Category: Tribunnews.com Regional

  • Hari Buruh 2025, Eks Karyawan Sritex Berharap THR dan Pesangon Segera Dibayar: Itu Hak Kami – Halaman all

    Hari Buruh 2025, Eks Karyawan Sritex Berharap THR dan Pesangon Segera Dibayar: Itu Hak Kami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Eks karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) kini masih menanti hak-haknya setelah perusahaan dinyatakan pailit.

    Sebagaimana diketahui, pabrik tekstil yang berada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut resmi tutup pada 1 Maret 2025 setelah putusan pailit dari Pengadilan Niaga Kota Semarang.

    Akibatnya, ribuan buruh terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal secara mendadak.

    Namun, sampai Hari Buruh pada 1 Mei 2025 ini, banyak mantan karyawan Sritex yang masih menghadapi ketidakpastian.

    Pasalnya, hak-hak normatif seperti Tunjangan Hari Raya (THR) 2025 dan pesangon belum juga diberikan.

    Berdasarkan pengakuan mantan karyawan PT Sritex bagian petugas keamanan, Sri Cahyaningsih mengaku, sampai bulan Mei ini, para bekas karyawan, termasuk dirinya belum menerima THR dan pesangon.

    “Kalau THR dan Pesangon belum ada,” kata Sri saat dikonfirmasi Tribun Solo, Kamis (1/5/2025).

    Sri yang sudah bekerja di Sritex selama kurang lebih 25 tahun, kini hanya bisa menunggu THR dan pesangon diberikan.

    “Harapan di Hari Buruh ini, saya berharap hak-hak eks karyawan Sritex diberikan.” 

    “Karena itu hak kami selama mengabdi di Sritex dan hak karyawan tiap setahun sekali menerima THR,” terangnya.

    Sri mengaku akan tetap menunggu haknya diberikan meskipun harus menunggu lama.

    Sementara itu, Ketua Forum Peduli Buruh Sukoharjo, Sukarno, juga memiliki harapan supaya pemerintah bisa membantu memenuhi hak eks karyawan PT Sritex.

    “Jadi, harapan kami Forum Peduli Buruh Sukoharjo berharap dari pemerintah bisa membantu, agar teman-teman yang ter-PHK dari teman Sritex ini bisa menikmati jeri payahnya,” Kata Sukarno, Kamis.

    Ia menyebut, hak yang harus diberikan kepada eks karyawan Sritex, mulai dari THR dan pesangon.

    “Informasinya, sampai sekarang belum ada kejelasan dan belum ada yang terbayarkan.” 

    “Harapan kami pemerintah pusat bisa membantu untuk menyelesaikan hal tersebut,” sambungnya.

    Sukarno menegaskan, Forum Peduli Buruh terus berusaha mengawal dan selalu berkoordinasi dengan serikat pekerja Sritex.

    “Masih berjalan komunikasinya dengan serikat pekerja Sritex,” ungkapnya.

    Kejagung Usut Dugaan Korupsi di Sritex

    Di sisi lain, Kejaksaan Agung (Kejagung) disebut tengah mengusut adanya dugaan korupsi pada perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman atau Sritex.

    Kabar tersebut dibenarkan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar.

    Hanya saja pengusutan dugaan korupsi yang tengah dilakukan tersebut masih bersifat penyidikan umum.

    “Masih penyidikan umum,” jelas Harli saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (1/5/2025).

    Dirinya lantas menerangkan, saat ini penyidik tengah mencari adanya dugaan korupsi terkait pemberian kredit bank terhadap PT Sritex.

    “(Dugaan korupsi) dalam hal pemberian kredit bank kepada Sritex,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Suara Eks Karyawan Sritex Sukoharjo Pada Hari Buruh: THR dan Pesangon Belum Dibayar, Itu Hak Kami.

    (Tribunnews.com/Deni/Fahmi)(TribunSolo.com/Anang Maruf)

  • Kronologi Bocah 4 Tahun di Tangerang Dibunuh dan Dibakar, Tersangka Pacar Ibu Korban – Halaman all

    Kronologi Bocah 4 Tahun di Tangerang Dibunuh dan Dibakar, Tersangka Pacar Ibu Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polda Metro Jaya menembak kaki pelaku pembakaran bocah berinisial HB (38) saat proses penangkapannya di Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin (28/4/2025).

    HB dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya dengan kondisi kaki terpincang-pincang pada Rabu (30/4/2025).

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, mengatakan HB membunuh lalu membakar korban berinisial MA (4) yang jasadnya ditemukan hangus terbakar pada Minggu (27/4/2025).

    Motif pembunuhan yakni HB kesal mendengar korban menangis dan meminta susu.

    Diketahui, HB merupakan pacar ibu korban dan sering meminta MA menginap di rumahnya di Kosambi, Kabupaten Tangerang.

    “Pada hari Minggu (27/4/2025) sekira pukul 02.15 WIB, korban bangun menangis meminta susu. Pelaku kesal karena korban menangis,” paparnya, Rabu, dikutip dari TribunJakarta.com.

    HB juga menyimpan dendam kepada keluarga korban karena hubungannya tak direstui.

    “Pelaku dendam terhadap kakak dari ibu korban karena tidak merestui hubungan pelaku dengan ibu korban, sehingga melampiaskan dendamnya kepada korban,” imbuhnya.

    Kombes Wira Satya, menjelaskan HB memukul korban menggunakan tangan kosong kemudian menyiksanya di kamar mandi.

