Category: Tribunnews.com Regional

  • Hotel di Kediri jadi Lokasi Pembunuhan Uswatun Khasanah, Satpam Tak Melihat Hal Mencurigakan – Halaman all

    Hotel di Kediri jadi Lokasi Pembunuhan Uswatun Khasanah, Satpam Tak Melihat Hal Mencurigakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur (Jatim) telah melakukan olah TKP di kamar 301 sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur.

    Kamar tersebut menjadi lokasi pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) pada Senin (20/1/2025) pukul 00.30 WIB. 

    Jasad korban Uswatun Khasanah dibuang di tiga lokasi berbeda yakni Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek.

    Hotel yang menjadi lokasi pembunuhan dan mutilasi itu merupakan hotel yang memiliki konsep bangunan seperti kompleks perumahan.

    Kamar hotel tampak berjejer dengan akses masuk hanya satu pintu.

    Hotel yang terletak di pusat kota Kediri ini dijaga petugas keamanan yang bekerja dalam tiga shift.

    Di barat hotel, terdapat pemukiman warga, area persawahan, serta sungai Brantas.

    Salah satu satpam hotel bernama Irfan mengaku tak melihat hal mencurigakan saat terjadi pembunuhan.

    Irfan juga tak mendengar percekcokan antara tersangka dan korban yang terjadi di dalam kamar.

    “Kami tidak melihat adanya hal yang mencurigakan dari tamu sebelum insiden ini terjadi. Untuk barang-barang yang di kamar tersebut juga lengkap termasuk selimut,” tuturnya.

    Setelah ditelusuri, pembuangan limbah air di hotel tersebut menggunakan sistem Sewage Treatment Plant (STP).

    Air limbah hotel diproses terlebih dahulu sebelum disedot oleh layanan penyedotan umum. 

    Saat ditanya terkait sistem pembuangan air, Irfan mengaku tidak mengetahui.

    “Belum tahu pasti, sistem air limbah kalau di sini,” beber Irfan.

    Sementara itu, penjaga warung di dekat hotel, Lilin mengaku melihat korban sebelum terjadi pembunuhan.

    Korban sempat dua kali membeli soto di warungnya dan meminjam piring untuk dibawa ke kamar hotel.

    “Iya, benar, saya melihat dia beli soto dua kali. Pagi dan siang,” ucap Lilin.

    Saat membeli soto, korban mengenakan masker dan tak berbicara banyak.

    Lilin hanya mengingat pakaian yang digunakan korban sesuai dengan rekaman CCTV saat korban masuk ke hotel.

    “Iya, itu yang beli soto di sini,” kata Lilin sambil menunjuk video korban.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, mengatakan tersangka dapat dijerat Pasal 340 KUHP Subsider Pasal 338 KUHP lebih Subsider Pasal 351 Ayat 3 KUHP dan Pasal 365 Ayat 3 KUHP. 

    Kasus pembunuhan berawal ketika tersangka mengajak korban bertemu di Terminal Gayatri Tulungagung, Jawa Timur pada Minggu (19/1/2025).

    Tersangka kemudian membawa korban ke sebuah hotel di Kota Kediri, Jawa Timur.

    Di sana, korban dicekik hingga terjatuh dan kepalanya mengalami pendarahan.

    “Kemudian, tanggal 19 Januari, mulai check in, malam. Pengakuannya ada percekcokan dan terjadilah korban dicekik oleh tersangka sehingga meninggal dunia,” paparnya, Senin (27/1/2025).

    Lantaran jasad tak muat dimasukkan koper, Antok melakukan mutilasi menjadi empat bagian.

    “Setelah korban meninggal dunia. Tersangka mulai kebingungan dan berpikir untuk membuang dari mayat dari korban.”

    “Caranya, menyiapkan koper. Diambil dari rumah. Kemudian juga menyiapkan barang yang dibutuhkan. Antara lain plastik lakban dan pisau. Yang dibeli di salah satu tempat,” tambahnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sesalkan Insiden Mutilasi di Hotel, PHRI Kediri Imbau Pengelola Selektif Menerima Tamu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

  • Kasus Anak Bunuh Ayah di Jember: Tetangga Tersangka Juga Jadi Korban Pembacokan – Halaman all

    Kasus Anak Bunuh Ayah di Jember: Tetangga Tersangka Juga Jadi Korban Pembacokan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Akbar (19) tega menghabisi nyawa ayah kandungnya yang bernama Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur.

    Dilansir Tribun Jatim, setelah memenggal leher ayahnya, ternyata Akbar sempat meminta tolong kepada tetangganya.

    Saat itu, pelaku lari ke arah timur, lalu ada tetangga bernama Buhari yang mencoba menghentikan dan menyadarkan perbuatan tersangka.

    “Namun secara tanggap, pelaku justru beberapa kali melakukan pembacokan kepada Pak Buhari alias Pak Kosim,” ungkap Kapolsek Puger, AKP Fatchur Rahman, Selasa (28/1/2025).

    Pada bacokan pertama, ujar Fatchur, pelaku mengarahkan parang ke leher tetangganya, tetapi meleset dan mengenai pipi dagu sebelah kiri.

    “Bacokan kedua bisa ditangkis sehingga mengenai tangan tetangganya,” jelasnya.

    Pelaku kembali menyerang tetangganya menggunakan parang dan mengenai pipi dagu korban sebelah kanan.

    “Bacokan keempat, pelaku kembali mengarahkan parangnya di leher tetangganya, tetap ditangkis lagi dan mengenai jari kelingking korban,” imbuh Fatchur.

    Tetangga korban yang mencoba melerai tindakan pelaku tersebut, terang Fatchur, kini masih dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung Jember.

    Diberitakan sebelumnya, polisi mulai melakukan pemeriksaan saksi terkait kasus ini.

    AKP Fatchur Rahman mengatakan, sudah ada lima orang saksi yang telah dilakukan pemeriksaan atas perkara pidana ini.

    Dari lima orang saksi yang diperiksa, tiga di antaranya adalah saksi kunci lantaran mereka tahu detik-detik pelaku menghabisi nyawa korban.

    “Mengetahui peristiwa tersebut ketika tersangka melakukan pembunuhan terhadap korban yang merupakan orang tuanya sendiri bernama Zaenal Arifin alias Haji Jenuri,” ujarnya, Senin (27/1/2025).

    Meski begitu, polisi belum bisa melakukan pemeriksaan terhadap Akbar karena pelaku masih menjalani operasi di RSD Balung.

    “Karena tersangka terdapat luka gorok di bagian leher dan menyentuh saluran pernapasan,” ucapnya.

    Oleh sebab itu, polisi belum bisa menggali motif pelaku membunuh ayahnya sendiri karena masih diperlukan keterangan dari saksi lain.

    “Kami masih terus dalami lagi, apa yang sebenarnya terjadi motif antara bapak dan anak ini,” ungkap Fatchur.

    Menurut Fatchur, pihaknya sudah menyita beberapa barang bukti terkait pembunuhan ini.

    Di antaranya parang yang digunakan pelaku untuk menggorok leher korban.

    “Celana dan baju tersangka setia pakaian yang digunakan oleh korban pada saat kejadian,” terangnya.

    Tim Inafis Polres Jember juga telah membawa jasad korban di RSD dr Soebandi untuk diautopsi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul: Anak di Jember Penggal Leher Ayah Kandung, Tetangga Coba Melerai Ikut Jadi Korban.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Imam Nawawi)

  • Viral Truk Durian Terguling di Lampung Dijarah Warga, Uang dan STNK Korban Ikut Dirampas – Halaman all

    Viral Truk Durian Terguling di Lampung Dijarah Warga, Uang dan STNK Korban Ikut Dirampas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan truk bermuatan durian yang terguling di Lampung malah dijarah warga menjadi viral di media sosial, Senin (27/1/2025).

    Tampak sopir pasrah melihat ribuan durian yang dia bawa ludes dijarah warga saat mengalami kecelakaan di Kabupaten Way Kanan. 

    Bahkan, truk tersebut masih dalam posisi terguling dan kulit durian yang berceceran di jalanan.

    Dalam narasi yang beredar, tak hanya durian yang dijarah warga, tetapi uang tunai dan surat kendaraan sang sopir pun ikut dirampas.

    Video tersebut menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @satulampung.id pada Senin (27/1/2025).

    Kronologi

    Dikutip TribunLampung.co.id, peristiwa itu terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kampung Banjar Masin, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan pada Senin (27/1/2025) sekira pukul 01.00 WIB.

    Saat itu, korban bernama Sehendra mengendarai mobil pikap Isuzu Traga warna putih dengan nomor polisi BG 8035 TG yang bermuatan durian melaju dari arah Baradatu hendak menuju ke arah Jakarta.

    Korban mengalami kecelakaan tunggal saat korban mencoba menghindari kendaraan lain yang berhenti di jalur kiri.

    Korban pun kaget dan menghindari kecelakaan ke jalur kanan.

    Namun, truk korban malah terguling karena hilang kendali.

    Korban lapor polisi

    Bukannya mendapatkan bala bantuan, korban malah kehilangan ribuan durian yang dia angkut lantaran dijarah warga.

    Tak hanya itu, uang tunai dan STNK korban juga dirampas.

    Korban lantas meminta bantuan pengemudi lain yang juga rekan korban untuk diantar ke Polres Way Kanan untuk melaporkan kecelakaan itu.

    Berdasarkan informasi tersebut, petugas Satlantas Polres Way Kanan dan Polsek Baradatu jajaran Polda Lampung langsung mendatangi ke lokasi guna mengatur arus lalu lintas.

    Kapolres Way Kanan, AKBP Adanan Mangopang melalui Kasatlantas AKP Asep Suhendi membenarkan adanya kecelakaan tersebut.

    Total kerugian Rp20 juta

    Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut, tapi korban mengalami kerugian materiil berupa durian yang dijarah warga setempat.

    Maka dari itu, pihaknya mengimbau korban untuk melaporkan tindak pidana atas hilangnya uang tunai dan STNK korban.

    “Selanjutnya kami arahkan korban untuk melaporkan peristiwa tindak pidana yang terjadi ke Polsek Baradatu guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Asep Suhendi.

    Satlantas Polres Way Kanan dan Polsek Baradatu jajaran Polda Lampung datangi TKP kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalinsum Kampung Banjar Masin, Kecamatan Baradatu, Senin (27/1/2025) dini hari.

    Sementara, Kapolsek Baradatu AKP Herwin Afrianto menjelaskan, pihaknya telah menerima laporan polisi dari korban setelah kejadian tersebut.

    Korban melaporkan tindak pidana pemerasan dan telah mengalami kerugian materi sebanyak 1400 buah durian, uang senilai Rp1 juta, surat kendaraan dan perlengkap mobil dengan total kerugian sebesar Rp20 juta.

    “Saat ini petugas telah melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi,“ jelas AKP Herwin.

    Kapolsek Baradatu juga mengimbau masyarakat agar mengembalikan barang-barang yang diambil. 

    Dia mengingatkan ada konsekuensi hukum bagi mereka yang tidak kooperatif dan tidak menyerahkan barang jarahan.

    “Mohon masyarakat yang mengetahui peristiwa tersebut untuk membantu kepolisian untuk mengungkap pelaku pemerasan dan penjarahan,” tutur dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Polda Lampung dan Jajaran Datangi TKP Lakalantas Mobil Muatan Durian di Jalinsum Way Kanan

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunLampung.co.id/Sulis Setia Markhamah)

  • Polisi Tegaskan Tidak Bebaskan Suami yang Diduga Sekap Istri hingga Tewas di Palembang – Halaman all

    Polisi Tegaskan Tidak Bebaskan Suami yang Diduga Sekap Istri hingga Tewas di Palembang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolrestabes Palembang, Sumatra Selatan, Kombes Pol Harryo Sugihhartono menegaskan pihak kepolisian tidak membebaskan WS (26 tahun), suami yang diduga menelantarkan istrinya, Sindi Purnama Sari (25 tahun), hingga meninggal.

    Pernyataan ini disampaikan menyusul klaim dari keluarga almarhumah yang menyebut WS telah dibebaskan setelah 1×24 jam pemeriksaan.

