Category: Tribunnews.com Regional

  • Alasan Siswa SMA di Pati Curi Pisang Seharga Rp250 Ribu, Diarak Warga ke Balai Desa – Halaman all

    Alasan Siswa SMA di Pati Curi Pisang Seharga Rp250 Ribu, Diarak Warga ke Balai Desa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Beredar viral di media sosial video seorang siswa SMA di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diarak warga setelah kepergok mencuri pisang.

    Siswa SMA berinisial AAP (17) mengakui perbuatannya telah mencuri pisang di kebun warga bernama Kamari (50).

    Kapolsek Tlogowungu, AKP Mujahid, mengatakan aksi pencurian yang dilakukan pada Senin (17/2/2025) dilihat pemilik kebun dan langsung dilaporkan ke warga.

    “Korban mendapati pelaku sedang membawa hasil curian berupa pisang tanduk sebanyak empat tundun dengan cara dipikul menggunakan satu tongkat kayu,” paparnya, Selasa (18/2/2025), dikutip dari TribunJateng.com.

    Para warga mengarak pelaku ke kantor desa sambil bertelanjang dada.

    Ia menjelaskan pisang yang dicuri seharga Rp250 ribu.

    Kepolisian berupaya memediasi kasus ini dengan mempertemukan kedua pihak.

    Kasus diselesaikan secara restorative justice dan pemilik kebun telah memaafkan AAP.

    “Dalam kasus ini, kami melihat pentingnya penyelesaian secara kekeluargaan. Setelah dilakukan mediasi, korban sepakat untuk berdamai,” tuturnya.

    AKP Mujahid menambahkan AAP melakukan pencurian karena tak punya uang untuk makan adiknya.

    Selama ini AAP tinggal bersama kakeknya setelah ditinggal kedua orang tua.

    Kedes setempat menerangkan AAP tergolong warga kurang mampu.

    Ibunya meninggal pada 2019 dan ayah menikah lagi dengan perempuan lain.

    Ayah meninggalkan AAP serta adiknya tanpa memberikan nafkah.

    AAP harus merawat adik dalam keadaan ekonomi yang sulit.

    Sementara, kakeknya hanya bekerja sebagai buruh dan pencari rumput kambing.

    Karena tak punya biaya, AAP memutuskan putus sekolah.

    “Sudah beberapa bulan tidak masuk sekolah. Menurut keterangan dari kakeknya seperti itu,” tandasnya.

    Setelah kasus ini viral, pemerintah desa akan memberikan pegawasan ke AAP agar tak mengulangi perbuatannya lagi.

    AAP juga akan dibina dan diberikan bantuan karena tergolong warga kurang mampu.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Viral Bocah SMA di Pati Diarak Menuju Kantor Desa, Kepergok Curi 4 Tundun Pisang Seharga Rp250 Ribu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Mazka)

  • Terungkap Ternyata Miras Jadi Pemicu Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Jombang – Halaman all

    Terungkap Ternyata Miras Jadi Pemicu Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Jombang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Eko Fitrianto (38) warga Desa Plosogeneng, Kecamatan/Kabupaten Jombang, tega menghabisi nyawa sahabatnya sendiri, Agus Soleh (37) warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Jombang. 

    Setelah diselidiki, rupanya minuman keras (miras) menjadi pemicu pelaku menghabisi korban.

    Hal itu diungkap oleh Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan.

    Ia mengungkapkan bahwa miras menjadi salah satu pemicu yang menyebabkan Eko membunuh Agus dengan keji.

    Korban dan tersangka diketahui merupakan teman rekan kerja saat masih bekerja di pabrik plywood. 

    “Sebelum terjadinya pembunuhan mutilasi ini, korban dan tersangka meminum minuman keras bersama-sama, kemudian terjadi cekcok dan berakhir dengan pembunuhan mutilasi,” kata AKBP Ardi, Kamis (20/2/2025), dikutip dari Surya.co.id.