    “Mencelupkan kepala korban ke dalam ember berisi air dengan posisi kedua tangan korban dipegang tersangka di belakang badan korban,” tandasnya.

    Setelah korban tewas, tersangka membakar jasadnya untuk menghilangkan jejak.

    “Tersangka mengunci pintu kontrakan dan membuang kunci ke selokan depan kontrakan lalu melarikan diri ke daerah Tasikmalaya, Jawa Barat,” tuturnya.

    Sosok Tersangka

    Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol. Zain Dwi Nugroho mengatakan pelaku telah menikah sebanyak tiga kali.

    Subdit Jatanras Polda Metro Jaya menangkap pelaku di rumah istri mudanya di Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin (28/4/2025).

    “Dari informasi yang ada bahwa pelaku sudah melakukan pernikahan sebanyak tiga kali, kemudian dengan ibu korban ini hubungannya baru sebatas teman dekat atau pacaran,” bebernya, Selasa (29/4/2025).

    Ia menambahkan pelaku bekerja sebagai petugas keamanan di kawasan Bandara Soekarno Hatta.

    Selama berpacaran dengan ibu korban yang berinisial J, pelaku sering memaksa korban tidur di kontrakannya.

    “Yang jelas pelaku sering memaksa korban itu dipinjam untuk bisa tidur sama yang bersangkutan,” katanya.

    Total sudah lima kali korban menginap di kontrakan pelaku.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Aksi Keji Pria Bakar Bocah 4 Tahun di Kosambi Tangerang, Sempat Siksa Korban di Kamar Mandi

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Annas Furqon)

  • SPPG yang Siapkan Menu Sama, Kenapa Siswa SMAN 19 Bandung Tak Alami Keracunan MBG seperti SMPN 35? – Halaman all

    SPPG yang Siapkan Menu Sama, Kenapa Siswa SMAN 19 Bandung Tak Alami Keracunan MBG seperti SMPN 35? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan siswa di SMPN 35 Bandung, Jawa Barat, mengalami mual dan diare setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (29/4/2025).

    Namun, hal serupa tak terjadi pada siswa SMAN 19 Bandung, padahal Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyiapkan menu MBG untuk kedua sekolahan tersebut sama.

    “Alhamdulillah, tidak ada siswa kami yang mengalami keracunan (seperti di SMPN 35 Bandung),” kata Kepala SMAN 19 Bandung, Imam Lubisasono, saat dihubungi Tribun Jabar melalui pesan singkat, Kamis (1/5/2025).

    Menurut Imam, siswa SMAN 19 Bandung sudah diperingatkan sejak jauh-jauh hari untuk tak menyantap MBG jika menemukan menu yang terasa basi.

    Ia menyebut, berdasarkan laporan yang diterimanya, siswa SMAN 19 Bandung tak memakan menu sayuran yang disajikan dalam MBG pada Selasa lalu.

    “Sayurannya tidak dimakan. Saat ini, MBG diberikan kepada siswa kelas X dan XI SMAN 19 Bandung yang jumlahnya mencapai 368 orang,” ujar Imam.

    Lebih lanjut, dirinya kurang mengetahui lokasi SPPG yang menyiapkan MBG untuk siswa SMAN 19 Bandung lantaran dikoordinasikan langsung Wakasek Kesiswaan.

    Sebelumnya, Humas SMPN 35 Bandung, Ganjar Sulandiana mengatakan, sebanyak 342 siswa dan dua guru SMPN 35 Bandung diduga keracunan setelah menyantap menu MBG.

    Ia berujar, seluruh siswa yang rata-rata mengalami gejala diare, demam, hingga muntah tersebut tidak ada yang dirawat inap di puskesmas maupun rumah sakit.

    “(Keracunan) diduga dari menu makaroni dan sayuran dalam MBG pada Selasa lalu yang sepertinya sudah basi serta tidak layak untuk dikonsumsi,” ucap Ganjar.

    DPRD Buka Suara

    Ketua Komisi 1 DPRD Kota Bandung, Radea Respati, menduga ada kejanggalan dan kesalahan dari penyedia atau SPPG terkait keracunan yang dialami siswa di SMP Negeri 35 Bandung.

    Menurutnya, pihaknya sudah bertemu dengan Kepala Sekolah SMPN 35 Bandung, telah ada penjelasan mengenai kejadian tersebut dan sudah dipastikan bahwa para korban memperoleh penanganan.

    “Kami sebagai anggota DPRD, ingin memastikan bahwa pasti ada kejanggalan atau kesalahan dari pihak ketiga dalam melakukan pelayanan MBG,” ujar Radea, Kamis.

    Atas dasar itu, pihak ketiga atau dalam hal ini SPPG harus dikoreksi atau dievaluasi supaya kejadian yang sama tidak kembali terulang.

    Pasalnya, hal ini berhubungan dengan masa depan generasi muda.

    “Hari ini hanya gejala keracunan seperti mual-mual dan diare. Tapi, tidak menutup kemungkinan kalau ini tidak dilakukan koreksi, nanti bisa ada risiko lebih buruk lagi, itu harus kita jaga betul-betul,” terangnya.

    Ia juga berujar, pihaknya sudah menyampaikan kepada pihak sekolah untuk memastikan apabila ada hal yang kurang atau hal yang dibutuhkan.

    DPRD, sambung Radea, siap mendorong Pemkot Bandung dalam penanganan kasus keracunan tersebut.

    “Seperti mendorong distribusi obat-obatan, sehingga nanti hari besok kita ke sekolah, atau Senin sudah sehat kembali siswanya,” ucap Radea.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, setelah kasus keracunan tersebut pihaknya langsung menghentikan operasional SPPG karena akan dilakukan pemeriksaan kesehatan lingkungannya.

    “Iya dihentikan dulu, kami periksa tapi masih menunggu laporan pemeriksaan hasil inspeksi kesehatan lingkungan, kemudian nanti kita akan cek lagi ya,” tutur Anhar.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Penyebab Tidak Ada Siswa SMAN 19 Bandung Keracunan Setelah Santap MBG Seperti di SMPN 35.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Ahmad Imam Baehaqi/Hilman Kamaludin)

  • Menelisik Akar Masalah ‘Hubungan Panas’ Dedi Mulyadi dan GRIB Jaya, Hercules Sampai Dibuat Geram – Halaman all

    Menelisik Akar Masalah ‘Hubungan Panas’ Dedi Mulyadi dan GRIB Jaya, Hercules Sampai Dibuat Geram – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hubungan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, sedang memanas.

    Semua bermula saat Dedi Mulyadi membuat gebrakan baru dengan membentuk Satgas Pemberantasan Premanisme.

    Langkah tersebut mendapatkan kritikan pedas dari Ketua DPD GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander.

    Terbaru, Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules, ikut merasa geram dengan sikap Dedi Muladi.

    Ia mengancam akan menggeruduk Gedung Sate dengan mengerahkan 50.000 anggotanya.

    Berikut selengkapnya akar masalah hubungan panas antara Dedi Mulyadi dengan GRIB Jaya, dirangkum Tribunnews.com, Kamis (1/5/2025):

    Berawal dari Satgas Pemberantasan Premanisme

    Semua bermula saat Dedi Mulyadi menginstruksikan pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme di 27 daerah di Jawa Barat pada Kamis (27/3/2025) lalu.

    Satgas dibentuk untuk melindungi masyarakat dari berbagai aksi premanisme yang mengintimidasi dan merugikan ekonomi. Beberapa area yang jadi fokus satgas adalah premanisme jalanan, pasar, dan industri.

    “Satgas bertujuan melindungi petani, pedagang, guru, pengusaha. Semua harus dilindungi dari premanisme,” ujar Dedi Mulyadi, dikutip dari jabarprov.go.id.

    Politikus Partai Gerindra itu menuturkan, sektor industri menjadi salah satu yang paling terdampak aksi premanisme, seperti pungli, baik kepada pengusaha maupun pekerja, serta gangguan operasional dan distribusi barang.

    “Kalau ini dibiarkan akan menurunkan daya saing Jabar sebagai pusat investasi nasional dan berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan masyarakat,” ujar dia.

    Dedi Mulyadi meminta Satgas bertindak tegas sesuai hukum yang berlaku, tidak tebang pilih, namun tetap humanis.

    “Pastikan tindakan penegakan hukum berjalan adil, humanis, dan sesuai aturan tanpa tebang pilih,” pesannya.

    Berbuntut tantangan

    Ketua DPD GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander, menanggapi pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme.

    Gabryel pada dasarnya mendukung langkah untuk memberantas aksi premanisme.

    Meskipun demikian, baginya paling penting dari tugas Dedi Mulyadi adalah memberantas preman di dalam birokrasi terlebih dahulu.

    “Birokrat ini enggak semuanya benar. Bupati, gubernur enggak semuanya benar. Jadi jangan seakan-akan hari ini oknum preman itu adanya cuma di ormas.”

    “Kalau hari ini saya bicara di kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat memang enggak ada premannya?”

    “Ya ada cuma mereka lebih elit premannya berdasi, tapi lebih sadis iya ya kan yang mereka makan itu uang rakyat,” tegas Gabryel, dikutip dari kanal YouTube Titik Temu.

    Gabryel juga menyoroti langkah pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme adalah latah.

    Ia menilai pernyataan-pernyataan Dedi Mulyadi yang menyudutkan ormas.

    “Jujur saya mendukung program, tapi jangan tendensius. Jangan kalau sudah bicara premanisme bicara kejahatan kenapa sih matanya harus tertuju pada ormas?”

    “Kami ormas ini warga negara punya hak ya kan untuk mendapatkan pendidikan yang baik, untuk mendapatkan pekerjaan, untuk mendapatkan masa depan dan kesejahteraan.”

    “Kami sama kami masyarakat Indonesia punya hak yang sama jadi tolonglah Gubernur Jawa Barat jangan tendensius,” tutur Gabryel

    Dalam pertanyaan, Gabryel secara terang-terangan menantang Dedi Mulyadi berdebat terkait ormas dan premanisme.

    Ia berharap masyarakat dapat tercerahkan dan tidak mengecap semua anggota ormas adalah preman.

    “Saya sampaikan di sini saya tantangan terbuka untuk diskusi aktif. Ayo kita ngobrol, jangan supaya jangan masyarakat itu menstigma (negatif) ormas,” tandasnya.

    Dedi Mulyadi sudah minta maaf

    DEDI MULYADI MURKA – Foto tangkapan laya Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Kamis, (17/4/2025). (Tangkapan Layar YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel)

    Dedi Mulyadi pada pertengahan April 2025 lalu, sudah secara terbuka mengakui pernyataannya terkait ormas dan premanisme adalah salah.

