Category: Tribunnews.com Regional

  • Tampang Polisi Gadungan Tipu Warga Bogor Ratusan Juta Rupiah, Gunakan Teknologi AI dalam Aksinya – Halaman all

    Tampang Polisi Gadungan Tipu Warga Bogor Ratusan Juta Rupiah, Gunakan Teknologi AI dalam Aksinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – WK (28), seorang polisi gadungan di Bogor, Jawa Barat, ditangkap.

    Dia diduga menipu warga Kota Bogor hingga merugi ratusan juta rupiah.

    WK mengaku sebagai anggota polisi berpangkat Iptu.

    Dia menipu sejumlah warga Budi Agung Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Dalam aksınya, dia menggunakan teknologi Artificial Intelligence atau AI

    Aparat kepolisian sudah menangkap dan menetapkan sebagai tersangka.

    “Sudah kami tetapkan sebagai tersangka. Kami sudah melakukan gelar perkara. Kami sudah lakukan penahanan,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Rinaldi Nugroho, pada Jumat (14/2/2025).

    Berdasarkan foto yang diterima Tribunnews.com, WK berpenampilan seperti polisi.

    WK berperawakan kurus dan berambut cepak.

    WK memakai baju coklat khas polisi.

    Dia juga memakai topi polisi.

    Di baju yang dikenakannya itu ada tanda pangkat balok 2 atau Iptu dan tanda pengenal nama yang ditaruh di bagian depan baju.

    Kedua tangan WK diborgol.

    Aparat kepolisian sudah memeriksa berkas-berkas yang dimiliki oleh polisi gadungan ini.

    WK memiliki berkas sebagai anggota Bea Cukai, sampai badan intelijen negara (BIN).

    Selain itu juga, ada berkas WK pernah bertugas keluar negeri.

    Saat ditanya, WK mengaku beberapa dokumen anggota kepolisiannya dibuat menggunakan mesin AI.

     

     

  • Bocah di Jember Ditemukan Tewas Terkubur, Pacar Ibu Korban Dihajar Warga dan Diamankan – Halaman all

    Bocah di Jember Ditemukan Tewas Terkubur, Pacar Ibu Korban Dihajar Warga dan Diamankan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bocah asal Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur berinisial F (6) tewas dibunuh pacar ibu kandungnya, Alfin (25).

    Alfin yang kini telah ditangkap mengubur jasad korban di kebun kopi.

    Kasus ini terungkap setelah warga menggerebek rumah Alfin dan membongkar makam korban pada Kamis malam (13/2/2025).

    Kasatreskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma, mengatakan jasad ditemukan dalam kondisi terbungkus karung putih.

    “Pelaku melakukan penganiayaan (dengan tangan kosong), setelah korban tidak bergerak, bocah tersebut dimasukkan kedalam karung warna putih,” paparnya, Jumat (14/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Kebun kopi yang menjadi lokasi jasad dikubur berjarak 50 meter dari rumah pelaku.

    “Kedalaman korban dikuburkan selutut (orang dewasa),” lanjutnya.

    Sejumlah barang bukti yang disita penyidik yakni sepeda motor dan sebilah batang kayu yang digunakan untuk menggali kuburan.

    “Sisa baju yang dibakar, lelehan kain, potongan kayu, bambu arang kami ambil, terus jenazah korban dan juga karung,” sambungnya.

    Pihaknya masih menyelidiki korban dikubur dalam keadaan hidup atau meninggal.

    “Berdasarkan hasil autopsi nanti bisa kami simpulkan. Apakah korban dikuburkan saat masih hidup, atau meninggal dunia karena luka fatal atau korban meninggal karena kekurangan nafas,” tandasnya.

    Kejiwaan pelaku yang berusia 25 tahun akan diperiksa.

    Menurutnya, pelaku dapat dijerat pasal 340, subsider 338 subsider 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pembunuhan dan penganiayaan.

    “Ini masih sangkaan awal untuk lebih jelasnya pasalnya akan kami lakukan usai gelar perkara,” tukasnya.

    Warga bernama Khumaidi, menjelaskan ibu korban sempat mencari keberadaan anaknya yang hilang saat membantu persiapan pesta pernikahan tetangga.

    “Kabar hilangnya korban sempat diunggah di media sosial Facebook,” bebernya.

    Setelah ditelusuri, terungkap korban tidak diculik melainkan dibunuh pacar ibu korban.

    “Usai dibunuh, korban dikubur di kebun dan malam ini polisi dibantu warga menggali tanah lokasi korban dikubur, ” terangnya.

