Category: Tribunnews.com Regional

  • Kronologi Ketua Komnas HAM Papua dan Kapolda Papua Barat Ditembaki KKB saat Cari Iptu Tomi Marbun – Halaman all

    Kronologi Ketua Komnas HAM Papua dan Kapolda Papua Barat Ditembaki KKB saat Cari Iptu Tomi Marbun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey dan Kapolda Papua Barat, Irjen Johnny Edison Isir diduga ditembaki oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Minggu (27/4/2025).

    Dikutip dari Tribun Papua, insiden tersebut terjadi ketika rombongan Frits dan Johnny sedang berada di Kali Meyah, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni.

    Adapun rombongan tersebut dalam rangka misi pencarian Kasatreskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun yang sudah hilang sejak 18 Desember 2024.

    Iptu Tomi Marbun dinyatakan hilang ketika melakukan pengejaran terhadap KKB.

    Kronologi berawal ketika rombongan Kapolda Papua Barat hendak menuju Kali Meyah.

    Lalu, sekitar 30 meter dari lokasi peristirahatan, mereka hendak untuk membersihkan diri. Namun, mereka justru ditembaki dengan membabi buta yang diduga dilakukan oleh anggota KKB.

    Nasib yang sama dialami rombongan Frits Ramandey yang terdiri dari dirinya dan lima anggota Polres Teluk Bintuni yang hanya berjarak 40 meter dari rombongan Kapolda Papua Barat.

    Berdasarkan informasi, rombongan Frits ditembak dari arah seberang sungai yang berjarak 150 meter.

    Insiden tersebut membuat mereka berlindung di balik tenda dan pohon tumbang. Tak diam, polisi pun melakukan tembakan balasan hingga membuat KKB melarikan diri ke arah hutan.

    Beruntung, tidak ada korban meninggal dunia dalam insiden penyerangan tersebut.

    Kedua rombongan tersebut lantas dievakuasi dari lokasi ke kota dengan menggunakan helikopter.

    Adapun KKB diduga melakukan penembakan karena terusik dengan aktivitas personel yang melaksanakan rekonstruksi atas insiden misterius hilangnya Iptu Samuel Tomy Marbun.

    Kesaksian Ketua Komnas HAM Papua

    Frits pun menceritakan kronologi secara lebih detail terkait insiden penembakan yang dialami oleh rombongannya dengan rombongan Kapolda Papua Barat.

    Dia mengatakan insiden terjadi saat dirinya bangun tidur dan hendak melakukan ibadah pada Minggu sekira pukul 06.00 WIT.

    “Tadi pagi, karena ini hari Minggu, kami siap-siap untuk ibadah sehingga saya diminta untuk mimpin ibadah, sehingga jam 6.00 setelah saya bangun pagi, lalu saya turun ke sungai, ada empat anggota itu mengawal saya ke sungai untuk MCK (mandi cuci kakus),” tutur Frits dikutip dari program Kompas Petang yang ditayangkan di YouTube Kompas TV pada Senin (28/4/2025).

    Frits mengatakan setelah melakukan aktivitas MCK, dirinya dan rombongan langsung ditembaki.

    “Tepatnya jam 7.10, lalu dari seberang sungai, kami ditembak, kami ada lima orang, saya ditambah empat anggota kepolisian,” terang Frits.

    Frits mengaku mendengar tembakan sebanyak empat kali. Beruntung, rombongannya bisa melarikan diri.

    Sembari melarikan diri, dia mengatakan polisi yang bersama turut melakukan tembakan balasan.

    “Lalu anggota Brimob yang ada di situ langsung melakukan penembakan untuk melindungi kami sehingga kami bisa lari, saya terus menuju sampai di camp di mana kami tinggal,” ujarnya. 

    Frits menduga KKB mengetahui terkait operasi pencarian Iptu Tomi Marbun tersebut.

    Dia juga membenarkan bahwa rombongannya berhasil selamat setelah dievakuasi.

