Category: Tribunnews.com Regional

  • Isi Pernyataan Kesepakatan Damai antara Pemuda Pancasila dan GRIB yang Sempat Bentrok di Blora – Halaman all

    Isi Pernyataan Kesepakatan Damai antara Pemuda Pancasila dan GRIB yang Sempat Bentrok di Blora – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ormas Pemuda Pancasila (PP) Blora dengan Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Blora sepakat berdamai, Rabu (15/1/2025).

    Surat kesepakatan damai itu, ditandatangani oleh Ketua Pemuda Pancasila Blora dan Ketua GRIB Jaya Blora di Pendopo Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada pukul 11.20 WIB.

    Peristiwa ini disaksikan oleh Bupati Blora Ketua DPRD Blora, Kapolres Blora, Komandan Kodim 0721 Blora.

    Kemudian, Kepala Kejaksaan Negeri Blora, Ketua Pengadilan Negeri Blora, serta Komandan Yonif 410 Alugoro Blora.

    Dinukil dari Tribun Jateng, berikut isi surat pernyataan deklarasi damai antara kedua ormas sebagai berikut.

    Siap mendukung TNI dan Polri dalam menjaga situasi Kamtibmas di wilayah Kabupaten Blora.
    Siap menghindari gesekan antar anggota ormas Pemuda Pancasila Kabupaten Blora, dengan Ormas GRIB Jaya Kabupaten Blora.
    Sepakat membangun dialog antar ormas Pemuda Pancasila Kabupaten Blora dengan Ormas GRIB Jaya Kabupaten Blora dengan mengedepankan prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat.
    Sepakat menciptakan Sipkamtibnas yang aman dan kondusif serta tidak melakukan pengerahan masa maupun konflik yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat.
    Apabila terbukti melakukan pelanggaran atau tindak pidana siap untuk diproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

    Sebagaimana diketahui, kedua ormas tersebut sempat terlibat bentrok sampai menimbulkan belasan korban pada Selasa (14/1/2025) kemarin.

    Permintaan Maaf Bupati Blora

    Bupati Blora, Arief Rohman, menyesalkan peristiwa bentrokan antara ormas PP dengan GRIB Jaya.

    “Tentunya kita prihatin dan menyesalkan kejadian kemarin, kita ingin Blora ini aman dan kondusif,” ujarnya dalam konferensi pers di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu.

    Arief Rohman meminta maaf atas bentrok yang dilakukan kedua ormas tersebut.

    “Tentunya saya mohon maaf, atas kejadian kemarin, yang mana Blora ini terkenal aman dan kondusif,” jelasnya.

    Jumlah Pelaku yang Diamankan

    Sebelumnya diberitakan, Polres Blora meringkus belasan terduga pelaku yang terlibat bentrokan Ormas Pemuda Pancasila Blora dan GRIB Jaya Blora.

    Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto berujar, total ada 19 terduga pelaku yang diamankan.

    “Sampai saat ini ada 19 terduga pelaku yang kami amankan, dan saat ini masih dalam pemeriksaan,” ujarnya saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu.

    Meski begitu, Wawan mengatakan, pihaknya belum bisa merinci terduga pelaku yang berasal dari PP dan GRIB Jaya.

    “Ini masih pendalaman,” terang Wawan.

    Ia menyebut, ada beberapa alat yang dipakai dalam bentrokan tersebut.

    “Kalau yang bawa sajam, kami belum mendapatkan informasi. Tetapi ada yang menggunakan kayu, batu, yang digunakan untuk sebagai alat bentrok,” paparnya.

    Akibat bentrokan itu, kendaraan dari kedua ormas mengalami kerusakan.

    “Untuk kendaraan rusak dari masing-masing ormas. Saat ini kami lakukan penyelidikan dan penyidikan, nanti akan kami sampaikan hasil berikutnya,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul: Deklarasi Damai! Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya Tanda Tangani Surat Pernyataan Berisi 5 Poin Utama.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng.com/M Iqbal Shukri)

  • Kronologi Bintang OnlyFans Tewas di Bali, Sempat Koma usai Jatuh dari Balkon Hotel – Halaman all

    Kronologi Bintang OnlyFans Tewas di Bali, Sempat Koma usai Jatuh dari Balkon Hotel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Bali – DJ asal Australia, Courtney Mills (37), meninggal dunia setelah mengalami koma akibat terjatuh dari balkon hotel di Kuta, Bali.

    Insiden tragis ini terjadi pada Jumat, 10 Januari 2025, dan mengundang banyak ucapan belasungkawa dari pengikutnya di media sosial.

    Menurut informasi yang diperoleh, Courtney Mills mengalami pendarahan di kepala setelah terjatuh dari balkon lantai dua sebuah hotel.