    Mengetahui adanya kasus pembunuhan, warga mendatangi pelaku dan menghajarnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Update Kasus Bocah 6 Tahun Dibunuh Kekasih Ibunya di Jember, Korban Dibungkus Karung usai Dihabisi

    (Tribunnews.com/Mohay) (Tribunjatim.com/Imam Nawawi)

  • Ingin Renovasi Masjid, Dodi Romdani Mundur sebagai Kades Sukamulya dan Jadi TKI di Jepang – Halaman all

    Ingin Renovasi Masjid, Dodi Romdani Mundur sebagai Kades Sukamulya dan Jadi TKI di Jepang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Belakangan viral di media sosial, kisah Dodi Romdani yang memutuskan mundur sebagai Kepala Desa (Kades) Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

    Adapun alasan pengunduran diri itu lantaran Dodi memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang.

    Ia berangkat ke Jepang pada 2024. 

    Kini Doni tengah cuti untuk pulang ke kampung halamannya.

    Saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Desa Sukamulya, Dodi mengungkap alasannya mundur dari jabatan kepala desa.

    Alasan utamanya yakni karena kebutuhan ekonomi.

    Ia berkeinginan untuk merenovasi masjid di kampung halamannya.

    “Insya Allah itikad dan tujuannya baik, saya ingin nambah rezeki, dan saya punya tujuan ingin merehab masjid (di kampungnya),” ujarnya, Jumat (14/2/2025).

    Dodi menjabat sebagai kepala desa hampir 6 tahun.

    Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan ekonominya semakin bertambah.

    Karena alasan itu, Dodi berpikir untuk kembali bekerja di Jepang.

    “Anak semakin besar, butuh biaya juga,” jelasnya.

    Dodi menceritakan, ia pernah bekerja di perusahaan pembuat kapal di Jepang pada 2008-2013.

    Kebetulan, banyak temannya yang sudah tiga atau empat kali bekerja di Jepang.

    Ia pun kembali menjalin komunikasi dan menanyakan apakah ada pekerjaan di sana.

    Teman Dodi menyampaikan mantan bosnya dulu ingin bertemu.

    “Si bos menanyakan saya, dan ada pekerjaan, sibuk pekerjaan, sehingga saya ditawarkan,” terangnya.

    Dodi akhirnya bertemu dengan mantan bosnya itu di Bandung. Sehingga, pada 2023 ia ingin berangkat ke Jepang.

    Namun, setelah berkomunikasi dengan sejumlah pihak, Dodi dilarang berangkat pada 2023.

    Alasannya, Dodi harus menyelesaikan dulu masa jabatannya sebagai kepala desa.

    Saat itu, masa jabatan kepala desa masih 6 tahun, belum 8 tahun.

    “Karena jabatan (kades) masih ada setahun lagi. Selesaikan dulu 6 tahun, setelah itu silahkan kalau mau berangkat ke Jepang,” kata Dodi.

    Kemudian, pada 2024, ada informasi ia diterima di perusahaan perkapalan Jepang.

    Ia pun mengajukan pengunduran diri mulai September 2024 hingga Oktober 2024.

    “Sambil berjalan waktu, saya proses kepengurusan berangkat ke Jepang. Setelah A1 saya keterima di perusahaan Jepang, saya juga memproses surat pengunduran diri,” bebernya.

    Gaji Dodi Romdani sebagai Kades

    Aturan mengenai gaji yang didapat Kepala Desa Kabupaten Ciamis diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Ciamis Nomor 61 Tahun 2018 tentang Dana Desa Tahun Anggaran 2019.

    Dalam Pasal 10 dijelaskan mengenai penghasilan tetap yang didapat Kepala Desa di Kabupaten Ciamis.

    Merujuk pada hal tersebut, penghasilan tetap Dodi Romdani senilai Rp 3.250.000.

    Dodi juga berhak mendapat tunjangan akhir masa jabatan sebagai Kepala Desa Rp 6.000.000.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Candra Nugraha)

  • Renville Antonio Meninggal Kecelakaan, Ini Kronologi Kejadian Menurut Polisi dan Ketua DPC Demokrat – Halaman all

    Renville Antonio Meninggal Kecelakaan, Ini Kronologi Kejadian Menurut Polisi dan Ketua DPC Demokrat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO – Bendahara Umum Partai Demokrat, Renville Antonio, mengalami kecelakaan lalu lintas hingga mengakibatkan meninggal dunia di Jalan Raya Pantura Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Jumat (14/2/2025).

    Pada saat kejadian, Renville Antonio mengendarai sepeda motor gede (moge) jenis Harley Davidson dengan nomor polisi B 6789 A.

