Category: Tribunnews.com Regional

  • Ibu Bhayangkari di Palembang Jadi Korban KDRT, Lapor Polda tapi 11 Bulan Tak Ada Perkembangan – Halaman all

    Ibu Bhayangkari di Palembang Jadi Korban KDRT, Lapor Polda tapi 11 Bulan Tak Ada Perkembangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang ibu Bhayangkari berinisial M di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), jadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang pelakunya adalah suaminya sendiri.

    M pun telah melaporkan suaminya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel.

    Namun, selama 11 bulan setelah pelaporannya, kasus ini tak ada perkembangan, bahkan M menilai hanya jalan di tempat.

    Mengutip TribunSumsel.com, M mengaku dianiaya oleh suaminya yang berinisial Brigadir AW, anggota Satlantas Polrestabes Palembang.

    Didampingi kuasa hukum dan orang tuanya, M mengaku dilempar HP hingga mengenai wajahnya.

    “Suami saya melakukan kekerasan, melempar HP ke muka saya hingga mengalami luka robek di bawah mata sampai dijahit,” kata M, Sabtu (15/2/2025).

    M dilempar HP oleh suaminya karena ia menduga suaminya berselingkuh.

    Dugaan tersebut muncul karena M melihat ada chat dari seseorang yang diduga selingkuhan suaminya saat sang suami tengah tidur.

    Saat M membangunkan suaminya untuk meminta penjelasan, ia justru mendapat perlakuan kasar.

    “Saat saya bangunkan, suami saya bukan menjelaskan, ia malah marah dan mengambil HP di tangan saya kemudian melemparkan ke muka saya hingga mengalami luka,” kata M.

    M juga menuturkan, kejadian tersebut terjadi pada Februari 2024 dan sempat didamaikan oleh keluarga.

    M juga dipaksa untuk mengakui bahwa luka yang didapatkannya merupakan luka dari kecelakaan lalu lintas.

    “Saat itu saya di bawah tekanan oleh mertua yang juga anggota di Polrestabes Palembang, agar mengakui luka yang didapat karena lakalantas,” katanya.

    M awalnya tak mempermasalahkan hal tersebut karena masih berharap suaminya bisa berubah dan meninggalkan selingkuhannya.

    Namun, dua bulan setelahnya, sang suami justru makin menjadi-jadi.

    “Dia bukannya berubah malah semakin menjadi-jadi, saya ditelantarkan dan tidak dinafkahi lahir dan batin oleh suami, sehingga pada April 2024 saya memilih pulang ke rumah orang tua sampai saat ini,” katanya.

    Di bulan April 2024 tersebut, M melaporkan perbuatan suaminya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel.

    Namun, hingga berganti tahun, kasus tersebut tak ada perkembangan.

    “Saya Laporkan KDRT, Tapi sampai saat ini tidak ada kejelasannya, suami saya tetap belum ditetapkan sebagai tersangka, padahal sudah jelas dia melakukan KDRT,” katanya.

    M juga mengaku telah melakukan laporan ke Propam Polrestabes Palembang dan hingga saat ini belum ada kejelasan.

    “Sudah 10 bulan laporan tersebut saya buat, tapi masih belum ada kejelasannya, dan selama itu pula saya dan anak saya tidak dinafkahi, saya minta keadilan kepada bapak Kapolda dan Kapolri, agar laporan saya bisa diproses dan suami saya diberikan hukuman setimpal, ” ujar M.

    Sementara itu, kuasa hukum M, Frengki Adiatmo menilai penyidik lamban dalam menangani kasus.

    “Saya katakan sangat lamban penanganannya, sudah 11 bulan laporan klien kami mandek tidak ada kejelasannya,” katanya.

    “Kalau alasan penyidik tidak bisa diteruskan karena hasil visum menyatakan luka yang didapat akibat Lakalantas, itu karena kata klien kami ditekan untuk mengakui itu lakalantas, jadi mertua klien kami ini mengatakan kepada pihak rumah sakit luka yang didapat klien kami karena Lakalantas,”  ujarnya.

    Penjelasan Brigadir Arif Widianto

    Sementara itu, Brigadir Arief Widianto selaku suami dari M membantah pernyataan istrinya.

    Kepada TribunSumsel.com, ia menuturkan bahwa tak melakukan KDRT dan istrinya terlilit utang hingga terlibat perselingkuhan dengan anggota polisi lainnya.

    Ia menuturkan istrinya terlibat perselingkuhan dengan anggota Polairud Polda Sumsel berinisial W yang kini telah ditahan di Propam Polda Sumsel.

    Arief juga membantah adanya tekanan dari orang tuanya ke korban.

    “Dia mengklaim kalau saya melakukan KDRT padahal dari hasil visum Rumah Sakit Charitas, padahal itu adalah akibat luka kecelakaan terkena stang motor,”

    “Logika saja saat visum yang pasti hanya pasien dan dokter saja,” ujar Arief, Sabtu (15/2/2025).

    Arief juga menuturkan bahwa laporan yang dibuat istrinya tidak terbukti dan terancam dihentikan oleh penyidik Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel.

    “Laporan dia tidak terbukti makanya tidak puas dengan keputusan penyidik,” katanya.

