Category: Tribunnews.com Regional

  • Speedboat Terbalik di Nunukan: 4 Penumpang Tewas, 4 Korban Lain Termasuk Anggota Polisi Masih Hilang – Halaman all

    Speedboat Terbalik di Nunukan: 4 Penumpang Tewas, 4 Korban Lain Termasuk Anggota Polisi Masih Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Nunukan – Kecelakaan laut terjadi di perairan Kinabasan, Kecamatan Sei Menggaris, Nunukan, Kalimantan Utara, pada Rabu, 29 Januari 2025.

    Sebuah speedboat bernama Cinta Putri yang mengangkut 16 penumpang terbalik setelah dihantam ombak, mengakibatkan 4 penumpang tewas dan 4 lainnya masih dalam pencarian.

    Speedboat tersebut berangkat dari Dermaga Aji Putri menuju Kanduangan, namun mengalami kecelakaan saat berada di Perairan Kinabasan.

    Dari total penumpang, 8 orang berhasil diselamatkan, termasuk motoris speedboat bernama Wawan.

    Kapolsek Nunukan, Iptu Disco Barasa, mengonfirmasi bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap 4 penumpang termasuk satu anggota polisi yang masih hilang.

    “Awalnya 3 orang penumpang dilaporkan meninggal dunia dan 5 orang hilang. Namun, satu orang sudah ditemukan meninggal, sehingga tersisa 4 orang yang masih dalam pencarian,” ungkap Arief Budiman, petugas di lapangan.

    Pencarian terhadap korban yang hilang melibatkan personel TNI, Polri, BPBD, dan Basarnas di lokasi kejadian.

    Korban yang selamat telah dirujuk ke Puskesmas Nunukan, sementara motoris Wawan masih menjalani pemeriksaan di Polsek Nunukan.

    Daftar Korban
    Korban yang Meninggal Dunia:

    1. Acay

    2. Istri Acay

    3. Solerang

    4. Gisman

    Korban yang Selamat:

    1. Nawa Wawan

    2. Udin

    3. Aspar

    4. Jupri

    5. Wawan (motoris)

    6. Lukman

    7. Made

    8. Belum diketahui identitasnya

    (TribunKaltara.com/Febrianus Felis)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pekerja Magang Asal Palembang Tewas di Jepang, Tangis Ibunda Kenang Saat Korban Tunjukkan Slip Gaji – Halaman all

    Pekerja Magang Asal Palembang Tewas di Jepang, Tangis Ibunda Kenang Saat Korban Tunjukkan Slip Gaji – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG–  Tris Rizki Akbar Reformansyah (26), seorang pekerja magang asal Palembang, Sumatra Selatan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di Hiroshima, Jepang, Senin (27/1/2025).

    Jenazah akan dipulangkan ke Indonesia pada Sabtu (1/2/2025).

    Kiki, panggilan akrabnya semasa hidup dikenal sebagai sosok yang menomorsatukan keluarga.

    Kiki turut menjadi tulang punggung bagi sang ibu sebab kedua kakaknya sudah berkeluarga. Ayahnya diketahui sudah meninggal dunia.

    Kepergian Kiki membuat ibunda, Cik Ima (55) terpukul.

    Menurut ibunda, sehari sebelum kecelakaan kerja itu terjadi, Kiki sempat video call dengannya dan menunjukkan slip gaji hasil bekerja di Jepang.

    “Pertama video call hari Sabtu cerita kalau gaji dia besok keluar, terus hari Minggu Video Call lagi nunjukin slip gajinya katanya ‘Alhamdulillah, Ma. Besar bulan ini, memang rezeki mama nian’. Memang setiap Minggu saya video call sama dia,” ujar Cik Ima sambil menahan tangis ditemui di kediamannya di  Palembang, Rabu (29/1/2025).

    Saat video call terakhir itulah, menjadi kesan terakhir dari almarhum sebelum keesokan harinya kejadian nahas menimpa.

    “Di hari itu saya merasa bahagia sekali, jadi itu menjadi kesan terakhir. Firasat sama sekali tidak ada,” ungkapnya.

    Bagi almarhum, keluarga adalah nomor satu dan tidak pernah melupakan ibunya. Terlebih sang ayah sudah meninggal.

    “Untuk keluarga nomor satu tidak pernah bilang tidak ada (uang). Dia bilang ke saya mama jangan khawatir Kiki bisa jaga diri di sini, Alhamdulillah dapat lingkungan di Jepang lingkungannya bagus,” katanya.

    Herci (34) kakak pertama korban mengatakan pihak keluarga mendapat informasi dari Kementerian Tenaga Kerja dan salah satu teman seperjuangan almarhum.

    “Kami mendapat informasi dari Kemnaker dan ada teman almarhum juga yang memberitahu,” katanya.

    Rencananya keluarga akan memasang tenda di rumah duka pada esok hari lantaran masih menunggu proses pemulangan.

    “Belum ada persiapan karena masih menunggu proses di Jepang. Kalau kami dikasih info kemungkinan jenazahnya tiba hari Sabtu atau Minggu, ” katanya.

    Sebelumnya, Tris yang masih berstatus pekerja magang di Jepang tewas kecelakaan kerja pada pada Senin (27/1/2025) sekitar pukul 15.30 waktu setempat.

    Hal tersebut dibenarkan oleh Sekda Provinsi Sumsel yang juga sebagai Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumsel Edward Candra, berdasarkan informasi dari Kailani IM Japan benar ada warga Palembang yang meninggal karena kecelakaan kerja di Jepang.

    “Kami turut berduka cita, dan semoga keluarga diberikan ketabahan. Dari Pemprov Sumsel dan Disnakertrans Provinsi Sumsel akan memonitor terus terkait pemulangan jenazah ke Palembang,” kata Edward saat dikonfirmasi, Rabu (29/1/2025).

    Menurutnya, berdasarkan informasi  nanti yang akan mengantarkan Jenazah ke Palembang pihak Kemenaker RI dan IM Jepang .

    Jenazah akan diupayakan tiba pada hari Sabtu (1/2/2025).

    “Insha Allah Jumat sudah ada brafaks jika AWB (airway bill atau suray muatan udara) sudah siap. Pihak IM Jepang juga masih terus berkoordinasi dengan KJRI Osaka, karena tempat meninggalnya berada di wilayah KJRI Osaka,” ungkapnya.

    Edward meminta doa kepada semua pihak semoga proses pemulangan jenazah dari Jepang ke Palembang berjalan lancar.  

    Tris Rizki Akbar Reformansyah mengikuti Program IM Japan Angkatan 365 Tahun 2024. Keberangkatan bulan Juni 2024.

    Lokasi Kerjanya di Yoshiwa Kota Hatsukaichi Japan.

    Pekerjaan sebagai Konstruksi/Genba (Lapangan).Jenis kerja Tobi (Peranca Bangunan). Tris Risky merupakan rekrutan Dinas Ketenagakerjaan Palembang angkatan ke 1. (Tribun Sumsel). (*)

  • Polisi Kesulitan Interogasi Anak yang Bunuh Ayah di Jember, Matanya Melotot saat Diajak Bicara – Halaman all

    Polisi Kesulitan Interogasi Anak yang Bunuh Ayah di Jember, Matanya Melotot saat Diajak Bicara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi kesulitan untuk menginterogasi Akbar (19), anak yang menghabisi nyawa ayah kandungnya, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur.

    Pasalnya, selama menjalani perawatan di RSD dr Soebandi, Jember, pelaku menunjukkan perilaku yang tak normal.

    “Sering tiba-tiba mengumandangkan azan dan ikamah bahkan menjawab pertanyaan polisi dengan azan,” ungkap Kapolsek Puger, AKP Fatchur Rahman, Rabu (29/1/2025), dikutip dari Tribun Jatim.

    Polisi menduga, tingkah laku itu mengindikasikan pelaku mengalami gangguan kejiwaan setelah membunuh ayah kandungnya sendiri.

    “Saat ini kami fokus terlebih dahulu pada penyembuhan lukanya. Setelah itu kami akan memeriksa kondisi mentalnya,” ucap Fatchur.

    Selain itu, setiap kali penyidik mengajak bicara pelaku soal pembunuhan yang dilakukannya, ekspresi Akbar langsung berubah drastis, bahkan matanya melotot.

    “Tiba-tiba melotot, lalu diam tanpa menjawab pertanyaan apa pun. Karena kesulitan mendapatkan keterangan dari AK, polisi melibatkan ibu dan kakaknya,” terangnya.

    Fatchur menekankan bahwa keterangan tersangka sangat dibutuhkan dalam penyelidikan kasus ini.

    Oleh sebab itu, polisi meminta bantuan ibu pelaku untuk berkomunikasi dengan yang bersangkutan.

    “Kami membutuhkan keterangannya untuk penyelidikan, jadi ibunya kami mintai tolong untuk berkomunikasi dengannya,” jelas Fatchur.

    Penyidikan perkara juga terhambat lantaran polisi belum bisa mengakses handphone milik pelaku lantaran enggan memberikan sandinya.

    “Setiap kali ditanya kata sandinya, ia selalu memberikan jawaban yang tidak jelas. Kami berharap ibunya bisa membantu membuka ponsel tersebut,” imbuhnya.

    Meski begitu, Fatchur berujar bahwa penyidikan kasus ini akan terus berlanjut karena pihaknya perlu menggali motif pembunuhan.

    “Polisi berusaha mengungkap motif AK membunuh ayahnya, terutama setelah melihat sikapnya yang berubah-ubah,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, kepolisian akan meminta keterangan keluarga pelaku guna memastikan riwayat gangguan mental yang bersangkutan.

    “Polisi ingin memastikan apakah ada riwayat gangguan mental atau kejadian lain yang melatarbelakangi tragedi ini,” tuturnya.

    Kesaksian Tetangga

    Sebelumnya, polisi sudah meminta keterangan dari beberapa saksi terkait kasus ini.

    Tetangga korban, Edi Siswanto mengaku, menyaksikan betul saat pelaku memenggal leher ayahnya pada Senin (27/1/2025) dini hari.

    Edi menyatakan, dirinya mendengar suara teriakan pada pukul 00.00 WIB. Awalnya, ia mengira yang berteriak adalah orang gila.

    “Akhirnya saya coba lihat dari balik kelambu jendela rumah saya di depan. Saya kira orang gila, ternyata tetangga saya, tepat di depan rumah saya, kira-kira jaraknya 10 meter dari rumah saya,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Edi ingat betul, betapa pelaku menghabisi nyawa korban secara kejam. Akbar berkali-kali membacokan benda tajam ke leher ayahnya.

    “Kayak dirajang-rajang. Cuma pakai apa, saya kurang tahu soalnya penerangannya kurang jelas,” terangnya setelah dimintai keterangan penyidik di Polsek Puger.

    Selain itu, jumlah bacokannya tak bisa terhitung karena pelaku mengayunkan senjata tajam ke leher korban kurang lebih selama lima menit.

    “Pokoknya cukup lama, ada mungkin lima menit, soalnya dibacok terus gitu. Saya pikir itu orang gila kok,” kata Edi sambil menggerakkan tangan kanannya saat mengingat tindakan pelaku.

    Saat melihat kejadian itu, dirinya tak berani keluar rumah dan menolong korban lantaran kondisinya sepi.

    “Takut saya yang mau keluar rumah, apalagi kan saya pendatang. Saat itu orang lain belum ada yang tahu, yang tahu hanya anak dan istri saya, karena saya bangunin,” jelasnya.

    Setelah menghabisi nyawa ayahnya, pelaku pergi dan mondar-mandir di jalanan, meninggalkan tubuh korban.

    “Saat itu juga memang tidak ada tetangga yang keluar, takut juga mungkin. Pokoknya saya tetap di dalam rumah sama anak dan istri saya,” urainya.

    Menurutnya, pelaku memang memenggal leher korban dengan senjata tajam hingga terputus, bahkan menghilangkan kepala ayahnya.

    “Dan memang kepala (korban) dipegang dan dibawa sejauh 50 meteran dari tempat pembunuhan. Memang sengaja dibuang sama pelaku,” tutur Edi.

    Ia mengaku baru berani keluar rumah saat banyak orang di depan rumahnya menjelang subuh, menyaksikan tubuh korban tanpa kepala.