    Renvilla Antonio meninggal dunia di lokasi kejadian setelah moge yang dikendarainya mengbrak mobil pikap berplat nomor P 8127 VO.

    Kronologi

    Versi Polisi

    Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan mengatakan, korban meninggal di tempat kejadian perkara (TKP). 

    “Jadi, korban ini menggunakan motor besar. Ada rombongan mungkin tidak bersama-sama, tapi ada anggotanya yang mengikuti di belakang kemudian tertabrak dengan kendaraan roda empat pikap. Jadi, bukan laka tunggal,” ujar Rezi dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat (14/2/2025). 

    Rezi menjelaskan, kecelakaan Bendahara Demokrat bermula ketika korban melaju menggunakan moge dari Surabaya menuju Banyuwangi atau dari arah barat ke timur. 

    Korban mengendarai moge berwarna hitam dengan pelat nomor polisi B 6789 A. 

    Dari hasil olah TKP sementara, korban diduga melaju kencang lalu pada saat yang bersamaan muncul pikap yang mengarah ke kanan jalan sehingga kecelakaan tak terhindarkan. 

    Politikus Demokrat tersebut kemudian terpental sekitar 100-200 meter dari titik kecelakaan dan menghantam pohon di tepi jalan raya Pantura. “Korban dari pengendara motor besar meninggal dunia di lokasi dan saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Asembagus,” jelas Rezi. 

    Untuk sementara waktu, pengendara pikap yang terlibat kecelakaan dengan korban diamankan petugas Satlantas Polres Situbondo di Polsek Asembagus guna dimintai keterangan.

    Ketua DPC Demokrat Situbondo

    Ketua DPC Partai Demokrat, Situbondo, Janur Sastra Ananda, membenarkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan pengurus pusat partai Demokrat itu.

    “Iya benar, ini saya masih di RS Asembagus,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (14/02/2025).

    Peristiwa kecelakaan itu, kata Janur, rombongan moge melaju dari arah barat ke timur, dan tiba-tiba ada mobil pikap yang akan menyeberang jalan. 

    Sehingga pengendara moge itu tidak dapat menghindar dan menabraknya.

    “Pengendara moge itu menabrak dari arah belakang,” katanya.

    Janur memastikan, kecelakaan itu bukan dikarenakan jalan berlubang, melainkan bertabrakan dengan kendaraan lain.

    “Saat ini jenazah masih di rumah sakit Asembagus,” ucapnya.

    Dikonfirmasi terpisah, Kanit Gakkum Satlantas Polres Situbondo, Iptu H. Rahman Fadli membenarkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan pengendara moge itu.

    “Iya benar, saya sekarang masih di lokasi kejadian,” kata  Iptu Rahman. 

  • WNA Asal AS Aniaya Lansia di Pangandaran, Keluarga Pelaku Datangi Rumah Korban Minta Laporan Dicabut – Halaman all

    WNA Asal AS Aniaya Lansia di Pangandaran, Keluarga Pelaku Datangi Rumah Korban Minta Laporan Dicabut – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, PANGANDARAN – Keluarga ZSS (52), Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat mendatangi rumah Nasimun (60) di Pangandaran, Jawa Barat.

    Keluarga ZSS mendatangi rumah korban pada hari Kamis 13 Februari 2025 sekitar pukul 17.00 WIB.

    Diketahui, ZSS dilaporkan ke Polres Pangandaran karena menganiaya Nasimun di kawasan wisata Pangandaran.

    “Intinya ke sini, silaturahmi, minta maaf, dan terakhir meminta pencabutan perkara (yang dilaporkan),” ujar Nasimun di rumahnya di Dusun Karangsalam Desa Pananjung Desa Pangandaran, Jumat (14/2/2025) pagi.

    ZSS datang ke rumah Nasimun bersama istrinya, warga Pangandaran, dan ditemani utusan dari Susi Pudjiastuti.

    “Utusan ibu Susi itu dua orang cewek cowok. Karena, ada kaitannya dengan karyawan ibu Susi,” katanya.

    Nasimun serahkan kepada pengacara

    Menanggapi apakah sudah terjadi islah, dia menyebut hal itu diserahkan ke dua pengacara yang mendampinginya.

    “Kan ada yang ngurus bapak di sini, ada pendampingnya (pengacara). Jadi, bapak mah enggak tahu menahu soal itu. Itu silahkan tinggalkan utusan dari ibu Susi dengan pendamping dari bapak,” ucap Nasimun.

    Meskipun demikian, Nasimun mengaku tidak akan menuntut nominal besar seperti harus bayar sekian ratusan juta.

    “Kecuali ada hati nurani dan belas kasihan ya, alhamdulillah itu rejeki dan mudah-mudahan bisa bermanfaat,” ujarnya.

    Pengacara korban, Ai Giwang Sari, mengatakan, memang saat ini tidak ada tuntunan signifikan dari pihak korban.

    “Kita prosedural saja. Terlapor juga alhamdulilah sudah datang ke rumah korban,” katanya.

    Terkait penanganan kasus ini, polisi akan berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi untuk mendapatkan data-data yang bersangkutan (WNA).

    Dari informasi, yang bersangkutan memegang Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) dokumen yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Indonesia untuk WNA yang ingin tinggal di Indonesia.

    “Walaupun memang dalam KITAP tersebut beralamat di Jakarta,” kata Kapolres Pangandaran, AKBP Mujianto

    Sebelumnya, kecelakaan tunggal dialami Nasimun di Jalan Kidang Pananjung pada Minggu sore. Saat kejadian, diduga Nasimun kurang fokus berkendara sehingga menyenggol sepeda motor terlapor ZSS.

    Saat bersamaan, di pinggir motor ZSS, ada anaknya sehingga sang anak tertimpa motor. “Lihat anak nangis ketimpa motor, (WNA) marah dan terjadi penganiayaan,” ucap Kasi Humas Polres Pangandaran, Aiptu Yusdiana.

     

  • Ciri-ciri Pria Korban Mutilasi di Jombang, Bagian Tubuh Ditemukan di 2 Lokasi – Halaman all

    Ciri-ciri Pria Korban Mutilasi di Jombang, Bagian Tubuh Ditemukan di 2 Lokasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Jombang membeberkan ciri-ciri korban mutilasi di Jombang, Jawa Timur.

    Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra mengonfirmasi, mayat dan kepala yang ditemukan di dua lokasi berbeda pada Rabu (12/2/2025) merupakan bagian dari tubuh yang sama.

    Kendati demikian, pihaknya masih kesulitan mengungkap identitas korban.

    Melansir Kompas.com, dari hasil pemeriksaan forensik dan hasil autopsi, diketahui korban adalah seorang laki-laki berusia antara 15 hingga 25 tahun.

    Korban diperkirakan memiliki tinggi badan antara 155 hingga 160 sentimeter.

    Korban berambut ikal dengan panjang sekira 14 sentimeter, kulit sawo matang, dan gigi yang tidak rata.

    Ciri-ciri lain, ada tahi lalat di dada korban sebelah kanan dan pundak sebelah kiri.

    “Kemudian ukuran alas kaki sekitar 36 sampai 37 sentimeter,” terang Margono.

    Ia mengimbau, kepada masyarakat yang mengenali ciri-ciri fisik korban atau merasa kehilangan anggota keluarga dalam waktu empat hari terakhir, diminta untuk melapor ke Polres Jombang.

    Sementara itu, dari hasil autopsi ditemukan adanya tanda-tanda kematian tak wajar.

    “Di leher ditemukan bekas senjata tajam yang tidak beraturan. Dianalisa jika dilakukan pelaku tidak hanya sekali, tapi berulang kali,” terang Margono, dilansir TribunJatim.com.

    Ditemukan juga adanya luka pendarahan di bagian kepala yang diduga mengakibatkan korban lemas.

    “Sebelum kematian, juga ditemukan pendarahan di kepala yang mengakibatkan korban tersebut lemas dan tidak berdaya,” ujarnya.

    Margono menuturkan, mayat korban yang ditemukan terpisah di dua lokasi yang cukup jauh diduga sengaja dimutilasi untuk menghilangkan jejak.

    Sebelumnya, jasad tanpa kepala ditemukan di area irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Rabu sekira pukul 12.00 WIB.

    Jasad berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan pertama kali oleh warga yang hendak memancing.

    Saat ditemukan, kondisi jasad tanpa kepala itu dalam posisi telungkup tanpa busana, sedangkan kaki dan tangannya masuk ke dalam air di saluran.

    “Jasad laki-laki dan sudah dalam kondisi membusuk,” kata Kepala Dusun Dukuhmireng, Desa Dukuharum, Rabu, dilansir TribunJatim.com.

    Di hari yang sama, warga Dusun Kedung Lempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, digegerkan dengan penemuan kepala manusia tanpa tubuh.

    Kepala manusia ini ditemukan sekira pukul 17.57 WIB di Kali Konto.

    Saat ditemukan, potongan tubuh manusia itu dalam kondisi sudah membusuk dan sulit dikenali.

