Category: Tribunnews.com Regional

  • Panitia Acara Ronaldo di Kupang Ternyata Belum Ada, Nama Sri Mulyani Ikut Dibawa-bawa – Halaman all

    Panitia Acara Ronaldo di Kupang Ternyata Belum Ada, Nama Sri Mulyani Ikut Dibawa-bawa – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, KUPANG –  Rencana kedatangan mega bintang bola Cristiano Ronaldo ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata belum pasti.

    Terutama soal jadwal penerbangan Cristiano Ronaldo yang konon katanya akan menggunakan jet pribadi saat tiba di Bandara El Tari Kupang, juga ternyata belum terkonfirmasi. 

    Manajemen PT Angkasa Pura Bandara El Tari Kupang belum mendapat kabar tentang hal itu.

    Mestinya sesuai prosedural harus ada izin dari Kementerian teknis, sebab Cristiano Ronaldo menggunakan jet pribadi. 

    General Manager El Tari Kupang, Aidhil Philip Julian, menegaskan ini saat rapat bersama Pemprov NTT dan Yayasan Graha Kasih Indonesia (YGKI). 

    Pertemuan soal kepastian kedatangan Cristiano Ronaldo berlangsung di ruang rapat asisten Gubernur NTT pada Selasa (18/2/2025).

    Pernyataan Aidhil ini juga membantah klaim Urbanus Mahoklory  yang mewakili YGKI dalam rapat itu.

    YGKI adalah yayasan yang klaim akan mendatangkan Ronaldo ke Kupang.

    Urbanus menyatakan Ronaldo telah punya izin terbang ke Jakarta lalu tiba esoknya di Kupang, Kamis 20 Februari 2025.

    “Tidak, kami tidak dapat informasi sampai saat ini. Registrasi pesawat ini harus mendapatkan security clearance dari mabes TNI dan syarat lain. Tolong ini disampaikan ke pihak bapak,” kata Aidhil membantah pernyataan pihak YGKI yang diwakili Urbanus.

    Agenda Panitia Tidak Jelas

    Saat Rapat Koordinasi (Rakor) bersama, berbagai agenda yang dikeluarkan Yayasan GKI dipertanyakan. 

    Sebab, para pihak yang masuk dalam agenda, tidak menerima pemberitahuan apapun. 

    Salah satunya, mengenai penyerahan kendaraan operasional jenis Inova kepada pesantren Al Hikmah di Namosain. 

    Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol Aldinan Manurung menyebut, dia sudah mengkonfirmasi ke pesantren dan sejauh ini belum ada pemberitahuan. 

    “(Pesantren) belum diberitahu,” ucap Aldinan Manurung mengikuti rapat koordinasi yang dipimpin Pelaksana harian (Plh) Gubernur NTT, Flouri Rita Wuisan, Selasa siang. 

    Dalam pertemuan itu, Rita menanyakan kesiapan dari Yayasan GKI, terutama koordinasi dengan pihak terkait.

    Sejumlah titik kunjungan Cristiano Ronaldo belum dikoordinasikan. 

    Termasuk, rencana pembangunan rumah sakit kanker internasional di Desa Oematnunu Kabupaten Kupang.

    Perwakilan Pemkab Kupang mengaku belum mendapat informasi itu.

    Tim Panitia Baru Mau Dibentuk

    Ternyata Yayasan GKI yang klaim akan mendatangkan Ronaldo baru mulai akan membentuk tim untuk mengkoordinasikan itu. 

    “Kami belum dapat informasi. Setelah ini kami bentuk tim kecil untuk mengkoordinasikan itu,” kata Dr Robert Amheka mewakili Pemkab Kupang.  

    Begitu juga dengan rencana kunjungan ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Rote Ndao.

    Rita meminta agar Yayasan GKI bisa menyampaikan salinan surat ke Pemprov NTT.

    Karena Pemprov belum mendapat informasi itu. 

    “Jadi kami sifatnya memfasilitasi. Nanti surat juga dimasukkan ke kami,” kata dia. 

    Sri Mulyani Ikut Diungkit

    Pemprov NTT juga telah meminta Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT untuk berkoordinasi dengan rencana kehadiran Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Cristiano Ronaldo.

    Sebab dalam agenda turut memuat nama dan agenda bersama Sri Mulyani. 

    Namun Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Deni Surjantoro, membantah kabar Sri Mulyani akan bertemu Ronaldo.

    “Menteri Keuangan maupun Kementerian Keuangan tidak pernah merencanakan, mengundang, mengagendakan, atau menjadwalkan pertemuan tersebut,” ujarnya kemarin.

    Daftar acara tidak ada

    Pelaksana harian (Plh) Gubernur NTT, Flouri Rita Wuisan meminta Yayasan GKI agar bisa memasukkan daftar nama rombongan yang akan mengikuti pertemuan. 

    “Tadi kami dapat informasi bahwa CR7 belum tiba di Jakarta. Saya sudah kontak ketua PSSI,” kata dia. 

    Ketika membedah jadwal kunjungan itu,  perwakilan Yayasan GKI, Urbanus Mahoklory terlihat kebingungan.

    Dia tidak memberi penjelasan secara detail mengenai daftar acara yang ada. 

    Urbanus mengaku segala sesuatu telah dikoordinasikan Direktur Yayasan GKI, Susi Katipana dari Jakarta.

    Urbanus hanya diberitahu Susi jika semua administrasi dan koordinasi sudah dilakukan. 

    Tidak ada pemberitahuan

    Dia mengeklaim sudah mengirim surat ke instansi teknis untuk membantu kelancaran saat Cristiano Ronaldo berada di Kupang.

    Namun, pernyataan itu dibantah manajemen Bandara El Tari Kupang, karena sejauh ini belum ada surat yang masuk ke pihaknya. 

    “Bahwa kedatangan megabintang Ronaldo ini sesungguhnya datang tanggal 17 tapi berubah lagi ke 18 jam 19.00 tapi itupun masih dalam proses,” kata Urbanus. 

    Perubahan itu menurut dia karena ada agenda di Arab Saudi yang harus dihadiri Cristiano Ronaldo.

    Rombongan akan bertolak dari Arab Saudi ke Los Angeles, Amerika Serikat. 

    “Tadi pagi baru menuju ke Los Angeles. Perjalanan dari Los Angeles ke Indonesia butuh waktu 23-24 jam. Sehingga diperkirakan tiba di Jakarta, sekitar siang. Tiba di Jakarta baru kita menunggu kepastian, apakah langsung ke NTT. Ke Jakarta itu besok tanggal 19 Februari,” ujarnya. 

    Dia menginformasikan bahwa Cristiano Ronaldo akan bertemu juga dengan pengurus PSSI di Jakarta. Kepastian datang ke NTT, kata dia, masih menunggu setelah rombongan tiba di Jakarta. 

    Urbanus menambahkan, Cristiano Ronaldo datang ke Indonesia atas keinginan sendiri, untuk membantu Yayasan GKI.

    Rombongan datang untuk melihat lokasi pembangunan rumah sakit kanker. 

    Urbanus tidak mengetahui lebih jauh mengenai rencana agenda yang ada.

    Dia terlihat kebingungan menjawab beberapa pertanyaan dari peserta rapat, salah satunya pengamanan. 

    “Pengamanan di NTT, sudah disampaikan pemberitahuan masing-masing instansi, Polres, Polda, Kabupaten Kupang, untuk penyampaian terkait pengamanan ini. Dari tadi malam. Termasuk di Bandara dan TNI AU. Suratnya sudah disampaikan,” kata dia. 

    Jawaban Urbanus langsung dibantah GM Angkasa Pura Bandara El Tari Kupang Aidhil Philip Julian yang saat itu berada di forum tersebut.

    Julian membantah belum ada surat yang masuk. 

    “Belum, belum,” ucap Julian. 

    Urbanus tidak tahu, siapa yang mengirim surat itu.

    Namun, dirinya hanya diberitahu Susi bahwa surat sudah disampaikan ke semua pihak. 

    Penjelasan Urbanus dalam forum itu, mendapat gelak tawa dari peserta forum. 

    Beberapa peserta terlihat meragukan kesiapan dari Yayasan GKI, berdasarkan penyampaian Urbanus. 

    Urbanus, usai rapat itu mengatakan dirinya tidak berbicara banyak mengatasnamakan Yayasan GKI.

    Dia mengaku sebagai persaudaraan dengan Direktur Yayasan GKI. 

    “Itu harus langsung dari Yayasan (GKI). Hubungan dalam persaudaraan iya, tapi dalam Yayasan belum bisa,” kata Urbanus. 

    Dia tetap yakin bahwa Cristiano Ronaldo akan hadir di Indonesia.

    Urbanus mengatakan, dirinya hanya diminta mewakili Yayasan GKI dalam rakor itu. 

    “Kalau itu (Cristiano Ronaldo datang), jadi. Saya baru ditelepon Yayasan. Tiba di Kupang kita belum bisa pastikan karena tergantung Ronaldo. Tiba di Jakarta itu besok,” kata dia. 

    Urbanus kekeuh Yayasan GKI sudah berkoordinasi dengan semua instansi yang terkait.

    Ia akan berkoordinasi bila ada pihak yang belum diberitahu. 

    “Dari Yayasan sudah mengkoordinasikan ke instansi terkait,” kata dia. 

    Plh Gubernur NTT Rita menegaskan, pembahasan agenda itu bertujuan melihat sejauh mana persiapan.

    Sehingga peran dari semua pihak dalam agenda itu bisa disampaikan lebih awal. 

    “Mesti dipastikan semua orang-orangnya. Meskipun jadwalnya tentatif,” kata Rita. 

    Rita meminta Asprov PSSI NTT, KONI, dan Diaspora NTT agar membantu kelancaran.

    Sebab banyaknya agenda yang ada, tidak bisa hanya diurus oleh Urbanus, sebagai perwakilan Yayasan GKI. 

    Pemprov NTT meminta waktu hingga malam ini untuk kepastian kedatangan Christiano Ronaldo di Kupang.

    Nantinya akan ada rapat lanjutan dengan Direktur Yayasan GKI, Susi Katipana. 

    Rapat itu dilakukan secara virtual. Informasi dari Yayasan GKI sangat penting. Pemprov NTT akan tetap menyesuaikan dengan agenda yang tentatif ini. 

    “Yang malu ini bukan kami. Inisiatif ini kan Yayasan. Pemerintah hadir untuk memastikan bahwa kunjungan itu aman. Saya tidak bilang hoax, kalau batal, secara manusiawi ya kecewa atas nama masyarakat,” ujarnya. 

    Rita menegaskan, Yayasan GKI harus bisa memastikan segala urusan selama Cristiano Ronaldo di Kupang berjalan lancar.

    Apalagi agenda itu berkaitan dengan pihak lain. Pemerintah siap membantu dan mendukung itu. 

    “Saya tidak mau bilang yakin atau tidak yakin, saya (mewakili Pemprov NTT) mengikuti saja apa saja yang sudah disampaikan pihak Yayasan,” ujarnya. 

  • Warga Bogor Ditusuk karena Bangun Polisi Tidur Tanpa Koordinasi, Pelaku Seorang Pendatang – Halaman all

    Warga Bogor Ditusuk karena Bangun Polisi Tidur Tanpa Koordinasi, Pelaku Seorang Pendatang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – GS (28) menusuk warga berinisial D (32) karena pembangunan polisi tidur di Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Penusukan itu terjadi pada Minggu (16/2/2025) malam. Pelaku kini telah ditangkap polisi.

