Category: Tribunnews.com Regional

  • Kronologi Gadis Hamil di Gowa Dibunuh Pacar, Diajak Jalan-jalan, lalu Ditusuk 79 Kali – Halaman all

    Kronologi Gadis Hamil di Gowa Dibunuh Pacar, Diajak Jalan-jalan, lalu Ditusuk 79 Kali – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkapkan kronologi pembunuhan seorang gadis di Gowa, Sulawesi Selatan, bernama Putri Indah Sari Nurcahyani (19).

    Korban ditemukan tewas dalam kondisi mengalami puluhan luka tusuk di areal persawahan Jalan Tani, Dusun Bontocinde, Desa Panakukang, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Selasa (21/1/2025) pagi.

    Mirisnya lagi, gadis berusia 19 tahun itu dibunuh dalam kondisi sedang mengandung.

    Adapun pelaku penusukan yang menewaskan Putri adalah pacarnya sendiri, Muh Jibril.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan kejadian bermula saat pelaku mengajak korban untuk keluar jalan-jalan.

    “Kalau kita lihat dari modusnya direncanakan karena dia datangi korban ajak ngobrol kemudian merencanakan mengajak korban menggunakan motor masing-masing menuju ke TKP alasan jalan-jalan,” ujar Reonald saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Rabu (22/1/2025), dilansir Tribun-Timur.com.

    Setibanya di tempat kejadian perkara, Jibril langsung menusuk korban secara membabi buta.

    “Pelaku menusuk korban 79 kali tusukan,” kata Reonald.

    Akibatnya, korban meninggal dunia bersama janin yang dikandungnya di tempat.

    Sementara itu, pelaku Jibril berhasil ditangkap polisi kurang dari 24 jam setelah penemuan jasad korban.

    Pelaku ditangkap polisi di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulsel pada Selasa malam dan langsung digelandang ke Mapolres Gowa guna menjalani pemeriksaan.

    Motif Pembunuhan Gadis Hamil di Gowa

    Jibril pelaku pembunuhan gadis hamil di Gowa dihadirkan dalam konferensi pers di Polres Gowa, Rabu (22/1/2025) (ist via Tribun-Timur.com)

    Reonald menjelaskan, motif Jibril tega menghabisi nyawa kekasihnya sendiri yang sedang hamil ialah lantaran sakit hati.

    Pelaku kesal karena korban meminta pertanggungjawabannya.

    “Alasan pelaku membunuh korban karena sakit hati. Di mana sehari sebelumnya keluarga bersama bos tempat korban bekerja mendatangi orang tua pelaku untuk meminta pertanggungjawaban karena korban hamil,” ungkap Reonald.

    Disebutkan, ibu pelaku terkejut saat mengetahui kabar kehamilan korban.

    Sebenarnya, ibu pelaku bersedia untuk mempertemukan putranya dengan korban guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Namun, sehari sebelum kejadian, pelaku mendatangi korban dan mengobrol di kos pelaku.

    Hasil Autopsi

    Setelah dievakuasi, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Makassar untuk dilakukan autopsi.

    Berdasarkan hasil autopsi, korban disebut sedang hamil dengan usia kandungan 4 sampai 5 bulan.

    “Kita sudah melakukan autopsi terhadap korban dan benar didapatkan janin berusia empat sampai lima bulan di dalam tubuh korban,” beber Reonald.

    Pada tubuh korban juga ditemukan 12 luka memar,satu luka lecet, enam luka iris, dan 79 luka tusuk (sebelumnya dikabarkan terdapat 98 luka tusuk).

    Atas perbuatannya, pelaku akan dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati, penjara seumur hidup, atau paling lama 20 tahun.

    “Pelaku disangkakan pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau 20 tahun penjara,” jelas Reonald.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kronologi Jibril Bunuh Kekasihnya Putri Indah Berusia 19 Tahun, Ada 79 Luka Tusukan di Tubuh Korban

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Timur.com/Sayyid Zulfadli Saleh Wahab)

  • Kronologi Ratusan Pesilat Serang Polsek Watulimo Trenggalek, 3 Polisi Terluka – Halaman all

    Kronologi Ratusan Pesilat Serang Polsek Watulimo Trenggalek, 3 Polisi Terluka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Trenggalek – Kerusuhan terjadi di Mapolsek Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Senin malam, 20 Januari 2025.

    Ratusan massa dari salah satu perguruan silat melakukan serangan anarkis, melempar batu dan benda keras lainnya, yang menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas Polsek.

    Kapolres Trenggalek, AKBP Indra Ranu Dikarta, menjelaskan bahwa insiden ini bermula dari bentrokan antara dua perguruan silat di Desa Tasikmadu.

    Setelah menerima laporan dari korban, pihak kepolisian melakukan penangkapan terhadap salah satu pelaku.

    Namun, tindakan ini tidak diterima oleh massa dari perguruan silat lainnya yang kemudian mendatangi Mapolsek untuk meminta pembebasan terduga pelaku.

    “Petugas telah menjelaskan SOP yang harus diikuti, tetapi massa tetap tidak bisa menerima dan melakukan tindakan anarkis,” ungkap Indra.