    Ia juga mengatakan, istrinya kabur dari rumah karena takut banyak penagih utang yang mendatangi rumahnya.

    Namun, berselang dua bulan, Arief dilaporkan atas tuduhan KDRT.

    “Dia pergi tanpa sepengetahuan saya. Pas saya pulang saya tanya ke orang tua saya, katanya dia pulang ke tempat ibunya tapi kok tidak pulang-pulang. Eh ternyata dia melaporkan saya menuduh KDRT, ” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Ibu Bhayangkari di Palembang Melapor Jadi Korban KDRT Suami, Pertanyakan Kasusnya Mandek 11 Bulan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSumsel.com, Rachmad Kurniawan)

  • Wanita Muda Ditemukan Tewas di Kontrakan Bandung, Pelaku Sudah Ditangkap – Halaman all

    Wanita Muda Ditemukan Tewas di Kontrakan Bandung, Pelaku Sudah Ditangkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita muda berinisial NA (27) ditemukan tewas di dalam kamar kontrakan di Kampung Cilisung Kulon, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (15/2/2025).

    Kasat Reskrim Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara, menjelaskan bahwa informasi mengenai penemuan jasad korban diterima oleh anggota Polsek Margahayu dari warga sekitar pukul 19.00 WIB.

    Korban diketahui baru menempati kontrakan tersebut selama tiga bulan dan berprofesi sebagai karyawan swasta.

    “Hasil olah tempat kejadian perkara sementara, kami temukan ada beberapa luka di sekujur badan korban,” ujar Luthfi, Sabtu.

    Identitas Pelaku dan Motif

    Polisi menemukan identitas orang lain di dalam kamar yang diduga berkaitan dengan pelaku.

    “Di dalam kamar juga kami temukan satu identitas, bukan milik korban yang mana tentu akan kami tindak lanjuti oleh tim yang ada di lapangan saat ini,” terangnya.

    Meskipun pelaku sudah ditangkap, pihak kepolisian belum dapat memastikan motif di balik pembunuhan tersebut.

    “Masih kami inventarisir untuk nanti kami tunjukkan kepada keluarga korban, apakah masih ada lagi barang berharga yang belum ditemukan atau memang hilang,” ucapnya.

    Ia mengaku sudah mengamankan satu orang pelaku dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan.

    “Kami sudah mengamankan satu orang pelaku dan tentu nanti dari hasil rangkaian penyelidikan berdasarkan bukti yang ditemukan, kami akan gelarkan terlebih dahulu,” terangnya.

    Sementara itu, korban saat ini telah dibawa ke RS Sartika Asih untuk dilakukan autopsi guna mengetahui lebih lanjut mengenai luka-luka yang diderita.

    Kesaksian Warga

    Ketua RT 02 Sukamenak, Risyanto, menyatakan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh warga yang mendengar suara cekcok dari dalam kamar.

    Jasad korban ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB dengan kondisi ditutupi selimut dan berlumuran darah.

    “Kurang lebih jam 15.00 WIB itu kejadiannya. Waktu ditemukan itu sudah berlumuran darah, darahnya sudah kering, terus jasadnya di tutupin selimut,” ujar Risyanto, Sabtu.

    Ia menyebut bahwa korban merupakan pendatang yang baru tinggal di kontrakan tersebut sekitar tiga bulan. 

    “Aslinya warga Cikalong Wetan Bandung Barat. Korban antara dua bulanan melapor ke saya, setor KTP saja,” ucapnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Wanita Muda Ditemukan Tewas di Kontrakan Bandung, Pelaku Sudah Ditangkap – Halaman all

    Wanita yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Bandung Alami Luka di Sekujur Tubuh, Pelaku Sudah Ditangkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mayat wanita muda ditemukan di dalam kamar kontrakan di RT 02, Kampung Cilisung Kulon, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025).

    Kasat Reskrim Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara mengatakan, informasi adanya jasad tersebut diterima anggota Polsek Margahayu dari warga sekitar pukul 19.00 WIB.

    Korban merupakan penghuni baru kamar kontrakan itu. Ia baru menempatinya selama tiga bulan.

    “Hasil olah tempat kejadian perkara sementara, kami temukan ada beberapa luka di sekujur badan korban,” ujar Luthfi, Sabtu (15/2/2025), dilansir Tribun Jabar.

    Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, korban diketahui berinisial NA (27), berprofesi sebagai karyawan swasta.

    Di dalam kamar kontrakan, ditemukan pula identitas orang lain yang menjadi petunjuk polisi untuk meringkus pelaku.

    “Di dalam kamar juga kami temukan satu identitas, bukan milik korban yang mana tentu akan kami tindak lanjuti oleh tim yang ada di lapangan saat ini,” terangnya.

    Sementara itu, polisi belum bisa memastikan motif pelaku menghabisi nyawa korban.

    Satreskrim Polresta Bandung masih melakukan pemeriksaan, termasuk memastikan apakah ada barang korban yang hilang.

    “Masih kami inventarisir untuk nanti kami tunjukkan kepada keluarga korban, apakah masih ada lagi barang berharga yang belum ditemukan atau memang hilang,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Luthfi menyebut korban telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Sartika Asih untuk dilakukan autopsi. 

    “Lengkapnya (luka korban) kita tunggu hasil autopsi,” ucapnya. 

    Ia mengaku sudah mengamankan satu orang pelaku dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan.

    “Kami sudah mengamankan satu orang pelaku dan tentu nanti dari hasil rangkaian penyelidikan berdasarkan bukti yang ditemukan, kami akan gelarkan terlebih dahulu,” terangnya.

    Ketua RT 02 Sukamenak, Risyanto berujar, korban pertama kali ditemukan oleh warga yang sebelumnya sempat mendengar adanya cekcok dari kamar korban.

    Jasad korban ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB dengan kondisi ditutupi selimut dan berlumuran darah.

    “Kurang lebih jam 15.00 WIB itu kejadiannya. Waktu ditemukan itu sudah berlumuran darah, darahnya sudah kering, terus jasadnya di tutupin selimut,” ujar Risyanto, Sabtu.

    Ia menyebut bahwa korban merupakan pendatang yang baru tinggal di kontrakan tersebut sekitar tiga bulan. 

    “Aslinya warga Cikalong Wetan Bandung Barat. Korban antara dua bulanan melapor ke saya, setor KTP saja,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Pembunuh Sadis Perempuan di Sukamenak Bandung Sudah Ditangkap, Korban Luka di Sekujur Tubuh.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman)

  • Sosok Farrel CEO Startup yang Hilang Misterius di Pantai Bantul, Pernah Diundang Google – Halaman all

    Sosok Farrel CEO Startup yang Hilang Misterius di Pantai Bantul, Pernah Diundang Google – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pendiri sekaligus CEO Startup kompresi data Kecilin, Christopher Farrel Millenio Kusuma, hilang misterius di Pantai Pandan Payung di Kretek, Bantul, Yogyakarta.

    Sebuah telepon seluler, dompet, pakaian berwarna hitam, dan delapan surat, semuanya dibungkus dalam kantong plastik putih ditemukan dan diserahkan ke Polsek Kretek​, Bantul, Yogyakarta pada 9 Februari 2025.

    “Informasi itu kemudian diketahui oleh Bhabinkamtibmas Parangtritis dan diteruskan ke sejumlah pihak, termasuk Polsek Kretek,” ujar Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, kepada awak media, Senin (10/2/2025), dikutip dari Tribun Jogja.

    Keluarga pun mengkonfirmasi kebenaran bahwa barang tersebut milik korban.

    “Hasil klarifikasi dengan pihak keluarga bahwa CFMK telah pergi dan lost contact dengan keluarga sejak empat hari yang lalu,” ucap AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana.

    Sosok Farrel

    Christopher Farrel Millenio Kusuma lahir pada 1 Januari 2000.

    Saat masih berusia 17 tahun, Farrel pernah memenuhi undangan dari perusahaan Google di Mountain View, California, Amerika Serikat.

    Farrel yang kala itu masih menjadi siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta ini diundang Google karena penelitiannya tentang “Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data”.

    “Berangkat ke sana karena proposal penelitian saya berjudul ‘Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data’ lolos,” kata Farrel saat ditemui Kompas.com di SMA Negeri 8 Yogyakarta, Rabu (22/11/2017). 

    Ide penelitian yang membawanya ke Google berawal dari hal sepele. Farrel ingin mengunduh sebuah game, tetapi kuota data yang dimilikinya terbatas. Waktu itu, Farrel masih duduk di kelas 1 SMA.

    “Awalnya itu ingin men-download game, tapi kuota terbatas, padahal saya ingin sekali main game itu. Lalu kepikiran, bagaimana caranya mengecilkan game itu, biar bisa main,” tuturnya sembari tertawa.

    Dari keinginannya bermain gim tersebut, Farrel lalu mulai mencari di internet cara mengecilkan data. Dari pencariannya itu, ia menemukan data compression atau pemampatan data. 

    “Saya iseng-iseng mencari lalu riset dan ternyata, data compression belum begitu berkembang, ya lalu muncul ide untuk meneliti karena dampaknya luas juga,” ungkapnya.

    Perjuangan Farrel pun tak mudah, proposal penelitiannya sempat ditolak sebanyak 11 kali sejak tahun 2016.

    Sampai akhirnya, Google membuka lomba penelitian, ia mengajukan proposal, dan akhirnya penelitiannya diterima.

    Pada 15-20 Februari 2017, Farrel berada di Kantor Google Mountain View. Selama di sana, dirinya mempresentasikan penelitiannya di hadapan seluruh peserta dari sejumlah negara yang lolos.

    “Saya satu-satunya dari Indonesia, dan selama di sana itu presentasi, diskusi, sharing dengan orang-orang dari negara-negara lain yang lolos. Kami masing-masing didampingi satu mentor dari Google,” bebernya.

    Akhirnya, Farrel diminta Google untuk bergabung ke dalam sebuah proyek untuk bekerja selama enam hingga tujuh bulan.

    Lantaran masih berada di bangku sekolah, Farrel saat itu bekerja secara jarak jauh.

    Saat bergabung, salah satu yang dilakukannya ialah mengembangkan algoritma khusus kompresi pada Google Photos.

    Pada saat itu, Farrel juga bertemu dengan investor-investor besar dan tidak lama kemudian berdirilah Startup kompresi data bernama Kecilin. 

    Ia resmi menjadi pendiri dan CEO Kecilin saat usianya masih 18 tahun.

    Algoritma dari aplikasi Kecilin sebelumnya telah digunakan dalam produk B2B berupa Application Programming Interface (API) yang dapat digunakan oleh perusahaan yang mengalami permasalahan storage data yang membengkak, transfer data yang mahal dan juga lama. 

    Kemudian, Farrel berpikir untuk memperluas ke B2C dengan menghadirkan aplikasi Kecilin.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Misteri Keberadaan Pemilik Tas Berisi Dompet dan Surat Permintaan Maaf, Tim SAR Sisir Pantai Bantul.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Neti Istimewa)

  • Sosok Farrel CEO Startup yang Hilang Misterius di Pantai Bantul, Pernah Diundang Google – Halaman all

    Profil Farrel, CEO Startup Hilang di Bantul: Pemimpin Termuda dan Pernah Bergabung dengan Google – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANTUL – Pendiri dan juga CEO Startup kompresi data Kecilin, Christopher Farrel Millenio Kusuma dikabarkan hilang.

    Kabar hilangnya Farrel CEO Startup ini diketahui setelah sejumlah barang-barang miliknya ditemukan di Pandan Payung di Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Adapun sejumlah barang yang ditemukan, yaitu telepon seluler, dompet, pakaian berwarna hitam, dan delapan surat.

    Semua barang dibungkus dalam kantong plastik berwarna putih.

    Aparat Polsek Krętek menerima sejumlah barang itu pada 9 Februari 2025.

    Yasminah (56), seorang warga Temanggung, Jawa Tengah, menemukan barang-barang itu pada Minggu (9/2/2025) sekitar pukul 17.30 WIB.

    “Informasi itu kemudian diketahui oleh Bhabinkamtibmas Parangtritis dan diteruskan ke sejumlah pihak, termasuk Polsek Kretek,” kata Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana.

    Menurut dia, aparat kepolisian sudah menyelidiki barang bukti tersebut. 

    Ternyata di kantong plastik ditemukan KTP atas nama Christopher Farrel Millennia Kusuma.

    Selain itu, ada delapan lembar surat yang ditujukan kepada delapan orang keluarga yang berisi pesan permintaan maaf.

    Pasca penemuan barang-barang itu, aparat kepolisian sudah mengkonfirmasi kepada pihak keluarga.

    “Hasil klarifikasi dengan pihak keluarga bahwa yang bersangkutan telah pergi dan lost contact dengan keluarga sejak empat hari yang lalu,” kata dia.

    Hingga kini, aparat kepolisian, Tim SAR, serta Babinsa masih melakukan pencarian Farrel CEO Startup di lokasi penemuan barang-barang itu.

    “Proses penyisiran masih terus dilakukan,” ujarnya.

    Profil Farrel CEO Startup

    Christopher Farrel Millenio Kusuma adalah pria kelahiran 1 Januari 2000. Ia menjadi pendiri sekaligus CEO Kecilin setelah sempat bekerja di markas Google di California, Amerika Serikat (AS).

    Farrel merupakan salah satu CEO termuda. Ia menjadi CEO startup kompresi data bernama Kecilin pada usia 18 tahun.

    Farrel CEO Startup diketahui pernah bekerja di Google selama tujuh bulan.

    Awal mula Farrel bekerja di Google saat temuannya soal algoritma kompresi game. 

    Ia pun melakukan riset soal implementasi ‘Machine Learning’ dan AI untuk kompresi data tersebut.

    Farrel kemudian dipanggil setelah karyanya tersebut ia kirim ke GitHub. GitHub merupakan manajemen project, sistem versioning code, sekaligus platform jaringan sosial bagi para developer seluruh dunia.

    Ia pergi ke markas Google di California, Amerika Serikat (AS) pada 14 Februari 2017. 

    Saat itu usianya masih 17 tahun dan berstatus pelajar.

    Setelah pertemuan akhirnya Google meminta Farrel bergabung selama tujuh bulan karena ada proyek yang hendak dilakukan, salah satunya mengembangkan algoritma khusus kompresi pada Google Photos.

    Pada saat itu, Farrel juga bertemu dengan investor-investor besar dan tidak lama kemudian berdirilah Startup kompresi data bernama Kecilin. Ia resmi menjadi pendiri dan CEO Kecilin saat usianya masih 18 tahun.

    Algoritma dari aplikasi Kecilin sebelumnya telah digunakan dalam produk B2B berupa Application Programming Interface(API) yang dapat digunakan oleh perusahaan yang mengalami permasalahan storage data yang membengkak, transfer data yang mahal dan juga lama. Kemudian, Farrel berpikir untuk memperluas ke B2C dengan menghadirkan aplikasi Kecilin.

    Setiap harinya, Kecilin mengkompres kurang lebih 115TB data. “Kalau dirupiahkan anggap saja 1GB Rp5.000, kita sudah hemat Rp 500 juta per bulan untuk orang-orang akses internet,” kata Farrel saat itu.

  • Anak 3 Tahun Dianiaya Ibu Kandung Pakai Air Panas Hingga Kulit Melepuh di Sidoarjo, Pemicunya Sepele – Halaman all

    Anak 3 Tahun Dianiaya Ibu Kandung Pakai Air Panas Hingga Kulit Melepuh di Sidoarjo, Pemicunya Sepele – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO – Seorang ibu tega menganiaya anak kandungnya dengan cara dipukul hingga disiram air panas di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

    Korban kini harus mendapat perawatan serius di rumah sakit. 

    Sementara RA, ibu yang menganiaya anaknya sendiri sudah ditangkap polisi. 

    Penganiayaan yang dilakukan pelaku dipicu persoalan sepele.

    Korban yang merupakan balita usia 3 tahun dianiaya gara-gara mengompol di kasur dan membasahi sprei.

    “Awalnya, korban ini ngompol. Kemudian pelaku mengetahui itu dan kemudian melepas sprei untuk dibawa ke tempat cucian, direndam,” kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing, Sabtu (15/2/2025).

    Saat pelaku merendam sprei yang kena ompol itu, korban menangis di tempat cucian.

    Perempuan itupun marah dan mulai melakukan kekerasan fisik terhadap anaknya yang masih balita tersebut. 

    Awalnya, pelaku menyiram air panas dari dispenser mengenai kepala dan punggung korban sebanyak dua kali.

    Karena kepanasan, korban pun semakin menangis. 

    Bukan didiamkan, justru pelaku memasak air hingga mendidih kemudian menyiramkan air panas yang baru diangkat dari kompor tersebut ke anak perempuannya.

    Korban disiram air panas mengenai kepala, wajah dan punggung korban sebanyak dua kali. 

    “Tidak hanya menyiram air mendidih, kekerasan fisik dilakukan ibunya berlanjut dengan memukul punggung dan tangan korban beberapa kali menggunakan sapu lantai stenlis hingga ujung sapunya bengkok dan korban menangis kesakitan,” lanjut Christian Tobing. 

    Tak lama kemudian tersangka menyuruh pembantunya meneruskan mencuci sprei.

    Setelah itu tersangka menyuruh pembantunya memandikan korban.

    Lalu tersangka pergi ke apotek membeli salep untuk anaknya yang telah dianiayanya sendiri.

    Pelaku membeli salep setelah melihat kondisi korban merah melepuh di wajahnya.

    Setelah tubuh korban diolesi salep pun kondisinya semakin melepuh. 

    Korban kemudian dibawa ke rumah sakit.

    “Kasus ini ditangani Unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo,”kata Kapolres.

    Atas perbuatannya tersangka dijerat Pasal 80 ayat (2) dan atau ayat (4) UU RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak

    Penulis: M Taufik

  • Polisi di Palembang dan Istri Saling Lapor Buntut Kisruh Rumah Tangga, Sama-sama Dituduh Selingkuh – Halaman all

    Polisi di Palembang dan Istri Saling Lapor Buntut Kisruh Rumah Tangga, Sama-sama Dituduh Selingkuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Melysa, seorang ibu Bhayangkari dan suaminya, Brigadir Arief Widianto, anggota Polrestabes Palembang saling lapor ke polisi buntut persoalan rumah tangga.

    Melysa melaporkan suaminya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel terkait dugaaan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

    Laporan tersebut dibuatnya pada April 2024 lalu.

    Selain itu, Melysa pun melaporkan suaminya ke Propam Polrestabes Palembang untuk diproses secara etik.

    Sementara Brigadir Arief Widianto, anggota Satlantas Polrestabes Palembang, melaporkan istrinya Melysa ke Pidsus Polrestabes Palembang dan di Polda Sumsel atas pemalsuan tandatangan dan perzinahan.

    Istri Polisi Mengaku Dilempar Handphone Hingga Ditelantarkan

    Didampingi kuasa hukum dan orangtuanya, Melysa mengaku dirinya mendapat tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suaminya yang merupakan oknum anggota Polri.

    “Suami saya melakukan kekerasan, melempar HP ke muka saya hingga mengalami luka robek di bawah mata sampai dijahit,” kata Melysa, Sabtu (15/2/2025).

    Peristiwa tersebut bermula saat ia menduga suaminya berselingkuh karena melihat chat dari terduga selingkuhannya di handphone saat sang suami tertidur.

    Saat Melysa membangunkan suaminya untuk meminta penjelasan, justru dirinya malah mendapatkan perlakuan kasar.

    “Saat saya bangunkan, suami saya bukan menjelaskan, ia malah marah dan mengambil HP di tangan saya kemudian melemparkan ke muka saya hingga mengalami luka,” katanya.

    Kejadian tersebut terjadi pada Februari 2024, sempat didamaikan keluarga, dan meminta dirinya untuk mengakui luka yang didapat karena kecelakaan.

    “Saat itu saya di bawah tekanan oleh mertua yang juga anggota di Polrestabes Palembang, agar mengakui luka yang didapat karena lakalantas,” katanya.

    Melysa  menuturkan, jika saat itu ia belum begitu mempermasalahkan, karena masih berharap suaminya bisa berubah dan meninggalkan selingkuhannya.

    Ditelantarkan Suami

    Tetapi pada bulan April 2024, perlakuan suaminya kepadanya semakin menjadi-jadi.

    “Dia bukannya berubah malah semakin menjadi jadi, saya ditelantarkan dan tidak dinafkahi lahir dan batin oleh suami, sehingga pada April 2024 saya memilih pulang ke rumah orang tua sampai saat ini,” katanya.

    Hingga akhirnya ia pun melaporkannya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel dan Propam Polrestabes Palembang.

    Namun hingga saat ini laporan yang dibuatnya belum ada kejelasan.

    Kuasa Hukum Melysa, Frengki Adiatmo mengatakan jika pihaknya hanya meminta agar Polda Sumsel segera memberikan keadilan kepada kliennya.

    “Sudah 11 bulan laporan dari Klien kami ini belum juga ada hasilnya,” katanya.

    Ia menilai jika Penyidik di Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel lamban dalam menangani kasus yang sepele seperti ini.

    “Saya katakan sangat lamban penanganannya, sudah 11 bulan laporan klien kami mandek tidak ada kejelasannya,” katanya.

    Terpisah, Kasubdit IV PPA AKBP Raswidiati Anggraini ketika dikonfirmasi mengatakan perihal laporan tersebut akan ia sampaikan jawabannya melalui Humas Polda Sumsel.

    “Oke nanti melalui Kabid Humas ya,” katanya.

    Bantahan Brigadir Arief Widianto

    Menyikapi pengakuan istrinya, Brigadir Arief Widianto membantah semua tudingan istrinya.

    Brigadir Arief Widianto membantah telah melakukan KDRT terhadap istrinya.

    Hal tersebut disampaikan Brigadir Arief Widianto didampingi kuasa hukumnya, Rudi Hartono.

    “Dia mengklaim kalau saya melakukan KDRT padahal dari hasil visum Rumah Sakit Charitas, padahal itu adalah akibat luka kecelakaan terkena stang motor. Logika saja saat visum yang pasti hanya pasien dan dokter saja,” ujar Arief kepada Tribunsumsel.com, Sabtu (15/2/2025).

    Arief menyebut laporan yang dibuat istrinya itu tidak terbukti dan terancam dihentikan penyidik Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel, sebab laporan tidak memiliki bukti yang cukup.

    “Laporan dia tidak terbukti makanya tidak puas dengan keputusan penyidik,” katanya.

    Kata Arief, sebelum membuat laporan dugaan KDRT ke Polda Sumsel, Melysa sempat kabur dari rumah karena takut banyak penagih utang yang mendatanginya ke rumah. 

    Berselang dua bulan tiba-tiba Melysa melaporkannya atas tuduhan KDRT.

    “Dia pergi tanpa sepengetahuan saya. Pas saya pulang saya tanya ke orangtua saya, katanya dia pulang ke tempat ibunya tapi kok tidak pulang-pulang. Eh ternyata dia melaporkan saya menuduh KDRT, ” katanya.

    Istri Disebut Gadaikan Buku Nikah

    Lanjut Arief, berselang waktu lima bulan kemudian istrinya datang menemui ketika saat sedang berdinas di salah satu Pos Lantas.

    Di sana Melysa mengajaknya untuk rujuk.

    “Dia mengajak saya rujuk dan saya disuruh menemui ibu dia di hotel. Saya pikir itu pertanda bagus, ya sudah niat saya mau bertemu ibunya,” katanya.

    Namun ternyata setelah niatan rujuk itu keluar dari mulut Melysa, Brigadir Arief tiba-tiba ditelpon seseorang yang memintanya agar membayar utang istrinya senilai Rp 45 juta.

    Tak hanya itu, setelah ia menelusuri sang istri bahkan menggadaikan buku nikah ke rentenir senilai Rp 2 juta, dan utang di tempat lain juga.

    “Saya ditelepon orang katanya saya mau bayar utang arisan istri karena mau rujuk, padahal saya tidak tahu apa-apa. Dia berhutang tanpa sepengetahuan saya. Melysa ini juga memalsukan tandatangan saya untuk berutang di bank, lalu buku nikah saya juga digadaikan ke rentenir, dan masih banyak lagi,” katanya.

    Karena itulah Arief menduga istrinya berniat mengajak rujuk supaya ia mau membayarkan semua utang-utang tersebut. 

    “Saya jelas tidak mau lah, karena (utang) itu tanpa sepengetahuan saya. Dari situ dia tidak senang dan melaporkan saya di bulan April tahun lalu,” katanya.

    Tuding Istri Berselingkuh

    Arief juga mengungkap adanya perselingkuhan istrinya dengan seorang oknum anggota Polairud Polda Sumsel berinisial W yang saat ini Bripka W sudah ditahan di Propam Polda Sumsel.

    Dugaan perselingkuhan itu ia ketahui di bulan Januari tahun 2025 ini.

    “Awal perselingkuhan dia saya pertama kali lihat di siaran langsung TikTok, ada istri saya bersama teman-temannya sekitar 9 orang. Dua di antaranya menunjukkan foto mesra istri saya bersama anggota Ditpolairud Polda Bripka W,” jelasnya.

    Siaran langsung tersebut ia foto dan rekam sebagai bukti membuat laporan ke Bidang Propam Polda Sumsel.

    Berdasarkan informasi yang ia dapat, istrinya dan Bripka W menjalin hubungan selama kurang lebih 1 tahun.

    “Saat ini oknum polisi Bripka W itu sudah ditahan di Propam Polda Sumsel. Saya juga sudah laporkan istri ke Pidsus Polrestabes Palembang dan di Polda Sumsel atas pemalsuan tandatangan dan perzinahan,” ujarnya.

    (Tribunsumsel.com/ rachmad kurniawan)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Ibu Bhayangkari di Palembang Melapor Jadi Korban KDRT Suami, Pertanyakan Kasusnya Mandek 11 Bulan

  • Pemuda di Tanjungbalai Bacok Orang Tua Pacar, Sakit Hati Dilarang Punya Hubungan Dengan Pujaan Hati – Halaman all

    Pemuda di Tanjungbalai Bacok Orang Tua Pacar, Sakit Hati Dilarang Punya Hubungan Dengan Pujaan Hati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGBALAI – MT, pemuda berusia 20 tahun membacok JS (40), ayah dari pacar pelaku di Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara.

    MT tidak terima ditegur korban agar pelaku tidak memacari anaknya yang masih sekolah.

    Kasi Humas Polres Tanjungbalai, AKP Ahmad Dahlan Panjaitan membenarkan kejadian tersebut.

    Menurutnya, motif pelaku tidak terima dan sakit hati atas teguran dari korban.

    “Pelaku sakit hati, karena pernah ditegur korban dikarenakan korban tidak suka kalau pelaku ada hubungan dengan anak korban,” ujar AKP Ahmad Dahlan Panjaitan, Sabtu (15/2/2025).

    Lanjutnya, atas kejadian tersebut, pelaku mengambil parang rumput dan langsung menyerang korban.

    Beruntung korban menangkis tebasan pelaku dengan sebuah meja kayu.

    “Korban hanya mengalami luka di bagian tangan kanan dan beruntung tidak mengenai yang lain karena korban berhasil menghindar dan menangkisnya dengan meja,” ujarnya.

    Warga yang melihat kejadian tersebut, langsung menghubungi pihak kepolisian sehingga pelaku MT langsung diamankan di kediamannya.

    “Kami mendatangi tempat kejadian perkara, di sana kami mengamankan satu buah parang rumput yang digunakan pelaku dan satu buah meja yang digunakan korban untuk menangkis,” ujarnya.

    Hingga saat ini, MT telah diamankan di Mapolres Tanjungbalai untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

    Pelaku ditahan di rumah tahanan Polsek Datuk Bandar.

    Sementara korban mengalami luka cukup serius di tangan dan sempat dilarikan ke rumah sakit.

    Penulis: Alif Al Qadri Harahap

  • Polisi Ungkap Kondisi Truk Biang Kerok Kecelakaan Maut di Tol Ciawi, Sopir Lakukan Pelanggaran Berat – Halaman all

    Polisi Ungkap Kondisi Truk Biang Kerok Kecelakaan Maut di Tol Ciawi, Sopir Lakukan Pelanggaran Berat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Polisi menyebut Bendi Wijaya, sopir truk yang menjadi penyebab kecelakaan di  Gerbang Tol Ciawi Bogor, Jawa Barat melakukan pelanggaran berat.

    Ada sejumlah hal yang menyebabkan Bendi Wijaya dinilai polisi melakukan pelanggaran berat.

    Di antaranya mengendarai truk dengan kecepatan tinggi di saat rem tidak berfungsi normal.

    “Sopir truk telah dinyatakan melakukan pelanggaran berat, termasuk melampaui batas kecepatan, mengemudi tidak wajar, dan melanggar aturan daya angkut kendaraan,” kata Wadirlantas Polda Jabar Kombes Pol Edwin Affandi di Mako Polresta Bogor, Sabtu (15/2/2025).

    Kombes Pol Edwin Affandi pun mengungkap kondisi truk yang dikemudikan Bendi berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya.

    Rem Truk Tak Berfungsi Maksimal

    Menurut Edwin kondisi kampas rem truk sudah mulai habis dan kampas rem yang digunakan juga tidak sesuai standar.

    “Itu karena akibat penggunaan. Alhasil rem sudah tergerus yang harusnya 0,3 mili sistem rem di bagian roda belakang itu sampai 4 mili jaraknya,” kata Kombes Edwin.

    Memang menurut Kombes Edwin, sistem rem truk Aqua masih tetap berfungsi, tetapi tidak 100 persen.

    Alhasil, sopir tidak bisa melakukan pengeremannya dengan normal.

    “Dengan kondisi ini, sistem rem itu bukan tidak berfungsi. Tapi, dari pemeriksaan itu kondisi itu sistem rem yang ada tidak  berjalan 100 persen untuk bisa melakukan pengereman,“ ujarnya.

    Bendi selaku sopir tidak memperdulikan sistem rem truk yang dikendarainya itu.

    Ia malah melajukan kecepatan kendaraannya mencapai 100 kilometer/jam.

    Posisi Gigi Netral

    Namun, sebelum kecelakaan maut terjadi, Bendi sempat hendak menurunkan gigi kendaraan ke posisi yang lebih rendah. 

    Namun, sistem persneling mengalami kerusakan dan terkunci di posisi netral.  

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan teknis oleh ATPM dan analisis alat bukti di lokasi, kami memastikan bahwa posisi persneling kendaraan saat kecelakaan terjadi berada di netral. Hal ini memperparah ketidakmampuan sopir untuk mengendalikan truk,” ujarnya.

    Penyidik Polresta Bogor Kota telah memeriksa sejumlah saksi, baik saksi di lokasi kejadian maupun saksi ahli. 

    Hingga saat ini, proses penyelidikan masih terus berlanjut.  

    “Kami telah memformulasikan temuan dari CCTV, keterangan saksi, serta analisis teknis untuk memastikan penyebab utama kecelakaan ini. 

    Mengemudi Zig-zag

    Kombes Edwin Affandi pun mengatakan, Bendi selaku sopir truk mengemudikan kendaraannya tidak wajar.

    Dia mengemudikan kendaraan dengan cara zig-zag sebelum masuk ke Gebang Tol Ciawi 2 Bogor.

    “Perilaku pengemudi terlihat di beberapa titik CCTV. Bahwa pengemudi mengemudikan kendaraannya zig-zag di beberapa lajur di jalan tol,” kata Kombes Pol Edwin

    Selain itu, muatan Aqua galon yang dibawa truk melebihi batas maksimal atau over load.

    Total muatan dalam truk yang dikemudikan Bendi Wijaya seberat 24 ton.

    “Di mana ditemukan bahwa dalam pengangkutan kendaraan ternyata kendaraan tersebut over load sekitar 12 ton. Harusnya kendaraan itu mengangkut sekitar 12 ton,” ujarnya.

    Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo mengatakan, Bendi Wijaya saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

    Bendi terbukti bersalah dan saat ini ditahan di Mako Polresta Bogor Kota.

    “Adapun saksi yang sudah kami periksa, sebanyak 13 orang dan 2 saksi ahli yang sudah kami periksa. Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan alat bukti sehingga kami bisa menetapkan tersangka saudara BW saat ini sudah kami tahan di Polresta Bogor kota mulai kemarin,” kata Kombes Eko Prasetyo.

    Dan sudah ditahan di Rutan Mapolresta Bogor Kota,” ujarnya.

    Bendi dijerat dengan pasal 311 ayat 5,4,3,2,1 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

    Ia terancam hukuman penjara paling lama 12 tahun serta denda Rp 24 juta.

    Sekadar informasi kecelakaan maut terjadi di Gerbang Tol Ciawi 2 Bogor, Jawa Barat pada Selasa (4/2/2025).
     
    Akibat kecelakaan tersebut, delapan orang tewas dan 11 orang mengalami luka-luka.

    (Tribunnews.com/ Tribunewsbogor.com/ Rahmat Hidayat)

  • WNA Prancis Jatuh ke Jurang Sedalam 8 Meter di Perbukitan Karangasem Bali, Awalnya Pamit Jalan-jalan – Halaman all

    WNA Prancis Jatuh ke Jurang Sedalam 8 Meter di Perbukitan Karangasem Bali, Awalnya Pamit Jalan-jalan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM – Seorang WNA Prancis terperosok ke jurang sedalam 8 meter saat hiking di Perbukitan Amed, Desa Purwa Kerthi, Kecamatan Abang Karangasem, Karangasem, Bali, Jumat (14/2/2025) malam.

    Akibat kejadian tersebut, korban bernama Da Ponte Almiro (58) mengalami cedera.

    Peristiwa bermula saat Da Ponte Almiro (58) meninggalkan penginapan dan berpamitan kepada adiknya sekitar pukul 14.00 WITA.

    Ia mengungkapkan hanya jalan-jalan di perbukitan dan malamnya mengajak untuk makan bersama.

    Namun, hingga pukul 18.00 WITA, Almiro tak kunjung tiba.

    Pihak keluarga mengambil inisiatif untuk melakukan pencarian.

    Akan tetapi tidak berhasil menemukannya dan selanjutnya pada pukul 21.30 WITA melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Abang. 

    Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar baru menerima laporan, Sabtu 15 Februari 2025 pada pukul 07.30 Wita dari Kapolsek Abang.

    “Kami menerima laporan dari bapak Kapolsek terkait dengan adanya 1 warga negara asing belum kembali dari melaksanakan pendakian di bukit Amed,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Wiadnyana.

     Merespon laporan tersebut, Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menggerakkan 5 personel dari Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem. 

    Setibanya di lokasi, tim SAR gabungan dengan 10 orang personel melaksanakan pencarian. 

    Tak lama berselang korban ditemukan di jurang dengan kedalaman kurang lebih 8 meter dalam kondisi selamat. 

    “Kita menurunkan 1 orang rescuer dengan teknik lowering untuk menjangkau target di bawah,” imbuhnya. 

    Sekitar pukul 10.33 WITA korban berhasil dievakuasi dan setelah dipastikan keadaannya stabil korban masih bisa dibantu berjalan. 

    Satu setengah jam berselang, tim SAR gabungan beserta korban sudah tiba di Parkiran Desa Amed.

    Selanjutnya korban diperiksa oleh petugas medis ambulance Puskesmas Abang dan dinyatakan dalam keadaan sehat. 

    Selama berlangsungnya proses pencarian hingga korban berhasil dievakuasi, melibatkan unsur SAR dari Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, Polsek Abang, Babinsa Abang, Bhabinkamtibmas Abang, Aparat Desa, Staf Kecamatan Abang, UPTD Puskesmas dan masyarakat setempat.

     

    Penulis: Zaenal Nur Arifin