    “Pelaku warga pendatang yang baru mengontrak di lingkungan perumahan tersebut,” kata Kapolsek Klapanunggal, AKP Silfi Adi Putri, Selasa (18/2/2025).

    AKP Silfi Adi Putri mengatakan, pelaku saat ini telah diamankan di Polsek Klapanunggal dan selanjutnya diperiksa lebih lanjut.

    “Selanjutnya Unit Reskrim akan melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan juga melakukan penahanan,” kami.

    Karena polisi tidur

    Kanit Reskrim Polsek Klapanunggal, Aiptu Hendi mengungkapkan bahwa pemicu penusukan yaitu pembuatan polisi tidur.

    Pembuatan polisi tidur tersebut diduga dianggap dilakukan tanpa koordinasi terlebih dahulu sehingga terjadilah perselisihan.

    “Untuk motif masih kami dalami. Awalnya bahwa warga membuat tanggul di gangnya, kemudian datanglah RT dan terjadilah keributan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (18/2/2025).

    Akibat kejadian tersebut, D mengalami luka akibat tusukan pisau hingga harus menjalani perawatan di RSUD Cileungsi.

    “Kami kedatangan pelapor istri korban sekitar pukul 04.30 WIB melaporkan terkait adanya tindak pidana penganiayaan dan atau pengeroyokan,” terangnya.

     

    dan

    Warga Klapanunggal Bogor Jadi Korban Penusukan Gegara Polisi Tidur, Kini Dirawat di Rumah Sakit

     

  • Brigadir Devi, Polwan di Sumut Bantah Aniaya Anak, Beberkan Kronologis Hingga Kelakuan Mantan Suami – Halaman all

    Brigadir Devi, Polwan di Sumut Bantah Aniaya Anak, Beberkan Kronologis Hingga Kelakuan Mantan Suami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Seorang polisi wanita atau Polwan yang berdinas di Polda Sumatera Utara (Sumut) dikabarkan menganiaya anak kandungnya.

    Video tersebut pun viral di media sosial.

    Namun belakangan sang Polwan yang diketahui Brigadir Devi Mayasari Manurung (28) membantahnya.

    Ia mengatakan video yang beredar di media sosial dan diblur hasil editan dan dipotong-potong untuk menyudutkan dirinya.

    Bahkan ia pun mengungkap perlakuan kasar suaminya yang diduga seorang anggota TNI berinisial Lettu AR.

    Tak hanya itu, ia pun mengaku suaminya main serong ketika dirinya hamil 3 bulan.

    Lalu bagaimana pengakuan Polwan Brigadir Devi Mayasari Manurung menyikapi video yang beredar?

    Kronologis Video Beredar Versi Brigadir Devi

    Brigadir Devi Mayasari Manurung mengatakan dirinya tidak menganiaya anaknya seperti yang disebarkan sejumlah akun media sosial.

    Menurutnya, video yang beredar merupakan hasil editan yang sengaja dibuat untuk menyudutkan dirinya.

    Ia mengaku sebelum beredarnya video tersebut, dirinya menghubungi mantan suaminya Lettu AR yang kala itu belum bercerai dengannya lewat chat Whatsapp.

    Kala itu dia mengaku perutnya sedang sakit dan dia tidak kuat menggendong anaknya.

    “Kok tega kau, anak ini menangis enggak akan ku gendong, aku capek sakit perutku, berjam-jam anak ini nangis,” ujar Brigadir Devi menunjukkan chatnya seperti dalam video yang dikirim dikutip dari Tribunmedan.com, Selasa (18/2/2025).

    Setelah mengirim pesan, ia merasa saat itu suaminya tidak terlihat peduli.

    Sehingga, Devi melakukan video call terhadap suaminya.

    Saat itu pula sang suami langsung merekamnya. 

    Devi menerangkan dalam video yang beredar, ia sedang memasak agar-agar.

    Kemudian anaknya yang sempat muncul di kamera tiba-tiba menghilang dan mendekati kompor yang sedang memasak air panas untuk mandi dan masak agar-agar.

    Di sinilah dia menarik anaknya supaya tidak menyentuh kompor.

    Namun, yang tersebar, ketika dia menarik anaknya malah disebut menganiaya. 

    “Dan pada saat anak saya tidak terlihat beberapa detik dalam video ini, di sinilah anak saya mendekati kompor yang dua-duanya menyala. Pada saat itu saya memasak air panas untuk campuran mandi anak saya dan satu lagi saya memasak agar agar,” katanya.

    Melihat situasi anaknya dalam bahaya, ia pun menarik anaknya.

    “Spontan langsung saya menarik tangannya dari mulai di dalam video dari anak saya tidak tampak (di video) sampai dengan terlihat saya menarik tangannya di video ini,” ucapnya

    “Di sini saya spontan karena anak saya sudah hampir memegang gagang air panas yang sedang mendidih,” lanjut dia.

    Mengaku Merasa Terancam

    Brigadir Devi pun mengaku dirinya sengaja membuat klarifikasi soal video yang beredar.

    Ia mengaku dirinya merasa terancam.

    “Oknum-oknum tidak bertanggung jawab menyebarkan video potongan yang menggiring opini masyarakat ke bapak ibu sekalian sehingga kesannya anak saya saya siksa,” katanya.

    “Saya berbicara ini karena saya merasa terancam dan saya ketakutan,” ujar dia.

    Brigadir Devi juga menunjukkan rekaman video yang sebenarnya.

    Ia menunjukkan video yang beredar merupakan rekaman dari suaminya ketika Devi melakukan video call.