    Dalam kesempatan tersebut, Kapolres membuktikan, bahwa kejahatan pembunuhan, penganiayaan dan  pengeroyokan yang terjadi di Kabupaten Jombang, salah satu akar permasalahan pemicunya adalah minuman keras. 

    Pihaknya meminta dukungan kepada masyarakat Jombang turut serta dalam upaya memberantas peredaran minuman keras di Kabupaten Jombang.

    “Oleh karena itu, kami menghimbau kepada stakeholder, masyarakat Jombang, termasuk dari rekan-rekan awak media juga, minta tolong kita bersama-sama komitmen memberantas minuman keras di Kabupaten Jombang ini,” ungkapnya. 

    Diberitakan sebelumnya, polisi berhasil menangkap Eko Fitrianto saat ia berada di rumahnya di Desa Plosogeneng, Kecamatan/Kabupaten Jombang pada Jumat (19/2/2025), sekitar pukul 07.30 WIB. 

    Ia ditangkap atas aksi sadisnya membunuh dan memotong kepala Agus, warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

    “Kami mengamankan terduga pelaku pada tanggal 19 Februari di rumahnya pada pukul 07.30 WIB, yang mana di dalam rumahnya sendiri ditemukan barang bukti motor, salah satu motor dan juga handphone milik korban,” ucap Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra. 

    Polisi meyakini, Eko adalah pembunuh Agus, setelah di rumahnya terdapat dos book handphone, surat kendaraan bermotor resmi yang sesuai dengan nomor angka maupun mesin milik korban. 

    Berdasarkan pengakuan Eko kepala penyidik, ia membunuh Agus karena sakit hati atas ucapan yang dianggapnya tidak pantas. 

    Apalagi, keduanya dalam kondisi mabuk akibat menenggak minuman keras pada saat kejadian.

    “Penyampaian dari pelaku, memang minuman keras ini sudah sangat banyak dikonsumsi sehingga tidak terkendali, baik korban maupun pelaku,” katanya.

    Setelah selesai minum, terjadi cekcok antara Eko dan Agus.

    Perselisihan itulah yang menimbulkan perkelahian terlebih dahulu di Tempat Kejadian Perkara (TKP), di dekat saluran irigasi persawahan di Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Jombang. 

    “Setelah perkelahian, ada pukulan keras di bagian kepala yang dilancarkan oleh Eko. Korban ini langsung jatuh tanpa ada gerakan apa pun,” beber AKP Margono. 

    Mengetahui Agus terjatuh, Eko pulang sebentar ke rumahnya untuk mengambil alat pemotong kayu.

    Alat tersebut ia gunakan untuk memotong bagian kepala korban. 

    “Pelaku ini kembali ke rumahnya untuk mengambil alat pemotong kayu, yang memang digunakan, yakni sosrok. Sosrok itu memang digunakan Eko sehari-hari untuk bekerja,” ungkapnya. 

    Setelah mengambil sosrok, lanjut AKP Margono, Eko kembali ke TKP. 

    Agus yang sudah tidak bergerak, kemudian digeser mendekati aliran saluran irigasi persawahan, dan disitulah Eko melakukan eksekusi. 

    “Sehingga memang di TKP tidak ditemukan bercak darah, karena air saluran irigasi itu mengarah ke sungai yang membawa aliran darah. Dan di TKP memang tidak ada bekas darah,” ujarnya. 

    Setelah mengeksekusi dengan memenggal kepala korban, Eko membawa kepala Agus dan membuangnya di Sungai Ngereco, Desa Sidomulyo, Kecamatan Megaluh.

    Kemudian, kepala korban akhirnya ditemukan di Sungai Konto, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Jombang.

