Category: Tribunnews.com Regional

  • Oknum Polisi sempat Ancam Tembak Warga yang Menghalangi saat Peras Sejoli di Semarang – Halaman all

    Oknum Polisi sempat Ancam Tembak Warga yang Menghalangi saat Peras Sejoli di Semarang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua anggota polisi di Semarang, Jawa Tengah, terlibat dalam kasus pemerasan terhadap pasangan kekasih yang terjadi pada Jumat malam, 31 Januari 2025.

    Aksi tersebut berlangsung di Jalan Telaga Mas, Kelurahan Kuningan, Semarang Utara.

    Ketika kekasih korban berteriak histeris, warga yang mendengar berupaya menolong, namun mereka terkejut mengetahui bahwa pelaku adalah anggota polisi.

    Warga sekitar bernama Ergo yang menjadi saksi kejadian, mengungkapkan bahwa pelaku mengancam akan menembak siapa saja yang berusaha menghalangi mereka.

    “Yang tidak mau minggir mau ditembak sama pelaku. Saya juga diancam pas nyegat (ngepung). Katanya, ‘Mas kamu yang halangi tak tembak’,” jelasnya, dilansir Tribun Jateng, Sabtu (1/2/2025).

    Adapun kedua polisi itu melakukan pemerasan terhadap korban sebesar Rp2,5 juta.

    Namun, saat dikerumuni massa di Jalan Telaga Mas, pelaku mengembalikan uang korban sebesar Rp1 juta.

    Tindakan Kepolisian

    Dua anggota polisi yang terlibat adalah Aiptu Kusno (46) dari Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang dan Aipda Roy Legowo (38) dari Samapta Polsek Tembalang.

    Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, mengonfirmasi bahwa pemerasan ini terungkap berkat laporan masyarakat yang masuk ke Polsek Semarang Utara pada Jumat, pukul 20.30 WIB.

    Setelah mendapatkan laporan, pihak Polsek Semarang Utara segera menuju lokasi dan menemukan kedua anggota polisi tersebut bersama seorang warga sipil.

    Semua pihak yang terlibat, termasuk korban, dibawa ke Polsek untuk dilakukan pendalaman lebih lanjut.

    Setelah dilakukan klarifikasi, kedua polisi tersebut terbukti melakukan tindak pemerasan.

    Kedua anggota polisi tersebut terancam sanksi pemecatan serta proses pidana sesuai Pasal 368 KUHP yang mengatur tentang pemerasan dengan ancaman hukuman penjara hingga 9 tahun.

    “Kami sudah melakukan gelar perkara dengan Bidpropam Polda Jateng dan sudah dinyatakan terbukti melakukan kode etik Polri.” 

    “Penanganan sudah dilimpahkan ke Bidpropam Polda Jateng,” tuturnya saat ditemui di kantornya, Minggu (2/2/2025).

    Saat ini, Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Jateng.

    Sementara itu, warga sipil yang terlibat juga sedang dalam proses penanganan di Satreskrim Polrestabes Semarang.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul: Polisi di Semarang Ancam Tembak Warga Saat Digerebek Ketika Sedang Melakukan Pemerasan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Cerita Keluarga Korban Selamat Kecelakaan Bus Brimob, Siswa Sering Tegur Sopir yang Tampak Kelelahan – Halaman all

    Cerita Keluarga Korban Selamat Kecelakaan Bus Brimob, Siswa Sering Tegur Sopir yang Tampak Kelelahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan maut yang melibatkan Bus Brimob di Exit Tol Purwodadi, Tol Pandaan-Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/2/2025).

    Suwarno, ayah dari ADM (18), korban selamat dalam peristiwa ini menceritakan kesaksian anaknya yang saat ini masih menjalani perawatan di RS Lawang Medika Malang.

    Dilansir Tribun Jatim, menurut Suwarno, anaknya menyebut siswa di bus sering mengingatkan sang sopir bus.

    Sejumlah siswa yang duduk di depan sering menegur sopir yang dinilai tidak fokus. 

    “Pak, awas, Pak, ada tronton di depan,” terang Suwarno menirukan perkataan anaknya yang duduk di bangku nomor dua dari depan, Minggu (2/2/2025). 

    “Jadi kata anak saya, sopirnya itu kayaknya kelelahan, sering kali ditegur, dan diingatkan siswa,” imbuhnya.

    Suwarno menyebut, ADM dan teman-temannya berencana membuat album kenangan di Malang.

    Sebelum berangkat, jelasnya, mereka berkumpul di rumahnya untuk merias. 

    “ADM sama tiga temannya datang ke rumah pagi-pagi untuk rias.”

    “Mereka berangkat juga pakai baju kebaya, saya antarkan juga pas naik bus,” terang Suwarno. 

    Ia mengaku sering mengingatkan anaknya supaya berhati-hati jika berada di luar rumah.

    “Sering saya ingatkan, namanya orang tua, saya suruh berdoa saat di jalan juga. Dia anak terakhir dari empat bersaudara,” ujarnya.

    Suwarno juga menuturkan, anaknya dan sejumlah siswa lain dalam kondisi tidur saat kecelakaan terjadi.

    “Saat itu anak saya sedang tidur dan teman-temannya yang lain juga,” ungkapnya.

    Ia pun mengucap syukur anaknya masih bisa selamat dari kecelakaan meski harus menjalani operasi.

    “Alhamdulillah anak saya masih selamat meski operasi. Operasi di bagian mata.”

    “Ya takutnya ada penggumpalan darah di bagian matanya sebelah kiri,” tambahnya. 

    Selain itu, Suwarno membeberkan, semua siswa yang dioperasi selesai pada Subuh tadi. 

    “Tadi semua yang operasi selesai subuh. Anak saya mulai belajar jalan tadi meski sedikit sakit.”

    “Ini saya sama istri yang menunggu. Semoga segera membaik dan cepat pulang,” terangnya.

    Sebelumnya, kecelakaan bus milik Brimob yang membawa pelajar SMAN 1 Porong Sidoarjo mengalami kecelakaan di Tol Pandaan-Malang pada Sabtu siang.

    Kecelakaan itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia, yaitu sopir bus bernama Khoirul (60) dan siswa kelas 12, Naviri Arimbi Maharani (18).

    Sementara itu, korban luka dirawat di RSSA Malang. Diketahui, rombongan pelajar itu dalam perjalanan hendak menuju Lembah Tumpang, Kabupaten Malang untuk melakukan sesi foto perpisahan sekolah.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul: Keluarga Korban Kecelakaan Tol Purwodadi Ceritakan Sopir Sering Ditegur karena Hampir Tabrak Tronton.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Purwanto)

  • Ijazah Siswi SMAN Colomadu jadi Bungkus Lele Bakar, Pemilik Tak Sadar Hilang selama 1,5 Tahun – Halaman all

    Ijazah Siswi SMAN Colomadu jadi Bungkus Lele Bakar, Pemilik Tak Sadar Hilang selama 1,5 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) milik siswi SMAN Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, menjadi viral setelah ditemukan digunakan sebagai pembungkus makanan.

    Ijazah tersebut dijadikan penebal bungkus lele bakar, yang kemudian diunggah ke media sosial.

    Ijazah tersebut tertanggal 14 Juni 2002 dan teridentifikasi sebagai milik seorang siswi dari SMAN Colomadu.

    Foto ijazah itu diunggah oleh akun Wisnu Restu Prabowo di grup Facebook Geger Geden Solo pada Rabu (28/1/2025).

    Dalam unggahan tersebut, ijazah digunakan untuk membungkus lele bakar setelah makanan tersebut disajikan di atas kertas minyak.

    Kepala SMAN Colomadu, Sugiyarto, mengonfirmasi keaslian ijazah tersebut dan menyatakan bahwa pihak sekolah sedang melacak keberadaan pemiliknya.

    “Iya, itu asli. Segera kita lacak pemilik berkas,” ujar Sugiyarto pada Jumat (31/1/2025), seperti dikutip dari TribunSolo.com.

    Setelah melakukan pelacakan, pihak sekolah berhasil menemukan alamat pemilik ijazah yang berinisial TG, warga Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

    Sugiyarto menjelaskan bahwa TG tidak menyadari ijazahnya hilang saat membereskan kertas-kertas beberapa tahun lalu.

    “Yang bersangkutan kira-kira 15 tahun lalu membereskan buku dan kertas di rumahnya. Namun, tidak disadari ijazahnya juga ikut terbuang,” kata Sugiyarto.

    TG baru mengetahui ijazahnya hilang setelah diberitahu oleh tetangganya.

    Sugiyarto menambahkan bahwa TG telah menemukan orang yang menemukan ijazahnya dan proses pengembalian akan segera dilakukan.

    “Rencananya surat itu akan dikembalikan ke pemiliknya,” tutup Sugiyarto.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • PT Timah Tbk Tanggapi Kontroversi Video Karyawan Ejek Honorer yang Pakai BPJS Kesehatan – Halaman all

    PT Timah Tbk Tanggapi Kontroversi Video Karyawan Ejek Honorer yang Pakai BPJS Kesehatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang diunggah oleh karyawan PT Timah Tbk, Dwi Citra Weni, viral di media sosial.

    Dalam video tersebut, Weni mengejek pegawai honorer yang menggunakan BPJS Kesehatan saat mengantre di rumah sakit.

    Konten tersebut memicu reaksi negatif dari publik dan menimbulkan kegaduhan.

    Dalam video yang diunggah di akun TikTok @wennymyzon1, Weni berdialog seolah-olah bertemu dengan pegawai honorer.

    Ia menyebut dirinya sebagai ‘pasien prioritas’ dan meremehkan penggunaan BPJS Kesehatan oleh pegawai honorer.

    “Ngantre ya dek BPJS ya hahaha, oh BPJS masih honorer ya,” ungkapnya dalam video tersebut.

    Setelah video tersebut viral, Weni memberikan klarifikasi melalui video terbaru di TikTok.

    Ia menyatakan bahwa konten yang dibuat adalah sudut pandang pribadi dan tidak ada hubungannya dengan PT Timah Tbk. 

    “Konten-konten yang ada di akun saya tersebut itu adalah murni point of view sudut pandang saya sendiri,” ujarnya.

    Ia juga meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung.

    PT Timah Tbk tidak tinggal diam.

    Perusahaan mengeluarkan pernyataan resmi yang menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa terganggu.

    Anggi Budiman Siahaan, perwakilan perusahaan, menegaskan bahwa konten tersebut tidak mencerminkan karakter dan budaya kerja PT Timah.

    “Kami sangat menyesalkan kegaduhan yang terjadi,” katanya dalam rilis tertulis pada Minggu (2/2/2025).

    PT Timah Tbk juga menegaskan bahwa karyawan mereka, termasuk Weni, menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan seperti masyarakat umum.

    “Fasilitas dan layanan yang diterima sama dengan yang diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan lainnya,” jelas manajemen perusahaan.

    Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan edukasi bagi seluruh karyawan agar lebih bijak dalam bermedia sosial.

    “Ke depan PT Timah Tbk akan terus bertransformasi dan melakukan perbaikan dalam memberikan edukasi kepada seluruh karyawan,” tutup Anggi.

    Kontroversi ini menjadi pelajaran bagi karyawan dan perusahaan tentang pentingnya etika dan tanggung jawab dalam penggunaan media sosial.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kronologi Truk Durian Terguling dan Dijarah di Lampung, Uang Tunai Hilang, Total Kerugian Rp20 Juta – Halaman all

    Kronologi Truk Durian Terguling dan Dijarah di Lampung, Uang Tunai Hilang, Total Kerugian Rp20 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan truk bermuatan durian terguling dan dijarah oleh warga di Kabupaten Way Kanan menjadi viral di media sosial pada Senin (27/1/2025).

    Dalam video tersebut, terlihat sopir truk yang pasrah melihat ribuan durian yang dibawanya ludes dijarah warga.

    Peristiwa ini terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kampung Banjar Masin, Kecamatan Baradatu, pada pukul 01.00 WIB.

    Korban yang bernama Sehendra mengendarai mobil pikap Isuzu Traga berwarna putih dengan nomor polisi BG 8035 TG, melaju dari arah Baradatu menuju Jakarta.

    Sehendra mengalami kecelakaan tunggal saat berusaha menghindari kendaraan lain yang berhenti di jalur kiri.

    Upaya menghindar ini membuat truknya terguling karena kehilangan kendali.

    Setelah kecelakaan, warga setempat tidak hanya mengambil durian, tetapi juga merampas uang tunai dan surat kendaraan (STNK) milik korban.

    Dalam laporan, korban mengalami kerugian materiil yang cukup besar, yakni 1.400 buah durian, uang tunai senilai Rp 1 juta, serta surat kendaraan dengan total kerugian mencapai Rp 20 juta.

    Sehendra kemudian meminta bantuan dari pengemudi lain untuk membawanya ke Polres Way Kanan guna melaporkan kejadian tersebut.

    Kapolres Way Kanan, AKBP Adanan Mangopang, melalui Kasatlantas AKP Asep Suhendi, membenarkan adanya kecelakaan tersebut.

    Meskipun tidak ada korban jiwa, pihaknya mengimbau korban untuk melaporkan tindak pidana atas hilangnya uang tunai dan STNK.

    “Selanjutnya kami arahkan korban untuk melaporkan peristiwa tindak pidana yang terjadi ke Polsek Baradatu guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Asep Suhendi.

    Kapolsek Baradatu, AKP Herwin Afrianto, menambahkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari korban mengenai tindak pidana pemerasan.

    Saat ini, petugas telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.

    Kapolsek juga mengingatkan masyarakat agar mengembalikan barang-barang yang diambil.

    “Ada konsekuensi hukum bagi mereka yang tidak kooperatif dan tidak menyerahkan barang jarahan,” tegasnya.

    Ia juga meminta masyarakat yang mengetahui peristiwa tersebut untuk membantu kepolisian dalam mengungkap pelaku pemerasan dan penjarahan.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Penjual Gorengan Dibacok Pembeli di Lumajang, Diduga Dipicu Pencurian HP – Halaman all

    Penjual Gorengan Dibacok Pembeli di Lumajang, Diduga Dipicu Pencurian HP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib malang pria bernama Robi, seorang penjual gorengan di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Ia tewas dibacok oleh pelanggannya sendiri, Minggu (2/2/2025).

    Pembacokan ini bermula ketika Robi tengah berjualan, lalu tiba-tiba dihampiri tiga orang yang akan membeli dagangannya.

    Namun saat tiga orang tersebut pergi, Robi baru menyadari HP milik adiknya yang diletakkan di meja jualan hilang.

    Robi pun mencurigai tiga orang yang membeli gorengannya tersebut.

    Bahkan, ia sampai mengecek CCTV di sekitaran lokasi untuk menguatkan dugaannya.

    Akhirnya, Robi menghampiri tiga orang tersebut dan menegurnya.

    Namun justru terjadi cekcok antara Robi dan tiga orang pelanggannya tersebut.

    Hingga akhirnya, Robi tewas dibacok senjata tajam oleh pelaku.

    Seorang warga setempat, Amri mengatakan tiga orang pembeli goreng tersebut masing-masing membawa celurit.

    “Awalnya gara-gara handphone, korban sendirian, pelaku tiga orang bawa celurit semua,” kata Amri, dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/2/2025).

    Aksi pembacokan tersebut terjadi Minggu dini hari, sekira pukul 01.30 WIB.

    Kanit Reskrim Polsek Klakah Aipda Lukas Christiawan juga mengkonfirmasi kasus pembacokan ini.

    Saat ini pihak kepolisian tengah mengumpulkan barang bukti dan keterangan sejumlah saksi.

    Sementara jenazah Robi berada di RSUD dr Haryoto Lumajang untuk diautopsi.

    “Kita masih menunggu hasil otopsi dan mengambil keterangan saksi. Rencana besok Polres akan umumkan hasil penyelidikan,” ujar Lukas.

    Aksi Pembacokan Lainnya

    Aksi pembacokan lainnya yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang juga terjadi di Jember, Jawa Timur.

    Seorang anak bernama Akbar alias A (19) menebas leher ayahnya sendiri, Zainul Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Senin (27/1/2025).

    Akbar kini tengah dirawat di rumah sakit, karena sempat mencoba mengakhiri hidup setelah membunuh ayahnya.

    AKP Fatchurrahman, Kapolsek Puger menuturkan, ada luka sedalam 10 centimeter di leher Akbar karena gagal akhiri hidup.

    “Luka sayatan sedalam 10 centimeter itu mengenai saluran pernapasannya.”

    “Selama dirawat, tangan A diborgol dan dijaga ketat oleh polisi. Ada dua anggota yang berjaga di pintu ruang perawatan secara bergantian,” ucapnya, Rabu (29/1/2025).

    Mengutip TribunJatim.com, Akbar dijadwalkan akan menjalani operasi di RSD dr Soebandi Jember untuk menutup luka tersebut.

    “Operasi dijadwalkan Rabu malam, paling lama Kamis,” kata AKP Fatchurrahman.

    Fatchur menambahkan, Akbar sempat menggorok lehernya sendiri setelah memenggal leher ayah kandungnya.

    Beruntung, aksi tersebut digagalkan oleh warga.

    “Kondisi A sekarang mulai membaik dan sudah bisa berbicara, bahkan sempat bertanya kepada polisi, ‘Pak kenapa tangan saya diborgol? Bukankah acaranya sudah selesai’,” ucap AKP Fatchurrahman menirukan pernyataan pelaku.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Anak yang Penggal Kepala Ayah di Jember Tanya Soal Borgol: Bukankah Acaranya sudah Selesai?

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Imam Nawawi)(Kompas.com, Miftahul Huda)

  • Kesal Diganggu saat Main Game dan Disuruh Kerja, Suami Tega Bakar Istri di Sorong – Halaman all

    Kesal Diganggu saat Main Game dan Disuruh Kerja, Suami Tega Bakar Istri di Sorong – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Sorong – Seorang suami berinisial YM (31) ditangkap setelah diduga melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan membakar istrinya, HS (29), akibat kesal diganggu saat bermain game.

    Peristiwa tragis ini terjadi di Sorong pada 8 Januari 2025, sekitar pukul 09.30 WIT.

    Kanit PPA Satreskrim Polresta Sorong Kota, Ipda Nelfince Rumbino, menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula ketika korban meminta suaminya untuk berangkat bekerja sebagai pengemudi ojek online.

    Namun, YM yang tengah asyik bermain game di handphone tidak terima dengan permintaan tersebut.

    “Pelaku kemudian mengambil minyak tanah dan korek api, lalu membakar istrinya,” ungkap Nelfince dalam keterangannya kepada TribunSorong.com pada Jumat, 31 Januari 2025.

    Penanganan Kasus

    Setelah kejadian, laporan langsung masuk ke Polresta Sorong Kota.

    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kasus ini.

    Empat barang bukti telah diamankan, termasuk pelaku, dan tiga saksi juga telah dimintai keterangan.

    “Korbannya mengalami luka bakar sekitar 40 persen dan belum bisa dimintai keterangan,” tambah Nelfince.

    Keluarga HS menyatakan bahwa mereka menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.

    Mereka berharap pelaku dapat diproses dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

    (Tribunsorong.com/Safwan)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Cemburu dan Dendam Jadi Motif Pria Disabilitas Dibunuh 2 Wanita di Subang, 1 Pelaku Masih SMA – Halaman all

    Cemburu dan Dendam Jadi Motif Pria Disabilitas Dibunuh 2 Wanita di Subang, 1 Pelaku Masih SMA – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Subang – Kasus pembunuhan Toikin (22), seorang penyandang disabilitas, di Pusakanagara, Subang, mulai terungkap setelah dua pelaku perempuan ditangkap pada Rabu, 29 Januari 2025.

    Jasad Toikin ditemukan pada Sabtu, 25 Januari 2025 malam, dalam keadaan mengenaskan, bersimbah darah dengan 27 luka tusuk yang mengakibatkan kerusakan pada paru-paru, ginjal, dan hati.

    Dua pelaku dalam kasus ini berinisial TK, seorang pelajar SMA kelas XI yang masih di bawah umur, dan AN, seorang wanita dewasa.

    Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengungkapkan bahwa hubungan antara korban dan pelaku TK bermula dari masa SMP, di mana mereka pernah berpacaran sebelum akhirnya putus.

    Motif Pembunuhan

    Motif pembunuhan ini didasari oleh cemburu dan dendam.

    Setelah putus, korban terus berusaha menghubungi pelaku TK dan mengancam akan menyebarkan aibnya jika tidak mau bertemu.

    Hal ini memicu kecemburuan pelaku AN, yang diketahui memiliki hubungan sesama jenis dengan pelaku TK. 

    “Motif pelaku membunuh korban ini lebih ke faktor cemburu dan dendam,” ungkap Kapolres.

    Kedua pelaku ditangkap di rumah pelaku TK di Dusun Mekarjati, Desa Pusakajaya.

    Polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua pisau dapur, pakaian korban, serta motor pelaku.

    Pelaku AN terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup sesuai Pasal 340 KUHP, sedangkan pelaku TK yang masih di bawah umur terancam hukuman setengah dari hukuman orang dewasa.

    Saat ini, kedua pelaku masih dalam proses pemeriksaan di Mapolres Subang, dengan pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak dan Balai Pemasyarakatan.

    (TribunJabar.id/Ahya Nurdin)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sudah Diperiksa Polisi, Kepala SMPN 7 Mojokerto Bungkam saat Ditanya soal Insiden Pantai Drini – Halaman all

    Sudah Diperiksa Polisi, Kepala SMPN 7 Mojokerto Bungkam saat Ditanya soal Insiden Pantai Drini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Gunungkidul – Kepala SMPN 7 Mojokerto, Evi Poespito Hany, menjalani pemeriksaan di Polres Gunungkidul pada Jumat (31/1/2025) kemarin.

    Pemeriksaan ini terkait insiden tragis yang terjadi di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, di mana 13 pelajar terseret ombak pada Selasa (28/1/2025) lalu, yang mengakibatkan 4 pelajar meninggal dunia.

    Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza, mengonfirmasi bahwa pemeriksaan terhadap Evi Poespito adalah bagian dari penyelidikan terkait peristiwa tersebut.

    “Benar, pemeriksaan terhadap kepala sekolah akan kami informasikan lebih lanjut terkait hal ini,” ungkapnya saat dihubungi pada Jumat.

    Meskipun demikian, Mirza enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai materi pemeriksaan yang dilakukan.

    Tanggapan Kepala Sekolah

    Setelah menjalani pemeriksaan, Evi Poespito tampak enggan menjawab pertanyaan dari awak media.

    Ia langsung keluar dari ruang pemeriksaan dan menuju mobilnya sekitar pukul 17.05 WIB, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

    Sebelumnya, Polres Gunungkidul telah melayangkan undangan pemeriksaan kepada pihak SMPN 7 Mojokerto sebagai respons terhadap tragedi di Pantai Drini.

    “Undangan pemeriksaan tersebut kami kirim tidak hanya kepada pihak sekolah, tetapi juga kepada pihak travel agen,” tambah AKP Ahmad Mirza.

    (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Detik-detik Kecelakaan Bus Brimob di Exit Tol Purwodadi, Sopir Diduga Bingung Keluar Tol atau Lurus – Halaman all

    Detik-detik Kecelakaan Bus Brimob di Exit Tol Purwodadi, Sopir Diduga Bingung Keluar Tol atau Lurus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Detik-detik kecelakan bus Brimob di Purwodadi KM 72-73 Tol Pandaan-Malang, Sabtu (1/2/2025). 

    Akibat kecelakaan tunggal bus pengangkut pelajar tersebut, dua korban meninggal dunia dilarikan ke RS Saiful Anwar telah diketahui identitasnya.

    Satu orang korban perempuan bernama Naviri Arimbi Maharani berusia 18 tahun.

    Korban merupakan siswa di SMA Negeri 1 Porong dan berasal dari Kabupaten Sidoarjo.

    Korban meninggal kedua adalah Khoirul (60), sopir bus sekaligus pensiunan Polri yang bertugas di Brimob.

    Dua korban tewas dipulangkan di waktu yang berbeda. Jenazah korban dijemput teman sekolahnya dan keluarga untuk dibawa pulang ke rumah duka.

    Sementara itu, hingga Sabtu petang, ada enam orang yang sedang dalam perawatan di IGD-RSSA. 

    Rinciannya, tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan

    “Ada 2 korban meninggal dunia,” kata Humas RS Saiful Anwar, Dony Iryan Vebry Prasetyo menjelaskan, Sabtu (1/2/2025), dilansir TribunJatim.com. 

    Detik-detik Kecelakaan Bus Brimob 

    Bus milik Brimob yang mengangkut pelajar SMA Negeri 1 Porong mengalami kecelakaan di Tol Pandaan-Malang, Sabtu. 

    Rombongan dalam bus tersebut, rencananya berangkat menuju Lembah Tumpang untuk melakukan sesi foto perpisahan sekolah. 

    Satuan Lalu Lintas Polres Pasuruan menduga, penyebab kecelakaan bus Brimob itu, karena kelalaian sopir. 

    Polisi menduga, sopir tidak mengetahui jalur keluar tol dengan tujuan ke Malang.

    Sebab, lokasi kejadian berada di persimpangan exit tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. 

    “Sopir antara mau belok ke Purwodadi atau lurus ke Malang,” terang Kasat Lantas Polres Pasuruan, AKP Derie Fradesca, Sabtu (1/2/2025).

    Derie menjelaskan, jika bertujuan ke Malang, maka seharusnya tetap mengambil jalur lurus menuju exit Singosari, bukan di exit tol Purwodadi. 

    “Kalau tujuan ke Malang, harusnya lurus,” tegasnya.

    Bus Brimob yang mengangkut 34 rombongan tersebut, lantas mengalami kecelakaan.

    Namun, kini bus Brimob yang ditumpangi siswa SMA ini, sudah ditarik keluar. 

    Kemudian, portal penunjuk arah yang ditabrak sudah dirobohkan oleh petugas jasa marga Tol Pandaan-Malang. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kondisi 2 Korban Tewas Kecelakaan Bus Brimob di Tol Pandaan, Jenazah Dipulangkan dari RSSA Malang

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJatim.com/Benni Indo, Kompas.com)