    “Sekali lagi Puji Tuhan di hari Minggu kami bisa selamat, dan sekali lagi ini adalah operasi kemanusiaan. Saya hadir di tim itu dalam rangka memastikan bahwa operasi pencarian ini tidak menyisir warga sipil,” katanya. 

    Namun, ia mengaku menyayangkan kejadian penembakan ini. 

    “Tapi kan kemudian kami ditembak, saya pikir ini sesuatu yang cukup kita sayangkan begitu,” katanya. 

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Papua dengan judul “Rombongan Ketua Komnas HAM Papua Diberondong Tembakan KKB”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Papua/Marselinus Labu Lela)

     

  • Sosok Kepsek yang Lecehkan 20 Murid SD di Sukoharjo, Dikenal Santun tapi Ternyata Cuma Modus – Halaman all

    Sosok Kepsek yang Lecehkan 20 Murid SD di Sukoharjo, Dikenal Santun tapi Ternyata Cuma Modus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang kepala sekolah (Kepsek) di Tanjunganom, Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) bernama Dendi Irwandi alias DI (36) dipecat karena melecehkan murid-muridnya.

    DI adalah kepsek lembaga pendidikan setingkat sekolah dasar Kuttab Al Faruq yang kini terjerat kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

    Sosok DI dikenal sebagai pribadi yang lemah lembut dan santun terhadap anak-anak.

    Namun, semua itu hanyalah topeng untuk menutupi niat jahat dari dalam diri DI.

    Menurut Pengurus Kuttab Al Faruq, M. Syafi’i Al Hafidz, DI selama ini tidak menunjukkan gelagat mencurigakan dalam kesehariannya di lingkungan sekolah.

    “Pelaku di sekolah bertugas sebagai kepala sekolah sejak lembaga ini berdiri pada tahun 2019, yang waktu itu masih berlokasi di Laweyan, Kota Solo,” kata Syafi’i saat ditemui, Senin (28/4/2025), dilansir TribunSolo.com.

    Syafi’i mengatakan bahwa selama bertugas, DI dikenal sebagai sosok yang ramah terhadap siswa-siswinya dan berperilaku santun.

    “Pelaku dikenal lembut terhadap anak-anak, sopan, dan tidak pernah ada laporan negatif sebelumnya. Bahkan, pelaku memiliki istri dan enam orang anak. Jadi kami sangat tidak menyangka sama sekali,” ungkapnya.

    Pihak Kuttab Al Faruq mengaku terpukul atas kasus ini dan mendukung sepenuhnya proses hukum terhadap pelaku agar para korban mendapatkan keadilan.

    Dipecat

    Pendamping hukum Kuttab Al Faruq, Endro Sudarsono, menjelaskan bahwa pemecatan terhadap DI dilakukan setelah pihak sekolah menerima laporan dari wali korban dan melakukan konfirmasi langsung kepada korban.

    “Pada tanggal 19 Februari 2025, kami mendapatkan laporan dari wali murid. Setelah kami konfirmasi kepada korban, ada pengakuan dari mereka. Saat itu juga, di malam hari, kami langsung melakukan pemecatan terhadap pelaku,” ujar Endro, Senin.

    Keesokan harinya, pihak sekolah menyampaikan informasi pemecatan tersebut kepada seluruh wali korban dan segera berkoordinasi dengan pihak berwenang.

    Modus

    Diketahui bahwa puluhan korban pelecehan seksual di lingkungan lembaga pendidikan formal berbasis islam ini merupakan anak laki-laki. 

    Kuasa hukum korban, Lanang Kujang Pananjung menyebutkan bahwa kasus pelecehan seksual ini diketahui sejak tiga tahun lalu. 

    Dikatakan Lanang bahwa awalnya hanya satu orang tua yang menemuinya dan menyampaikan pelecehan tersebut.

    Tetapi berkembang banyak dari mereka yang datang dan menyampaikan hal serupa. 

    “Dari data yang kami pegang ada sekitar 20-an anak yang menjadi korban,” ujar Lanang saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Jumat (25/4/2025).