    “Setelah membuang kepala korban, pelaku kembali lagi ke TKP awal. Ia membuka baju dan juga celana korban, lalu membungkus baju tersebut dengan alat sosrok yang dia gunakan. Setelah itu, pakaian korban dibuang di Sungai Dusun Beweh, Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh,” pungkasnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Miras Jadi salah Satu Pemicu Eko Bunuh dan Penggal Kepala Agus di Jombang

    (Tribunnews.com/Falza) (Surya.co.id/Anggit Puji Widodo)

  • Tersangka Mutilasi di Jombang Sempat Datangi Rumah Keluarga Korban, Buang Pemotong Kayu ke Sungai – Halaman all

    Tersangka Mutilasi di Jombang Sempat Datangi Rumah Keluarga Korban, Buang Pemotong Kayu ke Sungai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Eko Fitrianto (38), tersangka kasus mutilasi di Jombang, Jawa Timur, membuang potongan jasad korban di Kecamatan Megaluh serta Kecamatan Tembelang pada Sabtu (8/2/2025).

    Tersangka kemudian melakukan aktivitas seperti biasanya dan tidak melarikan diri keluar kota.

    Bahkan, tersangka mendatangi rumah keluarga korban agar tak dicurigai.

    Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono, menjelaskan tersangka berkunjung sehari setelah kejadian dan keluarga belum mengetahui korban Agus Soleh (37) tewas dibunuh.

    “Karena memang pelaku dan korban ini sudah teman lama. Pelaku sempat datang ke rumah Agus, ia datang dengan harapan tidak dicurigai,” bebernya, Kamis (20/2/2025).

    Menurutnya, korban dimutilasi dalam keadaan hidup, sesuai hasil autopsi jenazah.

    “Dari hasil autopsi, memang ada pendarahan di kepala yang juga bisa mengakibatkan kematian.”

    “Tetapi, dari hasil autopsi juga, yang menyebabkan kematian korban adalah adanya goresan benda tajam di leher sehingga dimungkinkan korban masih hidup saat pelaku melakukan proses mutilasi,” terangnya.

    Saat ditangkap, tersangka mengaku melakukan mutilasi dalam kondisi mabuk setelah menenggak minuman keras bersama korban.

    “Penyampaian dari pelaku, memang minuman keras ini sudah sangat banyak dikonsumsi sehingga tidak terkendali, baik korban maupun pelaku,” tandasnya.

    Keduanya sempat terlibat cekcok yang berakhir dengan pemukulan.

    “Korban ini langsung jatuh tanpa ada gerakan apapun,” lanjutnya.

    Tersangka kemudian pulang ke rumah untuk mengambil pemotong kayu yang digunakan untuk mutilasi.

    “Sehingga memang di TKP tidak ditemukan bercak darah, karena air saluran irigasi itu mengarah ke sungai itu yang membawa aliran darah untuk tidak terlihat dan di TKP memang tidak ada bekas darah,” imbuhnya.

    Pemotong kayu dan baju korban dibuang ke sungai untuk menutupi kasus pembunuhan.

    Penyidik masih mencari alat pemotong kayu yang dibuang tersangka.

    “Mengingat karena sungai tersebut, sungai yang arusnya cukup deras, sehingga masih kami lakukan pencarian,” tandasnya.

    Sosok Tersangka

    Tersangka Eko Fitrianto ditangkap di rumahnya di Desa Plosogeneng, Jombang, Jawa Timur pada Rabu (19/2/2025).

    Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan, menjelaskan tersangka dan korban merupakan mantan rekan kerja di sebuah pabrik pengolahan kayu lapis di Kabupaten Jombang. 

    Korban pindah kerja di sebuah percetakan di Mojokerto, Jawa Timur setahun lalu.

    Ia menambahkan korban berasal dari Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

    “Berdasarkan hasil penyidikan, kita telah menangkap satu orang tersangka pelaku pembunuhan mutilasi atas nama inisial EF usia 38 tahun,” ungkapnya, Rabu, dikutip dari TribunJatim.com.

    Akibat perbuatannya, tersangka dapat dijerat pasal 340, pasal 338, pasal 339, yang mana pelaku diancam hukuman mati atau paling lama 20 tahun penjara. 

    Sebelumnya, Kepala Desa Jatirejo, Arifah, mengungkapkan handphone Agus Soleh tak dapat dihubungi sejak Sabtu (8/2/2025).