    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan serangkaian penyelidikan guna mengungkap kasus temuan potongan tubuh di dua lokasi berbeda di Jombang.

    Jasad korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang untuk dilakukan autopsi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Diduga Korban Mutilasi, Kepala Manusia di Tembelang Jombang Dipastikan Bagian Jasad Pria di Megaluh

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Anggit Puji Widodo, Kompas.com/Moh Syafii)

  • Sopir Pajero Penusuk Kondektur Damri Minta Maaf, Buang Sajam usai Diingatkan Anak: Berkelahi Lagi? – Halaman all

    Sopir Pajero Penusuk Kondektur Damri Minta Maaf, Buang Sajam usai Diingatkan Anak: Berkelahi Lagi? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juriansyah, pelaku penusukan kondektur Bus Damri di Bandar Lampung, meminta maaf kepada keluarga korban.

    “Saya berharap semoga keluarga korban bisa memaafkan saya,” katanya saat di Mapolresta Bandar Lampung, Kamis (13/2/2025), dikutip dari TribunLampung.co.id.

    Pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu mengaku membuang senjata tajam jenis badik yang digunakan untuk menusuk korban di Jalan Tol Lampung.

    Hal itu dibenarkan Kapolrestabes Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay.

    Saat ini, pihaknya masih mencari senjata tajam yang dibuang oleh pelaku.

    “Barang bukti ada CCTV dan baju korban, kami tengah melakukan pencarian terhadap sajam tersebut yang dibuang pelaku ke areal tol,” ujarnya, Kamis.

    Alfret mengatakan, pelaku sempat diingatkan oleh anaknya ketika ketahuan membawa senjata tajam.

    “Pelaku sempat diingatkan anaknya, apakah akan berkelahi lagi? Jadi pelaku membuang pisau tersebut,” tandasnya.

    Insiden penusukan itu terjadi di SPBU Nunyai Rajabasa, Bandar Lampung, Minggu (9/2/2025).

    Peristiwa itu dipicu senggolan antara mobil yang dikendarai Juriansyah, Mitsubishi Pajero dengan Bus Damri, saat mengantre BBM.

    Juriansyah merasa Bus Damri keluar jalur, sehingga memutuskan untuk maju, yang kemudian menyebabkan senggolan.

    Setelah senggolan itu, sopir bus turun dan terjadi cekcok mulut.

    Dalam cekcok itu, pelaku sempat memukul sopir Bus Damri, Harjulian.

    Tak lama kemudian, kondektur bus, Arief Rahman datang ke lokasi dan kembali terjadi adu mulut.

    Dalam kondisi emosi, pelaku merangkul korban lalu mengambil senjata tajam dari pinggangnya.

    “Tersangka menusuk dua kali ke arah dada korban. Satu tusukan berhasil ditepis dan mengenai jari tangan, sementara satu tusukan lainnya mengenai dada kiri korban,” terang Alfret, dilansir Kompas.com.

    Setelah kejadian, pelaku menyerahkan diri ke Polsek Kedaton, Senin (10/2/2025) sekira pukul 01.00 WIB.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Pelaku Penusukan Kondektur Damri Lampung Minta Maaf ke Korban dan Keluarga

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunLampung.co.id/Bayu Saputra, Kompas.com/Tri Purna Jaya)

  • Ciri-ciri Pria Korban Mutilasi di Jombang, Bagian Tubuh Ditemukan di 2 Lokasi – Halaman all

    Februari Berjalan 14 Hari, 2 Kasus Pembunuhan Terjadi di Jombang, Kapolres: Kita Aktifkan Siskamling – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Februari berjalan belum ada setengah jalan, sudah ada dua kasus pembunuhan yang terjadi di Jombang, Jawa Timur.

    Kasus pertama yakni pembunuhan terhadap gadis siswi SMA berinisial PRA (19) yang jasadnya ditemukan mengapung di sungai Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Selasa (11/2/2025).

    Sehari kemudian, ditemukan mayat tanpa kepala di saluran irigasi persawahan di Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh.

    Dan pada malam harinya, potongan tubuh berupa kepala ditemukan di Dusun Kedunglempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.

    Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kuniawan pun menanggapi situasi ini dengan mendorong warga untuk kembali mengaktifkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di seluruh desa.

    “Dalam kesempatan ini, kami mengimbau kepada seluruh stakeholder dan masyarakat Jombang, marilah kita bersama-sama bergotong royong untuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan atau Siskamling di lingkungan kita,” ujar AKBP Ardi Kurniawan, dikutip dari Kompas.com.

    Ia menuturkan, pengaktifan siskamling di lingkungan desa ini sangat diperlukan untuk menekan angka kriminalitas dan meminimalisir aksi kejahatan.

    “Semoga dengan begitu, Kabupaten Jombang menjadi lebih aman, tertib, kondusif, sehingga akhirnya kesejahteraan bisa meningkat dan tindak pidana kejahatan bisa berkurang,” tambahnya.

    Siswi SMA Ditemukan Tewas

    Seorang siswi berinisial PRA (18) ditemukan tewas mengapung di sungai Dusun Pacar, Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (11/2/2025).

    Korban ditemukan warga sekitar pukul 07.30 WIB.

    Jasad wanita tersebut, ditemukan oleh warga yang tengah berjalan di pinggir sungai.

    Terapung terbawa arus, jasad tersebut, dipinggirkan oleh warga pakai batang kayu.

    “Jadi ada warga yang berjalan di pinggir sungai kanal tersebut. Kemudian ia melihat ada jasad terapung terbawa arus sungai dari arah selatan ke utara,”

    “Kemudian warga mencoba menepikan jasad tersebut menggunakan batang kayu dan bagian tubuhnya ditali agar tidak kembali hanyut,” ungkap Kasi humas Polres Jombang, AKP Kasnasin.

    Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap PRA.

    Kasat Reskrim Polres jombang, AKP Margono Suhendra menuturkan, ada tiga pelaku dalam kasus ini.

    Ketiganya berinisial AP (18) yang merupakan pelaku utama, lalu AT (18) dan LI (32).

    Ketiganya diringkus di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    AKP Margono menuturkan, salah satu pelaku memiliki hubungan dengan korban, yakni AP.

    “Tiga pelaku sudah kami amankan. Salah satu pelaku memang memiliki hubungan dengan korban. Di mana pada hari Senin (10/2/2025) AP mengajak bertemu korban,” ujarnya.

    Pria Dimutilasi di Jombang

    Seorang pria ditemukan tewas dimutilasi di Kabupaten Jombang, Jawa TImur, Rabu (12/2/2025).

    Bagian badan dan kepalanya ditemukan terpisah.

    Kepala korban ditemukan di Kecamatan Tembelang, sementara bagian tubuh ditemukan di Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Jombang.

    Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra mengonfirmasi hal tersebut, Kamis (13/2/2025).

    Ia menuturkan, bagian kepala dan tubuh yang ditemukan di dua tempat berbeda tersebut merupakan satu orang yang sama.

    “Kepala yang ditemukan adalah satu rangkaian, yang mana memang dari kematiannya ini tidak wajar. Di leher ditemukan bekas senjata tajam yang tidak beraturan.”

    “Dianalisa jika dilakukan pelaku tidak hanya sekali, tapi berulang-ulang,” ucapnya saat konferensi pers di Mapolres Jombang.

    Mengutip TribunJatim.com, korban alami pendarahan di kepala sebelum meninggal.

    “Sebelum kematian, juga ditemukan pendarahan di kepala yang mengakibatkan korban tersebut lemas dan tidak berdaya,” ujarnya.

    AKP Margono menuturkan, pelaku melakukan mutilasi dan membuang bagian tubuh korban di dua tempat berbeda untuk menghilangkan jejak.

    “Bagian tubuh yang terpisah ini dimungkinkan untuk menghilangkan jejak. Sampai saat ini dari Satreskrim melakukan penyelidikan, kami cek TKP, identifikasi,” ujarnya.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo)(Kompas.com, Moh Syafii)

  • Pengemis Lansia Ketahuan Bawa Rp40 Juta tapi Masih Memaksa Minta Uang, 3 Jam Dapat Rp150 Ribu – Halaman all

    Pengemis Lansia Ketahuan Bawa Rp40 Juta tapi Masih Memaksa Minta Uang, 3 Jam Dapat Rp150 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pengemis yang sudah lanjut usia (lansia) AR (70), diamankan Satpol PP Kota Kediri, Jawa Timur.

    AR diamankan petugas saat meminta-minta dengan cara memaksa di Simpang Empat Jalan Kawi, Kota Kediri.

    Melansir SuryaMalang.com, penangkapan ini dilakukan setelah adanya aduan dari masyarakat.

    AR sering menggebrak kendaraan yang berhenti di lampu merah untuk meminta uang.

    Aksi AR itu membuat pengguna jalan merasa terganggu dan tidak nyaman.

    “Jadi kemarin itu ada pengaduan masyarakat di perempatan Jalan Kawi, ada yang minta-minta sifatnya maksa, gebrak mobil, gebrak motor.”

    “Akhirnya kita tindaklanjuti dan pagi tadi baru ketemu yang bersangkutan kita amankan ke Mako Satpol PP untuk didata dan dibina,” kata Kabid Trantib Satpol PP Kota Kediri, Agus Dwiratmoko, Kamis (13/2/2025).

    Saat diamankan, AR ketahuan membawa uang tunai hingga Rp40 Juta.

    Uang itu dimasukkan dalam dua tas berukuran tanggung.

    Di dalam tas itu, petugas mendapati uang pecahan kecil Rp2 ribu dan gulungan uang pecahan Rp100 ribu.

    AR mengaku, total uang yang dimilikinya mencapai sekira Rp30-40 juta.

    “Dia ini membawa dua tas tanggung, setelah kita tanya, dengan kesadaran dia memperlihatkan isinya ternyata isinya duit receh dan sudah dibendeli (Rp 100 ribuan) itu. Menurut yang bersangkutan sekitar Rp 30-40 juta,” terang Agus.

    Uang itu diakui AR dari usahanya mengemis selama beberapa bulan ini saja.

    “Pengakuannya semua uang itu hasilnya mengemis beberapa bulan ini,” ucap Agus kepada Kompas.com, Kamis.

    Dari meminta-minta dalam hitungan jam, AR menghasilkan cukup banyak uang.

    Misalnya, hasil mengemisnya di Simpang Empat mulai pukul 08.00 WIB hingga diamankan petugas pukul 11.00 WIB, sudah terkumpul uang sebanyak Rp150 ribu.

    Meski telah memiliki banyak uang, AR tetap memilih hidup sebagai pengemis dan enggan meninggalkan kebiasaannya.

    AR mengaku selalu membawa uangnya ke mana pun ia pergi lantaran takut dicuri orang.

    Selain itu, ia diketahui tidak memiliki istri dan anak.

    Saat ini, ia tinggal bersama saudara-saudaranya di Kecamatan Mojoroto.

    “Dia pagi sampai malam, ke mana-mana duitnya dibawa takut diambil orang katanya,” terang Agus.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Bikin Panik Warga Kediri, Pengemis Minta Uang dengan Cara Memaksa, Ternyata Hartanya Puluhan Juta

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Luthfi Husnika, Kompas.com/M Agus Fauzul Hakim)

  • Vario Siswi SMA yang Ditemukan Tewas di Jombang Dijual Pelaku Rp2,2 Juta, Polisi: 20 Tahun Penjara – Halaman all

    Vario Siswi SMA yang Ditemukan Tewas di Jombang Dijual Pelaku Rp2,2 Juta, Polisi: 20 Tahun Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap siswi SMA berinisial PRA (18) yang jasadnya ditemukan tewas mengapung di Sungai Kanal Turi Tunggorono, Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Selasa (11/2/2025).

    Kasat Reskrim Polres jombang, AKP Margono Suhendra menuturkan, ada tiga pelaku dalam kasus ini.

    Ketiganya berinisial AP (18) yang merupakan pelaku utama, lalu AT (18) dan LI (32).

    Ketiganya diringkus di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    AKP Margono menuturkan, salah satu pelaku memiliki hubungan dengan korban, yakni AP.

    “Tiga pelaku sudah kami amankan. Salah satu pelaku memang memiliki hubungan dengan korban. Di mana pada hari Senin (10/2/2025) AP mengajak bertemu korban,” ujarnya.

    Sebelum ditemukan tewas, AP mengajak korban untuk bertemu.

    Setelah bertemu, AP mengajak korban ke rumah pelaku AT.

    Di rumah tersebut, korban ditinggalkan sendirian, sementara AP dan AT pergi untuk membeli miras.

    “Pacar dari korban ini mengajak korban ke rumah salah satu rumah pelaku yakni AT. Setelah itu korban ditinggalkan di rumah itu,”

    “Barulah saat itu AP dan AT pergi keluar untuk membeli minuman keras,” ujarnya, Kamis (13/2/2025).

    Setelah membeli miras, AP dan AT kembali dan menemui korban.

    Ternyata di rumah tersebut sudah ada LI yang menunggu dan ketiga pelaku akhirnya pesta miras.

    Mengutip TribunJatim.com, setelah minum-minum, ketiga pelaku mengajak korban untuk pergi ke persawahan.

    AP dan LI berboncengan tiga dengan korban. AP berada di depan, di tengah ada korban, dan LI duduk di bagian paling belakang.

    “AT ini melihat dari belakang karena mengikuti dari belakang,” imbuhnya. 

    Di sawah tersebut, ternyata korban dianiaya dan dirudapaksa.

    Korban dipukuli karena melakukan perlawanan.

    “Sebelum melakukan rudapaksa, pelaku ini melakukan pemukulan terhadap korban di bagian perut sehingga korban tidak berdaya. Di mana pembuktian itu sesuai dengan hasil autopsi bahwa ada pendarahan di dalam perut korban,” ungkapnya.

    Usai dirudapaksa secara bergilir dan kondisi korban tak berdaya, AP dan LI membawa korban ke sungai.

    Dalam kondisi lemas, korban dibuang AP dan LI ke sungai hingga akhirnya meninggal dunia karena tenggelam.

    “Para pelaku membuang ke sungai dengan harapan untuk menghilangkan jejak. Kemudian para pelaku ini merampas sepeda motor Honda Vario dan handphone milik korban,” bebernya.

    AKP Margono menuturkan, para pelaku menjual motor Vario korban Rp2,2 juta.

    “Barang bukti yang kami amankan sisa uang yang memang belum digunakan. Motifnya ingin menguasai barang korban yang juga pacar dari pelaku utama. Para pelaku sudah dikendalikan oleh alkohol sehingga membuat ketiga pelaku ini di luar batas kendali,” pungkasnya. 

    Atas perbuatannya tersebut ketiga pelaku dijerat Pasal 340 atau 339, 338 dengan hukuman kurang seumur hidup atau 20 tahun penjara. 

    Diwartakan sebelumnya, korban ditemukan mengapung di sungai Dusun Pacar, Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (11/2/2025).

    Korban ditemukan warga sekitar pukul 07.30 WIB.

    Jasad wanita tersebut, ditemukan oleh warga yang tengah berjalan di pinggir sungai.

    Terapung terbawa arus, jasad tersebut, dipinggirkan oleh warga pakai batang kayu.

    “Jadi ada warga yang berjalan di pinggir sungai kanal tersebut. Kemudian ia melihat ada jasad terapung terbawa arus sungai dari arah selatan ke utara,”

    “Kemudian warga mencoba menepikan jasad tersebut menggunakan batang kayu dan bagian tubuhnya ditali agar tidak kembali hanyut,” ungkap Kasi humas Polres Jombang, AKP Kasnasin.

    Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata korban berinisial PRA (19) dan masih duduk di bangku SMA.

    Paman korban, Suwari, sebelum ditemukan meninggal, korban sempat berpamit untuk COD (cash on delivery) sebuah barang.

    Namun, korban tak pamit di daerah mana akan melakukan COD.

    “Jadi korban ini pada Senin (10/2/2024) sekitar pukul 16.00 WIB keluar rumah dengan alasan ingin COD barang. Sebelum keluar rumah, korban sebelumnya sudah diingatkan oleh ayahnya agar tidak pulang larut malam,” tutur Suwari saat dikonfirmasi Surya.co.id.

    Namun, sekira pukul 20.00 WIB, ayah korban tak bisa menghubungi putrinya yang duduk di bangku kelas 3 SMA ini.

    “Sampai pihak keluarga mencoba menelepon pukul 01.00 WIB dan itulah komunikasi terakhir dengan keluarga,” lanjut paman korban.

    Pihak keluarga pun terkejut pada pagi harinya setelah mendengar kabar bahwa korban ditemukan tewas.

    “Paginya pihak keluarga terkejut mendengar kabar dari Facebook bahwa anaknya ditemukan tidak bernyawa di Sungai Kanal Turi-Tunggorno,” ungkapnya.

    Jasad korban pun dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.

    Hasil autpsi di RSUD Jombang, ditemukan fakta bahwa korban dianiaya sebelum dilempar ke sungai.

    Hal tersebut, diungkapkan oleh Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra.

    Ia menuturkan, ada luka di kepala korban dan lebam di bagian perutnya.

    Diduga, korban tewas karena tenggelam dan ada indikasi korban masih hidup saat berada di sungai.

    “Penyebab korban meninggal karena tenggelam. Jadi indikasinya korban ini masih hidup saat berada di sungai, dan lemas setelah terkena hantaman benda tumpul,”

    “Saat di sungai masih hidup namun lemas dan meninggal karena tenggelam,” jelas Margono kepada Surya.co.id.

    Ia menuturkan, HP dan motor korban hilang.

    “Barang bukti di lokasi ada pakaian yang dikenakan korban. Korban juga masih menggunakan kalung dan cincin. Sepeda motor dan HP dibawa lari oleh terduga pelaku,” pungkasnya.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo)