Category: Tribunnews.com Regional

  • Ketua RT di OKU Sumsel Ditemukan Tewas Dekat Jembatan, Alami Sembilan Luka Tusuk, Berikut Sosoknya – Halaman all

    Ketua RT di OKU Sumsel Ditemukan Tewas Dekat Jembatan, Alami Sembilan Luka Tusuk, Berikut Sosoknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA – Wawansyah (52), seorang Ketua RT di Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan, diduga menjadi korban pembunuhan.

    Wawansyah ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.

    Korban mengalami 9 luka tusukan saat jasadnya ditemukan pada Sabtu (1/2/2025) sekira pukul 08.30 WIB. 

    Jenazah korban ditemukan bersimbah darah dalam posisi tertelungkup dekat Jembatan Kuning, Desa Gunung Meraksa.

    Terdapat tujuh tusukan di tubuh bagian belakang, satu tusukan di tangan kiri serta satu tusukan di lengan kanan. 

    Tidak jauh dari tempatnya tergeletak, ada sepeda motor milik korban jenis vega warna biru sudah roboh di pinggir jalan. 

    Di leher korban masih tergantung tas kecil, korban mengenakan celana jeans biru muda dan baju kaos lengan panjang berwarna biru navy. 

    Penjelasan Polisi

    Kapolsek Lubuk Batang, AKP Haryanto mengatakan polisi dibantu warga langsung mengevakuasi jenazah korban.

    Selanjutnya korban dibawa ke RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja guna melakukan visum.

    Setelah dilakukan visum luar, jenazah korban diserahkan kepada anggota keluarganya di rumah duka di Desa Gunung Meraksa Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU dan selanjutnya dimakamkan.

    Menurut Kapolsek barang-barang milik korban berupa sepeda motor jenis Vega warna biru masih tergeletak di dekat korban saat pertama kali ditemukan.

    Tas kecil selempang pun masih terpasang di dada korban. 

    “Barang-barangnya masih utuh, kita masih dalam kasus kematian korban,” terang Kapolsek Lubuk Batang AKP Haryanto.

    Sosok korban

    Wawansyah dalam kesehariannya nyambi bekerja sebagai penjaga kebun sawit milik warga setempat.

    Pria yang  berprofesi sebagai petani ini sehari-harinya dikenal sebagai seorang RT yang biasa membantu warganya mengurus administrasi pemerintahan di Desa Gunung Meraksa.

    Kepala Desa Gunung Meraksa, Dahlan membenarkan bahwa korban adalah seorang RT di Desa Gunung Meraksa.

    Kades belum bersedia berkomentar banyak seputar peristiwa terbunuhnya Wawansyah. 

    “Kita tunggu saja hasil penyelidikan polisi, kasus ini kita serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum,” kata Kades, Sabtu (1/2/2025). (Tribun Sumsel)

  • Gunung Joglo: Lokasi Hilangnya Mohamad Rohadi Mahasiswa Uhamka yang Ditemukan Tewas – Halaman all

    Gunung Joglo: Lokasi Hilangnya Mohamad Rohadi Mahasiswa Uhamka yang Ditemukan Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (Uhamka) Jakarta, Mohamad Rohadi (21), ditemukan meninggal setelah hilang di Gunung Joglo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Rohadi ditemukan pada Sabtu, 1 Februari 2025, setelah dinyatakan hilang sejak Rabu, 29 Januari 2025, pukul 13.00 WIB.

    Rohadi dilaporkan hilang saat melakukan pendidikan dasar bersama rekan-rekannya dari Mapala Uhamka di Gunung Joglo.

    Menurut Adam Hamdani, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Rohadi yang berperan sebagai “sweeper” berada di posisi paling belakang rombongan.

    Saat mengecek jalur, Rohadi tidak kembali ke titik berkumpul.

    “Dia ini sweeper dan posisinya itu terakhir. Saat itu informasinya dia sedang mengecek jalur, namun tidak kembali lagi ke titik akhir,” jelas Adam.

    Setelah rombongan Mapala Uhamka melanjutkan perjalanan turun, mereka menyadari Rohadi tidak ada di pos bawah.

    Upaya pencarian dilakukan oleh rekan-rekannya selama dua hari sebelum akhirnya melapor ke pihak berwenang pada Jumat, 31 Januari 2025.

    Jasad Rohadi ditemukan pada Sabtu sekitar pukul 09.41 WIB dalam posisi telungkup di aliran Curug Pariuk.

    Saat ini, jasad korban telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.

    Gunung Joglo terletak di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, dan berada di kaki Gunung Gede Pangrango.

    Medan di kawasan ini diketahui cukup sulit, dengan banyak jurang dan lembah.

    “Kalau dilihat, Gunung Joglo ini ada di kaki Gede Pangrango. Medannya itu banyak tebingan dan jurang,” ungkap Adam Hamdani.

    Kesulitan medan di Gunung Joglo menjadi tantangan tersendiri, terutama saat cuaca ekstrem.

    Pada saat kejadian, kondisi cuaca hujan dan kabut tebal menyebabkan visibilitas rendah, sehingga meningkatkan risiko pendaki jatuh atau tersesat.

    “Cuaca cukup ekstrem bisa menyebabkan korban kemungkinan jatuh atau tersesat dikarenakan jalur yang tertutup kabut dan hujan,” jelas Adam.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Update Kecelakaan Bus Brimob di Tol Purwodadi: Korban Tewas 2 Orang, Sopir Pensiunan PNS – Halaman all

    Update Kecelakaan Bus Brimob di Tol Purwodadi: Korban Tewas 2 Orang, Sopir Pensiunan PNS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Korban tewas kecelakaan bus Brimob di jalan Tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur kini menjadi dua orang, Sabtu (1/2/2025).

    Humas RS Saiful Anwar Malang, Donny Irian Febri Prasetyo menjelaskan korban tewas tersebut berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

    Sementara itu, lima orang sedang dalam perawatan di IGD yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan.

    “Ada dua korban meninggal dunia di kamar jenazah. Satu laki-laki dan satu perempuan,” ujarnya.

    Siswi Tewas

    Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Dani Irawan mengatakan korban meninggal dunia bertambah satu orang yakni pelajar perempuan sekolah berinisial NR (18). 

    Korban NR menghembuskan nafas terakhir setelah dirawat di RS karena mengalami luka berat dan situasi medis kritis akibat kecelakaan tersebut.

    Kini jenazah sudah dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr Saiful Anwar Malang untuk dilakukan visum dan pendataan oleh petugas Unit Laka Satlantas Polres Pasuruan. 

    Sebelumnya, korban meninggal dunia adalah sopir bus bernama Choirul (61) warga Ngoro, Mojokerto yang merupakan pensiunan PNS Pusdik Brimob Watukosek Gempol Pasuruan. 

    Diketahui, bus Brimob tersebut mengangkut rombongan pelajar dan guru SMAN 1 Porong. 

    Bus menabrak tiang penunjuk jalan di dekat Exit Tol Purwodadi, KM 72-73 Tol Pandaan-Malang, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (1/2/2025).

    Sopir Bus Bukan Pensiunan Polisi

    Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno mengatakan sopir bus tersebut bukan pensiunan polisi.

    Korban adalah pensiunan pegawai negeri sipil (PNS).

    “Selain siswi, sopir yang meninggal di lokasi kejadian itu adalah pensiunan PNS di Brimob Watukosek Gempol. Bukan pensiunan polisi,” katanya.

    Dari data yang dihimpun, jumlah penumpang di bus Brimob Polri bernomor polisi 18567-04 itu 34 orang.

    Mereka terdiri dari 31 siswa, dua orang pendamping, dan seorang sopir. 

    Semua penumpang, baik yang mengalami luka ringan maupun luka berat, dirawat di empat rumah sakit.

    Keempat rumah sakit tersebut yaitu di RSSA Malang sebanyak 4 orang, di RS Lawang Medika 20 orang, di RS Prima Husada Singosari 2 orang, dan di RSUD Lawang 2 orang.

    “Untuk korban yang meninggal di kamar jenazah ada dua orang atas nama Navia Rimbi (siswi) dan M Khoirul Arufi (sopir). Keluarga korban meninggal dunia sedang dalam perjalanan ke RSSA Malang,” katanya.  

    (Tribun Jatim/Kompas.com)

  • Video Penampakan Terakhir Uswatun 3 Jam sebelum Tewas Dimutilasi Antok, Tampak Mesra Makan di Resto – Halaman all

    Video Penampakan Terakhir Uswatun 3 Jam sebelum Tewas Dimutilasi Antok, Tampak Mesra Makan di Resto – Halaman all

    Rekaman CCTV sebelum Uswatun Khasanah dibunuh oleh kekasihnya, Rohmad Tri Hartanto alias Antok di Kediri, Jawa Timur terkuak.

    Tayang: Sabtu, 1 Februari 2025 18:07 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Rekaman CCTV sebelum Uswatun Khasanah dibunuh oleh kekasihnya, Rohmad Tri Hartanto alias Antok di Kediri, Jawa Timur, terkuak.

    Mereka sempat makan malam di sebuah restoran dan tampak mesra.

    Ada tiga rekaman CCTV yang memperlihatkan keberadaan Uswatun dan Antok di restoran tersebut pada Minggu (19/1/2025).

    Mulai dari area parkiran restoran, lobby utama restoran, hingga area meja makan.

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Mengenal Gunung Joglo Bogor, Lokasi Hilangnya Mahasiswa Uhamka Jakarta, Banyak Jurang dan Lembah – Halaman all

    Mengenal Gunung Joglo Bogor, Lokasi Hilangnya Mahasiswa Uhamka Jakarta, Banyak Jurang dan Lembah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka (Uhamka) Jakarta, Mohamad Rohadi (21), ditemukan setelah hilang di Gunung Joglo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Rohadi ditemukan meninggal pada Sabtu (1/2/2025), setelah hilang sejak Rabu (29/1/2025) pukul 13.00 WIB.