    Pihak keluarga sempat mendapat telepon yang mengaku sebagai Agus Soleh sedang berada di Bali.

    Namun, orang yang menelepon enggan menunjukkan lokasinya.

    Setelah ditelusuri, penyidik memastikan orang tersebut bukan Agus Soleh.

    “Orang itu mengaku AS. Mengakunya ada di Bali, tapi saat ditanya Bali mana, orang itu tidak mau menjawab. Disuruh pulang sama ibunya juga tidak mau,” kata Arifah.

    Menurut Arifah, ciri-ciri fisik yang diungkap petugas kepolisian identik dengan Agus Soleh.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Identitas Pelaku Mutilasi Jasad Tanpa Kepala di Jombang Pakai Pemotong Kayu, Berawal Sakit Hati Ucapan Korban

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Anggit Puji) 

  • Panik, Ibu di Surabaya Lihat Anak Balitanya Terluka, Diduga Dilecehkan Ayah Kandung – Halaman all

    Panik, Ibu di Surabaya Lihat Anak Balitanya Terluka, Diduga Dilecehkan Ayah Kandung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pria berinisial AG (35) di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan pelecehan seksual terhadap putri kandungnya sendiri yang berusia 4 tahun.

    Polisi sebelumnya menangkap AG di kosannya di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, pada Rabu (19/2/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.

    Kasus dugaan pelecehan seksual ayah terhadap anak kandung ini tengah ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya.

    “Sudah tersangka dan saat ini masih diperiksa,” kata Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Nainggolan, Kamis (20/2/2025), dilansir dari Surya.co.id.

    Kasus dugaan pelecehan seksual ini terungkap berkat laporan istri tersangka, AN (32) pada Senin (17/2/2025).

    Saat itu, AN bersama korban didampingi pengurus kampung dan Bhabinkamtibmas mendatangi Polsek Mulyorejo. 

    AN mengadu bahwa anaknya mengeluh sakit di area sensitif.

    Ibu korban curiga ada seseorang yang telah melecehkan anak balitanya itu.

    Sebab, korban sering bangun saat tengah malam, kemudian menangis dan tatapan matanya seperti orang ketakutan.

    “Ibu itu bilang akhir-akhir ini ada feeling gak enak sama anaknya,” ungkap Kanit Polsek Mulyorejo, Ipda Alfan Alfian.

    “Pengakuan ibunya, anaknya sering tiba-tiba bangun menangis badannya berkeringat. Terus tiap bangun posisi tidurnya selalu berubah, awalnya tidur di tengah-tengah orang tuanya, pas bangun nangis selalu di sisi ibunya,” lanjutnya.

    Polsek Mulyorejo kemudian melaporkan kasus itu ke Unit PPA Polrestabes Surabaya.

    Korban kemudian dilakukan visum dan hasilnya memang ada bekas luka di area sensitif.

    Setelah polisi mengumpulkan alat bukti dan melakukan penyidikan, didapatkan bahwa pelaku kasus pelecehan seksual ini mengarah pada AG.

    Pencabulan Jember

    Kasus serupa juga terjadi di  Kabupaten Jember, Jatim.

    Di mana, seorang ibu di Kecamatan Tanggul berinisial H mengamuk dan histeris melihat anak perempuannya yang berusia 13 menjadi korban rudapaksa oleh pria tetangganya, S (50).

    S melancarkan aksi bejatnya itu pada 5 Februari 2025 pagi, saat korban masih tidur di kamarnya.

    Aksi bejat S terungkap, saat H mendengar putrinya yang baru lulus SD itu menjerit dari dalam kamarnya.

    Sontak H bergegas menghampiri korban di dalam kamarnya, serta bertanya kepada sang putri apa yang terjadi.

    “Saya baru datang dari sungai dan mendengar anak saya menjerit. Saya tanya kenapa. Dia menjawab sudah dianu,” ujar H meniru ucapan sang putri, dilansir dari Tribunjatim-timur.com.

    H menceritakan bahwa saat itu, pelaku S juga masih berada di dalam kamar putrinya, kemudian ibu korban ini langsung melabrak tetangganya tersebut.

    “Jadi saya masuk ke kamarnya, ya terbukti sungguhan, (S) ada di dalam kamar itu dan saya amuk,” ungkapnya.

    Bagaikan tersambar petir, H mengaku terkejut mengetahui anak gadisnya telah dilecehkan tetangganya sendiri.

    “Saya lepas kontrol menjerit dan mengamuk terhadap pelaku sekenanya, sampai akhirnya saya jatuh pingsan dan pelaku melarikan diri,” kata H.

    Berdasarkan pengakuan korban, lanjut H, anaknya menjerit sekuat mungkin saat melihat terduga pelaku telah melepas celana dalamnya dan menindih tubuh anak gadisnya.

    “Terduga pelaku juga sempat mencoba menghentikan jeritan korban dengan mencubit hingga meninggalkan bekas memar,” beber H.

    Setelah dirudapaksa, korban mengeluh sakit setiap kali buang air kecil.

    Keluarga korban telah melaporkan kasus dugaan kekerasan seksual tersebut di Polsek Tanggul, Jember pada Kamis (6/2/2025) lalu.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pria di Surabaya Jadi Tersangka Pelecehan Seksual Anak Balita, Korban Sering Terbangun Ketakutan

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Surya.co.id/Tony Hermawan) (Tribunjatim-timur.com/Imam Nawawi)

  • Akhir Tragis Pasutri di Tuban, Istri Dibunuh Suami di Kolong Ranjang, Pelaku Kabur dan Akhiri Hidup – Halaman all

    Akhir Tragis Pasutri di Tuban, Istri Dibunuh Suami di Kolong Ranjang, Pelaku Kabur dan Akhiri Hidup – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Misteri kematian S (52), wanita paruh baya asal Desa Margosuko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim) pada jasadnya ditemukan di kolong ranjang, Selasa (18/2/2025) mulai menemukan titik terang.

    S diduga dibunuh oleh suaminya sendiri, MK (52).

    Namun, polisi terpaksa harus menghentikan penyelidikan kasus ini lantaran sang terduga pelaku MK juga ditemukan tewas.

    Keberadaan MK sempat ditelusuri polisi setelah penemuan jasad korban S di kolong ranjang rumahnya itu.

    Hingga kemudian, MK diketahui kabur dan bersembunyi di rumahnya di Dusun Krajan, Desa Trate, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, Jatim.

    Pada Rabu (19/2/2025) sore, saat digerebek polisi, MK ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi gantung diri.

    “Saat kita lakukan penyelidikan di rumah MK, dia sudah meninggal dunia dalam kondisi gantung diri,” kata Kasatreskrim Polres Tuban, AKP Dimas Robin Alexander, dilansir TribunJatim.com.

    Di rumah MK, petugas juga menemukan beberapa barang bukti seperti gelang emas dan uang tunai. 

    Dengan ditemukannya barang bukti tersebut, keluarga meyakini bahwa barang-barang ini merupakan barang milik korban S.

    Dimas juga mengungkapkan hasil autopsi korban S yang didapati ada luka jeratan di lehernya.

    “Dari hasil autopsi, penyebab kematian diduga karena dijerat tali sebab ada jeratan di leher,” jelas Dimas.

    Meski begitu, kata Dimas, penyelidikan kasus dugaan pembunuhan ini akan dihentikan mengingat sang terduga pelaku sudah meninggal dunia.

    “Kasus seperti ini kita arahkan dilakukan pemberhentian penyelidikan, karena meninggal dunia,” tandasnya.

    Motif

    Kanit Jatanras Satreskrim Polres Tuban, Ipda Mohammad Rudi menyebutkan bahwa pelaku sempat meminum racun sebelum gantung diri.