    Lanang mengungkapkan bahwa peristiwanya sudah terjadi sejak tiga tahun silam. 

    Dimana, lokasi pelecehan itu tidak hanya terjadi di lingkup sekolah. Tetapi juga di luar sekolah.

    “Ada yang saat ekstrakurikuler renang di daerah Janti Klaten, salah satu anak itu saat ganti baju diseret masuk ke kamar mandi lalu pintunya dikunci dari dalam dan dilecehkan,” beber Lanang.

    Dari sekian banyak anak yang jadi korban itu, ada anak yang mendengar nama pelaku ini sudah ketakutan,” sambungnya.

    Ditangkap

    Sementara itu, DI kini telah ditangkap polisi pada awal April 2025 setelah menerima laporan terkait dugaan kasus pelecehan seksual tersebut.

    “Benar (penangkapan pelaku pelecehan seksual). Inisial DI  pelaku diduga dilakukan dengan maksud menyalurkan nafsu terhadap korban,” kata Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Zaenudin, saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Jumat.

    “Kami sudah mengamankan pelaku. Saat ini yang bersangkutan sudah ditahan di Polres Sukoharjo untuk proses penyidikan lebih lanjut,” lanjutnya.

    Atas perbuatan bejatnya, DI dijerat dengan Pasal 82 juncto Pasal 76E UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

    “Pelaku saat ini kami jerat dengan Pasal 82 jo Pasal 76E Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sosok DI, Pelaku Pelecehan Puluhan Siswa SD di Sukoharjo: Kepsek yang Dikenal Lembut Sopan Santun

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar)

  • Polisi Masih Lakukan Penyelidikan Terkait Kasus Dugaan Penjualan Bijih Nikel di Maluku Utara – Halaman all

    Polisi Masih Lakukan Penyelidikan Terkait Kasus Dugaan Penjualan Bijih Nikel di Maluku Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TERNATE – Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Maluku Utara masih melakukan penyelidikan kasus dugaan penjualan bahan mentah yang diduga mengandung bijih nikel atau nikel ore oleh perusahan pertambangan PT WKM.

    Dirreskrimum Polda Maluku Utara, Kombes Edy Wahyu Susilo, menyatakan kasus tersebut sudah mulai mendapat titik terang.

    “Sejumlah saksi terkait sudah kami mintai keterangan termasuk dari dua Dinas di Pemprov Maluku Utara,” kata Edy dalam keterangan persnya dikutip pada Senin (28/4/2025).

    Edy menjelaskan sejumlah saksi yang dimintai keterangan itu termasuk dari dua Dinas terkait yakni Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas Kehutanan (Dishut).

    Terkait dengan keterangan ahli dalam kasus ini, Edy mengakui hal itu masih didiskusikan secara internal.

    “Intinya dalam melakukan proses penyelidikan sebuah kasus tentu kita juga membutuhkan investigasi atau proses. Sehingga semuanya menjadi jelas dengan data yang konkrit,” jelasnya.

    Sementara Praktisi hukum Abdullah Ismail mengingatkan agar penyidik Ditreskrimum Polda Maluku Utara bersikap professional dalam penyelidikan kasus ini.

    “Kami juga meminta dengan tegas kepada Polda Maluku Utara dalam hal ini Ditreskrimum, agar menyelidiki kasus ini dengan serius tanpa pengecualian sama sekali,” ungkapnya. 

    Dikutip dari Tribun Ternate, Koordinator Katam Maluku Utara Muhlis Ibrahim mengatakan bijih nikel yang dijual itu diduga merupakan hasil sitaan pengadilan yang diserahkan kepada pemerintah daerah.

    Dimana, lanjut Muhlis, berdasarkan data milik Katam Maluku Utara, terdapat 90 ribu metrik ton ore nikel yang sudah dijual.

    Dalam hitungan Katam berdasarkan Laporan Hasil Verifikasi (LHV), Muhlis membeberkan tongkang pengangkut ore merugikan pemerintah daerah dari penjualan ore nikel itu, diperkirakan berkisar kurang lebih Rp30 miliar. (TribunTernate)

  • Nahas Anak 4 Tahun Terbakar di Tangerang, Ulah Buron Buat sang Ibu dan Warga Gagal Masuk Rumah – Halaman all

    Nahas Anak 4 Tahun Terbakar di Tangerang, Ulah Buron Buat sang Ibu dan Warga Gagal Masuk Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anak berusia empat tahun berinisial MA ditemukan tewas terbakar di sebuah rumah kontrakan yang terletak di Jalan Kampung Kresek, Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Jasad korban pertama kali ditemukan oleh sang ibu berinisial F alias J pada Minggu (27/4/2025) siang sekira pukul 14.15 WIB.

    Hal ini dibenarkan oleh Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho.

    “Peristiwa tersebut benar terjadi di sebuah rumah kontrakan di Desa Rawa Burung, Kosambi, Kabupaten Tangerang,” kata Zain Senin (28/4/2025).

    Kejadian bermula saat ibu korban berusaha mencari keberadaan anaknya di rumah kontrakan.

    Saat hendak masuk, pintu kontrakan ternyata terkunci.

    Warga sekitar turut berupaya untuk membuka pintu kontrakan, namun tidak berhasil.

    Tak berselang lama, seorang warga yang sedang membersihkan air menemukan kunci kontrakan tersebut.

    “Kunci yang ditemukan warga ternyata adalah kunci Kontrakan yang di huni oleh sdr HB (38),” ungkap Kapolres.

    Nahas, korban yang berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan dalam kondisi terbakar.

    “Saat ditemukan kondisi tubuh terbakar di dalam kamar kontrakan, diduga akibat tindak kekerasan terhadap korban oleh orang lain,” imbuh dia.

    Pihak kepolisian telah berhasil mengungkap identitas pelaku pembakaran bocah berinisial MA (4).

    Menurut keterangan Zain, pelaku berprofesi sebagai sekuriti di Bandara Soekarno-Hatta.

    “Terduga pelaku telah teridentifikasi adalah HB (38) bekerja sebagai karyawan swasta yakni sekuriti di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang,” kata Zain, dikutip dari TribunJakarta.com.

    Zain mengaku telah membentuk tim untuk memburu pelaku. Penyidik juga masih mengumpulkan bukti-bukti terkait kematian korban.

    “Identitasnya sudah kita kantongi, Masih terus kita cari. Informasi lebih lengkap akan kita sampaikan, mohon doanya agar pelaku segera kami amankan dan mintai keterangannya,” ujar dia.

    Korban kini telah dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk dilakukan autopsi.

    Hingga kini polisi masih memburu HB yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.

    “Saat ini kami masih terus melakukan pendalaman dan penyelidikan, termasuk melakukan otopsi terhadap korban. Hasilnya akan kami sampaikan lebih lanjut,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Polisi Kantongi Identitas Pembakar Bocah 4 Tahun di Kosambi, Pelaku Ternyata Sekuriti Bandara Soetta 

    (Tribunnews.com/Falza) (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

  • Sinergi Program MBG di Lampung, Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri Temui Gubernur Rahmat Mirzani – Halaman all

    Sinergi Program MBG di Lampung, Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri Temui Gubernur Rahmat Mirzani – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri (GIM), Heikal Safar, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Lampung, Minggu (27/4/2025). 

    Didampingi Ketua Umum Gerakan Dapur Indonesia (Garuda), Nofalia Heikal Safar, kunjungan ini merupakan bagian dari undangan kehormatan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, untuk membahas kolaborasi terkait program prioritas nasional, Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pertemuan yang berlangsung di Ruang Tunggu VVIP Bandara Internasional Radin Inten II Bandar Lampung tersebut menjadi forum penting untuk mempererat sinergi dalam mewujudkan program MBG yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto.

    Dalam sambutannya, Gubernur Rahmat menegaskan dukungannya terhadap pelaksanaan MBG, yang menurutnya sangat strategis untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia. 

    “Program ini bukan hanya janji kampanye, tetapi kebutuhan mendesak untuk masa depan bangsa. Anak-anak Indonesia harus mendapatkan hak mereka atas makanan bergizi agar dapat tumbuh optimal,” ujar Rahmat.

    Menanggapi hal itu, Nofalia Heikal Safar menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Pemerintah Provinsi Lampung. Ia menegaskan kesiapan Garuda untuk berkolaborasi dalam implementasi program MBG di daerah-daerah yang paling membutuhkan.

    “Kami sangat mengapresiasi komitmen Gubernur Lampung. Kehadiran kami di sini untuk memperkuat sinergi, sehingga program makan bergizi ini dapat segera dinikmati anak-anak di seluruh Lampung,” tutur Nofalia.

    Program Makan Bergizi Gratis merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo untuk menciptakan generasi emas Indonesia 2045. 

    Saat ini, masalah stunting masih membayangi sekitar 20 persen anak-anak di bawah usia lima tahun, dan program ini diharapkan menjadi solusi nyata untuk mengatasinya.

    “Dengan asupan gizi yang baik, kita bisa melahirkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif. Ini kunci untuk Indonesia yang lebih kuat di masa depan,” tambah Nofalia.

    Ia juga menekankan bahwa antusiasme masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga, menjadi pendorong utama keberhasilan program ini. 

    “Banyak para ibu yang berharap anak-anak mereka mendapat akses makanan bergizi. Dukungan dari masyarakat sangat luar biasa,” ujar Nofalia.

    Sebagai bentuk komitmen konkret, Yayasan Salman Peduli Berkarya yang dipimpin oleh Nofalia, akan segera mendirikan dapur makan bergizi gratis di berbagai titik di Lampung. 

    Upaya ini diharapkan mampu mempercepat penurunan angka stunting dan memperbaiki kualitas hidup anak-anak Indonesia.

    “Kami yakin, melalui kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi sosial, Indonesia akan memiliki masa depan yang lebih cerah,” pungkas Nofalia.

  • Nasib Guru SD di Sukoharjo yang Lecehkan 20 Muridnya: Dipecat Tidak Hormat – Halaman all

    Nasib Guru SD di Sukoharjo yang Lecehkan 20 Muridnya: Dipecat Tidak Hormat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – DI (37), Kepala Sekolah Dasar (SD) berbasis Islam di wilayah Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, melecehkan 20 muridnya.

    Setelah terbukti melakukan perbuatan tersebut, DI langsung dipecat.

    Pendamping hukum pihak sekolah, Endro Sudarsono mengatakan, pemecatan dilakukan setelah pihak sekolah menerima laporan dari wali korban dan melakukan konfirmasi langsung kepada korban.

    “Pada tanggal 19 Februari 2025, kami mendapatkan laporan dari wali murid. Setelah kami konfirmasi kepada korban, ada pengakuan dari mereka.” 

    “Saat itu juga, di malam hari, kami langsung melakukan pemecatan terhadap pelaku,” ujar Endro, dilansir Tribun Solo, Senin (28/4/2025).

    Endro menyebut, pada esok harinya, pihak sekolah menyampaikan informasi pemecatan tersebut kepada seluruh wali korban dan segera berkoordinasi dengan pihak berwenang.

    “Kami juga menyiapkan dokumen pendukung seperti rekaman CCTV, identitas, serta berkoordinasi dengan pihak RSJD Kentingan untuk mendapatkan keterangan psikologis resmi korban, sebagaimana yang disarankan oleh pihak kepolisian,” terangnya.

    Setelah laporan resmi dilakukan dan semua bukti dilengkapi, DI akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh pihak kepolisian di Sukoharjo.

    Gelagat Pelaku

    Pengurus sekolah, M. Syafi’i Al Hafidz menyatakan, selama ini DI tidak menunjukkan gelagat mencurigakan dalam kesehariannya di lingkungan sekolah.

    “Pelaku di sekolah bertugas sebagai kepala sekolah sejak lembaga ini berdiri pada tahun 2019, yang waktu itu masih berlokasi di Laweyan, Kota Solo,” ungkap Syafi’i.

    Syafi’i menjelaskan, selama bertugas, DI dikenal sebagai sosok yang ramah terhadap murid-muridnya dan berperilaku santun.

    “Pelaku dikenal lembut terhadap anak-anak, sopan, dan tidak pernah ada laporan negatif sebelumnya.” 

    “Bahkan, pelaku memiliki istri dan enam orang anak. Jadi kami sangat tidak menyangka sama sekali,” ucapnya.

    Diberitakan sebelumnya, sebanyak 20 anak di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual tersangka DI.

    Kuasa hukum korban, Lanang Kujang Pananjung mengatakan kasus pelecehan seksual oleh anak di bawah umur ini diketahui sejak tiga tahun lalu. 

    “Pelaku bernama Dendi Irwandi (36). Saat itu anak korban yang masih duduk di kelas 2 menceritakan, dilecehkan oleh DI, seorang pendidik atau guru yang ada di sekolah tersebut,” kata Lanang saat dikonfirmasi, Jumat (25/4/2025).

    Awalnya, hanya satu orang tua yang menemuinya dan menyampaikan kabar tersebut.

    Kemudian, makin banyak yang datang dan menyampaikan hal serupa. 

    “Dari data yang kami pegang ada sekitar 20-an anak yang menjadi korban,” terangnya. 

    Lebih lanjut, Lanang menjelaskan peristiwa itu sudah terjadi sejak tiga tahun silam. 

    Dimana lokasi pelecehan itu tidak hanya terjadi di lingkup sekolah. Tetapi juga di luar sekolah.

    “Ada yang saat ekstrakurikuler renang di daerah Janti Klaten, salah satu anak itu saat ganti baju diseret masuk ke kamar mandi lalu pintunya dikunci dari dalam dan dilecehkan.” 

    “Dari sekian banyak anak yang jadi korban itu, ada anak yang mendengar nama pelaku ini sudah ketakutan,” terang Lanang.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Oknum Kepala Sekolah di Sukoharjo Dipecat Tak Hormat, Terbukti Lakukan Pelecehan Puluhan Siswa SD.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar)

  • Polisi Jadi Otak Perampokan Minimarket di Pati, Gondol Uang Rp13 Juta, Terancam Dipecat – Halaman all

    Polisi Jadi Otak Perampokan Minimarket di Pati, Gondol Uang Rp13 Juta, Terancam Dipecat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota Polsek di Polres Pati bernama Rifki Sarandi (30) menjadi otak perampokan salah satu minimarket.

    Dikutip dari Tribun Jateng, aksinya tersebut dilakukan bersama warga sipil bernama Herlangga Nurcahyo (33).

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menuturkan aksi perampokan yang dilakukan Rifki dan Herlangga terjadi pada awal tahun lalu, tepatnya 27 Februari 2024 malam sekira pukul 22.30 WIB.

    Artanto menuturkan saat ini kedua pelaku sudah ditangkap.

    “Ada dua orang yang ditangkap dalam kasus tersebut. Satu anggota polisi, dia bintara jaga Polsek di Pati,” bebernya.

    Adapun kronologi perampokan adalah ketika Rifki mendatangi minimarket yang hendak tutup dengan membawa celurit.

    Lalu, Rifki bersama rekannya langsung menyekap karyawan yang tengah berada di gudang dan menghitung hasil penjualan harian.

    Kemudian, saat menyekap, Rifki memerintahkan korban untuk menyerahkan uang yang tersimpan di dalam brankas.

    Jika tidak mematuhi perintahnya, Rifki mengancam bakal membunuh korban.

    Korban pun terpaksa menyerahkan uang senilai Rp13 juta yang tersimpan di brankas ke Rifki dan rekannya.

    Setelah itu, kedua tersangka pun langsung kabur meninggalkan lokasi.

    Namun, selama setahun kasus perampokan tersebut ternyata tidak kunjung terungkap.

    Kasus Terungkap saat Herlangga Pulang ke Rumah

    Akhirnya, kasus ini berhasil terungkap ketika anggota Polresta Pati menangkap Herlangga yang hendak pergi ke rumah.

    Artanto menuturkan Herlangga pulang ke rumahnya di Kabupaten Pati pada bulan lalu.

    “Tersangka warga sipil sempat kabur ke luar Jawa. Dia pulang sebulan lalu, Polresta Pati lalu menangkapnya,” tuturnya.

    Rifki Terancam PTDH

    Sementara, Rifki kini telah ditahan di Polres Pati sembari menunggu sidang kode etik di Polda Jateng.

    Artanto mengungkapkan Rifki terancam dipecat atau Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH).

    “Pelaku ditahan di Polresta Pati.Namun sidang etik digelar di Polda Jateng, segera kami sidangkan. Hukuman maksimal PTDH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat),” jelasnya.

    Artikel telah tayang di Tribun Jateng dengan judul “Rifki Sarandi Polisi Bintara Jaga Dalangi Perampokan Minimarket di Pati”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jateng/Iwan Arifianto)

  • Polisi Tangkap Bintara Jaga Dalang Perampokan Minimarket di Pati, Sempat Kabur ke Luar Jawa – Halaman all

    Polisi Tangkap Bintara Jaga Dalang Perampokan Minimarket di Pati, Sempat Kabur ke Luar Jawa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Polisi menangkap dua tersangka kasus perampokan di salah satu minimarket di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kasus ini didalangi oleh seorang anggota Polsek di Polresta Pati.

    Oknum anggota yang dimaksud yakni bernama Rifki Sarandi (30) bintara jaga Polsek di Polresta Pati. Oknum ini melancarkan aksinya bersama warga sipil bernama Herlangga Nurcahyo (33). 

    Kedua tersangka ini merupakan warga Kecamatan Pati, Kabupaten Pati.

    “Ada dua orang yang ditangkap dalam kasus tersebut. Satu anggota polisi, dia bintara jaga Polsek di Pati,” beber Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto kepada Tribun, Senin (28/4/2025).

    Informasi yang dihimpun, perampokan ini terjadi pada Selasa 27 Februari 2024 pukul 22.30 WIB. Tersangka yang juga polisi bernama Rifki beraksi membawa celurit masuk ke sebuah minimarket yang sudah tutup tetapi pintunya belum dikunci.

    Karyawan ketika itu sedang di gudang belakang sedang menghitung hasil penjualan harian di depan brankas. Rifki bersama tersangka Herlangga langsung menyekap korban. 

    Rifki lantas meminta korban untuk menyerahkan uang di dalam brankas. Karyawan itu juga sempat diancam jika tak menyerahkan uang bakal dibunuh.

    Dengan kondisi terpojok, pegawai minimarket itu menyerahkan uang Rp 13 juta kepada kedua tersangka. Mereka lantas kabur meninggalkan lokasi.

    Setahun berselang, kasus ini tak kunjung terungkap. 

    Namun, Polresta Pati baru bisa mengungkap kasus ini manakala satu tersangka pulang ke rumah. “Tersangka warga sipil sempat kabur ke luar Jawa. Dia pulang sebulan lalu, Polresta Pati lalu menangkapnya,” sambung Kombes Pol Artanto.

    Dia menyebut, kasus ini masih dalam penyelidikan di Polresta Pati. Namun, kasus sidang etik ditangani Polda Jateng.

    “Pelaku ditahan di Polresta Pati,” kata Kombes Pol Artanto.

    “Hukuman maksimal Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH),” tambahnya.

     

     

  • Akibatkan 4 Santri Tewas, Penyebab Tembok Ambrol di Ponpes Gontor Magelang Diselidiki – Halaman all

    Akibatkan 4 Santri Tewas, Penyebab Tembok Ambrol di Ponpes Gontor Magelang Diselidiki – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi kini tengah menyelidiki penyebab ambrolnya tembok kolam penampungan air di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang mengakibatkan empat santri tewas.

    Insiden tragis ini terjadi pada Jumat (25/4/2025) sekira pukul 10.30 WIB.

    Kapolresta Magelang, Kombes Pol Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar, menyatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk mengurai kronologi kejadian.

    “Untuk potensi pidana, kita masih lakukan penyelidikan. Hari ini ada dua saksi (dari pihak pondok yang diperiksa),” katanya saat ditemui Tribunjogja.com di Mapolresta Magelang, Senin (28/4/2025).

    Herbin menegaskan, pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur di lingkungan pondok untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

    “Kita sudah komitmen dengan Pak Bupati dan Forkopimda untuk mengevaluasi pembangunan-pembangunan ini supaya tidak terjadi lagi ke depannya,” tegasnya.

    Dari insiden tersebut, sebanyak 29 santri menjadi korban, dengan rincian 25 santri mengalami luka-luka dan empat santri meninggal dunia.

    Saat ini, enam santri masih menjalani perawatan di rumah sakit.

    Lima santri dirawat di RSUD Merah Putih Magelang, sementara satu santri lainnya dirawat di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.

    Humas RSUD Merah Putih, Priyo Sulistyo, menjelaskan, kondisi lima santri yang masih dirawat beragam.

    Ada yang sedang menjalani operasi, ada yang masih dalam pemantauan, dan ada yang menjalani perawatan intensif. Namun secara umum kondisi mereka membaik.

    Priyo menambahkan, biaya perawatan bagi santri yang tidak memiliki BPJS atau BPJS-nya tidak aktif akan ditanggung oleh pemerintah daerah.

    “Sementara bagi yang memiliki BPJS aktif, pembiayaan akan menggunakan BPJS,” imbuhnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Sugeng Parwoto di Gunung Merbabu – Halaman all

    Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Sugeng Parwoto di Gunung Merbabu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, mengonfirmasi tidak terdapat tanda-tanda kekerasan pada tubuh Sugeng Parwoto (50), pendaki yang ditemukan meninggal setelah hilang di Gunung Merbabu.

    Sugeng, yang berasal dari Temanggung, diduga meninggal akibat luka dalam setelah tergelincir saat mendaki melalui jalur Timboa, Dukuh Margomulyo, Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

    Sugeng Parwoto dilaporkan hilang pada Jumat (18/4/2025), saat mendaki Gunung Merbabu.

    Setelah pencarian yang dilakukan oleh tujuh pendaki lainnya, jenazahnya baru ditemukan sepekan kemudian, Jumat (25/4/2025). 

    “Dari hasil autopsi tidak ada hal yang mencurigakan. Penyebab dari kematiannya karena benda tumpul,”  kata Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto.

    Ia menambahkan, Sugeng mengalami pendarahan di bagian dalam kepala, namun tidak ada pendarahan di bagian luar, yang mengindikasikan tidak ada kekerasan pada tubuh korban.

    Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), Sugeng diduga tergelincir ke jurang dan kepalanya terbentur batu.

    “Ini identik dengan luka tergelincir atau luka jatuh dari ketinggian,” imbuh Kapolres.

    Sugeng diperkirakan meninggal dunia pada hari Sabtu (19/4/2025), setelah tujuh pendaki lainnya tidak menemukan korban usai diterjang badai di lokasi flying camp di pos 5.

    Hasil pengamatan dari BMKG dan Lanud Adi Soemarmo menunjukkan adanya potensi awan cumulonimbus pada saat kejadian.

    Namun, pihak berwenang belum dapat memastikan apakah penyebab tergelincirnya korban disebabkan oleh badai atau faktor lain.

    Yang pasti tidak ada luka yang disebabkan dugaan kriminalitas. 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).