    Sebelum kejadian, Mills terlihat dalam keadaan mabuk dan sempat dibantu oleh petugas hotel untuk kembali ke kamarnya.

    Namun, ia kemudian ditemukan tergeletak di pinggir kolam renang, diduga akibat jatuh dari balkon.

    Setelah terjatuh, tanda vital Mills menunjukkan bahwa ia masih hidup dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Murni Teguh di Kutat.

    Sayangnya, setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari, DJ yang juga merupakan bintang OnlyFans ini menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu, 12 Januari 2025.

    Kabar duka ini memicu banyak reaksi dari pengikut Mills di Instagram, yang saat ini memiliki 151 ribu pengikut.

    Ucapan belasungkawa mengalir deras, menunjukkan betapa besarnya pengaruh dan popularitasnya di kalangan penggemar.

    Penanganan Pihak Berwenang

    Kepala Satuan Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, mengonfirmasi bahwa pihak keluarga akan mengurus jenazah Mills.

    Ia juga menambahkan bahwa tidak ada unsur pidana dalam insiden tersebut.

    “Berdasarkan keterangan dokter, tidak ada tanda-tanda kekerasan, hanya benturan di kepala yang mengakibatkan pendarahan,” jelasnya.

    Kapolsek Kuta, AKP Agus Riwayanto Diputra, juga menegaskan bahwa insiden ini murni kecelakaan.

    “Korban diduga jatuh dari balkon hotel,” ujarnya.

    (Tribun-Bali.com/Adrian Amurwonegoro)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Korban Ledakan di Mojokerto Dapat Bantuan, Ada 4 Keluarga Dapatkan Sembako dan Materi – Halaman all

    Korban Ledakan di Mojokerto Dapat Bantuan, Ada 4 Keluarga Dapatkan Sembako dan Materi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah kabar terbaru soal kasus ledakan di sebuah rumah di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

    Terbaru, korban ledakan ini dapat bantuan dari Bhayangkari Mojokerto, Rabu (15/1/2025).

    Bantuan diberikan kepada korban terdampak ledakan, termasuk keluarga korban meninggal dan keluarga Aipda Muryadi, anggota Polsek Dlanggu yang rumahnya jadi pusat ledakan.

    “Kami memberikan dukungan psikologis dan sedikit materi sebagai bentuk dukungan semangat,” ucap Fika Ihram, Ketua Bhayangkari Mojokerto.

    Ia menuturkan, ada empat keluarga yang terdampak, termasuk keluarga Maryudi.

    “Kami siapkan untuk empat keluarga yang terdampak, santunan berupa materi dan sembako,”

    “Termasuk, keluarga Maryudi, yang kami akan temui di tempat kerabat,” jelasnya, dikutip dari TribunJatim.com.

    Sementara itu, Polda Jawa Timur juga menyiapkan trauma healing untuk para korban ledakan.

    “Keluarga dan lingkungan akan kami beri trauma healing oleh tim Psikolog Polda Jatim dan Psikiatri,” ujar Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Muhammad Khusnan, dikutip dari Kompas.com.

    Kapolres Sebut Maryudi Hobi Reparasi Elektronik

    Diwartakan sebelumnya, Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarno mengungkapkan fakta baru.

    Tim Laboratorium Forensik (Labfor) pun menemukan sejumlah perangkat elektronik di pusat ledakan yang berada di Desa Sumolawang, kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto ini.

    Perangkat elektronik tersebut termasuk empat buah kapasitor yang ditemukan dalam kondisi rusak.

    Selain itu, ditemukan juga beberapa klorat daya ledak rendah yang berasal dari kembang api yang sensitif terhadap panas, gesekan, maupun benturan.

    Sementara itu, AKBP Ihram menuturkan bahwa Aipda Maryudi merupakan anggota polisi yang hobi reparasi elektronik.

    “Yang bersangkutan hobi perangkat-perangkat elektronik, juga reparasi alat elektronik baik itu tv maupun tape dan tidak memungut biaya terhadap jasanya tersebut kepada para tetangga,” ucap Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Selasa (14/1/2025).

    Mengutip TribunJatim.com, Tim Labfor juga lakukan pemeriksaan sampel dari kusen pintu rumah untuk menari penyebab ledakan.

    “Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan, alat bukti dari lokasi kejadian masih dalam pemeriksaan Labfor Polda Jatim,” jelasnya.

    AKBP Ihram juga menyebut bahwa Tim Laboratorium Forensik (Labfor) dan INAFIS Polda Jatim telah melakukan olah TKP.

    Penyebab ledakan di rumah milik Aipda Maryudi juga tengah diselidiki.

    Ia menuturkan, saat olah TKP, sejumlah barang diamankan.

    “Barang bukti yang ditemukan di TKP, lima unit handphone dan satu lembar STNK, serpihan kertas, tiga buah selongsong kembang api sreng dor, satu mesin cuci dalam kondisi rusak parah akibat ledakan,” ucap AKBP Ihram Kustarto, dikutip dari TribunJatim.com.

    Proses investigasi, ujarnya, juga melibatkan alat berat untuk mempermudah pekerjaan.

    Selain itu, sejumlah alat bukti lain yang mengarah ke penyebab ledakan juga ditemukan.

    “Ditemukan alat bukti lain yang mengarah ke penyebab ledakan, olah TKP dilakukan hingga pukul 03.00 WIB,” jelasnya.

    Ihram menuturkan, dua buah tabung elpiji turut diamankan.

    “Alat bukti kita temuin di TKP adalah empat buah kapasitor dalam kondisi rusak, dua tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang ditemukan sekitar pukul 01.00 WIB dini hari,”

    “Pasca ledakan ditemukan tiga tabung elpiji di luar rumah,” bebernya.

    Diketahui, ledakan di rumah Aipda Maryudi terjadi pada Senin (13/1/2024) sekira pukul 09.00 WIB.

    Rumah Maryudi sendiri berada di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Mojokerto, Jawa Timur.

    Dari ledakan ini, dua orang tewas akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Bhayangkari Bantu Keluarga Korban Terdampak Ledakan Dashyat di Mojokerto

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Mohammad Romadoni)

  • Bentrokan Pemuda Pancaila dan GRIB di Blora Berakhir Damai, Bupati Minta Maaf – Halaman all

    Bentrokan Pemuda Pancaila dan GRIB di Blora Berakhir Damai, Bupati Minta Maaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi bentrokan antara ormas Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) di Blora, Jawa Tengah.

    Bentrokan terjadi di dua lokasi, yakni Perempatan Karangjati dan Kecamatan Kunduran, Selasa (14/1/2025).

    12 orang pun luka-luka akibat bentrokan ini.

    Bupati Blora, Arief Rohman pun turun tangan dengan memanggil Ketua PP Blora, Munaji dan Ketua GRIB Jaya Blora, Sugiyanto.

    Keduanya akhirnya menandatangani pernyataan damai yang disaksikan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Rabu (15/1/2024),

    “Pada kesempatan ini kita menyaksikan berdua dari PP dan GRIB untuk membuat surat pernyataan yang akan ditandatangani berdua untuk perdamaian Blora, disaksikan Forkopimda,” ungkap Arief, dikutip dari Kompas.com.

    Sementara itu, Munaji atau biasa disapa Mbah Mun menegaskan pihaknya siap untuk berdamai dengan GRIB Jaya Blora.

    “Salam Pancasila, saya Mbah Mun selaku ketua Pemuda Pancasila Blora untuk kejadian kemarin itu kita jadikan kejadian yang pertama dan terakhir. Yang penting mulai detik ini setelah kesepakatan kita buat antara saya selaku ketua PP Blora dan ketua GRIB,” ujarnya.

    Ia pun berkomitmen untuk menciptakan situasi yang kondusif di wilayahnya.

    Sementara itu, Sugiyanto menyambut baik kesepakatan damai ini.

    “Saya menyambut baik, iktikad baik Mbah Mun,”

    “Saya terima kita bekerja sama yang baik. Kita lupakan kejadian yang kemarin. Kita ciptakan Blora ini sejuk, indah, dan damai. Saya tidak banyak kata, cukup itu saja, terima kasih,” jelasnya.

    Arief Rohman selaku Bupati Blora pun menyesalkan kejadian bentrokan kedua ormas ini.

    “Tentunya kita prihatin dan menyesalkan kejadian kemarin, kita ingin Blora ini aman dan kondusif,” ujarnya, Rabu (15/1/2025).

    Mengutip TribunJateng.com, Arief Rohman pun meminta maaf atas kejadian bentrokan ini.

    “Tentunya saya mohon maaf, atas kejadian kemarin, yang mana Blora ini terkenal aman dan kondusif,” jelasnya.

    Sebelumnya, pihak Polres Blora telah meringkus belasan terduga pelaku yang terlibat bentrokan.

    Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto menuturkan, ada 19 orang yang diamankan.

    “Sampai saat ini ada 19 terduga pelaku yang kami amankan, dan saat ini masih dalam pemeriksaan,” katanya, saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1/2025).

    Ia menuturkan, sejumlah benda digunakan dalambentrokan ini.

    “Kalau yang bawa sajam, kami belum mendapatkan informasi,”

    “Tetapi ada yang menggunakan kayu, batu, yang digunakan untuk sebagai alat bentrok,” terangnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sesalkan Bentrokan Ormas PP dan GRIB Jaya, Bupati Blora Arief Rohman Minta Maaf

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, M Iqbal Shukri)(Kompas.com, Aria Rusta Yuli Pradana)

  • Kapolresta Yogyakarta Sebut Darso Sempat Terlibat 2 Peristiwa Kecelakaan – Halaman all

    Kapolresta Yogyakarta Sebut Darso Sempat Terlibat 2 Peristiwa Kecelakaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polresta Yogyakarta membeberkan adanya dua peristiwa kecelakaan yang saling terkait dalam kasus tabrakan kendaraan yang dibawa Darso (43) bersama teman-temannya.

    Darso merupakan warga Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, yang tewas diduga setelah dianiaya anggota Satlantas Polresta Yogyakarta.

    Berdasarkan penjelasan Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, awalnya Darso menabrak Tutik Wiyanti di Jalan Mas Suharto, Danurejan, Kota Yogyakarta, pada 12 Juli 2024.

    Darso dan rekan-rekannya lalu mengantarkan korban ke Rumah Sakit (RS) Bathesda Lempuyangwangi.

    Pihak keluarga korban pun memotret Kartu Tanda Penduduk (KTP) Darso untuk keperluan pertanggungjawaban kecelakaan tersebut.

    Saat korban ditangani oleh tim medis, Darso dan kawan-kawannya justru meninggalkan rumah sakit tanpa pamit.

    Lantas, suami korban yang bernama Gery berinisiatif melakukan pengejaran mobil Darso yang diduga hendak mengarah ke Semarang.

    Ketika mereka sampai di Jalan Ir Dokter Yohanes, jalur Gery terhalang oleh mobil yang ditumpangi Darso bersama rombongan.

    Akibatnya, Gery terjatuh dari sepeda motor dan mengalami luka pada beberapa bagian tubuhnya.

    “Iya, ada dua kecelakaan di hari yang sama. Setelah (kabur) nabrak Pak Gery,” ucap Aditya kepada awak media, Rabu (15/1/2025), dilansir Tribun Jogja.

    Kini proses pengusutan peristiwa kecelakaan yang melibatkan Darso bersama dua rekannya masih berlangsung. Dua teman Darso yang diperiksa, yaitu Toni dan Ferry.

    Janji Kapolresta Yogyakarta

    Kombes Pol Aditya Surya Dharma juga memberikan pernyataan terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan enam anggota Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta kepada Darso.

    Aditya mengatakan, dirinya menghormati proses penyelidikan yang saat ini sedang berlangsung di Mapolda Jawa Tengah.

    Ia juga menyerahkan seluruh proses pemeriksaan oleh Propam Polda DIY jika terdapat pelanggaran kode etik yang dilakukan enam anggotanya.

    “Pada prinsipnya kalau memang anggota kami ada dugaan ke situ (penganiayaan). Ada bukti-buktinya pasti kami tindak tegas,” jelas Aditya di sela-sela kegiatannya, Rabu.

    Ia berujar, proses pemeriksaan yang dilakukan Bidpropam Polda DIY masih berlangsung.

    Meski begitu, anggota Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta itu masih aktif bertugas seperti biasa.

    “Masih dalam proses pemeriksaan Bidpropam DIY, saat ini masih (aktif),” jelasnya.

    13 Saksi Sudah Diperiksa

    Diberitakan sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah, Kombes Dwi Subagio mengatakan, sebanyak 13 saksi telah diperiksa terkait kematian Darso (43).

    Pemeriksaan ini mengenai laporan yang dibuat keluarga Darso ke Polda Jateng, Jumat (10/1/2025).

    Darso merupakan warga Mijen, Kota Semarang, yang tewas diduga setelah dianiaya anggota Satlantas Polresta Yogyakarta.

    “Kami telah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 13 orang, terdiri dari keluarga Darso, masyarakat sekitar, dan rumah sakit (RS Permata Medika),” jelas Dwi selepas ekshumasi jenazah Darso di TPU Sekrakal, Gilisari, Purwosari, Mijen, Kota Semarang, dilansir Tribun Banyumas, Senin (13/1/2025).

    Ia menyebut, kasus ini masih dalam proses penyelidikan sehingga belum bisa menyimpulkan adanya unsur pidana.

    “Proses ekshumasi ini untuk mendukung bisa menentukan ada pidana atau tidak,” ungkapnya.

    Ia juga menyebut, Polda Jateng belum melakukan koordinasi untuk melakukan pemanggilan terhadap terlapor, yakni IS, anggota Satlantas Polresta Yogyakarta.

    Dwi berujar, pihaknya akan memastikan terlebih dahulu unsur pidana dalam kasus ini sebelum melakukan pemanggilan.

