Category: Tribunnews.com Regional

  • Pemuda Pancasila Blora Kritik Bakesbangpol SKT GRIB Keluar Hanya Perlu Waktu 3 Bulan: PP 2 Tahun – Halaman all

    Pemuda Pancasila Blora Kritik Bakesbangpol SKT GRIB Keluar Hanya Perlu Waktu 3 Bulan: PP 2 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLORA – Pemuda Pancasila (PP) Blora, Jawa Tengah menyampaikan kritik kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) yang mengeluarkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) untuk Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya.

    Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP Blora, Munaji menilai Bakesbangpol Blora terlalu mudah mengeluarkan SKT.

    “Kesbangpol terlalu mudah mengeluarkan SKT-nya, baru dua sampai tiga bulan, kok sudah dikeluarkan SKT-nya,” katanya, saat dihubungi sebelum adanya mediasi di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1/2025) pagi.

    Lebih lanjut, Munaji membandingkan dengan Ormas PP Blora yang harus menunggu SKT selama dua tahun.

    “PP itu dua tahun mas, baru mendapatkan SKT, itu pun ormas sosial harus diterapkan dulu di masyarakat, nggak asal mengeluarkan SKT,” katanya.

    Sebelumnya diberitakan, Organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila Blora menggeruduk kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang berada di wilayah Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Senin (13/1/2025) sore.

    Berdasarkan pantauan Tribunjateng, Ormas PP datang dengan membawa beberapa mobil dan truk. 

    Kedatangan Ormas Pemuda Pancasila itu dalam rangka menolak adanya Ormas GRIB Jaya di Blora.

    Bahkan personel polisi juga tampak berjaga-jaga di area Markas GRIB Jaya, agar tidak terjadi bentrokan antar ormas. Sekaligus agar arus di sekitar lalulintas tidak terganggu.

    Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila, Munaji mengatakan pihaknya tidak suka adanya GRIB di Kabupaten Blora.

    “Perlu diingat yang saya sampaikan, bahwa Pemuda Pancasila dan masyarakat tidak suka hadirnya GRIB di Blora. Kalau ada pasti akan berurusan dengan kita,” jelasnya, Senin (13/1/2025).

    Munaji menilai bahwa keberadaan ormas GRIB Jaya masih ilegal. Dia mengatakan bahwa banyak anggota GRIB Jaya meresahkan masyarakat. 

    “Kalau mau kepingen jadi organisasi di Blora, izin legalitas harus dipenuhi dulu. Jangan menjadi preman atau bangsat seperti itu. Itu saya sampaikan. Ini Blora bukan Timur Timur. Kalau menjadi organisasi tolong kepentingan masyarakat diutamakan, jangan kepentingan perut sendiri,” ujarnya.

    Munaji menegaskan bahwa dia menolak adanya GRIB Jaya di Blora. Dia juga mengancam kalau ada GRIB Jaya akan berurusan dengan ormas Pemuda Pancasila.

    “Sekali lagi pesan saya, jangan ada GRIB keluar Blora. Kalau keluar saya sikat, urusan dengan Pemuda Pancasila. Ini Blora mas, tidak sekonyong konyong koder.”

    “Kita juga ucapkan terimakasih kepada jajaran TNI dan Polri, sehingga kegiatan ini bisa kondusif, kita juga tidak akan terjadinya anarkis, tidak akan terjadi di sini. Jangan ada berdirinya grib di Kabupaten Blora ini. Itu yang kita minta,” tambahnya.

    Pihak Pemuda Pancasila mengaku bakal mendatangi Polres Blora untuk melaporkan hal tersebut. 

    Lebih lanjut, Munaji juga menduga bahwa Ketua GRIB Jaya Blora menjadi mafia pupuk bersubsidi.

    “Bahwa calon Ketua GRIB menjadi biang kerok pupuk subsidi di Blora. Sarang pupuk subsidi di Kabupaten Blora. Kalau di dalam kita masuki, arak miras banyak di dalam. Biangkerok pupuk subsidi adalah calon Ketua GRIB sendiri. Jangan biarkan preman berkeliaran di Blora,” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, Sugiyanto membantah soal legalitas GRIB Jaya. Menurutnya ormas yang ia pimpin di Blora sudah legal.

    “Ya kalau menurut saya pribadi saya nggak tahu kok, jelas legalitas saya juga jelas. Lha mau dibubarkan atas dasar apa? Ini kan sebuah organisasi sudah jelas, ilegal jelas, jelas semuanya. Bahkan kita diakui secara nasional,” jelasnya.

    Sugiyanto menambahkan, ormas dengan ketua umum Herchules ini, Blora sudah ada sekitar 750 anggota. Di Blora ormas GRIB Jaya baru ada sekitar 3 bulan.

    Sugiyanto merasa heran dengan ormas Pemuda Pancasila yang tidak ingin GRIB Jaya berada di Blora. Dia juga tidak terpancing atas kedatangan ormas Pemuda Pancasila.

    “Visi misi dari sana (Pemuda Pancasila) untuk ke sini saya juga tidak tahu. Mau membubarkan dasarnya apa saya juga ndak tahu. Makanya anggota ya cilent cilent aja. Jadi untuk anggota saya sementara tidak akan terpancing itu. Karena itu hanya membuat keributan saja. (Legalitas) Resmi mas semuanya 100 persen sudah ada,” jelasnya.

    Dia juga membantah dianggap sebagai mafia pupuk subsidi. Dia meminta bukti ketika dituduh menjadi mafia pupuk. Dia mengaku hanya berjualan pupuk non-subsidi.

    “Memang saya jual pupuk non-subsidi kok. Memang saya jual pupuk, kan dia gak tahu. Lha apa bisa membuktikan kalau saya itu mafia pupuk, dari mana? Tolong lah ada bukti satupun, memang saya ndak kok,” paparnya.(Iqs)

    Penulis: M Iqbal Shukri

     

  • Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sertu Hendri, desertir TNI AD diburu polisi militer di Belitung, Bangka Belitung setelah menembak personil polisi militer dari Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin (13/1/2025) dini hari.

    Hingga kini mantan Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung tersebut masih diburu setelah berhasil meloloskan diri dari kejaran aparat pada Selasa (14/1/2025).

    Diketahui Sertu Hendri sudah menjadi buruan polisi militer sejak 2024 setelah dirinya dipecat akibat terlibat perampokan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.

    Mantan Korem 042 Gapu/Jambi tersebut diputus bersalah atas kasus perampokan yang terjadi 2023.

    Atas perbuatannya, Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer kepada Sertu Hendri.

    Setelah berstatus desertir dan masuk daftar buron, Sertu Hendri pun kembali ke Belitung dengan niat untuk hidup bersama istri sirinya.

    Tetapi, upayanya untuk kembali hidup bersama dengan istri siri membuat keberadaannya sebagai buronan tercium aparat TNI.

    Bahkan Sertu Hendri kini terjerat kasus baru yakni penembakan prajurit TNI yang hendak menyergapnya.

    Asmara Sertu Hendri Bersama Seorang Janda

    Sertu Hendri diketahui sempat berdinas di Kodim 0414 Belitung beberapa tahun lalu. 

    Terakhir, yang bersangkutan sempat bertugas sebagai Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya Belitung hingga akhirnya pindah tugas ke Korem 042/Gapu, Jambi.

    Sebelum pindah tugas ke Jambi, Sertu Hendri diketahui menikahi seorang janda bernama Kiki.

    Evi Yolanda (41), wanita yang merupakan kakak ipar sekaligus kakak angkat dari Sertu Hendri mengungkap jalinan hubungan rumah tangga antara adiknya yang bernama Kiki dengan Sertu Hendri.

    Evi membenarkan bila adiknya bernama Kiki sempat menikah siri dengan Sertu Hendri beberapa waktu lalu.

    Kiki yang semula berstatus janda itu memilih menjalin hubungan rumah tangga dengan Sertu Hendri.

    Namun menurut Evi, hubungan rumah tangga Kiki dengan Sertu Hendri kandas sekitar satu tahun belakang.

    Penyebab hubungan rumah tangga pasangan ini kandas lantaran Sertu Hendri berpindah tugas ke Korem 042 Gapu/Jambi.

    Evi menjelaskan adiknya dan Sertu Hendri tidak saling berkomunikasi selama satu tahun itu.

    Bahkan Evi sudah menganggap hubungan keduanya bukan suami istri lagi lantaran sudah satu tahun tidak hidup bersama.

    Hanya saja, tiba-tiba Sertu Hendri kembali datang ke Belitung sekitar tiga minggu belakangan ini.

    Ia kembali muncul di kehidupan Kiki.

    Kehadirannya itu, menurut Evi, sepertinya membuat Kiki tidak nyaman.

    Kiki kemudian memilih kabur dari rumah.

    Menurut Evi, adiknya itu sudah tidak pulang ke rumah sekitar satu minggu lebih.

    Bahkan anak Kiki pun dititipkan kepada orangtuanya.

    “Sudah tidak di rumah Kiki, itu dari beberapa hari Hendri berada di Belitung. Kalau hitungan sekarang sudah seminggu lebih kabur dari rumah,” ungkap Evi Yolanda kepada Posbelitung.co, Selasa (14/1/2025).

    Selama berada di Belitung, jelas Evi, Sertu Hendri beberapa kali ke rumah orangtua Kiki yang persis berada di sebelah rumahnya.

    Sertu Hendri datang ke rumah orangtuanya untuk mencari Kiki.

    Ia meminta agar adiknya itu untuk kembali hidup bersama.

    Namun Kiki sudah tidak mau lagi menjalin hubungan rumah tangga dengan Sertu Hendri.

    Adik kandung Evi itupun akhirnya memilih kabur dari rumah.

    “Tapi selama di Belitung ini Hendri tidak tidur di sini (rumah Evi), tapi tidur di rumah kontrakannya di Kamboja. Setahu saya Hendri tinggal sendiri di rumah kontrakan itu,” kata Evi.

    Laporan Istri Siri Berujung Insiden Penembakan

    Belakangan istri siri Sertu Hendri mengadu ke Subdenpom Persiapan Belitung.

    Awalnya, jajaran Subdenpom Persiapan Belitung belum mengetahui bila Sertu Hendri sudah desersi.

    Berdasarkan laporan istri siri dan dilakukan kroscek barulah didapat informasi bila Sertu Hendri sudah desersi dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). 

    Ternyata pelaku sudah tiga Minggu berada di Belitung dan terus mencari istri sirinya. 

    “Istri sirinya ini takut karena selalu diancam dan sempat dicari ke rumah orang tuanya juga,” kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama kepada Posbelitung.co, Senin (13/1/2025).

    Berdasarkan laporan tersebut, Subdenpom Persiapan Belitung mulai mencari keberadaan pelaku untuk diamankan. 

    Kemudian, terjadilah kejadian penembakan anggota Subdenpom Persiapan Belitung Serma Rendi.

    Kronologis Sertu Hendri Tembak Personel TNI 

    Awalnya personil Subdenpom Persiapan Belitung yang dipimpin  Letda Cpm M Jaka Budi Utama mendatangi kontrakan pelaku di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung Senin (13/1/2025) sekitar pukul 00.32 WIB dini hari. 

    Setibanya di lokasi dengan strategi, rombongan tujuh orang mulai mengetuk pintu. 

    Awalnya, pelaku tidak mau membuka pintu dan menanyakan identitas rombongan. 

    Tiba-tiba pelaku mematikan lampu dan mulai keluar rumah dengan mengacungkan senjata api. 

    “Dia menodongkan senjata kepada personel termasuk saya. Waktu itu yang berhadapan langsung ada saya, Pratu Aditya, dan kami berlindung di belakang mobil,” ungkapnya.

    Personel sempat memberikan tembakan peringatan tapi tak dihiraukan pelaku. 

    Di saat situasi genting, Serma Randi yang berada di samping rumah muncul dan meminta pelaku menyerah. 

    Karena mengetahui tak membawa senjata, pelaku mengejar Serma Randi dan menjadikannya sandera. 

    “Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan mundur,” jelasnya. 

    Kondisi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk melarikan diri dengan memanfaatkan Serma Rendi dijadikan sopir. 

    Karena jarak kendaraan rombongan agak jauh, mereka kehilangan jejak ketika melakukan pengejaran. 

    Ketika sedang mencari pelaku, sekitar pukul 01.30 WIB, Jaka mendapat informasi Serma Rendi sudah di rumah sakit akibat luka tembak.

    “Yang membawa korban ini pengurus pesantren tempat yang dituju pelaku pertama kali,” kata Jaka.

    Saat ini jajaran Subdenpom Persiapan Belitung dibantu instansi lain seperti Kodim 0414 Belitung dan Polres Belitung terus mengejar pelaku. 

    (Tribunnews.com/ Posbelitung.co/ dede suhendar/Adelina Nurmalitasari)

  • Tak hanya Perampokan di Palembang, Terkuak Sertu Hendri juga Terlibat Penipuan Jual Beli Tanah – Halaman all

    Tak hanya Perampokan di Palembang, Terkuak Sertu Hendri juga Terlibat Penipuan Jual Beli Tanah – Halaman all

    TRIBUNNEW.COM, BELITUNG – Disertir anggota TNI AD, Sertu Hendri jadi orang yang dicari-cari di Belitung.

    Sebelumnya Sertu Hendri pelaku penembakan personel Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi itu lolos dari penyergapan di sebuah rumah yang jadi tempat persembunyiannya. 

    Alhasil puluhan personel tim gabungan dari Subdenpom Persiapan Belitung, Kodim 0414 Belitung dan Polres Belitung harus gigit jari, pulang dengan tangan kosong.

    Kasus ini bermula dari insiden penembakan terhadap personel Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi, pada Senin (13/1/2025) dini hari oleh desertir TNI AD, Sertu Hendri.

    Saat itu, Sertu Hendri bersembunyi di sebuah rumah yang berada di  Jalan Anwar Aid, Kelurahan Kampung Parit, Kabupaten Belitung pada Selasa (14/1/2025). 

    Sebelumnya kedatangan puluhan personel tim gabungan sempat membuat heboh warga.

    Tim Gabungan sudah mengepung rumah yang dikabarkan jadi tempat persembunyian Sertu Hendri.

    Karena tak kunjung keluar, menjelang siang tim gabungan menembaki rumah tersebut.

    Suara tembakan senjata api tim gabungan pun terdengar kencang.

    Setelah suara tembakan berhenti, tim gabungan mencoba merangsek masuk ke rumah tersebut untuk menyergap dan menangkap Sertu Hendri.

    Ternyata Sertu Hendri sudah tak ada lagi di dalam rumah tersebut. Diduga ia sudah kabur sebelumnya.

     

    Sosok Sertu Hendri

    Sertu Hendri adalah mantan anggota Korem 042/Gapu, Jambi.

    Beberapa tahun lalu, Sertu Hendri sempat berdinas di Belitung, Provinsi Kepulauan Babel.

    Lalu, namanya kini menjadi perbincangan hangat setelah kasus penembakan anggota TNI di Belitung, Serma Rendi.

    Sertu Hendri menembak anggota Subdenpom Persiapan Belitung Serma Rendi, Senin (13/1/2025).

     

    Telibat Perampokan di Palembang Tahun 2023

    Ternyata Sertu Hendri disertir atau lari dari satuan dan sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2024 lalu.

    Dia pernah terlibat kasus perampokan di wilayah Palembang tahun 2023. 

    Putusan dari Mahkamah Militer, Sertu Hendri dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan dipecat dari dinas militer. 

    “Jadi penyebab dia disersi itu, dia merampok dan TKP-nya di Palembang,” ungkap Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama kepada Posbelitung.co, Senin (13/1/2025).

     

    Terlibat Penipuan Jual Beli Tanah

    Sebelumnya, Sertu Hendri sempat berdinas di Kodim 0414 Belitung beberapa tahun lalu. 

    Terakhir, yang bersangkutan sempat bertugas sebagai Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya sebelum pindah tugas ke Korem 042/Gapu, Jambi. 

    “Waktu di Belitung juga ada informasi, dia pernah terlibat penipuan jual beli tanah,” bebernya. 

    Awalnya, jajaran Subdenpom Persiapan Belitung belum mengetahui yang bersangkutan sudah disersi. 

    Disertir TNI AD Sertu Hendri (kiri) dan Serma Randi saat menjalani perawatan di rumah sakit buntut kasus penembakan di Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (13/1/2025). (posbelitung.co/ dok subdenpom Belitung)

    Berdasarkan laporan istri siri pelaku dan dilakukan kroscek barulah didapat informasi tersebut. 

    Ternyata pelaku sudah tiga Minggu berada di Belitung dan terus mencari istri sirinya. 

    “Istri sirinya ini takut karena selalu diancam dan sempat dicari ke rumah orang tuanya juga,” kata Jaka. 

    Berdasarkan laporan tersebut, Subdenpom Persiapan Belitung mulai mencari keberadaan pelaku untuk diamankan. 

    Kemudian, terjadilah kejadian penembakan anggota Subdenpom Persiapan Belitung Serma Rendi.

  • Bentrok Ormas Pemuda Pancasila vs GRIB Jaya di Blora: Ada Korban Luka, Mobil Loreng & 3 Motor Rusak – Halaman all

    Bentrok Ormas Pemuda Pancasila vs GRIB Jaya di Blora: Ada Korban Luka, Mobil Loreng & 3 Motor Rusak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bentrokan yang melibatkan organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya terjadi di perempatan traffic light di  Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Selasa (14/1/2025).

    Dikutip dari Tribun Jateng, bentrokan bermula ketika mobil loreng yang dikendarai anggota Pemuda Pancasila melaju dan berhenti di traffic light perempatan Kelurahan Karangjati.

    Lalu, di saat yang bersamaan, mobil tersebut langsung diadang oleh anggota GRIB Jaya.

    “Kayaknya mobil Pemuda Pancasila dari arah utara berhenti di bangjo (traffic light) karena lampu merah, kebetulan kepergok sama kelompoknya GRIB dari selatan, terus dimassa,” kata Ketua RT setempat, Sigit, Selasa.

    Saat mobil diadang, Sigit mengatakan satu anggota Pemuda Pancasila langsung dikeroyok oleh anggota GRIB.

    Akibatnya, kata Sigit, korban mengalami luka di kepalanya akibat dihantam batu.

    “Ndelalah (Kebetulan) ada satu (anggota PP) yang tidak bisa lari, dimassa (dihajar), dihantam batu kepalanya, terus dia terkapar di trotoar situ, saya kasihan, saya amankan di teras,” jelasnya.

    Sigit juga mengatakan adanya ancaman dari anggota GRIB agar korban melepas atribut Pemuda Pancasila jika tidak ingin dihabisi.

    “Ada salah satu kelompoknya GRIB datang minta supaya pemuda tadi melepas atribut Pemuda Pancasila, jaket e dilepas. Akhirna dilepas terus saya suruh sembunyi di belakang. Di perjalanan darah itu kececeran,” terangnya.

    Setelah insiden tersebut, beberapa orang yang mengalami luka dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

    Selain korban luka, mobil Pemuda Pancasila bernomor polisi B 1728 UZM juga mengalami kerusakan.

    Berdasarkan pantauan Tribun Jateng, seluruh kaca mobil tersebut pecah.

    Adapun diduga mobil tersebut milik ormas Pemuda Pancasila cabang Kabupaten Rembang. Selain itu adapula tiga sepeda motor di lokasi juga mengalami kerusakan.

    Pengrusakan dan Penganiayaan Dilakukan GRIB Jaya Luar Blora

    Masih dikutip dari Tribun Jateng, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, Sugiyanto, mengatakan pengrusakan bukan dilakukan oleh anggota GRIB Jaya yang dipimpinnya.

    Dia mengklaim anggota GRIB Jaya itu justru diadang terlebih dahulu oleh anggota Pemuda Pancasila.

    Namun, anggota GRIB Jaya terlebih dahulu menghajar anggota Pemuda Pancasila.

    “Iya (anggota GRIB). Ini kan mau pulang diadang. Ini tadi dari Blora sudah di-rembug (didiskusikan). Yang penting pulang dengan damai, ya sudah pulang.”

    “Diaadang sama PP Rembang makanya langsung dihancurkan itu. Polisi tahu itu, kita dari Kudus itu tidak semena-mena, dihadang langsung dihabisin itu,” kata Sugiyanto, Selasa.

    Polisi Masih Lakukan Penyelidikan

    Di sisi lain, polisi masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut.

    “Untuk sementara rekan-rekan kami masih mengumpulkan informasi yang masuk dari masyarakat, kemudian untuk kejadian di beberapa titik masih dalam tahap penyelidikan.

    “Apabila sudah ada titik terang terkait kejadian tersebut, kami akan secepatnya memberikan informasi ke awak media,” kata Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, Selasa malam.

    Pemuda Pancasila Sempat Tolak Keberadaan GRIB Jaya di Blora

    Suasana Ormas Pemuda Pancasila saat menggeruduk markas Ormas GRIB Blora, Senin (13/1/2025).

    Sebelum insiden terjadi, Pemuda Pancasila sempat menggeruduk kantor DPC GRIB Jaya di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, pada Senin (13/1/2025).

    Adapun kedatangan rombongan Pemuda Pancasila tersebut untuk menolak adanya GRIB Jaya di Blora.

    Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila, Munaji, mengatakan pihaknya tidak suka adanya GRIB di Kabupaten Blora.

    “Perlu diingat yang saya sampaikan, bahwa Pemuda Pancasila dan masyarakat tidak suka hadirnya GRIB di Blora. Kalau ada pasti akan berurusan dengan kita,” jelasnya, Senin (13/1/2025).

    Munaji menilai keberadaan ormas GRIB Jaya masih ilegal. Dia mengatakan banyak anggota GRIB Jaya meresahkan masyarakat. 

    “Kalau mau kepengin jadi organisasi di Blora, izin legalitas harus dipenuhi dulu. Jangan menjadi preman atau seperti itu. Itu saya sampaikan.”

    “Kalau menjadi organisasi tolong kepentingan masyarakat diutamakan, jangan kepentingan perut sendiri,” ujarnya.

    Munaji menegaskan pihaknya menolak adanya GRIB Jaya di Blora. 

    “Sekali lagi pesan saya, jangan ada GRIB keluar Blora. Kalau keluar saya sikat, urusan dengan Pemuda Pancasila. Ini Blora mas, tidak sekonyong konyong koder.”

    “Kita juga ucapkan terima kasih kepada jajaran TNI dan Polri, sehingga kegiatan ini bisa kondusif, kita juga tidak akan terjadinya anarkis, tidak akan terjadi di sini.”

    “Jangan ada berdirinya GRIB di Kabupaten Blora ini. Itu yang kita minta,” tambahnya.

    Pihak Pemuda Pancasila mengaku bakal mendatangi Polres Blora untuk melaporkan hal tersebut. 

    Lebih lanjut, Munaji juga menduga Ketua GRIB Jaya Blora menjadi mafia pupuk bersubsidi.

    “Bahwa calon Ketua GRIB menjadi biang kerok pupuk subsidi di Blora. Sarang pupuk subsidi di Kabupaten Blora. Kalau di dalam kita masuki, arak miras banyak di dalam.”

    “Biangkerok pupuk subsidi adalah calon Ketua GRIB sendiri. Jangan biarkan preman berkeliaran di Blora,” jelasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jateng dengan judul “Polisi Buka Suara Terkait Bentrokan Ormas Pemuda Pancasila dengan GRIB Jaya di Blora”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jateng/M Iqbal Shukri)

  • Motif Pemuda di Sumenep Bakar Motor Guru Honorer, Korban Dicegat saat Pulang dari Sekolah – Halaman all

    Motif Pemuda di Sumenep Bakar Motor Guru Honorer, Korban Dicegat saat Pulang dari Sekolah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ahmad Nurdin, seorang guru honorer berusia 50 tahun di SMA Putra Bangsa, mengalami nasib nahas di Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, Jawa Timur.

    Peristiwa pengancaman dan pembakaran motor terjadi pada Senin (13/1/2025) sekira pukul 14.00 WIB, sepulang Nurdin dari sekolah.

    Menurut Nurdin, pelaku bernama Ahmad Qurtubi (19) merupakan tamatan SMA di luar kota dan pemuda setempat.

    Nurdin menjelaskan pelaku mencegatnya di akses jalan Dusun Bugis.

    “Saat itu kata pelaku tersinggung dengan pernyataan saya saat menjadi pembina upacara di sekolah,” ujar Nurdin saat dikonfirmasi, Selasa (14/1/2025).

    Nurdin menegaskan, ia tidak menyebutkan nama siapa pun dalam sambutannya.

    “Sambutan saya saat upacara adalah global kepada semua siswa dan tidak menyebutkan siapapun,” jelasnya.

    Ia juga menekankan tidak seharusnya siswa berani mengancam orang tua, karena ilmu yang didapat tidak akan berkah jika digunakan untuk tindakan negatif.

    Setelah mencegat, pelaku bertanya dengan nada tinggi dan marah.

    Nurdin mengaku pelaku mengeluarkan parang dan menempelkan senjata tersebut ke kepala dan pipinya.

    “Kedua pipi saya sempat diiris dengan pedangnya, untung tidak luka,” ungkapnya.

    Nurdin kemudian menjauh dari motornya, namun pelaku terus menebas motornya dengan parang.

    Warga dan siswa yang berada di lokasi tidak dapat berbuat banyak.

    Setelah kejadian, Nurdin berusaha menemui kepala desa, namun tidak berhasil.

    “Setelah itu saya menuju ke rumah kepala desa. Tapi kades tidak ada, katanya sedang berobat. Saya hanya ditemui tukang masaknya (kades),” katanya.

    Ia akhirnya pulang dan mendapatkan informasi motornya telah terbakar. 

    “Ada voice note yang diterima oleh kerabat dan juga beredar video motor saya sudah dibakar oleh pelaku,” tutup Nurdin.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    Sebelum Lolos dari Kepungan Petugas, Sertu Hendri Datangi Rumah Kakak Angkat Cerita Dicari Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sertu Hendri, desertir TNI AD yang terdaftar sebagai buronan, bersembunyi di kediaman kakak angkatnya, Evi Yolanda, di Jalan Lettu Mad Daud, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

    Sertu Hendri tiba di rumah Evi pada malam hari, sekira pukul 22.00 WIB.

    Menurut Evi, mereka mengobrol selama sekitar satu jam sebelum ia masuk ke kamar untuk tidur.

    Dalam percakapan tersebut, Sertu Hendri menyampaikan ia sedang dicari karena terlibat dalam insiden penembakan.

    Evi juga menyampaikan pesan khusus dari Sertu Hendri.

    “Dia bilang, ‘Nanti kalau Hendri meninggal atau tertangkap, tolong urus jenazah Hendri, karena Ayuk lah, Evi keluarga Hendri di Belitung’,” ujarnya.

    Evi menegaskan tidak ada penyanderaan yang terjadi.

    Ia menjelaskan komunikasi antara mereka berlangsung baik.

    “Tidak ada sandra-menyandra. Kami ngobrol baik, malah dia bilang, ‘Ayuk tidur lah, besok mau kerja’,” jelas Evi.

    Ia juga menambahkan setelah bangun tidur, ia mengantar anaknya ke sekolah dan sempat pamit kepada Sertu Hendri.

    Namun, saat ia keluar rumah, ia terkejut melihat banyak petugas di luar.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Asmara Sertu Hendri, Kembali Ke Belitung Setelah Jadi Desertir TNI AD Hingga Tembak Polisi Militer – Halaman all

    Licinnya Buronan Sertu Hendri, Lolos usai Dikepung Pasukan Gabungan, Dandim-Kapolres Turun Tangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Petugas gabungan dari TNI dan Polri terus berupaya mengejar buronan Sertu Hendri di Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

    Sertu Hendri, sejak 2024, berstatus desertir dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) karena terlibat kasus perampokan dan penembakan sesama anggota TNI.

    Keberadaan Sertu Hendri sebelumnya tercium saat bersembunyi di rumah mertua pada Selasa (14/1/2025).

    Lokasi persisnya berada di Jalan Anwar Aid, RT 19, RW 06, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.

    Namun, upaya penyerangan petugas gabungan gagal karena licinnya Sertu Hendri.

    Dirangkum dari Bangkapos.com, petugas gabungan sudah mendapatkan informasi keberadaan Sertu Hendri sejak Senin (13/1/2025) malam.

    Keesokan harinya, personil dari Subdenpom Persiapan Belitung, Kodim 0414 Belitung, Batalyon B Pelopor Brimob Polda Bangka Belitung, dan Polres Belitung, mendatangi lokasi persembunyian.

    Petugas membawa persenjataan lengkap, mulai senjata api hingga jaket anti peluru.

    Berdasarkan kabar yang beredar selama buron, Sertu Hendri membawa senjata api.

    Singkat cerita, petugas sudah berada di posisi masing-masing siap menangkap Sertu Hendri.

    Tetiba terdengar suara dua kali tembakan dari dalam rumah tempat persembunyian.

    Situasi menegang lantaran di sekitaran lokasi dipadati warga yang penasaran.

    Tidak lama kemudian, Sertu Hendri gagal ditangkap karena sudah melarikan diri.

    Pantauan Bangkapos.com, turut turun tangan dalam upaya penyergapan Kapolres Belitung AKBP Deddy Dwitya Putra; Dandim 0414 Belitung Letkol Inf Kurniawan Hanif; dan Danlanud H AS Hanandjoeddin Letkol Pnb Mokhammad Zen.

    Selain itu juga terlihat Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama; dan Wadanyon B Pelopor Satbrimobda Babel, AKP Kevin Sinaga. 

    Mereka datang dengan perlengkapan lengkap mengenakan rompi anti peluru, helm, serta senjata api. 

    Kapolres Beltim, AKBP Indra Fery Dalimunthe, dalam kesempatannya membenarkan buronan Sertu Hendri berhasil lolos.

    Menindaklanjutinya, petugas gabungan TNI-Polri terus mempersempit ruang gerak pelaku.

    “Kami telah memiliki data dan tetap berkoordinasi dengan Kodim untuk memastikan akses bagi yang bersangkutan tertutup, termasuk kepada kenalannya yang berada di Belitung Timur.”

    “Tugas kami bersifat mendukung dan back-up penuh. Kami terus mendukung upaya pengejaran dan memastikan situasi keamanan di Belitung Timur tetap kondusif,” tegasnya, Selasa (14/1/2025), dikutip dari Bangkapos.com.

    Segudang masalah

    Disertir TNI AD Sertu Hendri kini masuk daftar pencarian orang. (posbelitung.co)

    Sertu Hendri diketahui terlibat sejumlah masalah selama bertugas.

    Kala bertugas di Korem 042/Gapu, Jambi, dia melakukan perampokan.

    Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama, menyatakan lokasi kejadian berada di Palembang pada 2023.

    “Jadi penyebab dia desersi itu, dia merampok dan TKPnya di Palembang,” katanya.

    M Jaka melanjutkan, Sertu Hendri juga sempat terlibat kasus penipuan jual beli tanah di daerah Belitung.

    Pelaku saat itu bertugas Kodim 0414 Belitung.

    Atas tindakannya, Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan pemecatan dari dinas militer.

    Tembak anggota TNI

    Terbaru, Sertu Hendri melakukan penembakan kepada anggota Subdenpom Persiapan Belitung bernama Serma Rendi.

    M Jaka membeberkan, penembakan terjadi saat proses penangkapan pelaku pada Minggu (12/1/2025) malam.

    Awalnya, istri siri Sertu Hendri melapor menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

    “Yang bersangkutan ini diduga menganiaya dan meneror istri sirinya.”

    “Setelah dicek ternyata Sertu Hendri ini desertir dan DPO,” ujar M Jaka.

    M Jaka melanjutkan, ia bersama tujuh anggotanya mendatangi kos tempat persembunyian Sertu Hendri.

    Lokasinya di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

    Awalnya, petugas baik-baik mengetuk pintu menanyakan identitas pelaku.

    Sikap baik petugas dibalas tindakan nekat Sertu Hendri.

    Ia langsung mengancam akan menembak personel yang sedang bertugas.

    “Dia menodongkan senjata kepada personel, termasuk saya. Waktu itu yang berhadapan langsung ada saya, Pratu Aditya dan kami berlindung di belakang mobil,” katanya.

    M Jaka lantas memerintahkan anggotanya untuk mundur dan menjaga jarak dengan pelaku.

    Sertu Hendri memanfaatkan kesempatan tersebut.

    Disertir TNI AD Sertu Hendri (kiri) dan Serma Randi saat menjalani perawatan di rumah sakit buntut kasus penembakan di Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (13/1/2025). (posbelitung.co/ dok subdenpom Belitung)

    Ia memaksa anggota bernama Serma Rendi dijadikan supir untuk melarikan diri.

    Tahu anggotanya terancam, M Jaka dan personil lainnya melakukan pengejaran.

    Petugas kala itu kehilangan jejak Sertu Hendri. 

    M Jaka kemudian mendapatkan informasi, anggotanya ditembak pelaku saat berusaha menyelamatkan diri di sebuah pesantren yang terletak di Jalan Tembus Desa Buluh Tumbang dan Air Seruk.

    “Barulah Serma Randi ini ditolong pengurus pesantren dan dibawa ke rumah sakit,” ucap dia.

    Informasi tambahan, Serma Randi dalam kondisi selamat dan sudah menjalani operasi pada Selasa.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Desertir Sertu Hendri Sembunyi di Kelurahan Parit Bikin Resa Warga, Sari: Segera Serahkan Diri

    (Tribunnews.com/Endra)(BangkaPos.com/Adelina Nurmalitasari)

  • Apa Kabar Kasus Sindikat Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin Makassar? – Halaman all

    Apa Kabar Kasus Sindikat Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin Makassar? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Update kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Kini penyidik Polres Gowa sudah merampungkan berkas perkara para tersangka, termasuk dalang atau pendananya yakni Annar Salahuddin Sampetoding. 

    Sambil menunggu berkas diteliti oleh Kejari Gowa, polisi terus memburu 2 pelaku yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus uang palsu yang menghebohkan Makassar tersebut.

     

    Penyidik Polres Gowa merampungkan berkas perkara tersangka sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Berkas perkara Andi Ibrahim cs termasuk bos uang palsu Annar Salahuddin Sampetoding telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Gowa.

    “Tadi baru masuk (berkas perkara),” singkat Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Gowa, St Nurdaliah dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Senin (13/1/2025).

    Sementara itu, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan berkas perkara 18 tersangka juga telah dikirim ke Kejari Gowa.

    “Sudah kami kirimkan tahap satu,” kata Reonald saat ditemui di Jl Sultan Hasanuddin, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Gowa.

    Setelah pelimpahan berkas tahap 1 ini, kemudian Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang telah ditunjuk akan meneliti berkas tersebut.

    “Kami sedang menunggu pemeriksaan dari jaksa apakah sudah dinyatakan P21 atau belum,” jelas Reonald.

    “Karena ini dari seluruhnya kita jadikan empat berkas dari masing-masing tersangka,” sambungnya.

     

    Belum Ada Tersangka Baru, Polisi Fokus Buru 2 DPO

    Reonald belum banyak berspekulasi tentang kemungkinan penambahan tersangka.

    Sebab masih ada dua orang yang statusnya buron.

    Saat ini polisi fokus mengejar dua DPO tersebut.

    “DPO masih dalam pengejaran. Kami mohon doa. Perannya nanti setelah kita tangkap diungkap dan kita sinkronisasikan dengan tersangka lain,” pungkasnya.

     

    Kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin terus bergulir.

    Terbaru berkas perkara terkait beberapa tersangka sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar telah memasuki tahap 1.

    Tahap pertama dalam proses ini adalah penyerahan berkas perkara dari penyidik kepada jaksa penuntut umum untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

    Jika berkas dinyatakan lengkap maka berkas dinyatakan P21 disusul pelimpahan tahap dua, tersangka dan barang bukti.

    Jika berkas belum lengkap bakal dikembalikan disertai dengan petunjuk.

    Setelah berkas P21 dan pelimpahan tahap dua, biasanya waktu sidang perdana kasus segera ditentukan.

     

    Berikut nama, profesi, dan peran 18 tersangka:

    1. Dr Andi Ibrahim (54)

    Dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar warga BTN Minasa Maupa.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Dr Andi Ibrahim S.Ag., S.S., M.Pd. calon guru besar di UIN Alahudin Makassar terjerat peredaran uang palsu (Tribun-timur.com)

    2. Mubin Nasir bin Muh Nasir (40)

    Karyawan honorer, warga Bukit Tamarunang, Gowa.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan  transaksi jual beli uang palsu.

    3. Kamarang Dg Ngati bin Dg Nombong (48)

    Juru masak, warga Gantarang, Gowa perannya, melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    4. Irfandy MT, SE bin Muh Tahir (37)

    Karyawan swasta, warga Minasa Upa, Makassar.

    Perannya membantu mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    5. Muhammad Syahruna (52)

    Wiraswasta, warga Ujung Pandang Baru, Makassar.

    Perannya:

    – memproduksi uang palsu.

    – melakukan transaksi jual beli uang palsu dan bahan baku produksi yang digunakan pelaku untuk memproduksi pembuatan mata uang palsu merupakan hasil pengiriman uang biaya pembelian bahan baku produksi berinisial AAS.

    6. John Biliater Panjaitan (68 tahun)

    Wiraswasta, warga Mangkura, Makassar.

    Peran melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    7. Sattariah alias Ria binti Yado (60)

    Ibu rumah tangga, warga Batua, Makassar.

    Perannya melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    8. Dra Sukmawati (55)

    PNS guru, warga Makassar.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dengan membeli kebutuhan sehari-hari dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    9. Andi Khaeruddin (50 tahun)

    Pegawai bank, warga Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    10. Ilham (42) 

    Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    Penampakan uang palsu UIN Alauddin Makassar diamankan di Mamuju, Sulawesi Barat. (Tribun Timur/HO)

    11. Drs. Suardi Mappeabang (58)

    PNS, warga Simboro, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    12. Mas’ud (37) 

    Wiraswasta, warga Lekopadis, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    13. Satriyady (52)

    PNS, warga Binanga, Sulawesi Barat.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    14. Sri Wahyudi (35)

    Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    15. Muhammad Manggabarani (40 tahun)

    PNS, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    16. Ambo Ala, A.Md (42)

    Wiraswasta, warga Batua, Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu, dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    17. Rahman (49)

    Wiraswasta, warga Simboro, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    18. Annar Salahuddin Sampetoding (ASS)

    Pengusaha asal Toraja.

    Berperan sebagai pemberi ide, pemodal, pembeli mesin, dan pemberi perintah.

    Annar Salahuddin Sampetoding (TribunTimur.com)

     

    Kondisi Terkini Annar Sampetoding Dalang Uang Palsu UIN di Rutan Makassar

    Polisi membeberkan kondisi dalang sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS).

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan kondisi Annar saat ini sehat.

    Annar Sampetoding saat ini telah ditahan di rumah tahanan (Rutan) kelas 1 Makassar.

    “Sehat dan sudah di rutan. Sudah siap untuk dilanjutkan penyidikan,” katanya di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel, Selasa (14/1/2025).

    Penyidik Polres Gowa juga telah melimpahkan berkas perkara 18 tersangka tahap 1 kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Gowa.

    Saat ini pihaknya tengah menunggu penelitian berkas dari JPU.

    “Nanti jaksa yang meneliti apakah ada kekurangan atau tidak,” ujarnya.

    Menurutnya, jika telah P21 atau dinyatakan lengkap, kemudian akan masuk tahap dua yakni penyerahan tersangka beserta barang bukti ke JPU.

    “Nanti jaksa mungkin ada P19 dan ada petunjuk-petunjuk berkas yang dilengkapi kemudian kita kirim lagi. Jika jaksa sudah nyatakan P21 baru kita tahap 2 kan dan kita akan kirimkan tersangka dan barang bukti ke JPU,” jelasnya.

    Selain itu, polisi juga tengah memburu dua orang tersangka yang masih buron. (tribun network/thf/TribunTimur.com)

  • Personel Polisi di Dairi Sumut Bunuh Diri di Ruang Kerja Karena Permasalahan Keluarga – Halaman all

    Personel Polisi di Dairi Sumut Bunuh Diri di Ruang Kerja Karena Permasalahan Keluarga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SIDIKALANG – Bripda F, personel Polres Dairi Polda Sumatra Utara ditemukan tewas gantung diri di ruang kerjanya.

    Plt Kasi Humas Polres Dairi, Bripka Junaidi menyebut Bripda F nekat mengakhiri hidupnya karena memiliki permasalahan keluarga.

    “Hasil pemeriksaan yang dilakukan secara internal, motif Bripda F nekat mengakhiri hidupnya karena permasalahan keluarga,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).

    Hal itu dibuktikan setelah dilakukan pemeriksaan oleh Propam dan Sat Reskrim Polres Dairi melalui handphone milik Bripda F. 

    Sementara itu, Bripda F juga murni melakukan aksi bunuh diri. Hal itu berdasarkan pemeriksaan visum, yang memperlihatkan bekas jeratan kabel di leher korban.

    “Tanda – tanda kekerasan tidak ada. Itu murni aksi bunuh diri. Hal itu terlihat dari bekas jeratan dibagian leher korban, ” tegasnya.

    Sementara itu, pihak keluarga korban juga menolak untuk dilakukan otopsi. Sehingga jenazah Bripda F langsung dibawa ke rumah duka.

    “Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga jenazah kemarin langsung kami bawa ke rumah duka untuk disemayamkan, ” katanya.

    Adapun penemuan jasad Bripda F pertama kali ditemukan oleh para personil seusai melaksanakan apel. Saat itu, kondisi ruangan sedang dalam terkunci.

    “Lalu didobrak lah oleh petugas, dan mendapati jasad almarhum sudah dalam kondisi tergantung, “bebernya.

    Saat ini Polres Dairi menggelar doa bersama untuk mengenang arwah Bripda F, serta keselamatan personil dan dirangkaikan dengan penyambutan tahun baru 2025.

    Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

     

    Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra

  • Guru Honorer di Kabupaten Lebak Banten Diduga Cabuli 5 Murid SD – Halaman all

    Guru Honorer di Kabupaten Lebak Banten Diduga Cabuli 5 Murid SD – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANTEN – Seorang guru di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten diduga mencabuli 5 muridnya. 

    Kapolsek Kecamatan Sobang, AKP Rusnaka mengatakan, kasus pencabulan diketahui usai korban melaporkan kepada orangtuanya.

    “Berdasarkan informasi sementara, terduga pelaku sudah mencabuli sebanyak lima orang muridnya,” kata Rusnaka dalam sambungan telepon, Selasa (14/1/2025).

    Dikatakannya korban merupakan muridnya sendiri dan kebanyakan anak-anak kelas 6 SD.

    WE mencabuli korban di rumahnya sendiri. 

    “Makanya warga langsung ke rumah pelaku,” katanya. 

    Saat ini, kata dia, terduga pelaku WE sudah dibawa ke Polres Lebak untuk dilakukan pendalaman. 

    Pihaknya telah mengamankan terduga pelaku oknum guru berisinial WE, warga Ciparasi. 

    Terduga pelaku diamankan di kediaman rumahnya, pada Senin (13/1/2025) sekitar pukul 21.00 Wib malam. 

    “Karena khawatir warga main hakim sendiri, kami langsung ke TKP dan mengamankan pelaku di rumahnya,” katanya  

    Kanit PPA Reskrim Polres Lebak, Ipda Lembong mengungkapkan, bahas terduga pelaku WE sudah diamankan di Polres Lebak.

    “Terduga pelaku sudah diamankan di Polres Lebak,” katanya dalam sambungan telepon, Selasa (14/1/2025). 

    Ia mengaku, pihaknya akan melakukan pendalaman terhadap terduga pelaku WE. 

    “Untuk keterangan lain kami masih dalami terduga pelaku,” ucapnya.

    Pelaku Mau Wisuda 

    Kepala Desa Ciparasi, Haris Bahtiar membenarkan bahwa warganya telah diamankan pihak kepolisian. 

     “Betul, terduga pelaku sudah diamankan pihak kepolisian sejak malam,” katanya dalam sambungan telepon, Selasa (14/1/2025). 

    Lanjut, WA adalah seorang guru honorer yang mengajar di sekolah SDN 02 Sobang di bagian pelajaran olahraga. 

    Selain tenaga pengajar, WA juga masih aktif sebagai mahasiswa di salah satu Universitas di Rangkasbitung.