    Adapun mengenai motif pembunuhan tersebut, dugaannya mengarah pada masalah ekonomi sehingga timbul percekcokan antar pasangan suami istri (pasutri) yang berujung pada pembunuhan.

    “Kami masih mendalami motifnya, sementara ini dugaan kami mengarah pada masalah ekonomi,” ungkap Rudi, Rabu, dilansir dari Kompas.com.

    Sebelumnya, S dan MK sempat dikabarkan hilang mulai pada hari Minggu (16/2/2025) siang.

    Kemudian pada hari Senin (17/2/2025) keluarga melakukan upaya pencarian dan membuat laporan ke polisi.

    Hingga akhirnya, pada hari Selasa keluarga S menemukan korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa di kolong ranjang.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Penyelidikan Kasus Wanita Tuban Tewas di bawah Ranjang Berhenti, Polisi Temukan Suami Tak Bernyawa

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Muhammad Nurkholis) (Kompas.com/Hamim)

  • Viral Ibu Melahirkan di SPBU Cianjur saat Isi BBM, Suami Panik, Petugas Kaget dan Bingung – Halaman all

    Viral Ibu Melahirkan di SPBU Cianjur saat Isi BBM, Suami Panik, Petugas Kaget dan Bingung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah kejadian tak terduga terjadi di SPBU Jalan Raya Sindangbarang, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, saat seorang ibu melahirkan di lokasi pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM).

    Peristiwa ini menjadi viral setelah rekaman video berdurasi 44 detik menyebar di media sosial.

    Menurut informasi yang dihimpun, kejadian ini berlangsung pada Rabu (19/2/2025).

    Laswati, ibu yang melahirkan, bersama suaminya Ardi Adrian dan kedua anaknya sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tua di Kecamatan Cidaun.

    Saat suami mengisi BBM, Laswati tiba-tiba merasakan kontraksi yang tak tertahankan.

    Ardi menjelaskan, sebelum berangkat, istrinya mengaku sudah merasakan mulas, namun masih merasa kuat untuk melanjutkan perjalanan.

    Karena masih merasa kuat, akhirnya untuk tetap pergi ke Kecamatan Cidaun untuk mengunjungi rumah orang tua. Namun saat mengisi BBM istri saya di tiba-tiba melahirkan,” ucapnya pada wartawan, Kamis (20/2/2025). 

    Anak ketiga mereka, yang lahir dalam kondisi sehat, berjenis kelamin laki-laki dengan berat 2,4 kilogram.

    Kejadian ini membuat petugas SPBU dan warga di lokasi panik.

    “Saya sempat panik, semua orang yang ada di SPBU pun sama, tapi ada warga yang baik hati dan langsung mrmbawa bayi serta istri ke Puskesmas Sindangbarang. Kondisi istri dan bayi sehat,” katanya. 

    Petugas SPBU Sindangbarang Yayan mengaku kaget dan panik saat seorang ibu melahirkan saat mengisi BBM. 

    “Jujur, saya bingung kaget juga karena air ketubannya bercampur darah. Awalnya tidak curiga, tapi tiba-tiba saja melahirkan,” katanya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Dosen UNM Diduga Lakukan Pelecehan Sesama Jenis, Rektor Akan Beri Sanksi Tegas – Halaman all

    Sosok Dosen UNM Diduga Lakukan Pelecehan Sesama Jenis, Rektor Akan Beri Sanksi Tegas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) di Sulawesi Selatan, berinisial K, dilaporkan mahasiswa atas kasus pelecehan sesama jenis.

    Hingga kini, baru satu mahasiswa yang mengaku menjadi korban pelecehan yang dilakukan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) tersebut.

    Presiden BEM FISH UNM, Fikran Prawira, menyatakan tak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah setelah satu korban melapor.

    “Tapi kami juga masih mencari kemungkinan adanya korban-korban yang lain,” ungkapnya, Rabu (19/2/2025), dikutip dari TribunTimur.com.

    Ia menambahkan kasus pelecehan sesama jenis dilakukan K ke korban sebanyak tiga kali.

    “Korbannya laki-laki dan pelakunya juga laki-laki. Jadi info yang didapatkan mulai dari bulan Mei tahun lalu,” sambungnya.

    Fikran Prawira menerangkan K mengajak korban ke rumahnya untuk menyelesaikan tugas.

    “Jadi informasi yang kami dapatkan ingin memberikan ajakan untuk melanjutkan menyelesaikan ujian akhir semesternya di rumah yang bersangkutan,” ucapnya.

    Korban menuruti permintaan K karena mendapat ancaman serta intervensi nilainya akan dikurangi.

    “Selanjutnya ada juga intervensi dalam hal ini menggunakan relasi kuasa sebagai dosen dari mata kuliah tersebut.” 

    “Ketika korban melawan atau melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan terduga pelaku maka akan diberikan nilai eror itu laporan dari korban,” tandasnya.

    Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sulsel, AKBP Yerlin Tading Kate, mengatakan korban sudah membuat laporan ke Polsa Sulawesi Selatan pada Januari 2025.

    “Kasusnya masih dalam penyelidikan. Saksi-saksi sudah ada yang dipanggil,” tuturnya.

    Penyidik akan memanggil terlapor K pada Senin (24/2/2025).

    Sementara itu, Kanit 5 Subdit Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Sulsel, Iptu Alex T, menjelaskan sejumlah saksi telah diperiksa.

    “Saksi-saksi sudah kami periksa baru beberapa orang, visum dan psikiatri-nya baru kami menyurat,” katanya.

    Menanggapi kasus ini, Rektor UNM, Prof Karta Jayadi, mengaku akan menindak tegas oknum dosen yang melakukan pelecehan seksual.

    “Karena tidak ada laporan ke UNM terkait kasus dugaan pelecehan seksual, maka kami menunggu hasil pelaporan dari Polda, kami pasti memberi sanksi berat jika terbukti,” tegasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Oknum Dosen UNM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Polisi Periksa 3 Saksi

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Muslimin Emba)

  • Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Siswi MTs dalam Karung di Tanah Datar, Periksa Pacar Korban – Halaman all

    Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Siswi MTs dalam Karung di Tanah Datar, Periksa Pacar Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi terus mendalami kasus temuan mayat perempuan dalam karung di pinggir jalan kawasan Nagari (Desa) Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (19/2/2025).

    Identitas sesosok mayat dalam karung yang diduga menjadi korban pembunuhan itu adalah CN (15), siswi MTsN 2 Sumanik warga Nagari Sumanik, Kecamatan Salimpaung, Tanah Datar.

    Dalam penyelidikan sejauh ini, polisi telah memeriksa 17 saksi, termasuk pacar korban.

    “Sudah 17 saksi yang diperiksa. Semua orang dekat korban termasuk pacarnya,” kata Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi, Kamis (20/2/2025), dilansir Kompas.com.

    Menurut Surya, pihaknya terus menyelidiki kasus itu sambil menunggu hasil autopsi korban di RS Bhayangkara Padang.

    Polisi terus mengumpulkan petunjuk dan keterangan saksi untuk membuka misteri kematian siswi MTsN itu.

    “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita menemukan alat bukti dan memburu pelaku,” ujar Surya.

    Kronologi Temuan Mayat dalam Karung

    Sekretaris Nagari Sungai Tarab, Syufrihadi menjelaskan bahwa karung berisi mayat perempuan itu awalnya ditemukan oleh warga yang melintas di jalan tersebut.

    “Saat melintas warga penasaran dengan isi karung, dilihat dari dekat ternyata tampak sebuah jari kaki akhirnya warga melaporkan ke pihak berwajib,” ungkap Syufrihadi dilansir dari TribunPadang.com.

    Syufrihadi mengatakan bahwa saat karungnya dibuka oleh pihak berwajib, terlihat mayat perempuan lengkap dengan pakaiannya tanpa kartu identitas di dalamnya.

    “Melihat kondisi mayatnya mungkin masih baru dibuang oleh seseorang yang tak dikenal serta belum mengeluarkan bau busuk,” jelasnya.

    Saat ditemukan, korban mengenakan baju berwarna hitam, celana warna pink, serta hijab, dan memiliki tato di tangan kiri yang bertuliskan ‘Cinta’.

    Adapun dari hasil visum di RSU Ali Hanafiah Batusangkar, terdapat bekas cekikan di leher korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Hasil Pemeriksaan Mayat Dalam Karung di Sungai Tarab Tanah Datar, Ada Bekas Cekikan di Leher

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman) (Kompas.com/Perdana Putra)

  • Remaja di Jember Tewas Tersambar Petir saat Cari Jamur, Wajah dan Kaki Alami Luka Bakar – Halaman all

    Remaja di Jember Tewas Tersambar Petir saat Cari Jamur, Wajah dan Kaki Alami Luka Bakar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun ditemukan tewas mengenaskan di area pembuangan limbah Pabrik Gula di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (19/2/2025).

    Korban, yang berasal dari Desa Semboro, diduga tersambar petir saat mencari jamur blontong di lokasi tersebut.

    Kapolsek Semboro, Iptu Andreas Suryo Rubedo, menjelaskan saat ditemukan, tubuh korban mengalami luka bakar di bagian wajah dan kedua kakinya.

    “Luka bakar di wajah dan kaki sebelah kanan serta kiri. Sementara tangan kiri korban masih memegang jamur blontong,” ungkap Andreas, Kamis (20/2/2025).

    Berdasarkan keterangan saksi, korban berangkat mencari jamur blontong bersama dua temannya pada pukul 14.00 WIB.

    Namun, karena kedua kawannya tidak diperbolehkan oleh orang tua mereka, korban memutuskan untuk berangkat sendirian.

    Lokasi pencarian jamur berada sekitar 100 meter dari rumah korban.

    Iptu Andreas menambahkan saat korban berangkat, kondisi cuaca di wilayah pabrik gula sedang hujan deras disertai petir.

    “Tidak lama kemudian, saksi bernama Toha melihat korban sudah tergeletak di area limbah dengan ketinggian kurang lebih 10 meter dalam keadaan sudah meninggal dunia,” jelasnya.

    Saat ditemukan, korban masih mengenakan kaus lengan panjang berwarna abu-abu dan celana pendek berwarna hitam, dalam keadaan telungkup.

    Hasil pemeriksaan luar menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik.

    Oleh karena itu, pihak kepolisian memutuskan untuk menyerahkan jenazah remaja tersebut kepada keluarganya untuk segera dimakamkan.

    “Keluarga korban tidak menghendaki dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya,” tutup Andreas.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • VIDEO Pelaku Mutilasi di Jombang Pasrah Ditangkap Disaksikan Mertua, Ternyata Rekan Kerja Korban – Halaman all

    VIDEO Pelaku Mutilasi di Jombang Pasrah Ditangkap Disaksikan Mertua, Ternyata Rekan Kerja Korban – Halaman all

    Pelaku mutilasi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur berhasil diringkus oleh pihak kepolisian, pada Rabu (19/2/2025) pukul 07.30 WIB di rumahnya.

    Tayang: Kamis, 20 Februari 2025 16:16 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Pelaku mutilasi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur berhasil diringkus oleh pihak kepolisian pada Rabu (19/2/2025).

    Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono, mengatakan tersangka ditangkap saat berada di rumahnya di Desa Plosogeneng, Kecamatan Jombang.

    “Kami mengamankan terduga pelaku pada tanggal 19 Februari di rumahnya, pada pukul 07.30 WIB, yang mana di dalam rumahnya sendiri ditemukan barang bukti motor, salah satu motor dan juga handphone milik korban,” paparnya, Kamis (20/2/2025).

    Motif tersangka membunuh dan memutilasi Agus Soleh (37) karena sakit hati atas ucapannya.

     

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini