segera menelpon atas terkait kematian Pratu Andi Tambaru.

    Dandim, Pasiops, dan Pasi Intel tiba di lokasi pada 07.30 Wita.

    Jasad yang bersangkutan diturunkan, lalu dievakuasi ke RSUD Ba’a.

    Tim dokter memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh mendiang.

    Dipastikan akhiri hidup

    Komandan Resor Militer (Danrem) 161 Wira Sakti Kupang, Brigadir Jenderal TNI Joao Xavier Barreto Nunes, membenarkan tewasnya Pratu Andi Tambaru.

    “Jadi Pratu Andi Tambaru diduga murni melakukan tindakan bunuh diri dengan cara gantung diri,” ucap Joao, Minggu, dikutip dari Kompas.com.

    Joao dalam kesempatannya juga membenarkan motif asmara di balik kejadian pilu ini.

    Ia menyebut orang tua atau calon mertua (camer) dari kekasih meminta uang mahar Rp250 juta ke Pratu Andi Tambaru.

    Mendiang merasa tertekan hingga memilih jalan singkat dengan mengakhiri hidup.

    “Ada permasalahan asmara dengan pacarnya bernama Manja Mooy.”

    “Sehingga Pratu Andi Tambaru merasa terbeban dengan perihal tersebut dan memutuskan untuk melakukan tindakan bunuh diri,” tandas Joao.

    Informasi tambahan, jenazah Pratu Andi Tambaru sementara dalam penanganan Kodim 1627/Rote Ndao.

    DISCLAIMER:

    Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

    Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

    Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan tersebut.

    Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

    Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.

    (Tribunnews.com/Endra)(Mario Pos-Kupang.com/Giovani Teti)(Kompas/Sigiranus Marutho Bere)