    Saat ditemukan, jasad Rohadi tertelungkup di aliran Curug Pariuk.

    “Kami temukan Rohadi sekitar pukul 9.41 WIB dalam posisi telungkup,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana DaeraH (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, Sabtu, dilansir TribunnewsBogor.com.

    Lantas, seperti apa medan Gunung Joglo?

    Gunung Joglo berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Gunung ini berada di kaki Gunung Gede Pangrango.

    Di kawasan Gunung Joglo, terdapat sejumlah spot berkemah, salah satunya adalah Bukit Joglo Saung Geulis.

    Meski demikian, medan di Gunung Joglo diketahui termasuk sulit.

    Adam mengungkapkan medan Gunung Joglo memiliki banyak jurang dan lembah.

    “Kalau dilihat, Gunung Joglo ini ada di kaki Gede Pangrango. Medannya itu banyak tebingan dan jurang,” ungkap Adam.

    Karena sulitnya medan di Gunung Joglo, pendakian menjadi berbahaya saat cuaca ekstrem.

    Rohadi sempat diduga kuat terperosok ke jurang karena saat kejadian, cuaca di Gunung Joglo hujan dan tertutup kabut.

    “Cuaca cukup ekstrem, bisa menyebabkan korban kemungkinan jatuh atau tersesat dikarenakan jalur yang tertutup kabut dan hujan,” jelas Adam.

    Kronologi Hilangnya Mohamad Rohadi

    MAPALA HILANG DITEMUKAN – Mapala Uhamka bernama Mohamad Rohadi (21) hilang di Gunung Joglo, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (1/2/2025). Tewasnya Rohadi diduga akibat terperosok ke jurang. Sebelum ditemukan tewas, Rohadi sempat bersama rombongan untuk mengecek jalur pendakian pada Rabu (29/1/2025). (Dok. BPBD via Tribun Bogor)

    Sebelumnya, Mohamad Rohadi dilaporkan hilang sejak Rabu.

    Kejadian ini bermula saat Rohadi dan rekan-rekannya dari Mapala Uhamka, tengah melakukan pendidikan dasar di Gunung Joglo.

    Adam Hamdani mengatakan, Rohadi yang bertugas sebagai sweeper, berada di paling belakang rombongan.

    Saat kejadian, Rohadi yang mengecek jalur, tidak kembali ke titik akhir berkumpul.

    “Jadi dia ini sweeper dan posisinya itu terakhir. Saat itu, informasinya dia sedang mengecek jalur.”

    “Namun, tidak kembali lagi ke titik akhir mereka berkumpul,” jelas Adam.

    Setelahnya, rombongan Mapala Uhamka yang lain melanjutkan turun dari Gunung Joglo, dengan harapan Rohadi sudah tiba lebih dulu.

    Ternyata, Rohadi tidak ada di pos bawah. Sehingga, Mapala Uhamka memutuskan mencari korban selama dua hari.

    “Dua hari mereka (Mapala Uhamka) mencari sendiri. Mungkin nyerah atau gimana, akhirnya lapor. Laporan juga baru hari kemarin (Jumat, 31/1/2025)” ungkap Adam.

    Lantas, pada Sabtu pagi, Rohadi berhasil ditemukan, namun dalam kondisi meninggal.

    Saat ini, jasad korban telah dibawah ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kondisi Rohadi Mapala Uhamka Saat Ditemukan di Gunung Joglo Bogor, Posisi Tubuhnya Telungkup

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunnewsBogo.com/Rahmat Hidayat)

  • Dugaan Penyebab Ketua Mapala Uhamka Rohadi Tewas di Gunung Joglo: Terperosok ke Jurang – Halaman all

    Dugaan Penyebab Ketua Mapala Uhamka Rohadi Tewas di Gunung Joglo: Terperosok ke Jurang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor akhirnya menemukan ketua mahasiswa pecinta alam (mapala) dari Universitas Muhammadiyah Hamka (Uhamka), Mohamad Rohadi (21), setelah dinyatakan hilang selama empat hari di Gunung Joglo, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (1/2/2025).

    Nahas, Rohadi ditemukan dalam kondisi tewas dalam keadaan tertelungkup di aliran Curug Pariuk.

    “Kami temukan Rohadi sekitar pukul 09.41 WIB dalam posisi telungkup,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, Sabtu pagi, dikutip dari Tribun Bogor.

    Adam mengatakan tewasnya Rohadi diduga akibat terperosok ke jurang setelah terpisah dari rombongannya.

    Dia menyebut bahwa medan di Gunung Joglo memang cukup ekstrem karena terdapat banyak jurang dan lembah.

    “Kondisi medan yang banyak terdapat jurang dan lembah, Serta cuaca yang cukup ekstrim dapat menyebabkan korban kemungkinan jatuh atau tersesat dikarenakan jalur yang tertutupi kabut dan hujan,” ujarnya.