    Harryo menegaskan, WS kini sudah ditangkap kembali dan penyidik sedang melakukan penyidikan lebih lanjut terkait kasus ini.

    “Tidak (pelaku dibebaskan), terlapor sudah ditangkap,” Singkat Harryo melalui pesan singkat Whatsapp, Selasa (28/1/2025), siang.

    Keluarga Sindi melaporkan WS ke Polrestabes Palembang pada Rabu (22/1/2025), sekira pukul 23.00 WIB.

    Setelah ditangkap, WS sempat diamankan, namun kemudian dilepaskan karena dianggap kurang bukti.

    Setelah itu WS sempat diamankan namun dibebaskan karena dinilai kurang bukti. 

    Namun setelah diamankan 1 x 24 jam. Terlapor ini dilepas, karena katanya kurang alat bukti

    Purwanto menambahkan, setelah WS dibebaskan, keluarga sempat melihatnya mondar-mandir di depan rumah mereka. 

    “Kami khawatir terlapor ini menghilang,” ujarnya.

    Meskipun WS saat ini wajib lapor, keluarga tetap merasa was-was akan kemungkinan pelarian terlapor.

    “Kami harap adanya keadilan pak, atas peristiwa Penelantaran dan KDRT yang kami laporkan, terlihat meninggalnya adik saya,” harap Purwanto.

    Awal Mula Kasus Terungkap

    Purwanto menjelaskan mereka mengetahui kondisi Sindi setelah mendapat telepon dari WS pada Selasa (21/1/2025), sekira pukul 18.00 WIB. 

    Sesampainya di lokasi, Purwanto menemukan Sindi dalam keadaan sangat memprihatinkan, seperti ‘bangkai hidup’. 

    Setelah melihat kondisi Sindi yang sangat kritis, keluarga segera membawanya ke RS Hermina.

    Sayangnya, Sindi menghembuskan napas terakhir pada Kamis (23/1/2025) sekira pukul 12.30 siang.

    “Dibawa pak langsung ke RS Hermina dalam keadaan kritis, korban pun meninggal dunia pada Kamis (23/1/2025), sekita 12.30, siang,” ungkapnya. 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Video Tangisan Antok Tak Berhenti saat Diinterogasi Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah – Halaman all

    Video Tangisan Antok Tak Berhenti saat Diinterogasi Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah – Halaman all

    Tersangka pembunuhan dan mutilasi di Ngawi yakni Rohmad Tri Hartanto alias Antok (33) selalu menangis saat menjalani pemeriksaan.

    Tayang: Selasa, 28 Januari 2025 13:48 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Tersangka pembunuhan dan mutilasi di Ngawi yakni Rohmad Tri Hartanto alias Antok (33) disebut  selalu menangis saat menjalani pemeriksaan. 

    Hal tersebut disampaikan Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur. 

    Ia mengatakan tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (29) itu selalu menunduk dan terdiam saat proses interogasi. 

    Bahkan, mata Antok terlihat sembab lantaran menangis berkali-kali saat menjalani pemeriksaan.

    Terlebih jika pihak kepolisian menanyakan sang anak.

    “Dia selalu menangis jika kami menyebutkan tentang anak-anaknya,” ujar Jumhur pada Senin (25/1/2025).

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Simpang Gadog Menuju Puncak Ditutup Sementara, Prioritas Kendaraan untuk Jalur Turun – Halaman all

    Simpang Gadog Menuju Puncak Ditutup Sementara, Prioritas Kendaraan untuk Jalur Turun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bagi Tribunners yang ingin berlibur ke Puncak Bogor di momen liburan Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025, persiapkan kondisi kendaraan dan fisik agar prima.

    Periode liburan di awal tahun ini masih akan dibarengi dengan curah hujan yang tinggi. Agar aman perjalanan tetap nyaman, memerhatikan kondisi lalu lintas juga menjadi bagian penting.

    Dari pantauan Tribunnews.com, melalui akun media sosial X Jasa Marga @PTJASAMARGA, pada Selasa (28/1/2025) mulai pukul 12.02 WIB tengah diberlakukan penutupan Simpang Gadog untuk sementara waktu.

    Lalu lintas akan diprioritaskan untuk kendaraan yang akan turun dari arah Puncak ke Simpang Gadog. Langkah ini sebagai upaya antisipasi kemacetan.

    “12.02 WIB #Tol_Jagorawi Simpang Gadog KM 46+500 arah Puncak DITUTUP SEMENTARA, di jalan arteri Puncak DIBERLAKUKAN SATU ARAH Prioritas Turun menuju Gadog,” tulis @PTJASAMARGA dilansir Tribunnews.com, Selasa (28/1/2025).

    Selain itu, di Jalan Tol Jagorawi Cimanggis Km 16 – Gunung Putri Km 20 kepadatan lalu lintas juga terjadi, disertai cuaca hujan.

    “12.02 WIB #Tol_Jagorawi Cimanggis KM 16 – Gn Putri KM 20 PADAT kepadatan volume lalin, cuaca hujan diSekitarnya, mengurangi kecepatan. Gn Putri KM 23 – KM 24 arah Bogor PADAT kepadatan volume lalin, cuaca hujan diSekitarnya, mengurangi kecepatan,” unggah Jasa Marga.

    Sementara akun X @ITSKabBogor juga menampilkan situasi di Simpang Gadog mengunggah gambar lalu lintas yang padat menuju puncak sekira pukul 11.20 WIB.

    “Selamat Siang, kondisi arus lalu lintas di Simpang Gadog terpantau padat menuju arah puncak,” jelas Akun Resmi Intelligent Transportation System Dishub Kabupaten Bogor.

     

  • Sosok Pelaku Mutilasi di Mata Tetangga, Tak Mau Bergaul hingga Kerap Gonta-ganti Mobil – Halaman all

    Sosok Pelaku Mutilasi di Mata Tetangga, Tak Mau Bergaul hingga Kerap Gonta-ganti Mobil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sosok Rohmad Tri Hartanto alias RTH (32), tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (29).

    RTH alias Antok ini merupakan warga Kecamatan Pakel, Tulungagung, Jawa Timur.

    Warga desa tempat RTH tinggal mengatakan Antok tinggal bersama istrinya di desa Gombang, Kecamatan Pakel.

    “Ibunya menemani budenya (kakak ibunya) di Sambi (Desa Kesambi, Kecamatan Bandung),” ucap tetangga Antok, Senin (27/1/2025).

    Tetangga yang lain juga menuturkan Antok terkenal tak mau bergaul dengan warga sekitar.

    Antok juga terkenal sering gonta-ganti mobil.

    “Pokoknya kadang merah, beberapa hari ganti lagi putih, selang beberapa hari lagi ganti warna lain,” ungkap tetangga lainnya.

    Warga merasa heran Antok bisa gonta-ganti mobil karena mereka tak tahu secara pasti apa pekerjaan Antok.

    “Pekerjaannya apa juga gak ada yang tahu. Tapi mobilnya gonta-ganti,” ucapnya, dikutip dari TribunJatim.com.

    Seorang Ketua Perguruan Silat

    Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Jawa Timur, Kombes M Farman, mengungkap siapa sosok RTH.

    Farman menuturkan, RTH merupakan seorang ketua perguruan silat di salah satu daerah di Tulungagung, Jatim.

    “Informasi hasil profiling kami, pelaku adalah ketua ranting salah satu perguruan silat di Tulungagung,” kata Farman, Senin.

    RTH sendiri merupakan warga Dusun Banaran, Desa Gombal, Pakel, Kabupaten Tulungagung.

    Dari penyelidikan polisi, RTH juga kerap berkomunikasi dengan anggota Polres Tulungagung dan sekitarnya.

    Tak hanya itu, Farman juga menuturkan bahwa HRT juga bertindak sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

    “Juga bertindak sebagai LSM yang sering berkomunikasi dengan anggota Polres Tulungagung, Trenggalek sekitar,” tambah Farman, dikutip dari Kompas.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tersangka Rohmad alias Anto Dikenal Angkuh, Tak Suka Bergaul dengan Tetangga, Sering Berganti Mobil

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, David Yohanes)(Kompas.com, Izzatun Najibah)

  • Kemensos Kirim Logistik untuk Korban Longsor di Mamuju Sulbar – Halaman all

    Kemensos Kirim Logistik untuk Korban Longsor di Mamuju Sulbar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Minggu (26/1/2025) malam mengakibatkan tanah longsor di Dusun Tamasapi, Kelurahan Mamunyu.

    Longsor yang terjadi sekitar pukul 23.15 WITA tersebut mengakibatkan dua rumah tertimbun material, menewaskan empat orang dan melukai empat lainnya.

    Korban meninggal dunia diidentifikasi sebagai Nurlela (24), Nasril (40), Aisyah (4), dan Salsabila (balita). 

    Untuk korban luka-luka, yaitu Syahrul (50), Irawati (40), Fahri (30), dan Ajeng (13), telah mendapatkan penanganan medis di RS Bhayangkara dan RSUD Mamuju. 

    Jenazah korban meninggal berhasil ditemukan setelah upaya pencarian intensif oleh tim gabungan yang terdiri dari Dinas Sosial, Tagana Sulawesi Barat, dan relawan.

    Medan lokasi longsor yang terjal dan sulit dijangkau menjadi tantangan besar bagi tim evakuasi. Jalan menuju lokasi hanya bisa diakses dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer, di tengah kondisi hujan yang terus mengguyur dan membuat jalanan licin. 

    Pemerintah Daerah Sulawesi Barat telah menurunkan alat berat untuk membuka akses yang tertutup material longsor, namun proses pembersihan masih berlangsung.

    Kondisi cuaca di Kabupaten Mamuju masih dilaporkan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, yang meningkatkan risiko bencana susulan. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar lokasi diminta untuk tetap waspada.

    Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Kementerian Sosial bergerak cepat memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. 

    “Begitu kami menerima laporan bencana, tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung dikerahkan ke lokasi. Mereka bekerja bahu-membahu dengan Dinas Sosial setempat untuk mengevakuasi korban, membersihkan material longsor, dan mendistribusikan bantuan darurat,” ujar Mensos Saifullah Yusuf.

    Kementerian Sosial telah mengirimkan bantuan logistik berupa makanan siap saji, tenda darurat, selimut, tikar, serta kebutuhan dasar lainnya untuk masyarakat terdampak.

    Selain itu, layanan dukungan psikososial diberikan kepada para korban, khususnya anak-anak dan keluarga yang mengalami trauma akibat bencana. 

    “Kami memastikan masyarakat tidak hanya menerima bantuan material, tetapi juga pendampingan emosional untuk mengurangi dampak psikologis dari tragedi ini,” kata Mensos.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Kementerian Sosial tidak hanya hadir dalam situasi darurat, tetapi juga akan terus mendampingi masyarakat hingga proses pemulihan selesai. 

    “Kami akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk memastikan masyarakat terdampak mendapatkan bantuan hingga kondisi mereka pulih. Komitmen kami adalah memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka tetap terjaga,” kata Mensos.

    Kementerian Sosial mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem yang masih berlangsung.

  • Kapal Tenggelam Diterjang Ombak Perairan Bawean Gresik, Menewaskan Satu Nelayan dan 1 Korban Hilang – Halaman all

    Kapal Tenggelam Diterjang Ombak Perairan Bawean Gresik, Menewaskan Satu Nelayan dan 1 Korban Hilang – Halaman all

     
    TRIBUNNEWS.COM, GRESIK –  Seorang nelayan meninggal dunia dan satu nelayan lagi masih dalam pencarian setelah kapalnya diterjang ombak di perairan Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin (27/1/2025) pagi.

    Peristiwa ini menggegerkan warga Dusun Bangsal Desa Dekatagung Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan laut terjadi sekitar pukul 6.30 WIB sekitar 3 mil dari bibir pantai desa setempat.

    Perahu nelayan pencari ikan membawa empat orang penumpang termasuk nahkodanya.

    Nah, para nelayan mulai melaut sejak pukul 3.30 WIB.

    Perahu milik Sukandi itu berangkat dari Dusun Bangsal Desa Dekatagung, Kecamatan Sangkapura.

     Setelah sampai di tengah laut, para nelayan mulai menebar jaring.

    “Menjelang pagi hari, perahu mereka dihantam ombak dan angin kencang.

    “Peristiwa tersebut mengakibatkan lambung kapal bocor hingga kemasukan air dari samping.”

    “Laju kapal sulit bergerak, karena jaring masih terpasang,” kata Kasatpolairud Polres Gresik Iptu Arifin kepada SURYAMALANG.COM.

    Kondisi tersebut membuat kapal tenggelam hingga memaksa para nelayan untuk berenang dan menyelamatkan diri.

     “Dua orang nelayan berhasil selamat setelah dievakuasi nelayan lainnya,” bebernya.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Sukardi mengatakan seorang nelayan bernama Sudariono 57 tahun asal Bangsal, Sangkapura berhasil ditemukan dalam kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    Sedangkan keberadaan korban Sukandi, berusia 63 tahun asal Bangsal masih belum ditemukan.

    “Penyebab terjadinya perahu tenggelam karena angin kencang, dan ombak besar mengakibatkan air masuk dari lambung kapal,” imbuhnya. (Suryamalang/Willy Abraham) 

  • Polisi Tegaskan Tidak Bebaskan Suami yang Diduga Sekap Istri hingga Tewas di Palembang – Halaman all

    Istri Meninggal di Palembang Diduga karena Disekap Suami, Badan Kurus Tinggal Tulang Berbalut Kulit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keluarga SPS, seorang wanita berusia 25 tahun yang meninggal dunia di Palembang, Sumatra Selatan mengungkapkan duka mendalam dan menuding suaminya, WS (26), sebagai penyebab kematian yang diduga akibat penelantaran dan penyekapan.

    Keluarga telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian, berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), khususnya Pasal 49.

    Menurut keterangan keluarga, SPS telah disekap dalam kamar selama lebih dari tiga bulan.

    Ayah SPS, Sutrano (56), mengungkapkan terakhir kali ia bertemu dengan putrinya pada bulan Oktober 2024, dan saat itu SPS dalam kondisi sehat.

    Saat datang rumah, lanjut Sutrano, anaknya saat itu tidak banyak bercerita, ini dikarenakan oleh ada terlapor dan sore pulang ke rumah.

    “Posisi SPS tidak banyak cerita pak. Baik ke saya maupun kepada saudara saudaranya. Sore pulang pulang ke rumah,” katanya saat ditemui di kediamannya di  Jalan Mataram Ujung RT 37/01 Kelurahan Kemas Rindo Kecamatan Kertapati, Palembang, Senin (27/1/2025).  

    Setelah menerima kabar SPS terbaring lemah pada 21 Januari 2025, Sutrano dan keluarganya segera menuju rumah SPS.

    “Saat itu lah kami melihat langsung keadaan Sindi, miris pak keadaannya, hal ini membuat kami menaruh rasa curiga,” tambahnya.

    Mirisnya lagi, melihat kondisi sang anak seperti ‘bangkai hidup’, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal tulang berbalut kulit.

    “Dilihat dari sini seperti tidak diurus saat anak saya sedang sakit, ditelantarkan. Kita juga pasti bertanya sakit anak saya oleh apa,” ungkapnya. 

    SPS segera dibawa ke RS Hermina, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia pada 23 Januari 2025.

    Purwanto (32), kakak SPS, menyatakan mereka melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Palembang setelah dokter di rumah sakit menyarankan untuk melaporkan kasus tersebut.

    “Kalau kami pihak keluarga berharap terlapor ini diadili pak. Karena sudah melakukan penelantaran hingga korban meninggal dunia. Apalagi sudah di sekap di kamar,” tegas Purwanto.

    Kapolsek Kertapati, Iptu Angga Kurniawan, mengonfirmasi pihaknya telah menerima laporan dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

    “Pelaku sudah kami amankan dan diserahkan ke Polrestabes Palembang. Saat ini, kasus ini ditangani oleh Satreskrim,” ujarnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).