    Tak Bantah Kata-kata, Tapi Ditujukan Untuk Suami

    Brigadir Devi tak membantah dirinya mengucapkan kata-kata akan menyiramkan air panas.

    Namun, ucapan itu ditujukan kepada suaminya, Lettu RS yang saat itu masih berstatus suaminya.

    Hal itu terucap karena dia merasa kesal kepada Lettu AR yang diduga suka main perempuan.

    “Maksud saya adalah, kalau misalnya suami saya ada di depan saya dengan perasaan yang sangat marah dan mengingat habit dan kebiasaan tingkah laku suami saya yang saya duga selingkuh sejak hamil 3 bulan. Jadi saya di sini mau menyiram dia, ku siram ya ku siram ya,” katanya.

    Kerap Diselingkuhi Suami

    Brigadir Devi mengaku selama menjalani rumah tangga dengan Lettu AR ia menyebut kerap diselingkuhi.

    Bahkan saat dirinya hamil tiga bulan sempat memergoki suaminya.

    “Saya ikuti dia naik sepeda motor posisi saya mendapati dia berada di depan rumah yang saya duga selingkuhannya dan pelat mobilnya diganti. Posisi saya hamil 3 bulan,” katanya.

    Ia pun mengatakan sempat menandai mobil yang digunakan suaminya tersebut.

    “Saya tanda mobilnya karena ada stiker yang saya tanda,” ujarnya.

    Saat kejadian itu dia sempat pulang ke rumah orangtuanya dan dari situlah dia sering cekcok dengan suaminya.

    “Di situ saya tidak kuat dengan tingkah suami saya dan tidak perhatian dengan saya dan di situ saya duga dia berselingkuh dan pulang pulang tengah malam mulutnya bau minuman,” katanya.

    Bahkan, Devi sempat memergoki suaminya di diskotek bersama wanita lain.

    “Saya istri sah malah saya yang diusir saya dipukul dan saya dikatain,” ujarnya.

    Sempat Dianiaya Suami  

    Saat kejadian itu, kata Brigadir Devi, suaminya sempat mendatanginya agar tidak memfotonya bersama wanita lain.

    “Di sini dia berusaha merampas handphone saya dan langsung memukul saya sebanyak 2 kali ke arah wajah memiting saya mendorong saya. Sampai saya hampir terjatuh,” katanya.

    Brigadir Devi kalau mengatakan dirinya telah melakukan visum di rumah sakit.

    Dia lalu menunjukan foto lengan dan pipinya yang mengalami luka memar karena ditarik dan dipukul suaminya.

    “Kemudian ini video CCTV yang menunjukan suami saya mendorong saya dan memiting saya,” ujar Brigadir Devi sambil menunjukkan CCTV rekaman dugaan penganiayaan yang dialaminya.

    Sudah Bercerai Dengan Lettu AR

    Dia juga mengatakan dirinya telah bercerai dengan Lettu AR dan hak asuh anak jatuh kepadanya.

    “Dan berdasarkan keputusan pengadilan agama alhamdulilah hak asuh anak saya itu ke tangan saya, jadi tidak mungkin video yang beredar itu, saya melakukan kekerasan terhadap anak saya. Hakim memutuskan hak asuh anak saya itu ke tangan saya,” ujarnya.

    Diketahui sebelumnya beredar video yang memperlihatkan seorang wanita diduga Polwan Polda Sumut tega menganiaya anak kandungnya hingga viral di media sosial.

    Dalam video yang beredar, Polwan Polda Sumut mengancam akan menyiram anak kandungnya itu pakai air panas.

    Dalam video berdurasi 1 menit 58 detik yang dibagikan akun Instagram @deliserdanginfoo Brigadir D tengah melakukan panggilan video dengan seorang pria yang diduga suaminya.

    Tampak Brigadir D menarik tangan anaknya secara kasar.

    Tak hanya itu, Brigadir D juga terdengar mengancam pria di balik layar, dirinya akan menyiramkan air panas mendidih kepada anak kandungnya.

    Kini Brigadir D sudah dilaporkan ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumut atas dugaan kekerasan terhadap anak kandungnya sendiri.

    Laporan tersebut terdaftar dalam LPA/472/XII/2024 Bid Propam tertanggal 10 Desember 2024.

    “Brigadir D sudah dilaporkan ke Bidang Propam Polda Sumut atas kasus ini. Laporan teregister dalam nomor LPA/472/XII/2024 Bid Propam, tanggal 10 Desember 2024,” isi narasi dalam keterangan unggahan itu.

    Menyikapi video viral tersebut, Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon mengatakan pihaknya masih menyelidiki laporan tersebut.

    Siti mengatakan, pihaknya juga akan menyelidiki video yang beredar bagaimana kebenarannya apakah diedit dan sebagainya.

    Pihaknya juga tidak gegabah menindaklanjuti laporan yang berkaitan urusan rumah tangga yang melibatkan dua institusi Polri dan TNI.

    “Masih didalami. Tentunya kami juga akan memeriksa apakah video tersebut asli atau tidak,”kata Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon, Selasa (18/2/2025).

    (Tribunmedan.com/ Fredy Santoso)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Brigadir Devi Manurung Bantah Aniaya Anak, Justru Sebut Dirinya Korban KDRT hingga Diselingkuhi

  • Awal Mula TKW Indramayu Jadi Pengantin Pesanan di China: Kenalan dengan Orang Bernama Tami di TikTok – Halaman all

    Awal Mula TKW Indramayu Jadi Pengantin Pesanan di China: Kenalan dengan Orang Bernama Tami di TikTok – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Cirebon.com, Handhika Rahman

    TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU – Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) mengungkap kronologi wanita warga Kabupaten Indramayu yang menjadi korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus mail order bride atau pengantin pesanan.

    Korbannya bernama Sugi Purnamawati (31) warga Desa Jambak, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

    Ia dinikahkan dengan seorang laki-laki warga negara China pada 6 Desember 2024 lalu. Usai menikah secara siri, ia dibawa ke negara tirai bambu tersebut.

    Belakangan, janji-janji yang sebelumnya diimingi kepada korban diketahui tidak kunjung direalisasikan, bahkan korban diperlakukan kurang baik oleh suami sirinya.

    Korban pun sangat berharap dirinya diselamatkan dari negara China dan meminta tolong kepada Presiden Prabowo Subianto lewat rekaman video yang ia buat.

    Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Akhmad Jaenuri mengatakan, kasus tersebut berawal saat korban mendapat DM TikTok dari akun ‘Si Dalle’ yang tidak dikenal pada 5 Agustus 2024.

    “Setelah bercakap-cakap, akun TikTok ‘Si Dalle’ kemudian menanyakan status dan menawarkan pernikahan dengan pria warga negara China yang orang tuanya memiliki saham di salah satu perusahaan di Indonesia dan menjanjikan keluarganya akan dijamin,” ujar Jaenuri, Selasa(18/2/2025).

    Jaenuri mengatakan, kemudian pada 4 Oktober 2024, akun tersebut dan korban saling bertukar nomor WhatsApp. Akun itu juga memperkenalkan nama aslinya sebagai Tami.

    Pada 28 November 2024, perekrut yang mengaku bernama Tami itu kembali menghubungi korban.  Ia kala itu mengabari tengah dalam perjalanan menuju Indramayu dan berniat mempertemukan korban dengan warga negara China bernama Cai Fang Lei.

    “Kemudian sesudah bertemu sore harinya pulang ke Jakarta lagi dan katanya menginap di salah satu apartemen di Jakarta, berselang tiga hari Tami dan pria warga negara Cina bernama Cai Fang​ Lei datang kembali untuk memastikan pernikahannya dan sambil menyerahkan uang mahar sebesar Rp 45 juta,” ujar dia.

    Lanjut Jaenuri, uang itu kemudian dipotong Rp 5 juta untuk Tami dan sisanya sebesar Rp 40 juta untuk biaya pernikahan. Selanjutnya pada 6 Desember 2024, korban menikah secara siri dengan pria China tersebut. Pernikahan berlangsung di rumah orang tua korban.

    Selesai akad nikah, korban dibawa ke Jakarta, mereka tinggal selama tiga hari di sana. Pada 27 Desember 2024 suami siri korban pulang ke negara China. Besoknya, korban juga diminta untuk menyusul.

    “Setelah Sugi Purnamawati berada di negara China sudah satu bulan lebih tidak diberi nafkah dan hanya diberi buat beli sayuran setiap harinya itu pun dimakan berdua,” ujar dia.

    Jaenuri mengatakan, setiap korban meminta uang untuk dikirim ke keluarga di kampung halaman sebagaimana yang dijanjikan, namun tidak pernah diberi oleh suaminya.

    Ia justru harus terus melayani suaminya meski dalam keadaan sakit, jika menolak korban dimarahi dan diusir. Korban juga diancam jika pulang ke Indonesia harus membayar uang sebesar Rp ​65 juta.

    Jaenuri menyampaikan, dari kronologi tersebut, SBMI menyimpulkan Sugi Purnamawati menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) modus pengantin pesanan, tujuannya untuk eksploitasi seksual. 

    Kasus ini pun sudah dilaporkan SBMI ke Polres Indramayu untuk menindak perekrutnya. Termasuk melapor ke Kemenlu untuk upaya pemulangan korban kembali ke Indonesia.

    “Kami melaporkan Pasal 4 Undang-Undang Rl No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan TPPO dan Undang-Undang Rl ​Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (HAM),” ujar dia.

    Sugi Purnamawati (32) kabur dari kediaman suaminya berkat bantuan dari teman sesama TKW di negara Taiwan yang meminjamkan uang kepadanya.

    Kepada Tribun, Sugi mengaku tidak bisa melupakan momen kesempatan saat dirinya berhasil kabur hingga akhirnya kini bisa pulang ke kampung halaman. “Saya biasanya pulang awalnya karena cekcok dulu, kemudian dia sempat mengusir,” ujar dia​.

    Sugi menceritakan, selama di China ia tidak pernah diperlakukan layaknya seorang istri, seperti tidak dinafkahi, hingga hanya diberi makanan seadanya. Janji soal akan mensejahterakan keluarga di kampung halaman pun, lanjut dia tidak kunjung direalisasikan.

    Suaminya itu selalu memaksa agar Sugi melayaninya terus menerus, dan hal-hal lainnya. Jika menolak Sugi dilaporkan ke pihak agency dan mendapat omelan. Jika ingin pulang ke Indonesia, Sugi juga diminta mengembalikan uang senilai Rp 65 juta.

    Belakangan diketahui, pria China itu merekrut dirinya menjadi seorang istri dari agency diketahui hanya untuk mengurus rumah saja. Kondisi tersebut yang membuat Sugi kerap melakukan perlawanan. Ia pun sering terlibat cekcok.

    Saat cekcok tersebut, suaminya kerap mengusir Sugi, ia juga kadang ditinggal seorang diri di rumah tanpa uang dan makanan.

     

     

  • TKW Asal Indramayu Berhasil Kabur dari China Usai Dipekerjakan Jadi Pengantin Pesanan – Halaman all

    TKW Asal Indramayu Berhasil Kabur dari China Usai Dipekerjakan Jadi Pengantin Pesanan – Halaman all

    ​TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU – Seorang wanita asal Desa Jambak, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat berhasil meloloskan diri usai menjadi korban pengantin pesanan di China. Sugi Purnamawati (32) kabur dari kediaman suaminya berkat bantuan dari teman sesama Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negara Taiwan yang meminjamkan uang kepadanya.

    Kepada Tribun, Sugi mengaku tidak bisa melupakan momen kesempatan saat dirinya berhasil kabur hingga akhirnya kini bisa pulang ke kampung halaman. “Saya biasanya pulang awalnya karena cekcok dulu, kemudian dia sempat mengusir,” ujar dia kepada Tribun, Selasa (18/2/2025).

    Sugi menceritakan, selama di China ia tidak pernah diperlakukan layaknya seorang istri, seperti tidak dinafkahi, hingga hanya diberi makanan seadanya. Janji soal akan mensejahterakan keluarga di kampung halaman pun, lanjut dia tidak kunjung direalisasikan.

    Suaminya itu selalu memaksa agar Sugi melayaninya terus menerus, dan hal-hal lainnya. Jika menolak Sugi dilaporkan ke pihak agency dan mendapat omelan. Jika ingin pulang ke Indonesia, Sugi juga diminta mengembalikan uang senilai Rp 65 juta.

    Belakangan diketahui, pria China itu merekrut dirinya menjadi seorang istri dari agency diketahui hanya untuk mengurus rumah saja. Kondisi tersebut yang membuat Sugi kerap melakukan perlawanan. Ia pun sering terlibat cekcok.

    Saat cekcok tersebut, suaminya kerap mengusir Sugi, ia juga kadang ditinggal seorang diri di rumah tanpa uang dan makanan.

    “Dia nggak peduli apapun yang saya alami, bahkan saat saya sakit juga saya harus nurutin maunya dia,” ujar dia.

    Lanjut Sugi, di hari itu, kebetulan suaminya pergi hingga seharian belum pulang. Kondisi Sugi sendiri memprihatinkan.

    Apalagi di China saat itu tengah musim dingin, ia di rumah tidak ditinggali uang maupun makanan. Bahkan remote penghangat ruangan juga disembunyikan oleh suaminya.

    Khawatir nyawanya terancam kedinginan, Sugi memberanikan diri pergi. Ia pun meminjam uang ke temannya sesama TKW.

    “Posisinya dingin banget, berapa derajat, saya saat itu merasa ini nggak baik, ini sudah nggak aman, ya sudah saya pikir bagaimana caranya untuk pergi dari rumah ini,” ujar dia.

    Sugi mengaku selama pelariannya itu ia diselimuti rasa was-was. Ia bahkan tidak tidur seharian.

    Sugi kabur naik taksi dari rumahnya di daerah Nancang menuju Bandara dengan menempuh waktu 7 jam lamanya.

    “Memang cukup jauh jaraknya, saya juga khawatir di jalan naik taksi karena sepi. Sopir taksinya juga minta beberapa kali minta bayaran buat bensin, dan lain-lain, saya posisinya karena takut jadi apa yang diminta saya turutin saja, alhamdulillah sampai selamat ke bandara,” ujar dia.

    Sesampainya di bandara, Sugi mengaku masih was-was khawatir terjadi kejadian yang tidak diinginkan, ia juga sengaja tidak melapor ke polisi setempat dan memilih secepat mungkin bisa ke Indonesia.

    Dalam hal ini, Sugi juga merasa bersyukur karena selama memproses pengurusan di imigrasi, prosesnya berjalan cepat.

    Ia pun baru berani mengabari keluarga di kampung halaman termasuk Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) soal pelariannya dari rumah suaminya.

    “Alhamdulillah selamat sampai ke Indonesia,” ujar dia.

     

  • Misteri Penemuan Mayat Wanita Lansia di Banyumas, Ada Luka di Tubuh Korban – Halaman all

    Misteri Penemuan Mayat Wanita Lansia di Banyumas, Ada Luka di Tubuh Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penemuan mayat seorang wanita lansia berinisial WN (61) di Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah menyisakan misteri.

    Polisi kini tengah melakukan penyelidikan terkait kasus ini setelah ditemukan sejumlah luka di tubuh korban yang diduga mengindikasikan adanya kekerasan.

    Mayat WN ditemukan di dalam rumahnya di Dusun Wungubajeng, Desa Cindaga, Kecamatan Kebasen, Senin (17/2/2025).

    Penemuan ini bermula ketika anak angkat korban datang ke warung milik WN untuk membeli rokok.

    Saat itu, anak angkatnya mendapati WN sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan langsung menjerit.

    Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan, menjelaskan saat ini penyelidikan masih berlangsung.

    “Untuk hari ini sudah dilakukan pemeriksaan saksi dan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian,” ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (18/2/2025).

    Polisi saat ini sedang menunggu hasil autopsi, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai indikasi pembunuhan. 

    Dalam penyelidikan ini, polisi juga mencatat adanya darah di lokasi kejadian serta kondisi gigi korban yang lepas.

    Saat ini, pihak kepolisian sedang mendalami kemungkinan adanya barang-barang yang hilang dari rumah korban.

    “Korban ada darahnya, gigi juga lepas,” imbuhnya

    .

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Anak Korban Penikaman Suami di Boalemo Gorontalo Histeris saat Ibunya Dimakamkan: Saya Tak Mampu – Halaman all

    Anak Korban Penikaman Suami di Boalemo Gorontalo Histeris saat Ibunya Dimakamkan: Saya Tak Mampu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban penikaman suami di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, Nirpan Dulambuti, telah dimakamkan.

    Jenazahnya dimakamkan di belakang rumah orang tuanya di Desa Botumoito, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, pada Selasa (18/2/2025) sekira pukul 10.30 WITA.

    Saat prosesi pemakaman berlangsung, putri Nirpan, Fatiyah, tak kuasa menahan kesedihannya dan menangis histeris.