    “Baru saat orang-orang sudah ramai, baru saya keluar rumah. Ketika menjelang subuh,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul: Anak yang Penggal Leher Ayah Kandung di Jember Kumandangkan Adzan saat Ditanya Polisi.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Imam Nawawi)

  • Video Deretan Tabiat Buruk Antok Pelaku Mutilasi Wanita di Ngawi: Angkuh, Ogah Bergaul dan Pendendam – Halaman all

    Video Deretan Tabiat Buruk Antok Pelaku Mutilasi Wanita di Ngawi: Angkuh, Ogah Bergaul dan Pendendam – Halaman all

    Terungkap sejumlah tabiat buruk Rohmat Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33), pelaku mutilasi Uswatun Khasanah (29) di Ngawi, Jawa Timur.

    Tayang: Rabu, 29 Januari 2025 13:45 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap sejumlah tabiat buruk Rohmat Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33), pelaku mutilasi Uswatun Khasanah (29) di Ngawi, Jawa Timur. 

    Menurut tetangga Antok di Tulungagung, tersangka selama ini dikenal angkuh dan tak mau bergaul dengan warga setempat. 

    Bahkan, Antok dikenal sebagai sosok yang pendendam.(*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Video Antok Kerap Menangis saat Diinterogasi Kasus Pembunuhan Wanita di Ngawi, Anak Jadi Alasan – Halaman all

    Video Antok Kerap Menangis saat Diinterogasi Kasus Pembunuhan Wanita di Ngawi, Anak Jadi Alasan – Halaman all

    Terungkap alasan Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) kerap menangis saat diinterogasi di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.

    Tayang: Rabu, 29 Januari 2025 13:09 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap alasan Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) kerap menangis saat diinterogasi di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.

    Emosi Antok memuncak hingga berujung menangis karena teringat kedua anaknya. 

    Pasalnya, kedua anak itu menjadi salah satu alasannya membunuh hingga memutilasi sang kekasih, Uswatun Khasanah (29).

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Oknum Perwira Polisi di Aceh yang Diduga Paksa Pacar Aborsi Berinisal YF, Berdinas di Polres Bireun – Halaman all

    Oknum Perwira Polisi di Aceh yang Diduga Paksa Pacar Aborsi Berinisal YF, Berdinas di Polres Bireun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Oknum perwira yang berdinas di Polres Bireun, IPDA YF diperiksa Paminal Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Aceh. 

    Pemeriksaan  terkait masalah pribadinya dengan seorang wanita diduga pacarnya.

    Dalam kasus yang viral di media sosial itu YF diduga memaksa pacarnya untuk mengaborsi kandungan.

    Ini membuat pacar pelaku mengalami infeksi rahim. 

    Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto membenarkan seorang personel Polres Bireuen berinisial Ipda YF telah ditarik ke Polda Aceh untuk menjalani pemeriksaan dan pembinaan di Bidpropam.

    “Yang bersangkutan sudah berada di Polda dan sedang dalam pemeriksaan dan pembinaan di Paminal Bidpropam,” ujar Joko, Selasa (28/1/2025).

    Saat ini pihaknya belum dapat memberikan informasi lebih rinci terkait kasus yang dialami YF tersebut. 

    Namun, ia memastikan bahwa apabila ditemukan adanya pelanggaran kode etik, Ipda YF akan diproses sesuai dengan ketentuan yang ada.

    “Mohon waktu, karena kami masih menunggu hasil pemeriksaan. Perkembangannya akan segera kami sampaikan,” ungkapnya. 

    Sebuah unggahan viral terkait seorang Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) yang memaksa pacarnya untuk mengaborsi kandungannya.

    Dalam unggahan akun X @Randomable, diungkap jika kekasih Taruna Akpol yang belum diketahui identitasnya itu bekerja sebagai pramugari.

    Disebutkan pula jika sang pramugari ini sampai mendapatkan infeksi di rahimnya akibat dipaksa mengaborsi kandungannya tersebut dengan alasan untuk menyelamatkan karir sang Taruna Akpol tersebut.

     Adapun dari kabar yang beredar, Taruna Akpol lulusan 2023 tersebut kini sudah bertugas menjadi anggota kepolisian di Aceh.

    “Viral! Oknum Taruna Akpol di Aceh Diduga Paksa Pacar Aborsi Hingga Infeksi Rahim!!” tulis akun tersebut seperti dikutip, Senin (27/1/2025). (Serambi Indonesia/Rianza Alfandi) 

  • WNI yang Tewas dalam Kecelakaan Kerja di Jepang Ternyata Warga Palembang, Berstatus Magang – Halaman all

    WNI yang Tewas dalam Kecelakaan Kerja di Jepang Ternyata Warga Palembang, Berstatus Magang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG –  Tris Rizki Akbar Reformansyah (26), meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan kerja di Hiroshima, Jepang pada Senin (27/1/2025) sekitar pukul 15.30 waktu setempat.

    Ternyata Tris merupakan pria asal Palembang, Sumatera Selatan.

    Tris mengalami kecelakaan saat sedang melakukan perbaikan jalan atau jembatan di Hatsukaichi, Hiroshima.

    Saat ini, jenazah korban masih berada di Jepang dan rencananya akan dipulangkan ke Palembang, Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

    Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang, Rediyan Deddy mengatakan, perusahaan tempat Tris bekerja telah berkoordinasi dengan pihak IM Jepang dan keluarga korban.

    “Keluarganya sudah tahu. Kronologis belum kami dapat secara resmi, kabarnya sudah terkoordinasi antara perusahaan dengan IM Jepang dan keluarga sambil menunggu jenazah ke Indonesia, Palembang,” ujar Rediyan saat dikonfirmasi, Selasa (28/1/2025).

    Berdasarkan data yang diterima, Tris mulai bekerja di Jepang sejak Januari 2024 dengan status magang kerja.

    “Statusnya magang kerja,” kata Rediyan.

    Rediyan memperkirakan jenazah Tris akan tiba di Palembang dalam beberapa hari ke depan.

    Ini mengingat masih ada beberapa proses yang harus diselesaikan di Jepang dan berkoordinasi dengan Kementerian, termasuk karena adanya perayaan Imlek, kedatangan jenazah kemungkinan akan sedikit tertunda, mungkin sekitar hari Sabtu.

    “Dari Disnaker juga tentu akan ke rumah duka,” tutup Rediyan.

    Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, pekerja asal Indonesia tewas akibat kecelakaan di Hiroshima, Senin (27/1/2025) sekitar jam 15:30 waktu Jepang.

    “Lokasi konstruksi di Jalan Raya Chugoku 5 orang jatuh karena perancah suspensi runtuh 2 orang tewas Kota Hatsukaichi, Hiroshima,” ungkap sumber Tribunnews.com dari pihak kepolisian Jepang malam ini (27/1/2025).

    Di Kota Hatsukaichi, Prefektur Hiroshima, lima pekerja jatuh ketika perancah yang mereka bangun untuk pembangunan jalan raya runtuh menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya.

     Menurut polisi, sekitar pukul 15:30 pada tanggal 27 Januari, perancah gantung yang sedang dibangun untuk pekerjaan pembaruan Jalan Tol Chugoku di Yoshiwa, Kota Hatsukaichi tiba-tiba runtuh.

    Akibatnya 5 pekerja laki-laki jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter.

    Dalam kecelakaan ini, Tomohiro Toshikiyo (49), seorang pekerja kantoran di Kota Fukuyama dipastikan tewas di tempat kejadian.

    Kemudian Tris Rizki Akbar Reformansyah (26), warga negara Indonesia dan pekerja kantoran di Kota Masuda, Prefektur Shimane, dibawa ke rumah sakit di Kota Hiroshima juga dilaporkan meninggal.

    Selain itu, seorang pria berusia 50-an terluka parah dan dua pria berusia 20-an terluka.

     Perancah sedang dipasang sebagai persiapan untuk pekerjaan penggantian bagian dermaga yang menyentuh lantai dermaga, yang disebut pelat lantai.

     Pekerjaan renovasi jembatan Sarang Elang sekitar 500 meter di timur laut persimpangan Yoshiwa InterChange.

    Menurut Nexco west Japan, perusahaan patungan antara Oriental Shiroishi (Tokyo) dan Japan Bridge (Osaka) melakukan proyek pekerjaan tersebut.

    Lokasi di daerah pegunungan sekitar 30 kilometer barat laut pusat kota Hiroshima. (Tribun Sumsel/Yandi Triansyah) (Tribunnews.com/Ricard Susilo)

     

     

  • Gempa M 4,3 Guncang Kolaka Sulteng, BMKG: Pusat Gempa di Kedalaman 5 Km – Halaman all

    Gempa M 4,3 Guncang Kolaka Sulteng, BMKG: Pusat Gempa di Kedalaman 5 Km – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa berkekuatan magnitudo 4,3 mengguncang Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara pada pagi ini, Rabu (29/1/2025) pukul 09.02 WIB.

    Pusat gempa berada di darat, tepatnya 6 km tenggara Kabupaten Kolaka Timur pada kedalaman 5 km.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa ini dirasakan (Skala MMI) hingga wilayah:

    “Gempa (UPDATE) Mag:4.3, 29-Jan-25 09:02:45 WIB, Lok:4.08 LS, 121.80 BT (Pusat gempa berada di darat 6 km tenggara Kab. Kolaka Timur), Kedlmn:5 Km Dirasakan (MMI) III – IV Kolaka Timur, III Kolaka,” tulis BMKG di X, Rabu.

    Skala MMI Gempa

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • Sosok Jasad Wanita di Kebun Teh Cianjur, Diduga Korban Pembunuhan, Identitas Terungkap – Halaman all

    Sosok Jasad Wanita di Kebun Teh Cianjur, Diduga Korban Pembunuhan, Identitas Terungkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap identitas jasad wanita yang ditemukan di areal perkebunan teh Gedeh, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (26/1/2025) lalu.

    Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto mengungkapkan bahwa mayat wanita tersebut bernama Siti Wahyuni (28), alias SW, yang berdomisili di Kampung Cinangka, Desa Mekarmulya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur.

    Tono menyebutkan bahwa SW diduga menjadi korban pembunuhan.

    Sebab, ditemukan sejumlah luka di tubuh korban yang diakibatkan oleh hantaman benda tumpul.

    Bekas luka di sekujur tubuh mayat perempuan tersebut berada di bagian antara lain seperti wajah, tangan, kaki, dan punggung.

    “Selain itu, ditemukan pendarahan di bagian kelopak mata, luka lecet di tangan, serta lebam di perut dan punggung,” kata Tono saat dihubungi melalui telepon, Selasa (28/1/2025) dilansir dari Kompas.com.

    Tono mengatakan bahwa sebelum ditemukan tewas, korban sempat berpamitan kepada keluarganya untuk bekerja di kota Cianjur.

    Penyidik Polres Cianjur telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi, termasuk pihak keluarga korban, terkait kronologi kepergian korban dari rumah.

    “Selain itu, olah tempat kejadian perkara (TKP) juga dilakukan untuk kepentingan penyidikan dan pendalaman kasus,” sebutnya.

    Adapun jasad wanita di kebun teh Cianjur itu telah dibawa ke RS Bhayangkara Cianjur untuk dilakukan autopsi.

    “Jenazah perempuan tersebut sudah kita bawa ke RS Bhayangkara Cianjur untuk dilakukan autopsi, dan pemeriksaan lainya,” ujar Tono saat dihubungi, Senin (27/1/2025), dilansir dari TribunJabar.id. 

    “Kami saat ini masih menunggu hasil dari pemeriksaan autopsi untuk mengetahui penyebab korban meninggal dunia,” imbuhnya.

    Sebelumnya, warga Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, digegerkan dengan penemuan mayat perempuan di area perkebunan teh pada Minggu sore.

    Mayat wanita tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang tengah melintas. Korban saat itu mengenakan kaos bergaris dan celana jeans biru.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Mayat Perempuan di Kebun Teh di Cianjur Diduga Korban Pembunuhan, Penuh Bekas Pukulan Benda Tumpul

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Fauzi Noviandi) (Kompas.com/Firman Taufiqurrahman).