    Kini jasad Rohadi telah dievakuasi oleh tim SAR gabungan untuk diberikan kepada pihak keluarga.

    Kronologi Tewasnya Rohadi, Sempat Cek Jalur Pendakian

    Ditemukannya jasad Rohadi berawal dari korban yang dinyatakan hilang sejak Rabu (29/1/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

    Adam mengatakan Rohadi dinyatakan hilang saat bersama dalam rombongan ketika acara pendidikan dasar (diksar) Mapala Uhamka di Gunung Joglo.

    Dia mengungkapkan korban berposisi sebagai sweeper dan berada di barisan terakhir rombongan.

    Pada momen tersebut, kata Adam, Rohadi tengah mengecek jalur pendakian.

    “Jadi dia ini sweeper dan posisinya itu terakhir. Saat itu informasinya dia sedang mengecek jalur. Namun, tidak kembali lagi ke titik akhir mereka berkumpul,” katanya.

    Adam mengungkapkan rombongan sempat memutuskan untuk lanjut ke pos turun Gunung Joglo.

    Namun, sesampainya rombongan di pos turun, ternyata Rohadi tidak kunjung kembali.

    Akhirnya rombongan memutuskan untuk mencari keberadaan Rohadi dalam dua hari berturut-turut.

    Hanya saja pencarian yang dilakukan berujung nihil dan membuat rombongan memutuskan untuk membuat laporan ke tim SAR.

    “Dua hari mereka mencari sendiri. Mungkin nyerah atau gimana akhirnya lapor. Laporan juga baru hari kemarin,” ujarnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Bogor dengan judul “Kondisi Rohadi Mapala Uhamka Saat Ditemukan di Gunung Joglo Bogor, Posisi Tubuhnya Telungkup”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Bogor/Rahmat Hidayat)

     

  • Kronologi Mapala Uhamka Hilang di Gunung Joglo Cisarua Bogor Hingga Ditemukan Meninggal Dunia – Halaman all

    Kronologi Mapala Uhamka Hilang di Gunung Joglo Cisarua Bogor Hingga Ditemukan Meninggal Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut ini kronologi hilangnya Mohamad Rohadi (21), seorang  mahasiswa pecinta alam (mapala) Kampus Uhamka.

    Mohamad Rohadi hilang di Gunung Joglo, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Mapala Uhamka tersebut hilang sejak Rabu (29/1/2025) atau sudah empat hari yang lalu sekitar pukul 13.00 WIB.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Adam Hamdani mengatakan, Rohadi hilang dijalur pendakian.

    Saat itu ia dan rombongannya sedang melakukan pendidikan mapala di Gunung Joglo.

    “Jadi dia ini sweeper dan posisinya itu terakhir. Saat itu informasinya dia sedang mengecek jalur. Namun, tidak kembali lagi ke titik akhir mereka berkumpul,” kata Adam saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Sabtu (1/2/2025).

    Adam melanjutkan, rombongan yang lainnya saat itu memutuskan untuk lanjut ke pos turun Gunung Joglo.

    Mereka berharap bahwa Rohadi sudah sampai terlebih dahulu.

    Namun, Rohadi yang saat itu membawa peralatan lengkap mendaki tak kunjung terlihat.

    Mereka pun akhirnya memutuskan untuk mencarinya.

    “Dua hari mereka mencari sendiri. Mungkin nyerah atau gimana akhirnya lapor. Laporan juga baru hari kemarin,” ujarnya.

    Hilang 4 Hari

    Personel SAR gabungan menduga Rohadi terperosok masuk ke medan jurang yang dalam.

    “Kalau dilihat Gunung Joglo ini ada di kaki Gede Pangrango. Medannya itu banyak tebingan dan jurang. Kami khawatir itu dia (Rohadi) terperosok ke dalam,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Adam Hamdani saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Sabtu (1/2/2025).

    Adam melanjutkan, dugaan itu menguat sebab saat Rohadi hilang sedang terjadi kabut tebal.

    Alhasil, Rohadi yang terpisah dengan rombongannya itu kesulitan untuk berjalan karena jarak pandang yang terhalang.

    “Iya betul dan akhirnya nyasar. Kadang kabut dua meter juga udah tidak terlihat jalur. Keganggu jarak pandang,” ujarnya.

    SAR gabungan saat ini mengalami kesulitan salah satunya soal cuaca.

    Meski begitu, proses pencarian akan dimaksimalkan.

    Pencarian akan dimulai dari titik terakhir Rohadi berpisah dengan rombongannya.

    “Saat ini (pencarian hari kedua), dari pagi tadi kita mulai jam 07.00 WIB pagi, cuaca masih buruk. Di sini hujan dan disertai kabut tebal juga,” ujarnya.

    Meninggal Dunia

    Mohamad Rohadi mapala Uhamka Jakarta yang hilang 4 hari di Gunung Joglo, Cisarua, Bogor akhirnya ditemukan.

    Mohamad Rohadi ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Kabar itu disampaikan oleh tim yang melakukan pencarian terhadap Mohamad Rohadi.

    Dilansir dari akun Facebook OE Karangan, Mohamad Rosadi sudah ditemukan oleh Tim SAR pada Sabtu (1/2/2025).

    Jasad Mohamad Rosadi juga sudah dipastikan oleh rekan organisasinya, yakni Imapala Uhamka.

    Disebutkan pula bahwa posisi Mohamad Rosadi saat ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Saat ini jenazah M Rosadi sudah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.

    Jasad Rosadi ditemukan di area dekat air terjun.

    Kemudian dilansir dari Facebook Riefkie Dienare, mobil Tim SAR sudah membawa jasad Mohamad Rosadi.

    “Alhamdulillah yang pendaki tea sudah ditemukan, kondisinya meninggal dunia, di daerah Gunung Gede,” kata wanita di video tersebut.

    Terlihat iring-iringan mobil tim SAR bersama ambulans yang membawa jasad korban.

     

  • Imbas Insiden Tragis di Pantai Drini, Polres Gunungkidul Bakal Periksa Pihak SMPN 7 Mojokerto – Halaman all

    Imbas Insiden Tragis di Pantai Drini, Polres Gunungkidul Bakal Periksa Pihak SMPN 7 Mojokerto – Halaman all

    Polres Gunungkidul bakal periksa pihak SMPN 7 Mojokerto dan travel agen terkait insiden outing class tragis di Pantai Drini.

    Tayang: Sabtu, 1 Februari 2025 13:06 WIB

    Kompas.com/Markus Yuwono

    SISWA TERSERET OMBAK: Petugas dibantu masyarakat melakukan evakuasi terhadap siswa SMP 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). Sebanyak 13 siswa terseret ombak, empat orang dinyatakan meninggal dunia. Terkini, Polres Gunungkidul bakal memeriksa pihak SMPN 7 Mojokerto terkait insiden tragis tersebut. 

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Gunungkidul, Yogyakarta akan memeriksa pihak SMPN 7 Mojokerto terkait insiden tragis yang terjadi saat outing class di Pantai Drini, di mana 13 siswa terseret ombak, mengakibatkan empat pelajar meninggal dunia.

    Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza, mengungkapkan undangan pemeriksaan telah dikirimkan kepada pihak sekolah dan travel agen yang terlibat.

    “Undangan pemeriksaan tersebut kami kirim hari ini. Selain ke pihak sekolah, undangan juga kami layangkan ke pihak travel agen,” ujarnya, Jumat (31/1/2025).

    Pihak kepolisian telah melakukan klarifikasi terhadap kepala sekolah, travel agen, dan tim SAR yang berada di lokasi saat kejadian.

    Namun, penyelidikan masih berlanjut untuk menentukan apakah terdapat unsur kelalaian.

    “Masih didalami terkait unsur kelalaiannya,” jelas Mirza.

    Lebih lanjut, Mirza meluruskan informasi yang beredar mengenai penahanan Kepala SMPN 7 Mojokerto.

    Faktanya, pihak kepolisian tidak menahan yang bersangkutan. 

    “Informasi yang beredar tidak benar. Posisi kepala sekolah tidak ditahan baik polda maupun polres,” urainya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Beda Pengakuan Kades Hilikara dan Dinkes Sumut, Kaki NN Berbentuk O Viral Diduga Korban Penyiksaan – Halaman all

    Beda Pengakuan Kades Hilikara dan Dinkes Sumut, Kaki NN Berbentuk O Viral Diduga Korban Penyiksaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi perbedaan keterangan antara Kepala Desa Hilikara, Ponisman Giawa dengan Dinas Kesehatan Sumatra Utara (Dinkes Sumut) mengenai kondisi NN (10), bocah asal Nias Selatan dengan kaki bengkok.

    Terbaru hasil pemeriksaan Dinkes Sumut menyatakan telah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada NN.

    Hasil pemeriksaan kesehatan meliputi radiologi, rontgen dan dokter bedah mengatakan kondisi kaki gadis Nias tersebut mengalami kelainan bawaan lahir.

    Sementara Kades Ponisman menganggap kondisi kaki bengkok NN diduga karena penyiksaan.

    Hal itu berdasarkan kesaksian dalam kunjungan ke kediaman NN pada 27 Januari 2025 lalu.

    Menurutnya, kondisi berbeda dialami oleh NN sejak tiga tahun sebelumnya bertemu.

    Ponisman menganggap, tiga tahun lalu hanya satu kaki NN yang mengalami bengkok, kini kedua kakinya sama-sama bengkok. 

    Di sisi lain, adanya dugaan kekerasan terhadap anak juga tercium oleh Kepolisian.

    Polres Nias Selatan telah menetapkan satu tersangka berdasarkan hasil visum luar serta kesesuaian keterangan korban.

    Lantas berikut hasil keterangan Dinkes Sumut, Kades Hilikara dan Polres Nias Selatan terhadap kondisi NN:

    Versi Dinkes Sumut

    Tim Khusus Pemerintah Provinsi Sumut mengumumkan hasil pemeriksaan kondisi NN, bocah viral yang diduga disiksa keluarganya.

    NN telah menjalani pemeriksaan kesehatan radiologi, rontgen dan dokter bedah. 

    Kepala Bidang Pelayanan Dinkes Sumut, dr Nelly Fitriani menjelaskan bahwa kondisi kaki bocah terdapat ada kelainan yang merupakan bawaan lahir.

    “Kami sudah bersama anak. Hasil rontgen sudah keluar. Dari foto thorax, ditemukan kelainan tulang belakang melengkung, yang merupakan kelainan kongenital atau bawaan lahir. Kaki korban juga tidak terlihat ada patahan, jadi kondisi tersebut sudah ada sejak lahir,” kata dr Nelly Fitriani, Jumat (31/1/2025). 

    Lanjut dr Nelly Fitriani mengungkapkan, bahwa kondisi kaki NN masuk dalam kategori stunting dan memiliki bentuk kaki letter O. Secara umum kondisinya dalam keadaan sehat dan tidak memerlukan rujukan ke RSUP Haji Adam Malik. 

    Namun, Nelly juga menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan NN, bocah tersebut pernah mengalami penganiayaan oleh tantenya, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

    “Namun hasil pemeriksaan kesehatan atau visum ditemukan memar di bagian paha anak tersebut. Kesaksian anak mengaku pernah dipukul oleh keluarganya. Dari hasil visum di puskesmas ada bukti tanda memar di paha yang diduga akibat pukulan,” jelas dr Nelly Fitriani. 

    Tim khusus Pemprov Sumut yang diutus PJ Gubernur Sumut, Agus Fatoni diketahui terdiri Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumut, Dinas Sosial Sumut, Dinas Kesehatan Sumut, Dinas Pendidikan Sumut dan lintas instansi seperti kepolisian.

    Versi Kades Ponisman

    Kemudian kesaksian berikutnya datang dari Kades Ponisman, kepala desa tempat NN tinggal.

    Ponisman mengaku kondisi NN berbeda antara tiga tahun lalu dan saat ini.

    Tiga tahun lalu, kata dia, hanya satu kaki NN yang bengkok, sementara saat ini kedua kakinya bengkok.

    Diketahui kesaksian tersebut beredar dalam video viral di media sosial X pada Jumat (31/1/2025).

    Pada video yang diunggah akun @neVerAl0nely tertanggal 27 Januari lalu, Kades setempat memberi pengakuan.

    Ponisman menyatakan pernah mengunjungi N tiga tahun lalu dengan kondisi satu kakinya bengkok.

    Dalam video tersebut, Ponisman belakangan melakukan kunjungan serupa setelah kabar itu viral di media sosial.

    Pun juga menjadi atensi kepolisian setempat.

    Ponisman pun meyakini apa yang dialami N adalah dugaan penyiksaan atau kekerasan yang dilakukan oleh kerabat.

    “Diduga kuat, 3 tahun lalu Pemerintah Desa bersama Polsek Lolowau telah mengunjungi lokasi ini.  Dan kondisi anak itu waktu itu masih satu kakinya yang bengkok,” jelasnya dalam video yang tayang 102 ribu kali itu.

    “Apa yang kita lihat saat ini adalah berbanding terbalik dengan harapan kita, diduga kuat dialami penyiksaan, untuk lebih lanjut nanti pihak kepolisian yang menelusuri kasus itu.”

    Keterangan Polisi

    Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya, S.I.K, mengungkapkan bahwa dari tiga orang yang dilaporkan dalam kasus ini, satu orang telah resmi menyandang status tersangka.

    “Satu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka, inisial D. Hal itu berdasarkan hasil visum luar dan berkesesuaian dengan keterangan korban,” ujar Kapolres dalam keterangannya saat dihubungi Tribun Medan, Rabu (29/1/2025).  

    Meskipun baru satu orang yang berstatus tersangka, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya penambahan tersangka seiring dengan perkembangan penyelidikan.

    Kapolres menegaskan bahwa pihaknya masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk menunggu hasil visum dalam korban guna memperkuat alat bukti.  

    “Kemungkinan bertambah ada. Kami hanya perlu melakukan pengecekan lebih lanjut, terutama terkait visum dalam korban. Keterangan korban sudah ada, namun kami juga perlu pembuktian tambahan,” jelasnya.  

    Hingga saat ini, polisi telah memeriksa delapan orang saksi, yang terdiri dari tiga terlapor serta lima saksi lainnya, termasuk tetangga korban dan Kepala Desa setempat.  

    Saat ini, bocah perempuan berusia 10 tahun itu sedang menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias. Tim medis terus memantau kondisinya guna memastikan pemulihan optimal.  

    “Personel Polres Nias Selatan sampai saat ini tetap melaksanakan pendampingan terhadap adik kita ini,” tambah Kapolres, menegaskan bahwa kepolisian akan memastikan kondisi korban selama proses penyembuhan berlangsung.  

    Kasus ini pertama kali mencuat pada Minggu, 26 Januari 2025, setelah publik dikejutkan dengan laporan bahwa seorang bocah perempuan mengalami cacat fisik di bagian kaki, diduga akibat penganiayaan oleh keluarganya sendiri.  

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban selama ini tinggal bersama kakek, nenek tiri, dan keluarga ayahnya sejak masih balita, setelah orang tuanya bercerai. Situasi kehidupan yang sulit semakin memperburuk kondisinya hingga berujung pada dugaan tindakan kekerasan yang kini tengah diusut pihak kepolisian.  

    Menyusul viralnya kasus ini di media sosial, polisi langsung bergerak cepat dan membawa korban ke puskesmas terdekat pada Senin, 27 Januari 2025, guna menjalani pemeriksaan awal. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kondisi medis korban serta mengumpulkan bukti-bukti yang dapat memperkuat proses hukum terhadap para pelaku.

    Kasus ini telah menjadi perhatian luas dari masyarakat, yang berharap agar keadilan bisa ditegakkan seadil-adilnya. Pihak kepolisian menegaskan komitmen mereka untuk menangani kasus ini secara profesional dan transparan.  

    Kapolres juga mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi tambahan terkait kasus ini agar segera melaporkan ke pihak kepolisian. Hal ini penting agar proses hukum dapat berjalan maksimal dan tidak ada tersangka yang luput dari pertanggungjawaban.  

    Seiring dengan berjalannya penyelidikan, publik menanti langkah-langkah hukum berikutnya dari kepolisian, terutama terkait kemungkinan penambahan tersangka dan perkembangan kondisi korban yang masih dalam perawatan medis.(Jun-tribun-medan.com).

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kasus Dugaan Penganiayaan Bocah di Nias Selatan: Polisi Tetapkan Satu Tersangka

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Erik S)

  • FOTO-FOTO Rumah Rusak, Jalanan Ambles & Putus Dampak Fenomena Tanah Bergerak di Banjarnegara Jateng – Halaman all

    FOTO-FOTO Rumah Rusak, Jalanan Ambles & Putus Dampak Fenomena Tanah Bergerak di Banjarnegara Jateng – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fenomena pergerakan tanah terjadi di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, sejak Selasa (21/1/2025) hingga Rabu (22/1/2025). 

    Gerakan tanah itu mengakibatkan rayapan/amblesan pada jalan penghubung antara Kecamatan Pejawaran dan Kecamatan Batur.

    Hasil kaji cepat sementara, terdapat lima titik rekahan dengan kedalaman amblesan sebesar 70 hingga 200 sentimeter. 

    Perkembangan rekahan itu berangsur dari area ketinggian bagian timur menuju lereng ke arah barat.

    Data sementara per Jumat (31/1/2025), peristiwa gerakan tanah itu telah mengakibatkan kerusakan jalan kabupaten, 16 rumah warga rusak berat, 39 rumah terancam dan menyebabkan kerusakan jaringan listrik.

    FENOMENA TANAH BERGERAK – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Setidaknya 16 rumah warga rusak berat hingga jalanan ambles. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Mengutip pers rilis BNPB, dari data laporan visual terlihat beberapa rumah roboh dan terbenam ke dalam tanah hingga setengah bangunan. 

    Ada juga sejumlah rumah yang rata dengan tanah hanya menyisakan atapnya saja.

    Kondisi jalan kabupaten pun mengalami keretakan dan mustahil dilewati kendaraan roda empat atau lebih.

    Pergeseran Lapisan Tanah Terus Terjadi

    Hasil pemantauan gerakan tanah pada tanggal 25 Januari 2025 oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, ditemukan bahwa pergeseran lapisan tanah terus terjadi. 

    Hal itu ditunjukkan dengan kondisi jarak antar rumah semakin menumpuk dan bagian rumah yang terbenam. 

    Perkembangan pergerakan tanah juga semakin menggerus dengan kedalaman rata-rata kurang lebih 3 meter. 

    Kemudian panjang pergerakan yang awalnya dari 2 meter menjadi 5 meter serta ditemukan singkapan lapisan batu lempung yang diduga menjadi batuan dasar sebagai bidang gelincir.

    Di sisi lain dijumpai genangan air dari akumulasi beberapa mata air yang tertangkap pada lapisan lempung sehingga terjadi genangan pada permukaan.

    RUMAH RUSAK PARAH – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Tampak rumah warga rusak parah. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Faktor Pemicu

    Menurut Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dari hasil analisis sementara, beberapa faktor pemicu terjadinya pergerakan tanah tersebut meliputi curah hujan tinggi yang telah menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak ke tempat yang lebih rendah.

    Hasil pantauan dan analisis Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah pada dasarian II Januari 2025, curah hujan di Banjarnegara dan beberapa wilayah lain di Jawa Tengah berada di atas 300 milimeter yang berarti masuk dalam kriteria sangat tinggi. 