    “Jamambo wau mama, (saya tidak mampu mama),” tangis Fatiyah melihat ibunya di makamkan.

    Setelah prosesi pemakaman selesai, Fatiyah duduk termenung sebelum akhirnya jatuh pingsan.

    Siswi kelas 2 MTS 1 Botumoito itu segera dibawa ke rumah duka untuk mendapatkan pertolongan.

    Sementara itu, ibu kandung Nirpan juga tak mampu menahan kesedihannya.

    “Longola Nou Tolamu Ami (mengapa sayang kau tinggalkan kami),” ujarnya disertai derai air mata.

    Diberitakan sebelumnya, seorang wanita di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo bernama Nirpan Dulambuti meninggal dunia akibat ditikam oleh suaminya, Ronald Entengo alias Onal.

    Insiden tersebut terjadi di Desa Patoameme, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, Senin (17/2/2025).

    Mulanya, Onal meminta uang kepada Nirpan senilai Rp 5 ribu untuk membeli rokok.

    Namun, korban tak dapat memberikan uang tersebut.

    Akibatnya terjadi pertengkaran hebat. Onal langsung menampar korban.

    Setelah itu, Onal langsung mengambil pisau di dapur dan menikam Nirpan.

    “Onal meminta uang Rp 5 ribu untuk membeli rokok tetapi tidak ada. Lalu Onal langsung menampar Nirpan yang berujung pada adu mulut,” ungkap Kasat Reskrim Polres Boalemo, Iptu Saifful kepada TribunGorontalo.com, Senin.

    Nirpan langsung terkapar di lantai. Tubuhnya lemas tak berdaya.

    Ia sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Tani dan Nelayan, Desa Hungayonaa, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo.

    Namun, Nirpan menghembuskan napas terakhirnya sekira pukul 21.00 WITA, Senin kemarin.

    Sedangkan pelaku langsung melarikan diri ke rumah orang tuanya di Desa Hungayonaa, Kecamatan Tilamuta.

    Di sana, ia mengaku kepada ayahnya bahwa ia telah menikam istrinya.

    Ayahnya pun sempat pingsan mendengar pengakuan pelaku.

    “Dia memberi tahu kepada ayahnya bahwa dia telah menikam istrinya,” jelas Iptu Saifful.

    Hasil penyelidikan polisi mengungkapkan bahwa Nirpan juga kerap menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya.

    Rupanya kejadian ini bukan pertama kalinya dialami Nirpan.

    Pada 14 Februari 2025, Nirpan sempat mengunjungi rumah kakak iparnya dan menceritakan penderitaan yang telah ia alami selama ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Anak Korban Penikaman oleh Suami di Gorontalo Menangis di Pemakaman: ‘Saya Tidak Mampu, Mama’ 

    (Tribunnews.com/Falza) (Tribungorontalo.com/Nawir Islim)

  • Update Tragedi Pantai Drini: 9 Saksi Diperiksa, Penyidik Akan ke Mojokerto – Halaman all

    Update Tragedi Pantai Drini: 9 Saksi Diperiksa, Penyidik Akan ke Mojokerto – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Gunungkidul telah memeriksa sembilan saksi terkait insiden laka laut di Pantai Drini, Yogyakarta yang mengakibatkan tewasnya sejumlah pelajar dari SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur pada akhir Januari lalu.

    Kasatreskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza, mengungkapkan penyidik akan melakukan klarifikasi lebih lanjut di Mojokerto.

    “Sudah ada sembilan saksi yang kami periksa. Besok penyidik akan ke Mojokerto untuk melakukan klarifikasi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (18/2/2025).

    Klarifikasi ini ditujukan untuk melengkapi proses penyelidikan, terutama untuk mendapatkan keterangan dari guru dan siswa yang terlibat.

    Insiden laka laut tersebut dilaporkan oleh orang tua korban, Malven Yusuf Adliqo (13), yang merupakan salah satu pelajar yang meninggal.

    Melalui kuasa hukum keluarga, Rifan Hanum, pelaporan ini dilakukan untuk menuntut keadilan atas peristiwa tragis tersebut.

    “Ada empat pihak yang kami sampaikan untuk dilaporkan, yaitu pihak kepala sekolah, wali kelas, agen travel, dan penanggung jawab Pantai Drini,” terangnya.

    Ia menambahkan, terdapat unsur kelalaian dari keempat pihak tersebut dalam insiden ini.

    Menurut Rifan, kelalaian tersebut terlihat dari proses perizinan yang tidak memadai, di mana anak-anak yang tidak ikut tetap diharuskan membayar.

    Hal ini membuat orang tua merasa terpaksa melepaskan anak mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut.

    Saat menentukan lokasi bermain di pantai, tidak ada alat pelindung seperti pelampung atau garis di tepi palung yang disiapkan.

    “Maka dari itu, unsur yang kami laporkan yaitu unsur kelalaian yang menyebabkan kematian seseorang. Dalam unsur tersebut, yang kami pahami ada perbuatan atau peristiwa yang tidak direncanakan hingga menyebabkan kematian seseorang. Maka, dari pengamatan kami unsur kelalaiannya sudah terpenuhi,” urainya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Masa Lalu Aiptu Kusno Polisi Peras Sejoli di Semarang, Jadi Pertimbangan Demosi 8 Tahun – Halaman all

    Masa Lalu Aiptu Kusno Polisi Peras Sejoli di Semarang, Jadi Pertimbangan Demosi 8 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua polisi pemeras sejoli pacaran di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak dipecat dan hanya disanksi demosi.

    Aiptu Kusno (46) divonis demosi 8 tahun, sedangkan Aipda Roy Legowo (38) disanksi demosi 7 tahun.

    Sidang  Komisi Kode Etik Polri (KKEP) oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng terhadap keduanya berlangsung di Mapolda Jateng, Senin (17/2/2025).

    Dalam sidang itu terungkap, Aiptu Kusno bukan kali ini saja tersandung masalah.

    Sebelumnya, ia pernah menghadapi sidang disiplin karena menelantarkan keluarganya.

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengatakan pelanggaran Aiptu Kusno sebelumnya itu menjadi pertimbangan dalam pemberian hukuman demosi 8 tahun.

    Aiptu Kusno dijatuhi sanksi lebih berat ketimbang rekannya, Aipda Roy Legowo.

    “Kusno pernah jalani sidang disiplin, sehingga hukumannya lebih berat disbanding Legowo yang belum pernah disidang,” kata Artanto, Selasa (18/2/2025).

    Adapun alasan keduanya tidak dipecat dari Polri karena selama mengikuti persidangan bersikap kooperatif.

    Selain itu, kedua korban juga telah memaafkan ulah dua oknum polisi tersebut.

    “Bila dua korban tidak memaafkan hukumannya tentu akan lebih berat,” ungkapnya.

    Selain demosi, Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo juga akan menjalani penempatan khusus selama 30 hari.

    Keduanya juga harus menjalani pembinaan mental selama satu bulan di Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jateng.

    Kemudian, meminta maaf kepada korban di depan sidang KKEP. Permintaan maaf direkam video lalu dikirimkan kepada keluarga korban.

    Sementara itu, terkait kasus pidana pemerasan yang dilakukan oleh dua polisi itu, Artanto menambahkan, kasusnya tetap berjalan di Polrestabes Semarang.

    “Dua polisi ini akan tetap menjalani sidang tindak pidana tersebut,” tandasnya.

    Sebelumnya, dua remaja yang merupakan pasangan kekasih mengaku telah diperas oleh Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo.

    Adapun kejadian yang menimpa MRW (18) dan MMX (17) itu terjadi di daerah Terang Bangsa, Semarang Barat, Jumat (31/1/2025).

    Sejoli itu tengah berduaan di dalam mobil sekira pukul 21.00 WIB.

    Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo bersama warga bernama Suyatno (44) melintas mengendarai mobil warna merah, menghampiri mereka.

    Mereka lantas menggertak pasangan tersebut sembari mencabut kunci mobil korban dan meminta kartu identitas KTP.

    Mereka menyatakan, perbuatan kedua remaja di dalam mobil itu masuk kategori pelanggaran.

    Korban lantas disuruh masuk ke dalam mobil pelaku.

    Di dalam mobil tersebut, korban dipalak para pelaku supaya membayar Rp2,5 juta.

    Para pelaku lalu menggiring korban ke ATM di daerah Telaga Mas, Semarang Utara, untuk mengambil uang Rp2,5 juta.

    Uang tersebut kemudian diserahkan ke pelaku. 

    Namun, pacar korban berteriak sehingga memancing perhatian warga sekitar.

    Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Semarang Utara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Semarang Pemeras Warga Tak Dipecat Cuma Demosi, Padahal Pernah Terlantarkan Keluarga

    (Tribunnews.om/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto, Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)

  • Pasutri asal Sleman Ditemukan Tewas di Mobil, Istri Hamil dan Sedang Perjalanan ke Magelang – Halaman all

    Pasutri asal Sleman Ditemukan Tewas di Mobil, Istri Hamil dan Sedang Perjalanan ke Magelang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyebab tewasnya pasangan suami istri asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berinisial ER (32) dan IM (28) masih diselidiki.

    Keduanya ditemukan tewas di dalam mobil yang terparkir di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (17/2/2025) pukul 23.30 WIB

    Kasatreskrim Polresta Magelang, AKP La Ode Arwan Syah, menjelaskan kedua karyawan swasta tersebut mengendarai mobil Hyundai bernopol AB 1003 NQ dari Sleman ke Magelang.

    Warga melihat mobil terparkir di pinggir jalan sejak Senin (17/2/2025) pukul 18.00 WIB. 

    Selang beberapa jam kemudian, mobil masih terparkir di lokasi yang sama sehingga warga semakin curiga.

    Kondisi mesin mobil mati, namun lampu kotanya menyala.

    Setelah dihampiri, ditemukan dua jasad di dalam mobil berwarna hitam.

    “Posisi korban laki-laki berada di atas korban perempuan dengan mulut mengeluarkan sisa muntahan.” 

    “Kondisi keduanya sudah mengalami kaku mayat,” tuturnya.

    Petugas kepolisian kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah.

    Setelah ditelusuri, wanita yang meninggal sedang hamil tujuh bulan.

    Hasil olah TKP ditemukan cairan muntahan serta darah di kepala.

    “Didapat tanda-tanda keracunan. Kami akan kirim sampel muntahan ke labfor (laboratorium forensik) untuk mengetahui zatnya,” sambungnya.

    Penyidik mendalami kemungkinan pasutri tewas akibat asap knalpot yang masuk ke AC mobil.

    “Kami akan mencari informasi seperti kondisi keluarga atau masalah-masalah yang bisa menjadi pemicu peristiwa pidana,” lanjutnya.

    Berdasarkan keterangan keluarga, handphone ER dan IM tak bisa dihubungi sejak pukul 16.30 WIB.

    Pihak keluarga menolak proses autopsi, namun polisi tetap melakukan penyelidikan.

    “Namun belum bisa kami pastikan keracunan apa. Untuk sampel seperti muntahan sudah kami amankan, nanti akan kami periksakan ke laboratorium forensik,” pungkasnya.

    Sejumlah barang bukti yang diamankan yakni handphone serta tas hitam yang tertindih korban.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kabar Terbaru Suami Istri Asal Sleman Ditemukan Tewas Dalam Mobil di Salam Magelang

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Yuwantoro)