    “Kami belum koordinasi dengan Polda DIY, kami tentukan dulu ini ada proses pidana atau tidak,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Kapolresta Yogyakarta Sebut Ada Dua Peristiwa Kecelakaan Libatkan Darso dan Temannya.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Miftahul Huda)(TribunBanyumas.com/Iwan Arifianto)

  • Cekcok usai Berhubungan Intim, Anggota TNI AL di Sorong Gelap Mata Tikam Kesya hingga Tewas – Halaman all

    Cekcok usai Berhubungan Intim, Anggota TNI AL di Sorong Gelap Mata Tikam Kesya hingga Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah kabar terbaru soal kasus pembunuhan terhadap wanita bernama Kesya Irene Yoa Lestaluhu (20) yang jasadnya ditemukan di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

    Pelakunya sendiri merupakan anggota TNI AL berinisial ASWP berpangkat kelasi (KLS).

    Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) Polisi Militer Angkatan Laut (PM-AL) Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM) Anton Sugiharto menceritakan detik-detik pelaku menusuk korban hingga tewas.

    Kejadian bermula ketika korban dijemput oleh seorang saksi berinisial S dan beberapa temannya, Minggu (13/1/2025) sekira pukul 01.00 WIT.

    Korban dan S lantas menuju ke sebuah tempat hiburan malam di Kota Sorong.

    “Antara korban dan pelaku beda rombongan, sehingga sejak awal tidak ada hubungan apa-apa. Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu,” kata Mayor (PM) Anton Sugiharto, dikutip dari TribunSorong.com.

    Lalu, pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar dari tempat hiburan malam menggunakan sebuah mobil.

    Sementara rombongan lainnya menggunakan kendaraan masing-masing.

    “Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar menggunakan mobil jenis Innova hitam,”

    “Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing,” ucap Anton.

    Kedua rombongan ini sempat berkumpul untuk menenggak minuman keras.

    Setelah itu, pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel untuk menginap.

    “Setelah itu, pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check in namun gagal sehingga menuju ke Saoka,” kata Anton.

    Dalam perjalanannya, mereka juga sempat berhubungan intim.

    “Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim.” lanjut Anton.

    Namun, tiba-tiba terjadi cekcok antara keduanya hingga pelaku gelap mata dan menikam korban sebanyak 32 kali menggunakan sangkur.

    Anton menambahkan, pihaknya saat ini tengah mencari barang bukti sangkur yang digunakan oleh pelaku.

    “Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban),” ujar Anton.

    Ia membeberkan, sejumlah saksi termasuk orang yang menjemput korban.

    “Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT,” katanya.

    Dihukum Berat

    Sebelumnya, Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan memberikan instruksi ke PM-AL Lantamal XIV/Sorong untuk menindak dengan tegas pelaku yang berinisial ASWP ini.

    “Kami pastikan beri sanksi seberat-beratnya. Saya sudah meminta kasus ini secepatnya naik ke Pengadilan Militer,” ujarnya, dikutip dari TribunSorong.com.

    Ia juga menyayangkan kasus ini bisa terjadi, terlebih pelaku berdinas di Koarmada III

    “Saya sangat sayangkan (kasus pembunuhan),”

    “Saya minta tegakkan aturan di kasus ini,” ujar Hersan saat menghadiri acara di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (14/1/2025).

    Hersan mengatakan, ia secara tegas telah memberikan arahan kepada prajurit TNI AL untuk tidak melanggar.

    Apabila melanggar, otomatis akan dihukum.

    “Saya sudah sampaikan anggota tidak dibenarkan bawa pistol dan sangkur di luar penugasan resmi,” ucap Hersan.

    Diketahui  jasad korban ditemukan tanpa busana di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Minggu (12/1/2025).

    Di tubuh korban, ditemukan banyak bekas luka tusukan.

    Ternyata, korban dibunuh oleh anggota TNI AL berinisial ASWP berpangkat KLS.

    “Kami mengembangkan lewat data dan informasi dari Polresta Sorong Kota, maka dapatlah oknum A,” ujar Komandan PM-AL Lantamal XIV/Sorong, Letkol (CPM) Dian Sumpena.

    Mengutip TribunSorong.com, pelaku juga sudah ditangkap.

    Pelaku sendiri membunuh korban memakai sangkur.

    “Hasil sementara pelaku (membunuh korban) pakai sangkur,” katanya.

    Terkait motif, pihaknya saat ini tengah melakukan pendalaman.

    “Kami masih mencari dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga semua bukti rampung,” katanya.

    Dian menambahkan, pelaku mengakui mengeksekusi korban seorang diri.

    Pelaku juga beraksi dalam pengaruh minuman keras.

    “Dia melakukan sendiri karena pengaruh minuman keras (miras),” ujarnya, Selasa (14/1/2025).

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSorong.com, Safwan)

  • Sosok S Rekan Oknum TNI AL yang Ditolak Kesya, Penjemput Korban Lolos dari Insiden Tragis – Halaman all

    Sosok S Rekan Oknum TNI AL yang Ditolak Kesya, Penjemput Korban Lolos dari Insiden Tragis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di balik pembunuhan seorang wanita oleh oknum TNI AL berinisial ASWP di Sorong, tersimpan cerita sosok S.

    Sosok S menjadi saksi kejadian yang menceritakan kronologi peristiwa yang menewaskan perempuan bernama Kesya Irene Yola Lestaluhu (20), di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (13/1/2025) dini hari.

    Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM) Anton Sugiharto, pada  Rabu (15/1/2025), dikutip dari TribunSorong.com.

    Saksi S mengaku menjemput korban bersama beberapa temannya pada pukul 01.00 WIT. 

    Mereka kemudian menuju tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong.

    Saat itu, pelaku dan korban baru berkenalan di tempat hiburan malam dan tidak memiliki hubungan apapun.

    Pelaku sebelumnya sudah ada di THM sekitar pukul 23.00 WIT.

    “Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu,” kata Mayor (PM) Anton Sugiharto kepada awak media.

    Pada pukul 03.00 WIT, teman pelaku hendak pulang, sehingga korban juga ingin ikut mengantar.

    Korban kemudian kembali ke THM lalu menemui saksi S dan beberapa teman-temannya di dalam.

    Setelah pulang dari THM, pelaku dan korban keluar bersama menggunakan mobil, berpisah dengan rombongan lain.

    “Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar menggunakan mobil jenis Innova hitam. Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing,” ucap Anton.

    Kedua rombongan sempat berkumpul di Tembok Berlin area reklamasi, lalu menenggak minuman keras (keras).

    Setelah itu, saksi S mengajak  korban pulang.

    Namun, ajakan saksi S ditolak oleh korban karena dirinya hendak diantar oleh pelaku.

    Baru setelah itu, pelaku dan korban mencoba check in ke hotel tapi gagal, lalu menuju Pantai Saoka hingga akhirnya terjadilah pembunuhan tersebut.

    Dalam kasus ini, kata Anton, pihaknya sudah memeriksa empat orang, termasuk teman yang menjemput Kesya, yakni berinisial S.

    “Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT,” katanya.

    Insiden Pembunuhan

    Awalnya, pelaku dan korban mencoba untuk check-in di sebuah hotel, tapi gagal.

    “Pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check-in, namun gagal sehingga menuju ke Saoka,” kata Anton.

    Setelah itu, dalam kondisi dipengaruhi alkohol, keduanya disebutkan sempat berhubungan badan ketika dalam perjalanan menuju Pantai Saoka.

    “Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim,” ungkap Anton.

    Pada momen itulah, terjadi peristiwa pembunuhan tersebut.

    Karena pelaku gelap mata setelah terjadi cekcok karena merasa belum puas berhubungan intim dengan korban.

    Pelaku kemudian mengambil sangkur lalu menikam korban berkali-kali di bagian dada serta punggung.

    Total, ada 32 tusukan (sebelumnya diberitakan 27 tusukan).

    “Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban, red),” ujar Anton.

    Untuk barang bukti yang lain, Anton mengatakan, pihaknya telah mengamankan pakaian korban, sarung sangkur, mobil, hingga rekaman CCTV di tempat hiburan malam (THM).

    Naik ke Peradilan Militer

    Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan menginstruksikan PM-AL Lantamal XIV/Sorong, agar menindak oknum anggota yang membunuh Kesya itu.

    “Saya sangat sayangkan (kasus pembunuhan, red). Saya minta tegakkan aturan di kasus ini,” ujar Hersan saat menghadiri acara di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (14/1/2025), dikutip dari TribunSorong.com.

    Hersan menegaskan, selama ini pimpinan telah memberikan arahan secara tegas kepada para prajurit TNI AL.

    Jika tidak dihiraukan serta ada yang melanggar, otomatis akan dihukum berat.

    “Saya sudah sampaikan anggota tidak dibenarkan bawa pistol dan sangkur di luar penugasan resmi,” ucap Hersan.

    “Kami pastikan beri sanksi seberat-beratnya. Saya sudah meminta kasus ini secepatnya naik ke Pengadilan Militer.”

    Pangkoarmada III menyatakan, proses hukum terhadap kasus ini masih terus berjalan oleh pihak kepolisian bersama TNI AL.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSorong.com dengan judul Terungkap Kronologi dan Motif Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya Lestaluhu di Pantai Saoka Sorong

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Rifqah) (TribunSorong.com/Safwan) 

  • Korban Ledakan di Mojokerto Dapat Bantuan, Ada 4 Keluarga Dapatkan Sembako dan Materi – Halaman all

    Kapolres Mojokerto Sebut Polisi Pemilik Rumah yang Meledak Hobi Reparasi Barang Elektronik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta baru soal ledakan di rumah anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu, Mojokerto, Jawa Timur, Aipda Maryudi diungkap Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto.

    Diketahui, rumah milik Aipda Maryudi meledak pada Senin (13/1/2025) pagi.

    Tim Laboratorium Forensik (Labfor) pun menemukan sejumlah perangkat elektronik di pusat ledakan yang berada di Desa Sumolawang, kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto ini.

    Perangkat elektronik tersebut termasuk empat buah kapasitor yang ditemukan dalam kondisi rusak.

    Selain itu, ditemukan juga beberapa klorat daya ledak rendah yang berasal dari kembang api yang sensitif terhadap panas, gesekan, maupun benturan.

    Sementara itu, AKBP Ihram menuturkan bahwa Aipda Maryudi merupakan anggota polisi yang hobi reparasi elektronik.

    “Yang bersangkutan hobi perangkat-perangkat elektronik, juga reparasi alat elektronik baik itu tv maupun tape dan tidak memungut biaya terhadap jasanya tersebut kepada para tetangga,” ucap Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Selasa (14/1/2025).

    Mengutip TribunJatim.com, Tim Labfor juga lakukan pemeriksaan sampel dari kusen pintu rumah untuk menari penyebab ledakan.

    “Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan, alat bukti dari lokasi kejadian masih dalam pemeriksaan Labfor Polda Jatim,” jelasnya.

    Diwartakan sebelumnya, KBP Ihram Kustarno menuturkan, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) dan INAFIS Polda Jatim telah melakukan olah TKP.

    Penyebab ledakan di rumah milik Aipda Maryudi juga tengah diselidiki.

    Ia menuturkan, saat olah TKP, sejumlah barang diamankan.

    “Barang bukti yang ditemukan di TKP, lima unit handphone dan satu lembar STNK, serpihan kertas, tiga buah selongsong kembang api sreng dor, satu mesin cuci dalam kondisi rusak parah akibat ledakan,” ucap AKBP Ihram Kustarto, dikutip dari TribunJatim.com.

    Proses investigasi, ujarnya, juga melibatkan alat berat untuk mempermudah pekerjaan.

    Selain itu, sejumlah alat bukti lain yang mengarah ke penyebab ledakan juga ditemukan.

    “Ditemukan alat bukti lain yang mengarah ke penyebab ledakan, olah TKP dilakukan hingga pukul 03.00 WIB,” jelasnya.

    Ihram menuturkan, dua buah tabung elpiji turut diamankan.

    “Alat bukti kita temuin di TKP adalah empat buah kapasitor dalam kondisi rusak, dua tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang ditemukan sekitar pukul 01.00 WIB dini hari,”

    “Pasca ledakan ditemukan  tiga tabung elpiji di luar rumah,” bebernya.

    Diketahui, ledakan di rumah Aipda Maryudi terjadi pada Senin (13/1/2024) sekira pukul 09.00 WIB.

    Rumah Maryudi sendiri berada di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Mojokerto, Jawa Timur.

    Dari ledakan ini, dua orang tewas akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok Polisi Bhabinkamtibmas yang Rumahnya Meledak di Mojokerto, Singgung Soal Reparasi Elektronik

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Mohammad Romadoni)

  • Motif Anggota TNI AL Bunuh Wanita di Sorong, Korban Alami 32 Tusukan – Halaman all

    Motif Anggota TNI AL Bunuh Wanita di Sorong, Korban Alami 32 Tusukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah update kasus pembunuhan wanita tanpa busana yang jasadnya ditemukan di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2025).

    Korban diketahui bernama Kesya Irena Yola Lestaluhu (20), warga Jalan Danau Tigi, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong.

    Berdasarkan keterangan Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM), Anton Sugiharto, pelaku pembunuhan adalah anggota TNI Angkatan Laut (AL) berinisial ASWP berpangkat kelasi (KLS).

    Awalnya, korban dijemput di rumah oleh saksi S bersama beberapa temannya pada Minggu (13/1/2025) pukul 01.00 WIT.

    Rombongan lantas menuju ke sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong.

    “Antara korban dan pelaku beda rombongan, sehingga sejak awal tidak ada hubungan apa-apa.” 

    “Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu,” kata Anton Sugiharto kepada awak media, Rabu (15/1/2025), dilansir Tribun Sorong.

    Pada pukul 03.00 WIT, teman pelaku hendak pulang sehingga korban juga ingin ikut mengantar.

    Korban lalu kembali ke THM, menemui saksi dan beberapa temannya di dalam.

    “Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar menggunakan mobil jenis Innova hitam. Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing,” terang Anton.

    Kedua rombongan ini sempat berkumpul di Tembok Berlin area reklamasi dan selanjutnya mengonsumsi minuman keras (miras).

    Saksi S kemudian mengajak korban pulang, tetapi menolak karena akan diantar oleh pelaku.

    “Setelah itu, pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check in namun gagal sehingga menuju ke Saoka.”

    “Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim,” ujarnya.

    Saat itulah terjadi peristiwa pembunuhan karena pelaku gelap mata seusai terjadi cekcok karena merasa belum puas. 

    Pelaku mengambil sangkur, lalu menikam korban berkali-kali pada bagian dada serta korban sebanyak 32 tusukan.

    “Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban, red),” ujar Anton.

    Ia menyebut, pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti berupa pakaian korban, sarung sangkur, mobil, sampai rekaman CCTV di THM.

    Sementara itu, saksi yang sudah diperiksa berjumlah empat orang, termasuk teman yang menjemput korban, yakni S.

    “Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT,” terangnya.

    Tangis Pelaku

    Saat dihadirkan di Markas Polisi Militer (PM) AL, Lantamal XIV/Sorong, Kota Sorong, pelaku telah mengenakan baju tahanan berwarna oranye, tangan terborgol serta mengenakan sebo hitam.

    Kelasi ASWP yang berdinas di Koarmada III dibawa ke ruang VVIP Markas PM sekitar pukul 10.41 WIT, dikawal dua anggota.

    Saat ditanya oleh seorang perwira TNI AL, pelaku tampak berkaca-kaca kemudian meneteskan air mata.

    Setelah sekitar lima menit dihadapkan ke media, Kelasi ASWP pun digiring kembali ke ruang tahanan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSorong.com dengan judul: Terungkap Kronologi dan Motif Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya Lestaluhu di Pantai Saoka Sorong.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSorong.com/Safwan)

  • Disdik Medan Pastikan Polemik Siswa Dihukum Duduk di Lantai Sudah Selesai: Hanya Miskomunikasi – Halaman all

    Disdik Medan Pastikan Polemik Siswa Dihukum Duduk di Lantai Sudah Selesai: Hanya Miskomunikasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Medan – Dinas Pendidikan Kota Medan memastikan bahwa polemik mengenai siswa yang dipaksa duduk di lantai telah diselesaikan.

    Kepala Bidang Pembinaan SD, Bambang Sudewo, menyatakan bahwa wali kelas yang terlibat kini sedang dalam proses pembinaan.

    Masalah ini berawal dari keluhan orang tua siswa yang mengungkapkan bahwa anak-anak mereka dipaksa duduk di lantai karena belum membayar uang SPP.

    Menanggapi hal ini, Bambang Sudewo menyesalkan sikap orang tua yang tidak membayarkan uang beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) yang seharusnya digunakan untuk kepentingan sekolah anak.

    “Bantuan PIP dari pemerintah pusat itu untuk kepentingan anak-anak di sekolah, bukan untuk kebutuhan orang tua,” tegas Bambang dalam konferensi pers pada Selasa, 14 Januari 2025.

    Bambang menjelaskan bahwa bantuan PIP untuk kelas 4-6 telah dicairkan sejak April 2024, sementara untuk kelas 1-3 pada Desember 2024.

    Ia berharap orang tua dapat menyadari bahwa dana tersebut seharusnya digunakan untuk biaya pendidikan anak.

    “Setiap anak mendapatkan Rp 450 ribu. Seharusnya dana ini digunakan untuk membayar uang sekolah anak,” tambahnya.

    Klarifikasi dan Penyelesaian Masalah

    Bambang mengaku telah memenuhi panggilan dari Ombudsman.

    Dalam pertemuan tersebut, disimpulkan bahwa terdapat miskomunikasi antara wali murid dan wali kelas.

    “Intinya ini adalah miskomunikasi antara orang tua dengan pihak sekolah,” jelasnya.

    Ia juga mengungkapkan bahwa wali kelas telah membuat aturan sendiri tanpa memberitahukan pihak yayasan, yang menyebabkan kebingungan.

    “Permasalahan ini telah diselesaikan oleh kedua belah pihak. Mudah-mudahan ke depan tidak ada lagi efek lainnya terkait viral siswa tersebut,” ujar Bambang.

    Sebagai langkah selanjutnya, Dinas Pendidikan akan fokus pada pembinaan psikis anak dan pihak yayasan.

    Bambang meminta agar seluruh sekolah tidak membebankan siswa terhadap masalah yang seharusnya diselesaikan oleh orang tua.

    “Anak harus kita ke depankan. Jangan sampai terjadi lagi hal seperti itu,” tegasnya.

    Bambang juga berharap agar semua guru dan pihak sekolah membuat aturan yang disepakati bersama dan disosialisasikan dengan baik.

    Bambang memastikan bahwa siswa yang terlibat dalam insiden tersebut akan mendapatkan jaminan kenyamanan di sekolah.

    “Kami jamin tidak ada perlakuan yang tidak baik untuk anak itu. Jika anak tersebut masih ingin bersekolah di tempat itu, kami akan memberikan jaminan kenyamanan,” jelasnya.

    (Tribun-Medan.com/Anisa Rahmadani)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).