    Hal itu sekaligus menjadi salah satu faktor pemicu kejadian bencana hidrometeorologi basah yang bertubi-tubi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah seperti banjir dan tanah longsor di Pekalongan dan Kendal, banjir di Grobogan dan Demak pada periode yang sama.

    Bahkan, jika ditarik garis lurus, jarak antara Desa Ratamba dengan Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, yang menjadi lokasi bencana tanah longsor di Kabupaten Pekalongan dengan korban jiwa 25 orang itu hanya terpaut jarak 30 kilometer saja. 

    Artinya bisa dikatakan bahwa memang curah hujan yang sangat tinggi terkonsentrasi di wilayah tersebut pada saat itu.

    Selain curah hujan, faktor pemicu gerakan tanah selanjutnya adalah saluran drainase dan sungai yang dibangun belum sepenuhnya menggunakan material kedap air sehingga terjadi peresapan air. 

    FENOMENA TANAH BERGERAK – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Tampak rumah warga rusak parah. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Hasil temuan fakta di lapangan, jalan penghubung Kecamatan Pejawaran-Kecamatan Batur dibangun di atas batulempung Formasi Kalibiuk (Tpb), lapisan batulempung (lapisan impermeabel). 

    Oleh sebab itu, ketika curah hujan tinggi ditambah drainase buruk lantas menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak. 

    Di samping itu terjadi peningkatan tekanan air pori ditambah bobot massa tanah dan berkurangnya daya ikat tanah turut mendukung terjadinya fenomena tersebut.

    Hasil analisis selanjutnya bahwa berdasarkan komposisi material penyusun longsoran (soil hasil lapukan batulempung) dan jenis pergerakan yang teramati, dapat diinterpretasikan bahwa longsoran itu berjenis debris slide dengan arah pergerakan relatif ke barat daya.

    RUMAH RUSAK PARAH – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Tampak rumah warga rusak parah. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Dari hasil analisa sementara dan melihat sejumlah faktor pemicu tersebut, fenomena pergerakan tanah susulan masih sangat berpotensi terjadi jika curah hujan di wilayah itu masih tinggi dalam durasi yang cukup lama.

    BPBD Ungsikan Puluhan Warga

    Sebagai upaya antisipasi dan penanganan darurat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara dengan sigap segera membantu evakuasi warga terdampak maupun yang terancam. 

    Mereka diungsikan sementara di dua desa, masing-masing 62 jiwa di Kalireng, Ratamba dan 7 jiwa di Desa Biting.

    BPBD juga mendukung pemenuhan kebutuhan dasar para warga yang mengungsi dibantu dari lintas instansi terkait seperti Dinsos, TNI, Polri, NGO dan relawan penanggulangan bencana. 

    FENOMENA TANAH BERGERAK – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Setidaknya 16 rumah warga rusak berat hingga jalanan ambles. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Posko kesehatan dan trauma healing juga didirikan guna memberikan pelayanan kesehatan medis dan psikologi bagi warga pengungsi dan yang terdampak lainnya.

    Sejalan dengan itu, kaji cepat lanjutan dan monitoring di lapangan terus dilakukan sebagai antisipasi dan analisis terkait perkembangan dampak serta kondisi terkini.

    Pemerintah Kabupaten Banjarnegara akan segera menyiapkan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak dan yang kehilangan tempat tinggal akibat pergerakan tanah tersebut. 

    Pemkab menargetkan huntara tersebut selesai dibangun dan dapat ditempati sebelum hari Raya Idul Fitri tahun 2025 pada awal bulan April mendatang.

    Pemerintah Pusat melalui BNPB telah mengirimkan tim Tenaga Ahli bersama personel dari Kedeputian Bidang Penanganan Darurat guna asesmen awal sebagai tindak lanjut pemberian dukungan pada fase tanggap darurat sebagai solusi jangka pendek termasuk rencana pemulihan serta rehabilitasi dan rekonstruksi.

    Fenomena pergerakan tanah di Banjarnegara yang diprediksi masih terjadi diharapkan menjadi perhatian bagi warga sekitar untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, khususnya selama periode musim penghujan. 

    Evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman menjadi solusi yang tepat untuk dilakukan demi menghindari jatuhnya korban jiwa.

    Monitoring secara berkala lereng tebing, perbukitan hingga sepanjang aliran sungai menjadi penting untuk dilakukan mengingat potensi risiko bencana hidrometeorologi basah masih sangat tinggi. 

    Apabila terdapat retakan tanah atau patahan yang terlihat sebaiknya segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan hindari melakukan aktivitas di sekitarnya.

    Reboisasi dan pemulihan vegetasi dengan jenis tanaman berakar kuat bernilai ekonomis di area tandus yang memiliki potensi risiko tinggi pergerakan tanah hingga banjir bandang dapat menjadi solusi mitigasi jangka panjang.