    Ia mengaku telah membuat gaduh di tengah-tengah masyarakat.

    “Untuk seluruh masyarakat Jawa Barat, saya menyampaikan permohonan maaf, apabila setiap hari saya membuat kegaduhan dengan berbagai langkah dan kebijakan yang tentunya banyak yang tidak menyukainya,” kata dia, dikutip dari TribunJabar.id.

    Dedi Mulyadi dalam kesempatannya juga menegaskan dirinya bukanlah orang anti kritik.

    Ia menerima masukan dari berbagai kalangan. Baginya, kritik adalah hal yang baik.

    “Banyak yang mereka secara terbuka melakukan otokritik.”

    “Dan saya menerima autokritik itu dengan baik, karena sahabat yang baik adalah sahabat yang mengingatkan,” ujarnya.

    Hercules ikut dibuat geram

    Meskipun sudah meminta maaf, ormas GRIB masih dibuat geram dengan sikap Dedi Mulyadi.

    Terbaru, Ketua Umum GRIB, Hercules, memberikan ancaman kepada orang nomor satu di Jabar itu.

    Hercules mengatakan, seharusnya Dedi Mulyadi menghargai jasa ormas tersebut, bukan malah menciptakan konflik baru.

    Hercules pun menyarankan agar Dedi merangkul ormas untuk membangun sinergi positif demi kepentingan masyarakat Jawa Barat.

    “Semua (ormas,-red) dukung. KDM (Kang Dedi Mulyadi) berlebihan. Jadi gubernur didukung oleh kami,” ujar Hercules tegas, dikutip dari YouTube Unlocked yang tayang pada Rabu (30/4/2025).

    “Seharusnya bilang: Mari mendukung program-program saya gubernur, dukung saya,” kata Hercules, menyindir sikap Dedi.

    Hercules lantas mengingatkan agar Dedi Mulyadi tidak mencari masalah dengan kelompok-kelompok masyarakat yang sebelumnya berada di barisan pendukungnya.

    Jika Dedi Mulyadi masih tetap bersikap seolah tak membutuhkan ormas, Hercules pun mengancam akan mengerahkan puluhan ribu personel untuk mendatangi Gedung Sate, kantor pemerintahan Jawa Barat.

    “Jika mencari masalah, kami akan datang. Puluhan ribu personel (ormas,-red) siap ke Gedung Sate,” ucapnya.

    HERCULES TEMUI JOKOWI – Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Hercules Rosario de Marshal saat ditemui di kediaman Joko Widodo di Solo, Selasa (15/4/2025). Hercules meyakini ijazah Jokowi benar-benar asli. Sebab, selama menjabat Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI ijazah tidak pernah bermasalah. (Tribun Solo/Ahmad Syarifudin)

    Dedi Mulyadi tak gentar

    Dedi Mulyadi menanggapi santai terkait ancaman yang dilayangkan kepadanya.

    “Saya tidak akan pernah mendengarkan ancaman dari siapapun. Kalau itu mengganggu kinerja saya,” tegasnya, dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV.

    “Saya akan mendengarkan kritik siapapun kalau itu bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat,” lanjutnya.

    Dedi Mulyadi juga menegaskan, tugasnya adalah menjaga iklim investasi di wilayahnya.

    Ia ingin juga memastikan masyarakat Jabar bisa bekerja dengan baik tanpa mendapat gangguan dari ormas.

    “Tugas saya itu,” tegasnya.

    (Tribunnews.com/Endra/Rifqah)(TribunJabar.id/Hilda Rubiah)

  • Sosok Lucas Valentino Joki UTBK 2025, Mahasiswa ITB Nyamar Jadi 4 Peserta, Dibayar sampai Rp50 Juta – Halaman all

    Sosok Lucas Valentino Joki UTBK 2025, Mahasiswa ITB Nyamar Jadi 4 Peserta, Dibayar sampai Rp50 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Lucas Valentino Nainggolan, joki UTBK 2025 yang viral di media sosial.

    Foto Lucas tersebar luas setelah tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) melakukan konferensi pers terkait kecurangan UTBK 2025 pada Selasa (29/4/2025).

    Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok, merilis foto Lucas yang terpasang di empat kartu ujian peserta UTBK 2025.

    Lucas terlihat hanya mengubah gaya rambutnya guna mengelabui petugas ujian di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. 

    Eduart mengatakan, yang bersangkutan sudah menggantikan 4 peserta.

    “Ini yang kita dapatkan terkait joki. Ada 4 kartu peserta dengan satu foto yang dimainkan dengan AI (Artificial Intelligence).”

    “Dirubah tingkat kemiripannya. Nama asli jokinya Lucas Valentino Nainggolan.”

    “Peserta yang dijoki sementara 4 orang. Kami sebut kan sebanyak 4 orang karena memang masih kami lacak (pengganti peserta lainnya),” papar Eduart, dikutip dari kanal YouTube SNPMB ID, Kamis (1/5/2025).

    Eduart melanjutkan, pihaknya juga berhasil mendapati joki peserta UTBK 2025 lain bernama Khamila Djibran.

    Ia melakukan modus yang sama dengan mengubah foto peserta ujian.

    “Ada dua peserta dijoki oleh Khamila Djibran dan Healthy Febrian Jessica,” papar Eduart.

    Eduart dalam kesempatannya sangat menyayangkan aksi joki di UTBK 2025.

    Semua tidak lepas dari dinamika ujian lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya.

    “Karena dari tahun ke tahun wanita semakin memperketat dan peningkatan standarisasi SOP kami. Sehingga bisa mendeteksi kecurangan dan lain sebagainya,” tegas Eduart.

    Eduart juga menyampaikan, pihaknya berpotensi memeriksa peserta UTBK yang kini sudah duduk di bangku kuliah.

    Jika nanti terbukti mahasiswa tersebut, masuk Perguruan Tinggi bisa saja disanksi.

    “Yang besakutan saat kita cek, yang asli dengan foto kartu UTBK-nya besa.”

    “Maka bisa saja sudah duduk di semester 2 maupun semester 4 bisa kita diskualifikasi,” tegasnya.

    Eduart menegaskan, cara ini bagian dari cara tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) untuk mendisiplinkan para peserta.

    Dengan harapan di kemudian hari tidak ada lagi peserta yang menggunakan joki untuk ikut ujian.

    Koordinator Pelaksana UTBK ISBI Bandung, Redhiana Langen Tresna, membenarkan telah mengamankan dua joki.

    Lucas beraksi saat ujian pada Jumat (25/4/2025), sementara Khamila pada Minggu (27/4/2025).

    Di hadapan panitia, keduanya tidak bisa mengelak lagi.

    Lucas dan Khamila mengaku berasal dari komplotan yang sama.

    “LK (Lucas) dan KD (Khamila) ini mengakui menjadi joki dari peserta UTBK di ISBI Bandung. Bahkan, dari pendalaman kami keduanya sama-sama direkrut seseorang berinisial TN,” beber Redhiana, dikutip dari TribunJabar.id, Kamis.

    Redhiana membeberkan kronologi saat Lucas tertangkap basah.

    Semua berawal dari kecurigaan panitia yang tak asing dengan wajahnya.

    “Setelah kami mencocokkan data kehadiran peserta, ternyata foto yang bersangkutan (Lucas) ditemukan menggunakan tiga identitas berbeda, dan telah mengikuti UTBK di ISBI,” terangnya.

    Lucas mengaku kepada panitia mau menjadi joki karena dibayar.

    Ia bisa mengantongi uang puluhan juta rupiah dari aksinya.

    “Joki ini mendapat bayaran Rp 30 juta – Rp 50 juta. Ini berdasarkan pengakuan keduanya kepada panitia UTBK ISBI Bandung,” ucap Redhiana.

    Terakhir, Redhiana menyebut Pelaksana UTBK ISBI Bandung sudah melaporkan kasus joki ke pusat.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Lucas adalah seorang mahasiswa.

    Ia berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Lucas mengambil jurusan Sarjana Teknik Elektro.

    Pihak ITB membenarkan Lucas adalah mahasiswanya. 
     
    “ITB mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan benar merupakan mahasiswa aktif ITB. Perlu kami informasikan bahwa kejadian tersebut tidak terjadi di pusat UTBK ITB,” kata ITB di itb.ac.id.

    ITB sangat menyesalkan bahwa hal itu dilakukan oleh seorang mahasiswa yang seharusnya menjunjung tinggi etika akademik.

    Untuk itu, dengan segera Pihak ITB melakukan langkah-langkah penegakan aturan akademik dan kemahasiswaan.

    Sebagai bentuk tanggung jawab institusi atas dugaan terlibatnya mahasiswa ITB tersebut, ITB telah membentuk Komisi Pelanggaran Akademik dan Kemahasiswaan untuk menindaklanjuti pemeriksaan kasus ini. 

    Komisi ini bertugas memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh yang bersangkutan, dan jika terbukti maka Komisi akan merekomendasikan sanksi kepada Rektor ITB sesuai dengan ketentuan.

    Sementara itu, dugaan tindak pidana kami serahkan penanganannya kepada pihak kepolisian.

    “ITB berkomitmen menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, tanggung jawab akademik, serta senantiasa berupaya menjaga kepercayaan publik dan mendorong terciptanya budaya akademik yang jujur, bersih, dan beretika,” tutup ITB.

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJabar.id/Ahmad Imam Baehaqi)

  • Pria yang Setubuhi Siswi Kelas 6 SD di Wonogiri Terancam Penjara Belasan Tahun – Halaman all

    Pria yang Setubuhi Siswi Kelas 6 SD di Wonogiri Terancam Penjara Belasan Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial K (45) diringkus polisi karena menyetubuhi siswi kelas enam SD di Wonogiri, Jawa tengah.

    Pria yang kini telah ditetapkan jadi tersangka ini terancam penjara belasan tahun akibat perbuatannya.

    Demikian yang disampaikan AKBP Jarot Sungkowo, Kapolres Wonogiri.

    “Pidana paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun. Serta denda paling banyak Rp 5 miliar,” jelasnya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Smentara itu, Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo mengatakan pelaku melancarkan aksinya saat rumah korban tengah kosong di malam hari.

    “Betul saat rumah kosong. Rata-rata dilakukan di rumah korban saat kosong, misalnya ditinggal orang tua pengajian atau pas ditinggal kemana. Malam hari terus,” kata dia, Rabu (30/4/2025).

    Kapolres Wonogiri, AKBP Jarot Sungkowo menuturkan, pelaku melancarkan aksi bejatnya tak hanya sekali.

    K menyetubuhi korban pada 14 Maret hingga 17 April 2025 lalu dan semuanya dilakukan di rumah korban.

    Kasus ini terbongkar setelah orang tua korban membaca pesan di WhatsApp korban.

    “Pada tanggal 17 April 2025 malam hari, ibu korban tidak sengaja membuka handphone milik korban dan membaca persetubuhan korban dan pelaku,” katanya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Setelah dikonfirmasi ke korban, korban mengaku bahwa ia telah disetubuhi oleh pelaku.

    Pelaku pun diajak korban dan ia mengakui telah tujuh kali melakukan tindakan bejatnya terhadap korban.

    Ia juga menuturkan bahwa K membujuk korban akan bertanggung jawab apabila korban hamil.

    “Beberapa kali tersangka memberikan uang kepada korban. Serta dengan korban tersangka menjalin hubungan asmara,” ujarnya.

    Kasus Serupa

    Kasus pencabulan anak di bawah umur juga terjadi di Nias, Sumatera Utara.

    Seorang bocah 10 tahun jadi korban pencabulan oleh guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berinisial AZ (38).

    Kasi Humas POlres Nias, Aipda Motivasi Gea mengatakan, kasus ini terbongkar setelah keluarga korban mengetahui ada chat tak senonoh dari pelaku ke korban.

    “Keluarga menemukan chat dari tersangka yang tidak senonoh kepada korban,” ujarnya, Rabu (30/4/2025).

    Mengutip Tribun-Medan.com, korban pun langsung diinterogasi oleh keluarganya.

    Mulanya korban, tak mengaku hingga akhirnya terungkap bahwa korban telah disetubuhi pelaku pada Juli 2024 lalu.

    Akhirnya, keluarga korban melaporkan hal ini ke polisi.

    Tak lama, pelaku langsung dijadikan tersangka pada Kamis (3/4/2025).

    Meski telah jadi tersangka, namun pihak kepolisian tidak melakukan penahanan terhadap AZ.

    Pihak kepolisian mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman jadi salah satu alasan.

    Selain itu, pihak tersangka juga mengajukan permohonan atau jaminan dari istri tersangka sehingga AZ hanya wajib lapor.

    Saat ini Polisi masih terus memeriksa saksi lainnya dan rekaman suara.

    “Adanya permohonan dan jaminan dari istri tersangka untuk melaksanakan wajib lapor selama proses penyidikan,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sudah Ditahan, Pria Paru Baya yang Setubuhi Siswi Kelas 6 SD Terancam Dibui Maksimal 15 Tahun dan di Tribun-Medan.com dengan judul Guru SMK di Nias Diduga Cabuli Anak Tetangganya yang Berusia 10 Tahun

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti)(Tribun-Medan.com, Fredy Santoso)

  • Siap Lawan Mafia Tanah, Mbah Tupon Kini Dibela 11 Pengacara – Halaman all

    Siap Lawan Mafia Tanah, Mbah Tupon Kini Dibela 11 Pengacara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Bantul – Mbah Tupon, seorang warga dari Kabupaten Bantul, DIY, kini mendapatkan dukungan hukum yang kuat dalam menghadapi dugaan penipuan yang melibatkan mafia tanah.

    Tim hukum yang dibentuk untuk membela hak-hak Mbah Tupon terdiri dari 11 pengacara yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pihak Pemerintah Kabupaten Bantul dan Partai Gerindra.

    Dengan demikian, upaya untuk mengungkap kebenaran dan keadilan bagi Mbah Tupon semakin menguat.

    Tim hukum yang mendampingi Mbah Tupon, yang dikenal dengan nama “Tim Pembela Mbah Tupon,” merupakan kolaborasi yang melibatkan beberapa elemen penting.

    Ketua RT 4 Padukuhan Ngentak Kalurahan Bangunjiwo, Agil Dwi Raharjo, mengungkapkan bahwa tim tersebut beranggotakan pengacara dari Pemerintah Kabupaten Bantul dan tim hukum dari Partai Gerindra.

    Agil, yang juga mewakili keluarga Mbah Tupon, menegaskan bahwa keberadaan tim hukum ini sangat penting untuk mendampingi Mbah Tupon dan membantu penyelesaian kasusnya.

    “Tim ini memiliki kantor sekretariat di Pemerintah Kabupaten Pemkab Bantul,” jelas Agil.

    Dalam tim tersebut, dua pengacara berasal dari Pemkab Bantul, satu pengacara rekanan yang telah mendampingi Mbah Tupon sejak awal, dan delapan pengacara dari Pimpinan Pusat Partai Gerindra.

    Langkah yang Sudah Diambil

    KISAH MBAH TUPON – Mbah Tupon, korban dugaan mafia tanah, di rumahnya setelah cari pakan ternak, Sabtu (26/4/2025). Nasib pilu menimpa Mbah Tupon (68) seorang warga Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  (TribunJogja.com)

    Sukiratnasari, salah satu advokat dalam Tim Pembela Mbah Tupon, menjelaskan bahwa mereka telah melakukan beberapa langkah awal dalam menangani kasus ini.

    “Sebelumnya, seluruh kuasa hukum sudah bertemu dan berkomitmen untuk membantu penanganan kasus Mbah Tupon,” ujarnya.

    Mereka memilih menggunakan nama “Tim Pembela Mbah Tupon” untuk menyatukan misi dan tujuan yang sama dalam membela kliennya.

    Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah pembuatan surat kuasa pendampingan untuk Mbah Tupon dan keluarganya.

    Sukiratnasari juga mengonfirmasi bahwa mereka telah mendampingi saksi-saksi yang dipanggil oleh Polda DIY untuk menyelidiki lebih lanjut tentang kasus ini. “Hari ini, Bu Tupon dipanggil sebagai saksi di Polda DIY, bersama dengan saksi lainnya,” tambahnya.

    Situasi Terkini

    Sukiratnasari memberikan informasi terkini mengenai status penyelidikan.

    “Saat ini, kami masih dalam tahap penyelidikan. Besok pagi, masih ada saksi lain yang akan dipanggil,” terangnya.

    Tim Pembela Mbah Tupon juga siap sedia untuk mendampingi pemanggilan mendadak yang mungkin diperlukan oleh pihak pelapor.

    Ia menambahkan bahwa mereka terus menyampaikan kebenaran dari versi Mbah Tupon terkait masalah kepemilikan tanah.

    Mbah Tupon mengungkapkan bahwa terdapat tawaran untuk pemecahan sertifikat tanah dari seorang bernama Bibit Rustamta.

    Sayangnya, proses pengurusan sertifikat tanah yang seharusnya dilakukan olehnya justru diserahkan kepada pihak lain.

    Hal ini berujung pada munculnya nama baru dalam status kepemilikan tanah Mbah Tupon dan berujung pada proses lelang yang tidak seharusnya terjadi.

    (TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Marsudi Wahyu Kisworo, Rektor Universitas Pancasila yang Mendadak Dibebastugaskan – Halaman all

    Sosok Marsudi Wahyu Kisworo, Rektor Universitas Pancasila yang Mendadak Dibebastugaskan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kabar mengenai pencopotan Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, Ir., MSc, PhD, IPU, sebagai Rektor Universitas Pancasila (UP) menghebohkan mahasiswa dan seluruh civitas akademika.

    Pencopotan ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Ketua Pembina YPP-UP Nomor: 04/KEP/KA.PEMB/YPP-UP/IV/2025 yang ditandatangani Ir Suswono Yudo Husodo pada 24 April 2025.

    Belum diketahui secara jelas alasan dibebastugaskannya Prof. Marsudi Wahyu Kisworo sebagai Rektor Universitas Pancasila.

    Lantas, siapakah sosok Prof. Marsudi Wahyu Kisworo ?

    Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, Ir., MSc, PhD, IPU adalah seorang akademisi sekaligus tokoh pendidikan.

    Ia tercatat pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil menyandang gelar Sarjana Teknik Elektro pada 1983.

    Marsudi kemudian melanjutkan pendidikan dan berhasil meraih gelar S2 Ilmu Komputer di Curtin University, Australia tahun 1990.

    Ia kembali menempuh pendidikan di kampus yang sama dan meraih gelar S3 pada jurusan yang sama tahun 1992.

    Sebelum menjabat Rektor Universitas Pancasila, Marsudi pernah mengisi posisi penting yakni sebagai Komisaris Independen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero).

    Di bidang pemerintahan, Marsudi juga pernah tercatat sebagai Anggota Badan Pertimbangan Pemasyarakatan Kemenkumham RI.

    Ia pun juga pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Pertahanan Cyber Kementerian Pertahanan RI, dan Senior Advisor CitiAsia Inc dan Coach Gerakan Menuju 100 Smart City Kominfo.

    Pencopotan Marsudi

    Kabar mengenai dicopotnya Marsudi sebagai Rektor Universitas Pancasila tentu mengejutkan banyak pihak.

    Pihak kampus menuding adanya peran oknum di Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) dan jajaran internal civitas di balik pencopotan Marsudi.

    Kepala Biro Komunikasi Universitas Pancasila, Fitria Angeliqa mengatakan, Marsudi gencar untuk melindungi korban pelecehan seksual yang mengalami intimidasi secara internal maupun eksternal.

    Adapun kasus pelecehan seksual tersebut melibatkan ETH, eks Rektor UP sebelum Marsudi.

    “Mengapa demikian? Karena ada oknum di yayasan dan jajaran civitas yang berusaha mendesakkan keinginannya untuk mengembalikan ETH dalam jajaran dosen di Universitas,” kata Fitria.

    “Marsudi menemukan beberapa masalah internal kampus yang harus segera dibereskan, tetapi mendapatkan tentangan keras dari oknum-oknum tersebut,” sambungnya.

    Sementara itu, Marsudi sendiri membenarkan bahwa dirinya dicopot dari jabatannya sebagai Rektor UP secara sepihak tanpa ada pemberitahuan.

    “Benar (dicopot dari jabatan),” kata Marsudi.

    Marsudi menduga, alasan dirinya dicopot dari jabatan karena ada hubungannya dengan kasus eks Rektor UP berinisial ETH yang terlibat kasus kekerasan seksual.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Bangkapos.com dengan judul Sosok Marsudi Wahyu Kisworo Rektor Universitas Pancasila Dicopot Sepihak, Diduga Ini Penyebabnya

     

    (Tribunnews.com/David Adi) (Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)

  • Kronologi Pemuda dari Suku Anak Dalam Tewas, Diduga Dianiaya Security Perusahaan Sawit di Jambi – Halaman all

    Kronologi Pemuda dari Suku Anak Dalam Tewas, Diduga Dianiaya Security Perusahaan Sawit di Jambi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Jambi – Dua warga dari Suku Anak Dalam (SAD) dilaporkan menjadi korban penganiayaan di area perkebunan kelapa sawit PT PHK Makin Grup, yang terletak di Kabupaten Tebo, Jambi.

    Insiden ini terjadi pada siang hari Selasa, 29 April 2025.

    Menurut IPDA Maulana, Paur Penum Humas Polda Jambi, insiden tersebut berawal dari aktivitas patroli yang dilakukan oleh sekitar 200 petugas keamanan perusahaan, bersama warga Desa Betung Bedaro Timur.

    Ambil brondol sawit

    Patroli yang dilakukan oleh pihak keamanan dan warga tersebut ditujukan untuk menanggulangi dugaan pencurian brondol sawit yang dilakukan oleh sekelompok warga.

    Selama patroli, petugas menemukan beberapa anggota Suku Anak Dalam yang sedang memungut brondol sawit.

    “Mereka langsung diamankan oleh pihak keamanan dan warga,” ungkap Maulana.

    Namun, saat proses pengamanan berlangsung, diduga terjadi perlawanan dari pihak SAD, yang mengarah pada aksi kekerasan.

    Korban tewas di RS

    Dua warga SAD mengalami luka-luka akibat insiden ini dan harus mendapatkan perawatan medis di RSUD Tebo.

    Tragisnya, salah satu korban berinisial PL yang berusia 27 tahun meninggal dunia setelah menjalani penanganan medis.

    Sedangkan korban lainnya, B yang berusia 25 tahun, masih dalam perawatan.

    Kedua korban diketahui berasal dari wilayah Kabupaten Merangin.

    Maulana menambahkan bahwa kejadian ini kini sedang dalam penyelidikan oleh Satreskrim Polres Tebo, meskipun ia belum dapat menyebutkan identitas terduga pelaku penganiayaan.

    “Kasus ini masih dalam penyelidikan,” tegasnya.

    Ada aksi penyerangan

    Insiden tersebut tidak berhenti di situ.

    Pada sore harinya, sekitar 25 orang dari kelompok SAD dilaporkan kembali ke lokasi dan melakukan penyerangan.

    Ketika itu, aparat TNI dan kepolisian sudah berada di lokasi.

    Akibat serangan ini, dua anggota Polsek Tebo Ilir mengalami luka karena dipukul, namun kondisi di lokasi saat ini sudah terkendali.

    Maulana mengimbau semua pihak untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah tersebut.

    (TribunJambi.com/Rifani Halim)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kronologi Bocah 4 Tahun di Tangerang Dibunuh dan Dibakar, Tersangka Pacar Ibu Korban – Halaman all

    Motif Pria Bakar Balita di Tangerang, Dendam Hubungan Cinta dengan Ibu Korban Tak Direstui – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Tangerang – Peristiwa tragis yang menimpa balita berinisial MA, berusia empat tahun, di Tangerang, Banten, mengungkapkan kompleksitas emosi yang bisa berujung pada tindakan kekerasan.

    Tersangka berinisial Heri Budiman alias HB, berusia 38 tahun, melakukan pembakaran terhadap MA yang tidak lain adalah anak dari kekasihnya.

    Kejadian ini diakibatkan oleh rasa sakit hati tersangka setelah hubungan asmara yang dijalininya tidak mendapat restu dari keluarga.

    Cinta tak direstui

    Kombes Wira Satya Triputra, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, menyatakan bahwa tersangka merasa dendam terhadap kakak dari ibu korban.

    Dendam ini dilampiaskan kepada balita tersebut karena pelaku merasa tidak diizinkan untuk melanjutkan hubungan dengan sang ibu.

    “Tersangka dendam terhadap kakak dari ibu korban anak karena tidak merestui pelaku sehingga melampiaskan dendamnya kepada korban anak,” ungkap Wira pada Kamis, 1 Mei 2025.

    Kronologi kejadian

    Kronologi kejadian bermula pada Sabtu malam, 26 April 2025, ketika tersangka bertemu dengan ibu korban yang membawa ketiga anaknya, termasuk MA.

    Tersangka mengajak MA untuk menginap di kontrakannya, yang sebelumnya sering dilakukan.

    Namun, sekitar pukul 02:15 WIB keesokan harinya, MA terbangun dan menangis meminta susu.

    Dalam keadaan kesal, tersangka melakukan tindakan kekerasan dengan memukul kepala korban dan melakukan aksi yang lebih mengerikan.

    Setelah memukul kepala MA, tersangka kemudian membawa korban ke dalam kamar dan melakukan tindakan yang sangat kejam, yaitu mencelupkan kepala korban ke dalam ember berisi air.

    “Tersangka melakukan itu selama kurang lebih 2 sampai 3 menit hingga korban muntah dan mengeluarkan feses,” jelas Kombes Wira.

    Setelah itu, untuk membersihkan kotoran korban, tersangka menggunakan sikat kloset sebelum kembali mencelupkan kepala MA ke dalam ember dengan cara yang sama hingga anak malang tersebut tidak sadarkan diri.

    Setelahnya, tersangka meletakkan tubuh MA di atas kasur, menumpuknya dengan pakaian, dan membakar mayatnya untuk menghilangkan jejak.

    Pelaku kemudian melarikan diri dan ditangkap di Tasikmalaya, Jawa Barat pada 29 April 2025 oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Ancaman Hukuman

    Tindakan tersangka sangatlah berat, sehingga ia dikenakan berbagai pasal hukum, termasuk Pasal 76C jo Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana penjara hingga tiga tahun enam bulan.

    Selain itu, tersangka juga dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana yang dapat diancam dengan pidana mati atau penjara seumur hidup.

    (Tribuntangerang.com/Ramadhan L Q)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).