  • Detik-detik Anak Mutilasi Ayah di Jember, Tetangga Tidak Berani Keluar Rumah – Halaman all

    Detik-detik Anak Mutilasi Ayah di Jember, Tetangga Tidak Berani Keluar Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEMBER – Terungkap kasus seorang anak membunuh ayahnya sendiri secara sadis hingga memutilasi dengan memenggal kepala korban rupanya disaksikan oleh beberapa saksi.

    Sejumlah tetangga korban melihat langsung eksekusi karena kekerasan maut itu terjadi di luar rumah di Dusun Jadukan Desa Mojosari Jember, Jawa Timur itu.

    Edi Siswanto, tetangga korban, mengaku menyaksikan detik-detik Akbar (19) memenggal leher ayahnya bernama Zainal Arifin alias Haji Jaenuri (60), Senin (27/1/2025) dini hari.

    Dia mengaku mendengar suara teriakan pada pukul 00.00 WIB dari luar rumah.

    Edi mengira awalnya teriakan itu berasal dari orang gila. 

    “Akhirnya saya coba lihat dari balik kelambu jendela rumah saya di depan. Saya kira orang gila, ternyata tetangga saya, tepat di depan rumah saya, kira-kira jaraknya 10 meter dari rumah saya,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Edi ingat betul, pelaku menghabisi nyawa korban secara kejam.

    Sebab anak ini berkali kali membacokan benda tajam di leher ayah kandungnya.

    “Kayak di rajang-rajang. Cuma pakai apa, saya kurang tahu soalnya penerangannya kurang jelas,” ulasnya usai dimintai keterangan penyidik di Polsek Puger.

    Selain itu, kata dia, jumlah bacokannya tidak bisa terhitung karena pelaku mengayunkan senjata tajam di leher korban cukup lama, kurang lebih lima menitan.

    “Pokoknya cukup lama, ada mungkin lima menit, soalnya dibacok terus gitu. Saya pikir itu orang gila kok,” kata Edi sambil menggerakkan tangan kanannya saat mengingat tindakan pelaku.

    Edi mengaku saat melihat insiden tersebut, tidak berani keluar rumah dan menolong korban. Karena ketika pembunuhan terjadi kondisinya memang sepi.

    “Takut saya yang mau keluar rumah, apalagi kan saya pendatang. Saat itu orang lain belum ada yang tahu, yang tahu hanya anak dan istri saya, karena saya bangunin,” paparnya.

    Edi mengungkapkan, setelah menghabisi nyawa ayahnya, pelaku pergi dan mondar-mandiri di jalanan meninggalkan tubuh korban.

    “Saat itu juga memang tidak ada tetangga yang keluar, takut juga mungkin. Pokoknya saya tetap di dalam rumah sama anak dan istri saya,” urainya.

    Pria berpeci warna hitam ini mengungkapkan, pelaku memang memenggal leher korban dengan senjata tajam .

    “Dan memang kepala (korban) dipegang dan dibawa sejauh 50 meteran dan tempat pembunuhan. Memang sengaja dibuang sama pelaku,” tutur Edi.

    Edi mengaku baru berani keluar rumah, saat banyak orang di depan rumahnya, menyaksikan tubuh korban tanpa kelapa saat menjelang subuh.

    “Baru saat orang-orang sudah ramai, baru saya keluar rumah. Ketika menjelang subuh,” imbuhnya.

    Kasat Reskrim Polres Jember AKP Angga Riatma mengatakan, tersangka sudah diamankan.

    Untuk motif pembunuhan, polisi masih melakukan pendalaman kasus.

    “Motif masih kami dalami karena informasi sementara. Anak ini mengalami depresi dan masih dalam perawatan di rumah sakit,” tanggapnya.

    Angga mengungkapkan, beberapa barang bukti yang telah diamankan diantaranya golok yang digunakan oleh pelaku, serta pakaian anak dan bapak tersebut dan sampel darah,” katanya.

    Angga mengaku belum bisa meminta keterangan terhadap terduga pelaku, sebab hal itu dilakukan menunggu kondisi kesehatan remaja 19 tahun tersebut normal.

    “Setelah kondisi kesehatan terduga pelaku normal. Kami akan lakukan cek ke Psikiater terhadap yang bersangkutan,” tambahnya.  (TribunJatimTimur/Iman Nawawi)