    Akibat kerusuhan tersebut, tiga anggota Polres Trenggalek mengalami luka-luka, di mana dua di antaranya adalah perwira, yaitu Kasatreskrim AKP Eko Widiantoro dan KBO Satintelkam.

    Ketiganya sempat mendapatkan perawatan medis tetapi kini sudah pulang dan dalam kondisi sehat.

    “AKP Eko sempat terluka di kepala akibat lemparan benda keras, namun saat ini sudah kembali beraktivitas seperti biasa,” tambah Indra.

    Tindakan Pasca-Kerusuhan

    Kerusakan yang terjadi di Mapolsek Watulimo telah diperbaiki dan pelayanan kepada masyarakat sudah berjalan normal kembali.

    Kapolres juga menjamin bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kecamatan Watulimo kini sudah kondusif.

    “Satreskrim Polres Trenggalek sedang mengidentifikasi pelaku perusakan dan meminta petunjuk dari Polda Jatim untuk penanganan lebih lanjut,” jelasnya.

    Sejumlah pejabat utama dari Polda Jatim juga terlihat mendatangi Mapolsek Watulimo untuk memastikan situasi terkendali.

    (TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tim K-9 Polda Jateng Temukan Jasad Bayi 5 Bulan di Bencana Longsor Pekalongan, Tertutup Selendang – Halaman all

    Tim K-9 Polda Jateng Temukan Jasad Bayi 5 Bulan di Bencana Longsor Pekalongan, Tertutup Selendang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Jasad bayi berusia 5 bulan ditemukan tertimbun tanah longsor akibat bencana yang terjadi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng).

    Bayi tersebut diketahui bernama Abiyan yang ditemukan oleh tim K-9 Polda Jateng. Adapun jasadnya ditemukan dalam keadaan tertutup selendang di bawah kasur yang tersangkut di pohon bambu dekat saluran air.

    Anggota SAR Bumi Santri Pekalongan, Agus Yusuf mengatakan saat itu, jenazah disambut isak tangis dari paman Abiyan yang ikut memantau proses pencarian.

    “Paman korban menangis histeris saat Abiyan ditemukan. Jenazah langsung dibawa ke posko induk,” ucap Agus dalam keterangannya, Kamis (23/1/2025).

    Dalam hal ini, ibunda dari bayi bernama Abiyan ini juga menjadi korban tewas dalam insiden bencana tersebut.

    Sedangkan sang ayah, hingga kini masih belum ditemukan keberadaannya.

    Hingga Kamis (23/1), proses pencarian korban longsor dan banjir bandang ini masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Mereka berharap dapat menemukan korban lain yang mungkin masih tertimbun.

    Korban meninggal dunia longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Jateng, terus bertambah. Hingga Rabu (22/1), jumlah korban longsor Pekalongan yang sudah ditemukan meninggal dunia berjumlah 21 orang, termasuk balita berusia 5 bulan. Sementara 5 orang masih dinyatakan dalam pencarian.

    Untuk informasi, Sebanyak 21 orang menjadi korban meninggal akibat bencana longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, hingga Rabu (22/1/2025).

    Korban meninggal terakhir ditemukan di sungai, sedangkan enam orang masih dinyatakan hilang.

    Menurut Penjabat Gubernur Jawa Tengah (Pj Gubernur Jateng), Nana Sudjana, saat ini fokus tim gabungan, yakni pencarian korban hilang.

    “Fokus penanganan saat ini adalah pencarian korban hilang. Upaya pencarian dilakukan oleh tim gabungan,” kata Nana melalui keterangan tertulis, dilansir TribunJateng.com.

    Selanjutnya. Nana meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengadakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Pekalongan.

    Hal tersebut, dilakukan guna mengatasi dampak cuaca ekstrem yang berpotensi memperparah situasi, 

    “Hujan selama sepekan terakhir sangat lebat dengan intensitas tinggi. Operasi TMC diharapkan membantu meminimalkan cuaca ekstrem agar proses pencarian tidak terganggu,” ucap Nana. 

    Adapun proses penanganan melibatkan 550 personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Satpol PP, dan relawan. 

    Mereka dikerahkan untuk pencarian korban, membuka akses jalan, dan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. 

    Pemprov Jawa Tengah pun telah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta, sedangkan BNPB memberikan bantuan tambahan senilai Rp289 juta. 

  • Nasib 7 Anggota Polisi yang Aniaya Budianto Sitepu hingga Tewas, Jadi Tukang Sapu dan Jaga Pos – Halaman all

    Nasib 7 Anggota Polisi yang Aniaya Budianto Sitepu hingga Tewas, Jadi Tukang Sapu dan Jaga Pos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak tujuh personel Satreskrim Polrestabes Medan terlibat kasus penganiayaan terhadap Budianto Sitepu (42), warga Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara (Sumut), hingga tewas.

    Kini ketujuh personel tersebut tak lagi dikurung atau penempatan khusus (patsus) Propam Polda Sumut.

    Ipda Imanuel Dachi dan enam anggota lainnya sudah menghirup udara segar dan berdinas di Pelayanan Markas (Yanma) Polda Sumut.

    Ketujuh personel itu diserahkan dari Propam Polda Sumut ke Yanma sejak Selasa (21/1/2025).

    Kayanma Polda Sumut, AKBP Reza Fahlevi berujar, enam dari tujuh personel diberikan tugas baru sebagai tukang bersih-bersih halaman Polda Sumut.

    Setiap hari mereka bangun pagi, membawa sapu, serta perkakas kebersihan lain dan mulai membersihkan halaman sekitar pukul 06.00 WIB.

    “Kalau pagi kegiatannya nyapu halaman Polda Sumut. Jadi jam 6 pagi bawa sapu, dan alat bersih-bersih,” ucap Reza Fahlevi, Rabu (22/1/2025), dilansir Tribun Medan.

    Sementara itu, sambung Reza, Ipda Imanuel Dachi diberikan tugas berbeda.

    Ia ditugaskan untuk menjaga pos di Polda Sumut, bukan bersih-bersih seperti enam mantan anggotanya.

    “Kalau itu (Ipda Imanuel Dachi) kita kenakan piket, jaga pos di Polda. Mereka ini ke Yanma, kalau nggak salah mulai kemarin diserahkan,” terangnya.

    Kematian Budianto Sitepu

    Sebelumnya, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengungkapkan kronologi kasus ini.

    Gidion menuturkan, kasus ini berawal dari anggotanya yang melakukan tangkap tangan terhadap Budianto Sitepu di Jalan Horas, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Selasa (24/12/2024) malam.

    Namun, ia tak menjelaskan secara detail kasus yang dilakukan korban sehingga anggota polisi melakukan penangkapan. 

    “Dalam proses penangkapan, kami menduga kekerasan terjadi pada proses penangkapan. Untuk kepastiannya nanti kami lakukan pendalaman pada proses penyidikan.”

    “Awalnya sebagaimana yang disampaikan keluarga korban, mereka ada minum-minum tuak di kedai yang bertetangga dengan mertua dari anggota saya (Ipda Imanuel Dachi),” ujarnya, Jumat (27/12/2024).

    Gidion menyatakan, saat itu Ipda Imanuel Dachi mendatangi korban yang sedang berada di warung tuak. Ia lantas menangkap Budianto Sitepu dan dua orang lainnya.

    “Minum-minum sampai dengan larut menjadi persoalan. Anggota saya, Ipda ID melaporkan ke anggota lain tim URC yang waktu itu siaga, karena waktu itu malam natal semua anggota di luar,” ucap Gidion.

    “Ada tim-tim yang memang menyebar, timsus. Timsus ini ditugaskan bergerak malam mengatasi 3C, saat itu mereka di Binjai dipanggil merapat ke lokasi Ipda ID.”

    “Sehingga peristiwa itu terjadi, saudara BS bersama rekannya, ini proses yang harus kita klarifikasi apakah ada persoalan pribadi antara anggota saya dengan BS,” terangnya.

    Tak Kantongi Surat Perintah

    Kombes Pol Gidion Arif Setyawan juga mengatakan, Ipda Imanuel Dachi dan personelnya menangkap Budianto Sitepu tanpa mengantongi surat apa pun dan tidak ada dasar laporan polisi.

    “Karena ini adalah dugaan awal proses tangkap tangan, memang waktu penangkapan belum ada surat perintah penyelidikan, surat perintah penangkapan, maupun administrasi penyidikan lainnya, pada saat melakukan upaya paksa karena dasarnya adalah tertangkap tangan,” kata Gidion, Jumat.

    Ia juga mengungkapkan hasil pemeriksaan medis terhadap jenazah korban yang sempat ditahan di Polrestabes Medan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. 

    Dua hari di rumah sakit, korban yang merupakan anggota Pemuda Pancasila itu meninggal dunia, Kamis (26/12/2024).

    “Lalu hasil autopsinya, ada pendarahan pada batang otak, pendarahan pada kepala. Lalu luka di pipi, rahang, lalu luka di bagian mata, ini kemudian dalam visum tersebut terbukti mengalami kekerasan benda tumpul, ini kami dalami,” bebernya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul: 7 Polisi yang Aniaya Budianto Sitepu Hingga Tewas, Kini Jadi Tukang Sapu dan Jaga Pos di Polda Sumut.

    (Tribunnews.com/Deni)(Tribun-Medan.com/Fredy Santoso)

  • Kemensos Salurkan Bantuan Rp 704 Juta & Kerahkan Tagana ke Lokasi Banjir & Longsor di Grobogan – Halaman all

    Kemensos Salurkan Bantuan Rp 704 Juta & Kerahkan Tagana ke Lokasi Banjir & Longsor di Grobogan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Sosial mendistribusikan sejumlah bantuan logistik bagi warga terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. 

    Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan dasar seperti pangan dan sandang, termasuk kebutuhan shelter dan perlengkapan pendukung lainnya.

    “Kami terus berupaya memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi, terutama mereka yang berada di pengungsian,” ucap Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Masryani Mansyur di Jakarta, Rabu (22/1/2025).

    Kemensos mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk menangani dampak bencana. 

    Upaya tersebut berupa pendataan korban terdampak, koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk menyiapkan tempat pengungsian, serta distribusi bantuan logistik. 

    Berdasarkan laporan tim Tagana di lapangan, saat ini genangan banjir telah surut di beberapa kecamatan seperti Toroh, Karangrayung, dan Kedungjati.

    Sejumlah wilayah lain masih terendam dengan ketinggian air bervariasi. 

    Bantuan logistik yang disalurkan terdiri dari 300 paket family kit, 300 paket kidsware, 620 paket makanan siap saji, 705 paket makanan anak, dan 940 paket lauk pauk siap saji.

    Ada juga bantuan berupa 200 paket sandang dewasa, 200 paket sandang anak, 200 lembar kasur, 300 lembar selimut, 100 lembar tenda gulung, 5 unit tenda keluarga, dan 2 unit tenda serbaguna. 

    Total bantuan yang diberikan Kemensos untuk bencana banjir dan longsor Grobogan sebesar Rp 704 juta.

    Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Grobogan sejak Senin (20/1/2025) disertai luapan Sungai Lusi, Serang, dan Tuntang memicu banjir yang melanda 11 kecamatan. 

    Selain banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik, menyebabkan dampak yang meluas bagi warga. 

    Hingga Rabu (22/1/2025) pukul 04.00 WIB, genangan air setinggi 10-70 cm masih terlihat di sejumlah wilayah. 

    Imbas dari bencana tersebut, sekitar 8.282 kepala keluarga terdampak. 

    Selain itu, enam rumah dilaporkan hanyut, sebelas rumah rusak berat, dan tujuh lainnya rusak ringan.

    Sekitar enam puluh jiwa telah mengungsi dan proses pendataan korban masih terus dilakukan. 

  • Kapolri Naikkan Pangkat Bripda Faras Nabhan Atallah, Polisi yang Gugur Ditikam Bandar Narkoba – Halaman all

    Kapolri Naikkan Pangkat Bripda Faras Nabhan Atallah, Polisi yang Gugur Ditikam Bandar Narkoba – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Lahat – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa anumerta kepada Bripda Faras Nabhan Atallah, yang gugur saat bertugas menggerebek bandar narkoba di Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

    Kenaikan pangkat ini sebagai penghormatan terakhir atas pengorbanan Faras.

    Kenaikan pangkat Bripda Faras dari Brigadir Dua menjadi Brigadir Satu Briptu diumumkan oleh Kapolres Lahat, AKBP God Parlarso, dalam upacara penyerahan jenazah kepada keluarga.

    Menurut Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto, keputusan ini berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor Kep 152/I/2025.

    “Iya benar, Kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta (KPLBA) diberikan melalui keputusan Kapolri,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (22/1/2025).

    Kronologi Kejadian

    Bripda Faras meninggal dunia setelah diserang oleh bandar narkoba saat melakukan penangkapan.

    Penggerebekan dilakukan terhadap dua tersangka, Ebi (27) dan Lindi Fernandes (20), di kediaman Ebi yang diduga sebagai tempat transaksi narkoba jenis ganja.

    Saat penggerebekan, Ebi yang terkejut langsung menyerang anggota polisi dengan sebilah parang.

    Meskipun terluka, anggota polisi berhasil melumpuhkannya dan menemukan 12 kilogram ganja kering siap edar di rumah tersebut.

    “Ya, memang ada anggota kita yang meninggal dalam tugas. Tiga anggota menjadi korban, satu di antaranya meninggal saat melakukan penangkapan pelaku narkoba,” jelas Kapolres Lahat AKBP God Parlarso, membenarkan.

    Dua anggota lainnya yang terluka saat penggerebekan kini tengah dirawat di RSUD Besemah Kota Pagar Alam.

    Sementara itu, kedua pelaku telah diamankan untuk proses hukum lebih lanjut.

    Jenazah Briptu Anumerta Faras telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Bunga.

    Sebagai penghormatan terakhir, tembakan salvo dilakukan sebelum pemakaman.

    Keluarga almarhum terlihat tegar meskipun berduka.

    (TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 3 Anggota Polisi Diserang Bandar Narkoba Saat Lakukan Penggerebekan, Satu Personel Tewas – Halaman all

    3 Anggota Polisi Diserang Bandar Narkoba Saat Lakukan Penggerebekan, Satu Personel Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LAHAT- Bripda Faras Nahbah Atallah, anggota Polres Lahat tewas saat melakukan penggerebekan pada Rabu (22/1/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.

    Bripda Faras tewas akibat diserang bandar narkoba. Selain Bripda Faras, dua polisi lainnya yakni Brigpol Didit Prasetyo dan Bripka Kunto Wibisono menderita luka-luka dan dirawat di rumah sakit.

    Dari informasi yang dihimpun, dua bandar narkoba tersebut adalah Ebi (27) dan Lindi Fernandes (20), di simpang tiga PUMU, Kecamatan Tanjung Sakti PUMU, Lahat, Sumatra Selatan (Sumsel).

    Sebelumnya polisi sering mendapat laporan bahwa pelaku diduga sering menjadikan rumahnya tempat transaksi narkotika jenis ganja.

    Kasat Resnarkoba Polres Lahat kemudian memerintahkan anggotanya melakukan penyelidikan dan penangkapan terkait tindak pidana narkotika jenis ganja tersebut. 

    Saat anggota lakukan penggerebekan di kediaman Ebi, Ebi yang saat itu kebetulan membuka pintu rupanya telah menyiapkan sebilah parang.

    Saat pintu pintu terbuka langsung mengibaskan parangnya ke tiga anggota tersebut secara membabi buta. 

     

    Usai lakukan penyerangan, Ebi langsung melarikan diri melalui pintu belakang, sambil memegang parang di tangan kanannya.

    Secara spontan, satu anggota yang terluka langsung menembakkan pistolnya ke kaki betis kiri Ebi, hingga buatnya tersungkur.

    Meski terluka, anggota yang lakukan penggerebekan itu langsung menangkap Ebi, dan menggeledah rumahnya.

    Polisi menemukan satu bulan tas ransel berwarna coklat berisi 1.2 kilogram ganja kering siap edar, yang telah dibungkus per paketan.

    “Ya memang ada anggota kita yang meninggal dalam tugas. Tiga anggota menjadi korban, satu anggota meninggal saat lakukan penangkapan pelaku narkoba. Untuk pelakunya telah diamankan,” terang Kasubsi Humas Polres Lahat Aiptu Lispono, Rabu (22/1/2025).

    Dari kejadian itu, polisi bukan hanya berhasil menangkap Ebi, Lidi yang jadi rekan Ebi juga berhasil diamankan.

    Untuk korban almarhum Bripda Faras sudah diserahkan ke pihak keluarga, sedangkan dua anggota lain yang terluka, tengah dalam perawatan medis di RS Besemah, Kota Pagaralam.

    Setelah petugas berhasil melumpuhkan pelaku dan Lindi Fernandes petugas polisi melakukan penggeledahan dan pemeriksaan terhadap rumah milik terduga pelaku dan didapatkan barang bukti berupa satu buah tas ransel warna coklat berisi daun kering diduga narkotika jenis ganja berat brutto 1020 gr (seribu dua puluh gram) dan pelaku EBI mengakui bahwa barang bukti tersebut adalah miliknya.

    “selanjutnya kedua pelaku dan barang bukti dibawa ke Sat Narkoba Polres Lahat untuk pemeriksaan lebih lanjut, ” Sampainya.

    Dua Polisi Masih Dirawat

    Brigpol Didit Prasetyo dan Bripka Kunto Wibisono masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat serangan parang yang dilayangkan Ebi, bandar narkoba saat penggerebekan. 

    Saat ini keduanya masih mendapat perawatan di RSUD Besemah Pagar Alam akibat kibasan senjata tajam jenis pisau yang dilayangkan pelaku. 

    Brigpol Didit Prasetyo mengalami luka pada bagian lengan dan bawah ketiak sementara Bripka Kunto Wibisono alami luka pada bagian pantat. 

    “Keduanya masih dirawat di RSUD Besemah. Sejauh ini keduanya sadar meski masih menahan rasa sakit akibat luka, “terang Kapolres Lahat AKBP God Parlasro Sinaga SIK, melalui Kasubsi Humas, Aiptu Lispono, Rabu (22/1/2025).

    Jenazah Dibawa ke Palembang

    Suasana duka menyelimuti upacara pelepasan jenazah Bripda Faras Nabhan Attalah.

    Upacara pelepasan jenazah sendiri bertindak sebagai nspektur upacara Wakapolres Lahat, Kompol Ishandi Saputra, Perwira Upacara Kabag Sdm Polres Lahat Kompol Sutrisman dan komandan upacara Ipda Noprianto serta diikuti oleh seluruh personel Polres Lahat dan Bhayangkari Polres Lahat. 

    Setelah pelepasan jenazah personel Polres Lahat BRIPDA Faras Nabhan Attalah dibawa ke rumah duka yang berada di Kota Palembang dengan menggunakan ambulans

    Penulis: Ehdi Amin

  • Kepsek di Cianjur Bantah Video Viral Siswinya Tes Kehamilan, Sebut Tes Urine Rutin 2 Kali Setahun – Halaman all

    Kepsek di Cianjur Bantah Video Viral Siswinya Tes Kehamilan, Sebut Tes Urine Rutin 2 Kali Setahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah siswi di Sekolah Menengah Atas (SMA) mengantre di depan toilet sekolah.

    Dalam narasi video yang beredar, siswi tersebut sedang melakukan tes kehamilan di sekolah.

    Peristiwa itu terjadi di SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Cianjur, Jawa Barat.

    Melansir TribunJabar.id, Kepala SMA Sulthan Baruna, Sarman, membantah terkait narasi siswinya melakukan tes kehamilan.

    Menurutnya, kegiatan tersebut sudah menjadi agenda rutin sekolah setiap tahun.

    “Aduh viral ya, jadi rekaman video itu bukan tes kehamilan, tapi tes urine.”

    “Ini memang sudah menjadi agenda atau program sekolah setiap tahun. Para siswa juga tidak menolak dengan kegiatan ini,” jelasnya melalui sambungan telepon WhatsApp, Rabu (22/1/2025).

    Sarman menyebut, program itu dilakukan dua kali setahun untuk seluruh siswi dan telah berjalan selama dua tahun.

    Menurutnya, program tersebut ada atas hasil musyawarah pihak sekolah dengan orang tua.

    Tujuannya, kata dia, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Narasinya terlalu vulgar, sehingga terkesan di sekolah kami ada siswi hamil dan dilakukan tes kehamilan,” katanya kepada Kompas.com.

    Sarman menerangkan, hingga kini, hasil tes selalu menunjukkan tidak ada temuan yang mengkhawatirkan.

    “Alhamdulillah, dari empat kali tes, tidak ada temuan apapun,” tandasnya.

    Lebih lanjut Sarman menjelaskan, video yang viral tersebut direkam pada Senin (20/1/2025), oleh seorang guru perempuan di sekolah tersebut.

    Guru yang bersangkutan pun telah dimintai klarifikasi.

    Sarman telah meminta guru tersebut untuk segera menghapus video itu.

    “Kalau sekarang masih ada video yang beredar, itu kemungkinan diunggah ulang oleh pihak lain,” terangnya.

    Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menyanyangkan kejadian tersebut.

    Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni mengatakan, kegiatan yang bersifat privasi seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.

    “Kami lebih menyoroti, mengapa hal tersebut sampai diunggah ke media sosial.”

    “Pasalnya itu adalah aktivitas yang melibatkan privasi siswa, seharusnya, cukup untuk kepentingan internal sekolah saja,” tandasanya.

    Terkait persoalan itu, pihaknya telah menyurati kepala sekolah.

    Pihaknya juga mengintruksi seluruh kepala sekolah untuk lebih mengawasi dan mengedukasi para guru dalam menggunakan media sosial.

    “Intruksi ini tidak hanya berlaku bagi sekolah bersangkutan , tetapi juga untuk seluruh sekolah.”

    “Kepala sekolah, guru, dan siswa harus senantiasa bijak dalam menggunakan media sosial. Tidak semua hal dapat diunggah dan dijadikan konsumsi publik,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Siswi SMA di Cianjur Dites Kehamilan oleh Sekolah, Mengantre Depan Toilet

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Fauzi Noviandi, Kompas.com/Firman Taufiqurrahman)

  • Detik-detik Penemuan Bayi Korban Longsor Pekalongan, Jasad Tersangkut di Pohon Bambu, Paman Histeris – Halaman all

    Detik-detik Penemuan Bayi Korban Longsor Pekalongan, Jasad Tersangkut di Pohon Bambu, Paman Histeris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Empat korban longsor dan banjir bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ditemukan di hari kedua pencarian, Rabu (22/1/2025).

    Keempat korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, termasuk salah satunya bayi berusia 5 bulan bernama Afkar Abiyan.

    Mereka adalah:

    Aisyah (perempuan)
    Ta’ari (laki-laki)
    Afkar Abiyan (bayi laki-laki usia 5 bulan) 
    Ta’adi (laki-laki)

    Nama keempat korban ini sebelumnya masuk dalam daftar korban yang hilang akibat bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Senin (20/1/2025) sore.

    Dengan ditemukannya 4 korban hilang ini, maka jumlah korban meninggal hingga Kamis (23/1/2025) pagi tercatat sebanyak 21 orang dari sebelumnya 17 korban.

    Sementara korban hilang tinggal 5 orang lagi.

    Berikut identitas lengkap korban akibat longsor di Pekalongan:

    Korban Meninggal Ditemukan Selasa (21/1/2025):

    Revalina (19), perempuan, warga Sipetung.
    Suyati, perempuan, warga Tlogohendro.
    Kiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo.
    Sutar (49), warga Tlogopakis.
    Riyanto (50/L), warga Yosorejo.
    Ayat (27), warga Desa Kasimpar.
    Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo.
    Doni (27/L), warga Desa Gumelem.
    Winarko (27/L), warga Desa Gumelem.
    Supari (37), warga Desa Kasimpar.
    Sularso (44/L), warga Desa Kasimpar.
    Inawati (23/P), warga Desa Kasimpar.
    Afkar (4/L), warga Desa Kasimpar.
    Khusnul Cholifah (35/P), warga Desa Kasimpar.
    Rokhim (40/L), warga Desa Kasimpar.
    Rahmono (24/L), warga Desa Tlogohendro.
    Joni Yulianto (45/L), warga Sragi.

    Daftar korban tewas ditemukan Rabu (22/1/2025):

    Aisah (18/P), warga Desa Wonodadi Songgodadi
    Ta’ari (41/L), warga Desa Garung Yosorejo
    Afkar Arbiyan (5 bulan/L), warga Desa Kasimpar
    Ta’adi (34/L), warga Desa Wonodadi Songgodadi Petungkriyono

    Identitas Korban yang Belum Ditemukan

    M Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring
    Giyanto, warga Desa Gumelem
    Tegar Hariyanto, warga Batang
    M Nasrullah Amin, warga Pekalongan
    Aurel, warga Kasimpar

    Pencarian korban akan dilanjutkan di hari ketiga, Kamis (23/1/2025) oleh Tim SAR Gabungan.

    Detik-detik Penemuan 4 Jasad Korban

    Empat korban yang ditemukan pada hari kedua pencarian Rabu kemarin ditemukan pada lokasi yang berbeda.

    Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono menceritakan detik-detik penemuan keempat jenazah korban.

    Budiono mengatakan, jenazah pertama yang ditemukan adalah Aisyah.

    Aisyah ditemukan tim pukul 10.06 WIB di jarak 4,7 KM dari lokasi kejadian.
    Tak sampai satu jem kemudian, korban kedua, Ta’ari ditemukan di sektor 2 di atas rumah Carik Desa Kasimpar pada pukul 10.53 WIB.
    Selang dua jam sekitar pukul 12.05 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan jasad korban.
    Dia adalah Afkar Arbiyan, seorang bayi berusia 5 bulan. Jasad bayi ini ditemukan di sektor 1.
    Tubuhnya tersangkut di pohon bambu yang berada di bawah tak jauh dari rumahnya.
    Pukul 18.45 WIB tim berhasil menemukan korban bernama Ta’adi

    “Terakhir, tim SAR gabungan mendapatkan laporan dari warga ada yang melihat sesosok jasad di bawah jembatan yang terputus, dan pada pukul 18.45 WIB berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dan teridentifikasi bernama Ta’adi,” kata Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono.

    Budiono mengungkapkan, dengan ditemukannya 4 korban, hingga Rabu (22/1/2025) sore jumlah korban meninggal yang ditemukan total berjumlah 21 orang.

    Sementara korban yang masih dalam pencarian sebanyak 5 orang.

    “Pencarian pada hari ini dilakukan oleh tim SAR gabungan sebanyak 300 personel yang terbagi dalam 4 SRU (Search and Rescue Unit), dan difokuskan pada pencarian di area sekitar rumah Sekdes Kasimpar, sekitar cafe Allo, dan pemancingan,” ungkapnya.

    Tersangkut Bambu

    Anggota SAR Bumi Santri Pekalongan Agus Yusuf mengatakan, bayi Afkar Arbiyan ditemukan di bawah kasur springbed.

    Jasadnya terlilit dengan selendangnya.

    “Arbiyan ditemukan di bawah selokan, pas aliran air. Karena saat tim SAR mencari korban, melihat ada springbed yang menyangkut di pohon bambu,” ujarnya.

    Rumah Arbiyan hilang dan terbawa longsor sejauh sekitar 30 meter dari lokasi awal. 

    “Ibunya Arbiyan juga jadi korban yang meninggal dunia, bapaknya alhamdulilah selamat. Tapi saat ini belum diketahui keberadaannya,” ucapnya.

    Paman korban histeris saat melihat keponakannya Arbiyan menjadi korban longsor. 

    “Paman korban yang melihat langsung Arbiyan ditemukan, menangis histeris. Arbiyan langsung dibawa ke posko induk,” tambahnya.

    Sekdes dan Anaknya Jadi Korban

    Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, menjelaskan longsor juga terjadi di beberapa titik lain di wilayah tersebut, termasuk di Desa Tlogohendro dan Gumelem.

    Longsor telah memutus akses menuju Petungkriyono, dan tim SAR gabungan sedang berupaya mengirimkan bantuan logistik ke daerah terdampak.

    “Jembatan untuk akses utama terputus, lalu longsor juga masih ada. Kemungkinan yang bisa dilewati adalah melalui Wanyasa, Banjarnegara,” jelas Yulian.

    Yulian juga mengungkapkan bahwa salah satu korban yang meninggal adalah Sekdes Kasimpar.

    “Satu keluarga, yang sudah ditemukan, sekdes dan anaknya, meninggal dunia,” ungkapnya.

    Desa Kasimpar menjadi lokasi dengan jumlah korban terbanyak akibat longsoran tebing yang menimbun rumah-rumah warga, termasuk rumah Sekdes.

    Meskipun data jumlah pengungsi belum dapat dipastikan, Yulian melaporkan bahwa beberapa warga telah mengungsi ke tempat yang lebih aman. 

    Sementara pihaknya terus menyiapkan dapur umum untuk membantu warga terdampak.

    “Sementara ada yang mengungsi, tapi datanya belum ada. Ini kami sedang menyiapkan dapur umum. Nanti akan kami update lagi datanya,” tambah Yulian. 

    Sebagian warga yang mengungsi memilih berlindung di rumah keluarga atau tetangga terdekat.

    Sumber: (TribunJateng.com) (Tribunnews.com/Wik)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul UPDATE Longsor Petungkriyono : Aisyah Ditemukan 4,7 Kilometer dari TKP hingga 4 Korban Tertimbun

  • Kronologi Gadis Hamil di Gowa Dibunuh Pacar, Diajak Jalan-jalan, lalu Ditusuk 79 Kali – Halaman all

    Detik-detik Wanita Muda Hamil Lima Bulan Tewas Dibunuh Pacar di Gowa, Asmara Bersemi di Pabrik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Putri Indah Sari Nurcahyani (19) tewas dibunuh kekasihnya Muh Jibril (22) di Desa Bontocinde, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

    Korban diketahui pergi dari rumah pada Selasa (21/1/2025) dini hari sekira pukul 00.00 Wita.

    Saat itu, Putri pamit kepada ibunya untuk menemui temannya usai menerima telepon.

    Ternyata telepon tersebut berasal dari kekasihnya, Jibril.

    Pelaku dan korban saat itu janjian bertemu di salah satu rumah kos.

    Kemudian keduanya pun berbincang sesaat.

    Pelaku kemudian mengajak korban ke Desa Panakukkang, Kecamatan Pallangga sekira pukul 02.00 Wita.

    Korban dan pelaku sama-sama memakai motor masing-masing.

    Setibanya di lokasi kejadian, Jibril langsung menganiaya kekasihnya secara membabi buta dengan senjata tajam jenis badik.

    Pelaku menusuk korban 79 kali dan meninggalkan jasad korban dan sepeda motornya di area persawahan Desa Bontocinde, Kecamatan Pallangga.

    Jasad korban pun ditemukan warga yang sedang joging pada Selasa pagi sekira pukul 05.45 Wita.

    Saat itu, warga melihat motor Honda Beat hitam terjatuh di pinggir sawah, tak jauh dari jalan tani.

    Setelah mendekat, ia melihat korban tergeletak di sawah.

    Warga itu pun kembali ke rumah untuk mengambil ponsel melaporkanya kepada aparat setempat.

    Tak lama kemudian, personel Polsek Pallangga dan tim Inafis Polres Gowa tiba di lokasi.

    Setelah memeriksa pelat nomor motor korban, polisi akhirnya mengetahui identitas korban.

    Korban diketahui bernama Putri Indah Sari, berusia 19 tahun, warga Labakkang, Desa Maradekayya, Kecamatan Bajeng.

    Setelah itu, jenazah korban pun dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk autopsi.

    Hanya dalam hitungan jam, polisi pun menangkap Jibril.

    Pelaku ditangkap di rumahnya Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan berdasarkan hasil autopsi korban mengalami 12 luka memar, satu luka lecet, 6 luka iris, dan 79 luka tusuk.

    Selain itu, berdasarkan hasil autopsi korban dalam keadaan hamil.

    “Kita sudah lakukan autopsi terhadap korban dan benar didapatkan janin berusia empat sampai lima bulan di dalam tubuh korban,” kata AKBP Reonald Simanjuntak, Rabu (22/1/2025).

    Ia mengungkap berdasarkan modus yang dilakukan, pelaku diduga melakukan pembunuhan secara terencana.

    “Kalau kita lihat dari modusnya direncanakan karena dia datangi korban ajak ngobrol kemudian merencanakan mengajak korban menggunakan motor masing-masing menuju ke TKP alasan jalan-jalan,” jelasnya

    Diketahui jenazah korban telah dikebumikan seusai diautopsi di RS Bhayangkara Makassar.

    Korban dikebumikan di pemakaman Desa Maradekayya, Kecamatan Bajeng, Gowa.

    Kisah Cinta Berujung Pembunuhan

    Jibril dan korban Putri Indah diketahui telah menjalani hubungan asmara sejak Juli 2024 atau sudah enam bulan.

    Keduanya bekerja di salah satu pabrik di Kecamatan Bajeng.

    AKBP Reonald Simanjuntak mengungkap korban hamil sekira 4 sampai 5 bulan. 

    “Pengakuannya bukan pelaku yang hamili tapi kita tidak mengejar ke sana. Pada intinya pelaku sudah melakukan perencanaan pembunuhan,” kata Kapolres.

    Selain itu, hasil pemeriksaan kata Reonald, alasan Jibril tega membunuh kekasihnya karena sakit hati lantaran korban mendatangi rumahnya dan membuat ibu Jibril menangis histeris.

    “Alasan pelaku (membunuh) karena sakit hati, karena korban mendatangi rumahnya dan membuat ibunya (pelaku)  histeris dan menangis-nangis itu alasan dari pelaku,” jelasnya

    Saat itu, keluarga dan bos tempat kerja korban mendatangi rumah ibu Jibril dengan maksud untuk mendapatkan pertanggungjawaban.

    “Keluarga korban bersama dengan bos atau atasan di tempat korban bekerja mendatangi rumah pelaku meminta pertanggungjawaban karena korban ini hamil dan di situ ibunya pelaku memang terkejut dan bersedia anaknya segera menemui Putri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” jelas Reonald.

    Namun bukannya bertanggung jawab, pelaku malah tega membunuh kekasihnya.

    Sehari setelah keluarga korban mendatangi rumah Jibril, pelaku pun mengajak korban untuk bertemu dan membunuhnya.

    Atas perbuatannya Jibril dijerat pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau 20 tahun penjara.

    (Tribuntimur.com/ Sayyid Zulfadli)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Bunuh Kekasih dengan 79 Tusukan Sajam, Jibril Terancam Penjara Seumur Hidup